NovelToon NovelToon

Cinta Suci Sang Pendosa

Kepergok?

Di saat fokus dengan masa hijrahnya, Damian kembali di hadapkan dengan masalah yang membuatnya harus menikahi gadis bercadar.

Damian Pangestu yang mempunyai masalalu yang buruk harus berada di tengah-tengah keluarga yang ahli agama.

Pernikahan yang tak terduga itu membuat rumah tangga Damian dan Adhiba bertahan walaupun harus menerjang hujan dan badai. Terlebih masa lalu Damian yang seorang pendosa muncul satu persatu.

Lalu bagaimana cara mereka menghadapinya?

•••••

"Jangan berharap lebih padaku Adhiba..Aku yang seorang pendosa sangat tidak pantas bersanding dengan wanita sepertimu" Damian Pangestu

"Aku tidak akan berharap lebih darimu, Tapi aku lah yang akan membuat pendosa sepertimu berharap agar lebih lama bersanding dengan wanita seperti ku.." Adhiba Azalea Ibrahimi

.

.

.

Damian Pangestu, Seorang duda tanpa anak yang saat ini sedang berproses berhijrah dalam hidupnya. Patah hati karena cinta, membuat Damian menjadi pria yang awalnya manis bisa berubah seratus delapan puluh derajat.

Salah satu putra pengusaha yang bernama Arya Pangestu yang berprofesi sebagai seorang dosen tersebut punya sifat yang kejam. Terlebih kepada istrinya di masalalu.

Damian pernah menikah dengan seorang wanita yang bernama Arumi. (Kisahnya ada di novel Cinta Tulus Arumi ) Namun sayangnya pernikahan keduanya hanya bertahan selama dua tahun.

Semua itu di karenakan Arumi yang menggugat Damian agar keduanya berpisah. Sikap Damian yang kasar, suka membentak, bahkan menyiksa sang istri sungguh membuat mantan istrinya terluka.

Hanya karena seorang wanita yang bernama Soraya, Damian berubah. Berawal dari pria yang baik dan manis serta penuh perhatian menjadi pria yang kasar, suka membentak bahkan tidak tanggung-tanggung Damian kerap kali melakukan kekerasan dalam rumah tangganya.

Hingga ketika sang istri ingin bercerai, Barulah Damian merasakan bahwa ada benih-benih cinta yang tumbuh namun sudah terlambat pria itu sadari.

Perceraian yang terjadi membuat Tuan Arya ayah Damian murka. Pria itu di usir dari kediaman nya dan di larang datang ke rumahnya sebelum membawa calon istri sebaik Arumi.

Damian menurut, Pria itu keluar dari perusahaan dan kembali bekerja sebagai dosen. Damian menyamar sebagai pria sederhana yang punya harta seadanya. Rumah yang bersama Arumi Damian jual, Mungkin karena banyak kenangan pahit di dalamnya. Pernah Damisn berikan rumah itu untuk mantan istrinya, Akan tetapi Arumi menolak keras.

Damian lebih memilih untuk tinggal di kontrakan saja. Para murid di kampus tidak ada yang tahu siapa Damian yang sebenernya kecuali para dosen dan murid lama. Untuk murid baru pasti mengira bahwa Damian pria biasa saja. Tak terkecuali Adhiba, Salah satu mahasiswi yang kuliah di Universitas tersebut demi melanjutkan S2nya.

Semenjak bercerai dari Arumi, Damian berusaha menjadi manusia dengan pribadi yang lebih baik. Apalagi semenjak pria itu mendengar sebuah ucapan dari seseorang bahwa suami yang kejam itu tubuhnya di tolak dari surga dan tak haram masuk neraka.

Dari sana Damian mulai menata hidupnya. Damian berusaha untuk memperbaiki diri. Pria itu kembali belajar sholat, mengaji dan mengikuti kajian-kajian yang yang biasa di laksanakan di masjid terdekat.

"Wabillahi taufiq wal hidayah wassalamuaikum warahmatullahi wabarakatuh...

"Waalaikum salam.. Warahmatullahi wabarakatuh..

Sang pengisi kajian pun mengakhiri kajiannya dengan berdoa. Semua orang yang menghadiri acara tersebut mengangkat kedua tangannya sembari mengucapkan Aamin.

Usai acara, Damian bangkit. Tujuannya tentu saja pulang ke kontrakanya. Acara kajian yang di mulai memang agak malam justru itu selesai acara hampir tengah malam.

Sebelum sampai di kontrakanya, Damian lebih dulu mampir untuk mengisi bahan bakar. Cukup lama duda tanpa anak itu mengantre.

"Terima kasih mas.."Ucap Seorang wanita pengisi bahan bakar yang bekerja di tempat itu. Wanita dengan seragam merah putih tersebut mengedipkan matanya kepada Damian. Namun siapa sangka, Jawaban dari Damian justru begitu menohok terhadap wanita itu.

"Jangan centil..Mantan istri saya lebih cantik dari kamu, Tapi saya gak pernah tertarik.." Definisi belajar berhijrah namun masih sulit mengendalikan kata. Damian tidak peduli akan perasaan wanita itu. Entah sakit atau tidak terserah lah..

Damian kembali melanjutkan perjalanannya. Kali ini pria itu melewati tempat yang cukup sepi yang tidak ada satupun orang lewat. Mungkin masih ada, Hanya saja waktu yang hampir tengah malam membuat orang-orang enggan lewat disini.

Bruuukk!!

"Astagfirullah! Apa aku nabrak orang?

.

.

.

Damian segera turun dari kendaraan roda empatnya. Di lihatnya disana wanita bercadar tengah memegangi kakinya.

"Mbak..Mbak gapapa?" Damian berjongkok di depan wanita bercadar tersebut. Dengan kepala menunduk Wanita itu memundurkan tubuhnya, Sepertinya ia takut di dekati olehnya. Tanpa tahu bahwa Wanita tersebut mengira bahwa Damian orang jahat juga.

"Nah ini dia.. Mau kemana kamu manis..Jangan lari sayang, Biarkan kita membuka penutup wajahmu itu.. " Tiga orang berpenampilan preman ikut berhenti, Jalannya sudah sempoyongan. Mulutnya ngelantur bicara yang tidak jelas sama sekali. Ngalur ngidul tak tahu tanpa arah.

"Pergi kalian! Jangan dekati saya!!" Pekik Wanita bercadar itu dengan derai air mata. Damian masih diam, Dapat ia lihat bahwa wanita ini memang menangis. Damian tidak ingin tiba-tiba bertindak, Ini sudah tengah malam. Pria itu takut bahwa semua ini hanya rencana wanita itu dengan tiga orang preman tersebut. Pikir saja pakai logika, Wanita bercadar mana yang malam-malam keluyuran.

"Ayolah sayang..Biarkan kami bersenang-senang.." Salah satu dari preman itu mendekati Wanita tersebut. Wanita itu semakin ketakutan, Ia mundur. Wanita tersebut tidak bisa berdiri karena kakinya yang terasa sangat sakit. Mungkin karena sempat terkilir tadi.

"Pergi! Jangan sentuh saya! Pergi.. hiks, Jangan sentuh saya.."Wanita itu semakin ketakutan. Damian mengangkat sebelah alisnya, Ia seperti tidak asing dengan suara itu. Suaranya seperti suara?

"Adhiba?

Tangan dari pria mabuk itu hampir saja menyentuh Adhiba. Namun segera Damian tepis tangan tersebut membuat pria itu marah.

"Jangan pernah sentuh gadis ini..Atau kalian akan berurusan denganku.."Ucap Damian dengan nada datar dan dingin namun tegas. Pria itu tidak terima dan bersama dua temannya langsung menyerang Damian.

Dengan sangat senang hati Damian ladeni mereka. Perkelahian tak terelakan, Damian hajar ketiga preman pemabuk itu sampai mereka menyerah dan pergi darisana.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Damian setelah mengusir ketiga preman itu. Adhiba menggelengkan kepalanya, Ia berusaha berdiri namun tidak bisa. Kakinya yang sakit membuatnya kesulitan dan sepertinya kakinya sudah bengkak sekarang.

"Biar saya gendong kamu.. Sepertinya kaki kamu terkilir.."Adhiba menggelengkan kepalanya cepat.

"Enggak! Saya gak mau! Saya bisa jalan sendiri kok..

"Saya tahu.. pasti kamu takut kan bersentuhan dengan pria yang bukan mahramnya..Tapi masalahnya, disini, Di tempat ini tidak ada siapapun..Kamu mau duduk disini sampai pagi.. Setidaknya saya cuma bantu kamu berdiri saja..

Adhiba terdiam, Apa yang di katakan dosennya ini benar adanya. Berdiri saja ia sulit, Tapi?

"Tapi..Anda jangan sentuh saya ya...

"Loh, Kalau saya gak sentuh kamu gimana saya mau bantu kamu berdiri?

"Enggak, Maksud saya jangan sampai menyentuh kulit saya.. Kalau bisa jangan sentuh saya sama sekali..

"Astagaa..gimana saya mau nyentuh kulit kamu. Kamu saja terbungkus sepertimu lontong begini?" Mata Adhiba melotot, Ia kesal di katai seperti lontong.

"Mau di bantu tidak?

"I..iya..tapi bantu berdiri saja.."Damian mengangguk, Pria itu juga agak sedikit ragu hendak menyentuh gadis ini. Tapi mau bagaimana lagi,.

Akhirnya Damian benar-benar berniat membantu Adhiba berdiri. Pria itu berjongkok di dekat Adhiba yang masih berusaha sendiri. Diam, Tanpa menyentuhnya walaupun seujung helai pakaiannya. Akan tetapi dekatnya mereka membuat beberapa pasang mata salah mengartikan cara dekat mereka, Hingga..

"APA-APAAN KALIAN!!!

.

.

.

TBC

.... Selamat Datang di karya Othor yang baru.. Ini adalah kisah Damian ya? Pasti yang tahu Arumi sudah pasti tahu siapa Damian ini.

Sama seperti novel sebelum nya, Di novel ini Othor mohon dukungannya ya? 🥰

Visual

Ini adalah deretan beberapa Visual dari pameran novel ini ya..

Hanya sekedar imajinasi Othor aja ya.. Dan Othor cuma nemu asal ini hehe..🤭 Kalau kalian punya versi sendiri gapapa lah.. Bayangin sendiri-sendiri ajah..🙈

•••••

👇Damian Pangestu👇

👇Adhiba Azalea Ibrahimi👇

👇Azka Artharamadhan Abdillah👇

**👇Syifania Margaretha👇**

**👇Maudy Soraya👇**

👇Adinda Mahalini👇

👇Kevin Syahreza👇

Ini visual-visualnya ya..

Dan untuk Visual Adhiba kayaknya memang bukan ini deh. Othor udah lupa.. Tapi di ganti gapapa kan? Othor udah lupa siapa peran Adhiba yang awal soalnya...🤗

Permintaan Tidak Terduga

Sebelum kejadian, Di tempat yang berbeda. Seorang wanita paruh baya tengah gelisah di teras depan rumahnya. Wanita yang sedari muda sudah memakai pakaian tertutup dengan cadarnya itu mondar mandir tidak jelas..

"Umma.. Umma kenapa gak masuk, Hujan makin deras ini.."Ujar seorang pria berusia dua puluh delapan tahun disana. Rayhan, Putra dari wanita bergamis tersebut.

Wanita yang biasa di sapa Umma Salma itu menoleh ke arah suara. Umma Salma tersenyum di balik cadarnya, Sebelah tangannya terangkat mengusap pipi putranya yang sudah sangat dewasa ini.

"Umma gak masuk karena lagi nungguin adik kamu pulang sayang.. Ini udah malam tapi adik kamu belum pulang juga.." Hujan yang turun sejak sekitar satu jam lalu bukannya mereda tapi semakin deras saja. Sebagai seorang ibu, Maklum saja Umma Salma khawatir. Anak bungsunya seorang gadis, Memang tadi sempat berpamit hendak mampir pengajian yang tempatnya di laksanakan di masjid tak jauh dari tempatnya kuliah.

"Apa Umma tidak menghubungi Adhiba.. Ini memang sudah malam..."Ucap salah satu pria yang baru muncul. Paras dan usianya sama dengan pria yang bernama Rayhan tadi.

Rasya, Sodara kembar Rayhan yang lahirnya lebih dulu di banding Rayhan. Rasya sudah beristri dan tinggal di rumah sendiri. Berada di rumah ini pun karena merindukan orang tuanya, Justru itu Rasya mengajak istrinya yang bernama Kirana itu menginap.

"Umma udah hubungi dia tadi Rasya..Tapi gak bisa.."Umma Salma semakin tidak tenang. Putrinya tidak biasa pulang malam, Bagaimana kalau di luar sana terjadi sesuatu? Karena jika sudah begini bukan pikiran baik yang timbul di otak wanita itu melainkan yang buruk-buruk.

"Udah Umma, lebih baik Umma masuk aja ya.. Setelah ini kalau hujannya sudah reda. Rasya dan Rayhan bantu cari.."Wanita paruh baya itu akhirnya mengangguk. Mungkin memang ada benarnya, Ia tidak sedang seorang diri melainkan ada beberapa pria yang selalu ada untuknya.

Umma Salma akhirnya masuk ke dalam rumahnya yang besar bak istana itu.

"Mas.."Umma Salma mendekat ke arah sang suami dan memeluk pria yang masih terlihat tampan walaupun usianya tidak lagi muda itu.

"Kenapa? Adhiba belum pulang?" Umma Salma menggelengkan kepalanya, Menyesal ia tadi sempat mengizinkan putri bungsunya itu untuk mampir ke pengajian. Bukan melarang menghadiri acara baik semacam itu, Hanya saja jika sudah begini akan membuat semua orang khawatir.

"Udah gak usah sedih, Biar mas yang nyuruh si kembar buat nyariin Adhiba.."Pria itu bisa berkata dengan tenang. Namun dalam hati siapa yang tahu. Sama seperti Umma Salma, Daddy Abimana juga sama khawatir nya. Orang tua mana yang tidak khawatir kepada seorang anak, apalagi ini anak gadis. Meski usianya sudah dewasa tetap saja kecil di mata orang tua.

Daddy Abimana akhirnya meminta Rasya dan adiknya Rayhan untuk mencari adiknya. Rasya yang telah menikah pun sudah meminta izin terhadap Sang istri sebelum pergi.

Hujan sudah mulai mereda, Jalanan yang agak licin membuat Rayhan sebagai pengemudi lebih hati-hati.

"Kenapa lewat sini Ray, Apa tidak ada jalan lain? " Protes Rasya kurang setuju sodara kembarnya ini melewati jalan sepi tersebut.

"Ini adalah jalan pintas menuju kampus Adhiba.. Makanya masa mudanya jangan terlalu betah di luar negri, Ya begini jadinya jalan di negara sendiri bingung.."Ucap Rayhan.

"Seperti kau tidak besar di luar negeri saja.. Kita ini sama-sama lulusan sana, Hanya Adhib..

Ciiiittt!!

Brakk

"Ray! Bisakah kau hati-hati..Jidatku kepentok.."Kesal Rasya mengusap keningnya gara-gara adik kembarnya yang tidak punya akhlak itu. Tapi sepertinya Rayhan tidaklah peduli..

"Benar kan apa kataku..Untung kita lewat sini, Lihat mobil Adhiba ada disini.."Usai mengucapkan itu Rayhan turun dan memeriksa mobil sang adik yang teronggok di tepi jalan. Namun siapa sangka, Manusia pemilik mobil tersebut tidak ada.

"Hanya ada mobilnya saja yang berada disini? Lalu kemana Adhiba berada?" Sepasang saudara kembar itupun saling pandang. Rasa khawatir yang amat sangat kini mulai menyusup.

Mereka kompak mencari sang adik yang entah kemana sekarang. Namun tiba-tiba, kekhawatiran mereka berubah menjadi keterkejutan mendadak.

"APA-APAAN KALIAN!!

.

.

.

Waktu sudah menunjukkan tengah malam hampir ke dini hari. Adhiba duduk menunduk di depan kedua orang tuanya. Bukan hanya itu saja ada sodara kembarnya juga selain itu ada beberapa orang yang entah siapa.

Di sebelah gadis bercadar itu, Seorang pria tampan berusia matang ikut duduk dengan kepala menunduk. Damian hanya tidak menyangka saja, Aksi menolong gadis yang tadi hampir di leceh-kan itu berakhir seperti ini. Bukannya kata terima kasih tapi sebuah tuduhan yang ia dapat.

Damian yang berniat menolong Adhiba gadis bercadar tersebut menimbulkan kesalahpahaman. Padahal Damian belum juga menyentuh gadis bercadar itu, Namun beberapa pria yang tidak kenal tiba-tiba saja muncul langsung memberikan tuduhan bahwa mereka berdua hendak berbuat mesum.

Belum juga memberikan penjelasan, Rayhan dan Rasya muncul. Semakin menjadilah kesalahpahaman itu. Beberapa orang itu terus ngotot mengatakan bahwa Damian dan Adhiba telah berbuat sesuatu. Mereka main hakim sendiri sehingga tidak ada jalan lain selain memanggil kedua orang tuanya datang ke tempat ini.

"Daddy, Umma, Kak Rasya, Kak Rayhan. Percaya deh sama Adhiba... Adhiba dan Pak Damian gak ngelakuin apapun.. Tadi Adhiba di kejar para preman dan untungnya ada pak Damian yang nolongin. Kita gak ngelakuin apapun kok..Tolong percaya.."Adhiba menangis. Apa yang ia katakan dan ia jelaskan memang benar apa adanya. Walaupun Damian niat menolongnya, Pria itu masih punya batasan. Damian belum menyentuhnya sama sekali. Mungkin karena kedekatan mereka yang sangat yang membuat orang-orang itu mengira bahwa Adhiba dan Damian melakukan sesuatu.

"Halaah..Saya gak percaya.. Mungkin mereka memang sengaja melakukan itu. Saya hanya melihat mereka berdua saja di sana. Tidak ada para preman yang putri anda sebutkan tadi." Sela salah satu pria kepada Tuan Abimana. Daddy Abimana pun hanya bisa menatap sang istri.

Umma Salma hanya bisa menarik nafas saja. Keempat pria ini sejak tadi main hakim sendiri dan tidak memberi kesempatan putrinya dengan pria yang katanya dosen itu menjelaskan. Sekali menjelaskan justru tidak ada yang percaya.

"Tapi saya berani bersumpah Demi Allah..Saya dan Adhiba tidak ada niatan berbuat zina seperti yang kalian tuduhkan. Saya murni menolong gadis ini.. Dan..

"Kamu itu tidak usah berkilah.. Kami ini adalah saksinya. Mungkin karena cepat ketahuan. Coba kalo enggak? Pasti kalian akan melakukan hal yang aneh-aneh kan?" Damian memejamkan matanya, Kedua tangannya terkepal. Ingin rasanya Damian mengamuk. Tapi ini dirumah orang, Damian tidak tahu harus bagaimana sekarang. Ia dan Adhiba sejak tadi telah berusaha menjelaskan akan tetapi tetap tidak percaya.. Dari keluarga pihak perempuan pun juga telah melakukan pembelaan. Tapi semakin di bela, Mereka semakin di sudutkan.

"Begini saja.. Daripada pusing, Jalan yang harus diambil Nikahkan saja mereka.."

"Apa!!

.

.

.

TBC

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!