NovelToon NovelToon

Bahagia Milik Bunda

Bab 1. Trauma Kembali

Plakkk....

Sakit dan panas pipi ini karena tamparan suamiku, namun sepertinya lebih sakit hati ini dibandingkan pipi ini.

"Aku sudah sangat sabar selama ini bersamamu hanya demi anak " jeritku sambil menahan rasa panas dipipi ini akibat tamparannya.

Dia pikir kali ini aku akan diam menghadapi sikapnya yg sangat memuakkan, seperti biasanya kalau dia sedang marah dan emosi karena sudah melakukan kekerasan secara fisik.

Sebelumnya aku masih bersabar disaat dia emosi dan marah, dan hanya menyerang mentalku namun kali ini tdk ada toleransi lagi sudah menyentuh fisik aku.

Entah karena sudah sangat bosan dengan kelakuannnya, sehingga diriku sudah tidak bisa mengontrol lagi untuk teriak dan histeris didepannya dan didepan anak-anakku.

"Dasar perempuan tidak tau diri hanya tinggal dirumah, dan kalau bukan aku kalian tidak makan semua" balas suamiku teriak sehingga membuat anak-anak menangis dan ketakutan sambil mereka bertiga memelukku.

"Astagfirullah Al Adzim" ucapku...kata-kata itu yang selalu keluar dari mulut suamiku ketika dia marah, dan kata-kata itu secara tidak langsung sudah membekas sehingga membuat hati ini begitu sakit.

Demi menjaga kewarasanku saat ini dimana tamparan dia tadi membuka kembali trauma aku dimasa lalu, yang sangat aku ingin lupakan seumur hidupku, namun karena kejadian barusan membuat aku menjadi seperti orang yang ingin bersembunyi ditempat yg sangat jauh, tapi mengingat ketiga anakku dalam pelukanku aku berusaha kuat, untuk mencoba menenangkan diriku sendiri dengan istigfar beberapa kali sambil menarik nafasku dalam dalam.

"Ayo sayang kita kekamar" sambil merangkul ketiga buah hatiku aku membawa mereka kekamar, karena aku sadar kejadian tadi pasti telah membuat trauma pada diri anak-anakku.

Aku merasa kembali kepuluhan tahun kebelakang, dimana kejadian yangg hampir sama yang dilakukan oleh kedua orang tuaku sehingga efek dari kejadian itu adalah trauma yang aku bawa hingga saat sekarang.

"Gala bantu Bunda ya nak untuk menenangkan adik-adikmu ya bunda masih mau bicara sama Ayah" kata aku kepada anak tertuaku, yang sejak kejadian tadi dia hanya diam sambil memeluk aku sangat kuat, namun tatapan kebencian pada matanya terlihat disaat dia melihat Ayahnya setelah menampar diriku.

"Iya Bunda nanti Gala yang menenangkan Rumi dan Al...Bunda tidak usah lagi ketemu Ayah, nanti Ayah memukul Bunda lagi..hiks...hiks" kata anakku sambil terisak.

"Ya Allah nak segitu sayangnya kamu sama Bunda, sampe melarang bunda untuk keluar menemui ayahmu" jawabku lirih.

"Bunda disini saja sama kaka sama adek, pintunya dikunci saja Bunda adek takut...hiks...hiks" kata Rumi sambil menangis

Dengan menguatkan hati ini aku sambil tersenyum memeluk dan mencium satu persatu anak-anakku, agar mereka merasa tenang dan tidak takut lagi.

"InshaAllah Bunda bisa menjaga diri sayang...kaka Rumi sama adek Al ditemani bobo dulu ya sama kaka Gala, nanti Bunda kembali lagi temani kalian semua disini bobo" ucapku sambil tersenyum berusaha membuat perasaan anak-anakku tenang kembali.

"Iya Bunda tapi kalo Ayah jahat lagi sama bunda,bunda teriak saja ya biar Gala bisa cari pertolongan" kata anak tertuaku

MasyaAllah sampai segitunya pemikiran anakku yang mana masih berumur 8 tahun, tapi sudah harus terpaksa menjadi dewasa pikirannya dikarenakan perilaku Ayahnya.

"Iya sayang Bunda akan jaga diri dan akan secepatnya kembali masuk kesini ya" jawabku sambil mengelus kepala anak tertuaku.

Sebenarnya diri ini ingin sekali menangis histeris, namun aku sadar ada perasaan anak-anak yang harus saya jaga.

Setelah aku mencium satu-satu anak-anakku aku keluar untuk menemui Suamiku .

Sesampai diruang keluarga aku sudah tak menemukan suamiku lagi, entah dia keluar atau berada dikamar kami.

Aku ingin menenangkan diriku dulu sebelum mencari keberadaan Suamiku, dengan menuju kedapur untuk mengambil air dingin dikulkas setidaknya bisa memberikan efek dingin dan tenang setelah meneguknya hingga tandas.

Ini bukan kali pertama kami ribut namun ini yang paling parah, karena Suamiku sudah main fisik ke aku.

Kalau kemarin-kemarin aku masih bertahan karena hanya kata-kata kasar yg slalu terlontar dari mulutnya dan menekan mentalku namun kali ini aku sudah menyerah karena bukan hanya mentalku saja yg sakit sekarang tapi sudah ke fisik aku.

Setelah agak tenang kembali pikiranku ke awal mula kejadian tadi terjadi.

Sehabis makan malam tadi bersama, anak-anak aku mengajak anak-anak ke ruang keluarga untuk menonton tv, karena kebetulan kaka Gala anak tertuaku besok hari sabtu ndak sekolah jadi bisa santai malam ini.

Sementara kami asyik nonton tv aku mendengar suara motor Suamiku datang, aku langsung berdiri dan pergi kedepan untuk membuka pintu.

Namun pada saat pintu terbuka tiba-tiba suamiku masuk dengan sangat cepat, tanpa memberi salam  sehingga membuat aku kaget dan agak mundur kebelakang, karena hampir saja diriku terjatuh seandainya aku tak memegang tembok dibelakang pintu.

"Astagfirullah...ayah bisa tidak klo masuk rumah itu beri salam  "kataku sambil memegang dadaku karena kaget.

"Ndak usah bicara kamu disitu aku lagi pusing" sahutnya dengan suara cukup keras sehingga membuat ketiga anakku yang lagi nonton sangat kaget.

"Loh kamu yang buat kaget tidak ucap salam malah pake marah-marah lagi ke aku"ucapku lagi

"Trus mau kamu apa heh" bentuknya lagi

Ketiga anakku sudah mendekat kearah kami, sehingga aku berusaha untuk tidak meladeni lagi ucapan suamiku, karena aku tidak mau anak-anakku melihat kami bertengkar lagi dan lagi.

"Ayok nak kita nonton lagi didalam" ajakku ke anak-anak

Namun tiba-tiba suamiku menahan tanganku sambil dia mencengkram sangat kuat hingga membuat tanganku sakit.

"Kamu mau kemana heh" teriaknya lagi

Aku langsung berbalik dan berusaha melepaskan tanganku dari cengkramannya

"Aku mau kedalam Ayah bersama anak-anak" jawabku pelan karena aku tidak mau bertengkar didepan anak-anak

"Siapa yang suruh kamu kedalam...aku belum selesai sama kamu ya" bentaknya lagi

"Ayah kita selesaikan nanti dikamar...aku bawa anak-anak dulu ke kamarnya" jawabku pelan sambil menahan emosi aku juga saat ini, karena kalau bukan aku yang mengalah untuk meredam maka efeknya ke anak-anak.

"Tidak ada nanti-nanti ya ... aku mau kamu dengar ya, tidak usah terlalu banyak omong kalau aku pulang, terserah aku mau begini kek mau begitu bukan urusan kamu, dan satu lagi tidak usah slalu bertanya kenapa aku selalu telat pulang, karena itu bukan urusan kamu" katanya dengan sangat ketus

Aku langsung menatap suamiku dengan tajam, karena aku jg sudah tersulut emosi karena tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba saja main marah- marah didepan anak-anak pula

" Ayah aku tidak pernah merasa banyak omong ya...aku hanya bilang bisa tidak ucap salam dulu baru masuk, dan wajarlah aku bertanya kenapa telat pulang, karena aku istrimu yang meghawatirkan kenapa suaminya belum pulang padahal sudah lewat jam kerja" jawabku juga dengan keras seakan lupa klo anak-anak masih ada bersamaku.

Plakk....

Tiba-tiba saja tamparan itu melayang ke pipiku....

Bab 2. Keputusan

Setelah merasa agak tenang, aku melangkahkan kaki ini ke kamar untuk melihat apakah suamiku ada disana atau tidak.

Ceklek....perlahan aku membuka pintu kamar dan melihat kedalam, apakah dia ada di dalam atau tidak, namun ternyata dia tak berada didalam kamar.

Aku mencoba melihat ke luar apakah motornya ada atau tidak, dan ternyata tidak ada, berarti dia keluar lagi setelah dia menamparku tadi.

Aku kembali ke kamar kami dan mencari hp ku  yang sejak tadi entah disimpan dimana, dan ternyata hp ku berada di nakas....segera kuambil, dan melihat apakah ada pesan atau telpon yang masuk, dan ada satu chat dari sahabatku astrid yang mau memesan puding untuk acara arisan di komplek perumahan nya.

Selama aku memutuskan berhenti bekerja, aku coba usaha jualan puding secara online, karena aku sangat suka dan banyak yg suka puding buatanku. Semua ini aku kerjakan  semata-mata karena aku ingin punya penghasilan sendiri lagi, selama aku sudah tidak bekerja dan sebenarnya hal yang paling mendasar kenapa aku harus jualan seperti ini, dikarenakan suamiku tidak pernah memberiku sama sekali uang setiap dia gajian....

Ya memang kebutuhan rumah tangga, anak-anak semua dia penuhi dengan dia yg melakukan semua membelanjakan keperluan rumah dan anak-anak...aku hanya memasak sesuai bahan yang sudah dia beli dan siapkan....miris tidak ya???

Jangan ditanya apakah aku dikasih uang pegangan atau untuk sekedar jajan anak- anak jawabnya NO....jadi kalo anak- anak minta jajan kadang aku mau nangis melihat anak-anakku seperti itu makanya aku inisiatif jualan online puding dengan modal yang aku pinjam sama sahabatku astrid sebesar Rp. 500.000.

Alhamdulillah dengan modal segitu, aku bisa menyimpan sedikit demi sedikit keuntungan jualanku untuk keperluanku dan jajan anak-anakku.

Aku melihat jam masih pukul 21.00 kayaknya sahabatku belum tidur jadi aku ingin menelponnya....aku mengambil hp ku yg kuletakkan kembali di nakas.

Panggilan pertama tidak diangkat, aku coba telpon kembali dan akhirnya diangkat juga...

"Assalamu alaikum As" kataku kepada sahabatku aku memanggilnya As

"Waalaikum salam....tumben nih kamu telpon malam-malam begini rin" jawabnya...ya dia memanggilku arin dengan dia singkat rin

"Jangan bilang kamu habis bertengkar lagi sama cintamu itu" jawabnya lagi

Ya dia slalu mengejek aku dengan mengatakan suamiku adalah cintamu.

Dan kepada astrid lah aku slalu membagi kelu kesahku, yang mana aku tidak tahu mau ke siapa untuk berbagi cerita karena aku tidak mau membebani ibuku untuk masalahku.

Astrid tahu persis seperti apa watak dan sifat suamiku dan perlakuannya kepadaku, dan dia selalu mengatakan ke aku untuk pisah saja, dari pada menderita dan makan hati hidup dengan laki-laki seperti itu kata dia.

"Kamu seperti cenayang saja As kok tahu saja kalau aku habis bertengkar lagi, dan hiks...hiks ini yg paling parah As" kataku sambil menangis karena sudah tidak tahan mengingat kejadian tadi, dan masih terasa sakit sampai sekarang dimana suamiku menamparku.

"Hey Rin kamu kenapa menangis...memang nya cintamu apakan kamu sampe kamu menangis dan bilang ini yg paling parah"

"Aku ditampar As hiks...hiks...didepan anak-anak" jawabku sambil menangis

"Astagfirullah....ini sudah KDRT rin tidak bisa dibiarkan...kamu itu terlalu sabar sama cintamu yang tidak tahu diri itu, kan sudah sering saya bilang tinggalkan saja lelaki itu tapi kamu nya yg masih mau bertahan demi anak-anak alasanmu" jawab Astrid sambil marah-marah

"Ksmu harus bersikap tegas rin jangan slalu mau dihina, dan dibuat sakit hati memang enak.... iya kali klo makan hati ayam sama hati sapi memang enak, ini makan hati karena lelaki sok dan pelitnya naudzubillah, ditambah udah kasar lagi karena sudah berani main tampar" jawab Astrid lagi dengan suara yang sudah naik 1 oktaf karena emosi

"Iya As kali ini keputusan aku sudah bulat buat tinggalkan dia, dan tadi aku sudah pikir semuanya, tapi aku masih tetap butuh bantuanmu lagi untuk mengurus kepindahan sekolah kaka Gala dulu, sebelum aku meninggalkan kota ini kebetulan kan kaka Gala sebentar lagi ujian kenaikan kelas, jadi aku bisa membawa semua anakku pergi"jelasku

"Terus kamu mau pergi kemana rin?"

"Aku akan ke suatu tempat disana ada keluarga yang mau membantuku, karena kalo aku masih di kota ini dia pasti menemukan ku dan anak-anak....aku mau menghilang dari peredarannya sehingga aku bisa hidup tenang dan masih waras"

"Memangnya kamu mau pergi dengan status masih istri dia rin?"

"Tidak lah As aku akan mengurus dulu semuanya disini, sambil tunggu kaka Gala selesai ujian trus aku pergi biarlah nanti keputusan sidang tanpa aku disini juga mungkin bisa"

"Aku mau foto dulu bekas tamparan dia, kali aja bisa jadi bukti dipengadilan, karena kalo mau visum sekarang kayaknya tidak bisa As, karena aku tidak bisa meninggalkan anak-anak dan ini sudah malam" jelasku lagi

"Kan masih bisa besok Rin tidak apa-apa itu" kata Astrid

" Ya sudah besok aku antarkan kamu untuk visum setelah kaka Gala kesekolah" kata Astrid lagi

" Iya deh As terima kasih ya sudah mau bantu aku lagi...hanya kamu saja sekarang orang yang paling dekat sama aku...yang selalu membantu aku disaat susah dan mau slalu dengar keluh kesahku" ucapku

"Apa sih kamu Rin tidaj usah merasa begitu, kita sahabat rasa saudara dan siapa lagi heh yang mau bantu kamu, sekarang semua sudah menjauh darimu baik itu keluarga kamu sendiri" kata astrid

Ya memang betul kata Astrid semua telah menjauh disaat sudah tak punya apa-apa lagi, hanya keluarga inti yaitu ibu dan adik-adikku yang masih kadang membantu, tapi aku tdk mau lagi merepotkan mereka, karena aku tak mau mereka mengetahui masalah aku ini dan rencananya aku juga nanti pergi tidak akan bilang ke mereka.

"Bagaimana dengan ibu dan saudara-saudara kamu rin?apa mereka tau kejadian ini dan rencana kamu untuk meninggalkan kota ini?"kata Astrid lagi

" Aku sudah pikirkan itu As dan keputusan ku tidak akan memberitau mereka...Nantilah kalau aku sudah bisa hidup layak, dan bisa menghasilkan lagi baru aku kabari mereka, karena aku tak mau membebani mereka lagi dan menambah pikiran mereka lagi dengan masalah ini" kataku

" Ya sudah Rin kalau itu sudah keputusanmu saya hanya bisa doakan kamu setelah ini nanti kamu bisa lebih bahagia dan waras bersama anak-anakmu"

"Aamiin...makasih As, kamu memang sahabat rasa saudara ku yang paling mengerti diriku sekarang...btw jadi kan pesan puding nya As?"tanyaku

" memang kamu bisa buat Rin nah kamu lagi pusing begini" kata Astrid

"InshaAllah bisa As kan buat lusa kan...besok dari visum sekalian aku beli bahan nya" jawabku

"Ya sudah kalau kamu bisa Rin....sudah malam kamu istirahat rin, biar besok bisa lebih fresh...aku tutup ya assalamu alaikum"

"waalaikum salam As" jawabku lagi

Setelah menelpon dengan Astrid aku kekamar anak-anak untuk melihat apakah mereka sudah pada tidur atau belum.

Bab 3. Perkara Telur

Pukul 03.00 dini hari Aku terbangun, dan ini sudah menjadi alarm secara alami setiap hari nya, ketika aku terbangun untuk melakukan sholat malam yakni sholat tahajjud.

Kulangkahkan kaki ini ke luar untuk kekamar mandi buat mengambil wudhu.

Dalam sujudku ini, menghadap Sang Ilahi meminta petunjuk agar aku diberikan kemudahan dalam keputusan ku kali ini, untuk berpisah dari Suamiku dan diberi kemudahan dan kelancaran rezeki dalam menghidupi diriku dan anak-anakku kelak.

Setelah melakukan sholat Aku tidak tidur lagi...sambil menunggu waktu sholat subuh Aku ke belakang untuk mencuci pakaian.

Suara masjid didekat rumah sudah terdengar menandakan waktu sholat subuh sudah masuk.

"Akhirnya selesai juga cucian ini...tepat masuk waktu sholat subuh" kataku lirih

Akhirnya aku kekamar mandi untuk mandi dan persiapan untuk sholat subuh...cucianku tadi nanti setelah sarapan baru aku jemur.

Setelah mandi Aku ke kamar untuk berpakaian dan persiapan sholat subuh.

Ceklek...Aku membuka pintu kamarku dan aku melihat didalam ternyata kosong tidak ada suamiku, jadi semalam dia tidak kembali dan aku merasa sudah tidak peduli lagi sekarang.

Aku secepatnya berganti pakaian karena adzan subuh telah berkumandang dan Aku akan membangunkan kaka gala dulu baru aku sholat.

Aku kembali ke kamar anak-anak untuk membangunkan kaka Gala namun sebelum aku masuk ternyata kaka Gala sudah bangun dan bersiap mau mandi.

"MasyaAllah anak gantengnya bunda sudah bangun ya ternyata, padahal bunda baru saja mau bangunkan kaka" kataku

"Sudah dari tadi bunda kaka bangun tapi masih tiduran dulu sambil mengumpulkan nyawa kaka" jawab kaka Gala.

"Ya sudah Nak sekarang mandi ya trus nanti sholat subuh"

"Iya bunda sayang ini kaka sudah mau ke kamar mandi"

"Bunda ke kamar dulu ya nak mau sholat subuh" kataku lagi

Setelah menunaikan sholat subuh aku langsung ke dapur, untuk menyiapkan sarapan dan hari ini hari sabtu jadinya kaka Gala tidak kesekolah, sehingga aku tidak membuatkan bekal untuk hari ini.

Aku buat nasi goreng dan telur dadar untuk sarapan, dan setelah selesai tak lupa Aku buatkan roti bakar buat kaka Gala, karena kalo pagi jagoanku yg sulung tidak suka sarapan nasi, dan aku menyiapkan juga untuk kaka Rumi dan adek Al.

Semua bahan makanan yang Aku gunakan untuk buat makan Aku dan anak-anakku murni Aku beli menggunakan uang pribadi Aku sendiri, dari hasil jualan puding online ku karena Aku sudah sakit hati sekali selalu diberi tahu kalo dia marah yaitu kata- kata yang dia bilang kalo Aku dan anak- anak tidak makan kalo bukan karena dia.

Dia itu sebenarnya tau aturan agama bahwa suamilah tugas nya mencari nafkah, dan memberi nafkah, namun Aku tidak mengerti seolah-olah aku dan anak-anak jadi beban hidup dia.

Setelah semua sudah siap Aku ke kamar anak-anak, untuk melihat kaka Gala lagi buat apa, dan adik-adiknya apakah masih tidur.

Ceklek.....ku buka pintu kamar anak-anak dan kuliat Kaka Gala sudah rapi dengan pakaian rumahan, karena hari ini tidak sekolah sedangkan adik-adiknya belum bangun

"Nak mau sarapan sekarang sama bunda atau tunggu adik-adiknya?" tanyaku ke kaka Gala

" Nanti saja bunda sama adik- adik biar rame " katanya

" Ya sudah kalau begitu bunda ke samping dulu ya sayang mau jemur pakaian yang sudah bunda cuci "

" Iya bunda ini juga kaka mau ke depan beres- beres sama mau menyapu halaman " kata anakku lagi

Sejak kaka Gala umur 7 tahun memang sudah membantuku untuk bersih - bersih rumah, yang mana aku hanya kasih yang ringan- ringan saja seperti menyapu lantai dan halaman rumah, kadang juga dia mau membantu aku mencuci, namun aku tak ijinkan karena menurutku itu masih terlalu berat buat dia, kecuali kalo hari libur sekolah dia mencuci sendiri kaus kaki dan sepatu sekolahnya.

Aku mengajarkan anakku sejak dini untuk mandiri biar kelak dewasa dia bisa membawa dirinya dimanapun dia berada.

"Iya Nak nanti bunda yang pel lantainya setelah kaka sapu ya" jawabku

" Siap bundaku sayang "sambil hormat anakku menjawab

Waktu menunjukkan pukul 06.30 setelah Aku selesai jemur pakaian. Aku segera kekamar anakku untuk melihat adik-adiknya gala apakah sudah bangun atau belum dan ternyata belum bangun.

Akhirnya Aku lanjut saja pekerjaan berberes rumah dengan mengepel lantai yang sudah disapu oleh kaka Gala.

"Akhirnya kelar juga beres-beres rumahnya" kataku

Setelah semuanya kelar Aku kembali kekamar anakku, untuk membangunkan kedua bocahku dan kuliat kaka Rumi sudah mulai membuka matanya namun belum terlalu sadar...Aku mendekat ke ranjang nya dan menyapa nya

" Assalamu alaikum anak cantik nya bunda....sudah bangun nak "

" Sudah bunda " dengan suara khas anak kecil umur 3 thn sambil mengucek matanya

"Enak bobonya nak" tanyaku lagi

"Enak bunda"jawabnya

Akhirnya dengan drama masih malas-malasan, kuajak kaka rumi untuk mandi agar nanti setelah beres kaka Rumi pakaian aku bangunkan adek Al.

Setengah jam kelar mendandani anak cantikku dan waktunya mengurus si kecil karena kaka Gala sudah asyik menonton bersama kaka Rumi.

Aku bangunkan si kecil dengan menciuminya berkali kali, dab akhirnya berhasil si bungsu membuka matanya dan langsung memelukku dan berkata,

" le kum unda (assalamu alaikum Bunda)" kata si bungsu dengan bicara yg belum lengkap pengucapannya.

" Waalaikum salam anak ganteng dan solehnya Bunda "

" Bobonya enak nak "tanyaku lagi

Si bungsu hanya mengangguk kan kepalanya, tandanya dia masih berusaha mengumpulkan nyawanya hehehe

Akhirnya setelah mau diajak mandi, segera kumandikan si bungsu dan memakaikan pakaian, setelah itu aku mengajak semua anakku untuk sarapan.

Sementara kami sarapan Aku mendengar suara motor masuk ke halaman, dan itu pasti Duamiku telah pulang yang entah semalam dia tidur dimana, karena kalo kerumah mertuaku pasti tidak mungkin karena akan di tanya kenapa tidur disini.

Kudengar pintu dibuka dan Aku segera berdiri untuk melihat siapa yang datang, namun belum juga kulangkahkan kakiku ternyata benar suamiku yang datang dan dia sekarang sudah masuk ke dapur.

Aku duduk kembali setelah mengetahui kalo suamiku yang datang, dan lagi lagi tak mengucapkan salam pada saat masuk kerumah...uhhh aku sudah tidak mau menegurnya nanti jadi pertengkaran lagi.

Kucoba menawarkan sarapan padanya...

"Ayah mau sarapan" tanyaku

"Emang kamu dapat uang dari mana bisa beli telur, sedangkan waktu aku belanja tidak beli telur, dan aku tidak ada memberi kamu uang?"tanya sambil menatap tajam kepadaku

Ternyata dia memperhatikan menu sarapan  yang ada dimeja makan, dan melihat ada telur dadar sehingga dia mempertahankan hal itu

Ya memang pada saat dia berbelanja 3 hari yang lalu, tidak ada telur sama sekali dan aku tdk pernah menyentuh belanjaannya sedikit pun.

"Aku ada uang simpanan sedikit kok"jawabku tanpa mau terus terang ke dia klo aku jualan puding secara online.

"Kamu jangan bohong ya...awas kalo Aku tau kamu pinjam uang sama tetangga atau siapa" ancamnya sambil berlalu ke kekamar.

Uffft.....akhirnya dia pergi juga, aku malas bertengkar saat ini.

Aku melanjutkan sarapan bersama anak-anak setelah drama perkara telur tadi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!