Driiing... Driing... Driingggg...
Bunyi alarm kesekian kalinya membangunkan tidur seorang perempuan yang masih terlelap saat ini.
" Duuhh berisik banget "
Betapa terkejutnya saat melihat jam sudah menunjukkan pukul setengah 7 pagi, dengan artinya hari ini ia akan terlambat menuju kantor.
..
Azalea Slavina, biasa dipanggil Alea. Seorang perempuan cantik berumur 26 tahun, berkulit putih, betubuh tinggi dan berambut panjang.
Azalea bekerja sebagai Personal Asisten, dimana setiap harinya ia harus berurusan dengan atasannya.
Apakah Azalea senang ? Ooh tentu tidak, justru ia merasa sangat tertekan. Seperti sekarang ia terlambat masuk kerja karena ulah sang bos, bagaimana tidak Alea diminta mengerjakan pekerjaan hingga pukul 2 pagi dengan alasan pekerjaan yang penting.
Ting.. Ting..
Suara ponsel milik Alea berbunyi beberapa notifikasi pesan, sudah bisa ia tebak itu adalah pesan dari grup geng di kantornya.
Alea mengabaikan pesan itu, ia langsung bergegas bersiap siap untuk berangkat ke kantor.
...
Di kantor Alea memiliki geng yang berisikan 5 orang termasuk dirinya, dimana diantaranya bernama Maria, Selena, Julian, dan Yoga.
Seperti sekarang keempat temannya tengah menunggu kedatangan temannya itu, sebab sudah 10 menit yang lalu sang bos tiba di ruangannya.
" Gimana diangkat ga ? " tanya Selena kepada Maria dengan panik
" Engga, lagian kemana sih nih bocah biasanya udah sampe " jawab Maria sambil terus menghubungi Alea
" Apa jangan jangan dia mati ? bisa jadi dia setres terus mati di kossannya " celetuk Selena yang mendapatkan sentilan oleh Julian
" Sembarang, yakali Alea kayak gitu " kata Julian dan Selena hanya memanyunkan bibirnya
" Diangkat diangkat" kata Maria dengan antusias
Maria : Dimana sih Lo ? Si bos udah Dateng tuh, mana mukanya lagi asem
Alea : Iya nih gue baru jalan, tolong kasih alasan ya ke si bos kalau nanya gue
Maria : Yaudah cepet
Alea : Iyah Iyah, byee
Maria pun mengakhiri panggilan tersebut, sementara ketiga temannya menunggu dari percakapan keduanya.
" Kenapa dia ? " tanya Yoga penasaran
" Kesiangan, dan ya kita harus siap kalau ditanya si bos " ucap Maria dan ketiga nya mengangguk paham
Dan benar saja tak lama seorang laki laki bertubuh tinggi menghampiri meja mereka, dengan segera keempatnya pun duduk di kursi mereka masing masing.
..
Namanya Nathan Hartono, anak pertama dari Hartono Atmaja. Laki laki berwajah tampan yang bisa dikatakan idaman para wanita, bertubuh tinggi, dengan rambut yang klimis dan juga parfum yang bahkan dapat dicium dari beberapa jarak.
Ia adalah anak dari pemilik perusahaan tempat Alea bekerja, bisa dibilang Nathan adalah laki laki yang bersikap dingin kepada karyawannya.
Nathan baru menggantikan sang Ayah satu tahun ini, begitu juga dengan Alea yang dulu bekerja dengan Ayahnya kini berganti Bekerja dengan anaknya.
Dengan tangan yang dimasukkan kedalam saku celana, laki laki itu menghampiri meja Alea.
" Dimana Azalea ? " tanya Nathan dengan wajahnya yang datar
" Tadi katanya sakit perut pak, terus mampir di pom bensin jadi agak terlambat" jawab Maria
" Alasan klasik, kalau sudah datang langsung keruangan saya " ucap Nathan yang langsung kembali ke ruangannya
Mereka berempat cukup lega setelah kepergian sang bos dingin itu, Maria pun kembali menghubungi Alea
..
Alea yang masih berada dijalan pun terus menatap jam ditangannya, dengan perut yang lapar ia tahan agar bisa cepat sampai di kantor.
Ponselnya berkali kali berbunyi panggilan masuk, Alea mengabaikannya. Ia hanya meminta kepada supir ojek online nya agar lebih cepat.
Hingga akhirnya ia pun tiba ditempat ia bekerja, setelah membayar dengan langkah cepat ia pergi menuju ruangannya.
Begitu tiba diruangan, ia langsung meletakkan tasnya dan duduk untuk mengatur nafasnya.
" Lo di suruh keruangan Pak Nathan buru " kata Maria
Alea yang awalnya hendak meneguk air, langsung kembali bangun dan pergi menuju ruangan sang atasan.
Tok ... Tok ... Tok ...
Alea lebih dulu mengetuk pintu
" Masuk " terdengar suara dari dalam
Alea pun langsung mendorong handle pintu, ia melangkah masuk kedalam ruangan bosnya tersebut.
" Permisi Pak " kata Alea dengan hati hati
" Jam berapa ini ? " kata sang bos dengan dingin
" Jam 7 lewat 49 menit pak " jawab Alea hati hati
Nathan yang awalnya mentap fokus kearah laptopnya, kini beralih kearah Alea yang berdiri sedikit jauh darinya.
" Memang ga bisa di tahan sampai kantor ? " kata Nathan membuat Alea bingung
" Ma.. maksudnya pak? " tanya Alea agar sang bos memperjelas ucapannya
" Maria bilang kamu sakit perut, memang ga bisa di tahan sampai kantor? " Kini Nathan memperjelas
" O..oo maaf pak ga bisa " jawab Alea dengan malu malu.
" Duduk " perintah Nathan
Alea mengangguk, ia pun menarik kursi yang berhadapan dengan bosnya. Kini hanya sebuah meja besar yang menjadi penghalang antara bos dan dirinya.
" Ada apa ya pak ? Kalau bapa mau nanya jadwal hari ini biar saya siapkan dulu pak " kata Alea
" Lain kali kalau kamu kirim email ke saya di periksa lagi, coba ini kamu lihat apa yang kamu kirim ke saya " Nathan membalikkan laptop nya kearah Alea
Saat Alea melihat ia pun ikut terkejut, bukannya file pekerjaan yang ia kirim melainkan file daftar belanja yang ia kirim ke sang atasan
" Ma..maaf pak saya kurang teliti ". Kata Alea dengan malu
" Kamu harus lebih teliti, kalau ini terjadi kepada client kita bagaimana? Kamu masih mau kerja kan ? " ucap Nathan
" Mau pak, maaf nanti biar saya kirim kembali " kata Alea dengan rasa bersalah
" Segera, saya tunggu. Dan saya tidak mau kejadian seperti ini terulang lagi, sekarang kembali ke meja kerja kamu " kata Nathan dan Alea mengangguk
Dengan segera Alea pamit untuk kembali ke meja kerjanya, sepanjang jalan ia terus menyumpahi sang atasan karena rasa kesal.
" Ya Lo bayangin aja, mata gue udah sepet terus Lo suruh gue kerja di jam 11 malem. Gue sumpahin jodoh Lo nanti bawel, biar mampus sekalian" kata Alea dengan kesal
Keempat temannya melihat raut wajah kesal Alea setelah kembali dari ruangan bosnya itu, mereka tau jika ada terjadi..
" Minum dulu le " kata Julian sambil memberikan sebuah cangkir milik Alea.
" Lo pada bayangin aja, gue di suruh kerja jam 11 malem. Udah dari pagi cape, ditambah kerja dadakan. Dasar bos gila, gue sumpahin punya bini bawel, biar mampus " kata Alea dengan kesal
Julian menyingkirkan tangan beserta gelas yang ia pegang, ia tau jika temannya sedang emosi.
" Sabar aja udah, kan Lo udah tau sikap dia kayak gitu " kata Yoga membantu menenangkan
" Gaa gue cape, dia pikir gue ga butuh istirahat kali yah. Pokoknya gue mau resign, bodo amat " ucap Alea dengan kesal
" Siapa yang mau Resign ? Kamu ? " tanya Nathan yang membuat Alea dan keempat temannya terkejut
Alea dan keempat temannya terkejut dengan adanya sang bos disana, terlebih Alea ia pun mencoba menjawab dengan setenang mungkin.
" Bukan saya pak, tadi ada yang cerita ke saya jadi saya cerita ke teman teman " jawab Alea dengan santai
" Ini waktu untuk bekerja bukan untuk ngobrol, kalau mau ngobrol di cafe bukan disini tempatnya. Saya tunggu jadwal hari ini, saya gamau ada kesalahan lagi " kata Nathan yang kemudian pergi kembali
Alea mengepalkan tangannya dan melambungkan di udara, keempat temannya hanya bisa melihat bos dan sekretaris nya yang tak pernah akur.
" Kalau santet orang dimana sih ? " tanya Alea dan semua hanya mengangkat bahu
" Ga asik Lo semua " ucap Alea yang kemudian kembali mengerjakan pekerjaannya.
..
Diruangan Nathan tengah sibuk dengan beberapa dokumen diatas mejanya, tiba tiba ia mendengar suara ketukan pintu dari depan
" Ya masuk " ucap Nathan sambil tetap fokus dengan laptopnya
Perlahan pintu terbuka, begitu ia menoleh ia melihat sang ayah yang masuk tanpa memberikan kabar sebelumnya.
" Nathan Nathan, kamu ini jangan terlalu dingin lah ke bawahan " kata sang Ayah sembari mendekati putranya
" Apasih yah, Nathan biasa aja ko. Papah tumben kesini, ada perlu apa ? Papah mau minum apa ? Biar Nathan minta Alea buatkan" kata Nathan kepada sang Ayah
" Engga perlu, jadi gini Nathan. Adikmu Stefano kan akan pulang ke Indonesia, Papah ingin dia juga mengurus perusahaan ini. " ucap sang Papah mengenai maksud kedatangannya
" Ya Nathan ga masalah sih Pah, tapi anaknya beneran mau fokus ga? Nathan ga keberatan ko, justru Nathan senang " jawab Nathan
" Ya kita lihat saja, walaupun adikmu itu tidak seperti kamu tapi Papah yakin dia akan bertanggungjawab. Kamu sudah ada kabar dari adikmu? "
" Sudah " jawab Nathan singkat
" Yasudah, kalau gitu Papah mau pergi lagi. Ingat, kamu ga boleh jutek ke bawahan kamu terutama Alea. Apalagi kalau dia sampai resign, kamu yang rugi Nathan " kata Sang ayah dan Nathan mengangguk
Sang Papah pun pamit dan keluar dari ruangan Nathan, inilah keluarga mereka tak pernah ingin membahas masalah pekerjaan dirumah.
Nathan kembali fokus mengerjakan pekerjaannya, ia sendiri tak masalah mengenai adiknya yang akan bergabung dengan dirinya.
...
Alea yang baru saja selesai dari toilet berpapasan dengan Pak Hartono, raut wajah Alea pun berubah menjadi sumringah melihat bos lamanya.
" Bapak, apa kabar ? " Alea mulai menyapa
" Kabar baik Alea, kamu sendiri bagaimana? " Pak Hartono berbalik bertanya
" Alhamdulillah saya juga baik, bapa mau keruangan Pak Nathan ? Mau saya buatkan minuman? " ucap Alea tak kalah antusias
" Engga usah, saya baru dari ruangan Nathan. Bisa kita ngobrol? Kamu tidak sibuk kan ? " tanya Pak Hartono
" Engga pak, boleh ayo " kata Alea mengangguk
Pak Hartono mengajak Alea untuk berbincang di area istirahat, setelah memesan minuman mereka mulai berbincang.
" Kamu selama bekerja dengan Nathan, ga ada masalah kan Alea? " tanya Pak Hartono lebih dulu
" Engga ada ko pak ga ada, aman " jawab Alea, walaupun sejujurnya ingin ia jawab jika banyak masalah bekerja dengan Nathan
" Saya khawatir kamu jadi tertekan, karena Nathan itu sangat gigih bahkan terlalu gigih. Dia juga orang yang tertutup, tak banyak bicara, ya kamu bisa nilai lah bagaimana dia. Ada satu yang saya takutkan" kata Pak Hartono
" Apa pak ? " tanya Alea penasaran
" Saya takut kamu Resign " ucap Pak Hartono mengenai ketakutannya
" Ya mungkin untuk sekarang belum ya pak, tapi kita engga tau kedepannya. Apalagi saya sudah lama bekerja disini, saya juga ingin berkembang tapi untuk sekarang saya belum ada niatan sih pak " jawab Alea, walaupun jika jujur ingin sekali ia mengatakan ingin resign sekarang juga
Pak Hartono mengangguk paham tentang apa yang Alea maksud, dan ia juga merasa tak berhak untuk menahan Alea lebih jauh .
" Yasudah, saya pulang dulu. Kamu lanjut pekerjaan kamu, nanti Nathan mencari kamu " kata Pak Hartono dan Alea mengangguk
Setelah keduanya berpamitan, Alea pun langsung kembali ke meja kerjanya untuk melanjutkan pekerjaan.
Jam sudah menunjukkan pukul 11:30 WIB dengan artinya, tiga puluh menit lagi waktu makan siang dan ia bisa beristirahat dan mengisi perutnya yang lapar sejak pagi tadi
Saat Alea tengah memikirkan apa yang akan ia makan nanti saat istirahat, ia dikejutkan oleh suara telpon diatas mejanya.
" Selamat siang dengan—" ucapannya terpotong oleh orang di telp tersebut
" Tolong reservasi tempat untuk makan siang untuk 4 orang, di tempat makan biasa. Saya mau bertemu client, ada beberapa yang ingin saya bahas disana " ucap seseorang dari sana yang tak lain ialah Nathan
" Tapi pak, makan siang 30 menit lagi pak " jawab Alea
" Iya saya tau, makanya saya suruh kamu reservasi untuk makan siang Alea " jawab Nathan kembali
" Tapi maaf pak sebelumnya, restoran yang biasa itu pasti sudah ramai pak dan kemungkinan kita tidak bisa mendapatkan tempat " jawab Alea sambil menahan rasa kesal
" Saya yakin kamu bisa, saya tunggu kabar dari kamu " kata Nathan sebelum panggilan terputus
Alea membanting gagang telpon dengan kencang, suara itu mampu menarik perhatian keempat sahabatnya.
" Astaghfirullah, taubat gue taubat. Dosa gue apa sih punya bos kayak gitu " ucap Alea sambil menekan nomor yang hendak ia hubungi
Keempat temannya saling berpandangan, mereka sendiri tak tau apa yang sebenernya terjadi.
" Hallo, selamat siang. Kak sayang mau reservasi untuk makan siang, untuk empat orang masih bisa ? " kata Alea menjelaskan
"..."
" Tolong banget kak, soalnya saya sudah janji untuk makan siang disana. Dimana pun ga masalah kak " kata Alea dengan khawatir
" ... "
" Yaudah ga apa apa kak, nanti atas nama Pak Nathan yah Kak. Terimakasih banyak sebelumnya kak, terimakasih " kata Alea dengan gembira
Tak lama dari panggilan berakhir, Nathan yang sudah siap untuk keluar menghampiri Alea.
" Gimana ? bisa ? " tanya Nathan dengan wajah datar
" Bisa pak aman " jawab Alea
" Saya bilang apa, bisa kan. Yasudah saya berangkat sekarang" kata Nathan
Alea langsung mengambil tasnya dan berdiri untuk siap mengikuti sang bos.
" Mau kemana kamu ? " tanya Nathan kepada Alea
" Bapa mau ketemu client kan ? Berarti saya ikut kan ? " jawab Alea dengan polos
" Memangnya ada kata kata saya untuk mengajak kamu ? Ga ada kan ? " jawab Nathan yang kemudian pergi meninggalkan Alea
Alea mengepal keras tangannya, sungguh Alea ingin sekali memukul wajah tampan sang bosnya itu.
" Pokoknya gue mau Resign, gue udah cape gue udah ga kuat punya bos gila kayak dia " kata Alea dengan penuh emosi
Jika ada yang bisa ia lakukan sekarang, rasanya ingin sekali Alea mencaci maki sang bos dengan kata kata kasar.
Tak lupa sumpah serapahnya pun keluar untuk bosnya saat ini.
Alea dan keempat temannya sudah selesai mengisi perut mereka, mereka masih memiliki Waktu 30 menit untuk kembali bekerja.
" Le, gue kasih saran nih ya. Lo jangan terlalu benci sama Pak Nathan, nanti lama lama suka loh " kata Julian memberi saran
" Hah ? suka ? Ga bakal, najis gue " jawab Alea dengan ketus
" Hus, ga boleh Le. Tapi yah kalau di liat liat, Pak Nathan itu ketus kayak gini ke Lo doang tau. Apa dia nutup perasaannya biar lo gatau " Maria ikut menimpali
" Tapi sih emang biasanya cowo kalau suka sama cewe gitu Le, ga pernah terang terangan. Jadi kayaknya iya, Pak Nathan suka sama Lo " Kali ini Yoga ikut menjawab
" Gaes, gini ya. Pertama Pak Nathan itu bos kita, dan kalian juga tau kan orang kayak Pak Nathan pasti seleranya jauh. kedua Pak Nathan itu emang sikapnya dingin kayak es jadi ga ada deh kayak teori teori Lo berdua " kata Alea yang kemudian kembali menyeruput minumannya
" Tapi kalau Pak Nathan jadian sama Alea, kasian juga sih Pak Nathan " ucap Selena
" Kenapa ? " tanya Maria
" Ya Pak Nathan kan orangnya kalem gitu, sedangkan Alea orangnya emosian jadi nanti pasti Pak Nathan kena omel terus sama Alea " jawab Selena
" Ngaco, udah ayo lah balik bentar lagi masuk " jawab Alea yang diikuti anggukan yang lainnya
Alea segera kembali untuk bekerja, dan baru saja ia tiba di meja kerjanya disana sudah ada Nathan yang tengah berdiri seolah menunggu dirinya.
" Siang Pak " sapa Alea dan lainnya
" Kamu ga denger yah, tadi saya minta untuk 4 orang Alea tapi kenapa yang kamu pesan bisa untuk satu RT " jawab Nathan
Tentu Nathan mengatakan hal itu, saat ia tiba dirumah makan ia terkejut dengan tempat yang sudah Alea reservasi.
Dan memang saat Alea mereservasi pihak resto mengatakan jika hanya ada tempat yang berisikan 30 orang yang tersedia, alhasil tanpa pikir panjang Alea mengiyakan.
" Ya karena yang tersedia hanya itu pak, kan bapa yang minta harus tetap disana " jawab Alea
" Ya tapi ga seperti itu, haduh sudahlah percuma " kata Nathan yang kemudian pergi meninggalkan Alea
Kali ini Alea merasa senang, ia senang membuat bosnya merasa kesal. Ia pun segera kembali berkerja, entah nanti bagaimana ia tak mau memikirkan.
...
Pukul 5 sore pun tiba, keempat teman Alea sudah bersiap siap untuk pulang begitu juga dengan dirinya.
Dan Nathan ia juga sudah mulai meninggalkan ruangannya, ia melewati meja kerja Alea beserta keempat temannya.
" Sore pak " sapa Alea dan lainnya
Tak ada jawaban apapun dari Nathan, ia hanya berjalan lurus kedepan tanpa menoleh sedikitpun kearah suara yang menyapanya.
" Gue penasaran, apa adiknya Pak Nathan sedingin dia yah " kata Maria
" Emang Lo tau adiknya pak Nathan ? " tanya Yoga
" Tau, gue ngepoin Pak Hartono. Adiknya ga kalah ganteng dari abangnya " jawab Maria
" Ah sama aja pasti, orang adik kaka gitu ko. Udah ah, ayo pulang " kata Alea dan keempat nya mengangguk
Alea tak mau memikirkan hal yang terjadi hari ini, yang ia rasakan ialah ia ingin merebahkan tubuhnya dikasur yang empuk bagi dirinya.
Setelah ojek online yang ia pesan tiba, dengan segera ia meninggalkan kantor tempat ia bekerja.
Sore hari adalah waktu dimana semua pekerja pulang, dan tak heran jika perjalanan harus merasakan kemacetan dengan kendaraan lain.
Saat lampu merah, Alea pun ikut berhenti seperti kendaraan lainnya. Namun ia tak sadar jika ada seseorang yang memperhatikan dirinya dari dalam mobil, seseorang yang terus tersenyum menatap dirinya.
" Aku kembali, kita akan mulai semuanya lagi dari awal " ucap seseorang itu
Setelah lampu berubah menjadi hijau, Alea dan beberapa kendaraan lainnya pun kembali melanjutkan perjalanan mereka.
Begitu tiba di kosan, Alea pun langsung merebahkan tubuhnya. Ia merasa hari ini tenaganya terkuras habis karena ulah atasannya.
" Kalau gue resign, Ibu sama Adik gimana di kampung. Ga mungkin juga kan pulang ke kampung, dan buat cari kerja baru seperti sekarang juga susah banget" kata Alea sambil berbicara sendiri
Setelah ayah Alea pergi, ialah yang menggantikan sang Ayah untuk mencari nafkah. Alea memilih merantau, sedangkan ibu dan adiknya tinggal di Yogyakarta.
Entah kerena merasa lelah, tak lama ia pun tertidur begitu saja.
...
Nathan yang baru saja tiba dirumah langsung disambut oleh Ibunya yang sedang menyiram tanaman.
" Bu, " kata Nathan sembari mencium tangan sang ibu
" Gimana hari ini ? Ga ada masalah kan ? " tanya Rahayu sang Ibu
" Aman Bu, Stefano sudah sampai? " ucap Nathan mengenai adiknya
" Sudah, tadi sih lagi main game. Sana masuk, nanti ibu nyusul " kata Sang ibu dan Nathan mengangguk
Nathan segera masuk kedalam rumahnya, dan benar saja ia melihat sang adik yang tengah merebahkan tubuhnya diatas sofa sambil memainkan game di ponselnya.
" Ga ada berubahnya, masih aja main game " kata Nathan yang kini duduk di sofa tak jauh dari sang adik
" Hidup itu harus seimbang, jangan kerja mulu. Harus ada hiburan bang " kata Stefano sambil fokus memainkan gamenya
" Inget kata Papah, Lo sekarang harus bantu gue di kantor jadi jangan main main " ucap Nathan kembali
Stefano yang sudah selesai dengan gamenya pun langsung mengubah posisinya, kini ia duduk mendekat kearah sang kaka.
" Bang, Alea itu sekretaris bapa dulu kan ? " tanya Stefano dengan antusias
" Kenapa ? " tanya Nathan singkat
" Dia udah punya pacar belum ? " tanya Stefano kembali
" Mana gue tau, lo belum mulai kerja aja udah kayak gini. Jadi ga yakin kalau lo serius kerja, jangan jangan lo cuma mau nyari pacar " ketus Nathan
" Bang, kan udah gue bilang. Hidup harus seimbang, lagian Lo kenapa sih bang gamau cari pacar lagi ? Masih sayang lo sama mantan Lo itu, kalau gue jadi Lo sih gue udah move on saat itu juga " kata Stefano
" Gue cape mau istirahat, jangan lupa besok lo udah mulai ke kantor " kata Nathan menghindari pertanyaan sang adik
Stefano hanya menggelengkan kepalanya, ini bukan kali pertama sang kaka menghindari pertanyaan seperti ini
Stefano kembali memainkan gamenya, ia bukan seperti Nathan yang gila kerja.
Nathan yang sudah berada di kamar pun langsung merebahkan tubuhnya, ia mengeluarkan ponselnya dari dalam saku jasnya.
Nathan mengirimkan sebuah pesan kepada seseorang, setelah itu ia menyimpan ponselnya dan mulai membersihkan tubuhnya.
...
Pukul 8 malam Alea bangun karena rasa lapar, sejak pulang tadi ia belum mengisi perutnya dengan apa pun.
Alea mengecek ponselnya, dan ia pun sedikit terkejut dengan pesan yang ia terima
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!