NovelToon NovelToon

CINTA SUCI DAN TAKDIR

BAB 1

BAB 1

siang itu di panasnya terik matahari yang terasa memanggang kota Pasuruan, membuat orang -orang yang tidak ingin tersengat oleh panasnya matahari berusaha berteduh. Namun bagi orang kecil seperti kuli panggul di pasar, tukang bangunan, tukang becak dan nelayan serta pekerja kasar lainnya mereka bagai tak merasakan sengatan terik matahari. Mereka terus sibuk dengan pekerjaan nya agar bisa mendapatkan uang untuk sesuap nasi.

Seorang gadis cantik berseragam sekolah SMA, Dengan santai nya gadis itu berjalan menuju ke perpustakaan yang ada di pinggir jalan alun-alun kota Pasuruan.

Sorang lelaki yang tadinya asik mainan hp tanpa sadar dia menabrak seorang gadis yang mau nyebrang jalan.

Sampai-sampai gadis cantik tersebut tersentak kaget, begitu pula si lelaki . Lalu keduanya sama-sama tertegun dengan mata saling memandang untuk beberapa saat lamanya.

Keduanya hanya diam membisu Sampai akhirnya gadis itu tersadar dan langsung berteriak.

"Hey... kalo jalan itu matanya di pakai biar gak nabrak orang" teriak si empu gadis

"eh sorry sorry gue gak sengaja, habis nya loe juga yang salah kenapa loe gak menghindar sih ege" jawab si cowok

"sialan loe malah nyalahin gue, loe kenapa sih jalan gak hati-hati udah tau jalan bukan milik moyang loe malah sok sok an jalan tanpa lihat-lihat kan jadinya gue yang jadi korban" ujar gadis itu sewot

"iya iya gue minta maaf tadi itu gue buru-buru karna mau ke perpustakaan (tokoh buku) takutnya nanti gak keburu karna tutup"jawab si cowok

"la kenapa kita samaan ege, gue juga mau ke sana, yaudah yok kita barengan aja kesana nya" tawar si gadis

"ya sudah ayok kita jalan".jawab si empu cowok

" Kenalin nama gue mayla Kayla, biasa di panggil kayla" ujar Kayla sambil mengulurkan tangan nya memperkenalkan diri

"o...nama gue Nadif Ali , panggil aja Nadif" jawab Nadif sambil menyambut tangan Kayla

"maaf ya yang tadi, karna buru-buru jadi nabrak loe " ujar nadif merasa bersalah.

"ya udah gak papa kok " jawab Kayla santai

sampai lah mereka di perpustakaan yang mana membuat Kayla bingung mau mencari buku apa sampai beberapa lama dia mencari namun nihil dia tidak ingat buku yang mau di carinya.

"Kayla loe mau beli buku apa?" tanya Nadif

"enggak tau kak , aku gak ingat" jawab Kayla cengengesan

"lho masak enggak ingat sih, coba kamu ingat-ingat dulu ," ucap Nadif

kayla hanya mengangguk

Nadif pun menemani mencari buku yang Kayla inginkan sambil mengobrol.

"maaf ya yang tadi, karna buru-buru jadi nabrak loe" ujar nadif merasa bersalah

"ya udah gak papa kok" jawab Kayla santai

sampai lah mereka di perpustakaan yang mana membuat Kayla bingung mau mencari buku apa sampai beberapa lama dia mencari namun nihil dia tidak ingat buku yang mau di carinya.

"Kayla loe mau beli buku apa?" tanya Nadif

"enggak tau kak , aku gak ingat" jawab Kayla cengengesan

"lho masak enggak ingat sih, coba kamu ingat-ingat dulu ," ucap Nadif

kayla hanya mengangguk

Nadif pun menemani mencari buku yang Kayla inginkan sambil mengobrol.

Nadif juga memuji Kayla Yang mana membuat Kayla tersipu malu dan menundukkan kepalanya karna rona pipinya yang merah menahan malu.

"kata-kata loe seperti seniman saja" ujar Kayla

"Oh ya .. Bagaimana kamu tahu?" tanya Nadif

"jadi beneran loe seorang seniman" ujar Kayla sambil menatap Nadif untuk memastikan nya.

" ya gue seniman pemula yang masih kere yang baru merintis sih" ujar nadif sambil tersenyum dan garuk-garuk kepala nya yang tak gatal

"Ah..loe bisa saja merendah nya" ucap Kayla

"itu emang kenyataan nya" ujar nadif

"tapi gue yakin suatu saat loe pasti jadi seniman yang sukses, oh ya ngomong-ngomong kakak berkarya di bidang apa ? ucap Kayla sambil menghadap Nadif

"cerita " ucap Nadif

" penulis gitu maksudnya? " tanya Kayla

"Begitulah".

" cerpen atau novel " tanya Kayla lagi

" Novel "jawab Nadif

"wuah...! Apa karya loe sudah ada yang di terbitkan? Tanya Kayla

"Sudah beberapa"jawab Nadif

"apa saja .. Apa aku boleh liat? Ucap Kayla

" itu...Nadif sambil menunjuk ke conter buku dimana beberapa buku novel hasil karya nya.

"Ini yang mana? Ujar Kayla

Lalu Nadif mengambil beberapa novel yang merupakan hasil karyanya dan di berikan kepada kayla

"wuah Daebak.. Jadi loe yang nulis novel ini?tanya Kayla sambil memandang lekat wajah tampang nadif berambut gondrong itu. Seakan-akan memastikan dan meminta ketegasan dari lelaki itu.

Dengan tersenyum Nadif menjawab dengan mengangguk

"apa boleh gue minta? soal nya gue suka baca novel , kalo Lo di rumah punya koleksi gak? Tanya Kayla

"Ada ..setiap terbit gue selalu di kasih beberapa , ya lumayan lah kalo buat koleksi jadi kalo loe mau nanti gue kasih" jawab Nadif

"kapan?."

"Loe maunya kapan?"tanya balik Nadif

"ya kalo bisa secepatnya" jawab kayla sambil cengengesan

"kalo mau ambil saja yang itu, biar nanti gue yang bayar." usul Nadif

"enggak mau aku mau nya yang bener-bener dari loe dan sudah di tanda tangani oleh loe. Sebagai bukti kalo ini bener-bener novel hasil karya loe soal nya nama novel ini tidak sama dengan nama loe." ujar Kayla

"baiklah biar nanti aku beri loe copy naskah sekalian" ujar nadif

"gitu dong jadi kan loe bisa buktikan kalo novel-novel ini hasil karya bukan orang lain. Tapi kenapa koq loe bikin nama samaran sih.? kenapa bukan pakai nama Loe aja?" tanya Kayla

"Entahlah, nama itu sudah dari naungan yayasan yang gue ajak kerja sama, gue udah pernah meminta langsung kalo pakek nama asli gue, malah yayasan nya tidak mau karna nama gue cukup pasaran" ujar nadif

"tapi nama Nadif itu bagus lho" ujar kayla

"ya itu kan menurut kita kalo menurut yayasan tempat gue naungi kan beda." ujar nadif

"Bener ya " ujar Kayla

"Apanya?" tanya Nadif

"Novel dan copy naskah nya yang loe janjikan itu" jawab Kayla

"Kapan gue bisa memberikan..?"tanya Nadif

"Jika bisa , gimana kalo nanti malam saja loe antar kerumah ku..?tanya Kayla

"boleh, tapi kemana gue mengantar nya sedang kan gue gak tau alamat loe". Ujar nadif

Kayla pun tersenyum sambil menepuk kening nya karna dia lupa kalo pemuda ini belum tahu rumah.

Kayla pun membuka tas nya lalu mencatat alamatnya dan dii berikan kepada pemuda di depan nya. namun saat Kayla mau nyobek buku itu Nadif menahan nya seraya bilang.

"jangan di sobek" seru Nadif

"kenapa..?"

"Hmmmm... Boleh ku pinjam buku mu..?" ucap Nadif

"em baiklah, tapi saat loe kembalikan harus ada isinya ya." ucap Kayla

"Apa isinya..?" tanya Nadif

"Puisi, sebagai penulis novel loe pasti pintar menulis puisi juga kan.." ujar Kayla

"koq loe bisa tau sih" ucap Nadif

"ya gue nebak saja" ujar Kayla

"waaaah... Jangan-jangan loe seorang paranormal ya" ujar nadif seraya tertawa

"issh .. Kenapa loe bisa ngomong gitu sih , memang nya tampang gue imut gue pantas jadi Mbah dukun..? Ujar sewot Kayla

"hehehe.. Bukan Mbah dukun" ucap Nadif.

"terus apa dong..? Ucap Kayla

"Bidadari"ucap Nadif

"issh .. Malah ngegombal" seru Kayla sambil menahan senyum

"emang gak boleh ya" ucap Nadif wraya terseyum

"gak di larang koq" ucap Kayla

"tapi nanti ada yang marah" ujar nadif

"emang siapa yang marah..?" tanya Kayla

"ya pacar loe lah , masak pacar orang" jawab Nadif seraya tertawa

" gue belum punya pacar kali" ujar Kayla

"eh beneran" ujar nadif seraya menghentikan tawanya mencoba memastikan

"iya, suer."

"terbuka ya no ceritanya..? Goda Nadif

" ya gak papa terbuka yang penting bukan buka buka an aja sebab kalo itu masih di larang". ujar Kayla cengengesan

Nadif pun tersenyum mendengar ucapan Kayla

"Kayla loe datang kesini pasti perlu sesuatu kan..? Ucap Nadif

"oh iya, kenapa gue bisa lupa tujuan awalku datang kemari sih. Ini gara-gara loe." ujar Kayla mode sewot

" La kenapa jadi salah gue?" tanya Nadif

"Ya habis nya gara-gara ketemu loe gue jadi lupa kan tujuan awal datang ke sini" ucap Kayla

"Jadi nyesel ni ceritanya" goda nadif

"Iya.. tapi bukan menyesal karna ketemu sama loe , tapi menyesal kenapa gue baru ketemu sama loe" ujar Kayla

"kenapa memangnya..?" tanya Nadif

"Ya kalo dari dulu gue ketemu sama loe pasti sangat menyenangkan" ujar kayla

"Kenapa begitu" tanya Nadif

" ya..siapa tahu kalo dari dulu gue bisa Deket sama loe gue bisa jadi temen Deket loe dan gue bisa mendapat novel secara gratis dari loe" ujar Kayla dengan wajah tanpa dosa di tertawa

"Emang loe mau jadi temen deket atau pacar dari seniman yang keres seperti gue..? Kalo masalah novel gratis sih ya gak papa lagi pula gue juga banyak novel di rumah.. Ujar nadif

"loe bisa gak sih jangan terlalu merendah untuk meroket, gue yakin pasti suatu saat nanti loe bakalan jadi orang yang sukses dan terkenal. Asal loe yakin aja , dan jangan lupa terus berkarya dan semangat. Gue yakin pasti loe bisa seperti mereka kok Bahkan ni ya menurut gue loe pasti lebih dari mereka ." ujar Kayla sungguh-sungguh

"insyaallah, semoga ucapan loe itu bisa terkabul ya" ucap Nadif berharap

"ya dan kalo ucapan gue terkabul, kuharap loe tidak melupakan gue" ujar Kayla

" tentu saja tidak, Nah sekarang kamu kesini mau cari apa" tanya Nadif

"waduh lupa lagi gue, loe sih"ucap Kayla menepuk kening

"kenapa gue lagi yang di salahin" ujar nadif memayungkan bibirnya

"iya dong kalo bukan loe siapa lagi yang harus di salah kan..! Gara-gara loe gue jadi lupakan tujuan gue kesini sejak bertemu dan berkenalan dengan loe jadi lupa semua nya deh , apa ya yang gue cari dan di beli" ujar Kayla sambil berpikir

"alas tulis atau buku ..? ucap Nadif seraya mengingatkan

Kayla termenung , berpikir namun tak lama kemudian dia menggelengkan kepala , Nadif tak berhenti sampai di situ dia menunjuk semua barang-barang yang ada di perpustakaan itu namun lagi-lagi Kayla hanya menggeleng.

"waaah, kenapa semua nya tidak lalu tujuan ku datang kemari untuk apa..? Ucap Nadif dengan penuh kesabaran

"masak kesini hanya untuk berkenalan dengan gue dan menemani gue saja sih ..?" ujar nadif kembali seraya menggoda

"Entahlah mungkin bisa iya bisa tidak karna gue juga lupa tujuan gue kesini" sahut Kayla

"Baiklah kalo gitu . karna loe gak ingat mau apa datang kesini . bagiamana kalo kita merayakan saja pertemuan kita ini? Bagaimana kalo gue traktir loe makan bakso dan es teler di warung depan itu, bakso nya terkenal enak Lo ? " ujar nadif

"Loe tahu warung bu ima" tanya Kayla

"iya kenapa? Itu warung langganan gue" ujar nadif

"Emang nya loe dulu sekolah di mana?" tanya kayla

"Di SMU Negeri 20" jawab Nadif

"Benarkah..?"

"masa gue bohong sih , emang nya kenapa..?" tanya Nadif

"pantas aku perna dengar cerita tentang loe..."jawab Kayla

"Dengar cerita tentang gue yang bagaimana?" tanya Nadif

"ya dulu ada seorang murid yang katanya bandel dan nakal suka urak urakan tapi dia pintar, dengan kepintaran nya dia sampai bisa membuat novel, jadi loe orangnya " ujar Kayla

"Mungkin" ujar nadif

"kok mungkin sih?" tanya Kayla

"ya siapa tahu ada alumni lain yang sama seperti gue menulis novel dan nama juga sifatnya sama dengan gue yang suka urak urakan dan nama gue kan pasaran" jawab nadif

"tapi katanya dulu sewaktu di SMA alumni itu juga sering menulis cerpen dan mengirimnya ke majalah dan juga mengelola majalah dinding". Ujar Kayla

"kuakui itu diriku" ucap nadif

Tahun berapa loe lulus di SMA negeri 20 ?. Tanya Kayla

"3 tahun yang lalu" jawab Nadif

"hah.. Jadi saat gue masuk sekolah loe baru lulus dong" ucap Kayla kaget

"jadi loe kelas 3 sekarang ya, sebentar lagi loe ujian dong?" tanya Nadif

"iya "jawab Kayla

"koq loe masih belum pacar ya " heran Nadif

"Kan loe itu cantik" imbuh nadif

"tak percaya, kan gue udah katakan tadi, kalo gue blum punya pacar, gue juga belum ingin pacaran dulu sebelum berhasil meraih cita cita ku." tegas Kayla

"Ya jadi gue gak punya harapan dong kalo gitu"jawab Nadif lesu

"kata siapa?"

"kan loe tadi bilang gak mau pacaran dulu sebelum meraih cita cita loe" ujar nadif

"iya sih... Tapi kalo untuk loe itu pengecualian " jawab Kayla

"kenapa begitu" Tanya Nadif

"Enggak tahu" jawab Kayla

"Oke kalo gitu kita pergi ke warung Bu Ima saja kalo gitu" ajak nadif

BAB2

Nadif mengajak Kayla keluar dari perpustakaan itu. Kemudian sambil beriringan dan mengobrol keduanya menuju warung Bu Ima yang terkenal akan bakso dan es teler nya. Bahkan semenjak nadif masih sekolah pun warung Bu Ima sudah terkenal. Di warung itu lah Nadif biasanya dengan teman-teman nya nongkrong sambil menikmati bakso dan es teler sepulang sekolah.

Kemunculan Nadif di warung Bu Ima langsung di sambut hangat oleh Bu Ima. Nadif merupakan langganan warung Bu Ima semasa masih sekolah dulu, jadi membuat Bu Ima ingat karna dia sangat dekat dengan Nadif.

Dan setelah 3 tahun lebih tidak bertemu , kini Nadif muncul di warung Bu Ima lagi. Itu sebab nya yang membuat Bu Ima merasa suka cita San senang bertemu kembali dengan pemuda itu.

ya walau pun dulu semasa sekolah dia Badung namun suka membela orang kecil.bahkan Nadif dulu suka di cari-cari polisi gara-gara membela seorang tukang becak yang sudah tua Yang berlawanan arah.

Bukan nya mengasih tau malah polisi tersebut marah-marah pada seorang tukang becak yang salah jalan itu. Bahkan bukan itu saja polisi itu semena-mena mencabut spentil ketiga roda itu. Lalu dengan enteng nya polisi yang berpangkat sersan 2 itu menyuruh seorang tukang becak itu untuk kembali mengayuh becak nya.

Melihat hal itu Nadif menjadi meradang terhadap polisi itu, seharusnya polisi itu mengayomi masyarakat dan melindungi bukan seperti ini yang semena-mena karna dia mempunyai kuasa.

kemudian hanif berlari menghampiri seorang tukang becak itu Dengan berani nya dia menentang polisi itu yang berbuat seenak nya terhadap seorang tukang becak.

Terjadilah perdebatan antara Nadif dan polisi yng berpangkat Serda itu yang tak berperikemanusiaan.

Karna polisi itu tak terima ada orang yang ikut campur urusan nya , polisi itu lalu dengan tiba langsung menghantam wajah Nadif. Sebelum tangannya sampai pada wajah Nadif tangan polisi itu langsung di tangkas oleh Nadif.

Nadif yang dulu pernah juara karate dengan mudah nya melumpuhkan polisi yang berpangkat Serda itu.sehingga Nadif membalas memukul polisi itu sampai dari hidung nya keluar cairan berwarna merah cukup banyak, yang membuat seketika itu sang empu mengerang kesakitan.

Bahkan ketika Nadif kembali memberikan satu pukulan lagi , oknum polisi itu seketika pingsan yang mana membuat teman sesama profesinya langsung datang ke arah teman nya itu , yang semula berada di pos penjagaan.

Namun sayang teman oknum polisi yang udah di buat babak belur oleh Nadif datang , Nadif kabur duluan karna dia merasakan gelagat tak baik dari beberapa oknum polisi itu.

Seminggu nadif di cari-cari namun tak ketemu , Bahkan dirumah nya yang di datangi juga tak ketemu.

Karna Nadif memang tidak pulang melainkan menginap di rumah orang tua angkatnya yang ada di Probolinggo.

Setelah seminggu kemudian Nadif pulang kerumah orang tua angkatnya yang lain yaitu bapak Budi santoso yang menjabat sebagai komandan prolres Pasuruan.

Pada bapak nya dia menceritakan semua kebenaran tentang kejadian waktu dia menolong seorang tukang becak, yang mana setelah mendengar cerita dari anak nya membuat pak Budi meradang terhadap anak buahnya itu.

Setelah itu Nadif di pertemukan dengan Serda polisi yang terlibat waktu itu , Bawahan nya itu pun di berikan peringatan agar jangan lagi bertindak semena-mena terhadap rakyat.

"Polisi pelindung dan pengayom masyarakat. Jika tindak an mu seperti ini bagaimana bisa masyarakat menilai kita baik?". Tutur pak budi

"Citra kepolisian kita sudah buruk itu di sebab kan oknum-oknum polisi seperti dirimu ini, yang bertindak melampaui batas. Menjadikan jabatan dan pangkat sebagai alat gagah-gagahan, yang membuat masyarakat bertambah antisipasi terhadap polisi." ujar pak Budi kembali

Oknum polisi tersebut akhirnya menyadari kesalahannya, Lalu meminta maaf kepada Nadif, Bahkan semenjak itu membuat mereka berdua dekat sampai akhirnya mereka menjalin persahabatan yang baik.

Begitulah Nadif demi membela kebeneran dan keadilan untuk rakyat kecil dia harus berurusan dan menjadi buronan polisi selama seminggu.

Begitulah cerita dari Bu Ima saat Nadif dan Kayla ada di warung nya saat bertemu kembali, dengan senang hati Bu Ima menceritakan tentang Nadif kepada Kayla.

Yang hanya di tanggapi dengan senyuman dan merasa tak percaya pada seorang pemuda yang ada di samping nya sampai dia rela menjadi buruan karna membela rakyat kecil. Kayla salut dan tambah terkagum-kagum terhadap pemuda di sebelah nya.

"bagaimana kabar Bu Ima ? Saya harap ibu sehat-sehat saja dan tak kurang satu apapun dan senantiasa dalam limpahan Rahmat Allah SWT." ujar nadif

"amiiin... Alhamdulillah berkat doa dari nak Nadif. Waaah,..ibu dengar sekarang nak Nadif sudah menjadi seorang penulis novel terkenal ya , sampai-sampai lupa pada ibu" ujar Bu Ima sambil manyun menggoda Nadif

"emang ibu dengar dari siapa kalo saya seorang penulis novel?".tanya Nadif

"waaah kalo itu sih ibu tahunya dari orang-orang yang sudah perna membaca karya kamu nak Nadif". Jawab Bu Ima jujur

Nadif hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala, sementara para pengunjung warung itu yang kebanyakan anak-anak sekolah Putri sekita mengarahkan pandangan nya ke nadif dan Kayla, lali mereka berbisik bisik.

"Hei anak-anak ini Lo yang namanya Nadif , yang sering ibu ceritakan pada kalian. Nak Nadif ini dulunya sekolah di SMA negeri 20 dn menjadi langganan setia di warung ibu ini. Dan sekarang nak nadif ini sudah menjadi seorang penulis novel.

Cewek-cewek berseragam sekolah itu manggut-manggut kemudian salah satu dari mereka memberanikan diri bertanya .

"Jadi kakak ini toh, berarti kakak juga dong yang selalu di cerita kan oleh guru-guru ke kita" ucap salah satu siswi itu

"memangnya kalian juga juga sekolah di SMA negeri 20? Kalo boleh tahu apa saja yang di ceritakan oleh guru kalian?" tanya Nadif

" ya mengenai kakak, Dulu kakak kan yang mengelola atau redaksi mading. Kakak juga dulu sering menulis cerpen dan mengirimkan nya ke majalah dan kakak juga jago karate dan pencak silat. Dan satu lagi kakak dulu juga begal ya suka urak-urakan, hobi berkelahi dan juga pembangkang" ujar siswi itu

"waaah kenapa semua kartu ku di buka semua nya ya..?" ujar nadif tertawa sambil memandang Kayla yang tersenyum.

"ET.. Tapi kalian jangan meniru saya ya karna itu tidak baik" ujar nya kembali

"Tapi meski nakal dan bandel Kakak juga merupakan kebanggaan di SMA negeri 20 " imbuh cewek lain

"oh ya. Bukan Nadif yang menyahut melainkan Kayla.

Sambil memandang Nadif seraya memastikan apa bener yang di bilang siswi di hadapan nya ini.

"kenapa memangnya" tanya Nadif

"kak nadif itu juara karate antar pelajar se-Jawa timur. Dan kak Nadif juga juara mengarang dan membaca puisi antar sekolah sekabupaten Pasuruan. Dan setiap kali pentas seni maka kak Nadif yang senantiasa menjadi sutradara nya. Iya kan kak" ujar siswi lain nya

"wah apa yang guru kalian ceritakan itu terlalu berlebihan"jawab Nadif

"Ah enggak juga, bapak dan ibu guru bisa membuktikan kebenaran cerita mereka kok. Di ruang guru banyak piala dan piagam penghargaan atas nama kakak" ujar siswi itu lagi

"eh kak ngomong-ngomong sesekali ke sekolah dong"pinta siswi itu

"Nanti kalo sudah terkenal " jawab Nadif

"sekarang kakak juga sudah terkenal" ucap siswi itu

"apa nya yang terkenal, orang saya masih biasa-biasa saja belum bisa apa-apa " ujar nadif

" tapi Kakak iu menjadi kebanggaan tersendiri lho kak" ujar siswi itu

"Alhamdulillah jadi bisa mengurangi dosa ku di masa lalu". Ujar nadif seraya tersenyum

"Dosa apa..?" tanya Kayla

"Ya itu dulukan saat sekolah aku Badung suka berkelAhi dan melawan guru. Padahal itu kan tidak baik dan dosa.

sebab guru adalah orang tua kita juga." kata Nadif

"insyaf ni ye ceritanya..?" Goda Kayla

Nadif pun hanya tersenyum

Suasana warung Bu Ima pun semakin ramai. Dengan banyak nya siswi sekolah dari SMA negeri 20 yang berada di warung nya. Semua siswi itu meminta tanda tangan dari Nadif dan menuliskan puisi di buku mereka. Dan semua itu membuat Kayla semakin bertambah kagum juga senang pada Nadif.

"jangan lupa kesekolah kak" ujar siswi ketika mau pergi meninggal kan warung Bu ima

"Insyaallah " kata Nadif

"jangan insyaallah dong kak. Pokok ny harus oke...? Pinta siswi itu

"kalau Allah tak mengijinkan bagaimana, kalo besok atau nanti malam aku mati giman?" ujar nadif

"wuah . jangan mati dulu " seru Kayla menanggapi ucapan Nadif

"kenapa memangnya? Kita tak bisa menentang takdir tuhan" ujar nadif

"aku akan berdoa semoga loe bisa berumur panjang" kata Kayla

"Terimakasih, tapi kenapa kamu meminta gue berumur panjang..?" tanya Nadif

Kayla tak menyahut justru malah diam sambil menunduk kan kepalanya. Seakan berusaha menyembunyikan perasaan nya.

Justru Bu Ima yang menanggapi ucapan Nadif

" masa nak Nadif gak tau sih..?" kata Bu Ima

"tahu apa Bu..?" kata Nadif

"tahu perasaan dong nak Nadif" kata Bu Ima

"maksudnya..?" tanya Nadif

"ya perasaan nak Kayla"

"memangnya kenapa perasaan loe Kayla..?" tanya Nadif kepada Kayla

"enggak apa-apa " jawab Kayla

"Jangan memendam perasaan Lo nak Kayla nanti di ambil orang bahaya Lo" goda Bu Ima

"seharusnya orang bersangkutan tak perlu di beri penjelasan" ujar Kayla sambil melirik Nadif

"wuah... Ini ni kelamaan ku tidak bisa memahami seorang wanita" ujar nadif

"Ish" Kayla gemas. Sambil melotot kedua matanya yang bening, gadis cantik itu mencubit lengan Nadif tanpa perasaan hal itu membuat sang empu mengerang kesakitan sementara Bu Ima hanya tersenyum melihat tingka laku keduanya.

BAB 3

Seperti janjinya , jam 7 malam Nadif berangkat kerumah Kayla dengan membawa beberapa buku novel dan juga foto copy naskah novel hasil karya nya.

Dengan hati riang dia menjalan kan sepeda motor metic nya membela jalanan, karna Jarak rumah Kayla dengan nya membutuh kan waktu 20 menit , hingga sampai di depan rumah Kayla dia menaruh sepeda motor nya lalu berjalan menuju pintu rumah Kayla lalu mengetok nya.

Tok

Tok

Tok

"assalamualaikum" ucap Nadif

muncul lah seorang wanita paru baya yang wajah nya mirip sekali dengan Kayla membukakan pintu rumah.

" Selamat malam Bu" kata Nadif

" malam, cari siapa ya" ujar wanita paru baya itu sambil menelisik tampilan Nadif

"saya mencari Kayla Bu, Kayla nya ada..?" tanya Nadif

"iya ada, ayok masuk dulu .." kata wanita separuh baya itu sambil meminta nya untuk masuk

"kamu temen sekolah nya Kayla ya.?" tanya ibu Kayla

"bukan Bu, saya temen biasa, perkenalkan nama saya Nadif"kata Nadif sambil memperkenalkan diri

"O.. Kenalkan saya Bu Siti ibunya Kayla " kata ibu kayla

"Tunggu sebentar Bentar dulu ya saya buatkan minum dulu dan sekalian saya panggilkan Kayla" ujar Bu Siti lagi

Bu Siti pun melangkah pergi meninggalkan ruang tamu menuju kamar anaknya.

"kayla kamu sedang apa..? Itu di depan ada yang mencari mu " Kata Bu Siti

" Siapa Bu?" Sahut Kayla sambil melangkah kan kakinya ke ruang tamu

" O..loe yang datang ayok duduk dulu.." ujar Kayla

" iya "

"Kamu gak papa kan tadi ketemu sama ibuku.?" tanya Kayla

"tidak apa apa"jawab Nadif

" ibu memang nya seperti , jangan di ambil hati ya" kata Kayla

"tidak apa , O iya maaf ya jadi aku menganggu kamu" kata Nadif

" tidak apa kok tadi aku cuman lagi santai saja" kata Kayla

"ini gue bawakan apa yang loe minta tadi siang".kata Nadif

"wah.. gue tadi siang hanya menguji lie saja kok. Gue udah yakin kalo loe penulis novel. Apa lagi anak anak sekolah tadi yang udah memastikan kebeneran kalo loe seorang penulis novel. Jadi gue semakin bertambah yakin. Oh ya mau minum apa..? Kata Kayla

"tidak usah repot " ucap Nadif

"tidak..sebentar ya aku ambilin"

Kayla sembari melangkah masuk ke ruang tengah dengan membawa novel dan foto copy naskah pemberian Nadif meninggal kan laki laki itu sendiri, sebelum menuju dapur ibu kayak langsung memanggil dan memberikan minuman kepada Kayla untuk di berikan kepada temannya.

"Kayla ini kamu bawah kedepan" kata Bu Siti

"iya Bu" ucap Kayla

"tunggu Kayla" ujar Bu Siti menghentikan Kayla

" ada apa Bu?" ucap Kayla

"siapa dia Kayla" ucap bu siti

"dia temen ku Bu" ucap Kayla

"Dimana rumah nya..? Tanya Bu Siti

"kraton" jawab Kayla

"Dia masih sekolah apa sudah bekerja..? Tanya Bu Siti lagi

"Dia sudah lulus 3 tahun yang lalu , dan sekarang menjadi seorang penulis Bu"ujar Kayla

"seniman..?" kata Bu Siti

Kayla hanya mengangguk

"terus apa itu tadi yang kamu bawah.? Ucap Bu Siti

" buku novel dan foto copy naskah hasil karya dia Bu" ujar Kayla

" untuk apa dia memberikan mu itu?" kata Bu Siti

"aku yang meminta nya tadi siap Bu, untuk membuktikan bahwa dia bener bener seorang penulis novel. Karna di jaman sekarang banyak sekali orang yang mengaku ngaku seniman. Namun di mintai bukti hasil karyanya sia tak bisa membuktikan. Sedangkan dia bisa Menunjukkan buktinya kepadaku kalo dia seorang penulis novel" ujar Kayla

"Huh ... Apa yang bisa di banggakan dari seorang seniman" kata Bu Siti dengan wajah sinis nya

Kayla pun tak menyahut dia terus melangkahkan kakinya menuju ruang tamu dimana Nadif sedang menunggu nya.

" Maaf menunggu lama" ujar Kayla

" Tak apa" kata Nadif

Kayla meletakkan minuman nya di atas meja. Setelah meletakkan minuman Kayla pun duduk di sofa yang ada di depan Nadif duduk.

Sesaat keduanya sama-sama diam. TaK ada yang memulai membuka obrolan, Hanya sesekali keduanya saling pandang kemudian sama sama tersenyum.

"loe kok diam saja di dari tadi" ujar Kayla

"Lalu apa yang harus gue katakan" ucap Nadif

"Di minum dulu teh nya, maaf yang ada hanya itu saja" ujar Kayla

"tak apa , bukan minuman kok yang gue inginkan" ujar nadif

"Lalu apa yang loe inginkan..?" ucap Kayla

"Bertemu dengan loe" ujar nadif ambil tersenyum

" ini sudah bertemu kenapa loe diam" ucap Kayla dengan menggoda Nadif sambil tersenyum

"memandang wajah mu rasanya gue tak bisa mengucapkan kata-kata" tutur Nadif

"iih... mentang mentang seniman malah berpuisi lagi " ucap Kayla

"loe gk suka ya" ucap Nadif

"Suka" sahut Kayla

"Sungguh " kata Nadif

" Sungguh " kata Kayla

keduanya sama-sama kembali diam. Sementara di ruang tengah Bu Siti tampak wajah nya menunjukkan rasa kurang suka. Bu Siti berharap anak nya punya teman lelaki yang mapan pekerjaan tetap dan yang pasti kaya raya. Bukan malah seorang seniman pemula yang belum punya apa-apa.

Lagi pula belum ada cerita seorang seniman jadi orang yang sukses , bisa membahagiakan keluarga nya. Jangan mengurus rumah tangga . mengurus diri sendiri saja kadang gak bisa.

"em loe dulu sewaktu di sekolah Deket sama cewek gak atau pacar gitu..? Tanya Kayla

"enggak pernah Deket sama wanita apalagi punya pacar . emang nya kenapa" ujar nadif

" yang bener , masak sih enggak punya pacar kan loe ganteng" kata Kayla

" beneran. tak percaya ya sudah" ucap Nadif

"kenapa loe tanya tanya seperti itu" ujar nadif kembali

"ya gue pingin tahu saja" kata Kayla

"kalo loe udah tau emang nya mau apa" tanya Nadif

"ya jadi hati gue gak ragu dan bimbang lagi" ceplos Kayla

"Emang nya loe mau nerima gue sebagai temen loe atau pacar loe" ujar nadif

"kenapa tidak" seru Kayla

begitulah obralan yang keluar dari mulut mereka . hingga pukul 9 malam ayah Kayla pulang dari tempat nya bekerja .

Dengan sopan Nadif memberi salam kemudian memperkenalkan diri pada ayah Kayla yang tampak nya menerima dengan baik.

"kenal kan pak saya teman nya Kayla" ujar nadif mengulurkan tangan nya memperkenalkan diri

"em.. Kenal kan juga saya bapaknya Kayla , panggil saja pak ridho" ujar bapak Kayla menyambut ukuran tangan nadif

"temen sekolah Kayla ya" tanya pak ridho

"bukan pak. Saya cuman teman biasa." kata Nadif

" O ... apa nak Nadif ini sudah bekerja..?" tanya pak ridho

"menulis pak" jawab nadif

"menulis apa..?" ucap pak ridho

"dia ini menulis novel pak" bukan Nadif yang menjawab melainkan Kayla

"O.. Jadi kamu ini seniman dong , hebat kamu" ujar pak ridho bangga dengan lelaki di depan Nya ini karna jaman sulit menemukan seorang seniman.

"iya pak. Baru merintis" ujar nadif

"ya sabar saja nanti juga berkembang sendiri kamu harus giat memperkembangkan bakatmu itu" ujar pak ridho

"iya pak" ucap nadif

"ya sudah lanjutkan saja obrolan kalian saya pamit masuk kedalam soal nya udah gerah" ujar pak ridho sambil tersenyum

"iya pak" ujar nadif

Selepas bapak Kayla masuk kedalam meninggalkan putri nya dengan nadif.pak ridho melihat istrinya tengah duduk sendirian sambil menyaksikan acara televisi. bapak Kayla hanya bisa menghela napas panjang melihat kelakuan istrinya itu

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!