NovelToon NovelToon

Cewek Berandal SMA 2

CBS2_001

setelah liburan semester dua berakhir, awal semester tiga di mulai. Saat ini Vani, Agnes, Putri dan Awani menduduki kelas dua SMA. Seperti biasanya, mereka memilih bangku kelas paling belakang untuk duduk dan mengobrol

"Haishh.. Nggak nyangka liburan udah kelar" Ucap Vani yang sedikit kecewa sembari duduk di bangkunya

"Liburan lagi kapan ya?" Tanya Agnes dengan muka lesu

"Baru kelar liburan, udah minta nambah lagi njerr" ucap Awani

"niat sekolah nggak sih" Sambung Putri

"Enak libur lah, bisa main kemanapun" ucap Agnes sambil tersenyum

"Mau libur?" Tanya Awani

"Pasti di suruh cari masalah trus nanti kena skors, akhirnya libur. kayak Vani dulu, Baru sekolah beberapa hari udah kena skors" Jawab Agnes

"Njerr, bawa bawa aku segala" Ucap Vani dengan muka datar

"Boleh juga sih cara itu. Em... Tapi ada cara lain" Ucap Awani

"Apa?" Tanya Agnes

"I know.. Pasti buat surat izin palsu kan?" Sambung Putri

"Tetot" Ucap Awani

"Njerr tetot apaan" Tanya Vani

"Biasanya kalau jawaban salah kan suaranya tetot" Jelas Awani

"Serah kau lah mamank" Ucap Putri

"Em... Kalau gitu, Ngapain sekolah Kalau cuma minta libur?" Ucap Vani

"Tepat sekali gan! Jawabannya nggak perlu sekolah" Ucap Awani

Saat itu, Wali kelas baru datang ke kelas mereka. Murid murid di sana langsung diam memperhatikan wali kelas baru mereka, Namun saat itu mereka berempat masih asik mengobrol dan tidak menyadari kehadiran wali kelas mereka

"selamat pagi anak anak, saya pak Azka akan menjadi wali kelas kalian untuk satu tahun ke depan. Kalau ada masalah, jangan sungkan untuk cerita ke saya, siapa tau saya bisa bantu. Dan juga silahkan jika ada Sesuatu yang ingin di tanyakan" Ucap Azka keras yang sedang berdiri di depan kelas. Saat mendengar suaranya, Vani menoleh ke arahnya

"heh? kenapa pak Azka nyasar kesini!" seru Vani terkejut saat melihat Azka berdiri di depan kelas. ketiga temannya langsung menoleh ke arah Azka

"pak Azka? Ngapain kesini? Perasaan kita belum melakukan kesalahan pagi ini" Ucap Agnes

"Belum? Jadi kalian berniat mau bikin ulah?" Tanya Azka

"eh? barusan aku salah ngomong. Btw pak, ada masalah apa yang membawa pak Azka datang ke kelas sederhana kami ini" Ucap Agnes sambil tersenyum

"Iya pak, silahkan ceritakan keluhan anda, siapa tau kami bisa meringankan beban anda" Sambung Putri

"Kami tidak akan mematok harga tinggi pak. Yang penting harganya cukup untuk menghidupi kami tujuh turunan ke depan" Sambung Awani

"Njirr, berapa triliun tuh. Tujuh turunan, auto jadi sultan" Ucap Vani

"Ehem.. Pak Azka, mari kita bicarakan masalah ini di luar. Tidak enak membicarakan masalah ini di depan umum begini" Ajak Vani

Vani, Agnes, Awani dan Putri berdiri dari duduk mereka dan berjalan keluar dari kelas dengan berwibawa. Saat berjalan di lorong kelas, Vani menyadari jika Azka tidak mengikuti mereka

"Stop" ucap Vani sambil mengangkat setengah tangan kanannya untuk menghentikan langkah ketiga temannya

"Ada masalah apa yang membuat Presdir Vani menghentikan langkah kami?" Tanya Agnes dengan nada Sopan

"Asisten Agnes, tolong perintahkan panglima Putri untuk mengecek keberadaan terdakwa Azka" Perintah Vani dengan tegas

"Njerrr, panglima matakau!" Ucap Putri

"Drama macam apa ini. Mana ada Presdir nyambung sama panglima" Ucap Awani

"Beneran deh. Pak Azka kok nggak ikut kita" Ucap Vani heran

"Aku cek bentar" Ucap Agnes. ia kembali ke kelas dan mengintip dari pintu

"Pak Azka, kenapa masih disitu. Ayo jalan" Ajak Agnes. Saat itu Vani, Putri dan Awani menghampiri Agnes

"Mau kemana kalian?" Tanya Azka

"Katanya bapak ada masalah, kita bicarakan di luar" Ucap Putri

"Saya punya masalah? Masalah apa?" Tanya Azka bingung

"Lah, yang punya masalah aja lupa apa masalahnya. Gimana dengan kami yang nggak tau masalah apa itu" Ucap Vani

"Trus pak Azka kenapa ke kelas kami?" Tanya Awani

"Saya akan jadi wali kelas baru kalian. Jadi kalian harus baik sama saya atau nilai kalian saya kurangi" Jawab Azka

"Apa? Wali kelas?!" Teriak Putri terkejut

"Slow respon aja put, Jangan lebay gitu" Ucap Vani dengan muka datar

"Ekspresi yang bagus put. Kamu berbakat buat jadi aktris" Sambung Agnes

"Hehe, makasih. Pasti nanti ada sutradara yang datang ke kelas kita, cari aku. Trus minta aku jadi pemeran utama" Ucap Putri sambil tersenyum

"Hebat kamu put" Ucap Vani sambil bertepuk tangan

"Hehe makasih lagi" Ucap Putri sambil tersenyum

"Hebat kali kamu put. Padahal nggak tidur, tapi bisa mimpi gitu" Ucap Vani

"ye kamvret" Ucap Putri

"Kalian mau sampai kapan ngoceh nggak jelas di depan pintu?" Tanya Azka

"Oh, baik. Kami masuk" Ucap Agnes. Mereka berempat kembali duduk di bangku mereka masing masing. Setelah itu Azka kembali melanjutkan bicaranya di depan kelas

"Oke, jadi intinya. Selamat datang di kelas baru kalian" Ucap Azka sambil tersenyum

"Krik.. Krik" murid disana hanya terdiam

"horeeee!!! Selamat datang di kelas baru!!" Teriak Putri memecah keheningan

"Wuhuu...." Sorak murid murid lain

..._____________________________________________...

...WARNING!!...

...Cerita ini hanyalah Fiktif Belaka...

...____________________________________________...

...Bantu Author dengan Like, Comment dan Vote :)...

...Makasih dah Baca (≡^∇^≡)...

CBS2_002

Saat bel istirahat berbunyi, mereka berempat memutuskan pergi ke kantin untuk makan siang. Saat berjalan menuju kantin, ada seseorang yang memanggil mereka

"Senior!" Panggil seseorang dari arah belakang

"Heh?" Mereka berempat menoleh ke arah asal suara

"Kita?" Tanya Putri pada orang itu

"Iya" Jawab orang itu mengangguk sambil menghampiri mereka berempat

"Maaf mengganggu kalian, aku Gabriel dari kelas sepuluh A" Ucap Gabriel

"Oh, ternyata junior kita" Ucap Putri

"Nggak nyangka, ternyata aku udah jadi senior aja hehe" Ucap Vani bangga

"Oh kenalin, aku Putri, ini Awani, ini Agnes trus itu Vani" Ucap Putri ramah

"Salam kenal kak Senior" Ucap Gabriel ramah

"Ada apa manggil kita?" Tanya Vani

"Itu, aku mau tanya. arah kantin mana ya? Soalnya aku udah muter muter nggak ketemu juga" Ucap Gabriel

"Kamu sendirian?" Tanya Agnes

"Iya, aku belum dapat satu teman pun di kelas hehe. Aku sulit komunikasi" Jelas Gabriel

("Sulit dimananya njerr, dari tadi lancar lancar aja ngomongnya") batin Vani

"Kalau gitu, kebetulan kita mau makan. Kuy bareng aja" Ajak Agnes

"Yang bener kak" ucap Gabriel mengharap

"Kuy jalan" Ucap Agnes. Mereka berempat bersama Gabriel melanjutkan perjalanan ke Kantin sambil mengobrol

"Kalau nggak salah denger, tadi kalian bilang di antara kalian ada yang namanya Senior Vani ya?" Tanya Gabriel

"aku? ada apa?" Tanya Vani

"Wah ternyata kalian berempat ya, nama Vani dan teman temannya sangat terkenal di kelas sepuluh" Ucap Gabriel

"Pastinya dong, aku kan murid cerdas. ranking satu di seluruh kelas sepuluh dulu" Ucap Vani bangga

"Bukan masalah itu, tapi gara gara ulah senior Vani dan teman temannya yang katanya suka buat onar. Kita nggak boleh bergaul sama kalian katanya, supaya nggak tertular" jelas Gabriel

"Heh? Nular? Dikira kita penyakitan apa" Ucap Agnes

"ahahaa, mungkin kamu doang Nes yang penyakitan" Ucap Vani

"Btw, siapa yang cerita sama kamu?" Tanya Putri

"Bukan aku aja sih yang tau, tapi seluruh kelas sepuluh. Dan yang ceritain tentang ini itu kalau nggak salah, Guru Sejarah" Ucap Gabriel

"Owh, Pak Azka pasti!" Ucap Vani yakin

"Owh, pastinya dia!!" Sambung Agnes

"Tapi setelah aku ketemu kalian. Aku rasa kalian baik, buktinya kalian mau ajak aku ke kantin" Ucap Gabriel sambil tersenyum

"uwaa.. kamu satu satunya junior yang perhatian sama kita" Ucap Putri terharu

"Ya iyalah, kita belum bicara sama junior lain selain dia" Ucap Vani

"Makanya aku bilang satu satunya kan" Ucap Putri

"Kita Sampai!" Ucap Awani

"Rame banget, pojok situ kuy" Ajak Vani. Mereka berempat mengikuti Vani menuju meja kosong di pojok kantin. Setelah duduk, mereka memesan makanan dan menunggu makanan itu datang

"Em.. Kak, aku boleh minta foto bareng nggak?" Tanya Gabriel

"Foto? Buat apa?" Tanya Vani

"Aku orangnya mudah pelupa, jadi aku selalu foto sama orang yang baru ketemu biar nggak lupa" Jelas Gabriel

"Hm.. Oke deh, sekali aja" Ucap Vani

"Mana handphonemu?" tanya Agnes

"Ini, tapi jangan selfie, nanti fotonya burik hehe. Maklum handphoneku kelas menengah" Ucap Gabriel sambil memberikan handphonenya pada Agnes

"Oke" Ucap Agnes sambil menerima handphone dari Gabriel

"Woy, stop... Yang barusan lewat!! pakai seragam sekolah!" Teriak Agnes pada murid lain yang lewat di depan mereka, namun murid itu tidak menyadarinya

"Njerr, yang lewat pakai seragam banyak woy" Ucap Vani

"Trus gimana?" Tanya Agnes

"Lihat nih"

"Woy! Minta perhatiannya! Yang mau fotoin kita, aku kasih duit!" Teriak Vani yang membuat seisi kantin memperhatikannya. Namun tidak ada yang meresponnya

"Njirr, malu maluin. No respon lagi" Ucap Agnes

"Aku kira pancing pakai uang banyak yang mau" Ucap Vani

"Dikira ikan apa, di pancing segala" Ucap Agnes

putri berdiri dan menghampiri siswa lain yang duduk tidak jauh dari mejanya. ia sedikit mengobrol dengan orang itu dan kembali ke meja bersamanya

"Kuy, aku bawa orangnya" Ucap Putri. akhirnya mereka berhasil foto bersama. Orang yang memfotokan mereka pergi kembali ke tempat asalnya

"Put, kamu kok bisa dapetin orang itu. Kamu sogok dia pakai apaan?" Ucap Vani

"Kalau mau minta tolong tuh yang sopan, pasti orangnya mau. Kalau udah sopan nggak mau, paksa aja sampai mau, kalau perlu bawa pisau" Jelas Putri

"Njerr sadis" Ucap Awani

"Ngapain bawa Pisau?" Tanya Vani

"Buat motong buah, trus buahnya di kasih ke orangnya, pasti dia mau" Jelas putri

Setelah itu makanan yang mereka pesan datang dan mereka memakan makanan itu hingga tak bersisa. Selesai makan, Agnes pergi membayar semua makanan ke ibu kantin. Sementara Vani, Putri, Awani dan Gabriel berdiri dari duduknya

"Kuy pergi" Ajak Vani

"Tapi, Senior Agnes masih di kantin" Ucap Gabriel

"Udah lah, dia bukan anak kecil. Ngapain di tunggu" Ucap Vani

Mereka berempat pergi dari kantin dan berjalan menelusuri lorong kelas tanpa memperdulikan Agnes yang masih berada di kantin sekolah

"Senior Agnes gimana?" Tanya Gabriel cemas sambil menoleh ke belakangnya

"Kan aku bilang udah ya udah"

"Oh ya, kelasmu dimana?" Tanya Vani

"Di samping tangga ke atas" Jawab Gabriel

"wih kebetulan, itu kan kelasku dulu" Ucap Vani sambil tersenyum

"Kelas Kita di samping toilet woy" Ucap Putri dengan muka datar

"Kapan pindahnya njer" Ucap Vani terkejut

"Kemarin aku pindahin" Jawab Putri dengan muka datar

"Lupakan.. Oke Gabriel, sebagai Senior yang baik. Mana mungkin ngebiarin Juniornya balik ke kelas sendiri, ayo aku antar" Ucap Vani sambil tersenyum

"Senior baik palakau! Kalau Senior yang baik antar juniornya ke kelas, Kenapa nggak sekalian seluruh Junior kamu antar ke kelas?" Ucap Awani

"Nice idea, kalau aku lakuin itu. Pasti aku dapat karisma plus plus di mata junior" Ucap Vani Bangga

"Up to you lah Van" Ucap Awani mengalah

"Kuy jalan, keburu malam" Ajak Vani

"Baru jam makan siang anying!" Ucap Putri kesal

"ahahaa.. becanda Put. Jangan ice mochi" Ucap Vani sambil tertawa

"Njirr, ice mochi. Akh.. Bodoamat. Kuy Gabriel, Jalan" Ucap Putri Kesal sambil berjalan meninggalkan Vani

"yahh ditinggal" Ucap Vani sambil berjalan cepat mengejar mereka

CBS2_003

Setelah berjalan beberapa menit, mereka sampai di depan kelas Gabriel. Gabriel berterima kasih atas jasa Seniornya itu

"Makasih Kak, udah mau antar aku" Ucap Gabriel sambil tersenyum

"Not Problem. Sudah seharusnya sebagai senior yang baik" Ucap Vani bangga

"Mau mampir nggak kak?" Tawar Gabriel

"Njerr, di kira ini rumahmu apa" Ucap Putri

"Hm... Boleh juga tawaranmu" Ucap Vani

"Njirr di terima" Ucap Awani

"Ayo masuk kak" Ajak Gabriel

"Tunggu bentar" Ucap Vani sambil melihat jam tangan yang ia pakai

"sejak kapan kamu punya jam tangan?" Tanya Putri terkejut

"Pas di negara A, aku ambil Jam papaku yang di taruh di meja kamarnya hehe" Jawab Vani

"maling kau!" Ucap Putri

"Lah, maling apanya? Kan salah papaku sendiri, taruh barang sembarangan" Ucap Vani

"katamu jam itu di atas meja kamarnya, mana mungkin taruh sembarangan. Lagian, ngapain kamu masuk ke kamar orang tuamu?!" Ucap Awani

("sudah waktunya") batin Vani saat melihat jam tangannya

"Kuy masuk" Ajak Vani

"Krringggg"

Saat mereka hendak masuk ke kelas Gabriel, bel masuk berbunyi

"Yah sayang sekali, udah bel. Lain kali ya Gabriel" Ucap Vani sambil tersenyum

"yok balik" Ajak Vani. Putri dan Awani mengikutinya pergi dari kelas Gabriel

"heh? kok bisa sih?" Tanya Awani terheran

"Inilah gunanya Jam hehe, kalau nolak kan nggak enak" Ucap Vani

"Hebat kali" Ucap Putri

"Harus dong, hehe. oh ya, mau ke atap?" Tanya Vani saat berjalan melewati tangga di samping kelas Gabriel

"Kuylah, udah lama kita nggak ke atap" Ucap Putri menyetujui

"Mau ngapain?" Tanya Awani

"Ke atap, mau apa lagi? Benerin genteng lah" Jawab Vani

"Njirr jadi tukang" Ucap Putri

Mereka bertiga pergi ke rooftop untuk bolos jam pelajaran. Saat menaiki anak tangga, mereka berpapasan dengan Agnes yang sedang berjalan turun dari rooftop

"kenapa ada kamu?!" tanya Vani terkejut

"Tempat umum" Jawab Agnes cuek. ia melanjutkan jalannya menuruni tangga

"Njirr, dia kok bisa sampai ke atap? Kapan naiknya? Bukannya dia di kantin!" Ucap Vani terheran

"Entahlah, lewat mana ya. perasaan aku nggak liat dia lewat di belakang kita" Sambung Awani yang ikut terheran

"Kalau nggak salah inget, pas aku ke rumah dia. dia pernah bilang kalau dia bisa teleportasi, tapi itu masih di ragukan kebenarannya sih" Jelas Vani

"Nes! kamu lewat mana?"

"Jalan" Jawab Agnes tanpa menoleh ke arah Vani. ia kembali berjalan

"Aku mencium bau bau ngambek haha" Ucap Putri

"Biarin lah, nanti sembuh sendiri. Kuy naik" Ucap Vani. Mereka kembali menaiki anak tangga. Saat sampai di rooftop mereka melihat keberadaan sekumpulan siswa yang sedang berada di sana, mereka menghampirinya

"Woy, bel masuk. Turun sana" Ucap Vani

"Siapa kamu? Ngatur ngatur" Jawab salah satu siswa

"heh? Nggak kenal aku?" Tanya Vani terkejut

"Pd amat kau Van, berharap satu sekolah kenal kamu. Liat tuh tanda di bajunya, dia junior" Jelas Awani

"Hm.. Jadi gitu ya. Kalau gitu awas! Ini tempat kita, kalian move" Ucap Vani

"eh Van, dialog mu sama kayak kakak kelas dulu pas ngusir kita di kantin. Masa kamu mau jadi kayak mereka sih" Ucap Putri

"Njerr, jelas ogah aing mah. Okeoke, kita bagi tempat" Ucap Vani

"Nggak! Kalian aja yang pergi" Usir adik kelas

"Berani ya ngusir kita" Ucap Vani

"Kenapa harus takut?" Tanya adik kelas

"Bagus juga nyalimu. Tapi kamu berhadapan dengan orang yang salah!" Ucap Vani sombong

"Emang Siapa kalian?!" tanya adik kelas

"Aku itu Va..."

"Brakk" Pintu rooftop terdobrak. Semua orang di rooftop langsung menoleh ke arah pintu

"jahat amat kalian! Temen lagi ngambek bukannya dibaikin malah di biarin!" Ucap Agnes kesal

"Woy! Timingmu datang nggak tepat g*blok!" Ucap Vani yang ikut kesal

"Njerr, kenapa disini rame? Ada apa? Party nggak ngajak ngajak" Ucap Agnes sambil berjalan menghampiri Vani

"Party apanya njerr" Ucap Awani

"Trus ngapain?" Tanya Agnes

"Menertibkan anak yang bolos pelajaran" Jawab Vani

"Bukannya kamu ke atap mau bolos?" Tanya Agnes

"Jaga image" Bisik Vani

"Oh" Ucap Agnes

"Nes, bukannya tadi kamu dari sini?" tanya Vani

"nggak sampe sini, cuma ditengah tangga. nunggu kalian nongol baru turun" jawab Agnes

"yee.. kamvret"

"udah lanjut sana" ucap Agnes

"okeoke"

"woy! Asal kalian tahu, Aku Vani. Kalian jangan berani macam macam di daerah kekuasaan ku" Ucap Vani sombong

"daerah kekuasan?" Ucap Agnes dengan muka datar

"Oh, jadi kalian berempat ya yang di bicarakan guru sejarah, siapa namanya tuh?" Ucap adik kelas sambil berdiri dari duduknya

"Pak Azka kayaknya" Ucap adik kelas lain

"Nah itu! Aku mau tau, seberapa kuat kalian ini!" Ucap Adik kelas

"Kalau adu otot, aku sama Awani mundur" Ucap Putri sambil melangkah mundur

"kalau adu pengetahuan, baru kita mundur sekali lagi"

"Kuy lah kalau mau coba" Tantang Vani

"Dua lawan enam ya, kuy" Ucap Agnes

Agnes berjalan mendekati salah satu adik kelas dan "buagg" ia memukul wajah adik kelas itu hingga keluar darah dari hidung adik kelasnya

"Woy, keterlaluan!" Teriak adik kelas lain

"Nes, jangan berlebihan" Ucap Awani

"Siapapun yang nantang, aku nggak akan kasih ampun" Ucap Agnes

"Woah, Cool" Ucap Vani

"Cewek Sialan!" Ucap adik kelas yang langsung menyerang Agnes tanpa aba aba

"Bugg.. Bag.. bugg"

Agnes berkelahi dengan salah satu adik kelas

"Buagg.."

ia berhasil mengalahkan adik kelas itu. Saat salah satu dari mereka kalah, keempat adik kelas yang tidak terima langsung mengroyok Agnes bersama

"buaggg.. bugg.. baggg.. buggg"

Saat itu Vani, Awani dan Putri hanya melihat Agnes yang sedang menghadapi keenam adik kelas di sana seorang diri

("Kapan kemampuannya meningkat, gila keren amat Agnes") batin Vani terpukau

"Woy Van, jangan diem aja. Bantu" Ucap Putri sambil mendorong Vani

"Njirr" Ucap Vani. ia langsung berlari menghampiri Agnes dan membantunya menuntaskan adik kelas di sana. di tengah perkelahian

"brakk"

Seseorang mendobrak pintu atap. semua pandangan teralihkan dan tertuju pada orang itu

"BERHENTII!!" teriak Seseorang yang terlihat sangat marah

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!