Perkenalan antar manusia yang berlawan jenis. Siapa sangka keduanya menyimpan perasaan.
Benar kata pepatah, tidak ada perempuan dan laki-laki murni menjadi sahabat. Pasti salah satunya akan menyimpan perasaan.
Sama halnya dengan Stella dan Rafael. Berawal dekat karena persahabatan, kini menjadi sepasang suami istri.
Rafael mampu membuat hidup Stella terasa sempurna. Sehingga, Stella hampir lupa rasanya susah itu seperti apa.
Tangis haru terlihat dari wajah Stella, atas kelahiran putri-nya yang cantik bagai bidadari.
Rafella, nama anaknya yang di ambil dari Rafael dan Stella.
7 tahun kemudian.
Sejak kehadiran buah hatinya, Stella selalu dilanda rasa kecemasan. Dirinya takut jika sang suami memiliki wanita selain dirinya. Mengingat saat ini dia di sibukkan dengan pekerjaan rumah dan mengurus sang putri yang kini sudah menginjak umur 7 tahun, sehingga Stella sedikit kurang merawat tubuhnya.
Tetapi, dirinya selalu berpikir tidak mungkin suaminya akan berpaling darinya. Selama Tujuh tahun menikah, Rafael tidak pernah menunjukkan perubahan sifatnya.
🍁Malam diruang kerja🍁
Suara ketikan keyboard dan musik latar dari game online mampu menghipnotis sang pemain masuk dalam permainan game tersebut.
Seorang pria yang tengah duduk di depan benda lipat berbentuk kotak segiempat, dengan headset yang terpasang di kedua kuping tidak lain adalah Rafael.
Sosok suami sekaligus ayah yang begitu mencintai sang istri dan juga anak. Selain itu, Rafael sangat menjunjung tinggi arti kesetiaan dalam pernikahan.
Meskipun, Rafael sedikit kecewa karena kehadiran anak laki-laki yang di nantikan belum juga tercapai, hingga akhirnya dia melampiaskan segala kekecewaannya untuk bermain game.
Saat ini Rafael tengah terlibat dalam sebuah permainan multiplayer yang sedang viral. Pria itu tampak asik menikmati setiap permainan nya hingga tak terasa bahwa hari sudah semakin larut.
Dan pada saat dia ingin mengakhiri permainannya tiba-tiba ada notif masuk sebuah pesan chat yang ada di dalam game tersebut. Dengan gesit tangan kekarnya bergerak menekan sebuah gambar pesan, lalu muncul lah Pesan chat dari satu akun yang ikut bergabung dalam grub yang telah dia buat. Kemudian Rafael klik dan menampilkan isi pesan chat tersebut.
Angel : Hai ... namaku Angel.
Rafael : Hai juga, aku Rafael.
Angel : Aku salut banget sama kamu. Seorang gamer baru, tapi ... sudah berada di level atas dan juga mampu mengalahkan pemain yang sudah lama memainkan nya, 😊
Angel memuji kehebatan seorang Rafael dengan mengirimkan sebuah emoticon senyum.
Rafael : Aah biasa aja kok, btw makasih ya.
Angel : Makasih ... dalam hal apa?
Rafael : Ya ... karena kamu sudah memujiku, 😊
Tangan kekar Rafael dengan gesit membalas chat itu kembali, lalu mengirim sebuah emoticon senyum mewakili perasaan nya kini yang tengah berbunga atas pujian dari Angel.
Rafael : Istriku saja tak pernah memujiku seperti itu.
Sambung Rafael tanpa sadar mengetik sebuah pesan yang mengungkap kan isi hatinya.
Angel : Oh itu, sama-sama. Jadi, kamu sudah menikah?
Rafael : Iya, aku sudah menikah. Dan kami juga memiliki seorang anak perempuan yang begitu cantik namanya Rafella. Aku sangat menyayanginya, tapi ...
Angel : Tapi kenapa?
Angel buru-buru membalas chat yang membuatnya tampak penasaran dengan perkataan Rafael yang menggantung.
Rafael : Sayang nya sosok jagoan yang ku dambakan belum hadir di tengah keluarga kecil kami.
Angel : Padahal nih ya menurut aku, baik itu laki-laki maupun perempuan sama saja.
Rafael : Benar, tapi kalau anak pertama laki-laki itu bisa menjadi penerus dan menggantikan posisiku di perusahaan nanti, selain itu kelak dia juga akan jadi perisai untuk adik-adiknya sedangkan kalau anak pertama perempuan apa coba yang bisa di banggakan? Menurutku sih gak ada keunggulan nya sama sekali karena gak mungkin juga anak perempuan bisa memegang sebuah tampuk kepemimpinan tertinggi di perusahan ku, dan dia juga gak mungkin bisa jadi perisai untuk adik-adiknya mengingat langkahnya yang cukup terbatas sebagai perempuan, beda dengan sosok anak laki-laki.
Ungkap Rafael mengeluarkan semua unek-unek nya yang telah lama bersarang di benaknya.
Tapi hari ini entah kenapa Rafael dengan mudahnya mengatakan privasi yang selama ini dia tutup rapat bahkan Stella pun tidak tahu jika Rafael sangat menginginkan sosok jagoan dalam hidupnya.
Toh apa salahnya kalau malam ini dia sekedar berbagi cerita pada Angel yang sebatas seorang partner game online nya. Selama ini juga dia tidak pernah berbuat aneh di belakang Stella, dia selalu setia, dan menjaga perasaan istrinya, pikir Rafael.
Angel : Aku ngerti banget kok perasaan kamu, aku juga ngerasain hal yang sama kayak kamu.
Rafael : Maksud kamu gimana?
Angel : Iya, kamu sudah menikah tapi masih tetap saja tidak mendapatkan sesuatu yang bisa membuatmu happy, sedangkan aku ... Aku masih single, belum menemukan tambatan hati yang cocok untukku, dan aku berharap segera mendapatkan apa yang ku impikan selama ini.
Rafael : Aku benar-benar gak nyangka ternyata di luar sana itu ada orang yang nasib nya sama dengan aku.
Angel : Dengan kita bercerita seperti ini akan membuat perasaan kita tampak lega bukan?
Rafael : Ya, seolah apa yang mengganjal di hati sirna seketika.
Angel : Oh iya Btw, bisa gak kamu ajarin aku gimana cara main game dengan benar dan bisa berada di level atas seperti kamu.
Pinta Angel mengutarakan keinginannya pada Rafael yang memang tidak bisa dia bendung lagi rasa penasarannya.
Kemudian Rafael tanpa berpikir panjang langsung membalas pesan chat Angel, entah kenapa tangan kekarnya secepat kilat mengetik sebuah kalimat yang berhasil membuat bibir Angel tertarik ke belakang menampilkan sebuah lengkungan indah di balik layar.
Rafael : Boleh, 😊
Balas Rafael singkat, lagi dan lagi Rafael mengirim emoticon senyum di dalam chat tersebut seolah hal wajib yang harus dia lakukan, padahal pria itu baru saja berkenalan dengan Angel tapi entah kenapa dia seakan sudah lama kenal dengan sosok wanita tersebut, mendadak dirinya seakan ada rasa nyaman yang menyeruak di dalam benaknya. Sebuah rasa yang tak pernah Rafael rasakan sebelumnya meskipun Stella yang telah menjadi istrinya, akan tetapi Rafael tak mendapatkan hal yang sama dari Stella seperti saat dia bersama dengan Angel.
Apa hal itu benar atau tidak, tak seorang pun yang tahu bagaimana perasaan seorang Rafael yang sangat memegang teguh kesetiaan untuk Stella wanita yang begitu dia cintai, bahkan rela melakukan hal apapun demi kebahagiaan istrinya.
Angel : Thank you, good night, 😊
Angel pun membalas chat Rafael dengan di iringi emoticon senyum, melukiskan suasana hatinya yang mendadak happy telah berbalas chat dengan pria yang dia kagumi.
Rafael : You're welcome, good night too, 😊
Beberapa menit berlalu, sambungan chat pun terputus hingga akhirnya terdengar suara sepatu high hells yang bersentuhan dengan marmer membuat Rafael tahu siapa pemilik sepatu tersebut.
Tak... tok... tak... tok...
Ceklek
Seorang wanita cantik masuk ke dalam sebuah ruangan dimana suaminya berada. Wanita itu menyapu pandang ke seluruh ruangan. Seketika pandangannya tertuju pada sosok pria yang tengah sibuk dengan benda lipatnya.
"Sayang, kamu sedang apa?" Stella menghampiri Rafael menyentuh bahu lebar suaminya.
"Mmm ... ini sayang aku lagi mengkroscek beberapa berkas yang di kirimkan Roni padaku." Bohong Rafael yang baru saja selesai berbalas chat dengan Angel.
"Oh gitu, sudah selesai belum?" Tanya Stella yang kemudian duduk di kursi tepat di hadapan suaminya.
Bukannya menjawab, tapi kedua netra Rafael bergerak kesana kemari, entah hal apa yang sedang dia cari di dalam benda lipatnya itu dengan tangan kekarnya yang terus menari nari diatas keyboard sebelum akhirnya Rafael mematikan benda lipatnya, lalu menyimpannya di atas meja kerjanya.
"Sayang, ayo kita tidur!" Rafael menatap wajah cantik istrinya yang kini ada di hadapan nya.
Mereka berdua pun akhirnya keluar meninggalkan ruangan tersebut menuju kamarnya.
🍁Kamar Rafael🍁
"Mas, kamu akhir akhir ini kok sibuk banget sih?" Tanya Stella menelisik wajah suaminya yang kini sudah berada di atas ranjang dengan posisi keduanya saling bersitatap.
Rafael menghela nafas berat. "Iya sayang ... maaf ya, karena Minggu ini banyak banget kerjaan Mas di kantor." Rafael yang berbohong, terus mencoba meyakinkan sang istri.
"Tapi kan gak harus selarut ini kamu menyelesaikan kerjaan kantor, Mas kan bisa menyuruh Roni untuk menghandle semuanya." Protes Stella yang kurang puas dengan alasan suaminya.
"Iya, Sayang. Mas minta maaf ya. Udah dong jangan ngambek gitu entar cantiknya hilang loh." Goda Rafael sembari mencolek dagu Stella, lalu dengan cepat Rafael mendaratkan bibir nya di bibir ranum istrinya.
Stella pun membalas ciuman tersebut, ciuman yang awalnya lembut berubah menjadi liar dan saling menuntut, hingga terciptalah permainan hangat yang menggairahkan di antara mereka berdua.
"Mas Rafael ..."
.
.
.
🍁Bersambung🍁
Pagi itu sinar mentari masuk menerobos lewat celah-celah tirai yang tidak tertutup rapat, membangunkan Stella yang berada di pelukan Rafael. Dengan pelan Stella menyingkirkan tangan kekar yang berada di atas perut rampingnya, beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah itu Stella membangunkan Rafael yang masih terlelap di atas ranjang king size nya.
"Mas, ayo bangun. Ini sudah jam 6 pagi." Ucap Stella membangunkan suaminya.
"Mas Rafael ... ayo bangun, kasihan Rafella jika menunggu lama di meja makan."
Omelan Stella setiap pagi bagaikan melodi merdu di telinga Rafael. Terkadang Rafael rindu jika tidak mendengar omelan dari istri cantiknya.
"Five minute, Sayang," sahut Rafael dengan suara parau nya.
Kemudian pria itu menarik selimut menutupi tubuhnya hingga ke leher.
"Baiklah, lima menit lagi aku akan kembali dan kamu harus sudah bangun. Aku akan melihat Rafella dulu." Stella berucap lalu mengayunkan langkahnya keluar dari ruangan mewah itu.
Kaki jenjangnya berjalan menuju kamar putrinya yang berada di seberang kamar miliknya.
Ceklek
Stella mengedarkan pandangannya dimana saat ini dia sudah berada di kamar Rafella, tampak putrinya sudah rapi dengan seragam sekolah yang membalut tubuh mungil tersebut serta tas ransel yang berada di belakang punggungnya.
Sudut bibir wanita itu tertarik ke belakang menatap wajah sang putri. "Sudah siap sayang?" Tanya Stella pada putrinya yang sedang berdiri tepat di hadapannya setelah memakai sepatu.
"Sudah Mom, ayo kita turun." Jawab Rafella sembari menarik jemari tangan Mommy nya.
"Sayang, kamu turun dulu ya! Mommy mau ke kamar nyusul Daddy." Seru Stella pada anaknya yang kemudian mendapat anggukan dari putrinya.
"Siap Mom, Rafella tunggu di bawah ya." Rafella berucap sambil meletakkan tangannya ke samping kepala. Layaknya seseorang memberi hormat.
Stella tersenyum melihat putrinya yang seakan mengerti dengan apa yang di inginkan nya. Setelah kepergian putrinya, wanita itu kembali melangkahkan kaki jenjangnya masuk ke dalam kamar.
Seketika pandangannya tertuju pada sebuah ranjang dimana sang suami yang masih bergelut di bawah selimut yang menutupi tubuh kekarnya.
"Astaga! Mas, ternyata kamu belum bangun juga." Marah Stella sembari menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan suaminya yang masih terlelap dalam mimpi indahnya.
Dia kira suaminya yang meminta waktu 5 menit akan segera membersihkan diri dan setelah dia kembali ke kamar berharap sang suami sudah siap dengan memakai baju kerja, ternyata jauh dari ekspetasinya. Justru Rafael masih setia berada di atas ranjang.
Stella berjalan mendekat ke arah suaminya sembari menyibak selimut yang menutup tubuh Rafael. "Sayang, ayo bangun. Rafella sudah menunggu di bawah, kasihan dia kalau terlambat berangkat ke sekolah."
"Iya-iya, aku bangun." Ucap Rafael dengan kedua mata yang terbuka lebar.
Pandangan pertama yang di lihat oleh Rafael adalah sosok istri yang begitu cantik. Kulit mulus nan bersih di balut dengan dress favorit bermotifkan Menara Eiffel. Rafael kembali teringat di saat dirinya memilih sebuah dress untuk istrinya saat berada di luar kota sebagai hadiah kecil.
Rafael beranjak turun dari ranjang dan merenggangkan ototnya yang terasa kaku. Kepalanya terasa berdenyut efek kurang tidur akibat olahraga semalam bersama istrinya.
"Morning kiss, Sayang."
Rafael menyodorkan wajahnya sembari menempelkan telunjuk nya di pipi kanan, sebagai tanda meminta untuk di kecup.
"Cup." Tanpa menunggu lama Stella mendaratkan kecupan di pipi kanan Rafael karena dia tidak ingin putrinya menunggu lama di meja makan.
"Sudah, ayo sana cepat mandi."
Stella mendorong tubuh atletis suaminya yang saat ini sudah bertelanjang dada menyisakan celana boxser saja.
"Cup."
Buru-buru Rafael mengecup bibir ranum Stella, kemudian berlari kecil menuju kamar mandi.
"Ih, Mas Rafael. Mesum deh!" Teriak Stella, kedua matanya melotot menatap punggung suaminya yang beberapa saat hilang dari pandangan nya.
"Biarin aja, mesum sama istri sendiri, nggak masalahkan!" Sahut Rafael dari dalam kamar mandi sembari terkekeh membayangkan wajah Stella yang memerah akibat ulahnya.
Stella menggerutu melihat sikap Rafael yang selalu terlambat bangun, berujung dia yang terus menerus berkicau setiap pagi untuk membangunkan suaminya.
10 menit kemudian Rafael keluar dengan keadaan bertelanjang dada. Balutan handuk yang melilit di pinggangnya, sehingga nampak otot perut seperti roti sobek. Di ambilnya pakaian yang telah di siapkan sang istri di tepi ranjang.
Stella mendekat membantu Rafael mengancing kemeja serta memasang dasi yang sudah dia ikat di leher suaminya. Setelah selesai mereka berdua keluar dan turun menuju meja makan. Terlihat jelas raut wajah kesal dari Rafella yang tengah duduk menunggu kehadiran kedua orang tuanya.
"Morning Princess." Sapa Rafael mencium puncak kepala putrinya. "Kenapa cemberut, hm?"
"Dad, coba lihatlah jam berapa ini sekarang." Jawab Rafella menggerutu seraya menunjuk dengan dagu yang terangkat ke arah penunjuk waktu yang terpajang sempurna di atas dinding.
"Pokoknya Daddy harus tanggungjawab, Rafella gak mau terlambat!" Imbuh Rafella yang tengah merajuk.
"Iya, Dad tahu. Maafkan Dad, sudah ayo sarapan. Habiskan makanan nya, setelah itu Dad yang akan mengantarmu ke sekolah."
Tak lama kemudian setelah selesai sarapan, Stella mengantar suami dan putrinya menuju pintu utama.
"Sayang, aku berangkat dulu ya. Kamu hati-hati di rumah." Rafael mengecup kening istrinya.
"Iy, Sayang ... kamu juga hati-hati ya. Oh iya, nanti kamu pulang seperti biasa kan?" Stella menatap lekat wajah Rafael, sedangkan di depan mansion sudah ada Roni sang asisten yang sedari tadi setia menunggu bos nya di luar.
"Aku usahakan pulang tepat waktu Sayang." Balas Rafael sembari membelai pipi mulus Stella.
"Dad, ayo berangkat. Oh, come on Mom ... ijinkan Dad berangkat sekarang!" Teriak Rafella dari dalam mobil, menunggu sang Daddy yang masih memeluk Mommy nya.
Mendengar teriakan putrinya sontak mereka berdua mengurai pelukan nya. Kemudian sedikit mengalihkan pandangan nya ke arah Rafella, sebelum kemudian Rafael masuk ke dalam mobil. Roni segera melajukan mobil meninggalkan mansion.
Stella melangkah kembali masuk ke dalam mansion. Kakinya membawa langkahnya menuju ke kamar, rencananya hari ini Stella akan belanja bulanan mengingat stok makanan di kulkas sudah menipis.
🍁Kantor Rafael🍁
2 Jam berlalu.
Setelah Rafael yang telah usai berkutat dengan setumpuk berkas di meja nya. Kini dirinya tengah merilekskan otaknya sejenak dengan membuka aplikasi game miliknya, dan ternyata ada sebuah chat masuk dari sebuah akun yang semalam telah menemaninya, mendengarkan segala keluh kesah yang menghinggap di benaknya.
Angel : Hai, apa kabar?
Rafael : Baik, kamu sendiri?
Angel : Baik juga. Oh iya, jadi kapan nih kamu mulai mengajariku bermain game?
Rafael : Sekarang juga bisa, itu pun kalau kamu mau.
Angel : Wah, mau banget dong. Tapi ... apa kamu gak sibuk ya hari ini.
Rafael : Enggak, kebetulan kerjaan ku udah selesai kok, jadi gimana?
Angel : Oke, siapa takut. Emang siapa sih yang mau nolak di ajarin seorang gamer sehebat kamu, 😍
Angel : Dan aku yakin selain kamu hebat, pasti kamu sosok pria yang tampan, lembut dan penuh perhatian. Selain itu di mata aku kamu itu terlihat sempurna banget deh pokok nya, beruntung ya istri kamu dapat suami seperti kamu.
Puji Angel dengan penuh keyakinan tinggi yang berhasil membuat Rafael terbang tinggi ke luar angkasa, untuk sekian kalinya Angel terus memuji Rafael pria yang baru semalam dia kenal, tanpa mengetahui wajah sebenarnya dari pria tersebut.
Entah kenapa tiba-tiba Angel sangat mengagumi sosok Rafael, mengklaim bahwa Rafael adalah sosok pria yang sempurna, bahkan dia terlihat begitu tertarik dengan apa yang di miliki oleh sosok Rafael meskipun dia tahu bahwa kenyataan nya Rafael bukan pria lajang seperti yang dia bayangkan sebelumnya.
Sementara di balik layar, Rafael tergelak membaca setiap pesan yang di kirimkan oleh Angel kepadanya di iringi dengan seulas senyum yang terbit dari bibir tipisnya.
Rafael : Sudahlah berhenti memujiku, sekarang perhatikan setiap kata yang di bawah ini.
~Misi harian~
Exp card gunakan exp card agar level game bisa bertambah dengan cepat.
Top up diamond membeli agar bisa mendapatkan exp untuk kekuatan level bertambah.
Rafael : Itu langkah pertama yang harus kamu tahu perihal seputar bermain game.
Angel : Aduh, banyak banget sih. Bingung jadi nya.
Keluh Angel yang memang tidak tahu menahu perihal game, tapi entah kenapa rasa ingin tahunya begitu tinggi bahkan dia terus meminta Rafael untuk mengajarinya bermain game.
Rafael : Ya udah kalau kamu masih bingung, pelajari aja dulu. Aku yakin kamu pasti bisa, dan setelah itu kamu akan jadi seorang gamer yang handal. Kapan pun kamu mau, aku akan bantu sampai kamu bisa.
Angel : Rafael, aku boleh gak minta tolong?
Rafael : Tolong apa?
.
.
.
🍁Bersambung🍁
Masih Di Kantor Rafael
Angel : Rafael, jujur aku agak bingung dengan semua ini.
Rafael : Jangan khawatir! Semua orang juga pernah merasa bingung di awal. Aku bisa bantu kamu kapan pun kamu mau. Sementara kita akan coba main tanpa top up diamond dulu.
Angel : Wah, terima kasih. Itu sangat membantu! Apa yang harus aku lakukan pertama kali?
Rafael : Baik, pertama kamu coba buka inventarimu untuk melihat senjata yang kamu punya.
Angel : Oke sudah terbuka. Ini banyak banget! Mana yang harus aku pilih?
Rafael : Pilih yang ada label pemula. Itu biasanya lebih mudah di gunakan. Setelah itu kita bisa mulai latihan!
Angel : Sudah di pilih! Sekarang apa?
Rafael : Sekarang, ayo kita cari monster untuk di lawan. Tekan tombol M untuk lihat peta, kamu bisa lihat lokasi monster disana.
Angel : Oh, I see! This is really exciting.
(Oh, aku lihat! Ini seru banget.)
Rafael : 😄 Glad you like it! If there's something that makes you confused, just ask.
(😄 Senang kamu suka! Kalau ada yang membuat kamu bingung, langsung tanya ya.)
Angel : Certainly! Oh iya, sebelum kita mulai, sebenarnya kamu sudah berapa lama main game ini? Aku dengar kamu kan seorang gamer baru tapi kamu berhasil menduduki posisi paling atas mengalahkan para gamer lama.
Rafael : Aku baru main satu minggu aja kok, belum ada pengalaman banyak juga. Dan senang bisa berbagi dengan pemain baru seperti kamu!
Angel : Wow, amazing! I hope someday I can be like you.
(Wow, keren! Aku berharap suatu saat bisa sepertimu.)
Rafael : That's for sure, come on, cheer up! 💪😊
(Pasti, ayo semangat! 💪😊)
Angel : Semangat, apalagi ada kamu sebagai pelatih pribadi! 😄
Rafael : Mulai deh, emang nya kenapa dengan aku?
Angel : Iya ... aku merasa nyaman banget saat kamu ngejelasin tips cara bermain game, dan semuanya perihal game online. Ya ... meskipun ada beberapa hal yang masih membuatku bingung, 😌
Rafael : Santai aja kali, perlahan kamu juga bakalan jadi gamer yang hebat bahkan bisa melebihi dari diriku, 😊
Angel : Thank you Rafael, 😊 Oh iya kamu udah makan siang belum? Ingat sesibuk apapun diri kamu, tetap jangan lewatkan makan siangmu. Aku nggak mau kamu sakit.
Rafael : Belum, iya sebentar lagi.
Angel : Hmm ... coba aja aku tahu alamat kantor kamu, pasti aku datang bawakan makan siang spesial buat kamu.
Rafael : Are you seriously?
(Apa kamu serius?)
Angel : Yes, of course. Why not?
(Ya, tentu. Kenapa tidak?)
Angel : Are you afraid that your wife knows I come to see you?
(Apa kamu takut kalau istrimu tahu aku datang menemui mu?)
Rafael : I'm not afraid, I just don't want to hurt my wife's heart.
(Aku tidak takut, aku hanya tidak ingin menyakiti hati istriku.)
Rafael : Oh yeah, so how do you understand?
(Oh iya, jadi gimana kamu udah mengerti?)
Angel : Not yet, but I'll try to study it again later, 😄 See you tonight, 😘
(Belum sih, tapi nanti aku coba pelajari lagi deh,😄 Sampai jumpa nanti malam, 😘)
Tanpa sedikit pun rasa malu tiba-tiba Angel mengirim sebuah pesan chat dengan di iringi sebuah emoticon cium.
Dan tentunya balasan chat Angel sungguh membuat Rafael tergoda, terlebih di dalam chat tersebut Angel mengirim sebuah emoticon cium yang sudah di pastikan tertuju untuk Rafael seorang.
Rafael : Good, see you tonight too, 😘
(Bagus, sampai jumpa nanti malam juga, 😘)
Sementara tangan kekar Rafael pun menari di atas keyboard dengan sudut bibir yang tertarik ke belakang, seulas senyum yang terukir indah dari bibir tipisnya, tanpa sadar dia juga mengirim sebuah emoticon yang sama pada Angel.
Rafael pikir itu hanya sebuah emoticon yang tidak akan berpengaruh pada hubungannya dengan Stella, maka dari itu tangan kekarnya dengan gesit membalas pesan chat Angel dengan mengirimkan sebuah emoticon yang dia artikan hanya sebagai pertemanan nya dengan Angel.
Namun, berbeda dengan Angel yang begitu senang mendapatkan sebuah emoticon cium dari Rafael yang tentunya Angel sudah salah mengartikan apa yang Rafael kirim padanya. Hingga terbesit sebuah perasaan di hati Angel untuk ingin memiliki Rafael yang dia ketahui bahwa Rafael adalah seorang pria yang berstatus sebagai suami dari wanita lain.
🍁Mansion Rafael🍁
Saat ini Stella berada di ruang keluarga, duduk di atas sofa bed menonton Drama Cina favorit nya sembari menikmati camilan yang dia beli tadi pagi di mall. Begitulah keseharian Stella yang selalu menghabiskan waktunya dengan menonton berbagai Drama di layar kaca lebar milik nya.
"Mommy ...."
Pekik Rafella memeluk Mommy nya.
"Putri Mommy sudah pulang?" Stella mencium pipi putrinya ini.
Rafella menganggukkan kepalanya dan ikut duduk di atas sofa samping Mommy nya.
"Mom, sedang apa?"
"Mommy lagi nonton TV sayang. Sana kamu ganti baju dulu."
"Iya Mom, Rafella ganti baju dulu ya."
"Ya, nanti Mommy tunggu di meja makan ya, kita makan siang bersama."
"Oke Mom." Rafella berlalu menaiki anak tangga menuju kamar nya di lantai atas.
Tak lama kemudian, Stella mematikan TV lalu beranjak dari atas sofa bed, kemudian mengayunkan langkahnya menuju ke meja makan. Ternyata sudah tersaji makanan yang sudah di siapkan oleh Bi Yati.
"Mom ...."
"Iya, Sayang. Ayo kita makan dulu."
Rafella hanya mengangguk dan menikmati hidangan makan siang yang telah di ambil kan oleh Mommy nya, Rafella makan dengan lahap. Setelah itu Stella mengajak putrinya ke ruang keluarga menonton film kartun sembari membawa Snack yang dia beli untuk Rafella.
Hingga tak terasa 1 jam lebih lamanya mereka berdua menonton, lalu Stella menyuruh Rafella masuk ke kamarnya untuk tidur siang.
Ya begitulah aktifitas sehari-hari Rafella setelah pulang sekolah, Stella selalu menerapkan ke anaknya untuk siang hari harus tidur supaya malam tidak mengantuk saat belajar. Stella memang sedikit keras terhadap Rafella yang notabene nya sedikit manja pada Rafael, mengingat Rafael selalu membela Rafella di saat Stella memarahi putrinya.
Sementara Stella pun berjalan menaiki anak tangga yang berukir menuju ke kamar untuk membaringkan tubuhnya sebentar di ranjang king size miliknya.
*
Sebuah mobil mewah memasuki gerbang utama yang di kelilingi oleh tembok yang menjulang tinggi di sekitarnya. Mobil tersebut telah terparkir dengan sempurna di depan mansion. Seorang pria dengan tubuh atletis keluar dari mobil yang tak lain adalah Rafael. Sesuai janjinya Rafael pulang tepat waktu.
Kaki jenjang nya membawa langkahnya masuk ke dalam mansion. Kedua netranya menyapu pandang di sekeliling ruangan. Suasana tampak sepi seolah tidak ada tanda kehidupan sama sekali, sosok yang dia cari pun tak kunjung dia temukan. Saat dia ingin melangkah, tiba-tiba ada Bi Yati selaku Asisten rumah tangga yang tengah berjalan ke arahnya sembari membawa peralatan kebersihan yang memang sore ini dia baru saja membersihkan ruang tamu dan sekitarnya.
"Bi Yati, Nyonya mana?" Rafael bertanya dengan tatapan datar.
Mendengar namanya yang di panggil, sontak langkah Bi Yati terhenti dengan tatapan yang menunduk.
"Nyonya ada di atas, Tuan. Maaf, saya permisi dulu."
Bi Yati menjawab sopan seraya melanjutkan kembali langkahnya menuju dapur untuk menyiapkan hidangan makan malam.
Setelah kepergian Bi Yati, Rafael menatap sebuah bingkai foto yang berukuran besar terpajang dengan sempurna di atas dinding ruang tamu.
Di tatap nya foto tersebut sebuah foto pernikahan dirinya dengan Stella tujuh tahun yang lalu, dimana di dalam foto tersebut tampak Rafael yang berdiri nan gagah memakai kemeja putih dengan balutan jas berwarna hitam yang melekat di tubuh kekarnya, sebuah dasi yang berbentuk kupu terpasang sempurna di bagian kra kemeja yang menghiasi lehernya menambah ketampanan di raut wajahnya, serta terlihat jelas sebuah senyuman yang terukir dari bibir keduanya. Mereka berdua tampak bahagia dengan pernikahan impian tersebut.
Sekilas ucapan janji suci yang pernah di ucapkan saat ijab kabul kembali terngiang bagaikan slide slide film yang terus menari-nari dalam kepalanya.
Yang dimana dirinya telah menjanjikan sebuah pernikahan yang di impikan oleh Stella, serta berbagai macam janji yang dirinya lontarkan. Ucapan yang begitu sakral. Siapa pun yang mendengarnya merasa sangat tersentuh.
Namun siapa sangka semenjak Rafael mengenal Angel, dia telah menciptakan suatu kebohongan besar yang akan menjadi boomerang bagi rumah tangganya, akan tetapi Rafael tetap saja tidak menyadari hal itu. Justru dia tetap berbohong dan terus berbohong kepada Stella, wanita yang begitu di cintainya. Bahkan Rafael begitu menikmati saat dimana dirinya berbalas chat dengan Angel lewat jalur game online yang dia miliki.
Merasa puas melihat bingkai foto tersebut, kemudian dia berjalan kembali menaiki anak tangga menuju kamar nya yang terletak di lantai dua. Di saat dia ingin membuka pintu kamar tiba-tiba langkahnya terhenti, lalu dengan cepat Rafael memutar arah masuk ke dalam ruang kerja miliknya.
Kini Rafael, tengah duduk menatap benda lipat yang berbentuk persegi empat itu. Dan benar saja saat dirinya membuka begitu banyak chat beruntun masuk di game nya. Dengan cepat tangan kekarnya itu membuka kotak pesan yang terlihat jelas siapa pengirimnya. Dengan senyuman yang terukir di sudut bibirnya, tak menyadari jika ada sepasang mata yang sedang memperhatikan dari kejauhan.
"Kok senyum-senyum gitu, Mas?"
Suara yang tak asing di dengar Rafael, membuat senyuman itu hilang seketika.
"Emmm ... buk—"
.
.
.
🍁Bersambung🍁
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!