Seorang wanita bekerja sebagai house keeping di sebuah hotel, dia dipanggil ke kamar hotel nomer 101.
Tanpa kecurigaan apapun, wanita bernama Alsya berusia 20 tahun yang masih berkuliah di sebuah kampus itu masuk ke dalam salah satu kamar karena ada panggilan dari tamu hotel untuk membersihkan ruangan.
Alsya masuk mendorong trolley alat-alat kebersihan, ia mengetuk pintu dan pintu kamar terbuka dari dalam.
Namun setelah ia masuk...
Grep!
Tubuh wanita itu dibekap dan akhirnya terkapar lemas meskipun masih ada sedikit sisa kesadaran.
Terdengar beberapa orang saling bicara, mengatakan 'Bachelor party' serta ia mencium bau minuman beralkohol.
“Ayo cepat Kei!“
Alsya berusaha bangun dan ingin turun dari ranjang, namun kepalanya pusing luar biasa.
Brukk!
Seorang pria men1ndih tubuhnya, saat tangan pria itu mulai beraksi para teman-temannya keluar menutup pintu kamar.
“Ja... ngan... lepaskan... a__"
Pria mabuk itu menutup bibir Alsya dengan bibirnya, tangan lelaki bernama Kei itu sudah m3ngger4yangi ke dalam pakaian Alsya.
Satu persatu pakaian Alsya dibuka, begitupun dengan pria mabuk itu hingga pakaian terlepas semua. Tak lama jerit kesakitan Alsya terdengar saat tanda kegadisan nya telah dir0bek paksa oleh pria yang dipanggil 'Kei' oleh teman-temannya.
Dalam keadaan lemas, Alsya hanya bisa menangis tanpa suara. Air mata sudah bercucuran membasahi wajah, rintih kesakitan pun sesekali terdengar namun pria itu tidak mengindahkan dan terus melanjutkan aksi bej4tnya.
“Ahhhhhhhh...“ suara erangan laki-laki itu begitu menyakiti indera pendengaran Alsya.
Kenapa aku diperlakukan seperti ini?! Apa salahku Tuhan?
Brukkkkkk!
Laki-laki itu sudah mendapatkan kenikmatan nya, dan terjatuh di samping tubuh Alsya yang masih terdiam.
Di sedikit kesadaran Alsya sebelum pingsan, ia merasa mendengar kata 'maaf' dari mulut lelaki yang menodainya.
Beberapa jam kemudian, Alsya terbangun dengan pakaian lengkap bahkan ia berada di ruang ganti para pekerja hotel bukan di kamar tamu 101 seolah-olah yang terjadi padanya hanyalah mimpi buruk.
Alsya ingin menuntut penjelasan, dia mendatangi kamar tamu nomer 101 akan tetapi kamar tamu sudah kosong dan belum ada tamu hotel yang menempatinya lagi.
Sebenarnya apa yang terjadi?!
.
.
8 tahun kemudian....
Seorang bocah laki-laki dikejar beberapa bocah sepantaran dirinya, mereka meneriaki bocah itu anak haram.
“Dasar anak haram! Kamu curi uang ku, kan! Kejar terus!!!“
Bocah yang diteriaki anak haram itu terus berlari tanpa menengok ke arah belakang. Ia sudah terbiasa selalu dituduh orang-orang hanya karena dia tidak punya Ayah dan hidup pas-pasan dengan sang Ibu satu-satunya keluarga yang ia punya.
Anak-anak sering mengatainya anak haram sebab mereka mendengar dari orang tua mereka, orang-orang yang tidak berempati padanya dan juga sang Ibu.
“BUUUUUUNDAAAA...!!!“ Teriak bocah bernama Ammar itu saat ia sebentar lagi sampai di depan rumah, sebuah rumah kontrakan kecil.
Alsya sedang memilah-milah kue ke dalam keranjang di dipan rumah, kue yang akan ia jual dengan berkeliling. Wanita yang 8 tahun lalu hamil hasil dari pemerk0saan di malam 'Bachelor party', kemudian melahirkan putranya tanpa suami dan diusir saat hamil oleh keluarganya sendiri kini semakin berwajah dewasa. Terdapat raut kelelahan di wajah cantiknya, namun tidak dengan perjuangan nya dalam mempertahankan anaknya serta melawan hinaan dan cacian dari semua orang yang merasa suci tanpa tahu kebenaran nya.
Mereka mengetahui dia hamil tanpa suami dari kartu keluarga yang diminta saat tinggal di tempatnya saat ini. Semua orang memandangnya sebelah mata bahkan banyak para istri-istri yang membencinya karena mereka menganggap Alsya akan menggoda suami mereka karena paras Alsya yang cantik.
Brukkkk
Putranya menubruk tubuh sang Bunda, memeluk erat dengan tubuh kurusnya.
“Kenapa, Nak?“
“Ammar dituduh nyuri lagi, Bun. Hikss, padahal kan Ammar punya uang dikasih Bunda tadi buat beli buku... hiksss..."
“Bunda bilang apa? Jangan cengeng! Kalau kamu nggak salah, lawan!“ bukan nya tidak ingin memanjakan putranya itu, tapi Alsya pernah merasakan hidup dituduh dan juga dicaci maki jadi dia harus menjadikan putranya menjadi manusia kuat sejak dini.
Dunia itu sangat lah kejam bagi Alsya! Wanita yang telah mengalami kehidupan pahit setelah hamil akibat pemerk0saan itu harus membuat putranya kuat menghadapi segala cobaan hidup.
Ammar menghapus air matanya, dia tiba-tiba berwajah tegas dan berani.
“Ammar nggak akan cengeng lagi Bunda! Ammar nggak mencuri! Ini uang Ammar!“
“Bagus! Sana lawan!“ Alsya melihat anak-anak yang mengejar anaknya sudah berdatangan.
Ammar mendekati mereka yang berjumlah 5 orang, ada yang bertubuh gempal ada juga yang lebih tinggi besar dari Ammar. Tapi anak itu berusaha tidak takut dan mengepalkan kedua tangan.
“Mana buktinya aku mencuri uang mu, Emir?“ tanya Ammar menggebu-gebu.
Emir yang menuduh Ammar langsung terdiam, dia sengaja menuduh karena kesal anak-anak lain mulai mengajak Ammar bermain bersama mereka padahal Ammar adalah anak haram dan kata Ibunya dia tidak boleh bermain bersama anak haram.
Keempat teman Emir yang terprovokasi menoleh pada Emir, mereka menunggu jawaban dari bocah itu.
“I-itu! Uang ku hilang 20 ribu, kamu tadi pegang uang 20 ribu padahal selama ini kamu hanya pegang uang nggak lebih dari 5 ribu aja!“ Jawab Emir dengan suara lantang.
Para orang tua pun mendengar keributan dan berdatangan, kompleks itu memang perumahan biasa yang banyak rumah kontrakan disewakan.
“Ada apa ini?" Ibu Emir datang mendekati anaknya, dandanan wanita penuh dengan perhiasan emas.
“Itu Mama! Si anak haram nyuri uang Emir, uang dari Mama 20 ribu!“ tunjuk bocah itu pada Ammar.
“Dasar pencuri! Udah anak haram, sekarang mulai jadi penjahat kecil kamu!“ ucap Ibu Emir.
“HEI....!!! Jaga ucapan kamu ya Bu Neneng! Saya pernah bilang jangan pernah menghina anak saya lagi dengan kata-kata itu! Anak saya bukan anak haram, dia terlahir dengan suci! Jadi jangan hina anak saya lagi!“
Alsya melempar keranjang kue nya dengan kasar ke atas tanah, dia mendekati orang-orang yang berkumpul dan menatap tajam mereka satu persatu.
“Dasarnya anak haram ya anak haram!“ teriak beberapa orang.
“ANAK YANG KALIAN PANGGIL ANAK HARAM ITU, PUTRAKU...!!!“
Terdengar sebuah suara menggelegar seorang Pria, semua mata tertuju pada pria itu.
____
Selamat datang di cerita baru othor 🙏🏻☺️
Setiap mata menatap intens pada kedatangan seseorang, wajah seorang pria yang tampak begitu marah.
Bisik-bisik terdengar dari segelintir orang yang ikut berkumpul, bahkan suasana terasa mencekam melihat di belakang Pria yang mengaku ayah dari Ammar ada beberapa pria berjas hitam dengan wajah garang mereka.
Glek!
Seperti menonton gangster atau film mafia, mereka terhipnotis dan hanya menatap takjub.
“Siapa yang merendahkan putraku? Siapa yang menuduhnya mencuri?!" Pria itu membuka kacamata hitamnya, kini bahkan para ibu-ibu ataupun gadis disana seketika terpesona dengan ketampanan nya.
“Ck! Kau? Untuk apa kau datang kesini?“ Bukannya senang, Alsya malah mencibir Keberadaan laki-laki itu.
“Sore, Sya.“ Laki-laki itu malah tersenyum meski kehadiran nya tidak diterima baik oleh wanita pujaan hatinya.
“Bisa Anda pergi, Pak Ararya? Saya sedang sibuk!“
“Waktu mu terbuang percuma, Sya! Kamu sibuk melawan orang-orang yang buta hati nya, mereka menuduh tanpa mengetahui fakta sebenarnya tentang kamu! Mereka selalu menghina dengan membabi buta! Mencemooh hidup mu yang serba kekurangan padahal kau hidup tanpa meminta belas kasihan! Beberapa dari mereka bahkan sombong dengan kehidupan mereka padahal mereka sama-sama mengontrak disini! Diatas langit masih ada langit! Aku saja... seorang pria konglomerat dan uang ku tak ada limitnya, tapi aku tidak pernah sombong dengan kehidupan ku!“ Ucap Pria yang dipanggil Ararya itu dengan wajah innocent.
Para bodyguard Ararya saling sikut di belakang Tuan muda mereka, salah satu kepercayaan Ararya bahkan tak bisa menahan kekehan gelinya.
Apanya yang tidak sombong Tuan muda Arya? Anda baru saja mengumumkan pada semua orang jika Anda adalah orang kaya dengan uang yang tak ada habisnya! dengus salah satu bodyguard.
Bahkan Alsya memutar bola matanya, sejak bertemu beberapa bulan lalu dengan Ararya wanita itu terus saja diganggu hanya karena Ararya mengatakan telah jatuh hati pada Alsya pada pandangan pertama mereka dan Alsya adalah malaikat-nya.
Apa sebenarnya yang membuat Ararya begitu terkesan dan menyukai sosok Alsya?
Arya panggilan dari pria itu, ia menatap tajam pada semua orang. “Kenapa kalian masih berkerumun disini?! Kalian ingin anak buahku mengusir kalian dari tempat ini? Kalian tau siapa pemilik tanah dari kontrakan kalian sekarang? AKU...!!! Rumah dan tanah yang menjadi tempat tinggal kalian sekarang adalah milikku! Aku sudah membelinya dari pemilik kontrakan sebelumnya! Jadi, kalian ingin bubar sendiri atau aku harus bertindak?!“ Ancam Arya.
Wajah-wajah yang sering menghina Alsya dan putranya dibuat tercengang! Mereka was-was takut diusir, sebab sewa kontrakan disana sangatlah terjangkau meski berada di tengah kota.
Bu Emir maju, dia tidak takut dengan gertakan Arya sebab baginya suaminya bekerja di perusahaan bonafit dan sudah menjadi karyawan tetap jadi dia bisa pindah kemana saja jika memang diusir dari sana.
“Saya nggak perduli kamu siapa! Tapi saya ingin anak haram itu diadili karena dia sudah mencuri uang anak saya!“ Bu Emir menatap kesal pada Ammar dan Alsya.
Arya tampak terlihat tenang, dia menyatukan kedua tangan di belakang punggung.
“Oh ya? Anda benar-benar tidak takut ancaman saya? Oke, kita buktikan kalau putraku Ammar tidak bersalah! Nak kemarilah!“
Dih nih orang nyebelin banget sih! Tadi dia ngaku-ngaku anakku adalah putranya... sekarang seenak jidatnya nyuruh-nyuruh Ammar! Batin Alsya kesal.
Ammar menatap ke arah ibunya, dia tidak langsung menurut pada Arya karena dia tidak mengenal pria dewasa berpenampilan orang kaya itu.
“Bunda..." Ammar malah merengsek mendekati sang Ibu.
“Hei, Boy! Papa nggak bermaksud apa-apa, kita hanya akan menyelesaikan tuduhan tidak benar padamu.“ Kali ini Arya mendekati Alsya dan Ammar, dengan lancang ia mengelus kepala anak itu.
Pak!
Alsya menghempaskan tangan besar Arya dari atas kepala putranya, “Jangan sentuh putraku sembarangan!“
Tak ada raut kemarahan dari wajah Arya saat Alsya bertindak tak sopan padanya, dia malah semakin suka. Ia tahu perjuangan hidup Alsya dan memaklumi jika kepercayaan wanita itu pada orang lain sangatlah minim.
Aish, Sya! Semakin galak semakin cantik aja! Gemes banget sama kamu! Arya berkata dalam hatinya.
“Oke! Tapi sebaiknya biarkan aku membantumu menyelesaikan masalah ini, prioritaskan Ammar dulu.“
Akhirnya Alsya tidak bicara lagi, dia menunggu apa yang akan dilakukan Arya.
“Apa tuduhan terhadap Ammar?" tanya Arya pada kelima bocah yang menuduh Ammar.
“Dia mencuri uang Emir.“ Jawab salah satu bocah.
“Apa benar begitu, Ammar?“
Ammar menggeleng. “Enggak. Saya punya uang pemberian dari Bunda untuk beli buku karena buku saya sudah habis. Saat di lapangan, anak-anak lain memanggil saya untuk main bola bareng. Saya menghampiri mereka dan ikut main. Setelah selesai bermain, tiba-tiba Emir menuduh saya mencuri uangnya.“
“Lalu?“
“Lalu, tadi saya minta buktinya jika saya mencuri uang Emir.“
“Apa Emir sudah membuktikan itu uang nya?“
“Belum, tadi ibu Emir keburu menghina saya.“ Lanjut Ammar.
“Hm, bisa kamu buktikan kalau uang itu uang mu?“ Arya masih bertanya.
Ammar mengangguk, dia adalah anak pintar.
“Saya mengingat nomer seri uang 20 ribu nya, itu adalah KCO209210. Lihat saja kalau nggak percaya.“ Ammar merogoh kantong celananya, dia mengeluarkan uang tersebut dan menyodorkan pada Arya.
Arya tidak langsung mengecek nomer seri urang tersebut, pastinya belum berniat mengeceknya. Pria itu menatap Emir yang menuduh Ammar.
“Nah, bukti kamu apa Emir? Ammar sudah bisa menjelaskan buktinya! Jika kamu tidak bisa membuktikan, itu artinya kamu lah yang berbohong dan menuduh Ammar!“
Wajah Emir seperti akan menangis karena anak itu takut kebohongan nya ketahuan. Bu Emir yang melihat putranya diam saja dan akan menangis langsung membela anaknya.
“Emir nggak perlu membuktikan nya! Karena dia anak yang berasal dari kedua orang tua yang jelas asal usulnya! Dia pun bukan anak yang kekurangan dan juga orang tuanya lengkap! Kejujuran anakku tidak perlu dipertanyakan lagi! Justru anak yang terlahir tanpa ikatan pernikahan lah yang harus dicurigai! Ayah anak haram ini saja tidak jelas siapa, apalagi kejujuran nya... patut dicurigai!“
“Saya sudah bilang, Ammar adalah anak saya! Itu artinya Anda menghina dan merendahkan saya, begitu?!“ geram Arya.
“Mana buktinya kalau kamu adalah ayah kandung dari si anak haram?! Lalu kemana saja selama 4 tahun ini karena mereka hanya tinggal disini berdua?! Sejak awal si Alsya pindah ke sini, tak pernah ada keluarganya yang datang apalagi Ayah kandungnya si Ammar!“
Arya terhenyak, kenapa jadi dia yang dipertanyakan buktinya?
Lagipula, bagaimana Arya bisa membuktikan? Ammar memang bukan putra kandung nya! Dia hanya mengaku-ngaku karena menginginkan Alsya menjadi istrinya dan Ammar tentunya akan menjadi anak sambungnya, bukan?
___
Like Komen ❤️
Di pusat kota, tepatnya di salah satu Mansion orang terkaya disana seseorang mencari keberadaan putra bungsunya.
“Arya tidak menghadiri meeting hari ini dan hanya ada Keindra, bukankah anak itu sudah berjanji akan bekerja dengan sungguh-sungguh dan tidak akan hidup urakan lagi! Aku kira dia sudah berubah karena selama beberapa bulan belakangan, dia menjadi orang bertanggung jawab!“ Tuan besar Adiguna murka saat mendapatkan laporan dari perusahaan.
Beberapa bulan lalu, ia marah besar dengan kelakuan Arya yang selalu saja bertindak sesuka hati dan semaunya. Balapan liar di jalanan, mabuk-mabuk bahkan pernah ditahan oleh polisi.
Demi memberi efek jera pada putra bungsunya, Tuan besar Adiguna mengusir Arya dari Mansion tanpa uang sepeserpun. Membiarkan hidup putra keduanya itu menjadi gelandangan diluar.
Tiba-tiba, Arya kembali dengan pribadi baru. Arya yang bertanggung jawab dan mau bekerja di perusahaan bahkan meskipun masih bersikap dingin pada sang Ayah namun Arya tidak menghindar sepenuhnya seperti sebelumnya.
Arya adalah anak dari istri siri Tuan Besar Adiguna, ibunya meninggal karena dibunuh atas perintah dari istri sah Tuan besar. Ibu kandung dari Keindra, kakak satu Ayah dari Arya.
“Tuan besar, Tuan muda mengatakan ada keperluan penting. Tapi meskipun tidak mengikuti meeting penting hari ini, Tuan muda Arya sudah menyiapkan proposal dan meminta saya memberikan pada Anda.“
Orang itu menyerahkan sebuah dokumen, berkas-berkas berisi proposal yang telah disiapkan oleh Arya. Perbedaan usia antara Keindra dan Arya adalah 5 tahun, tahun ini usia Arya adalah 30 tahun sementara Keindra 35 tahun dan Kei sudah mempunyai seorang istri.
Pernikahan Keindra sudah berjalan selama 8 tahun, namun sampai saat ini pernikahan Keindra dan istrinya belum dikaruniai anak.
“Hm," Senyuman lebar terbit di bibir Tuan besar Adiguna saat membaca proposal dari Arya berisi tentang proyek terbaru yang akan rilis sebentar lagi. Tidak disangka anak yang dulunya ia remehkan karena seringnya berbuat onar dan memberontak semakin hari semakin membuatnya puas.
“Bukankah Arya sudah pantas menikah dan mendapatkan seorang pendamping?“
“Anda benar, Tuan besar."
“Bagaimana dengan putri dari Tuan Liam?"
“Sangat cocok, Tuan besar. Nama putrinya, Nona Felicia, lulus kuliah di Universitas Oxford. Usianya 26 tahun, Tuan besar.“
“Buat janji dengan Tuan Liam, dan juga rencanakan pertemuan Arya dan Felicia. Rencanakan seperti pertemuan tak sengaja, aku tak ingin Arya menolak dan pergi lagi dari rumah. Sebaiknya biarkan mereka mengenal dengan sendirinya, baru kita ambil langkah selanjutnya.“
"Baik, Tuan Besar.“
“Usiaku sudah berkepala enam dan hampir kepala tujuh, aku menginginkan cucu. Keindra tak bisa diandalkan, dia bahkan menolak menceraikan istrinya dan menikah lagi agar punya anak. Kini hanya Arya harapan ku, bukan?“
"Tuan besar sangat baik, Anda tidak memaksakan kehendak Anda pada Tuan muda Keindra. Saya harap, Anda pun dapat berbuat adil pada Tuan muda Arya untuk tidak memaksakan kehendak Anda dengan memaksa Tuan muda Arya menikah dengan wanita yang tidak dia cintai.“
"Kau benar, maka dari itu aku ingin kau merencanakan pertemuan antara Arya dan Felicia, aku berharap ada sesuatu diantara mereka nantinya. Apa gadis itu tidak mempunyai kekasih saat ini?“
“Saya kurang tahu, Tuan besar. Saya akan segera mencari informasi nya," jawab tangan kanan Tuan besar.
"Kau memang selalu bisa aku andalkan, Brian. Kau sudah seperti putraku sendiri, kapan kau akan menikah? Usia mu sudah terlalu matang, 36 tahun... ck!“
Brian terkekeh, “Saya hanya ingin bebas agar bisa menikmati hidup, Tuan besar. Lagipula, saya masih ingin melayani Anda seumur hidup saya tanpa ada gangguan dari keluarga saya sendiri nantinya. Anda dan keluarga Anda, akan selalu menjadi prioritas utama saya.“
Puk!
Tuan besar Adiguna menepuk bangga bahu Brian, anak terlantar sejak usia Brian 12 tahun dan ia asuh hingga menjadi orang kepercayaan nya.
.
.
Di perusahaan, Keindra putra pertama dari Tuan besar Adiguna memijit pelipisnya yang terasa nyeri.
Laporan baru saja masuk dari salah satu orangnya, jika sang istri sedang bersama seorang laki-laki dan masuk ke dalam sebuah hotel.
Sakit hati? Tentu saja!
Suami mana yang tidak marah dan sakit hati, istri yang selama ini ia cintai dan pertahankan meski tidak memberikan keturunan sekarang malah berselingkuh.
Air mata lolos dari sudut mata Keindra, dia tiba-tiba teringat malam 'Bachelor party' bersama teman-teman lucnutttt nya. Saat itu ia dijebak oleh teman-temannya, sebelum esok harinya pernikahan nya bersama Gina diselenggarakan.
Masih sering terdengar suara rintihan kesakitan, rasa asin dari air mata wanita yang ia nodai bahkan kehangatan tubuh wanita itu.
Rasa bersalah kerap menghantui nya selama 8 tahun ini, bukan hanya pada gadis yang telah ia nodai akan tetapi pada istrinya juga. Karena keperjakaan nya telah ia berikan pada gadis yang ia nodai bukan pada Gina.
Sejak saat itu, Keindra berusaha menjadi suami yang baik dan setia. Ia tak mau jika sampai Gina mengetahui rahasianya, jika di malam sebelum pernikahan dia telah meniduri wanita lain.
“Apa ini karma untukku? Tapi aku nggak pernah berniat menodai perempuan itu, teman-teman ku yang telah menjebak ku! Mereka memasukkan sesuatu pada minuman ku, membuatku tak tahan dengan rasa panas yang menjalari seluruh saraf dalam tubuhku. Aku bukan pemerk0sa! Bukan! Arghhtttt!“
Keindra begitu frustasi, dia membanting semua barang dia atas meja kerjanya.
.
.
Sementara Gina sang istri sedang memadu kasih di kamar hotel bersama salah satu teman Keindra yang ikut menjebak laki-laki itu di malam 'Bachelor party'
Apa ada keterlibatan dari Gina pada kejadian di malam 'Bachelor party'?
Tentu saja ada! Wanita itu memang sengaja meminta teman-teman Keindra memberikan seorang perempuan pada Kei saat malam pesta bujang. Alasannya, karena Gina bukan seorang perawan. Tadinya jika Keindra menuntut keperawanan darinya, dia akan memojokkan Kei dengan kejadian di pesta 'Bachelor party'.
Namun ternyata kekhawatiran Gina tidak terjadi, Keindra bahkan tidak berani mempertanyakan tentang kegadisan nya.
“Sayang, si Kei itu masih jadi pria idiot ya! Mau-maunya dia hidup dengan mu, padahal kau nggak bisa memberikan dia anak! Apalagi dia nggak pernah membahas tentang keperawanan mu sampai saat ini, bahkan hubungan gelap kita sebelum pernikahan kalian... masih belum terendus olehnya. Hahaha..."
Gina tersenyum licik, dia memang telah di vonis mandul namun Kei tidak pernah mempermasalahkan apalagi berniat menceraikan dirinya. Kei cinta mati padanya, itu yang Gina yakini selama ini!
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!