Di suatu kota bernama Kota Tenggarong tepatnya di daerah Mangkuraja, tinggallah sebuah keluarga yang harmonis dan saling menyayangi satu sama lain. Mereka adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama kedua orang anaknya, yakni Syarif dan Hasan. Syarif dikenal sebagai anak yang nakal, suka keluyuran hingga tengah malam, dan pembangkang. Sedangkan Hasan adalah anak yang cuek, pendiam, dan bicara seperlunya saja. Saat kabar bahagia datang dimana Hasan akan memiliki seorang adik. Saat itulah mereka mulai memikirkan namanya.
"Namanya kira kira siapa yaa? kalau laki laki Alif..kalau perempuan Sa'idah." Kata Hasan.
"Sok alim..yang keren dong..Alan kek..atau nggak Kevin..kalau perempuan..Nabila atau nggak Devina!!!!" Kata Syarif.
"Hmm...serah deh..." Kata Hasan.
Tiba tiba ayah mereka yaitu Pak Burhan datang menuju ke mereka sambil membawa kertas.
"Kenapa yah?" Tanya Syarif.
"Ayah baru saja bertanya kepada ustadz dari Banjar soal nama adik baru kalian dari kandungan ibumu ini!!" Kata ayah.
"Alhamdulillah.." Kata Hasan.
"Terus jawabnya apa?? Namanya Zaidan? Alan? Atau Kevin?" Tanya Syarif.
"Namanya Muhammad Ali." Kata ayah.
"Aduuhh...Alim kali..." Kata Syarif.
"Itu nama baik itu!! Dari ustadz loh!!" Kata ayah.
"Halah...iya iya.. terserah!!!!" Kata Syarif.
Berminggu Minggu dan berbulan bulan keluarga itu terus menunggu kelahiran anak itu. Bu Diyah selalu pergi ke rumah sakit setiap bulan karena ibu mereka atau Bu Diyah dari awal kehamilan hingga melahirkan terus mengalami pendarahan secara terus menerus. Sehingga setiap bulan Bu Diyah harus kontrol ke dokter untuk memeriksa kandungannya dan menebus obat penguat kandungan. Akhirnya setelah 9 bulan 10 hari mengandung, lahirlah Muhammad Ali dengan berat badan 2,9 kg dengan ditemani pula oleh neneknya atau Nek Ratih dan Pak Burhan. Wajah bayi kecil Ali telah melukis wajah bahagia pada setiap orang yang memandangnya. Bayi kecil Ali lahir pada jam 3 subuh tepatnya Hari Jum'at tanggal 26 bulan Oktober tahun 2012.
"Selamat ya...anaknya laki laki, beratnya 2,9 kg." Kata Dokter Tuti.
"Alhamdulillah..lucunya cucuku ini.." Kata neneknya.
Akhirnya setelah bayinya bersih, barulah diserahkan ke Pak Burhan. Pak Burhan pun mulai adzan di telinga kanan bayi Ali dan iqomat di telinga kiri bayi Ali. Bu Diyah pun dibersihkan pula oleh Dokter Tuti lalu setelah bersih, Bayi Ali kembali dipangku oleh Bu Diyah. Jam 10 pagi, mereka diperbolehkan pulang karena Bu Diyah tidak mengalami masalah setelah kelahiran, jadi diperbolehkan untuk pulang. Di rumah, yang menggantikan tugas rumah tangga Bu Diyah untuk sementara adalah Nek Ratih dan Pak Burhan.
Tugas mereka terbagi masing masing. Nek Ratih bertugas untuk memasak makanan. Sedangkan Pak Burhan bertugas untuk cucian dan pergi berbelanja kebutuhan rumah. Pak Burhan biasanya cucian saat subuh sebelum berangkat kerja. Sedangkan Bu Diyah harus istirahat karena pasca kelahiran. Bu Diyah, Pak Burhan, dan Nek Ratih menjaga Ali secara bergantian. Apabila Pak Burhan masuk kerja pada waktu malam, maka Pak Burhan menjaga Ali diwaktu pagi. Saat jam kerja Pak Burhan, tugas menjaga Ali diserahkan ke Nek Ratih dan Bu Diyah secara bergiliran.
Mereka melakukannya karena bayi Ali selalu menangis dan bayinya tidak bisa diletakkan di tempat tidur karena setiap diletakkan di tempat tidur, dia selalu menangis. Sedangkan tugas Hasan adalah menjaga ayunan Ali apabila tidak ada tugas sekolah atau saat pulang sekolah. Hari terus berganti sepanjang waktu..
....BERSAMBUNG....
Kelahiran Muhammad Ali menjadi kebahagiaan bagi keluarga Ali. Hari hari dilalui dengan wajah senyum setiap melihat Ali. 40 hari setelah kelahiran, keluarga Ali mudik ke Kota Bangun, tepatnya pergi ke rumah mertua Bu Diyah, yakni Nek Ajeng. Di sana, mereka mengadakan acara tasmiyah bayi Ali. Setelah pulang dari tasmiyah, 7 hari kemudian, mereka pindah ke kontrakan baru.
Alasan ingin pindah karena Bu Diyah ingin tinggal dekat masjid agar Hasan bisa shalat dan TPA lebih dekat karena harus berjalan kaki. Di situ pula, rumah baru Hasan dekat dengan rumah teman teman sekolahnya, yaitu Rafi, Rehan, Dija, dan teman teman lainnya di ujung gang. Beberapa tahun kemudian tepatnya Ali berumur 3 tahun, Bu Diyah sedang bersantai sambil menjaga Ali, tiba tiba saja saudara laki lakinya yaitu Pak Reno dan istrinya yaitu Bu Gisel datang ke rumahnya.
"Assalamu'alaikum.." Kata Pak Reno.
"Wa'alaikumussalam.." Jawab Bu Diyah.
Setelah Pak Reno dan istrinya duduk di ruang tamu, mulailah mereka berbicara.
"Kakak tumben datang ke rumah tanpa memberi kabar?" Tanya Bu Diyah.
"Saya mau tanya ke Pak Burhan, kan kerjanya udah berpuluh puluh tahun kerjanya selalu di perusahaan, nggak ada niat mau usaha lain kah pak?" Tanya Pak Reno.
"Pengen sih...tapi modal belum cukup.." Kata Pak Burhan.
"Kalau mau usaha, memangnya mau usaha apaan pak?" Tanya Pak Reno.
"Insyaallah..kalau ada rezeki, mau usaha rental mobil. Biar awal awal rental mobil sendiri." Kata Pak Burhan.
"Kalau mau berhenti kerja, nanti saya belikan mobil. Nanti setoran perbulannya biar Pak Burhan yang bayar, terus untuk sekolah bulanan Syarif di pondok pesantren biar saya yang bayarkan untuk beberapa bulan kedepan karena Pak Burhan sudah berhenti kerja." Kata Pak Reno.
"Kalau adek mau usaha apa?" Tanya Pak Reno.
"Kalau saya kakak kan sudah tau kalau saya hobinya jualan, maunya sih jualan sembako." Kata Bu Diyah.
"Nah, kebetulan kami itu kan jualan, tapi kami rencana mau berhenti jualan. Gimana kalau jualan kami itu kami bawa ke sini semuanya. Termasuk kulkas sama etalase. Bayarnya biar nanti kalau jualannya sudah berkembang." Kata Pak Reno.
"Oo iya boleh boleh!! Alhamdulillah Masya Allah!! Nggak papa kok kak..mau saya. Nanti kalau mau antar. Kabari dulu ya kak, soalnya kami harus bikin raknya dulu." Kata Bu Diyah.
Setelah percakapan panjang itu, akhirnya mereka pun pulang. Bu Diyah sungguh senang dengan tawaran dari Pak Reno dan Bu Gisel.
Namun ternyata, tanpa memberi kabar, Pak Reno dan anak buahnya langsung datang mengantarkan barang barang jualan ke rumah Bu Diyah.
"Hah?! Kok langsung antar??! Kan saya bilang kabari dulu!!" Kata Bu Diyah dengan kesal.
Bu Diyah sangat kesal karena kondisi rumah mereka yang kecil namun Pak Reno malah tertawa.
"Nggak papa, atur aja. Itu namanya rezeki. Disusun saja dengan rapi. Insya Allah muat. Nggak papa penuh, itu namanya rezeki." Kata Pak Reno.
Akhirnya barang pun disusun oleh anak buah Pak Reno. Barang barang tersebut sangat banyak hingga memenuhi ruang tamu dan ruang tengah. Setelah menyusun barang, Pak Reno memberikan catatan barang lalu pamit untuk pulang.
Setelah pulang, mau tidak mau barang itu harus dibiarkan. Keesokan harinya, sambilan mengulur waktu, Bu Diyah menyusun barang barang itu di rak kaca. Sedangkan Pak Burhan membeli bahan bahan untuk membuat rak. Mulailah dari pergi ke somel untuk membeli papan dan balok. Lalu pergi ke tempat bangunan untuk membeli paku. Setelah bahannya telah siap, lalu dibuatlah rak untuk jualan karena kebetulan Pak Burhan dapat cuti kerja selama 2 Minggu.
....BERSAMBUNG...
Pak Burhan dapat cuti selama 2 Minggu. Oleh karena itu, Pak Burhan dapat membantu Bu Diyah untuk membuat rak agar bisa menyusun barang barang jualan dari Pak Reno dan Bu Gisel.
3 hari kemudian, rak pun telah selesai dibuat. Sambil menunggu rak selesai dibuat, Bu Diyah seperti biasa mengurus rumah tangga, seperti memasak, cucian dan mengasuh Ali yang sangat aktif. Saat selesai pembuatan rak, mulailah penyusunan barang barang jualan. Kurang lebih sekitar 5 hari, semua barang barang telah selesai tersusun rapi.
Mulailah Bu Diyah berjualan sambil mengasuh Ali yang waktu itu berumur 3 tahun. Selama berjualan, tidak ada kendala sekalipun. Banyak orang yang berbelanja di warung itu, mulai dari para warga sekitar hingga ke orang orang yang lewat di situ.
Beberapa bulan kemudian, Bu Diyah merasa bahwa jualannya mulai tidak lengkap. Akhirnya dengan inisiatif Bu Diyah, Bu Diyah merasa bahwa dia harus pergi berbelanja ke agen untuk membeli barang barang jualan yang kurang dengan diantarkan naik motor oleh suaminya yakni Pak Burhan dikarenakan Bu Diyah tidak bisa mengendarai motor.
Mereka pergi sambil membawa Ali untuk berbelanja di agen. Sampai di toko agen, Ali digendong oleh Pak Burhan, sedangkan Bu Diyah masuk ke dalam toko untuk memilih barang barang yang akan dibelinya. Ali tidak tenang dan terus menangis meminta untuk ikut Bu Diyah masuk ke dalam toko.
"Ayah!! Mau itu!!!" Kata Ali kecil.
"Iya.." Kata Pak Burhan.
Ali pun diturunkan oleh Pak Burhan. Ali pun masuk ke toko sambil diawasi oleh Pak Burhan. Ali langsung mengambil jajanan yang dia sukai dan Pak Burhan membiarkannya tanpa melarangnya karena Pak Burhan sangat sayang dengan Ali. Karena Pak Burhan baru merasakan mempunyai keturunan setelah menikah dengan Bu Diyah. Karena selama 15 tahun sebelum menikah dengan Bu Diyah tepatnya masih dengan istri pertamanya. Pak Burhan belum dikaruniai anak selama 15 tahun sehingga memutuskan untuk menikah dengan Bu Diyah.
Setelah menikah dengan Bu Diyah, 7 tahun kemudian, barulah Bu Diyah mengandung Ali. Itukah alasan mengapa setiap setiap Ali ingin sesuatu. Pak Burhan tidak pernah mengatakan "tidak". Ali selalu dimanja dan dibesarkan dengan kasih sayang yang besar. Selesai memilih barang dan membayarnya, Bu Diyah menanyakan sesuatu ke bos agen toko tersebut.
"Mohon maaf pak, izin tanya, kira kira kalau saya datang ambil barang lagi disini tapi seminggu kemudian baru bayar, maksudnya utang mingguan kira kira boleh kah pak?" Tanya Bu Diyah.
"Boleh Bu, asal amanah tidak apa apa.." Kata bos agen.
"O iya..Alhamdulillah..makasih ya pak.." Kata Bu Diyah.
Setelah itu, Bu Diyah langsung pulang membawa barang belanjaan bersama Pak Burhan sambil menggendong Ali dibelakang.
Sampai di rumah, karena bawaan barang sangat banyak, dan Bu Diyah tidak bisa turun dari motor karena menggendong Ali, akhirnya dibantulah oleh tetangganya yakni Bu Silvia. Bu Diyah pun berterimakasih kepada Bu Silvia.
"Terimakasih ya Bu..sudah membantu saya." Kata Bu Diyah.
"Sama sama.." Kata Bu Silvia.
Bu Diyah sangat bersyukur tinggal disana karena seluruh tetangganya memiliki sifat yang baik dan ramah satu sama lain, tidak pernah bermusuhan, dan selalu rukun. Mungkin itulah alasan lain mengapa Bu Diyah ingin tinggal disitu.
....BERSAMBUNG...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!