"ALAN BALIKIN TAS GUE!" teriak seorang gadis sambil berlari di koridor sekolah, dia adalah kenzia alexander, si princess ketus SMA harapan. julukan itu di berikan oleh para murid disana. namun sayang, kata ketus yang melekat pada diri kenzia akan hilang ketika dia berhadapan dengan cowok bernama alan mercello danendra.
cowo rese yang hidupnya tidak tenang jika tidak merusuhi kenzia barang sehari pun.
"TANGKEP GUE DULUU NTAR BARU GUE KASIH!" balas alan.
kenzia menggeram kesal, tenaganya habis hanya untuk mengejar cowo itu. menyebalkan!
akhirnya mau tak mau kenzia mengikuti kemana pun alan berlari, hingga keduanya kini berada di tengah lapangan.
"ALAN BALIKIN ANJING TAS GUE!" kata kenzia sambil menghentikan larinya untuk mengatur nafas.
"DIBILANG TANGKEP GUE DULU, BARU GUE BALIKIN!" balas alan ikut berhenti dengan jarak yang lumayan jauh dari tempat kenzia berdiri.
kenzia tak menjawab, dia hanya menatap cowo itu penuh dendam.
"kenapa ki? ko diem? gabisa nangkep gue ya?" tanya alan lagi seraya tersenyum tengil.
ki atau biasa disebut kia adalah nama panggilan dari alan yang khusus untuk kenzia.
kenzia \= kia
"ck mati aja sana lo!" ujar kenzia kesal lalu dia kembali lagi mengejar alan.
keduanya berlarian memutari lapangan berkali-kali, sampai banyak murid yang berhenti hanya untuk menonton kejadian tersebut.
melihat hal itu tiba-tiba alan berteriak kencang.
"WOI LIAT, KENZIA SUKA SAMA GUE SAMPE GA BERENTI NGEJER NGEJER GUE DARI TADI!!"
mata kenzia melotot, "cowo stress!"
kemudian dia berhenti, melepaskan salah satu sepatunya dan melempar ke arah kepala alan dari belakang.
sepatu tersebut melayang dan...
DUAKH
berhasil mengenai sasarannya.
kenzia tersenyum puas.
mampus, suruh sapa mencari masalah!
sedangkan alan yang baru saja tertimpuk sepatu, kepalanya langsung terasa pusing hingga dia menghentikan langkahnya.
tanpa disadari, kenzia sudah berada di belakang cowo itu dan langsung merebut tas miliknya kembali.
mata alan melotot horor.
habis lah dia kali ini!
"gimana sakit?" tanya kenzia mengangkat dagunya angkuh.
"ngga, gitu doang mah berasa digigit semut."
"oh digigit semut ya?" alis kenzia naik sebelah.
lalu tanpa aba-aba..
BUGH
kenzia meninju rahang alan kuat hingga si empunya jatuh tersungkur.
murid-murid yang menonton seketika meringis.
pasti sakit!
"gimana? masih kaya digigit semut?" tanya kenzia datar.
mata alan terpejam menahan sakit, tinjuan kenzia tidak pernah main main!
salah satu tangan alan terangkat kemudian dia mengacungkan jempol ke arah kenzia.
"mantap."
...****...
Malam harinya, sepulang dari mini market netra kenzia menemukan dua anak perempuan kecil tengah memulung botol botol bekas di sebrang jalan.
merasa tidak tega, kenzia langsung menghampiri.
"permisi," sapa kenzia.
dua anak tersebut menoleh.
"eh..iya kak, ada apa ya?" tanya salah satu dari mereka.
"emm... kakak boleh tanya?"
dua anak itu mengangguk.
"boleh kak tanya aja."
"kalian kenapa belum pada pulang? ini udah malem loh."
salah satu dari mereka tersenyum, kemudian menjawab, "rongsokan kita belum banyak kak, kalau kita pulang sekarang besok pagi kita ga bisa makan, karna uang yang kita dapet belum cukup. apalagi sekarang ibu kita lagi sakit, obat untuk ibu udah habis, jadi kita harus ngumpulin lebih banyak rongsokan buat beli obatnya."
kenzia tertegun. tidak menyangka jika anak sekecil mereka harus berkerja keras demi sesuap nasi dan se kaplet obat.
sedangkan dirumah, dia dilayani oleh banyak pelayan, kebutuhan nya semua terpenuhi, bahkan barang barang yang tidak terlalu penting bisa dengan mudah kenzia dapatkan. dan pastinya dia tidak perlu susah payah bekerja seperti mereka.
sungguh kenzia sangat bersyukur mempunyai kehidupan yang sangat layak.
"terus sekarang kalian udah makan?" tanya kenzia lagi.
"udah kak tadi siang."
lagi lagi hati kenzia tertohok.
mereka makan tadi siang? sedangkan sekarang saja sudah menunjukkan pukul delapan malam.
"kita makan yuk?" ajak kenzia.
"maaf kak, tapi uang kita baru sedikit kalau semisal dipakai buat makan nanti kita ga bisa beli obat buat ibu."
astaga rasanya air mata kenzia ingin tumpah sekarang.
"ngga, biar kakak yang bayar. kalian gausah khawatir. mau ya?"
kedua anak itu akhirnya mengangguk, setelah beberapa detik terdiam.
ketiganya berjalan menuju restoran terdekat.
"kalian mau pesan apa?" tanya kenzia saat waiters menghampiri.
dua anak yang ditanya sibuk melihat buku menu, kemudian salah satu dari mereka mendongak menatap kenzia tidak enak.
"kak ini makanannya mahal mahal banget."
kenzia tersenyum kecil, senyum yang jarang sekali dia tunjukan di sekolah.
"gapapa, kalian pilih aja sepuasnya apa yang kalian mau, jangan peduliin soal harga." jawab kenzia.
anak tersebut mengangguk, kini gantian anak satunya yang bertanya.
"kak kita boleh pesen juga ga buat ibu?"
kenzia mengangguk, "boleh, pesen aja yang banyak."
mendengar itu seketika raut bahagia keduanya terpacar, mereka langsung menyebutkan menu yang di inginkan dan waiters langsung mencatatnya.
"ada lagi?" tanya si waiters.
"ngga itu aja."
"baik, silahkan di tunggu."
setelah berpamitan, waiters tersebut berjalan pergi.
"oh iya kakak belum tau nama kalian loh."
"eh iya ya, kakak kenalin nama aku dita, kalo dia dini, adik aku." ujar dita sambil menujuk gadis kecil disebelahnya.
kenzia tersenyum, "salam kenal, nama kakak kenzia."
selesai mengucapkan itu, pelayan datang sambil membawa pesanan mereka.
mata dita dan dini berbinar, tanpa menunggu lama mereka langsung menyantap makanan tersebut.
kenzia sendiri hanya menatap keduanya. ternyata rasanya menyenangkan saat kita bisa berbagi untuk orang lain.
setelah selesai makan, kenzia mengajak dita dan dini untuk membeli obat serta bahan bahan keperluan rumah, tak lupa dia juga memberikan uang saku untuk mereka.
kini ketiganya sudah sampai di depan rumah dita dan dini, kenzia sengaja mengantar mereka pulang dengan mobil, takut keduanya kenapa napa dijalan. apalagi hari sekarang sudah malam, tidak baik membiarkan anak anak pulang sendiri, terlebih mereka perempuan.
dari sini kenzia bisa melihat rumah dua anak tersebut, rumah mereka terlihat sangat kecil dibanding dengan rumahnya. jika di perkirakan rumah mereka hanyalah sebatas kamar mandi kenzia. belum lagi rumah dita dan dini sudah terlihat sangat usang seperti ingin roboh.
rumah seperti itu sudah tidak layak lagi untuk dihuni.
"kak," panggil dita.
kenzia menoleh.
"makasih banyak ya untuk hari ini, aku ga tau bales nya gimana. tapi aku doa in semoga kakak dan keluarga sehat selalu, panjang umurnya dan semoga rezekinya lancar terus."
kenzia tersenyum, "aminn, makasih banyak. salam buat ibu ya, semoga cepet sembuh. kapan kapan kakak kesini lagi untuk ketemu ibu. boleh kan?"
"boleh kak, boleh banget."
"makasih, kalau gitu kakak pulang ya? suruh ibu makan sama minum obat dulu, kalau udah kalian langsung tidur oke?"
"oke kak, hati hati di jalan ya..."
kenzia mengangguk, kemudian setelah itu ia mulai memasuki mobil dan berlalu pergi.
di dalam mobil kenzia menelpon seseorang.
"halo jasmine, gue mau lo urus keperluan sama uang bulanan untuk anak-anak dan ibunya yang baru gue temui tadi. terus besok lo dateng kerumah mereka, bujuk anak anak itu biar mau masuk sekolah lagi. soal biaya biar gue yang tanggung. bilang juga ke ibu nya kalau udah sehat suruh dateng ke cabang perusahaan alexander untuk kerja sebagai office girl."
tut.
kenzia mematikan secara sepihak panggilan tersebut, tanpa mendengar lebih dulu jawaban dari orang bernama jasmine itu.
kenzia yakin, dia pasti tengah mencak mencak karena kesal sekarang. ya, biarlah kenzia tidak peduli, yang penting ucapannya besok di jalankan oleh nya.
dan selama perjalanan pulang kenzia tidak sadar, jika seseorang dengan helm full face dan motor sport hitam melihat semua interaksi kenzia bersama kedua anak tadi dari awal hingga akhir.
dia adalah alan, si cowo rese sekaligus tetangga kenzia.
awal mula saat alan sedang di balkon kamar untuk menikmati angin malam, mobil kenzia melewati rumahnya. takut kenapa napa pada gadis itu, apalagi sekarang sudah malam, akhirnya alan mengikuti kenzia dan memperhatikan nya dari jauh.
hingga dimana kenzia menghampiri dua anak perempuan yang sedang memulung, lalu mengajaknya makan di resto, berbelanja ke supermarket dan pergi ke apotik.
dari jauh alan tak bisa berhenti tersenyum, ditambah dia beberapa kali melihat bibir kenzia tertarik membentuk bulan sabit. dimana hal tersebut sangat langka untuk di lihat.
sambil mengikuti mobil kenzia dari belakang, alan kembali membayangkan senyum kenzia tadi, lalu bibirnya bergumam, "udah cantik, pinter, baik lagi, cocok banget ga sih jadi pacar gue?"
Kenzia berjalan menuju kelas dengan wajah datar andalannya. murid murid yang berpapasan langsung menundukkan kepala begitu melihat kenzia, aura gadis itu terlihat menyeramkan pagi ini!
ketika kenzia hampir tiba di kelas, netra nya menemukan rombongan cewe cewe berkumpul sambil menggedor pintu dan jendela kelasnya yang tertutup.
sudah terhitung 5x lebih kejadian seperti ini berlangsung, dan penyebabnya berasal dari kenan alexander yang tak lain adalah kembarannya sendiri.
cewe cewe itu berkumpul untuk berdemo karena tidak terima di campakkan begitu saja oleh kenan. sejujurnya kenzia muak, sudah tau kenan play boy cap kakap, tapi kenapa masih mau saja gadis gadis itu membuka hati untuk dia?!
dasar bodoh!
dengan emosi yang tertahan kenzia berjalan mendekat, saat sudah di depan pintu kelas tubuhnya terdorong oleh gadis yang badannya lebih besar dari kenzia, hingga membuatnya terjatuh.
tak lama setelah itu pintu akhirnya berhasil terbuka, rombongan para cewe cewe tadi berhasil masuk. sedangkan kenzia masih duduk di lantai, belum ada niatan untuk berdiri, sampai tiba-tiba sebuah tangan terulur dihadapannya.
"ngapain lo disitu? ngemis? bangun!"
kenzia mendongak, dengan wajah yang masih sama seperti awal, datar.
"bacot." balas kenzia sambil menerima uluran tangan tersebut.
orang di hadapannya itu terkekeh, dia adalah resha deolinda keswara. teman perempuan satu satunya kenzia sejak kecil.
tanpa berkata apa-apa lagi kenzia berjalan masuk, meninggalkan resha sendiri yang kini tengah mendengus keras.
"minimal bilang makasih kek!" kesal resha.
kenzia melangkah mendekati mejanya, namun meja itu malah sudah tergeser lebih dulu ntah kemana, karena orang orang yang berdemo.
emosi kenzia tidak bisa lagi di bendung.
dia berjalan kearah meja yang ada di dekatnya, kemudian menggebrak meja tersebut dengan kuat.
BRAK
kelas langsung hening.
semua mata kini tertuju padanya.
"keluar!" ujar kenzia rendah dengan sorot mata tajam seperti laser. orang orang yang ditatap oleh mata itu merasa tubuhnya seperti terbelah dua.
gadis gadis yang berdemo tadi buru-buru keluar tanpa membantah sedikit pun. tidak ingin mencari masalah dengan princess ketus harapan sekaligus anak pemilik sekolah.
setelah semua gadis gadis tadi pergi, kenzia berjalan mendekati kenan yang bersembunyi di balik tubuh arkanza vion abighail.
lihat saja akan dia habisi makhluk satu itu!
sudah mengingkari janji untuk berangkat bersama, lalu membuat masalah hingga cewe cewe tadi kembali berdemo, dan sekarang dia malah seenaknya bersembunyi dibalik tubuh orang lain?!
sungguh kenzia tidak akan mengampuninya!
"awas!" ujar kenzia pada arkan.
menurut, cowo itu mulai menggeser tubuhnya membuat kenan terlihat dengan kondisi menyengir kikuk pada kenzia.
"hai~" sapa kenan dengan watados seraya melambai kecil. keringat mulai turun di pelipis nya.
tanpa membalas kenzia langsung melayangkan bogeman mentah ke pelipis cowo itu.
BUGH
kenan tersungkur.
sudut bibirnya mengeluarkan darah.
"bangun," kata kenzia.
mendengar itu buru-buru kenan bangkit berdiri.
lalu,
BUGH
kenzia meninju lagi pelipis cowo itu membuatnya kembali tersungkur.
dia berjongkok, menepuk pelan pundak kenan kemudian berucap.
"lain kali kalau lo mau bener-bener jadi buaya, les dulu gih sama yang lebih profesional biar tau caranya ngusir mantan tanpa harus ngerepotin orang."
"oh ya satu lagi, kata gue, lo gausah belaga deh mainin perasaan cewe. dirumah masih dikelonin sama mami aja udah sok sok an."
...****...
"res perpus." ujar kenzia pada resha.
saat ini kelasnya tengah jamkos. seperti pada umumnya, kelas tersebut berubah menjadi berisik seperti pasar.
kenzia yang menyukai ketenangan tentu saja terganggu dengan hal tersebut, apalagi ketika mendengar ucapan anak cowo di belakang sana yang tengah mabar ml.
rasanya telinga kenzia seperti ingin meledak.
resha mengangguk, "ga gue temenin gapapa ya? gue mau nge live bareng zea."
"hm" balas kenzia dengan dehaman.
setelah itu dia langsung menyumpal telinganya dengan earphone dan berjalan pergi menuju perpustakaan.
alan yang sedari tadi mengamati, tanpa pikir panjang langsung mengikuti kemana gadis itu melangkah.
dan tentu saja hal tersebut tidak disadari oleh kenzia.
setibanya di perpustakaan, kenzia meraih satu buku secara acak kemudian ia mendudukkan diri di bangku yang disediakan disana, lalu meletakkan buku tadi dengan gaya berdiri, dan dibaliknya kenzia menjatuhkan kepala untuk tidur.
alan tersenyum smirk melihatnya, liat saja tidak akan dia biarkan gadis itu tidur dengan tenang!
alan berjalan mendekat, kemudian mendudukan diri di samping kenzia.
merasa ada seseorang di samping nya mata kenzia sontak terbuka, menoleh, menatap tajam manusia tersebut.
"ngapain lo kesini?!" tanya kenzia galak.
"buset, santai mba. gue kesini mau baca buku lah. emang situ, ke perpus malah mau tidur." balas alan dengan bola mata yang melirik kenzia di akhir.
kenzia mendengus, tidak percaya alasan klasik cowo itu. seorang alan? membaca buku di perpus? sangat mustahil!
"suka suka gue, ngapa lo yang sewot?! mending lo cari bangku lain deh, ganggu banget." balas kenzia ketus lalu kembali menelusupkan kepala nya di lipatan tangan.
"kalo gue ga mau gimana? lagian ini bangku umum, jadi lo ga ada hak ngusir gue."
kepala kenzia tertoleh, ia terkekeh sinis, "ga ada hak? gue yang punya sekolah ini."
"cih, sombong amat lagian yang punya sekolah bapak lo, bukan lo. dan lo kira gue ga ada pangkat disini? gue juga anak donatur kali." decih alan.
"yang donatur bapak lo, ngapa lo yang sombong?" tanya kenzia memutar balik dengan alis yang naik sebelah.
"heh tai, lo ngaca dulu deh. emang lo tadi ga sombong?" kesal alan. niat kesini untuk membuat kenzia emosi, kenapa malah dirinya yang kesal?
kenzia mengedikkan bahunya acuh, tanpa membalas perkataan cowo itu dia kembali menidurkan kepalanya di meja.
mata kenzia mulai tertutup.
namun beberapa detik kemudian pipinya di tusuk tusuk menggunakan jari oleh alan.
kenzia tidak merespon, biarkan saja lelaki itu ingin melakukan apa, kenzia tak peduli.
melihat kenzia yang diam saja, alan mencari cara lain dia memencet hidung mancung kenzia lalu melepas nya, begitu terus sampai berulang kali.
sayang, gadis itu masih belum merespon.
akhirnya alan memainkan mata kenzia yang tertutup. dia menarik kelopak mata kenzia keatas hingga membuat bola matanya terlihat, kemudian terkekeh.
sebal dengan semua kelakuan cowo itu akhirnya kenzia membuka mata, ia menatap alan kesal.
"lo bisa diem ga?! gue bosen lo reseh in terus, kenapa lo ga nge reseh in yang lain aja sih?" tanya kenzia sebal.
"em.. sorry ya, tapi gue cuman nge reseh in cewe cantik doang." jawab alan dengan wajah tengil andalannya.
"disini banyak cewe cantik, tapi kenapa yang lo reseh in cuma gue?!"
alis alan naik sebelah, "oh ya? tapi di mata gue yang cantik cuma lo doang, gimana dong?"
kenzia mendengus keras, "baru kali ini gue nyesel jadi cewe cantik."
Kenzia berjalan menuju balkon kamar, seraya membawa kanvas kecil serta alat lukis lainnya. malam ini dia sangat ingin menuangkan berbagai macam warna cat dan mengoleskan nya ke kanvas agar menjadi sebuah lukisan yang indah.
namun, satu permasalahan...
ia ingin melukis apa?
kenzia tidak ada ide untuk saat ini tapi mood melukis nya melonjak drastis.
akhirnya dia hanya bisa menghela nafas kasar sambil mendudukan diri di kursi yang berada di balkon.
netra coklat kenzia menatap langit malam yang terlihat sepi. tidak ada bulan maupun bintang disana.
lagi lagi kenzia menghela nafas.
siapapun tolong beri dirinya ide!!
di tengah kebingungan tersebut, seseorang yang selalu mengganggu kenzia keluar dari kamar dan berjalan ke balkonnya, lalu melambaikan tangan ke arah kenzia.
"KIAAAA!!!" sapa alan heboh.
kenzia mendengus, padahal balkon mereka berhadapan, rumah juga sampingan, tapi kenapa dia harus berteriak seperti tarzan?!!
tiba tiba alan melompat dari balkon kamarnya ke balkon kenzia.
kenzia berdecak tak suka, "ngapain si lo?!"
"gangguin lo lah, ngapain lagi?"
"ck ga ada kerjaan banget idup lo."
alan terkekeh, "ada. nih, nge rusuh in lo. emang itu bukan kerjaan?"
kenzia tak menjawab dia hanya memutar bola matanya malas. meladeni alan tak akan pernah selesai.
"lo mau ngapain ki?" tanya alan kepo.
"joget, lo ga liat? nge lukis lah bego."
"galak banget buset, gue nanya baik baik padahal."
"orang kea lo ga pantes di baikin. yang ada ntar ngelunjak."
"HEH GUE ANAK BAIK YA! MUSTAHIL BAKAL NGELUNJAK!!" kesal alan.
"iyain takut nangis."
"udah lah, lo mending pulang sana, buat orang pusing aja." ucap kenzia lagi.
"jangan gitu geh ki, kit heart nih gue, masa orang seganteng gue di usir? emangnya lo ga kangen sama gue?" tanya alan sambil menaik turunkan alisnya menggoda kenzia.
gadis itu bergidik, "najis, muka kea mimi peri itu lo bilang ganteng? ngaca dulu deh lo sana sebelum ngomong. lagian buat apa gue ngangenin orang stress kea lo? ga ada untungnya."
toh mereka juga tiap tiap hari bertemu, dasar saja alan lebay.
jleb.
menusuk sekali ya teman teman?
untunya alan sudah terbiasa mendapatkan kata kata seperti itu dari kenzia. ya walaupun rasanya tetap sama, nyeleqit.
"ki lo ini termasuk orang yang ga bersyukur ya? cewe cewe di luaran sana pengen banget deket sama gue dan lo malah...?"
bola mata kenzia memutar.
"itu mereka, bukan gue. gue mah bersyukur kalo ga deket ataupun kenal sama lo. hidup gue tenang."
jleb untuk yang ke 2x nya.
"udah ki cukup, hati gue ga kuat lagi denger kata kata pedes lo." kata alan seraya memegang dadanya dramatis.
"nah yaudah, sekarang lo pergi!"
alan menggeleng, "gamau, gue mau liat lo nge lukis."
kenzia berdecak, tidak lagi membalas.
"ko diem? cepetan lukis ki. gue mau liat!" desak alan.
"bacot banget si lo? gue ga ada ide!"
mulut alan terbuka, "ooo ngomong geh, kalo gitu kenapa ngga lukis gue aja? di jamin lukisan lo langsung bagus seratus persen, karna nge lukis orang ganteng." ujar alan pd dengan tangan yang menyisir rambut kebelakang menggunakan jari-jarinya.
"ga, nanti kanvas gue langsung robek."
alan mendengus, "ayo geh ki, nanti kalo udah jadi gue beli."
"beli? sorry duit gue banyak."
alan speechless, "ki.."
"kasih gue penawaran yang lebih bagus selain uang." ujar kenzia.
"em... seperangkat alat lukis?"
kenzia menggeleng, "udah banyak."
"novel satu gramedia?"
"ga,"
alan menghela nafas, kembali memutar otak. mencari sesuatu yang disukai oleh kenzia.
"lamborghini keluaran terbaru?"
"ga! mobil gue udah numpuk."
astaga, ternyata ini lebih sulit dibanding mengerjakan soal soal matematika.
"oh gue tau, satu taman bunga rumah kaca, gimana?"
kenzia tersenyum smirk, "boleh."
"beneran...?"
kenzia mengangguk.
"YES!!" alan melompat senang, kemudian netranya kembali menatap kenzia
"lukis in yang bagus ya sayang." katanya sambil mengedipkan satu matanya genit.
"najis!"
alan tertawa, lalu dia dengan seenak jidat berjalan masuk kedalam kamar kenzia untuk mengambil gitar gadis itu dan kembali duduk di hadapan kenzia.
melihat hal tersebut membuat kenzia mendapat ide.
melukis alan yang tengah memegang gitar seperti nya bagus.
kenzia mulai menuangkan cat warna yang dia perlukan kedalam palet lalu mengoleskan cat tersebut ke kanvas, sedangkan alan sibuk mengotak atik kunci gitar yang dia pegang.
"ki," panggil alan.
"hm?" jawab kenzia tanpa menoleh.
"mau gue nyanyiin ga?"
"ga, suara lo jelek."
"bjir penghinaan banget, padahal lo sendiri aja belum denger."
"belum denger aja udah jelek, apalagi kalo udah denger? yang ada gendang telinga gue pecah."
"bangke! suara gue bagus ya tai! dengerin nih!"
alan mulai memetik senar gitarnya.
Bukan ku tanpa alasan
Berulang ingin bertemu
Aku punya perasaan
Nampaknya kau tak mengerti
Tahukah dirimu, tahukah hatimu?
Berulang kuketuk, aku mencintamu
Tapi dirimu tak pernah sadari
Aku yang jatuh cinta...
alan menatap dalam wajah kenzia yang tertutup rambut karena menunduk untuk melukis.
padahal tanpa alan tau di balik itu, kenzia sedang menggigit kuat bibir dalamnya, juga menenangkan denyut jantung yang mendadak berdisko. dia tau jika alan tengah mengkode tentang perasaannya lewat lagu ini.
Aku s'lalu menemani
Saat kau rapuh dan jatuh
Namun, saat kau bahagia
Nampaknya ku terlupakan
Tahukah dirimu, tahukah hatimu?
'tau lan, gue tau.'
Berulang kuketuk, aku mencintamu
'iya lan, gue juga cinta.'
Tapi dirimu tak pernah sadari
'gue sadar!'
Aku yang jatuh cinta.
'gue juga jatuh cinta kok, ga lo doang.'
Dan aku mencintamu
Tapi dirimu tak pernah sadari
Aku sungguh jatuh cinta
lagu pun berakhir.
"gimana? suara gue bagus kan?" tanya alan menaik turunkan alisnya.
kenzia mendongak, "not bad, tapi tetep aja jelek."
"terus yang menurut lo suara bagus tuh gimana?" kesal alan.
"em.. kea zayn malik, baru bagus."
"udah nyerah gue nyerah, kameranya dimana kasih tau."
kenzia terkekeh kecil memperlihatkan gigi rapi nya yang tersusun sempurna.
melihat hal itu tubuh alan membeku.
kenzia ketawa?
DEMI APA?!!
CANTIK BANGET WOEEE!!!!
"je bent grappig" ujar kenzia dengan bahasa belanda.
mata alan berkedip, "ha? lo ngomong apa?"
jujur dari dulu alan tidak pernah mengerti bahasa yang kadang kenzia sebutkan.
wajar dia kan orang Indonesia tulen.
sedangkan kenzia indo campur belanda.
"je bent grappig." ulang kenzia.
"artinya?"
"lo jelek."
...****...
*je bent grappig artinya lo lucu.
visual kenzia (dasha taran)
visual alan (nanon korapat)
Visual kenan (steffan taran)
Visual arkan (phuwintang)
Visual resha (yuna)
hanya visual ya! jangan samakan dengan kehidupan asli mereka:)
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!