Setelah menguatkan hatinya untuk sesuatu didalam sana sava menarik nafasnya lalu membuangnya berulang kali. Tak dipungkiri saat ini berbagai macam pikiran sedang memenuhi pikirannya hingga sava tak bisa berfikir jernih saat ini. Sampai sentuhan tangan kak ezra dipundak sava menyadarkannya.
"are You ok...." tanya nya lirih penuh ke khawatiran.
Sava hanya mampu mengangguk sampai ia kembali menatap pintu di depannya dan kini ia sudah siap untuk kenyataan pahit sekalipun
Brakkkk....
Berbekal kartu akses otomatis yang diberikan oleh kak Ezra, kini Alsava sudah berada di sebuah kamar hotel berlabel suite milik keluarga adisatya.
Prok... prok... prok...
"Ow... ternyata benar ya kalian ada main dibelakang ku... " ucap sava yang bertepuk tangan menghilangkan rasa gugup saat melihat 2 manusia yang sedang berbagi peluh siang hari ini dengan bersandar didinding dekat pintu kamar. Sava sudah mengantisipasi jika saja kakinya lemas tak bisa menopang bobot badannya sedangkan ia harus terlihat tegar saat di depan dua orang penghianat ini.
Ezra yang menemani sava atas permintaan sahabatnya fandra yakni kakak dari Alsava sejak awal sudah menyalakan video diponselnya sejak awal masuk kamar, dan sesekali melihat keadaan adik dari sahabatnya itu...
Sava merasakan sakit di dadanya, bahkan sulit bernafas saat melihat dua orang didepannya yang seakan melupakan status mereka... sedang dua orang itu terpaksa menyudahi kegiatan mereka yang belum selesai karena ada nya gangguan dan terdiam saat melihat orang yang datang dan mengganggu kegiatan mereka yang sudah akan mencapai akhir.
\=\=\=\=\=
3 tahun menjalin hubungan dan kini sedang mempersiapkan pernikahan. Dan disinilah kesetiaan kami sedang diuji.
Berawal ketika Alsava juga Caraka yang sedang hunting printilan untuk lamaran 1 bulan lagi, tak sengaja bertemu gisell setelah sekian tahun kami hilang kontak saat mereka berada di restoran
"Sava...?" Teriak seorang wanita yang tak sengaja berdiri bersisihan saat membuat pesanan makanan di meja pemesanan.
"Iya..?" ujar sava sambil mengingat siapa wanita yang berdiri disebelahnya. Ada perasaan familiar tapi sava tak bisa mengingatnya
"Ich... jahat.. dah lupa sama gw..? Gw gisell temen smp lo" ucapnya sambil menepuk pelan lengan sava
Gisell..? Sava memutar Otaknya mencari memori saat smp bersamanya dan.....
"Ya ampun.... lo gisell winata, yang ngikutin gw mulu ya..?" Sesaat wajah gisell pias mendengar ucapan sava sampai ia melihat orang disebelahku..
"Heh... jangan buka aib dulu lah... btw siapa nih va, ngga dikenalin..?" Gisell menyenggol lengan sava sambil menatap raka penuh harap...
"Oh... kenalin ini rakA, calon suami gw..." ujar sava sambil mengenalkan raka pada gisell sambil bergelayut manja dilengan sang kekasih yang hanya mengangguk menanggapi obrolan sava juga gisell
Entah hanya perasaan sava atau hanya halusinasi saja. Sava sekilas melihat wajah gisell yang agak kesal saat sava mengenalkan raka padanya. Tapi saat diperhatikan lagi raut wajah gisell sedang tersenyum sambil mengulurkan tangannya pada raka.
Setelah pesanan makanan selesai, sava juga raka pun mencari tempat duduk untuk mereka makan tapi baru 5 menit mereka duduk dan menikmati makanannya, gisell berjalan mendekati mereka dengan nampan makanan pesanannya.
"Gw boleh gabung disini kan..? Maaf ya kalo ganggu kalian, tapi gw beneran kangen sama lo va, pengen cerita-cerita."
Sejak awal bertemu beberapa saat lalu sava sudah punya feeling tak enak terhadap gisell terlebih tatapannya selalu mengarah pada raka. Walau raka terlihat cuek kita tak pernah tau apa yang akan terjadi nanti kan..
"Yang.. gimana, boleh gisell gabung sama kita?" Tanya sava pada raka yang saat itu sedang memotong daging di piringnya
"Terserah kamu aja yang..." jawabnya singkat tanpa menoleh ke arah sava ataupun gisell
Belum juga sava mempersilahkan, gisell sudah menarik salah satu kursi di sana.
"Hehe... makasih raka..." ucap gisell sambil melihat kearah raka yang masih sibuk memotong daging.
Heh... apa-apaan ini, kenapa terima kasih sama raka doang..? Lagian nih cewe koq terang-terangan banget naksir raka, padahal dah dibilang dia ini calon suami gw...perlu dikasih faham kayanya. Batin sava
"Yang.. nih makan cepet kita masih ada janji lain" ujar raka sambil menukar piring kami.
Raka memang selalu seperti ini. Dia akan memotong daging steak miliknya terlebih dahulu lalu piringnya ditukar dengan piring sava. Raka akan selalu memotong daging steak untuk sava karena sava selalu memakan steaknya dengan potongan besar supaya cepat habis.
"Makasih sayang...." ucap sava sambil tersenyum ke arah calon suaminya itu dan dibalas usapan di kepala sava.
Gisell mematung sesaat melihat kemesraan didepannya itu kemudian tersenyum
"Wah... va, raka so sweet banget sih, boleh donk steak gw dipotongin juga..." gisell memecah kemesraan sava juga raka sambil menyodorkan piring miliknya ke arah raka
"Punya tangan kan," ujar raka dingin dan masih tak melihat kearah gisell
Prffff... sava menahan tawanya ketika mendengar ucapan raka tanpa melihat gisell. Sedang gisell langsung kesal karena penolakan raka, bahkan raka tak memandangnya sama sekali.
"Ya ampun gw juga cuma bercanda kali ka, ngga usah sewot banget" jelas gisell dengan senyum terpaksanya.
Gisell menikmati makanannya sambil sesekali melihat kearah pasangan didekatnya.
"Sav, lo kuliah dimana.?" Tanya gisell ditengah kegiatan makannya
"Di univ Yutaka, lo sendiri dimana?"
"Wah kebetulan banget, gw juga bakalan masuk kesana, gw baru pindah dari malaysia ngikut bokap pindah dinas ke sini."
"Ow..." jawab sava singkat. Karena sava bukan termasuk orang yang kepo dengan urusan orang lain.
"Yang... udah selesaikan, nih udah ditunggu mami dirumah" sela raka sambil memperlihatkan pesan singkat dari mami cindy
"Hmm.. udah kelar koq. Sebentar aku minum dulu ya..." saat sava tengah menghabiskan minumannya gisell memyodorkan ponselnya ke arah sava
"Minta no lo donk, no gw udah ganti jadi semua kontak teman lama ilang semua"
Tanpa banyak kata dan tanya sava mengetikkan sederet angka di ponsel gisell
"Ok.. gw duluan ya sell.. have a nice day.. bye"
Mereka pun berpisah setelahnya, meninggalkan gisell yang masih duduk santai sambil menyeruput minuman dinginnya
Kayanya dia boleh jadi target gw berikutnya. Lumayan kan kalo gw dapet raka. Diliat-liat kayanya tajir juga dia sekalian ngasih tau sava kalo dia ngga ada apa-apanya dibanding gw. Ok pertama-tama gw harus masuk univ Yutaka dulu biar bisa nemplokin sava kan bisa sekalian ketemu sama raka
***
"Wes... bro dah lama banget kita ngga ketemuan... ada kabar apa nih..?" Sapa fandra saat membuka pintu dan berdirilah seorang lelaki gagah yang sampai kini masih menjalin komunikasi dengannya
"Tau aja lah lo kalo gw ada maunya... wkwkwk.. ajak masuk dulu lah, gimana juga gw tamu nih" ujarnya sambil menepuk pelan bahu fandra
Fandra pun mengajak masuk tamu yang merupakan sahabat lamanya itu..
"Gimana.. gimana...?" Tanya fandra penasaran dengan kedatangan sahabat yang beberapa tahun ini memilih kuliah diluar negri dengan alasan melupakan seseorang.
"Ngga ada yang spesial sih... selain emang kepengen silaturahmi ke sini gw cuma mau bilang kalo perusahaan bokap sekarang gw ambil alih dan ternyata kita bakalan ada kerja sama dalam waktu dekat ini" jelas ezra sahabat fandra
"Ya ampun... gw kira ada berita kalo lo udah mau merit bro, sampe grogi gw kalo sampe keduluan sama lo..." canda fandra
"Hah... nikah sama siapa coba... malah gw kira lo yang udah nikah" balas ezra
"Ya belom lah... gw masih sibuk ngurus perusahaan keluarga, sama ngawasin adek gw sampe nikah baru gw sedikit tenang nyari pasangan"
"Lah.. sava bukannya masih kuliah ya..? Emang udah mau nikah..?" Tanya ezra penasaran, karena seingat ezra, sava juga fandra hanya selisih 4 tahun...
"Iya sava masih semester 3, cuma pacarnya udah mau lulus. Rencananya dalam waktu dekat mereka mau lamaran, kalo calonnya sava lulus baru mereka nikah"
Baru saja ezra mau melanjutkan pertanyaannya terdengar suara dari luar menandakan ada yang datang.
Ezra juga fandra serempak menoleh ke arah depan dan muncul seorang wanita dengan bersenandung lirih tanpa melihat sekelilingnya
"EhHmmm..." deheman fandra membuat sava terdiam karna tatapannya langsung melihat ke sosok asing di samping kakaknya
"Eh... kak fandra ada dirumah.. hehehe..." ucap sava sambil menggaruk tengkuknya menahan malu, karena kelakuannya.
"Kamu baru pulang, dari mana..?" Tanya fandra aneh karena biasanya adiknya sejak siang sudah ada dirumah, tapi hari ini jam 4 sore adiknya baru sampai dirumah tanpa pemberitahuan.
"Em... tadi pulang kuliah sava jalan sama raka kak nyari barang, abis makan mampir kerumahnya, maminya mau ketemu katanya, mangkanya sava baru pulang" sava pun menjelaskan keterlambatannya
"Kenapa ngga izin dulu sama kakak. Ingat ya sava selama mama papa pergi kamu itu tanggung jawab kakak. Lagian bisa-bisanya raka bawa kamu ngga bilang-bilang, mau kamu ngga kakak restuin..."
"Ya jangan gitu dong kak... kalo sava ngga jadi nikah nanti kakak jadi perjaka tua loh..."
Pfff.... susah payah ezra menahan diri hingga akhirnya pecah juga tawanya...
"Udah lah bro... jangan diperpanjang kasihan tuh savanya baru pulang capek kan.. udah dek, kamu naik aja sana mandi biar segar..."
"Hehe... tau aja kak.. btw kakak siapa ya koq familiar mukanya" sava memperhatikan wajah sahabat kakaknya dengan seksama, ezra yang dipandangi malah salah tingkah
"Lupa kamu sama ezra.. padahal dulu kamu ngikutin ezra mulu. Malah lebih deket sama ezra dari pada sama kakaknya sendiri"
Degggg...
Pantas saja wajahnya familiar ternyata dia kak ezra orang yang udah bikin hati sava patah untuk pertama kalinya.
"Apa kabar dek..." tanya ezra dengan senyuman khasnya
"Ba.. baik kak... aku naik dulu ya kak" sava pun langsung lari menaiki tangga rumahnya meninggalkan 2 lelaki dewasa diruang tamu.
Di dalam kamar sava terduduk dibelakang pintu sambil menggigit jarinya
Aduh... kenapa pake balik sih tu crush gw.. hah... jangan sampe gw gagal nikah cuma gara-gara masih ada perasaan sama dia...
Udah ach... mending gw mandi biar otak gw jernih
Ya.. dulu ketika ezra masih 1 sekolah dengan fandra, ezra sering bolak balik main ke rumah fandra disinilah sava melihat sosok ezra yang bisa membuatnya tak fokus. Dari situ sava yakin kalau sava suka sahabat kakaknya. Tapi saat itu sava yang duduk di kelas menengah pun harus menyembunyikan perasaannya apalagi dia adalah sahabat kakaknya. Tanpa sava tau sebenarnya usia sava dan ezra hanya terpaut 2 tahun karena ezra sempat lompat kelas Saat di SMP 1 kali, dan satu kali saat di SMA hingga ia bisa 1 angkatan dengan fandra.
sava berharap jika besar nanti mereka dipertemukan dan bisa berjodoh. Siapa sangka sava melupakan sosok ezra ketika sudah kuliah dan mengenal raka. Namun ketika bertemu kembali, sava seolah kembali pada saat pertama kali sava melihat ezra dulu. Perasaan sava pun ternyata masih sama hanya saja saat ini sava harus bisa menjaga perasaan raka yang akan menjadi calon suaminya nanti.
Senin pagi yang cerah, sava sudah berada dikantin menikmati sarapan yang tak sempat ia lakukan karena bangun kesiangan
"Wey... tumben udah nongkrong dikantin non...? Ngga ngajak-ngajak lagi" Ucap seorang wanita yang sudah duduk dihadapan sava
"Jangan ganggu dulu sis, mood gw lagi berantakan nih pagi..." ucap sava yang masih menikmati sarapannya
"Kenapa emangnya..." bukan adel namanya, kalo diam saat disuruh diam, karena jiwa keponya selalu meronta saat berhubungan dengan sahabatnya ini
"Hah... lo tau sendiri semalem gw ngga bisa tidur gara-gara nonton film horor sebelum tidur. Pas mau tidur gw parno donk mangkanya gw baru tidur jam 3 pagi itu pun terpaksa karena ngantuk berat. Paginya gw bangun jam 7, gw inget kalo ada kelas bu norma jam 7.30 mangkanya gw buru-buru sampe ngga sarapan. Eh pas sampe, kelas kosong buka grup di batalin donk kelasnya... dan di sinilah gw..." ucap sava panjang lebar pada sahabatnya adelia
"Wkwkwkwk... lagian lo juga udah tau takut tapi masih nekat nonton horor malem-malem sendirian pula. Gw saranin lo nonton horornya nanti aja abis nikah biar ada yg nemenin lo"
Sava juga adelia tertawa bersama. Mereka sudah bersahabat sejak SMA sava juga adelia tak pernah merasa sungkan dan sama-sama bisa saling balikin mood jika sudah bertemu. obrolan mereka pun sudah tak pernah ada rahasia lagi.
Saat sava dan adelia tengah berbincang tiba-tiba datang seorang wanita
"Hai sav.. akhirnya kita satu kampus juga..!" Ucapnya yang membuat sava juga adelia menatap ke arah suara.
"Ow... lo jadi masuk sini juga..." jawab sava santai pada gisell
"Iya nih... btw boleh gabung kan..?" Belum mendapat jawaban gisell sudah mendaratkan tubuhnya di salah satu bangku di sebelah adelia
Adelia menatap sava meminta penjelasan, namun sava hanya mengangkat bahunya tanda malas menjelaskan sambil melanjutkan makannya. Sampai sava menghabiskan makanannya dan berencana pergi
"Gw duluan ya..." ucap sava tanpa melihat ke arah gisell
Baik sava juga adelia tak menunggu jawaban gisell dan langsung beranjak pergi
Sombong banget tuh cewe. Ngga berubah juga dari dulu. Kalo raka udah gw rebut gw mau tau masih bisa sombong ga lo nanti...
Gisell masih saja memaki sava dalam hatinya sampai matanya mendapati sosok yang mungkin bisa merubah nasibnya. Dengan memperhatikan setiap gerak gerik orang itu kini gisell beranjak saat sosok yang ia perhatikan juga akan pergi, setelah menaruh totebag dibahunya dan gelas minum yang masih ada setengah gisell berjalan setengah berlari dan
Bruk....
Minuman yang dibawa gisell mendarat sempurna di jaket pria yang ditabraknya
"Sial...." umpat pria itu sambil memgibaskan jaketnya yang terkena air
"Maaf... maaf..." ujar gisell sambil membantu mengusap jaket si pria
"Loh... raka... sorry rak... gw ngga sengaja, gw buru-buru sampe ngga liat ada orang didepan" sambung gisell saat melihat raka yang ia tabrak
"Stop... " bentak raka yang meminta gisell menghentikan gerakan tangannya di jaket raka, bahkan tadi sekilas gisell sempat meraba dadanya. Raka yang kesal akhirnya pergi diikuti 2 orang temannya
Heheh... lumayan kan bisa pegang-pegang. Ngga nyangka gw badannya bagus.. behhh diraba dari luar aja gw udah kebayang , gimana hotnya raka kalo ada di atas gw... gw harus cepet cari cara buat deket sama raka nih sebelum mereka nikah.
Gisell ternyata sengaja menabrak raka untuk menarik perhatiannya dan memberitahu bahwa ada gisell dikampus ini. Gisell sudah menargetkan raka untuk menjadi target berikutnya. Sehingga gisel tak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk selalu berinteraksi dengan raka apapun situasinya..
Kejadian dikantin pun sampai juga ditelinga sava, sava yang sangat mempercayai raka pun menganggap angin lalu, toh raka juga dikabarkan kesal karena kejadian itu, dan langsung meninggalkan gisell
Jam 11 sava sudah berada di lobby kampus menunggu raka yang juga akan segera selesai kelasnya. Sambil memainkan ponselnya sava duduk santai dekat jendela. Sava merasakan pergerakan di sebelahnya dan mengernyitkan keningnya saat melihat siapa yang sudah duduk di sebelahnya.
"Eh... sava... belum pulang..?" Ujar gisell yang sudah duduk disebelah sava
"Belum" jawab sava singkat lalu kembali menatap ponselnya. Menscroll medsosnya dan melihat berita disana.
"Supir gw lagi ngga bisa jemput nih, gw boleh nebeng ga sama lo..?" Tanpa basa basi gisell menyampaikan maksudnya
"Sorry gw juga nebeng koq" jawab sava tanpa menatap gisell seakan ponselnya lebih menarik dari pada berbicara dengannya
"Wah... nebeng raka ya... gw ikut juga donk, apalagi kalo kalian mau jalan, gw bete nih ngga ada temen. Sekali-kali boleh lah ajak gw gabung" entah terbuat dari apa mukanya, tanpa rasa malu tetap meminta sesuatu yang sebenarnya ngga mungkin dikabulkan
"Ngga bisa... hari ini gw ada acara sama sava" bukan sava yang menjawab tapi raka yang sedang berjalan dan mendengar obrolan mereka
"Loh... emangnya kalian mau kemana.? Gw ngga bakalan ganggu koq, gw cuma males aja. Pulang kerumah juga sepi ngga ada orang, lagian gw juga baru pindah belum punya temen, dan sava temen gw yang gw kenal buat saat ini" ucap gisell dengan wajah mengiba menatap raka juga sava bergantian.
Namun entah mengapa baik sava juga raka sama sekali tak bersimpatik pada wanita itu.
"Yang... ayo... kita udah ditunggu mami" ajak raka menghiraukan gisell.
Sava pun beranjak bersama raka keparkiran, tanpa mereka tau gisell berada dibelakang mereka dengan senyum liciknya.
Saat sava juga raka sudah siap didalam mobil tiba-tiba pintu belakang terbuka dan masuklah gisell dengan muka temboknya
"Sell lo apa-apaan sih... kan gw sama raka udah bilang kalo kita ada acara jadi kenapa lo masih ikut masuk kesini padahal ngga ditawarin" kesal sava saat melihat gisell dengan santainya sudah duduk dibangku penumpang
"Ya ampun va, hari ini doang gw ikut. Kaya sama siapa aja sih lo. Tuh raka aja diem aja. Koq lo sampe teriak-teriak gini sih" gisell memanfaatkan diamnya raka sebagai alasannya
"Hey... gw diem bukan karena gw setuju, gw masih nganggap lo temen sava jadi gw masih nahan diri buat ngga kasar sama lo, dan sekarang mumpung gw masih bisa ngendaliin emosi, gw minta lo turun sebelum gw kasar dan narik lo keluar" bentak raka yang melihat gisell melalui kaca sepion depannya.
"Ya ampun, kalian tega banget sih. Gw kan cuma minta ikut tanpa ganggu waktu kalian. Gw juga begini karena ngga ada pilihan. Gw sendiri kesepian. Kalo pun ada gw ngga bakalan kaya gini" ucap gisell lirih sambil menunduk namun gisell sempat tersenyum saat mengucapkannya. Ia berharap sava juga raka mau berbaik hati padanya
"Gini aja, kita kasih tumpangan lo sampe halte depan aja. Di sana lo bisa naik bus atau taxi" tawar sava yang tenaganya sudah cukup terkuras siang ini
"Loh koq diturunin dihalte sih... gw kan pengen ikut kalian jalan..." bantah gisell
"sell, sorry ya bukan gw ngga nganggep lo temen, tapi emang dulu kita juga ngga deket-deket banget kan. cuma sekedar kenal aja karna kita sekelas, jadi tolong hargai kita"
Gisell diam karena kesal yang dia lakukan tidak bisa membuat sava mengubah keputusannya. Hingga akhirnya gisell terpaksa turun sesuai dengan perkataan sava yang akan menurunkannya di halte.
Dengan berat hati gisell pun turun tanpa mengucapan terima kasih sekalipun. Membuat raka juga sava menggeleng pelan dengan sikap gisell yang seperti itu (kekanak-kanakan).
\=\=\=
Hah... gw kira 4 tahun jauh ngga liat dia, ngga tau kabar dia bisa bikin perasaan gw hilang, ternyata setelah ketemu lagi perasaan itu masih tetap ada bahkan sama seperti saat gw tinggal dulu ngga ada yang berubah. Kalo aja dia masih sendiri mungkin saat ini gw bakalan coba deketin dia. Tapi ternyata lagi-lagi gw datang di situasi yang salah. Dulu gw milih menyimpan perasaan gw karena dia masih sekolah menengah, terlebih dia adik dari sahabat gw sendiri, dl gw kira hw cuma menganggap dia sebagai adik dari sahat gw ternyata gw sudah menganggap dia sebagai seorang wanita. Sekarang saat dia sudah terlihat dewasa ternyata sudah ada yang punya.... Ya tuhan... apa dia memang bukan jodoh ku. Tapi kenapa susah banget lupain dia, seakan-akan gw lagi disuruh nunggu moment yang tepat buat kita sama-sama.
Gw cuma berharap, kalo memang suatu saat kita memang berjodoh tolong tetap jaga perasaan ini buat dia. Tapi kalo kita ngga berjodoh tolong hadirkan sosok pengganti untuk melupakan dia.... biarkan dia dengan kebahagiaannya.
"Assalamualaikum" ucap sava saat berada didepan pintu sebuah rumah sederhana di sebuah perumahan.
Sabtu ini sava diminta untuk datang kerumah sang calon ibu mertuanya tante diana, Dan kini sava sudah sampai untuk memenuhi janjinya.
Namun betapa terkejutnya sava saat pintu dibuka sebuah tembakan terdengar dan sesuatu menempel di kening sava
"Hahahaha.... penjahatnya kena tembak..." ujar seorang anak laki-laki yang membuka pintu
"Ya ampun vadell.... ngga boleh gitu sama tante sava" teriak seorang wanita dari dalam
"Sava... maaf ya vadell emang lagi aktif-aktifnya"
"Ngga apa-apa mba silvy namanya juga anak-anak" ujar sava sambil melepas mainan yang menempel di keningnya dan berjalan masuk setelah dipersilahkan oleh mba silvy adik raka
"Yang... udah datang..?" Raka berjalan santai ke arah sava duduk
"Iya... baru sampai, kamu mau kemana udah rapi aja ?" Tanya sava bingung. Karena saat ini dia diminta datang tapi sang pacar malah terlihat akan pergi
"Oh... itu tadi si abdi sama bagas koling ngajak nongkrong di kafe"
"Aku ikut ya..!" Bukan tanpa alasan sava meminta ikut.
Karena sebelumnya saat sava berkunjung kerumah ini dia di kerjai habis-habisan oleh 2 keponakan raka, pada saat itu silvy menitipkan 2 anaknya pada maminya karena ia ada janji dengan teman-temannya, namun sang mami sedang tidak enak badan jadi terpaksa raka juga sava yang mengawasi 2 anak itu.
"Kita cuma ber 3 yang. Ngga ada cewenya. Lagian juga kita mau bahas kerjaan koq" tolak raka. Sava manyun mendengar alasan raka. Bukannya dia juga sudah mengenal abdi juga bagas, toh nanti dia juga bisa diam saja seperti sebelumnya. Mereka bertiga seakan punya dunia sendiri dan tak menghiraukan keadaan sekitar.
"Maaf ya... besok aja ya kita jalan berdua, gimana..?" Langsung saja sava mengangguk mendengarnya.
"Ya udah aku pergi dulu ya yang. Kalo ada apa-apa hubungin aku aja ya.."
Raka pun berlalu pergi setelah berpamitan.
Kemudian hari berat sava pun dimulai...
Sava membantu tante diana menjaga ke 2 cucunya karena silvy kembali menitipkan anak-anaknya sedang ia sendiri bertemu dengan teman-temannya. Dikarenakan usia, ruang gerak tante diana, sehingga sava yang lebih banyak menjaga mereka.
Sampai sava diselamatkan oleh sebuah panggilan dari ponselnya yang memintanya untuk pulang
"Tante... maaf ya sava ngga bisa lama-lama. Mama papa baru pulang jadi sava diminta untuk pulang sekarang juga"
"Loh... terus ini yang jagain vadel sama varel siapa..?" Entah kenapa calon mertua sava berkata seperti itu.
"Em.. maaf tan... kenapa ngga telpon mba silvy aja buat pulang, udah lama juga kan mba silvy keluarnya" Jawab sava hati-hati
"Ya ngga bisa gitu donk. Silvy itu lagi kumpul sama temannya tante ngga bisa ganggu dia. Udah kamu disini aja sebentar sampai silvy pulang." Tolak calon mertuanya, tapi sava ingat sebelumnya silvy pulang saat makan malam, sedang saat ini baru jam 11 siang.
"Maaf tante.. sava ngga bisa.. maaf tante sava izin pulang ya tan.. assalamualaikum" sava menebalkan telinganya saat tante diana berteriak memanggil namanya untuk kembali.
Sava membawa mobilnya keluar dari pekarangan rumah tante diana itu, dari awal memang tante diana terlihat sangat menentang hubungan sava juga raka berbeda dengan om burhan ayah raka.
Sava memaksa pulang ke rumah karena mama papa nya membawa opa juga oma sava yang sudah lama tak ia jumpai karena tinggal diluar negri.
"Assalamualaikum...." teriak sava saat ia memasuki rumahnya.
"Waalaikumussalam" ucap semua orang di sana
"Nah... ini dia yang dicari malah ngga ada di rumah... kamu kemana hari libur gini sayang" tanya seorang wanita tua yang masih terlihat sehat
"Hehe... biasa oma sava kan juga butuh refresing..." ucap sava sambil memeluk sang oma setelah menyalami semua orang disana.
Sava adalah satu-satunya cucu wanita baik di keluarga mama juga papa nya. Semua keponakan mama juga papa adalah laki-laki jadi jangan salah kalau saat kumpul keluarga semua keluarga baik orang tua sampai para sepupu semua posesif pada sava, begitulah mereka mengungkapkan rasa sayang mereka.
Sava menghabiskan waktunya bersama oma opanya sampai melupakan ponsel yang terus berdering dalam mode silent.
Sampai ketika selesai makan siang sava menemui sang kakak setelah memastikan oma opanya beristirahat dikamar.
"Kak... " ucap sava sambil melongokkan kepalanya kedalam kamar sang kakak
"Kenapa... masuk sini..."
Sava langsung masuk kekamar kakaknya, duduk disebelah sang kakak yang sedang fokus dengan laptopnya lalu menyandarkan kepalanya dibahu sang kakak..
"Kenapa..?" Fandra tau kalau sudah seperti ini adiknya sedang ada masalah dan bermaksut ingin bercerita. Karena itu fandra langsung menaruh laptopnya dan membelai kepala adiknya. Namun sava hanya menggelengkan kepalanya
" kalo ngga mau cerita ya udah sana keluar, kakak lagi ada kerjaan" cetus fandra memancing sang adik
"Ich... kakak mah gitu, ngga peka sama adeknya sendiri..." gerutu sava tak terima sikap cuek kakaknya saat ini
Fandra hanya terkekeh mendengarnya.
"Tadi kan kakak tanya sama kamu, eh kamu malah geleng. Ya udah sini mumpung kerjaan kakak masih bisa di kerjain nanti kamu bisa cerita sama kakak..." kini fandra sudah berada didepan sang adik
"Em... tadi... tadi pagi sebenernya sava kerumah raka trus..." belum selesai sava bercerita sudah dipotong oleh fandra
"Trus kamu jagain 2 keponakan raka lagi..? " lanjut fandra yang memang sudah tau cerita ini karena dari kecil sava selalu menceritakan segala hal pada kakaknya ini, dan sava mengangguk
"Trus masalahnya apa..? Toh ada raka kan disana..?"
"Engga kak... hari ini tuh raka pergi pas sava baru dateng terus.... " sava menceritakan semua kejadian dari datang sampai pulang beserta teriakan tante diana padanya saat akan pulang
Fandra mengepalkan tangannya saat mendengar cerita sang adik. Bagaimana tidak sava bak seorang tuan putri saat bersama keluarganya tetapi dijadikan pengasuh gratis saat berada di keluarga orang lain.
"Dek.. boleh kakak kasih usul..?" Tanya fandra pelan sambil melihat reaksi sang adik, dan dibalas anggukan
"Kamu bilang 1 minggu ini kamu libur kuliah kan? Gimana kalo kamu ikut opa oma sambil liburan tapi kamu jangan nyalakan ponsel kamu selain mengabarkan kalau kamu akan liburan bersama keluarga selama 1 minggu, setelah itu serahkan semua sama kakak..."
"Baik kak... kali ini sava juga akan denger nasehat kakak" ucap sava yakin karena selama ini apapun yang kakaknya katanya semua demi kebaikannya walau kadang sava tak mengerti tapi akhirnya sava sadar hasil akhirnya fandra selalu mengedepankan kebahagian sava.
Sava memeluk kakaknya sebelum keluar dan masuk ke kamarnya. Saat sava mengecek ponselnya dia dikejutkan dengan banyaknya panggilan dari raka, sebelum sava menelpon balik sava membuka pesan yang juga dikirim oleh raka
Deggg...
Kaget... kecewa bahkan sava tak menyangka kalau raka bisa seperti ini terhadapnya.
SAVA.. KENAPA KAMU PERGI NINGGALIN MAMI GITU AJA, KAMU TAU KAN KALO MAMI NGGA BISA JAGA VADEL JUGA VAREL SENDIRIAN. TERNYATA KAMU EGOIS YA. PERGI NGGA JELAS DAN NGGA BISA DIHUBUNGI...
Dari sekian banyak pesan raka 1 pesan ini yang sangat membuat sava sakit hati.. ditambah tulisan besar yang menandakan raka sedang marah.
Sava menangis sambil berbaring dan memandangi pesan yang barusan ia baca sampai tertidur. Fandra masuk kekamar adiknya untuk menanyakan sesuatu namun fandra kaget saat melihat wajah adiknya, masih ada jejak air mata dipipinya. Fandra juga mengambil ponsel dalam genggaman sava dan melihatnya setelah membuka dengan sidik jadi sava. Mata fandra melotot melihat pesan yang dikirim kan oleh raka. Fandra langsung menaruh kembali dan keluar dari kamar adiknya.
Fandra langsung mencari orang tuanya untuk pamit
"Ma.. pa.. fandra keluar sebentar ya mau ketemu sama ezra"
"Oh.. iya jangan lama-lama ya ngga enak sama opa oma" ujar sang mama mengingatkan
"Siap ma... oiya... sava lagi tidur. Tadi pesen katanya jangan dibangunin, dia mau istirahat katanya" ujar fandra agar orang tuanya tak melihat sava yang habis menangis
Setelah itu fandra langsung pergi menggunakan motor kesayangannya.
Tak lama ia pun sudah tiba di rumah sahabatnya itu, kebetulan fandra melihat ezra sedang mencuci mobilnya
"Tumben kerumah ngga ngabarin..?" Tanya ezra saat melihat sahabatnya berjalan mendekatinya
"Lagi pusing gw...ngga tau mau kemana, yang kepikiran ya cuma kesini"
"Ow... " ezra pun menyudahi pekerjaannya karena memang sudah selesai
"Gw ganti baju dulu ya sebentar" ujar ezra pamit untuk mengganti bajunya yang basah
"Yoi... santai aja bro..."
Ezra berlalu meninggalkan fandra namun tak lama seorang ART datang membawa segelas es teh juga camilan
"Diminum den, sambil nunggu den ezra" bi sumi mempersilahkan
"Makasih ya bi..." jawab fandra sopan
Fandra meminum es yang terlihat menggoda didepannya itu lalu kembali menatap kosong ke arah depannya
"Wey... bengong aja lo, ada apa sih... tumben banget gw liat lo kaya gini... kalo soal kerjaan ngga mungkin. Pasti masalah lain.." tebak ezra saat sudah duduk di depan fandra
"Hufff.... iya zra.. ini soal sava..." ucap fandra menggantung membuat ezra penasaran tapi ia tahan sampai fandra menceritakan masalahnya
"Lo tau sendiri gimana perlakuan keluarga gw sama sava. Dia itu satu satunya anak perempuan jadi baik opa oma, paman tante bahkan para sepupu memperlakukan sava dengan sangat baik tapi ternyata dia diperlakukan layaknya pengasuh di keluarga pacarnya, gimana gw ngga kesel coba. Mangkanya gw pergi dari rumah sebelum nyokap bokap sadar sama perubahan sikap gw..."
"Sorry... sorry bro.. gw masih belum ngerti nih maksudnya..?" Tanya ezra mengeluarkan rasa penasarannya
Fandra pun menceritakan semua yang ia tau pada ezra, toh selama ini ezra bisa menjaga rahasia dan ezra adalah satu-satunya sahabat yang ia percaya bahkan sampai mereka kerja sama dalam bisnis.
"Terus lo mau gimana sekarang..?" Tanya ezra yang menyimpan rasa kesal yang sama setelah mendengar perlakuan keluarga raka terhadap sava
"Gw ngusulin sava ikut opa oma pulang besok sambil liburan 1 minggu. Sementara selama itu gw mau nyari info tentang keluarga raka. Siapa tau ada yang bisa bikin mereka pisah. Jujur gw ngga rela adek yang gw sayang diperlakukan seperti itu dibelakang gw. Gw ngga yakin dia bakalan selamat kalo semua keluarga gw tau kelakuan raka sama sava"
"Ok.. ok... gw bakalan bantu lo juga bro... lo bilang sama gw kalo butuh bantuan, kebetulan ge juga mau ninjau proyek di inggris.." ucap ezra menggantung karna dia yakin fandra tau maksudnya
"wak kebetulan bisa lah sekalian jaga adek gw disana biar dia sedikit lupa sama masalah nya."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!