"Dimana Landon?" Tanya Julia pada Leander yang sedang sibuk dengan komputernya.
"Aku tidak tahu, Mom. Dikampus aku tidak bertemu dengannya, kami berpisah saat kuliahku dimulai," jawab Lean pada sang mommy yang terlihat menahan emosi.
"Apa Landon membuat masalah lagi?" tanya Leander akhirnya.
"Dia memukul anak salah satu kenalan mommy dan sekarang sedang dirawat di rumah sakit kita. Orang tuanya membuat keributan dirumah sakit dan akan melaporkan Landon pada pihak berwajib," jawab Julia kemudian duduk di tempat tidur Leander.
Landon dan Leander adalah anak kembar Julia dan Louise Bennington. Meski mereka memiliki wajah yang sangat mirip dan susah dibedakan, tapi mereka memiliki sifat yang sangat berbeda.
Landon sejak kecil selalu membuat ulah dan setelah dewasa dia menjadi bad boy dan terkenal di lingkungan kampusnya. Berbeda dengan Leander yang terkenal cool dan juga pendiam. Leander sangat suka bermain dengan robot-robotnya daripada harus berurusan dengan wanita.
Landon sangat tidak bisa dikendalikan sehingga membuat Julia harus sering memberi hukuman pada anaknya itu. Tapi selalu saja tidak berhasil membuatnya berubah.
"Tom yang memancing Landon, jika Landon diam saja mungkin Landon yang akan babak belur dan dirawat dirumah sakit" ucap Leander membela saudaranya kembarnya.
"Kau selalu membelanya" sahut sang mommy dengan wajah cemberut.
"Aku tahu Landon daripada siapapun, Mom. Dan dia tidak akan berbuat seperti itu jika tidak ada yang memulainya" ucap Leander lagi.
"Meski begitu, dia tidak perlu membuat anak orang sampai seperti itu. bahkan wajahnya sudah bengkak hingga sulit dikenali," sahut Julia kemudian berusaha menghubungi Louise suaminya.
"Aku akan mencoba mencari tahu keberadaan Landon. Jadi Mommy jangan khawatir, dia pasti akan pulang." Ucap Leander.
"Entah hukuman apa yang harus mommy berikan pada saudaramu itu agar dia bisa berubah" ucap Julia membuat Leander tersenyum.
"Mommy harus menyita semua miliknya dan menyuruhnya menjadi relawan di yayasan grandma" sahut Leander membuat Julia senang dan mencoba membayangkan Landon sedang menyapu dan bekerja diyayasan milik ibu mertuanya dan juga Lauren aunty nya anak-anak.
"Kelihatannya seru dan juga hukuman yang tepat buat Landon. Baiklah sekarang kau hubungi saudaramu itu dan suruh dia pulang untuk menemui Mommy" ucap Julia kemudian keluar dari kamar Leander.
"Apakah daddy jadi pulang hari ini, mom?" tanya Leander pada sang mommy yang sudah keluar dari kamarnya.
"Ya, Baby. Apakah kau meminta daddy membeli mainan robotmu itu?" teriak Julia dari arah tangga.
Leander yang mendengar teriakan sang mommy kemudian tertawa dan melanjutkan pekerjaannya merakit robot yang dia dapatkan saat sang daddy saat berkunjung ke New York.
Leander kemudian menghubungi Landon yang langsung diangkat oleh saudara kembarnya itu
"Mommy mencarimu dan menyuruhmu pulang" ucap Leander to the point.
"Apa kau sudah tahu hukuman apa yang mommy berikan padaku saat ini?" tanya Landon yang sudah biasa dengan percakapan mereka.
"Mommy tidak mengatakan apapun dan sepertinya wajah mommy biasa saja. Mungkin mommy sudah terbiasa dengan ulahmu" jawab Leander yang membuat Landon kesal.
"Benarkah? kau tidak berbohong padaku kan?" tanya Landon yang takut jika saat ini Mommy sedang berada bersama Leander.
"Pulanglah, daddy akan pulang hari ini dan mommy pasti hanya akan fokus dengan kehadiran suaminya tercinta," ucap Leander sembari menutup teleponnya.
Landon berjalan perlahan memasuki rumah orang tuanya yang terlihat sepi dengan lampu yang sudah padam hampir semuanya. Saat akan menaiki tangga menuju kamarnya ia dibuat terkejut ketika lampu tiba-tiba menyala dan memperlihatkan mommy nya sedang duduk dengan tangan bersedekap didada menatapnya dengan wajah marah.
''Oh my GOD. Mommy mengagetkanku'' ucap Landon dengan santainya berjalan ke arah ibunya dan duduk disofa yang berhadapan dengan sang mommy.
''Landon, apa kau tahu ini jam berapa? dan kenapa mommy dan daddy tidak bisa menghubungimu? apa kau kehilangan ponselmu?'' tanya Julia menatap wajah putranya intens.
''Maafkan aku mom, baiklah aku akan menerima hukuman apa yang akan kau berikan padaku dan aku tidak akan menolaknya'' ucap Landon dengan wajah memohon yang dibuat-buat.
Julia menatap wajah Landon dan tersenyum dalam hati, ''Oke, kalau begitu kau akan menjadi relawan ditempat grandma selama sebulan dan kau tidak boleh memberitahu siapapun identitasmu yang sebenarnya. Kau juga tidak diperkenankan memanggil mommy dan grandma begitupun dengan Aunty Lauren saat bertemu.'' Ucap Julia senang saat melihat wajah kaget putranya.
''Mom, kau ingin menjadikan aku Cleaning service ditempat grandma? Apa Mommy bercanda?'' sahut Landon tidak percaya dengan hukuman sang mommy kali ini.
''Apa yang salah dengan pekerjaan itu? bahkan mommy dulu bekerja sebagai pelayan kafe dan daddymu jatuh cinta pada mommy'' ucap sang mommy dengan bangganya.
''Tapi itu berbeda mom,'' jawab Landon yang masih tidak terima dengan hukumannya.
''Bukankah kau mengatakan tidak akan menolak hukuman apapun yang mommy berikan?'' ucap Julia dengan berkacak pinggang.
Landon menatap wajah sang Mommy dan tahu bahwa ibunya itu benar-benar serius dengan apa yang ia ucapkan. ''Oke, baiklah'' ucap Landon akhirnya pasrah dengan hukuman yang akan dijalaninya selama sebulan ini.
Entah mengapa mommy memiliki ide seperti itu. Sebelumnya hukuman yang diberikan mommy sangat ringan sehingga membuat Landon mengatakan tidak akan menolak hukuman apapun yang akan diberikan ibunya.
''Kapan aku akan memulai hukumanku? dan apakah daddy setuju dengan hukuman yang mommy berikan padaku?'' tanya Landon menatap sang mommy yang terlihat senang.
''Daddy akan menyetujui apapun yang mommy ucapkan karena daddy tahu kau salah karena sudah membuat anak orang babak belur'' sahut sang mommy.
''Anak manja itu yang memulai, Mom. Dia menjadikan pacarku taruhan dan mencoba merebutnya'' ucap Landon berusaha membela diri.
''Apakah karena wanita kau sampai membuat anak orang terluka sampai susah dikenali?'' teriak Julia kemudian menjewer telinga putra nakalnya itu.
''Aww, Mom... Aku bukan anak kecil lagi'' sahut Landon yang berusaha melepaskan diri dari sang mommy.
''Kau harus putus dengan wanita itu, yang sudah membuat kau menjadi gila'' ucap Julia kemudian melepaskan tangannya dari telinga Landon.
''Aku langsung memutuskan hubungan dengannya, karena dia dengan gampangnya bisa tertipu oleh anak manja itu'' jawab Landon mengusap telinganya yang memerah.
''Berhentilah bermain-main dengan wanita Landon, kau akan mendapatkan akibatnya jika terlalu banyak mempermainkan mereka'' gumam Julia kemudian.
''Honey, apa yang kalian berdua ributkan? ini sudah malam dan aku merindukanmu'' ucap Louise yang keluar dari kamarnya untuk mencari Julia.
Landon melihat kedua orang tuanya yang masih mesra diumur mereka yang sekarang dan terlihat begitu saling mencintai. Kasih sayang mereka selalu terlihat dimana saja dan itu berlaku bagi dirinya dan Leander.
''Landon, besok temui daddy diruang kerja. Daddy ingin mendiskusikan sesuatu denganmu. sekarang tidurlah'' ucap Louise pada anaknya yang entah mengapa sangat menguji kesabaran ibunya.
''Baik Dad.'' Jawab Louise kemudian berlari menaiki tangga menuju kamarnya sendiri.
''Kau akan pergi malam ini?'' tanya Leander saudara kembarnya yang bersandar di pintu kamarnya.
''Aku harus tinggal dikamar sewaan yang sudah disiapkan mommy didekat perusahaan'' jawab Landon yang membereskan barang-barang yang akan dibawanya.
''Kau yakin akan melakukan ini?'' tanya Leander lagi.
''Aku sudah berjanji pada mommy dan daddy, dan aku masih bisa memakai fasilitasku'' jawab Landon kemudian berdiri dan berjalan keluar kamar.
''Berhati-hatilah'' ucap Leander menepuk pundak saudara kembarnya.
''Aku membawa motor hitammu sementara, motorku sedang diperbaiki' sahut Landon menuruni tangga dan melambaikan kunci motor milik Leander.
''Jangan membuatnya rusak, kau mengerti'' jawab Leander melihat kepergian Landon.
Landon berhenti disalah satu coffe shop yang buka didekat tempat tinggalnya. Ia kemudian menikmati kopi hitam dan membalas beberapa e-mail yang dikirim ayahnya.
Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam dan cuaca sangat dingin. Tak lama kemudian seorang gadis keluar dari mobil mewah berwarna merah dan duduk tak jauh dari tempat duduk Landon.
Wanita itu sangat cantik dengan rambut panjang hitam dan sangat indah. Wajahnya sangat lembut tanpa riasan apapun. Pakaian wanita itu sangat sederhana tidak seperti warna mobil mewahnya yang menyala.
Wanita itu memesan cokelat hangat dan menyeruputnya dengan perlahan. Landon memerhatikan gerak gerik wanita itu yang sangat anggun khas gadis kaya raya dan manja.
''Apa kau mengenalku?'' tanya wanita itu menatap Landon.
''Aku...'' tanya Landon menunjuk dirinya sendiri.
''Ya kau, sejak aku masuk tadi kau melihat kearahku,'' ucap wanita cantik itu.
''Aku hanya bertanya-tanya gadis cantik dan kaya raya sepertimu sedang apa sendirian di tengah malam seperti ini, apa kau tidak takut?'' ucap Landon membuat wanita itu memandangnya curiga.
''Aku tidak sendirian, ibuku sedang berada didalam mobil'' ucap wanita itu santai.
''Benarkah? baguslah jika seperti itu. Kau akan aman jika bersama orang tuamu bukan.'' Sahut Landon kemudian menikmati kopinya.
''Aku sering berada disini, dan aku baru melihatmu disini'' tanya Wanita itu.
''Aku baru disini, dan tinggal di kompleks itu. Aku baru mulai bekerja besok di Bennington Foundation,'' ucap Landon.
''Benarkah? Kau bekerja sebagai apa?'' tanya wanita itu.
''Cleaning service'' jawab Landon santai.
''Kau tidak terlihat seperti seorang pekerja cleaning service, maksudku jam tanganmu bisa membeli apartemen mewah'' ucap Wanita itu lagi memperhatikan penampilan Landon.
''Ini bukan asli, dan juga ini hadiah dari ibuku'' jawab Landon yang berusaha menyembunyikan jam tangannya.
Suara bunyi klakson mengagetkan mereka berdua, Wanita itu berdiri dan berjalan keluar menuju mobilnya. Landon memperhatikan gerak gerik wanita itu yang tersenyum menatapnya sebelum membuka pintu mobil dan masuk kedalam.
Landon berdiri dan berjalan kearah motornya, kemudian pergi dari tempat itu menuju tempat tinggalnya. Meskipun kecil tapi rumah ini sangat bersih dan rapi. Landon membuka bajunya dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Ia menatap cermin didepannya dan melihat tampilan dirinya dengan tubuh yang memiliki beberapa tato, berbeda dengan Leander yang memiliki tubuh bersih.
Jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari dan ia naik ke atas ranjang. sebelum tidur ia memeriksa ponselnya dan membalas pesan dari saudara kembarnya juga pesan dari ibunya.
Setelah itu, Landon mencoba memejamkan matanya dan sekilas bayangan wanita cantik yang ia temui di coffee shop muncul dan membuat dirinya tersenyum. Wanita itu sangat cantik dan ia berbeda dengan wanita yang ia kenal selama ini.
Landon bangun dipagi hari setelah sang mommy menghubunginya berulangkali, mengingatkan ia bahwa hari ini pertama kali ia bekerja sebagai cleaning service dan ia tidak boleh terlambat karena atasannya sangatlah galak.
Landon memakai celana panjangnya yang sedikit sobek dan sepatu yang agak kotor. Karena dia tidak boleh terlihat sebagai cucu pemilik perusahaan maka ia harus berpenampilan sederhana.
Landon tidak memakai jam tangannya karena khawatir jika ada yang mengetahui harganya seperti wanita yang semalam ia temui. Tentu orang dengan mata jeli tak akan percaya jika ia mengatakan bahwa jam tangan itu palsu.
Landon mampir di coffee shop yang semalam ia datangi untuk membeli roti dan kopi hitam agar ia bisa fokus bekerja hari ini.
''Hei anak muda, apa kau pegawai yang baru itu?'' tanya pria tua yang merupakan atasannya.
'Benar, tuan. Saya Landon pegawai baru anda'' jawab Landon dengan senyum ramah.
''Ini kunci lokermu, dan gantilah pakaianmu dengan seragam. Ini adalah peta rute yang harus kau bersihkan. Ingat aku memperhatikanmu lewat CCTV, jadi jangan coba-coba untuk menipuku,'' ucap atasannya kemudian meninggalkan Landon.
Landon kemudian menuju lokernya dan berganti pakaian dengan seragam dan memakai topinya agar tidak terlihat oleh beberapa orang penting diperusahaan yang mengenalnya.
Bennington Foundation merupakan perusahaan yang sangat besar yang bergerak diberbagai kesejahteraan orang-orang dan gedung besar disayap barat merupakan yayasan kanker terbesar yang dikelola oleh Aunty Lyana adik dari ayahnya.
Meski gedung keduanya terhubung tapi Landon hanya bekerja dirute bagian gedung ini sesuai persetujuan dari mommynya.
''Hai, Boy'' sapa pria paruh baya yang juga bekerja sebagai cleaning service bersamanya.
''Hai, Uncle. Bagaimana harimu?'' sapa Landon tersenyum ramah.
''Seperti biasa, bekerja dipagi hari dan pulang kerumah disore hari'' jawab pria tua itu dengan tertawa.
''Kau terlihat menikmatinya'' ucap Landon lagi sambil membersihkan lantai yang terlihat licin akibat bocoran air dari atap gedung.
''Kau harus menyukai apa yang kau kerjakan agar semua terlihat mudah dan rasa lelahmu akan berkurang'' jawab pria tua itu lagi.
Landon menatap pria tua yang menjadi rekan kerjanya pagi ini dan ikut tersenyum saat pria itu mulai bernyanyi dengan nada fals mengikuti musik yang terdengar dari headset ditelinganya.
''Apakah ini pertama kalinya kau bekerja, boy? Kau terlihat kaku saat memegang benda itu'' tanya pria tua itu melihat Landon yang sedikit kebingungan dengan alat pel otomatis ditangannya.
''Ini pertama kalinya, aku terbiasa hidup mewah hingga aku melakukan kesalahan dan harus menjalani hukuman untuk mencari uang sendiri'' jawab Landon tersenyum.
''Kau anak yang baik, pasti akan terbiasa dengan berjalannya waktu. Katakanlah padaku jika kau kesulitan selama bekerja disini, aku akan membantumu,'' ucap pria tua itu kemudian melanjutkan pekerjaan mereka.
Landon merasakan tubuhnya sangat letih ketika akhirnya menyelesaikan pekerjaannya, ia kemudian beristirahat dan mencari makan siang dikantin yang disediakan untuk pegawai perusahaan.
Beberapa pegawai melihat kearahnya saat ia mencari tempat duduk dan menemukan salah satu yang kosong dan duduk kemudian menikmati makan siangnya. Karena ramai Landon yang baru bekerja hari ini merasa orang-orang sedang membicarakannya dan ia tidak peduli akan hal itu.
''Hei anak baru, apa kau tau tempat siapa yang kau duduki sekarang? tanya salah satu pegawai dengan suara agak keras.
''Apakah tempat ini dikhususkan untuk seseorang?'' tanya Landon yang merasa kesal makan siangnya terganggu.
''Wah rupanya kau sudah berani ya dengan kami disini? kau hanya bekerja sebagai cleaning service tapi sudah berani melawan kami, apa kau ingin dipecat?'' ucap pria itu yang terlihat marah melihat Landon tidak menghiraukannya.
''Bukankah kantin ini ditujukan untuk semua karyawan, aku adalah karyawan disini. Apa ada yang salah?'' jawab Landon yang membanting minumannya dan berdiri menantang pria didepannya.
''Hei, apa yang terjadi disini?'' tanya sebuah suara lembut yang mencoba menerobos kerumanan.
Landon dan juga pria didepannya otomatis menoleh ke sumber suara dan membuat mereka berdua terkejut. Gadis itu adalah gadis yang dilihatnya semalam dan saat melihatnya disiang hari membuat Landon sedikit terpana akan kecantikannya.
''Miss Rowland'' sapa pria itu kemudian mendekati Luna.
''Tidak terjadi apapun Miss, hanya ada sedikit salah paham. Apa yang sedang anda lakukan disini miss?'' tanya pria itu lagi kemudian mencoba membubarkan kerumunan dengan tangannya.
''Apakah kau pria semalam?'' tanya Luna yang berjalan mendekati Landon yang kembali menikmati makan siangnya.
''Kau mengingatku, Nona?'' tanya Landon dengan sikap santainya.
''Aku pikir kau berbohong mengenai kau bekerja di sini, tapi melihat seragam yang kau pakai aku akhirnya percaya'' jawab Luna dengan senyum manisnya.
''Dan kau sepertinya bukan karyawan disini? melihat tampilanmu.'' ucap Landon yang tersenyum melihat Luna memakan buah yang sudah dipotong-potong dipiring miliknya tanpa merasa risih.
''Aku bukan karyawan disini. Aku hanya mengikuti kegiatan ibuku disini, jadi aku sudah terbiasa dengan orang-orang yang ada disini'' jawab Luna yang terlihat menikmati makanan milik Landon.
''Sepertinya kau kelaparan, makanlah'' ucap Landon kemudian menyerahkan piring makan siangnya pada Luna yang disambut dengan bahagia.
''Thank you, entah kenapa makanan ini terlihat enak saat melihatnya tertata dipiring milikmu'' gumam Luna dengan mulut yang penuh makanan, membuat Landon tertawa dan otomatis membersihkan sisa saus dari bibir Luna membuat mereka berdua terdiam.
Luna yang tersadar akhirnya berdiri dan berbalik dengan cepat, kemudian kembali menatap Landon.
''Maafkan aku, aku akan mengganti makan siangmu lain kali. Thank you'' sahut Luna kemudian berlari dari kantin menuju ke tempat ibunya.
Landon tersenyum melihat tingkah wanita cantik itu kemudian berdiri dari tempatnya duduk dan kembali ke ruang kerjanya dan berganti pakaian untuk pergi ke kampus bertemu Leander saudara kembarnya.
Beberapa karyawan yang masih berada disitu terlihat kesal ketika melihat Landon sangat akrab dengan Luna yang merupakan anak kesayangan semua orang diperusahaan.
Saat menuju tempat motornya diparkir, Landon melihat Luna sedang dimarahi oleh wanita paruh baya yang merupakan ibu wanita itu. Wanita itu memakaikan Luna jaket bulunya dengan kasar dan terlihat Luna sedang menahan tangisannya.
Kemudian mendorong Luna dengan paksa untuk masuk kedalam mobil. Wanita itu masuk kedalam gedung meninggalkan Luna seorang diri didalam mobil. Landon menyalakan motor ducati hitamnya mendekati mobil Luna. Terlihat wanita cantik itu sedang membersihkan hidungnya dengan tisu.
''Apa kau butuh bantuanku, Nona?'' tanya Landon yang berhenti tepat didekat jendela Luna membuat wanita itu terkejut dan menatap wajahnya.
''Kau? sedang apa kau disini?'' ucap Luna yang terlihat malu terlihat dengan wajah sembabnya.
''Aku sudah selesai bekerja dan akan pulang, apa kau ingin mencoba Jalan-jalan dengan motor ini?'' tanya Landon dengan senyum.
Landon melihat wanita itu berpikir sangat lama, kemudian turun dari mobil dan naik keatas motor Landon dengan tangan melingkar di pinggangnya. Kemudian Landon melajukan motornya di keramaian dengan senyum di wajah Luna.
''Waaaahhh, ini pemandangan yang sangat indah. Itu sepertinya villa pribadi. Apakah tak masalah jika kita berada disini?'' tanya Luna saat Landon mengajaknya ke pantai.
Landon memutuskan mengajak Luna ke salah satu tempat milik mommy nya yang merupakan hadiah ulang tahun dari daddy. Ia dan Leander sering menghabiskan akhir pekan ditempat ini karena letaknya tidak jauh dari rumah mereka.
''Tenanglah, pemilik tempat ini sangat baik dan dekat denganku, lagipula kita hanya berjalan-jalan sebentar'' jawab Landon kemudian menarik tangan Luna untuk berlari menuju ombak pantai.
Wanita cantik itu melepas sepatunya dan merasakan air pantai yang segar dikakinya. Kemudian ia tersenyum memandang ke arah Landon. Pria yang baru dua kali bertemu dengannya, tiba-tiba bisa membuat hatinya nyaman.
''Apa kau memiliki kekasih?'' tanya Luna saat mereka berjalan dengan tangan Luna berada digenggaman pria itu.
''Beberapa hari yang lalu, tapi kami sudah putus, karena wanita itu ikut dalam taruhan antara aku dan musuhku'' jawab Landon santai.
''Dan sekarang kau mendekatiku?'' ucap Luna to the point.
''Apa kau ingin menjadi kekasihku?'' tanya Landon yang menghentikan langkah mereka dan memandang wajah cantik disampingnya.
''Tergantung bagaimana sikapmu, aku tidak pernah berpacaran atau dekat dengan pria manapun. Tapi denganmu aku akan mencobanya'' gumam Luna pelan.
Luna memiliki wajah yang sangat cantik dengan lesung pipi yang ketika dia tersenyum kecantikannya akan bertambah dan Landon sangat ingin memiliki gadis ini apapun taruhannya.
''Kau bisa memukulku, tapi setelah aku melakukan ini'' ucap Landon kemudian mencium bibir Luna pelan.
Luna yang awalnya terkejut, berusaha menahan nafasnya dan menutup mata. Ia merasakan bibir Landon mulai memagut bibirnya dan melumatnya lembut. Luna mengangkat tangannya dan meletakkan didada Landon mendorong pria itu pelan untuk menyudahi ciuman mereka.
Landon yang terbawa akan suasana melepas ciumannya dibibir Luna dan menyandarkan kepala wanita itu didadanya. Mereka kemudian menyaksikan matahari terbenam sore itu dengan Luna berada dipelukannya.
"Kau harus mengantarku kembali, sebentar lagi mommy akan selesai dan dia akan marah saat tak melihatku dimobil" jawab Luna pelan.
"Baiklah, ayo kita kembali" ucap Landon kemudian memakaikan sepatu Luna.
"Apa kau selalu ikut bersama ibumu? tanya Landon saat mereka sedang diperjalanan menuju Bennington Foundation.
"Mommy tak pernah membiarkan aku pergi dengan siapapun dan ia orang yang tidak percaya pada orang lain kecuali keluarganya. Dan aku tidak ingin ia menitipkan aku pada Uncle, aku tak suka cara dia menatapku." Jawab Luna.
"Apakah kau akan kesini besok?" tanya Landon saat mereka telah sampai.
"Tentu saja, aku akan menunggumu dikantin saat makan siang" jawab Luna kemudian sesuatu di tasnya berbunyi seperti bunyi Alarm.
"Bunyi apa itu?" tanya Landon yang juga mendengar bunyi tersebut.
"Bukan apa-apa, hanya pengingat. Pergilah, sebentar lagi mommy akan keluar" jawab Luna kemudian masuk kedalam mobil dan melambaikan tangannya pada Landon yang menyalakan motornya dan berlalu pergi.
Landon melihat wajah Luna lewat kaca spion motornya, dan tiba-tiba menghentikan motornya saat senyum wanita itu berubah menjadi sedih. Entah apa yang membuat Landon akhirnya berbalik dan kembali melajukan motornya menuju Luna.
"Landon, ada apa? tanya Luna yang terkejut saat melihat Landon turun dari motornya dan berjalan ke arahnya.
Landon melihat Luna memasukkan sesuatu didalam tasnya dengan terburu-buru, kemudian mengeluarkan kepalanya melewati jendela mobil menatap ke arah Landon.
"Aku melupakan ini" ucap Landon kemudian mencium bibir Luna lagi dengan lebih intens dan mengisapnya kuat agar rasa bibir wanita itu menempel di bibirnya.
"Landon, hentikan" ucap Luna mencoba melepaskan ciuman mereka karena takut jika tiba-tiba ibunya datang.
"Besok pakailah celana panjang, aku akan mengajakmu ke suatu tempat" ucap Landon kemudian mengecup bibir Luna lagi dan berbalik pergi menaiki motornya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!