Hujan adalah musim yang dimana sebagian populasi orang akan menyukainya, dan adapula orang yang tidak menyukainya. Karena tidak semua orang akan menyukai satu musim saja, melainkan beberapa musim yang mungkin saja mereka menyukainya.
Tapi dari itu semua, ada salah satu manusia langkah, yaitu dia begitu sangat menyukai musim hujan serta dibarengi oleh suara petir, yang secara bersamaan menggelegar keras diatas langit. Padahal tidak semua orang menyukai suara petir tersebut, tapi tidak bagi perempuan berambut korean pixie cut yang bernama Elania Oktaviani.
Malah dia menganggap bahwa gambaran petir itu sangat lah indah nan aesthetic, dan suara nya sendiri begitu bersemangat seperti didalam tubuh ini ada energi berambisi untuk selalu membuat karya menggambar, seperti apa yang dilakukan nya saat ini.
Selama dirinya berada didalam cafe, ia hanya terfokus didalam kehanyutan dunia menggambarnya, tak hanya itu ia sendiri sesekali menatap kearah jendela sebari mendongak keatas langit dengan silauan sambaran petir yang menggelegar. Namun anehnya disitu dia tidak ketakutan, melainkan menikmati getaran petir diatas langit.
Dari situlah keanehan nya, telah disadari oleh seorang pria pegawai dicafe itu sendiri, dimana dirinya merasa kebingungan dengan apa yang Elania lakukan.
Karena setiap orang yang berteduh dicafe mereka, semuanya akan gaduh akibat cahaya, nan suara petir yang membuat mereka ketakutan. Tetapi berbeda halnya Elania yang penggambaran pria ini kepada dia sangatlah berbeda, karena begitu nampak jelas raut Elania sama persis macam seorang psikopat, yang bahagia diatas penderitaan sang musuh.
Apalagi senyuman nya ketika menoleh kearah langit jendela luar, yang mana reaksi nya itu nampak begitu menakutkan kalau dilihat lebih jelas. Disitulah ia ingin sekali bertanya pada rekan kerja nya, karena teman nya ini begitu mengenali seorang Elania.
Tetapi hal itu sia - sia ketika dirinya terkacangi oleh rekan kerja nya sendiri, apalagi fakta mengejutkan nya kalau rekannya ini begitu sangat menyukai Elania sejak bangku sekolah, jadi tidak heran kalau dia begitu tau bagaimana keseharian pujaan hatinya itu.
Apalagi lebih gila nya lagi ia hanya menopang dagunya dengan tatapan memuja, seolah dunia ini hanya milik nya saja, aneh tapi itu lah rekan kerjanya.
Dengan kesal ia langsung menepuk rekan kerja nya dengan keras dipunggung nya "Astaga, anak ini!" dia bernama Takashi, ciri khas dengan rambut gondrong nya itu membuat dirinya menjadi salah satu barista incaran para pembeli "Ngelamun tuh temen nya setan tau" sebari merangkul pundaknya
"WA... ANJ**!! Aish... Apa sih bang, ganggu aja lu ah!!" geram seorang pria yang bisa dibilang usia masih muda, beruntungnya dia memiliki wajah tampan nan bercampur Jepang Brazil itu memiliki nama Shin Alves, pria yang jadi bahan incaran para cewek - cewek pelanggan cafe nya.
"Dih - dih, hei adik... ingat cinta tuh tidak butuh untuk dipuja dari jauh saja dik, tapi butuh pembuktian dan usaha, bukan diam macam koala begini. Yang bener tuh berani hampiri dan tembak orang nya langsung, bukan malah kayak malu malu monyet begini"
"Dah puas lu bang, hewan apa lagi yang lu samain sama gue hah!" disitu Takashi sudah terbahak - bahak "Anj** emang kau bang"
"Yah tapi itukan memang faktanya cocok kan sama elu"
"Wah - wah...."
Disitu Shin sudah kesal, dengan penuh menantang ia menghampiri Takashi, dan terjadilah saling adu skill pukul memukul dalam artian candaan.
Tetapi disisi lain, Elania yang awalannya hanya menggambar desain tiba - tiba mendapatkan panggilan dari rekan kerja nya yaitu Ayumi.
"Ya halo Ayumi, ada apa?"
"...."
"Apa! Bagaimana bisa mereka melakukan itu lagi" disitu ekspresi nya tidak dapat dikendalikan
"...."
"Yasudah aku akan segera kesana"
Lalu dengan cepat ia menggemasi barang nya, dan bergegas pergi, disitu Takashi memberitahukan ke Shin kalau pujaan hatinya akan pergi.
"Eh co* bentar noh pujaan lo mau pergi, yah masa sambil hujan - hujan gitu emangnya. Udah ah cepet sana susul"
Disitu Shin menoleh kearah Elania yang terburu - buru akan keluar, ia pun langsung segera menyusul nya dengan sedikit dorongan ditubuh nya oleh Takashi.
"Tunggu... kak" disitu Elania langsung menoleh kearahnya dengan kebingungan "Mm... Eh i - ini payung untukmu, ah kau tenang saja pa..ak... Aish.. hmm... Maksudku ini bisa kau pakai kak" ucapnya gugup
"Ah tidak perlu, mobil saya tidak jauh kok dari sini" sambil tersenyum kearah Shin
"C** senyuman nya loh arghh tidakk...!! Jantung gue" batin berbunga - bunga seorang Shin
"Hmm maaf, apa boleh saya pergi" melambaikan tangan didepan wajahnya
"Hah? Ah... Maaf, eh.. Tidak apa hmm... Tunggu.. Eh a - apa saya boleh mengantarkanmu sampai kemobil?"
"Ha? Oh... Boleh - boleh kok"
"Yes! Akhirnya gue sepayung berdua ama dia arghh" senyum - senyum sebari membayangkan dimana Elania memeluk dirinya untuk berlindung dari kehujanan, seolah keduanya tengah berjalan dibawah satu payung tepat ditengah guyuran hujan.
"Halo... Apa bisa kita pergi" menepuk pundaknya "Maaf sekarang sedang terburu - buru soalnya"
Shin seketika tersadar "Ah maaf, baiklah kalau begitu ayo saya antarkan kak"
Disisi lain Takashi hanya terkekeh melihat tingkah bodoh rekan nya itu dari dalam. Dan tak lama kemudian dirinya semakin tertawa terbahak - bahak dibuat kekonyolan oleh Shin, karena apa? Dimana dia membawa payung yang ukuran nya kekecilan, sontak membuat Elania kebingungan.
"Mm... Memangnya ini muat untuk berdua?" tanya Elania yang membuat Shin sendiri merasa malu
"Ah haha... Aku rasa tidak" tertawa garing
Elania menahan tawa, seketika dirinya langsung berinisiatif menggambil payung itu dari tangan Shin, yang seketika membuat gesekan tangan pun membuat hati Shin pun berdetak jauh lebih cepat.
"Hmm gimana aku pinjam saja ini payung, besok akan aku usaha kan ini payung mu akan ku kembalikan kesini" tersenyum kearahnya
"Ah... Bo - boleh kok can... Aish... Ma - maksudku kak"
Elania hanya terkekeh kecil "Yasudah, aku pergi dulu ya" menunduk sedikit sebari tersenyum kearahnya
Disitu setelah Elania pergi, disitu Shin langsung berlari bahagia kearah Takashi yang sudah berwajah kegelian melihat tingkahnya.
"Bang lo tau dia..."
"Kagak usah lo jelasin gue udah liat sendiri, gimana aksi seorang cowok yang niat jatuh hati malah dibarengi kebodohan nya secara bersamaan, kenapa nggak payung satu nya, itukan jauh lebih gede kenapa malah dikasih yang paling kecil, ya kan bodoh. Huft.. Ya gitu tuh kalau awalan niatnya pengen modelan drakor, tapi malah ending nya dipinjem in doang ke sidoi kan rugi haha... Hilang lah sudah tuh impian romantis - romantisan nya sama tuh cewek" seketika Shin bermuka ditekuk karena menyindir dirinya
"Tak apa, dibanding abang kagak ada cewek yang bisa kau dekati ya kan, emang mau sampai kapan anda melajang wahai paman Takashi"
"Anj** emang lu!" umpatan Takashi membuat Shin terkekeh dibuatnya
...
Berbeda halnya Elania yang sudah menggendari mobil nya, dengan kecepatan tinggi apalagi didalam situasi karir nya ini begitu serius, jadi diharuskan ia datang lebih cepat dari waktu biasanya.
Sesampai disebuah gedung dengan nama CLX yang dikenal akan brand terkenal fashion diseluruh dunia, disitulah Elania bekerja sebagai salah satu desainer fashion disana.
Baru saja dia masuk pintu utama gedung, tiba - tiba ia sudah di hampiri oleh asisten bawahan nya yaitu Hinawa, yang merupakan teman sekaligus rekan dekat Elania selama membuat desain kolaborasi bersama.
"Kacau, mereka berulah lagi. Ini sudah tidak bisa dibiarkan lagi El, apalagi mereka membawa - bawa madam Lisa kesini dengan berkata kalau kita lah yang sudah meniru prodak bahan desain mereka. Dan kau tau team kita tadi hampir saja semuanya tadi akan dilengserkan oleh madam, karena keributan mereka dengan team nya. Tapi untungnya aku menahan emosi mereka kalau tidak huft... Entahlah"
"Mereka ada dimana?"
"Siapa?"
"Anak - anak"
"Mereka tadinya diruang utama, tapi setelah ada keributan tadi aku suruh mereka kembali ketempat ruang kerja nya"
"Yasudah, kau suruh mereka tetap akan buat produksi baru lagi, aku akan urus masalah ini pada madam"
"Apa! Bagaimana bisa prodak inikan udah mau kita lauching kan"
"Setelah ini, aku kirim file kepada kalian semua"
"Okay, apa lagi yang bisa kubantu"
"Pantau saja mereka, aku akan urus madam. Setelah itu aku akan hampiri kalian"
Lalu keduanya pun saling berpencar, lalu tampak jelas bahwa disitu Elania tengah tersenyum seringai ketika berjalan menuju lift.
Bersambung....
Keluar dari lift disitu Elania langsung berjalan kearah ruang yang bernama Madam L, namun belum juga memasuki ruangan tersebut.
"Huh! Untuk apa kau datang keruangan madam Lisa nona Elania, aku rasa kau akan sia - sia saja membantah tentang pencurian yang telah team mu lakukan kepada teamku" ucap perempuan rambut curly, dengan pakaian blouse kemeja dengan bawahan mini skirt, gaya yang cukup sexy.
"Oh begitukah?" pura - pura terkejut "Terima kasih atas pemberitahuan nya kalau begitu apa boleh saya pergi, nona. Karena saya bukan orang sesantai anda yang bisa nya menggandalkan anak buah nya saja dalam setiap pekerjaan fashion begini, jadi ijinkan saya pergi dulu. Permisi"
Disitu Elania langsung beranjak masuk kedalam ruang madam Lisa, yang membuat si Angel merasa geram.
"Cih kurang ajar sekali dia, enak sekali dia merendahkan ku memang nya aku serendah itu yang mana seolah dirinya lah yang menjadi panutan anak buah huft... Awas saja kau, tidak akan ku biarkan kau akan tenang berada di sini"
....
Ketika memasuki ruang, terlihat madam Lisa tengah mengoreksi setiap desain dari team lain.
"Katakan" ucap tegas madam Lisa
"Maaf apa boleh saya mengajukan pertanyaan pada anda madam"
"Apalagi, huft... (menghela nafas) bukan kah tidak ada lagi yang perlu kau pertanyakan, dengan apa yang sudah team mu lakukan. Dan lagi tidak aku percaya kalau kau sendiri juga ikut andil dalam hal ini nona Elania, apa yang sudah anda fikirkan selama ini, sampai - sampai melakukan hal sekotor ini" ucap madam Lisa sebari mengatupkan kedua tangannya diatas meja kekuasaan nya "Apalagi mencuri itu bukan lah suatu yang baik untuk kamu lakukan nona Elania, apalagi saya sendiri bingung apa yang anda fikirkan, sampai - sampai kinerja mu menjadi tidak fokus begini, dan kau tau saya mencoba untuk mempertahankan kamu karena ada bakat didalam dirimu, tapi dengan kejadian ini. Saya sampai berfikir sudah tidak lagi akan mempertahankan anda nona Elania untuk bertahan di perusahaan saya"
Disitu Elania menahan amarahnya, dengan begitu dia hanya bisa menghela nafas pelan sebari mencoba menenangkan diri.
"Lantas, sekarang apa yang ingin kau tanyakan"
"Maaf apa bisa kau berikan saya kesempatan untukku, untuk menujukkan kalau ini memang benar - benar desain yang saya buat sendiri. Apalagi ini dapat menjadi bagian rekomendasi prodak baru kepada para konsumen kita selanjutnya diacara fashion week yang akan kau buat untuk bulan tahunan seperti tahun lalu, dan ini prodak baru desain yang sudah kubuat"
Elania membuka laptop nya, disitu dia menujukkan sketsa yang dia buat, disitu madam merasa kagum melihat desain yang dia buat.
"Bagus, saya awalan nya tidak pernah ragu atas desain sketsa yang kau buat selama ini, akan tetapi kenapa kau kecewakan saya lagi nona Elania. Baik kalau begitu saya akan men acc desain mu ini untuk fashion week selanjutnya, dan kuharap ini adalah desain yang memang kau buat sendiri"
"Ya, ini memang desain saya sendiri, dan team saya. Kalau memang itu bukan buatan saya untuk apa saya harus susah payah mengajukan desain ini kepada anda"
"Baiklah kau bisa pergi sekarang, dan siapkan semua desain mu karena aku sebentar lagi juga akan mengajukan beberapa persiapan tahunan perusahaan kita, kalau begitu aku akan pergi dulu" beranjak pergi dari ruangannya, tapi dia dikejutkan oleh salah satu karyawan wanita "Apa yang kau lakukan disini?" tanya madam itu kepada perempuan bawahan dari team Elania dia bernama Yuki.
"Sa - saya, hanya ingin menunggu nona Elania ya" jawab gugup nya
"Oo, kau bisa temui dia sekarang"
Perempuan itu langsung menganggukkan kepala, setelah melihat madam Lisa telah pergi, disitu Elania menatap wanita bawahan nya tersebut dengan penuh curiga, lalu berjalan sebelum melewatinya.
"Ikut dengan ku" ucap dingin Elania
Saat diruang produksi, disitu banyak sekali anak bawahan nya yang langsung berdiri menatap keduanya.
"Hinawa, aku boleh minta kau berdiri ditengah pintu, dan juga aku minta awasi siapa yang lewat atapun yang mengintip membicarakan kita disana, dan aku perintahkan kepada kalian matikan off ponsel kalian dan taruh didepanku. Sekarang juga" tegas nya
Awalannya semua mengkerut kan kening kebingungan, dibuat nya lalu melihat kearah Elania.
"Patuhi, dan taruh semua kedepan meja hadapan kalian!" teriak Hinawa kalau sudah mode serius
"Sudah terkumpul semuanya" menatap kearah hadapan beberapa ponsel diatas meja "Diantara kalian apa sudah menaruh ponsel kalian" semua menganggukkan kepala "Bicaralah" perintah Elania
Perintah Elania adalah kesempatan mereka untuk berbicara meluapkan ide atau pendapat.
"Kak, bagaimana kak... kita sudah buat desain 50 persen prodak kita hampir selesai, dan madam sendiri membatalkan untuk bahan produksi desain baju kita kak, apalagi kita sudah susah payah membuatnya" ucap perempuan berambut keriting panjang namanya Ayumi
"Iya kak, semua ini jadi sia - sia dong kak. Ini gegara mereka kita harus mendapatkan peringatan terakhir dari madam" saut dari perempuan bernama Bella
"Kak, aku takut juga kalau madam memperhentikan kita. Bagaimana dengan pekerjaan kita, akan kemana kita selanjutnya kak" kata perempuan karywan nya yang paling cantik dia bernama Keiko, dan itupun membuat semua menganggukkan kepala setuju
"Bagaimana bisa desain kita bisa kecolongan sama team mereka kak" ucap perempuan tomboy diantara lain nya bernama Mina
"Bener, apalagi selama ini mereka lah yang selalu mencuri desain kita, dan berusaha menghancurkan team kita, ya kan" ucap perempuan paling tercentil dia bernama Hana, itupun semua langsung menganggukkan kepala setuju dengan sependapat dia "Apa perlu kita membalaskan dendam kepada mereka"
Mendengar sudah semua menjawab "Sudah, apa ada lagi pertanyaan atau keluh kesah kalian" tanya Elania
Semua terdiam, karena semua itu sudah sedari cukup. Lalu Elania menghidupkan salah satu ponsel diatas meja dan mematikan panggilan yang sontak semua nya terkejut dengan apa yang dilakukan Elania barusan.
Semua langsung mempertanyakan milik siapa ponsel tersebut, sampai membuat semua anggota bawahan nya saling berbisik.
"Kalau begitu, katakan pada ku milik siapa ponsel ini" semua masih terdiam "Saya katakan sekali lagi, siapa pemilik ponsel ini!" masih tak ada yang mengakuinya "Okay, masih tidak ada yang mengakuinya milik siapa ini? kalau begitu ambil ponsel kalian sekarang"
Disitu semua menggambil ponsel milik mereka, namun dibelakang Elania wanita tadi hanya terdiam ketakutan seolah dia tau kalau dirinya terancam tidak aman.
Setelah semua menggambil, salah satu bawahan nya yang merupakan lelaki satu - satunya disana bernama Shio, terlihat dia notis akan kecurigaan nya pada Yuki yang masih dibelakang nya "Apa itu ponselmu Yuki?"
"Ti - tidak itu bukan ponselku!" ucapnya seolah menggelak dengan bernada tinggi
"Lalu kenapa kau harus marah, dan tidak menggambil ponsel mu sama sekali diatas meja" bantah Hana
"I - Ini ponselku" menujuk kearah ponsel yang masih diatas meja
"Benar itu ponselmu?" tanya Elania yang sudah meliriknya
Terlihat raut Yuki yang mulai ketakutan itupun membuat Elania semakin curiga, namun seketika dia tertawa terbahak - bahak yang membuat semuanya melihat keanehan terhadap Elania.
"Haha... Sudah - sudah kalian tak perlu tegang begini memang ponsel miliknya, dan ini milik Hinawa kebiasaan sekali kamu itu tidak mematikan telfon dari kekasihmu" semua pun masih terdiam, sedangkan Hinawa yang mengerti hanya menganggukkan kepala
"Sorry, oh ya El, katakan perkembangan kita dengan madam bagaimana"
"Baik, kita diterima untuk ikut event ajang tahunan seperti dulu" terlihat semua tersenyum bahagia dan riang "Nah, makanya aku minta kalian sekarang kerjakan tugas yang sudah dikirimkan oleh kak Hinawa okay. Dan satu hal lagi, jangan sampai ini menjadi desain terburuk kita tapi buktikan bahwa team kita memang sangatlah terbaik, dan aku minta jangan ada yang melakukan pembalasan dendam kepada mereka, karena semakin kalian marah atau bertengkar yang ada usaha kalian mempertahankan di perusahaan ini akan menjadi sia - sia" semua langsung mengangguk kan kepala seolah setuju dengan perkataan nya
"Hmm maaf kak, tapi bagaimana desain kita yang sudah hampir 50 persen itu" saut Bella
"Kalian tak perlu bingung, cukup simpan suatu saat nanti itu akan berguna" sebari tersenyum penuh arti "Sudah - sudah yang terpenting kalian kerjakan tugas masing - masing sekarang" sebari memutar musik yang begitu keras melalui speaker yang memang selalu menjadi hiburan bagi team Elania
Setelah semua kembali fokus ke tugas masing - masing, Elania mengkode Hinawa.
"Oh ya aku minta tolong Hinawa, Shiori dan Yuki, bisakah kalian ikut denganku untuk pembentukan desain kita selanjutnya" ucap perintah Elania kepada perempuan yang paling terdiam didalam teamnya.
Setelah berada didalam ruangan, disitu Hinawa langsung menutup ruang pribadi milik Elania. Disitu terasa sekali kalau ruang pribadi tersebut tengah berhawa sangat panas.
"Shiori bisa kau serahkan hasil desain mu" pinta tegas Elania yang mana dia hanya duduk santai dikursi nya
Ketika Shiori menaruh selembar beberapa kertas, disitu begitu nampak jelas sekali kalau Yuki tengah terkejut dengan beberapa lembaran didalam kertas foto tersebut.
Bersambung....
Keempat orang didalam ruang tersebut tengah memanas, tapi dengan cepat Hinawa menutup tirai kaca ruangan. Dimana nampak jelas sekali bahwa Elania menatap tajam kearah Yuki yang tengah ketakutan, serta keterkejutan nya disaat dia melihat sendiri kalau banyak sekali bukti yang menunjuk kearahnya.
"Dirimu atau saya yang menjelaskan apa semua ini" sambil menujuk beberapa kertas ditangannya itu
"Katakan saja, untuk apa kau takut Yuki... bukan kah kau sendiri tidak terlihat takut pada nona Angel mu itu, jadi untuk apa kau takut sekarang pada Elania. Apalagi ketua mu ini orang nya jelas - jelas baik, sampai rela membantu dirimu dan anak lain dikalah kalian kesulitan, tapi apa balasan dengan begini cih.. Kalau aku jadi kau tidak akan sudi aku berada dihadapan ketua maupun teman - teman mu" sindir Hinawa yang sudah begitu kesal, sambil menatap tajam kearah Yuki dengan posisi dirinya duduk atas meja.
"Maaf kak hiks..." menangis "Maaf kak, aku melakukan ini juga dikarena kan atas keterpaksaan kak Angel kepadaku hiks.... Kalau semisal aku tidak menuruti nya maka nyawa ibu ku akan dipertaruhkan dirumah sakit sekarang" ucap nya sebari sesenggukkan "Dan yah ini aku punya bukti chat ku bersama dengan kak Angel dimana dia terus mengancam nyawa ibuku"
Disitu memang dia tengah menunjukkan beberapa chat yang awal perjanjian sampai ancaman, yang membuat Elania dan Hinawa kesal karena dia melihat sendiri.
"Baik, Shiori kau tau kan apa yang harus kau kerjakan" menyerahkan ponsel milik Yuki "Mulai hari ini ponsel mu akan sementara dibawa Yuki, dan nanti dia akan memberikan nya sendiri. Tapi aku minta matikan data serta pendeteksi nya agar orang itu tidak mencurigai nya. Sedangkan kau akan aku buat nyawa keluargamu dalam zona aman, tapi ada beberapa syarat yang harus kau turut. Sebelum aku menyerahkan dirimu terlebih dulu kepihak berwajib, apa kau mau seperti itu Yu.ki?" sambil melipatkan tangannya
"I - iya kak, apa yang harus aku lakukan untuk menembus kesalahanku"
"Yah menyerahkan diri ke penjara apa lagi" saut Hinawa dengan santainya
"Hi... Bisa diam nggak!"
"Lah memang aku salah menggatakan itu"
"Nggak begitu juga, sudah lah sekarang kau keluar sana awasi pekerjaan anak - anak lain, biar dia menjadi urusan ku dan Shiori disini"
"Kagak bisa enak aja, yang ada aku keluar kau semakin dikurang ajarin sama ini anak, dan pasti nya kau akan luluh, sambil menerima apa yang sudah dia lakukan selama ini pada kita!"
"Tidak akan, kau tenang saja ini akan menjadi urusan ku dengan dia, kau hanya perlu mengawasi yang diluar, nanti nya mereka akan semakin tidak kondusif kalau semuanya tau ada penghianat diteam nya"
Ucapan Elania membuat Yuki semakin menangis kesesakan, karena perbuatan nya begitu parah.
"Aku tidak yakin El"
"Percaya lah" menatap penuh keyakinan
"Huft... Baiklah, tapi awas saja kau sampai berbaik hati pada ini orang" ucap kekesalan Hinawa
Setelah melihat Hinawa keluar, disitu juga Elania langsung menggeluarkan alat perekam suara.
"Apa kau sudah selesai menyimpan bukti ponsel miliknya" terlihat Shiori tengah mengotak atik beberapa layar di laptop milik nya sendiri "Kalau sudah kau berikan pertanyaan kepadanya sesuai apa yang sudah aku ketik, kau ingin menambahi nya juga silahkan agar semua ungkapan mu ini, semua keluarga mu akan aman bersama diriku"
....
Tak butuh waktu lama, akhirnya pengakuan dari Yuki pun dapat berhasil direkam oleh Shiori, lalu mereka pun akhirnya keluar keduanya pun keluar dari ruangan, namun tak butuh lama Hinawa pun memasuki ke ruang sahabatnya ini, namun dia malah melihat Elania tengah berdiri membelakangi mereka dengan menatap luaran gedung.
"Gimana berhasil?"
"Jangan terlalu bahagia dulu, karena kita masih dalam tahapan proses kemenangan. Maka dari itu cukup diam dan tonton saja apa yang nanti Elania lakukan kepada mereka nantinya"
"Ya... Tak tau saja mereka sudah berurusan dengan siapa dia disini hehehe...." kedua nya pun seketika terkekeh secara bersamaan "Oh ya bagaimana urusanmu dengan nona Miura?"
"Tenang saja kata dia minggu - minggu ini akan datang tapi aku tidak tau kapan nya, mungkin nantinya dia akan menghubungiku. Sudah ah yuk kita keluar"
Disitu Hinawa merangkul pundak Elania, dan mereka saling keluar secara bersamaan.
.....
Waktu tak berasa sudah 5 hari, cuaca hari - hari sebelumnya memang hujan, namun dihari ini suasana di cafe Yoshiro ini tengah ramai, namun tidak bersemangat bagi pegawai pria yang sekarang tengah ditatap oleh para pelanggan nya.
"Murung aja tuh mulut macam bebek kekurangan belaian" sindir Takashi
Disitu Shin hanya dapat menatap tajam kearah bang Takashi karena ia tengah malas untuk diajak bercanda, apalagi beberapa hari ini Elania tidak lagi pernah datang ke cafe.
"Bang..." lirih Shin "Kemana ya pujaan hati gue sekarang, apa dia sakit setelah aku berikan payung sekecil itu padanya bang, atau dia merasa risih setelah aku menujukkan gelagat kalau aku menyukainya argh... Tidak mau aku bang"
Takashi disitu hanya tidak dapat fikir jelas, setelah mendengarnya, apalagi dia merasa lelah ketika harus berhadapan dengan jalan otak manusia yang sudah jatuh hati seperti Shin ini, karena pembahasan nya setiap harinya, adalah ungkapan dari kegalauan yang tak dapat melihat wajah orang yang ia kagumi.
"Gue kagak tau, karena gue bukan saudara atau bapak nya okay, jadi bisa kebesar mungkinan kalau bukan ada urusan, atau Atau tuh orang sekarang sudah punya seorang kekasih" goda Takashi
"BANG!! jangan gitu ah. Tidak mungkin lah kak cantik punya kekasih secara dulu tuh dia begitu sangat anti sekali berhubungan dengan lelaki"
"Berarti dia seorang lesbian dong"
"Yak mulutmu bang! Mana ada kakak cantikku macam begitu bang, dia tuh masih normal yah!"
"Ya kali aja, kan kau tidak tau bagaimana dia dibelakang itukan, jadi bisa kebesar kemungkinan dari apa yang aku sebutkan tadi" sebari menyeduh kopi dengan santai
"Nggak mungkinlah bang, secara aku tuh tau kakak cantik itu emang tidak berniat menjalin dengan cowok karena dia tidak suka sekali yang namanya drama, apalagi dia tuh orang nya sangat penuh ambisi akan karir yang ingin dia gapai. Apalagi kalau masalah percintaan dia tuh ingin menjalin secara hubungan dewasa, nan serius"
"Ohh... Berarti besar kemungkinan juga, dia sekarang sudah punya calon suami yang berfikir dewasa. Apalagi katamu dia anti sekali dengan pria penuh banyak drama, jadi beberapa persen tuh ucapan ku ada benar nya kan, dan lagi dia tidak akan mungkin bisa bersama mu secara kau kan usia nya masih dibawah umurnya. Jadi mana mau dia mengasuh suami nya modelan speak bocah macam kau"
"Hei mana ada kayak gitu konsepnya bang"
"Ada menurut penglihatanku, apalagi tuh kakak cantik mu tuh bukan tipikal, idaman cowok nya yang seumur jagung macam kau, tapi dia pasti memilih lelaki yang dewasa, memiliki uang sendiri didalam pencarian nya" goda Takashi yang suka membuat Shin kesal
"Lah aku kan sudah bekerja sendiri bang sekarang"
"Tapi emang nya dari uang gaji mu mampu membiayai kehidupan wanita seperti yang sekarang butuh modal untuk mempercantik diri, dan itu tidak murah ya"
"Bang disini udah terbukti sudah loh kalau kenapa abang tidak bisa dapat jodoh, karena abang sendiri terlalu pelit sekaligus perhitungan jadi wajar saja mana ada cewek yang suka mendekati mu bang" balas Shin untuk menggoda Takashi
"Kurang ajar kau!" sendok disebelah nya seketika dilemparkan kearah Shin dengan penuh kekesalan "Hei! Gue bukan perhitungan atau pelit, tapi melihat per ekonomian di masa sekarang, mana ada uang gaji yang selama ini kita cari dapat mencukupi kehidupan nantinya dengan sang pasangan kita"
"Bisa asal abang tidak selamanya akan bekerja disatu bidang seperti ini saja, walaupun abang pemilik cafe ini, tapi bisa besar kecilnya apa yang abang ucapkan tidak dapat memenuhinya. Kalau abang mau buka lah usaha lain" ucap bijak Shin
"Dih, boro - boro mikirin buka usaha lain. Lihat transaksi cafe begini saja, mana bisa aku buka lain mending aku fokuskan membuat kopi varian lain"
"Nah tuh tumben pinter"
"Anj** emang lu" dengan cepat Takashi langsung memiting leher Shin yang sudah tertawa
"Haha.... Ampun bang! Hehe... Tuh - tuh ada pembeli"
Takashi yang tangan nya sedikit melonggar karena ia ingin memastikan dari arah pintu cafe, melihat kalau dia ditipu disitu dengan cepat Shin sudah kabur dari jeratan nya.
Bersambung.....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!