NovelToon NovelToon

Vampir Yang Terpikat Pesona Tuan Putri

Bab 1

"pangeran nikolas anda dipanggil raja, harap jangan melawan" ucap salah seorang prajurit yang membuka pintu penjara, aku sudah disini seminggu. Tangan ku di pasangkan gelang agar tidak bisa menggunakan kekuatan ku. Baru lah aku keluar dari penjara bodoh ini.

aku mengikuti prajurit itu dan tidak berniat melawan, bagaimana pun dia bagian dari kerjaan ini.

"hormat saya yang mulia" ucap ku setelah berlutut di hadapan raja pada aula pengadilan.

"pangeran nicolas dijatuhi hukuman pengasingan dari kerajaan vampir selama 100 tahun" ucap sang raja.

Hati ku gemetar, aku takut, kemana aku harus pergi? dimana aku harus tinggal? Aku harus menanggung beban kesalahan yang aku sendiri tidak tau apa yang terjadi sebenarnya.

"tunggu kita masih belum mempunyai bukti kuat bahwa dia pelakunya" leon sang ahli waris ikut berbicara.

"semua bukti mengarah padanya, kita harus mengambil keputusan" tegas sang raja.

"tidak apa, saya akan pergi" ucap ku yang berlutut di hadapan raja, lagi pula untuk apa aku disini jika semua orang sudah tidak menginginkan ku lagi.

"ku beri kamu 1 permintaan terakhir sebelum pergi" ucap sang raja.

"mohon bukakan gelang ini" jawab ku dan mengacungkan tangan kanan ku, sang raja melepaskan dengan sihirnya.

"terima kasih" jawab ku, sang ratu alias ibu ku tiba-tiba saja datang dan memeluk ku dengan erat, aku juga memeluk nya.

"kemana kamu akan pergi?" bisik ibu ku dalam tangis.

"mungkin dunia manusia" jawab ku pelan.

"sesekali ibu akan menjenguk mu disana" lirih ibu ku dalam tangis.

"aku tunggu ibu" jawab ku kemudian mengubah diri menjadi kelelawar dan pergi dari dunia vampir.

aku sampai di perbatasan dan memasuki hutan dunia manusia ketika aku melihat sebuah pasukan kerajaan manusia sedang melintas dengan kereta kuda di tengah-tengah mereka.

Dua pohon beringin masih dibelakang ku, itu adalah pintu masuk dan keluar dunia vampir dan aku sedang menggantungkan diri di salah satu pohon ini.

Sat.. Sebuah panah melesat, menusuk jantung, aku menyamar menjadi seorang manusia.

Tak lama seorang pria datang dari balik sebuah pohon besar.

"kita mengenai manusia" ucap orang itu, membuat beberapa orang lainnya datang mendekat, mereka sekelompok pemburu.

"tunggu, bisa saja dia seorang vampir, mereka bisa menyamar, akhir-akhir ini sering ditemukan vampir" ucap seorang pria lainnya, ia sedang memegang busur.

Saat jantung ku tertusuk sesuatu, aku tidak bisa melakukan apa-apa, sangat lemah.

"bagaimana jika kita jual ke penyihir, kita akan mendapat imbalan yang besar" ucap seorang pria lainnya.

"itu lebih baik, bawa dia" ucap yang sepertinya pemimpin dari mereka.

Tiba-tiba saja sekelompok kelelawar datang dan menyerang mereka, saat mereka sibuk mengurusi kelelawar-kelelawar itu, seseorang memegang bahu ku, lalu aku berpindah tempat ke sebuah gua.

"bahkan dihari pertama kamu sudah mendapat masalah" ucap seseorang, itu leon.

"sedang apa kamu disini?" tanya ku saat dia bersiap mengambil panah yang menancap jantung.

"akhh" teriak ku saat panah dikeluarkan.

"seharusnya kamu berterima kasih" sahut leon, setelah membuang anak panah itu.

"terima kasih" balas ku, kemudian memulihkan diri perlahan.

"apalah kamu yakin bisa tinggal di dunia manusia? Mereka juga mengincar kita para vampir" tanya ka leon pada ku, aku berpikir kemudian duduk.

"ya, tadi hanya ketidaksengajaan, lain kali aku akan hati-hati" jawab ku, kemudian berdiri dan berjalan ke luar gua.

"tunggu" ucap leon yang tiba-tiba berada dihadapan ku.

"pertama kita lemah saat jantung kita tertusuk, jadi pastikan kau tidak mengalami nya lagi, kedua jangan dekat dengan api dan air mengalir, ketiga jangan terkena sinar matahari, dan terakhir pastikan kau pulang setelah pengasingan" ucap ka leon lagi menatapku sangat tajam.

"kenapa kau begitu peduli pada ku?" tanya ku.

"kau adalah adikku yang berharga" jawab leon.

"baiklah, saya janji" ucap ku, kemudian aku terbang, meninggalkan leon.

Bulan purnama muncul, aku merasa sangat lapar, aku melihat seorang pemburu tadi terpisah dari kawanannya, dia sedang mengambil minum di pinggir sungai.

"hmm, sepertinya lezat" pikir ku.

Aku terbang dan membawanya ke salah satu pohon beringin, membuat botol dan airnya jatuh ditempat.

mulutnya seakan teriak, tapi aku telah memutus pita suaranya, aku berubah ke wujud vampir dan mulai menikmati darahnya melalui nadi di lehernya.

Setengah ku hisap darah manusia ini, ka leon datang dan memperhatikan ku, aku tidak peduli, aku tetap menghisap darah manusia ini sampai habis bahkan sampai tubuhnya menghilang dari hadapan ku. Vampir tingkat atas seperti ku mampu membuat korban ku menjadi habis tak tersisa.

"mengapa kau melihat ku begitu?" tanya ku pada leon.

"tak apa, saya pergi, jaga diri mu baik-baik" jawabnya kemudian menghilang.

"tian" beberapa orang berteriak.

"tian" kata itu diucapkan beberapa kali, mereka mencari orang yang sudah tidak ada lagi di dunia ini.

Aku menjauh dari para pemburu itu, terus terbang lurus, hingga ku temukan pasukan itu lagi yang selesai memasang beberapa tenda.

Aku memburu seekor rusa, menjadi manusia, membawa rusa itu di bahu ku dan mendekat ke arah mereka.

"siapa kamu? Orang luar dilarang masuk" ucap salah satu dari dua penjaga.

"maaf saya selesai berburu dan tersesat, bisa tolong beri tahu saya kemana arah menuju kota?" tanya ku.

"terus lurus saja ke arah tenggara" jawab prajurit itu.

"terima kasih" jawab ku, yang juga melihat seorang wanita datang mendekat bersama seorang pria, keduanya sangat berwibawa.

"yang mulia" para prajurit menekuk lututnya.

Satu prajurit menarik tangan ku, membuat ku juga bertekuk lutut.

"ada apa ramai-ramai?" tanya pria itu.

"ada seorang pemburu yang tersesat, dia hanya menanyakan jalan menuju kota" jawab prajurit itu.

"kau pria muda, dari mana asal mu?" tanya wanita disamping nya itu, dia terlihat cantik dan anggun.

aku belum tau apapun tentang dunia ini, langsung saja ku jawab "selatan".

"jadi kau pendatang, kau harus mendaftarkan diri mu setelah sampai di kota nanti" wanita itu memberi tahu.

"baik, terima kasih atas informasinya" jawab ku.

Kemudian mereka berdua pergi, prajurit kembali berdiri begitupun aku.

"terima kasih, sepertinya kalian memiliki raja dan ratu yang bijaksana" sahut ku.

"itulah pemimpin kami, selamat datang di kerajaan purnia" balas prajurit itu.

"kalau begitu saya permisi" jawab ku.

"silahkan" balas prajurit mempersilahkan.

Sampai di kota, seperti yang diinformasikan ratu, saya mendaftarkan diri saya sebagai pendatang ke kota ini.

"hei kamu" teriak seseorang, aku mengabaikannya, lagi pula siapa yang akan memanggil ku, aku tidak kenal siapapun disini.

"kamu, yang membawa rusa" ucap seorang pria paru baya lagi, aku melihatnya dan menunjuk diri ku sendiri, dia mengangguk dan menyuruh ku ke arahnya dengan isyarat tangan, aku mendekat ke arahnya.

"apa kau menjual rusa itu?" tanya nya.

"hmm iya" jawab ku, walau aku tidak berniat menjual awalnya.

"berapa harganya?" tanya dia lagi.

"seperti pada umumnya" jawab ku, aku tidak tau harga untuk seekor rusa, di dunia vampir tidak ada transaksi jual beli hewan.

"bagaimana jika ku beri harga sebesar 100 pin" jawabnya.

"boleh" jawab ku tanpa berpikir panjang.

"ini uangnya" dia meletakkan sekantong uang di meja, kemudian berdiri, aku memberi rusa dan dia pergi.

Aku mengambil uang itu dan keluar menyusuri kota ini.

di pertengahan, seseorang mengambil kantong uang yang ku dapat dan lari, aku terbang dan berhenti di hadapannya.

"kembalikan uang itu" ucap ku menghipnotis nya. Dia memberikan uang itu.

"silahkan pergi dari sini" ucap ku lagi, dia berjalan menjauh.

aku melihat toko yang menjual rusa, aku kesana untuk memastikan harga seekor rusa.

"berapa harga seekor rusa yang besar itu? Tanya ku.

"130 pin" jawabnya, sialnya ternyata orang itu membeli rusa ku dibawah harga.

"apa aku bisa menjual rusa disini?" tanya ku lagi.

"tentu, kami hanya bisa membeli seharga 110 pin untuk seekor rusa besar dan 80 pin untuk rusa kecil" jawab penjual itu.

"baik lain kali saya akan menjualnya kepada anda" ucap ku lagi, kemudian pergi.

malam itu aku menyewa kamar di sebuah mess seharga 15 pin.

Bab 2

2 tahun berlalu aku menjalani kehidupan ku sebagai manusia. Sekarang aku bekerja sebagai aktor yang muncul di berbagai acara, panggung dan aku muncul di berbagai majalah dan koran. Banyak yang bilang aku tampan, banyak wanita terpikat oleh lu, tapi aku tidak tertarik sama sekali dengan mereka, aku hanya menginginkan nadi dan darah mereka, itulah yang ku lihat.

Dalam 2 tahun ini aku bertahan di dunia ini. Pada saat bulan purnama aku ke hutan dan mencari mangsa disana untuk memulihkan kekuatan ku.

malam ini bulan purnama, bulan begitu cantik mempesona dilihat dari gelapnya hutan. Aku duduk di atas ranting pohon melihat indah bulan dan merasakan rindu pada kehidupan ku sebelumnya, tapi aku juga sudah mulai nyaman dengan kehidupan ku saat ini.

"heii, kau sedang apa disana?" panggil seorang wanita muda yang berdiri di bawah pohon yang ku duduki.

aku meloncat turun.

"bahaya disini malam-malam, apalagi kamu seorang wanita" ucap ku.

"kamu yang bahaya, apalagi tanpa persenjataan sedikitpun" jawabnya, walau dia seorang wanita tapi dia menggunakan pakaian pemburu dan memegang senapan.

"aku hanya melihat-lihat disini" jawab ku

 darahnya harum, aku ingin sekali darahnya pikirku yang mencium wangi darahnya berbeda dari kebanyakan orang.

"jangan teriak" perintah ku menghipnotisnya.

"tuan putri, jangan berkeliaran sendiri" suara seseorang datang, aku langsung membatalkan hipnotisnya.

"eh Lili, maaf membuat mu khawatir" jawab wanita di depan ku.

"bukankah kamu nicolas? aktor yang sedang naik daun itu? Aku tidak percaya bisa melihat mu secara langsung disini" wanita yang bernama lili berteriak dan memasang wajah gembira tidak percaya sambil meloncat-loncat dihadapan ku.

"hai lili" sapa ku sambil tersenyum.

"ahhh.. Dia memanggil nama ku lenora" sahut lili masih meloncat-loncat dan memegang kedua tangan wanita yang memanggil ku tadi.

"dia siapa memangnya?" tanya lenora, mereka berdua malah asik sendiri didepan ku.

"kau tidak tau? Dia aktor terkenal di kota ini, bukan hanya kota, bahkan seluruh kerajaan kita mengenalnya" lili memberi tahu dengan senang hati kepada lenora.

"benarkah? Lalu untuk apa seorang aktor sendiri di dalam hutan?" tanya lenora.

"oiya benar, apa kamu disini?" tanya lili melihat ke arah ku.

"hanya untuk mencari ketenangan" jawab ku, kemudian melangkah menjauh.

"hei tunggu, boleh ku meminta tanda tangan mu?" lili mengejar ku sampai di hadapan ku dan memberikan sebuah buku dan pulpen.

dia membawa ini ke dalam hutan? Pikirku, aku tidak memperdulikannya, aku menandatangani saja.

"disini lagi" ucap lagi setelah aku menandatangani di sebuah halaman di buku itu.

"terima kasih" ucapnya memeluk buku itu dan tersenyum pada ku, aku kembalikan senyumnya.

"saya permisi" aku lanjutkan langkah ku.

"hei" panggil lenora, aku menengok ke arahnya.

"kamu ingin memasuki hutan lebih dalam? Itu akan sangat berbahaya" ucapnya.

"oiya, maaf saya kehilangan fokus, saya pergi dulu" agar tidak menimbulkan kecurigaan aku berbalik arah.

"tuan putri, kita harus mengundang nya di acara tahunan kerajaan, sepertinya akan ramai" ucap lili saat ku melangkah.

"jika itu mau mu, akan saya usahakan" jawab lenora.

"benarkah? Ahhh aku tidak percaya ini" sahut lili, setelah itu suara mereka tidak terdengar lagi.

Malam ini aku tidak mendapatkan mangsa, pagi harinya aku merasakan lemas pada tubuh ku.

tok.. Tok.. Tokk.. Suara pintu di ketuk.

Aku membukanya, mereka orang-orang kerajaan.

"selamat pagi, maaf mengganggu waktu mu, kami mengundang mu untuk hadir dan mengambil peran dalam acara kontes kerajaan" ucap nya sambil memberikan gulungan surat.

"ini suara kehormatan untuk saya, saya akan datang dan memberikan yang terbaik" ucap ku dengan memberikan hormat.

"baiklah kami permisi" jawab salah satunya, mereka pergi.

*****

Malam ini aku pergi ke dalam hutan lebih jauh lagi.

Aku menemukan seseorang dengan pakaian jubah hitam.

Aku berjalan dihadapannya.

"tidur" aku menghipnotisnya, dia tidur, aku membawanya kedalam sebuah gua, dan menikmatinya sampai tubuhnya hilang.

"ahhh menyegarkan" ucap ku puas, dan mengambil senapan yang di gendongnya.

Aku berjalan pulang dengan santainya melewati tangah hutan, tidak akan ada hewan yang tiba-tiba menyerang ku, karena mereka yang takut hanya dengan merasakan keberadaan ku.

Saat perjalanan kembali, aku melihat cahaya, mungkin api unggun, aku mendekatinya.

"hai, kita bertemu lagi" kali ini aku yang menyapa lenora dan lili yang mengelilingi api unggun, bersama 3 orang lainnya, juga beberapa tenda di sekeliling yang telah didirikan.

"ahh pangeran ku" sontak lili begitu melihat ku.

"terima kasih telah mengundang ku ke kontes kerajaan" ucap ku yang masih berdiri di samping sebuah tenda.

"hah? Serius? Akhirnya bisa melihat mu secara langsung" seru lili.

"lenora biarkan biarkan dia duduk disini bersama kita" ucap lili memegang tangan lenora dan memohon.

"baiklah, kamu kemarilah" ucap yang di panggil tuan Putri itu.

Aku mendekat dan duduk di sebuah batang pohon.

"saya bahkan belum memohon untuk mengundang mu, tapi sepertinya mereka telah mengundang mu lebih dulu" ucap lenora saat ku duduk.

"bukankah itu lebih bagus tuan putri" seru lili.

"kau tau, karena kesibukan ku, aku belum bisa melihat mu secara langsung, tapi aku membeli koran, majalah tentang mu, dan sekarang aku senang akhirnya aku akan bisa melihat mu" sorak lili sangat antusias.

"terima kasih" jawab ku.

"jadi kamu kembali ke hutan ini lagi? Dan kau ternyata seorang pemburu" ucap lenora yang melihat senapan yang ku gendong.

"ya, saya masih membutuhkan ketenangan, selain itu sebelum seorang aktor, saya seorang pemburu" jawab ku.

"pantas saja kau terlihat tidak takut dengan kegelapan hutan" jawabnya.

"saya permisi, saya harus segera pulang" ucap ku kemudian berdiri.

"hati-hati" ucap lenora.

"sampai bertemu lagi pangeran kuuu" seru lili, aku langsung melangkah meninggalkan mereka.

Berjalan pelan menikmati malamnya hutan.

"akhh, tolong, tolong.." suara teriakan dari kejauhan, aku mencari arah suara dan terbang sebagai kelelawar.

"tidur" aku membuat lili dan lenora tidur bersamaan, sedang 3 lainnya sudah dalam keadaan tenggorokan tergigit.

"zaros, drake, mina, ternyata kalian" ucap ku, mereka jendral dari kerajaan vampir dan aku tidak berhubungan baik dengan mereka.

"jadi pangeran terasingkan ada disini" sahut zaros.

"pantas saja aku merasakan aura vampir sekitar sini selain kami, ternyata anda pangeran nicolas" ucap mina

"kamu ingin melindungi mereka?" tanya drake.

"tentu tidak, jika iya aku pasti sudah mencegah kalian" jawab ku.

"lalu kenapa anda menidurkan mereka berdua?" tanya drake.

"karena aku tidak ingin mereka melihat kalian dan membahayakan bangsa vampir, selain itu mereka orang-orang kerajaan" jawab ku.

"ternyata anda masih ingat dari mana anda berasal" sahut zaros.

"tentu saja" jawab ku.

"kita pergi" ucap zaros dan mereka menghilang dari hadapan ku.

Aku mengubah ingatan mereka berdua tentang vampir, menjadi ingatan bahwa mereka diserang binatang buas, kemudian memanggil harimau dan menghipnotisnya untuk mencabik-cabik 3 orang yang sudah tidak bernyawa lagi.

Selain menghipnotis manusia, aku juga bisa melakukan itu pada hewan.

Kemudian saya menambak harimau itu.

"kalian sudah bangun?" tanya ku saat mereka sudah bangun.

"aaaa" lili menjerit ketakutan saat melihat mayat 3 orang lainnya itu.

"pangeran.." ucapnya lagi, dia memelukku erat dan menangis.

"kalian sudah aman" ucap ku, lili melepaskan pelukannya.

"terima kasih telah menyelamatkan kami" ucap lenora.

"maaf tidak bisa menyelamatkan teman kalian" ucap ku.

"tidak apa, salah kami yang tidak sigap" jawabnya.

"biar saya temani kalian pulang" aku menawarkan bantuan.

"bagaimana cara kita membawa mereka?" tanya lili melihat ke 3 orang itu.

"kita gunakan kereta kuda" jawab lenora.

"tapi itu kereta kuda anda tuan putri" balas lili.

"tak apa, mereka kehilangan nyawa juga karena kesalahan ku" jawab lenora.

"nicolas, boleh kah saya membawa harimau itu sebagai bukti?" tanya lenora dengan sopan.

"silahkan" jawab ku.

"lalu bisakah anda membantu saya membawa orang-orang itu dan harimau masuk ke dalam kereta kuda?" tanya sopan tuan putri itu.

"baiklah" jawab ku lalu memasukan 3 orang dan harimau itu satu persatu.

"kamu naiklah ke kuda satunya, saya dan lili akan naik di kuda satunya" ucap lenora yang sudah di dekat kuda yang membawa kereta itu.

"baik, terima kasih" jawab ku, lalu mereka menaiki kuda dan aku menaiki kuda lainnya.

"hey bagaimana cara mu keluar masuk hutan dalam semalam? Kau bilang kau sudah menerima surat undangan kontes, itu berarti kau sempat pulang" tanya tuan putri saat di tas kudanya.

"kemarin saya membawa kuda saya sendiri, tapi tidak hari ini" jawab ku.

"begitu" sahut nya, semoga dia tidak curiga pikir ku.

Aku mengantarnya sampai memasuki kota.

"terima kasih telah menyelamatkan dan mengantar kami pulang" ucap tuan putri itu.

"suatu kehormatan untuk saya bisa membantu anda" jawab ku lalu menuruni kuda, lili berpindah kuda.

"kami permisi" ucap tuan putri lagi.

"sampai jumpa pangeran" sorak lili.

Bab 3

hari ini aku berangkat ke kerajaan Purnia, aku tinggal di salah satu bangunan disana bersama aktor-aktor lainnya untuk acara kontes dan menunjukkan theater dengan cerita romeo dan Juliet. Kami berlatih untuk sebulan kedepan dan saya memerankan seorang romeo.

Pada malam pertama di kerajaan, kami beristirahat dan latihan, aku memutuskan untuk mengelilingi kerajaan dan duduk di salah satu bangku tamannya.

saat itu aku melihat putri lenora berjalan di sebuah lorong di depan ku. Ia menggunakan gaun merah mudah, dengan rambut yang tertata dan mahkota kecil yang indah, benar-benar cantik.

"hei, bukankah itu putri lenora?" sangat cantik bukan?" seseorang datang dan duduk disamping ku, dia samuel, teman dekat ku di dunia ini.

"ya" jawab ku dengan tatapan masih ke arah putri lenora. dia melihat ku dan tersenyum, aku tersenyum sampai ia berbelok dan tidak terlihat lagi.

"kamu mengenalnya nicolas?" tanya samuel.

"hanya sempat bertemu beberapa kali" jawab ku.

"sepertinya kamu menyukainya, tapi lawan mu adalah para bangsawan" ucap samuel.

"kau tau? Aku juga seorang bangsawan" jawab ku.

"ahahaha nicolas, jangan karena kamu memerankan peran romeo, kamu merasa sebagai seorang bangsawan" samuel tertawa dengan jawabanku, aku tidak peduli, seandainya dia tau, tapi lebih baik tidak, banyak sekali pemburu vampir di sini, kemudian mereka dijual ke penyihir sebagai tumbal untuk meningkatkan kekuatan mereka.

"gua duluan mau istirahat, besok pagi kita mulai latihan" ucap samuel lagi.

"ya" jawab ku, dia meninggalkan ku sendiri disini.

Aku pergi ke perpustakaan kerajaan, mereka memperbolehkan ku masuk walau hanya di lantai 1. Aku mencari cerita vampir untuk mengetahui pandangan mereka terhadap ku. Kemudian duduk di sebuah meja.

"jadi kamu menyukai vampir? Atau ingin mencoba berburu vampir?" tanya seseorang, itu putri lenora, dan dia duduk dihadapan ku, dia sudah berganti pakaian, menjadi gaun yang lebih sederhana, tapi tetap saja cantik.

"hanya penasaran" jawab ku.

"boleh ku tanya sesuatu?" tanya ku lagi.

"ya, silahkan" jawabnya.

"mengapa manusia memburu vampir?" tanya ku.

"kamu tau? dari dulu hingga sekarang masih ditemukan manusia terluka dibagian tenggorokan dan kehabisan darah, jadi kami menganggap itu perlakuan vampir, tapi mereka benar-benar ada" jawab putri lenora.

"apa anda pernah melihatnya?" tanya ku lagi.

"belum, tapi katanya mereka bisa menyamar menjadi manusia, berubah menjadi kelelawar, dan hanya minum darah dan makan daging" jawab putri lagi.

"sepertinya kamu sangat penasaran tentang vampir" tambahnya.

"ya, lalu jika berhasil tertangkap, apa yang akan dilakukan kepadanya?" tanya ku lagi.

"kami akan menjualnya kepada penyihir, mereka memberi harga tinggi karena menangkap mereka juga sangat sulit karena kemampuannya" jawab putri lenora.

"tuan putri sudah cantik, berwawasan luas dan mempunyai sikap yang baik" balas ku sambil senyum kepadanya.

"kamu tau? Akhir-akhir ini setiap malam purnama ada saja berita orang hilang dan itu ditengah hutan" ucap sang putri.

"bukankah seharusnya itu tidak asing? Mengingat disana juga terdapat banyak hewan buas" jawab ku.

"ya, tapi biasanya baju mereka berdarah atau masih ada bekas serangan hewan buas, seperti baju yang rusak" jawab putri lenora, sial aku tidak memikirkan sejauh ini, selama ini aku meninggalkan pakaian mereka begitu saja.

"putri, sudah waktunya tidur" panggil lili.

"ahh pangeran kau disini" sorak lili.

"ayo kita kembali" ucap putri lenora setelah berdiri.

"sampai bertemu lagi pangeran, ku tunggu penampilan mu" sahut lili kemudian melangkah di belakang putri lenora.

aku melanjutkan membaca buku,

Selain diserahkan kepada penyihir, bagi yang menginginkan keabadian dapat meminum darah vampire.

"apa enaknya hidup abadi" pikirku.

dan aku menemukan buku unik lainnya dengan judul "bagaimana cara vampir bertahan dibawah sinar matahari?" menarik, karena sejauh ini aku hanya mengikuti pentas yang diadakan di malam hari dan berlatih di dalam ruangan.

di buku ini ada beberapa cara

Ramuan sang penyihir, "tidak mungkin, sama saja menemui ajalku" pikirku.

Membuat ramuan itu sendiri,

Aku membaca bahan-bahan untuk membuat itu, komposisi yang sangat sulit ditemukan, sekalipun bisa ditemukan hanya akan ampuh jika membuatnya dalam keadaan mekar, sedangkan mereka hanya mekar di pagi sampai siang, benar-benar merepotkan.

Membeli ramuan di pasar,

Barang ini memang langkah, tapi ada yang menjualnya, manusia juga membutuhkan obat ini bagi yang kulitnya sangat sensitif atau alergi terhadap sinar matahari.

"menarik" pikirku

aku mengembalikan buku, ke kamar mengambil jaket dan pergi ke pasar, lalu pergi ke beberapa toko obat.

"obat ini cukup langkah, coba di toko ujung sana" kata seorang apoteker.

"terima kasih" jawab ku kemudian menuju toko obat yang direkomendasikan itu.

"permisi" panggil ku, toko ini berlampu remang-remang, juga sangat sepi.

"selamat dat.." ucap seseorang yang muncul, tetapi berhenti di tengah kalimatnya.

Dia tiba-tiba saja mengambil senapan yang ada di lemari dan langsung mengarahkannya pada ku.

Aku menghindar.

"apa yang kamu lakukan?" tanya ku.

"bagaimana jika orang-orang tau jika Nikolas yang mereka idolakan adalah seorang vampir" jawabnya, aku kaget mendengar jawaban itu.

"tidur" aku menghipnotisnya.

"maaf, tapi itu tidak akan berpengaruh pada ku" jawab lagi dan menembakan senapan lagi, kali ini mengenai kaki ku.

Aku terbang ke arahnya, mendekap mulutnya dan langsung meminum darahnya hingga habis.

bajunya ku rapikan dan ku masukkan ke lemari nya. Ini toko sekaligus rumahnya, kamar nya ada lantai atas bangunan ini.

srekk.. Pintu terbuka, aku keluar melalui jendela.

Mencabut panah yang menusuk di kaki, dan membuangnya di tempat sampah.

"nek" panggil seorang anak laki-laki yang baru masuk itu.

"nek" panggilnya lagi menyusuri rumah.

"permisi" aku masuk lagi dari pintu depan.

"ya ka, ada yang bisa dibantu?" tanya anak laki-laki itu.

"apakah disini ada obat untuk yang memiliki alergi sinar matahari?" tanya ku pelan.

"biar ku periksa" jawab anak itu, kemudian memeriksa isi lemari.

"tinggal satu ka, biasanya untuk sembuh dari alergi itu setidaknya membutuhkan 2 obat" anak lelaki itu memberi tahu setelah mengeluarkan sebuah botol kecil.

"tidak apa, kakak beli satu dulu, berapa harganya?" jawab ku.

"150 pin ka" jawab Anak itu.

"hah?" aku kaget mendengar harganya, bahkan harganya melebihi seekor rusa berukuran besar hanya untuk sebotol kecil obat ini.

"iya ka, karena proses pembuatan obat ini memerlukan waktu" jawab tenang anak kecil itu.

"baiklah, ini ambil saja semua" aku memberinya sekantong pin berisi 300 pin, anggap saja permintaan maaf karena telah membunuh neneknya.

"maaf ka, ini lebih banyak" ucap nya lagi.

"tidak apa, anggap saja tip dari saya" balas ku lagi.

"ka, aku boleh bertanya?" ucapnya lagi, saat aku baru saja maju selangkah.

"apa kakak melihat nenek saya? Dia sedikit pendek, suka menggunakan tudung" tanyanya.

"tidak, maaf" jawab ku.

anak itu mengeluarkan air mata, aku tidak tega melihatnya dan mendekat.

"kamu baik-baik saja?" tanya ku.

"aku hanya tinggal berdua dengan nenek disini, jika nenek meninggalkan ku disini, aku gimana?" jawabnya dalam tangis.

"orang tua mu kemana?" tanya ku.

"kedua orang tua ku meninggal karena kecelakaan saat berdagang ke luar kota" jawab nya masih dalam tangis.

"gini saja, dalam tiga hari kedepan, jika nenek mu belum kembali, cari kakak di kerajaan, jika kamu mau tinggal bersama kakak, cari saja nikolas" ucap ku.

"baik ka, kakak orang baik ya" ucap nya, sedangkan aku merasa bersalah, tapi harus bagaimana lagi, pilihannya adalah dibunuh atau membunuh.

Setelah itu aku kembali ke kerajaan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!