Sulfi memandang jam yang ada di dinding sekolahnya dan ia tidak sabar karena setelah bel berbunyi, libur sekolah sudah tiba. Ia sudah menanti liburan ini dan ia berencana untuk berlibur ke rumah neneknya yang berada di kota M
KRINGGG
Bel berbunyi dan Sulfi langsung bergegas memasukkan bukunya ke dalam tas
"Kamu jadi berlibur di rumah nenek?" tanya Dhea
"Iya Dhe, aku jadi ke rumah Nenek" jawab Sulfi
Dhea tidak tahu apa yang ada di rumah nenek sahabatnya itu sampai setiap liburan Sulfi selalu ke kota M
Sulfi sudah sampai di parkiran dan segera ia mengambil sepeda ontelnya
Ia segera mengayuh sepedanya agar lekas sampai di rumah
"Akhirnya libur sekolah tiba dan nanti malam aku berangkat ke kota M" gumam Sulfi
Di saat sedang mengayuh sepedanya, tiba-tiba ia dikejutkan dengan mobil hitam yang sedang mengebut sampai membuat sepeda Sulfi jatuh
Pengendara itu langsung menghentikan mobilnya dan segera menolong Sulfi
"Maafkan aku yang tidak sengaja.."
Sulfi meringis kesakitan dan memegang kakinya yang mengeluarkan darah
"Lain kali hati-hati dan jangan mengebut" ucap Sulfi
Sulfi merasakan kakinya yang sakit sampai ia tidak bisa untuk berdiri dan lelaki itu langsung membopong tubuh Sulfi
"LEPASKAN AKU! KAMU MAU MENCULIK KU?" Sulfi memukul dada bidang lelaki itu
Lelaki itu langsung melepaskan tangannya dan meminta Sulfi untuk masuk ke dalam mobil
Sulfi hanya berdiri dan ia tidak bisa berjalan dengan kaki yang sangat sakit sekali
"Ayo cepat masuk, bukankah kamu takut aku culik" ucap lelaki itu sambil menunggu Sulfi
Sulfi yang kebingungan hanya bisa diam dan ia meminta maaf kepada lelaki itu
"Tuan menjengkelkan, maafkan aku. Aku tidak bisa masuk ke dalam mobilmu" ucap Sulfi
"Kamu bicara denganku? Namaku Marshall bukan Tuan menjengkelkan"
Sulfi menghela nafasnya dan ia merasakan kakinya yang semakin sakit
Disaat akan meminta tolong kepada Marshall, tiba-tiba Sulfi langsung jatuh pingsan
Marshall yang melihat langsung memeluk tubuh Sulfi agar tidak jatuh
Ia langsung membawa masuk Sulfi dan segera ia melajukan mobilnya menuju ke rumah sakit
Marshall menatap wajah Sulfi yang sedang tidak sadarkan diri
"Wajahmu sepertinya tidak asing, tapi dimana aku pernah melihatmu" gumam Marshall
Dua puluh menit kemudian Marshall lekas memarkirkan mobilnya dan segera ia membawa Sulfi ke ruang UGD
Dokter meminta Marshall untuk menunggu di luar ruang UGD
Marshall mengambil ponselnya dan memberitahukan kepada Sinta untuk membatalkan semua meetingnya
"Tuan Marshall kecelakaan? Lalu bagaimana keadaan anda sekarang?" Tanya Sinta yang merupakan sekretaris pribadinya
Marshall menghela nafasnya dan mengatakan kalau dirinya baik-baik saja dan ia meminta Sinta tidak usah bicara ke semua orang tentang hal ini
Marshall mempunyai sekretaris pribadi yang sangat lemot dan suka menangis
Beberapa menit kemudian, dokter keluar dan memanggil Marshall
"Bagaimana keadaan wanita itu?" Tanya Marshall dengan wajah khawatir
"Pasien tidak apa-apa, hanya kakinya yang terkilir dan harus menggunakan kursi roda untuk sementara waktu" Jawab Dokter
Dokter mempersilahkan Marshall untuk masuk ke dalam ruang UGD
Disaat Marshall masuk ke ruang UGD, ia melihat Sulfi yang menangis sesenggukan
"Kenapa kamu menangis? Bukankah kakimu hanya terkilir" ucap Marshall
Sulfi yang jengkel langsung melempar bantal ke arah wajah Marshall
"Gara-gara kamu, aku tidak jadi liburan ke rumah nenek dan aku tidak bisa bertemu dengan kekasihku.." Sulfi menangis dengan suara yang sangat keras sekali dan banyak orang yang menatap Marshall
Marshall yang kebingungan langsung menutup mulut Sulfi dengan tangannya
"Diam!!" ucap Marshall
Sulfi tambah menangis sekeras-kerasnya di hadapan Marshall
"Aku yang akan mengantarkanmu ke rumah nenek kamu" ucap Marshall yang tidak ingin Sulfi menangis lagi
Mendengar perkataan Marshall, Sulfi langsung menghentikan tangisannya
"Dimana rumah nenek kamu?" Tanya Marshall
"Rumah nenekku ada di kota M, aku tidak bisa membayarmu jika kamu yang mengantarkan aku" jawab Sulfi
Marshall mengatakan kalau Sulfi tidak usah membayar dan anggap saja ini permintaan maaf karena sudah menabrak Sulfi sampai membuat kakinya terkilir
"Siapa namamu?" Tanya Marshall
"Namaku Sulfi..." jawab Sulfi sambil menyodorkan tangannya ke arah tangan Marshall
Marshall mengatakan kalau besok ia akan mengantarkan Sulfi ke kota M
"Mas, eh Om. Aduh aku harus panggil apa nih?" Tanya Sulfi
"Panggil Om saja, usiaku 26 tahun" jawab Marshall
Disaat mereka sedang mengobrol, perawat mengatakan kalau dokter sudah memperbolehkan Sulfi untuk pulang
Marshall meminta Sulfi untuk menunggunya karena ia harus membayar semuanya
"Aku pasti menunggumu Om, aku kan tidak bisa jalan" ucap Sulfi yang masih ada di atas tempat tidur
Marshall tersenyum dan segera ia membayar semuanya. Ia juga membelikan kursi roda untuk Sulfi
Setelah selesai membayar, Marshall lekas menuju ke ruang UGD untuk menjemput Sulfi
"Sulfi, ayo pulang. Om tidak tahu rumah kamu" Marshal menaruh Sulfi di kursi roda
Sulfi mengatakan kalau ia tinggal di rusun yang ada di dekat perumahan jalan Y
"Aku tinggal sendirian Om, kedua kakakku sedang merantau dan orang tuaku sudah meninggal semua" ucap Sulfi
Marshall merasa kasihan kepada Sulfi yang hanya tinggal sendirian di rusun
"Tidurlah, nanti kalau sudah sampai aku bangunkan" pinta Marshall
Krucukkkkk
Krucukkkkk
Sulfi langsung menundukkan kepalanya saat mendengar suara perutnya yang berbunyi
"Baiklah kita beli makan dulu dan setelah itu Om antar kamu pulang, Ok"
"Ok, Om Marshall"
Kemudian Marshall lekas mencari rumah makan yang ada di sekitar sana
Marshall menawarkan Sulfi untuk makan ayam bakar langganannya
Sulfi pun langsung menganggukkan kepalanya dan Marshall menghentikan mobilnya di depan rumah makan
"Kita makan di dalam mobil saja ya. Tunggu disini sebentar" Marshall lekas turun dan segera memesan ayam bakar, nasi dan teh hangat
Disaat sedang menunggu Marshall yang sedang memesan, Sulfi tidak sengaja melihat k***m yang ada di dasbor mobil Marshall
"A-apakah dia lelaki c**l? Hii serem..." Sulfi langsung mengambil dan membuangnya ke kursi belakang
Sulfi langsung tarik nafas dan mencoba melupakan apa yang barusan ia lihat
Tak lama kemudian Marshall masuk kembali ke dalam mobil dan melihat Sulfi diam mematung
"Are you ok? Ada apa?" Tanya Marshall
Sulfi mengalihkan pandangannya dari wajah tampan Marshall dan ia sangat takut jika Marshall akan melakukan yang tidak-tidak kepada dirinya
"Serem, takut....."
"Sulfi, kamu kenapa?" Tanya Marshall yang melihat Sulfi bicara sendiri
Sulfi membuka matanya dan ia meminta maaf kepada Marshall
Sulfi yang malu hanya bisa menundukkan kepalanya dan setelah itu makanan yang mereka pesan telah tiba
Marshall meminta Sulfi untuk segera makan ayam bakar
Disaat sedang makan, sesekali Sulfi memandang wajah Marshall yang sedang menikmati ayam bakar
"Sulfi, apakah aku sangat tampan sampai kamu tidak sadar jika ayam bakarmu jatuh" ucap Marshall
Sulfi yang salah tingkah lekas mengambil ayam bakarnya dan disaat akan memakannya, Marshall langsung membuangnya
Marshall turun dari mobilnya dan memesan kembali ayam bakar untuk Sulfi
Sesampainya di rumah susun tempat Sulfi tinggal, banyak sekali orang yang melihat Sulfi yang sedang diantar oleh lelaki yang sangat tampan
"O-om, aku turun disini saja, aku tidak mau mereka nanti mengira kalau Om ini kekasih aku" ucap Sulfi
Marshall menatap wajah Sulfi dan ia mempersilahkannya untuk turun dari mobilnya
Sulfi lupa kalau kakinya saat ini sedang terkilir dan ia tersenyum memandang wajah Marshall
"Katanya mau turun sendiri..." ledek Marshall
"B-baiklah, tolong aku" ucap Sulfi sambil mengatakan kalau kamarnya ada diujung sebelah kiri
Marshall menahan tawanya dan ia langsung turun dari mobilnya
Sulfi bersembunyi di balik dada bidang Marshall yang sedang membopongnya
Marshall tersenyum kepada orang yang sedang memperhatikannya
Dan benar kata Sulfi kalau mereka langsung menggosip dan mengatakan kalau Sulfi suka dengan Om-om tampan dan tajir
Sulfi meminta agar Marshall lekas masuk ke dalam rumah
Setelah sampai di dalam, Marshall melihat rumah Sulfi yang sangat kecil sekali.
"K-kamu tinggal disini sendirian?" Tanya Marshall sambil meletakkan Sulfi ke atas kursi
"Iya Om, aku tinggal disini sendirian" jawab Sulfi
Kemudian Sulfi meminta Marshall untuk lekas pulang karena sekarang sudah larut malam
Marshall pun langsung pamit dan keluar dari rumah Sulfi
Disaat sedang berjalan menuju ke luar, Marshall melihat ada seseorang lelaki yang memandang wajahnya dengan tatapan sinis
Marshall merasa tidak kenapa dan ia tidak menghiraukannya. Ia bergegas masuk ke dalam mobilnya yang ia parkirkan di samping rumah susun
Sementara itu, Sulfi sedang belajar berjalan menuju ke tempat tidurnya
Tok
Tok
Tok
"Kenapa Om Marshall kembali lagi kesini? Apa ada yang ketinggalan?" Gumam Sulfi
Dengan kaki yang masih sakit, Sulfi berjalan perlahan-lahan menuju pintu rumah
Ceklek
Suara pintu yang dibuka oleh Sulfi dan seketika ia langsung terkejut ketika melihat Rio sudah berdiri di hadapannya
"M-mau apa kamu? Sekarang sudah malam" ucap Sulfi yang meminta Rio untuk pergi dari rumahnya
Rio hanya menatap wajah Sulfi tanpa berkata apa-apa
Sulfi yang sudah ngantuk memutuskan untuk segera menutup pintu rumah
Disaat akan menutup pintu rumah, Rio langsung mendorong tubuh Sulfi sampai terjatuh
"SIAPA LELAKI ITU?! APA GARA-GARA DIA, KAMU MENOLAKKU?!" Rio melayangkan pukulannya ke arah wajah Sulfi
"TOLONG!! TOLONG!!" Teriak Sulfi yang meminta tolong agar ada seseorang yang bisa menolongnya
Berkali-kali Rio melayangkan pukulannya ke arah wajah Sulfi sampai akhirnya Sulfi langsung jatuh pingsan
Melihat Sulfi yang sudah tidak sadarkan diri, Rio mempunyai rencana jahat dan ia akan memperkaosnya
"Ini hukuman karena sudah menolakku" ucap Rio yang langsung merobek pakaian yang dikenakan oleh Sulfi
BUGH!
BUGH!
Rio langsung terkejut ketika melihat Marshall yang kembali ke rumah Sulfi
"Apa yang kamu lakukan!!" Marshall lekas membopong tubuh Sulfi yang sedang tidak sadarkan diri
Ia melihat orang yang berkerumun di sekitar rumah Sulfi
"Apa yang kalian tonton? Bukannya menolong malah menonton seperti orang bodoh!" umpat Marshall
Marshall meminta salah satu tetangga Sulfi untuk melaporkan Rio ke kantor polisi
Ia juga memberikan beberapa lembar uang merah kepada tetangga Sulfi
Setelah itu Marshall membawa Sulfi ke apartemen miliknya
"Mengerikan sekali rumah dan tetangga kamu" gumam Marshall yang langsung melajukan mobilnya
Di perjalanan menuju apartemen, Marshall menghubungi dokter pribadinya agar segera datang ke apartemennya
Ia melihat wajah Sulfi yang memar karena pukulan dari Rio
Tak lama kemudian, Marshall lekas memarkirkan mobilnya dan ia segera membopong tubuh Sulfi masuk ke dalam Apartemennya
Disaat menaruh tubuh Sulfi diatas tempat tidur, terdengar suara ketukan pintu
Marshall lekas membuka dan melihat Dokter pribadinya yang sudah tiba
"Siapa dia? Kenapa wajahnya penuh luka seperti ini?" Tanya Dokter pribadi Marshall yang bernama dokter Hutama
Marshall melirik ke arah dokter Hutama yang malah bertanya dan tidak memeriksa keadaan Sulfi
Melihat lirikan mata Marshall, Dokter Hutama lekas memeriksa keadaan Sulfi
"Aku akan memberikannya obat anti biotik dan ini salep untuk luka memarnya" ucap Dokter Hutama
Marshall menganggukkan kepalanya dan ia berterima kasih kepada Dokter Hutama yang sudah memeriksa keadaan Sulfi
Setelah selesai memeriksa Sulfi, Dokter Hutama berpamitan kepada Marshall
"Cantik sekali dia, apakah dia calon istri kamu" Dokter Marshall langsung masuk ke dalam lift setelah meledek Marshall yang sampai sekarang belum menikah
Marshall menggelengkan kepalanya dan ia langsung masuk untuk melihat keadaan Sulfi
Sulfi membuka matanya dan ia merasakan kepalanya yang masih pusing sekali
"Tidurlah saja, kamu harus banyak istirahat" ucap Marshall
Sulfi langsung menangis karena liburan ke rumah nenek langsung gagal dan ia tidak mungkin ke rumah nenek dengan wajah seperti ini
Melihat Sulfi yang menangis, Marshall langsung memeluk dan mencoba menenangkannya
"Besok aku akan mengantarmu ke rumah nenek, sebenarnya kamu rindu nenek atau kekasih kamu?" Tanya Marshall sambil tertawa
Mendengar perkataan Marshall, Sulfi langsung mengerucutkan bibirnya
"Aku merindukan nenek dan juga merindukan Mas Hatta" ujar Sulfi
Marshall langsung terdiam saat mendengar nama Hatta yang disebut oleh Sulfi
"Kenapa namanya sama dengan keponakanku yang akan menikah?" ucap Marshall dalam hati
Sulfi menepuk pundak Marshall yang sedang melamun
"Om sedang melamun apa?" Tanya Sulfi
Marshall menggelengkan kepalanya dan ia meminta Sulfi untuk lekas meminum obatnya
"Om, aku ingin pulang" ucap Sulfi
"Untuk sementara waktu tinggallah di sini" Marshall tidak ingin jika nanti akan ada Rio yang lainnya
Sulfi menghela nafasnya dan ia langsung merebahkan tubuhnya kembali di atas tempat tidur
Marshall mematikan lampu kamar dan meminta Sulfi untuk segera tidur. Ia pun juga lekas merebahkan tubuhnya di sofa bed yang ada di ruang keluarga
"Apa dia benar kekasih Hatta? Tetapi bukankah Hatta akan menikah dengan Ratih? Apakah Hatta yang lain?" Marshall yang sudah mengantuk langsung memejamkan matanya
Jam menunjukkan pukul dua pagi dimana Sulfi ingin buang air kecil
Sulfi bangkit dari tempat tidur dan mencoba berjalan pelan-pelan menuju ke kamar mandi
Di dalam kamar mandi, Sulfi melihat wajahnya yang lebam karena pukulan dari Rio
Sulfi tidak menyangka jika Rio akan melakukan hal ini kepada dirinya
Setelah dari kamar mandi, Sulfi kembali ke kamar dan saat berjalan menuju kamarnya. Ia melihat Marshall yang sedang tertidur pulas
"Maafkan aku Om yang malah merepotkanmu" ucap Sulfi
Disaat ia akan melangkahkan kakinya tiba-tiba Marshall menarik tangannya dan langsung memeluk tubuh Sulfi
Sulfi langsung menutup mulutnya saat Marshall memeluknya
"O-om..." Sulfi mencoba melepaskan tangan Marshall yang sedang memeluknya dan ia pun langsung pasrah ketika tenaganya tidak kuat
Akhirnya Sulfi memutuskan untuk kembali tidur dengan Marshall yang memeluk tubuhnya
Matahari sudah bersinar terang dan Marshall sangat terkejut ketika melihat Sulfi yang ada disampingnya
"K-kenapa dia bisa tidur disini?" gumam Marshall sambil menatap wajah Sulfi yang sedang tertidur pulas
Melihat Sulfi yang akan membuka matanya, Marshall kembali merebahkan tubuhnya dan berpura-pura tidur
Tak berselang lama Sulfi membuka matanya dan ia melihat Marshall yang masih tertidur
Sulfi lekas bangkit dari sofa bed dan ia mengambil handuk
Walaupun dengan kaki yang masih sakit, Sulfi berjalan perlahan-lahan untuk ke kamar mandi
Melihat Sulfi yang sudah masuk ke kamar mandi, Marshall lekas mengambil pakaiannya agar dipakai sementara untuk Sulfi
Setelah itu ia langsung keluar untuk mencari sarapan pagi yang ada di dekat apartemennya
Sulfi yang baru saja selesai mandi langsung keluar dan ia melihat pakaian yang sudah disiapkan oleh Marshall di atas tempat tidur
"O-om Marshall sudah bangun? Dimana dia sekarang?" Sulfi tidak menemukan keberadaan Marshall dan ia lekas memakai kemeja milik Marshal
Setelah itu ia membersihkannya tempat tidur dan seluruh ruangan yang ada di apartemen Edward Marshal
Sesekali ia meluruskan kakinya yang masih terasa sakit
Satu jam kemudian, Marshall membuka pintu dan melihat apartemennya sudah bersih dan rapi
"Om darimana saja?" Tanya Sulfi dengan wajah yang khawatirkan
Marshall memapah tubuh Sulfi dan mengajakku ke ruang makan
"Ayo kita sarapan dulu dan maaf Om tidak pamit tadi" Marshall lekas mengambil piring dan sendok
Ia membuka dua bungkus nasi pecel dan beberapa lauk lainnya
"Ini tas dan ponsel kamu..." ucap Marshall yang ternyata tadi ia mampir ke rusun untuk mengambil barang-barang Sulfi
Ia juga meminta anak buahnya untuk segera memindahkan barang-barang Sulfi ke apartemen yang baru saja ia beli
"O-om, aku tidak bisa menerima apartemen yang Om belikan" ucap Sulfi yang langsung menolak pemberian Marshall
Marshall meminta Sulfi untuk memilih tinggal di apartemen ini atau apartemen yang baru dibeli olehnya
Sulfi tidak bisa menjawab dan ia melanjutkan makannya
Setelah selesai makan, Marshall mengatakan kalau akan mengantarkan Sulfi ke kota M setelah ia pulang kerja
"Kamu istirahat dulu dan jangan kemana-mana" ucap Marshall
Sulfi menganggukkan kepalanya dan ia kembali berjalan menuju ke kamar
Ia mengambil ponselnya dan melihat aplikasi hijau dimana Hatta tidak menghubunginya sama sekali
"Apa Mas Hatta sibuk ya atau sakit?" Sulfi langsung menghubungi kekasihnya itu
Hampir tiga kali Sulfi menghubungi Hatta dan hanya terdengar nada dering
Sulfi pun memutuskan untuk tidak menelpon dan tidak mengirimkan pesan
"Pasti Mas Hatta akan terkejut ketika melihat aku ada disana" ucap Sulfi yang ingin memberikan kejutan kepada kekasihnya itu
Hubungan Sulfi dengan Hatta sudah masuk usia 2 tahun
Sulfi masih mengingat jelas bagaimana Hatta menyatakan cintanya di terminal kota M
Saat itu hati Sulfi sangat bahagia ketika Hatta yang seorang mahasiswa tampan dan pintar bisa menjadi kekasihnya
Tok
Tok
Tok
"Sulfi, aku berangkat kerja dulu. Jangan kemana-mana" ucap Marshall yang sudah bersiap untuk berangkat ke kantor
"Iya Om"
Marshall pun langsung keluar dari apartemen dan segera melajukan mobilnya menuju ke kantor
Setelah Marshall berangkat kerja, Sulfi memutuskan untuk menonton film Korea kesukaannya
Disaat sedang menonton film, perasaan Sulfi menjadi tidak enak
"Kenapa perasaanku tidak enak ya, padahal tadi tidak apa-apa" ucap Sulfi
Ia pun memutuskan untuk mematikan tv dan langsung memejamkan matanya
Jam menunjukkan pukul 4 sore dimana Marshall yang baru saja pulang kerja.
Sulfi yang baru saja mandi langsung keluar dari kamarnya
"O-om...." panggil Sulfi yang tiba-tiba langsung memeluk tubuh Marshall
"A-ada apa? Kamu kenapa?" Tanya Marshall yang kemudian mengajak Sulfi untuk duduk dan menanyakan apa yang terjadi
Sulfi mengatakan kalau perasaannya tidak enak sama sekali
"Apa bisa kita berangkat sekarang Om? Hatta, aku hubungi tidak bisa. Aku takut kalau..."
Marshall langsung menganggukkan kepalanya dan ia akan mengantar Sulfi ke Kota M
Sebelum berangkat, Marshall meminta Sulfi untuk menunggunya sebentar karena ia harus mandi dan menyiapkan pakaiannya
Sulfi pun juga segera menyiapkan pakaian dan tasnya yang akan ia bawa ke kota M
Beberapa menit kemudian Marshall telah selesai mandi dan segera ia mengajak Sulfi untuk berangkat ke kota M
Marshall langsung melajukan mobilnya menuju ke kota M
"Om, pernah ke kota M?" Tanya Sulfi
"Kota M tempat kelahiran orang tua Om dan Om juga punya keluarga disana" Jawab Marshall
Marshall juga mengatakan kalau akan mengajak Sulfi ke rumahnya
Sulfi tidak menyangka jika Marshall juga asli Kota M dimana Hatta juga lahir di sana juga
"Tidurlah, nanti Om bangunkan kalau sudah sampai" ucap Marshall
Sulfi menganggukkan kepalanya karena ia tahu butuh waktu lima jam untuk menuju ke kota M
Melihat Sulfi yang sudah tertidur, Marshall fokus menyetir mobilnya
Marshall memutuskan untuk lewat jalan tol saja agar lekas sampai di kota M
Jam menunjukkan pukul sepuluh malam dimana mereka telah sampai di kota M
"Mau langsung ke rumah nenek atau ke hotel?" Tanya Marshall
"Ke rumah nenek saja Om, aku kesini kan mau ke rumah nenek" jawab Sulf
Marshall pun lekas mengantarkan Sulfi ke rumah neneknya yang ada di jalan Anggrek
"Rumah nenek kamu di jalan Anggrek? Memang siapa nama nenek kamu?" Tanya Marshall yang penasaran
Sulfi langsung menjawab kalau neneknya bernama Kedasih
"Jadi kamu cucu nenek Kedasih penjual kain batik?" Marshall sudah kenal dengan nenek kedasih yang rumahnya tak jauh dari rumah orang tuanya dulu
Sulfi menganggukkan kepalanya dan ia mengatakan kalau benar dirinya adalah cucu dari nenek Kedasih
Tak lama kemudian mereka telah sampai di depan rumah nenek kedasih
Sulfi langsung mengetuk pintu rumah, mendengar suara ketukan pintu. Nenek kedasih langsung membukanya
"Nenek...." Sulfi langsung memeluk tubuh neneknya
Nenek Kedasih sangat terkejut dengan kedatangan cucunya yang secara tiba-tiba
"Wajah kamu kenapa? Dia siapa?" Tanya Nenek Kedasih
"Nenek, satu-satu kalau tanya. Ayo nek kita masuk ke dalam" Sulfi menggandeng tangan nenek Kedasih
Kemudian Marshall masuk sambil membawa tas milik Sulfi
"Nenek, apa masih kenal aku?" Marshall mencium tangan nenek Kedasih
Nenek Kedasih menatap wajah Marshall yang sepertinya tidak asing
"K-kamu putranya Dina?" Tanya Nenek Kedasih
Marshall menganggukkan kepalanya dan mengatakan kalau ia memang putra dari Dina
Sulfi memandang wajah Marshall yang ternyata mengenal nenek Kedasih
Karena sudah malam, Marshall lekas berpamitan kepada Nenek Kedasih dan Sulfi
"Lekas tidur, jangan lupa minum obatnya. Aku besok pagi kesini lagi" ucap Marshall
"I-iya Om...."
Marshall melajukan mobilnya menuju ke rumahnya yang letaknya tidak jauh dari rumah nenek Kedasih
Setelah masuk ke dalam, nenek Kedasih meminta Sulfi untuk lekas istirahat
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!