NovelToon NovelToon

BERSAMA DENGAN MU

1

...Happy reading...

*

*

*

*

*

Diruangan remang remang minim cahaya, hanya menyisakan satu lampu meja nakas menyala, menemani sejoli beraduh skill dalam bercinta.

Suasana malam dingin seakan berganti panas, walau AC menyala, pendingin ruangan tak bisa mengalahkan kedahsyatan panasnya di kamar luas sebuah hotel berlokasi tengah2 padatnya perkotaan.

2 jam lebih sudah pergulatan panas itu berlangsung, mereka masih energik melakukan nya. Nafas keduanya memburuh, mencari cari luasnya kenikmatan.

Ranjang king size telah menjadi saksi kebrutalan mereka.

Bantal, guling, baju, pakaian dalam mereka sudah berserakan dimana-mana, dilantai, terlalu brutal.

"Ahhh....Faster.......baby...." mulutnya melengkung nikmat, wanita cantik bertubuh molek nampak sedang memacu adrenalin nya bagaikan penunggang kuda diatas tubuh telanjang seorang pria yang sepertinya tidak lah asing, pria itu mencengkeram erat pinggul wanita itu, hingga menimbulkan goyangan maut.

"Uhh...."

"Ahhh..."

"Sshhh..ahh"

"Mhmmm..."

"Akhhh...akhhhh.... Yeah....baby...."

Desisan, Desahan, erangan, terus bersautan dari bibir mereka.

"Akh....sttttt....mmmmm"

Tubuh si wanita Sexy itu bergetar hebat tak kala laki laki itu mempercepat gerakan tempo nya di bawah sana, gigitan gigitan kecil pria itu berikan di tempat sensitif wanita itu, yang mana membuat wanita itu semakin melayang layang terbang menuju nirwana.

"Akh....sempit sekali, kau benar benar membuat ku gila"batin pria itu tengah mendesah.

"Ahhkkk...."

"Oh,akh... shit! Ini nikmat sekali!!"erang Pria itu terus menyentakan milik nya dari bawah sana, ia dibuat gila oleh tubuh Sexy diatas antara pahanya, tak henti henti kedua sejoli tanpa hubungan itu mendesah panjang dan menikmati kenikmatannya masing-masing.

*

*

*

*

*

*

Masih diposisi sama, sang wanita terus memompa tubuhnya naik turun, agar menyeimbangi permainan pria itu.

Sengatan sengatan listrik menjalar di sekujur tubuh kedua jenis makhluk berbeda gender tersebut, surga dunia telah mereka rasakan, jelas, mereka terlena.

Nafsu menguasai kesadaran keduanya, tak ada lagi istilah khilaf, ini sudah khilaf kebablasan, terlalu jauh mereka bermain.

Mereka seakan lupa, jika yang mereka lakukan adalah dosa besar.

Bibir mereka bertautan, dari kecupan hingga lumatan lumatan Sexy tercipta, mereka sangat pandai memainkan lidah mereka(sepertinya dua sejoli ini sangatlah pro dalam hal ciuman ini?)

Tangan nakal pria itu tampak tak terkendalikan, menyentuh sana, sini, ia tak tinggal diam, tangan kanannya meremas buah dada sintal terpapang menantang ia pilin pucuk pink itu, sedangkan tangan kirinya di pergunakan untuk menekan tengkuk leher teman ranjangnya ini.

"Sshh... akhhh...."Desis wanita itu, semakin menggelinjang layaknya ulat saat sang pria bermain kasar pada Area intinya, membuat suatu yang licin keluar dari antara selangkangannya.

"Sesuatu yang sudah dimulai tak bisa dihentikan begitu saja bukan?"

Puas memainkan tubuh sang wanita tak asing itu, Dengan cekatan pria bule itu membalikan posisi, yang semula ia dibawah kini ia diatas, waktu nya balas dendam. Kini pria itu memimpin permainan, giliran wanita seksoy itu mendesis tak karuan dalam kukungan tubuhnya yang kekar dan semakin terlihat Sexy akibat keringat yang menetes.

"You like this?"bisik mesra laki laki itu, suaranya terdengar serak karena menahan hasrat.

"Are you an asshole?" Jawab wanita itu.

"Kau baru bertanya ketika kita sudah sampai di sini?"seringai pria itu tercetak jelas dibibir Sexy nya terkekeh sinis.

"You're a crazy man!!"

"Seharusnya kau tau dari awal"

Lanjut lagi?

Merasa tak puas, sang pria melanjutkan permainan ini dibawah kendalinya, ia terus menghujam inti wanita yang sudah ia perawani dengan ritme cepat, entah berapa kali mereka klimaks, yang pasti mereka tak sadar bahwa mentari akan segera terbit.

+

+

+

+

+

+

Mentari menyambut pagi...

+

+

+

+

+

+

+

+

Dert....dert...

Deringan telepon berbunyi, seorang wanita Tubuhnya tertutup selimut, Tangan mungilnya mencoba meraih handphone dinakas, matanya masih terpejam, dia menekan tombol hijau untuk diangkat, rasa rasanya tenaga dalam tubuh sudah terkuras habis setelah pertempuran panas malam tadi.

"Hall...."

"Eh loh dimana anjg!!!"Potong sarkas si penelepon, tampak tak bersahabat suara di sebrang sana, terdengar meninggikan suara.

"H-ah?"matanya melek seketika, ia melihat telfon, memeriksa, siapa penelfon ini, kenapa marah²?

Maklum, otaknya sedang belum kumpul.

Renza, tertera di nama panggilan, si cantik itu langsung kelimpungan panik, ia harus lakukan apa untuk menjelaskan pada si penelpon itu tentang keadaannya sekarang.

"Oh shit!!!, Bagaimana ini?"gerutunya, guratan guratan cemas tergambar di keningnya.

Wanita itu terduduk sambil menutupi seluruh tubuhnya yang polos mengunakan selimut tebal.

"Emmm gue bentar lagi pulang kok"gugup wanita itu menjawab pertanyaan penelfon disebrang sana.

"Awas loh sampai rumah!!"

Tut....

"Huffff, akhirnya mati juga telfon nya" nafas lega ia rasakan.

"Tapi aku harus gimana nanti sampai rumah? Udah pasti si bakalan digantung di pohon tomat milik renza depan rumah, alamat lah udah" gumamnya.

Diliriknya samping kanan, tengah tertidur dengan nyenyak nya sosok pria tampan, wajah yang mulus, bibir yang Sexy, terbukti semalam ia sangat terbuai, hidung yang juga mancung, sungguh pria yang sempurna bukan? Tapi sayang, dia harus meninggalkan pemandangan indah ini, siap siap saja dia harus mulai melupakan kejadian semalam, menganggap bahwa ia tak pernah melakukan hubungan intim, se intim semalam.

"Semoga anakku nggak mirip seperti mu ya"dielusnya perut datar miliknya, berharap secepatnya makhluk kecil hidup didalam sana.

Ia kembali memakai baju yang memang sengaja dibawa dalam tas mininya, seakan semuanya sudah terancang sangat matang. Baju milik nya semalam sudah tak terbentuk lagi akibat keganasan pria tampan di atas ranjang tersebut, sebelum benar benar pergi ia menuliskan sesuatu diperut sixpack pria kencan semalam nya mengunakan spidol yang ia bawa.

Niat banget nih cewek 😭

"Semoga setelah kau bangun, kau tidak mencari ku ya, kalau akhirnya aku beneran hamil, aku akan merawat nya, kau tenang saja, bibitmu aman padaku"ia lagi² mengelus perut dari balik baju milik si gadis, eh udah nggak deh.

selesai semua urusan, wanita itu keluar dari kamar bernuansa gold sambil jalan tertatih tatih, tentu saja ini adalah pengalaman pertama baginya.

Brak!.

Sepasang Mata tajam itu terbuka lebar mendengar suara pintu tertutup, ia bangun, ekspresi wajahnya merah padam, pertanda ia sangat marah, apalagi diatas tubuhnya terdapat tulisan "terima kasih atas sumbangan sperma gratisnya ganteng😘😘😘"

"Yenara Axullia, akan ku lihat sampai mana kau bisa berlari dari kekacauan yang kau perbuat ini, kau mau bermain main dengan Tuan Negime Stuart Milly?" Egi menatap Lamat bercak darah yang mulai mengering di seprei putih nya, ia sedikit mengusap, tak sedikit pula ia remas, batinnya teramat kesal mengetahui fakta lain dari Yena.

"Rupanya ia masih virgin, shit!!!"

Egi bangkit, ia menuju toilet untuk membersihkan bekas percintaan nya bersama wanita munafik seperti Yena, Egi mengutuk Yena dalam hati, berhubung tadi ia mendengar yena berkata supaya anaknya tak mirip Egi, maka Egi bersumpah, kalau benih yang tak sengaja ia tanam di rahim Yena, semoga 100% mirip dia tak kurang tak lebih apapun!!! Harus mirip dalam segi apapun!!! Egi tak main main akan sumpahnya, terkhusus bagi wanita seperti Yena.

Wanita terkutuk!!

*

*

*

*

*

*

*

To be continued....

+

+

+

+

(Anjirr termor gw nge nulisnya, begini aja udah terteran 😭)

(apalagi ini pertama kali author bikin cerita esek² gini maklum y guys kalau hasilnya membagongkan 😭👍👍)

Hadir lagi dengan cerita yang baru

Bagaimana guys? Panas??

Berikan tanggapan kalian

Spam komen

Spam komen

Spam komen

Spam komen

2

..."Mau Cewek satu kabupaten yang ngejar-ngejar Egi, tapi kalau Egi jodoh Gue, Cewek satu kabupaten itu bisa apa??"...

...YENARA AXULLIA....

*

*

*

*

Biasakan Vote, comen, and follow ya guys.....

Komen di setiap paragraf nya!

*

*

*

HAPPY READING!!

*

*

Yena sudah ada di depan rumah , kakinya terasa berat melangkah ke depan untuk masuk.

Yena menarik nafas dalam-dalam, satu langkah kedepan memajukan satu kakinya, tapi kemudian ia urungkan, rasanya bener bener deg deg kan.

Pilihan cuma dua, pulang dihajar Renza, atau kabur.

mantap mengikuti kata hati, Yenara balik arah, sudah diputuskan Yena akan kabur sekarang juga!! sebelum orang bernama renza itu muncul.

1detik

2detik

3detik

4detik

5detik

"YENARA AXULLIA! BALIK NGGAK LOOOH!!!" Teriakkan menggelegar dipekarangan rumah besar itu.

Kaki Yena otomatis terhenti sesaat, "oh, shit!!mampus!!" Yena merasa hawa dingin di sekujur tubuhnya.

"MAJU SATU LANGKAH LAGI, GW PASTIIN LOH NGGAK BISA JALAN LAGI PAKE DUA KAKI LO ITU!!!"lengkingan teriakan itu kembali terdengar.

Yenara berbalik, benar dugaan dia kalau orang yang teriak itu Renza, dia pulang sama aja cari mati sama si Renza itu, liat tatapan cowok itu, seperti ingin menelannya hidup hidup, begitu menyeramkan.

"Gimana ini anjimm..."

Kaki jenjang Renza melangkah mendekati Yena didepan gerbang, tangannya terlipat bersedekap dada.

"Mau kabur, Hm?"Renza tersenyum, tapi bukan sekedar senyum, menurut Yena, senyuman Renza mengerikan.

Tubuh Yena merinding melihat senyum Renza, dirinya tau Renza marah besar kali ini, Yena menetralkan jantung nya yang dari tadi dugem nggak karuan.

"okeh Yena...kalem, slow, come on baby, lo pasti bisa ngadepin ini orang"

"Eh...ada kakak Renza ganteng"Yena menampilkan deretan gigi putih berserinya.

"Hmmm" balas Renza bermuka datar.

"Mmm....ngapain disini?" Dengan bodoh Yena bertanya pada Renza, antara bodoh atau nggak nyadar sih?.

"Ngipiin disini? Lo bego'?"kesal Renza bertanya, ingin sekali ia melempar Yena keluar bumi, ya jelas ini rumah dia juga, itu kenapa dia disini!! slow atuh bang, slow🤣.

"Kak..."

"Masuk!!"titah Renza memotong omongan Yena, Yena nggak punya pilihan lain selain patuh.

*

*

*

*

*

*

Suasana Ruang tamu mendadak dingin mencekam, Yena duduk di sofa panjang, Renza duduk di sofa single, dua puluh menitan mereka masih saling diam.

Renza memijat pelipisnya, Kok bisa gitu, ada orang segoblok Yena, pikirnya.

"Hiks......"Yena tidak tahan situasi ini, ia terisak.

"Kak, ak..aku minta maaf y... hiks..."Yena tertunduk, terisak, kesalahannya kali ini udah fatal. Menjebak orang lain demi mendapatkan sebuah kenangan dari orang yang ia jebak itu, apa tidak bisa dikatakan gila?, Terlebih lagi melakukan one night stand bersama pria yang bukan suaminya.

Gila kan???.

"Huhuhu ...aku minta maaf kak" tangis Yena pecah, kalau gini, mana bisa Renza marah lama lama.

Renza mengigit bibirnya, beneran nggak tega kalau liat Yena nangis "siall!!".

Renza menghela nafas.

Renza paling nggak bisa liat adik yang sedari kecil ia jaga menangis, bila marah pun, Renza akan melakukan apapun untuk membujuk Yen biar nggak ngambek, tapi kali ini, apa bisa Renza mentolelir kesalahan Yena?.

"Udah, nggak usah nangis"Renza Mengelus lembut Rambut Yena.

Yena menegakkan pandangan nya, menghapus air mata."kakak nggak marah lagi?"tanya Yena berbinar.

Wajah Renza berubah datar, selalu seperti ini!.

"Cepat sekali perubahan nya, dasar wanita!"

"Hmmm"

"Rencana lo selanjutnya apa?"Renza mulai berbicara serius.

Yena tersenyum, meraba raba mengelus perutnya"berharap mahluk kecil datang secepatnya."

"Setelah lo rela kehilangan keperawanan lo, lo masih mau rela jadi ibu muda?"emosi Renza mulai terpancing lagi.

"Lebih baik seperti itu daripada aku nggak bisa selama lamanya sama Egi"

"Selain bego' lo nggak punya otak y?".

"Kakak baru tau?"lagi lagi Yena tersenyum.

"Lo bego'!!! Nggak ikhlas gue punya ponakan hasil Benih tu orang, biarpun ganteng, kaya, dan punya kekuasaan, gue nggak Sudi!!!!"Renza tak habis pikir dengan jalan pikir adiknya itu, setelah beberapa hari lalu merencanakan hal gila, ini mau buat hal lebih gila lagi?.

"Tapi sepertinya kecebong Egi sudah mulai balapan, kamu telat kak, sebentar lagi loh bakal punya ponakan ganteng, gue jamin dia mirip ibunya"Yena terkekeh.

"Seyakin itu?"

"Iya, gue yang mendominasi nyerang dia duluan"Ucap Yena percaya diri, Yena, percaya diri mu terlalu tinggi.

"Sejak kapan, adek gue seliar dan seagresif ini?"

"Jangan lupa lo, kalau gen laki laki lebih dominan, ditambah Egi benci sama lo, apa lo tau kalau Egi nyumpahin lo apa nggak?"

Yena diam, bener juga, tapi tak masalah kalau nanti mirip ayahnya, Egi ganteng, tiap hari anaknya akan menjadi obat rindu Yena untuk Egi.

"Dan apa lo nggak mikir, kalau nanti seandainya anak lo Hadir terus Egi nemuin lo, apa nggak mungkin kalau Egi bakal nggak ambil anak itu dari lo? Secara Egi berkuasa?"lanjut Renza.

Yena semakin terdiam, "tidak, itu tidak akan Yena biarkan"

"Sebisa mungkin aku akan menjauhkan anakku dari Ayahnya se jauh jauhnya, sampai egi nggak bisa nemuin anak kami, gampang kan?"Yena terlalu menganggap enteng masalah ini.

"Susah emang kalau ngomong sama sejenis makhluk Pluto kaya lo"Ucap Renza.

"Terserah, pokoknya, masalah ini jangan sampai egi tau, kalau aku sengaja minta sumbangan sperma nya"Yena memperingatkan Renza.

*

*

*

*

******

*

*

*

*

*

Ngug...ngung.....ngung....

*

*

*

*

"Aisssss...siapa yang lagi ngomongin, kenapa berdengung keras sekali"Egi menutupi telinga kirinya dengan telunjuk jarinya, mengerakkan Nya seakan akan gatal.

"Bos?"Ihwan terheran melihat bosnya.

"Hmm"

"Anda kenapa bos?"tanya Ihwan.

"Tidak papa, kuping ku hanya berdengung"jawab egi.

"Owhh"

"Apa sudah ada kabar tentang keberadaan wanita itu?"

"Belum bos, sepertinya nona Yena menyembunyikan identitasnya dari anda, bahkan peretas handal kita nggak bisa melacak nya, dia terlalu pandai"

Brakkk!!!

Egi membanting map didepan Ihwan"bodoh!!!"umpatnya kesal.

"Bagaimana kau bisa selambat ini, hanya mengurusi satu orang saja kau tidak becus"

"Maaf bos"ucap Ihwan tertunduk, ia tak berani menatap bosnya.

"Dalam tiga hari, data keberadaan wanita itu harus sudah ada di meja ku"Egi mengetuk ngetuk mejanya.

"Baik boss"

"Yena, dimana pun kau berada sekarang, aku pasti akan menyeret mu sendiri menggunakan tanganku, karena kau sudah lancang mencuri sesuatu berharga dari ku."

Egi mengotak ngatik handphone, "kenapa Renza nggak bisa juga dihubungi, apa ini rencana kalian berdua?."

"Musuh akan selamanya musuh!!"

Mengingat Yena telah mengambil keuntungan darinya, wajah Egi berubah kemerahan, ah... dia salting, mengingat kembali kenangan malam panas itu, membangkitkan kembali adik kecilnya yang semula tenang.

"Siall"

*

*

*

*

*

*

*

To be continued.....

Renza: kakak Yena, dari Yena kehilangan orang tua mereka sejak kecil, ia yang menghidupi Yena sampai Yena sebesar sekarang, bahkan nggak akan segan segan untuk membunuh siapapun yang menyakiti Yena, ia sangat menyayangi Yena, tapi ya gitu kadang dia suka koplak.

Bay

See you next part.....

3

...Jangan pelit buat vote!!!...

*

*

...HAPPY READING!!...

*

*

*

*

"Salila.... ayeuna.... Ayana.... di mana...."

"Ku te sangka.... salila... midua...cinta..."

Suara bocah cedal memenuhi salah satu unit kamar apartemen, seraya memainkan handphone bocah kecil itu terus bernyanyi. Didapur sambil menggelengkan kepalanya seorang wanita tengah memasak, terkekeh geli akan kelakuan anaknya.

"Salira? siapa Cello? Teman Cello?"tanya sang Mommy.

Cello diam, namun tangannya aktif memainkan game di handphone, mulutnya komat Kamit karena musuhnya digame nggak mudah di kalahkan.

"Yaaaah, kalahhhh"Cello mendesah pelan.

Mommy nya hanya tekikik, gemes banget sama anaknya ini.

"Ih, ini gara gara mommy, kan Ello jadi kalah"ucapnya cemberut.

"Kok mommy yang disalahin?"Mematikan kompor lalu mendekati Ello disofa.

"Iya, mommy mengganggu konsentelasi Ello main" bibirnya mengerucut.

"Hahaha, ngomong R aja belum bener, mau sok sok an main game itu, dasar bocah, bocah" mengacak gemas rambut cello.

"Ckk, mommy, lambut Ello jadi lusak, nggak ganteng lagi dong" kesal Ello sibuk membenahi rambutnya.

"Anak mommy selalu tampan kok, mau digimanain juga" ia semakin mengacak rambut Ello.

"Nggak nyangka aku mampu membesarkan Ello sampai sebesar ini"

"Mommy tadi nanya Ello apa pas lagi main game?"

"Itu, salira siapa? Temen Ello? Kok mommy nggak tau?"ia cukup terkejut mendengar anaknya menyebutkan nama salira, se tahunya Ello nggak cukup dekat dengan anak² lingkungan sini sama di Playground, anak itu terlalu pendiam jika diluar.

"Oh, itu lagu yang lagi hits mommy"jawab Ello santai.

"Tau dari siapa? Mommy kira nama anak cewek ?"goda sang mommy.

"Ckck bisa bisa nya mommy mikil gitu, Ello tau dari papi lenza, semalem papi sama Ello liat tiktok"

Mata sang Mommy melotot, Rupanya sang kakak biang kerok nya.

Mommy dari Ello dialah Yena, gadis bar bar itu yang beberapa tahun lalu melakukan hal gila, menjebak seorang NEGIME STUART MILLY, dan ini hasilnya, benih yang ia curi dari korbannya kini tumbuh menjadi anak yang tampan, menggemaskan juga pintar.

Yah, sudah lima tahun berlalu, Yena tak pernah menyesal melakukan nya, tapi yang bikin Yena kesal kenapa Ello Mirip pria itu, bukannya Yena, apa Egi mengutuk dirinya? sial! Seperti nya ucapan Renza waktu itu benar.

"Sayang, sebaiknya, kalau papi Renza ajak Ello main hp, Ello jangan mau, lebih baik Ello main dikamar"

"Lohh, kenapa?"

"Nanti otak Ello dicemari oleh pikiran buruk papi Renza"

"Ih, selu tau main sama papi"

"Pokoknya nurut mommy"perintah Yena.

"Yaudah iya, iya"

"Selain tiktok, apa aja yang Ello dan papi Renza liat di hp papi Renza?"selidik Yena mengingat kakaknya pencinta Vidio cewek cuma pake kutang, itu alasan Yena melarang Ello untuk main bersama Renza.

"Paling cuma liat vidio pelempuan cantik kaya mommy lagi pake yang kaya kacamata tapi pakenya didada"ucap polos Cello.

Nah kan, sudah Yena duga" Renza, awas aja lo kalau kesini."

*

*

*

*

*

*

*

keesokan nya di Playground anak anak.

*

*

*

*

*

*

Saat ini usia Cello lima tahun, bocah itu tergolong cerdas di antara anak lainya di kelas, guru guru nya juga sangat suka pada Cello, selain cello pintar, cello juga tampan, iyalah, bibit unggul 🤣.

Segerombol anak cewek berbondong-bondong datang ke arah Ello berdiri mengerubungi cello seperti Lalat.

"Cello, hali ini dijemput mommy mu nggak? kalau nggak, pulang baleng aku aja sama mama papaku."

"Cello, yuk main ke lumah ku"

"Cello, kelumah ku aja, disana banyak mainan, nanti kita main belsama."

"Jangan mau Cello, sama aku aja, ayah bunda mau ngajak makan di lestolan, enak tau makan nya."

"Cello Ama aku aja yuk, kita main dilumah ku, Daddy ku Balu bikin taman belmain didepan lumah."

Cello, bocah itu melirik jam tangannya, dirinya merasa jengah atas sikap anak cewek seusianya ini, Cello membatin, kenapa Mommy nya belum juga jemput jemput.

Cello memang populer dikalangan anak anak di Playground, tak ayal jika anak cewek seusianya selalu ingin dekat dan bermain bersama Cello, entah bagaimana nanti saat Cello dewasa.

"Ayo Cello"

Salah satu anak cewek mencoba menarik tangan cello supaya cello mau ikut dengan nya.

"Stop!!!"ucap Cello tangannya menahan anak anak cewek itu untuk mencoba memegang nya.

Semua nya terdiam.

"Jangan Deket Deket! Kita nggak aklap, paham?!Cello nggak akan ikut pulang sama kalian semua!!." Ucap Cello seolah penuh penekanan.

Yang tadinya hening tiba tiba saja mendadak ramai, semua anak anak cewek itu menangis, satu persatu pergi menghampiri orang tua mereka.

"Huffft...gini banget jadi Olang ganteng"

"ZIGAN MACELLO!!"

Cello membeku ditempat, dia tau itu suara siapa, dia berbalik menampilkan deretan gigi nya.

"Mommy"

"Apa yang kamu lakukan ke anak anak perempuan itu, kok bisa nangis?"tanya Yena mengintrogasi anaknya.

Tadi Yena bertemu salah satu orang tua dari anak anak yang mengerumuni Cello, dia tanya kenapa anaknya Nangis? Kata si ana itu gara gara Cello putra nya.

"Nggak Cello apa apain kok, sumpah" Cello mengangkat jari nya membetuk huruf V.

"Jangan bohong"tekan Yena.

"Ckck, Cello nggak suka meleka Deket Deket Cello, mom"

"Apa dengan memarahi mereka?"

"Meleka maksa Cello buat ikut meleka, Cello kan nggak mau, masa dipaksa? Cello kan nggak suka, kalau nggak kaya gitu, meleka bakal paksa Cello telus."dengus kesal Cello.

"Lain kali jangan kaya gitu ya sama temennya, nggak baik, ngomong baik baik bisa kan?"

"Iya mom, Cello nggak akan gitu lagi"

"Janji dulu sama Mommy" Yena mengacungkan jari Kelingkingnya didepan Cello, mensejajarkan tubuhnya.

"Iya janji"Cello menautkan Jari kecil Kelingking nya dengan Yena.

Yena tersenyum, lalu mengandeng Cello untuk pulang.

*

*

*

*

*

*

*

Disebuah Rumah Mewah.

*

*

*

*

*

*

"Mau sampai kapan, kamu hidup sendirian Egi?"Fesya, wanita setengah baya namun masih nampak awet muda, duduk disamping putranya.

"Kan ada Bunda Ayah, Aku nggak Hidup sendiri Bun" jawab Egi tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptop.

"Kami nggak akan selamanya nemenin kamu Egi, kamu juga butuh istri dan anak, biar hidup mu Nggak sepi, Kami juga kesepian dirumah besar seperti ini nggak ada cucu, padahal anak Bunda udah terlalu Mateng buat nikah"

Egi nutup laptopnya, ia tatap sang bunda" Bun, Egi bahagia kok hidup gini, Asal sama Kalian"

"Enggak, kamu harus nikah, kami nggak mau setelah nanti ayah bunda nggak ada, kamu nggak ada yang nemenin sama ngurusin"

Egi langsung memeluk manja bundanya"bun, jangan ngomong kaya gitu, nggak boleh, bunda ayah harus selalu nemenin Egi sampai egi menua seperti bunda ayah"

Inilah sisi tersembunyi Egi, dia akan sangat manja jika bersama Fesya, bahkan sering kali ia diomeli sang Ayah, karena selalu memeluk istrinya, aneh ya, cemburu kok sama anak sendiri.

"Hmm, peluk aja terus, suaminya dicuekin"cibir Galas, Ayah dari Egi, suami Fesya.

"Apa sih yah, masa meluk bunda sendiri nggak boleh"protes Egi.

"Ya nggak boleh, bunda itu cuma milik ayah!, Sekalipun kamu, tetep nggak boleh nyentuh bunda!! Cepet lepas!!"Sentak Galas.

"Bun, liat tuh ayah"adu Egi.

"Apa an sih, nggak usah cemburu sama anak" Fesya mengecup rambut Egi dan mengelus nya, membuat suaminya semakin panas.

"Sayaangggg" rengek Galas.

"Hahaha, tua Bangka kasian"ejek Egi mengeratkan pelukannya.

"Awas aja kau, kalau bukan karena kecebong ku, kau nggak akan ada didunia ini, jangan sombong karena dibela istri ku!" dengus Galas.

*

*

*

*

Malam hari.....

*

*

*

*

*

"Gimana udah ketemu lokasi nya? jangan mengecewakan ku lagi, Kau tau saya paling tidak suka kegagalan, terlebih ini sudah 5 tahun"Egi tengah menelfon assisten nya di balkon kamar.

"Sudah ketemu bos, apa perlu dijemput anak buah bos?" Tanya disebrang telfon.

"Jangan, biar saya sendiri yang menjemputnya, cukup diam diam letakan anak buah disekitarnya sampai saya datang, paham?"

"Baik bos, sesuai permintaan anda"

Egi segera menutup telfonnya, bibir tersungging senyum, setelah lima tahun, Egi bisa menemukan kucing liarnya bersembunyi, bahkan kucing itu sudah punya anak.

"Sudah kubilang Yena, mau sejauh apapun kau pergi, aku akan menemukan mu, jangan harap kau bisa kabur kali ini walau ada Renza di pihak mu"

*

*

*

*

*

*

*

*

To.be continued....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!