Pagi Di Desa Langkan.
Kukuruyuk.... Kukuruyuk.. !!
Suara kokok ayam bersahutan membangunkan Julian dari tidur tanpa mimpinya. Seketika julian meregangkan anggota tubuhnya setelah semalaman tertidur pulas. Mungkin karna kecapean kemaren kerja terlalu melelahkan sehingga dia tidur dari sore sampai pagi baru terbangun.
Dengan rasa malas segera Julian bangkit dari tempat tidur nya menuju kamar mandi di belakang rumah untuk sekedar mencuci muka. Hari ini Julian agak bermalas malasan kerna tidak ada kegiatan yang berarti untuk dilakukan.
Setelah Ayahnya meninggal 3 tahun lalu untuk menyusul Ibu yang telah duluan menghadap sang pencipta 2 tahun sebelumnya, kini Julian berjuang sendiri untuk mencari nafkah walaupun dengan banting tulang,dia melanjutkan pekerjaan yang dijalani Ayahnya untuk membiayai hidup sehar hari.
Pekerjaan ayahnya adalah mencari dan mengolah kayu di hutan untuk jadikan bahan bangunan sesuai pesanan jika ada yang membutuhkan, kalau kalau ada warga yang ingin membangun rumah atau kebutuhan papan lainnya. Untung Julian telah Tamat SMA sebelum Ayahnya berpulang. Sehingga dia bisa leluasa melakukan apa saja tanpa ada batasan harus ke sekolah dan harus mencari biaya sekolah..
Untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi belum terbayangkan sedikitpun. Cukup untuk biaya hidup sehari hari saja Julian sudah sangat bersyukur.
Sudah sebulan ini Julian bekerja tak menentu, karna orderan untuk mencari kayu bahan bangunan tidak ada. Mungkin semua orang juga sedang kesusahan Ekonomi, karna sudah hampir sebulan ini musim hujan dan sangat mengurangi hasil panen yang mayoritas penghasilan penduduk dari kebun karet. Sehingga mengganggu hasil panen jika hujan sering turun. Yang dilakukan Julian sekarang hanya membantu orang orang di pasar untuk mengangkat barang dan mengambil upahnya, terkadang ada warga yang minta tolong membersihkan kebunnya.
Selesai cuci muka Julian langsung ke dapur melihat apa yang bisa di makan. Membuka kotak persediaan, cuma ada sebungkus mie instan. Sepertinya hanya itu yang tersisa. tanpa pikir panjang Julian langsung memasak mie karna Perut sudah mulai keroncongan.
Selesai memasak mie segera Julian menyantapnya sambil memikirkan apa yg harus dilakukan hari ini. Di luar rumah rintik gerimis mulai membasahi tanah. Hampir beberapa minggu ini selau hujan di pagi hari yang menghalangi aktifitas Warga sebagai mayoritas petani Karet.
Tok.. Tok..tok.. !!
Lamunannya terhenti karna suara ketukan pintu.. Bergegas Julian menuju pintu dan membukanya.
" Eh Pagi Pak Joko, ada apa pagi pagi kemari.? "
Ternyata yang datang Pak joko, warga desa Langkan, seorang pemborong atau boleh disebut kepala tukang Yang biasa membuat bangunan atau pekerjaan pertukangan di daerah nya. Biasanya Dia selalu menghubungi Mendiang Ayah Julian jika ada membutuhkan bahan kayu untuk material project nya. Setelah Yakup Anggara tidak ada lagi sekarang julian yang menggantikan pekerjaan Ayahnya, Joko senang dengan hasil olahan dari Julian, karna hasilnya rapi dan bagus. Julian juga pandai mencari jenis kayu yang kuat untuk Material bangunan.
"Ya nak Julian.. Apa Kamu ada kegiatan dalam waktu dekat ini..?"
"Saya ada Orderan Papan untuk Nak Julian Olah.. Tidak banyak, hanya butuh 8 Kubik sebagai tambahan kekurangan bahan. Kebetulan saya ada project membuat Rumah anaknya Pak Rt,dan bahan papan nya kurang"
"Bisa Pak, kebetulan saya lagi Free sekarang..
Kapan bapak membutuhkannya..?"
"kalau bisa secepatnya nak.. Soalnya Anaknya Pak Rt sudah mendesak segera diselesaikan Rumahnya.. "
"Baik Pak, secepatnya akan segera saya carikan kayunya.. "
" Ok.. kalau Nak Julian sudah siapkan kayunya, langsung hubungi Saya aja.. Nanti biar anak buah saya yang jemput ke lokasi.. "
"Siap Pak.. Tapi saya juga tidak bisa terlalu buru-Buru, Belakangan ini bahan kayu yang bagus juga sudah agak langka.. Saya harus masuk jauh ke dalam huatan untuk mendapatkan Pohon yang bagus dan besar.. "
"Iya, saya juga ngerti.. Nak Julian nggak usah Terlalu bergesa gesa.. Yang penting hasilnya bagus sesui yang diharapkan.. "
"Ini ada Uang muka buat modal awal Nak Julian.. "
Pak joko menyerahkan Uang 1juta pada Julian sebagai uang Muka. Karna dia juga tau untuk persiapan ke dalam hutan butuh bekal beberapa hari.. Paling lama satu minggu. Julian harus membawa beberapa perlengkapan tenda dan lainnya, karna dia nanti akan tinggal dalam hutan beberapa hari.
"Oh.. Terimakasih Pak..!!
Uangnya saya terima, dalam waktu dekan kebutuhan Pak joko akan saya selesaikan.. "
"Baik,, itu aja Nak Julian.. Saya Pamit dulu.. Jangan lupa hati-hati masuk hutan sendirian, kalau perlu cari kawan agar kalau ada apa apa ada yang bantu"
" I.. Iya Pak.. Gak apa saya sendiri, udah biasa juga.. "
"Baiklah kalau begitu.. Saya pamit"
Joko pergi meninggalkan rumah Julian yang masih berdiri di depan pintu sambil senyum tipis di bibirnya.. Dia senang karna dalam keadaan susah masih ada rezeki yang datang..
Julian kemudian masuk kedalam rumah dan mulai mempersiapkan peralatan untuk masuk hutan mencari kayu sesuai pesanan Pak joko.
Setelah semuanya beres dan membeli perlengkapan makan untuk beberapa hari, Julian langsung berangkat membawa peralatan yang sudah disiapkan, tidak lupa memikul gergaji mesin peninggalan ayahnya yang masih dia jaga dengan baik.. Dengan alat ini lah dia bisa mengolah kayu menjadi papan dan jenis bahan lainnya.
Dengan langkah semangat Julian berjalan kaki menuju hutan yang tak jauh dari desa Langkan tempat ia tinggal. Dalam keadaan gerimis halus tidak menghalangi langkahnya, karna semangat mengalahkan segalanya.. Sebab sudah sejak lama dia tidak masuk hutan karna tidak ada Orderan dari Pak joko maupun yang lainnya.
Berjalan sekitar setengah jam Julian mulai memasuki hutan, melewati jalan mobil yang rusak.. Karna hanya dilewati sesekali mobil para pencari kayu atau para pemburu lainnya.. Kemudian masuk ke jalan setapak yang sudah lama tidak dilewati.. Jalannya sudah ditutupi semak liar.
Julian sudah jauh berjalan masuk hutan tapi belum juga menemukan Pohon bagus yang dia inginkan. Memang kayu yang besar sudah jarang sekarang, dia harus masuk hutan lebih dalam.
Tiba-tiba matanya tertuju pada sebatang pohon yang cukup besar dan lurus. Bagus untuk diolah menjadi papan.. Setelah diperhatikan, lokasi nya agak susah dilewati karna ada di lembah cukup dalam..
Dengan hati hati julian melangkah melewati pijakan yang terjal. Karna beban cukup berat sambil memikul Gergaji mesinnya, keseimbangan Julian mulai goyah, tanpa sengaja pijakan kakinya tertumpu pada pinggiran batu licin dan terpeleset.
"Serrrrr...."
Seluruh badan dan peralatan bawaan nya meluncur ke dalam jurang.. Detik itu juga kepala Julian terbentur ke sebuah pohon dan kesadarannnya pun hilang. Saat ini seluruh peralatannya bertaburan entah kemana dan Julian sendiri tergeletak di atas batu pinggir sungai dalam keadaan tidak sadarkan diri dengan darah di sekitar kepalanya..
Julian terbangun dari pingsannya, melihat di sekitar tempat terahir dia terjatuh, merasakan sakit dikepala, reflek tangannya meraba dimana bagian kepala yang sakit.. Terasa ada darah yang sudah mengering.. Baru dia ingat sebelumnya dia terpeleset kedalam jurang dan sampai di atas batu besar pinggir sungai..
Tidak tahu sudah berapa lama dia pingsan di tempat itu.
Dengan sisa tenaga yang ada, Julian mencoba berdiri dan memperhatikan daerah sekeliling. Tempat yang asing baginya. Di sampingnya ada sungai kecill dengan Air yang sangat jernih sehingga isi dalam sungai terlihat ke permukaan.
Julian mencoba meraih air sungai tersebut karna penasaran. Air nya cukup dingin, perasaan haus mulai datang.. Kerna tergiur oleh air yang jernih tersebut, julian lalu meminumnya dengan tangan.
" Hmmm.. Air segar dan ada rasa manis manisnya".
Setelah selesai meminum air sungai tersebut, Julian mulai memperhatikan daerah sekitar untuk mencari beberapa peralatan yang sebelumnya ia bawa, tapi satupun peralatannya tidak ada di sekitar, tidak tahu hilang ke mana..
Julian terus berjalan menyelusuri sungai.. Baru dia sadar bahwa daerah itu sangat asing baginya, pepohonan yang besar besar dan lurus, hutan yang sejuk, semua tumbuhan hijau dan subur seperti belum terjamah oleh siapapun.
Setau julian selama bertahun tahun memasuki hutan ini, belum pernah dia temukan hutan seperti ini, kalau para tukang kayu lain tau tempat ini pastilah pohon pohon ini udah habis di tebang untuk di jual dan dibuat segala kebutuhan..
Tapi sepertinya warga desa belum pernah ke sini, buktinya tidak ada tanda tanda bekas penebangan kayu ataupun bekas jalan manusia. Seperti belum terjamah.
Sekian lama berjalan, julian belum juga bisa mengenali tempat itu, bahkan untuk mencari jalan keluar dari hutan yang terasa asing baginya. Karna lelah Julian istrahat dibawah pohon yang cukup besar dan tinggi.. Punggungnya disandarkan ke batang pohon, berfikir dalam hati,
"Dimana ini.? Kenapa dia tidak mengenali hutan ini,.? "
Melihat ke atas,langit sudah mulai gelap, julian gelisah sementara jalan keluar dari tempat ini belum juga ditemukan, sedangkan barang barang dan peralatan tidak tau ke mana.. Hanya ada satu parang pendek yang selalu terikat di pinggang nya.
Dengan rasa kawatir setelah ber istirahat sebentar, julian terus melanjutkan perjalanan sambil melihat lihat untuk mengenali sekitar, tapi tetap semua terasa asing baginya.
Pada ahirnya Julian sampai ke atas bukit yang lumayan tinggi. Harusnya dari sini dia bisa melihat desanya.
Tapi setelah melihat di sekitar, pandangan ke jauhan juga tidak terlihat di mana desanya arahnya pun tidak diketahui di mana. Tempat ini benar benar asing baginya.
"Yasudah lah, mungkin aku harus istirahat di sini malam ini.. "
Julian duduk dibawah pohon kecil sambil melepas lelah setelah sekian lama berjalan.
" Semoga malam ini tidak ada Hujan", pikir julian. Karna jika hujan, sedikitpun tidak ada tempat berteduh, karna di atas bukit ini pohonnya kecil kecil, hanya setinggi orang dewasa dan juga cukup jarang. Sementara peralatan tenda dan tas persediaan makanan tak tau entah kemana,
Dengan rasa lapar mulai datang, julian mebaringkan tubuhnya di atas tanah, pandangan menghadap langit penuh bintang.
Sesaat terlintas dipikirannya nasib selama ini, hayalan mulai hadir jauh ke atas langit.
" Sampai kapan saya terus begini, diusia yg sudah mencapai 20 thn, belum juga terlihat masa depan yang menjanjikan. Jagankan untuk berpikiran mencari pasangan, untuk biaya makan sehari hari saja saya harus bekerja banting tulang"
Untung ada rumah peninggalan orang tuanya yang masih layak untuk ditempati. Sekilas muncul wajah Ibu dan ayahnya.. Yang selama ini merawat dan menjaganya sampai seusia ini.
Tapi sekarang mereka tidak ada lagi. Julian harus berjuang sendiri. Sementara sanak family yang ada di kampung tidak ada lagi.
Saudara dari ibu nya sudah pindah ke kota, semenjak ibu meninggal 3 tahun lalu.. Mereka tidak pernah lagi berkunjung ke desa Langkan.
Kabarnya mereka sudah kaya di Kota, biasanya orang kaya akan lupa family nya karna sudah tidak membutuhkan.
Lamunan Julian terhenti karna sayup sayup mendengan sura Gamelan dari kejauhan.
Sontak Julian berdiri dan melihat di sekitar mungkin suara itu dari desa.
Pandangan Julian tertuju pada cahaya lampu obor tidak terlalu jauh dari tempatnya berdiri.
" Ah mungkin itu cahaya dari desa" Gumam Julian.
Julian mengambil senter kecil yang ada di saku celana nya dan menelusuri hutan mengikuti cahaya obor tersebut.
Tidak lama berjalan dengan mengandalkan senter di tangannya, semakin lama cahaya api obor tadi makin besar. Dan Julian terus mendekat, ternyata api itu bukan dari obor tapi dari api unggun. Julian terus mendekat.
Sebelum sampai di tempat api unggun. Langkah Julian terhenti karna ada suara orang menyahuti.
" Siapa kamu..?"
" Dari mana kau anak muda..? "
" Eh"
Julian terperanjat.. Karna suara orang tiba tiba itu.
Didepannya berdiri 2 orang laki laki setengah baya dengan tampilan dan pakaian yang cukup aneh.
Dua orang laki laki tersebut mengenakan pakaian dari kulit hewan. Serta senjata tombak dan parang besar di tangannya masing masing. Tampilan mereka cukup seram dan menakutkan, mungki karna malam dan wajah mereka tidak terlihat dengan jelas.
Dengan kaget reflek senter Julian diarahkan ke wajah mereka. Terlihatlah satu orang laki laki brewok dengan wajah benuh bulu. Dan laki laki satunya juga sedikit brewok tapi kepala botak. Mimik mika mereka beringas.
"Keparat, singkirkan Cahaya itu..!!!! "
Si brewok memaki kearah Julian.
Julian mengalihkan senternya ke arah lain.. Tapi dia masih bisa melihat dua sosok didepannya walau tidak terlalu jelas. Karna ada cahaya bulan samar samar.
Julian masih bingung dan belum menjawab pertanyaan dari dua orang tadi.
"Hey.. Siapa kamu..? "
"Eh i.. Iya.. Saya Julian dari desa Langkan. Saya tersesat di hutan ini.. " Jawab Julian.
" Desa Langkan....? "
Mereka tidak mengnal desa Langkan. Di sini cuma ada 1 Desa Lu yang yang ingin segera mereka Jarah.
Dua Orang laki laki beringas ini adalah perompak yang sering merampok dan menculik wanita wanita yang ada di desa Sekitar. Tindakan mereka sangat ditakuti oleh warga desa. Karna mereka tidak segan segan mengambil harta penduduk,membunuh dan memperkosa istri warga kampung di depan suaminya.
Yang brewok bernama Kaja dan yang botak bernama Kuya. Mereka Duo Perampok yang sangat ditakuti, karna mereka sangat kuat.
Belum ada Tindakan mereka yang bisa menghalangi.. Ilmu mereka cukup tinggi.
Konon mereka bermarkas di sebuah Gua di kaki bukit. Di sana mereka sering membawa gadis gadis desa yang mereka culik dan menyetubuhinya. Setelah puas, wanita itu akan mereka bunuh ataupun di biarkan saja di makan Hewan Buas di Hutan.
"Kaja,, sepertnya Pemuda ini bukan asal sini.. Dari auranya seperti bangsa Manusia"
"Kau benar.. Siapapun dia tidak masalah, sikat aja.. Mana tau ada yg berharga.. ! "
" Serahkan semua yang kau punya cepat.. Sebelum nyawamu kami bereskan..!!! " Dengan Suara berat Kuya datang kehadapan Julian.
"Siapa kalian..?? Dan di mana ini..? "
Dengan sedikit takut Julian mundur beberapa langkah..
Tanpa banyak tanya Kaja yang berdiri dibelakang Kuya langsung berlari kearah Julian dan hantamkan sebuah tendangan.
Julian masih dalam keadaan bingung tidak bisa menghindari serangan mendadak dari Kaja. Sebuah tendangan sangat keras menghantam dadanya, julian terbang beberapa meter ke belakang dan membentur sebatang pohon dibelakangnya.
" Uh.... !!!" Rintih Julian.
Seluruh tulang punggung Julian terasa hancur akibat hantaman itu..
Nafasnya tersengal, rasa sakit luar biasa di sekujur tubuhnya.
"Kuya cepat Ambil semua barang barangnya.. "
Kuya menghampiri Julian yang kesadarannya mulai hilang akibat hantaman dari Kaja.
Tanpa perlawanan Kuya melucuti semua pakaiannya dan memasukkan kedalam buntalan di pundaknya..
Tidak banyak barang yang berharga pada Julian.. Cuma karna Pakaian yang dipakai Julian cukup bagus menurut Kuya. Ada parang pendek yang terikat di pinggang Julian.. Kuya mengambilnya dan memperhatikan.. Tidak ada yang menarik pada parang itu. Hanya besi biasa yang ditajamkan. Kuya melemparkan Parang pendek Julian ketanah dan mereka langsung pergi ke arah desa yang ingin mereka Rampok malam ini..
Kebetulan penduduk desa sedang melakukan ritual malam pergantian tahun.. Hampir seluruh warga desa berkumpul di depan Api unggun yang melahap kayu bakar di tengahnya.. Kecuali para anak muda yang berdiam diri dirumah mereka masing masing..
Acara ini hanya sekedar bekumpul sambil berdo'a dan menyampaikan rasa syukur atas kehidupan di desa mereka ke pencipta sambil melahap beberapa hidangan hasil buruan hari ini..
Setiap diawal tahun Ritual ini mereka lakukan..
Setelah siangnya semua warga Laki laki yang sudah bekeluarga dan dewasa bekumpul dan melakukan pemburuan Binatang hutan secara bersama.. Dan malamnya mereka membakar api unggun dan bekumpul di suatu tempat pinggiran desa, mebakar dan memasak hasil buruan kemudian makan bersama.. Sisanya nanti akan diberikan ke setiap warga yang tidak ikut melakukan Ritual.
Diatas Pohon jauh dalam hutan, ada sebuah gubuk yang cukup tua tapi kuat. Buktinya ada beberapa pohon sebesar tiang listrik tumbuh di atas Gubuk. Akar beberapa pohon itu menyelimuti hampir seluruh dinding rumah.
Seperti tidak nyata karna sekeliling Diding gubuk itu hanya dilapisi kulit kayu yang sudah berlumut dan juga ditumbuhi beberapa rumput liar, ada juga anggrek dan bunga. Tapi semua tanaman itu tumbuh subur di didinding gubuk.. Seperti gubuk itu mempunya nutrisi tanah.
Gubuk itu berada di atas pohon yang sangat tinggi tanpa ada tangga.. Orang awam akan heran bagai mana penghuni gubuk itu pergi ke sana.
Di dalam gubuk duduk seorang Pria tua, pakaian nya lusuh tapi bersih. Kepalanya ditumbuhi rambut panjang dan seluruh rambutnya telah berwarna putih, penampilan orang tua ini sudah sangat sepuh.
Dia duduk di lantai yang hanya dilapisi tikar tipis dari pandan. Tubuhnya tak bergerak sedikitpun, mata terpejam sepertinya dia lagi melakukan semedi.
Sesekali alis orang tua itu bergerak gerak. Seperti ada sesuatu yang mengganggu semedinya.
Tiba tiba matanya terbuka dan bergumam.
"Celaka,, mereka datang dan menganggu penduduk desa.. "
"Aku harus segera memberi pelajaran ke mereka agar tidak lagi berani datang ke desa ini... "
Seketika dia berdiri dan bejalan pelan kearah pintu gubuk..
Dia melompat dari gubuk yang tidak ada tangganya.. Tubuhnya melayang ke tanah dengan cakap dan kakinya menginjak tanah tanpa ada suara seperti kapas jatuh.
Dengan sedikit gerakan dia berjalan menuju utara tepatnya ke arah desa Lu yang. Dia berjalan pelan tapi kecepatannya seperti bayangan, tidak bisa dilihat dengan mata awam.
Orang tua ini adalah sesepuh dari desa Lu yang. Sudah hampir 500 tahun dia ditugaskan oleh tetuanya terdahulu untuk menjaga desa Lu yang dari gangguan orang luar. Selama ini dia hanya tinggal di gubuk tuanya diatas pohon, dan orang orang desa mengetahui itu, tapi tidak ada yang berani menganggu dan menyapanya.. Dia jarang sekali muncul di desa Lu yang kalau tidak ada sesuatu yang sangat penting dilakukan.
Seperti sekarang ada acara malam satu suro di desa Lu yang dia tidak hadir. Karna menurutnya tidak terlalu penting.
Bayangan itu terhenti sebelum sampai ke desa Lu yang.. Pandangannya tertuju pada sesosok pemuda tanpa pakaian tergeletak di tanah. Tubuh pria itu hanya ditutupi celana dalam yang menutupi pusaka lelakinya.
Orang tua itu berhenti dan memeriksa keadaan pemuda itu..
"Anak ini masih hidup, ada bekas biru di dadanya. Sepertinya ada sesuatu yang sudah menyerangnya sehingga Mengalami luka dalam.. aku harus segera menyelamatkannya sebelum dimakan binatang buas.. Sepertinya Anak ini bukan dari daerah sini.."
Orang tua itu mengangkat Pria yang tidak sadarkan diri itu dan membawa kembali ke gubuknya.
Dia memegang dada Pria itu dan mengalirkan hawa hangat ke tubuhnya. Setelah itu meninggal kan gubuk dan kembali menuju desa dengan kecepatan yang tak terlihat mata biasa.
Di desa Lu yang banyak sudah orang orang berkumpul dan menikmati hasil buruan mereka.
Ada yang memanggang rusa diatas perapian dalam keadaan utuh, ada yang membuat sate dan lain sebagainya.. Mereka. Menikmati daging panggang sambil meminum tuak putih sebagai pelengkap hidangan tersebut.
"Hmmm.... Ahh... Nikmat sekali Tuak ini.. Badan ku terasa hangat.. " Kata seorang pria paruh baya kepada rekan rekannya.
" Iya.. Daging rusa ini juga sangat lezat.. Ditambah tuak manis makin sempurna rasanya" Kata pria lainnya.
" Sudah lah.. Kau jangan terlalu banyak minum.. Jangan lupa sebagian daging panggang ini kita bagikan ke warga" Kata seorang pria jangkung yang duduk tidak jauh dari perapian.
" Tenang saja,, aku tidak akan mabuk.. Cuma sekali setahun kita nikmati kesempatan ini "
" Lagian hasil panen dan buruan kita tahun ini cukup melimpah, kapan lagi. Kita bisa menikmati sepuas ini.. "
"Apa kita tidak memebagikan sebagian makanan ini ke Mbah Luesang..? " Tanya seorang pak tua yang juga warga yang ikut dalam kegiatan itu.
"Ahh.. Orang tua itu...! siapa yang berani ke sana.. Kita tidak tau apa orang tua itu ada di tempatnya.. Sudah 3 tahun aku tidak melihatnya muncul di desa maupun dalam hutan.. "
" Iya.. Dia sangat misterius.. Dia cuma muncul di desa ini kalau ada sesuatu terjadi pada desa.. Kalau kita masih aman aman saja, dia tak akan muncul.. Tukas pria jangkung.
" Dua hari yang lalu aku lewat di dekat pohon bawah gubuk nya.. Aku sempat memanggil Mbah lu sang, tapi tidak ada sahutan.. Mungkin dia tidak ada di dalam gubuk nya atau pergi ke tempat lain.. " Kata Pria yang duduk disebelah pria jangkung..
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!