Family 'Jaemin Jeno Ft Jisung'
1.)*
matahari sudah di atas kepala
namun, meskipun begitu siang hari ini terasa begitu suram
mendung menjadi penghalang bagi sinar cerah cahaya sang mentari yang akan menyentuh bumi
didepan sebuah rumah sederhana
seorang laki-laki dewasa, dengan anak kecil tengah berdiri menatap rumah sederhana itu
dengan koper hitam yang ada di samping kanan laki-laki dewasa, dan tas ransel hitam yang ada di punggung si anak kecil
Julio
ini tempat tinggal saya
Julio
dan sekarang, kamu tinggal disini
Julio
sekarang ini jadi rumah kamu juga
anak berusia 9 tahun yang berdiri di samping Julio itu diam
manik hazel nya menatap bangunan rumah sederhana di hadapannya
Julio
maaf jika rumah saya kecil
anak kecil dengan rambut sebahu itu lagi-lagi tak memberi respon apa-apa selain sorot mata sendunya
Julio meraih lembut tangan yang lebih kecil darinya untuk ia tuntun masuk kedalam rumah sederhananya, tangan kanannya menyeret koper hitam di sampingnya
keduanya masuk beriringan setelah melepas alas kaki masing-masing
Julio langsung membawa gadis kecil itu untuk duduk di ruang tengah, didepan televisi besar
Julio
biar saya ambilkan minum
tak ada jawaban dari gadis kecil itu selain menurut untuk duduk
Julio melepaskan genggaman tangannya, meletakkan koper yang ia seret di samping sofa singel ruang tengah
kemudian ia melangkah meninggalkan gadis kecil itu sendiri di ruang tengah
tidak lama, laki-laki itu kembali dengan membawa segelas air putih, dan meletakkannya dihadapan sang gadis kecil
Lagi-lagi anak itu diam tak memberi jawaban
kepalanya tertunduk menatap jemari kecilnya yang saling bertaut
kemudian mengangkat wajahnya, menatap Julio dengan air wajah sendu
cicitnya dengan suara yang bergetar menahan tangis
melihat itu, Julio melepaskan tas ransel yang masih Jeosy pakai, kemudian mengangkat Jeosy ke pangkuannya, dan ia peluk tubuh kecil Jeosy
Julio
sekarang saya yang akan rawat kamu
Jeosy
aku gak mau sama Kakak
Jeosy
aku mau sama Daddy, sama Mommy
Jeosy
aku mau sama Mommy...
Jeosy mulai kembali menangis untuk kesekian kalinya
sejak ia mendapatkan kabar soal kedua orang tuanya yang sudah tidak lagi ada di dunia
si kecil Jeosy langsung faham jika kedua orang tuanya sudah meninggalkannya sendiri
ia tak henti-hentinya menangis ketika mengingat jika sekarang ia tak akan bisa kembali melihat kedua orang tuanya
tak akan lagi ada yang menimangnya, membacakannya dongeng sebelum tidur
menemaninya belajar hal baru
Jeosy menangis tanpa tau cara menyuarakan rasa kehilangannya
yang ia tahu hanya menangis, ingin berlari kembali kepelukan Ibu dan Ayahnya
tanpa tahu kemana ia harus melangkah untuk kembali mendapatkan rengkuhan hangat orang tuanya
tangisan pilunya teredam dalam tubuh tegap Julio
meskipun sama-sama yatim-piatu
Julio di tinggal kedua orang tuanya disaat usianya sudah bisa untuk mandiri
berbeda dengan Jeosy yang masih belum tau apa itu mandiri
Julio mengerti kesedihan Jeosy
tapi ia tak bisa berbuat banyak untuk menenangkan gadis kecil yang masih membutuhkan kedua orang tuanya itu
yang ia bisa hanya memberikan pelukan hangat, yang diharapkan mampu untuk menghangatkan hati yang tengah kehilangan sosok berharga
Julio masih setia menemani Jeosy hingga anak itu tertidur pulas dalam dekapannya
tanpa memberi kata-kata penenang
setelah memastikan Jeosy pulas, Julio segera membawa gadis kecil itu naik ke lantai dua
dimana kamarnya dan beberapa kamar lainnya berada
Julio membawa Jeosy masuk kedalam kamarnya
menidurkan Jeosy di ranjangnya dengan hati-hati
lalu menyelimutinya hingga sebatas dada Jeosy
2.) Bayi kecil #
Julio itu usianya 16th pas Jeosy baru lahir
16-0 o.y
berati, pas Julio nikah sama Jeosy itu, pas usia
25-9 o.y
pas buat anak, di usia 28-12 o.y
pas punya anak di usia 29-13 o.y
yang gak faham dan baru baca
bisa baca season 1 nya di 'Family 'Jaemin-Jeno ft Jisung' '
judulnya emang sama, tapi isinya beda
kalo ini soal kedua orang tuanya, kalo yang itu, soal anaknya
Mama Jesica
ya ampun..., imut banget anaknya...
Mama Jesica, wanita cantik, berdarah campuran itu menoel gemas pipi pau bayi kecil yang tengah nyaman dalam gendongan sang ibu yang tak lain adalah teman baiknya semasa kuliah
Mama Jesica
udah kamu kasih nama, Al?
Mommy Alea
Papanya yang kasih Jes
Mommy Alea, ibu dari bayi kecil menggemaskan itu
Mama Jesica
wah, siapa nih, namanya?
tanyanya dengan antusias menatap suami dari sahabatnya
laki-laki tampan dengan hidup lancip dan kulit seputih susu khas laki-laki campuran itu mengusap lembut kepala bayi kecilnya
tangan lainnya memeluk bangga bahu kecil istri cantiknya yang sudah melahirkan buah hati mereka
Daddy Harry
Jeosy Aleska Adriana
jawabnya dengan senyuman bangganya
membuat Mama Jesica dan sang suami yang ada di ruangan itu mengerutkan keningnya bingung
Papa Mario
loh, namanya kenapa kayak perempuan?
Mama Jesica
namanya kok kayak perempuan?
Mommy Alea
keponakan kamu ini istimewa
ia mengusap sayang pipi pau bayi mungilnya
Mommy Alea
keponakan kamu ini perempuan, Jes
Mama Jesica
tapi kok keliatan ganteng banget, Al?
Mama Jesica
tapi coba, deh, keliatan ganteng tau
Mama Jesica
gak kayak perempuan
Papa Mario
anak kalian aku kira cowok, loh
Daddy Harry
banyak yang ngira gitu
Daddy Harry
tapi Jeo, ini perempuan
Daddy Harry
putriku selain ganteng
Daddy Harry
dia juga manis
kata Daddy Harry, menunjukkan betapa manis dan menggemaskannya putrinya itu saat menggeliat, dan berkedip-kedip di gendongan istrinya
Mama Jesica
boleh aku menggendongnya, Al?
dengan hati-hati, Mommy Alea memberikan Jeo kecil kepada Mama Jesica yang menerimanya dengan senang hati
beliau menimang bayi kecil itu dengan hati yang berseri-seri
sapa Papa Mario mengusap lembut tangan mungil Jeo
bayi kecil itu menggeliat menyamankan diri, sebelum kembali tertidur nyenyak
Mama Jesica
kemari sayang!
Mama Jesica
ada baby kecil, sayang
Julio, anak laki-laki berusia 16 tahun yang sedari tadi duduk di sofa ruangan itu pun melangkah mendekati kedua orang tuanya saat sang Mama memanggilnya
Julio, anak itu hanya mengangguk
menatap bayi kecil yang ada di gendongan Mamanya
Papa Mario
kamu mau gendong Adeknya?
Mommy Alea
tidak apa-apa Julio
Mommy Alea
gendong saja, jika kamu mau
Mommy Alea
Jeo tidak berat, kok
tapi anak itu tetap menggeleng
memilih memperhatikan bagaimana bayi kecil itu bergerak kecil mencari posisi ternyaman dalam gendongan Mamanya
yang artinya, mau tak mau keluarga Julio harus meninggalkan ruang rawat inap VVIP A01 itu
3.) ll *
air menetes dari dedaunan yang basah setelah terguyur hujan
langit biru kini dihiasi warna keunguan yang menyatu bersama warna jingga
menambah kesan damai di langit senja
Jeosy terbangun dari tidur siangnya
mengerjab pelan, membiaskan maniknya dengan cahaya lampu yang menyinari ruangan
perlahan, ia menatap keseliling
ruangan yang begitu asing baginya
panggilnya dengan suara serak
kepalanya berdenyut saat ia berusaha untuk duduk
ia usap kedua mata sembabnya
bibirnya melengkung sedih, merasakan sakit pada kedua mata, dan kepalanya
lalu sebuah suara menyapa indra pendengarannya, sesaat setelah suara pintu terbuka
si kecil Jeosy menoleh, mencari sumber suara, yang ternyata ada di depan sebuah pintu
dengan tubuh yang hanya di balut badhorbe berwarna hitam
sosok laki-laki tinggi itu menghampiri Jeosy yang masih termenung
mencoba mencerna tentang apa yang terjadi
laki-laki itu duduk di tepi ranjang, ibu jarinya mengusap lembut mata sembab Jeosy
Julio
apa mata kamu sakit?
mendengar itu, Julio berusaha tersenyum selembut mungkin
yang mana malah membuat Jeosy kembali menangis untuk kesekian kalinya
Jeosy
hiks dimana Mommy sama Daddy?
Julio
tolong jangan menangis lagi!
Julio
mata mu bisa semakin sakit
Julio
nanti saya antarkan ke makam orang tua kamu
Jeosy
Mommy sama Daddy enggak meninggal
Jeosy
Mommy sama Daddy di rumah hiks
untuk kesekian kalinya, Julio hanya bisa menenangkan Jeosy dengan memeluknya
memberinya pelukan hangat pada tubuh yang lebih kecil
mencoba menyampaikan jika semuanya akan baik-baik saja selama ia ada di samping Jeosy
beberapa menit, setelah Jeosy menjadi lebih tenang
Julio membawa Jeosy masuk kedalam kamar mandi
membasuh wajah sembab Jeosy dengan air mengalir
Julio
mau bermain sebelum mandi?
si kecil menggeleng dengan masih sesenggukan
Julio
setelah mandi, kita jalan-jalan
Julio
tolong jangan menangis lagi, ya!
Julio
mata kamu bisa sakit
Julio
jika perlu sesuatu, katakan!
sesuai apa yang Julio katakan
Julio benar-benar mengantarkan Jeosy untuk pergi ke makan kedua orang tuanya
Julio
orang tuamu sedih jika kamu terus menangis
Jeosy
kenapa Daddy dan Mommy pergi ninggalin aku sendiri?
Julio
ada saya yang jadi pengganti mereka
Julio mengangkat Jeosy untuk duduk di pahanya
ia usap lembut air mata yang jatuh dari pelupuk mata Jeosy
Julio
saya gak akan ninggalin kamu
Julio
jangan menangis lagi!
Julio rengkuh tubuh kecil itu
Julio
kita do'akan kedua orang tua kamu
Julio
biar saya yang memimpin
Jeosy hanya mengangguk dalam pelukan hangat Julio
Julio pun memulai do'anya dengan khusyuk
sampai beberapa menit kemudian
Meskipun berat, ia harus tetap pulang bersama Julio
dalam gendongan Julio, hati nya terasa begitu berat meninggalkan tempat peristirahatan terakhir kedua orang tuanya
tapi nyatanya, sekarang mereka lebih jauh dari yang Jeosy harapkan
Julio
kita berhenti di masjid dulu
Jeosy
kata Daddy, aku masih kecil
Jeosy
tidak apa-apa jika tidak sholat
Julio mengusak gemas rambut curly Jeosy yang duduk di sampingnya, di kursi penumpang
Julio
lalu, jika tidak sekarang
Julio
jika begitu, aku akan meninggalkanmu didalam mobil
Julio
kamu bilang, kamu tidak sholat
Julio
lalu untuk apa kamu turun?
Jeosy
baiklah, aku akan sholat
Jeosy
tapi aku tidak membawa mukena
Julio
di masjid sudah disediakan
sesampainya keduanya di masjid, Julio langsung membawa Jeosy ketempat wudhu laki-laki
bukan apa, Julio hanya takut jika Jeosy hilang karena terpisah darinya
Julio
apa kamu bisa wudhu?
Jeosy
Mommy yang mengajariku
meskipun menjadi sorot perhatian di tempat wudhu, tapi Julio acuh
atensinya hanya ada pada Jeosy kecilnya
selesai berwudhu, Julio mengantarkan Jeosy ke shaf perempuan
ia mencarikan mukena yang pas untuk Jeosy pakai
dan setelah mendapatkannya, dengan telaten, Julio pakaikan mukena berwarna hijau muda itu kepada Jeosy
sembari sesekali memberi pesan untuk Jeosy
Julio
nanti, jika sudah selesai, tunggu saya di pintu sana!
Julio
ini nanti kembalikan kedalam lemari itu
Julio
jangan berbicara saat sholat!
Julio
nanti saat sudah di mulai, sholatlah dengan khusyuk!
Jeosy segera melangkah kesalah satu shaf
setelah memastikan Jeosy berada di tempat yang benar, Julio langsung pergi ke bagian laki-laki
sholat jama'ah pun di mulai dengan di pimpin seorang imam
lantunan ayat suci al-qur'an menggema di dalam ruang luas tempat suci itu
hingga beberapa saat kemudian, Sholat jama'ah selesai
benar-benar sesuai pesan Julio
Jeosy menunggu Julio didepan pintu masuk di bagian jama'ah putri
hampir setengah jam Jeosy menunggu, sebelum akhirnya Julio datang dengan diikuti tatapan dari orang-orang yang ada di teras masjid itu
Jeosy segera berdiri sembari menerima uluran tangan dari Julio
pinta Julio agar Jeosy menghadap ke arahnya
Jeosy menurut untuk menghadap kearah Julio
yang ternyata langsung menggendong Jeosy di tangan kirinya
Julio
ingin makan di rumah, atau di luar?
Jeosy
aku mau telur mata sapi
sahut Julio kemudian melangkah menuju tempat ia meletakkan sandalnya tadi
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!