Di sebuah gedung mega,sedang berlangsung pernikahan tuan Nathan Andrade yang kedua kali nya,dengan istri kedua nya Suzi Andrade yang tak lain adalah sahabat mendiam sang istri pertama,membuat gadis cantik yang tenga duduk di kursi dengan depan pelaminan menatap mereka dengan wajah datar,dan dingin....
"Cih! Kau pikir aku akan menerima mu sebagai ibuku? Tidak akan," gumam Elena Andrade berusia 19tahun yang terkenal cantik dan dingin.
Setelah janji pernikahan dilakukan.kini tibah lah acara resepsi pernikahan,Elena tidak menggubris resepsi pernikahan itu sama sekali,ia hanya duduk sendirian di pojok gedung sambil menikmati orange just yang ada di tangan nya,dan menatap langit malam yang dihiasi oleh bintang malam dengan sedih....
"Haaah...seandainya mama masih disini,pasti mama akan sedih menyaksikan semua ini," gumam Elena,tak menyadari kalau Suzi sedang berdiri di belakan nya.
"Elena," panggil Suzi,membuat Elena menoleh ke arah nya.
"Kenapa kamu kesini?" tanya Elena ketus.
"Aah...i...ini,aku hanya ingin datang melihat mu,karna tadi aku tidak melihat mu di dalam acara pesta," jawab Suzi dengan gugup.
Elena pun bangkit dari duduknya,lalu berjalan mendekati Suzi yang berdiri dengan canggung sambil meremas buket bunga yang ada di tangan nya....
"Jangan sok perhatian,karna sampai kapan pun,kamu tidak akan pernah menjadi ibuku," tegas Elena menatap Suzi dengan tajam.
"Elena! Jangan terlalu kekanak-kanakan kamu,hormati Suzi karna dia sekarang adalah ibumu," sentak tuan Nathan berjalan menghampiri mereka.
"Tidak! Dia bukan ibuku,sampai kapan pun aku tidak akan pernah mengangap nya sebagai ibu," jerit Elena menegaskan perkataan nya.
"Kau!"
"Mas,sudah...Elena masih kecil,dia hanya terlalu menyayangi ibu nya,jadi tidak apa-apa," lerai Suzi mencoba menangkan sang suami agar tidak bertengkar dengan putri tiri nya itu.
"Semua ini gara-gara kamu! Dasar wanita tidak tau malu!" bentak Elena mengepal tangan dengan kuat sambil menatap Suzi dengan tatapan nyalang.
"Kau keterlaluan Elena!" geram tuan Nathan mengepal kuat tangan nya dengan nafas memburu marah.
"Mas...." lirih Suzi mendongak menatap sang suami dengan tatapan sendu sambil mengelengkan kepala.
"Pengawal! Bawa Anak ini pulang,Sekarang!" sergah tuan Nathan memerintah.
"Baik Tuan," sahut mereka serempak,lalu berjalan mendekati Elena.
"Jangan Sentuh aku! Aku bisa jalan sendiri!" sentak Elena berjalan pergi dan diikuti para pengawal dari belakan.
"Mas...sudah...jangan terlalu kasar kepada nya,dia hanya anak kecil," bujuk Suzi dengan lembut.
"Justru dia kecil,maka harus diajarkan dengan baik," ucap tuan Nathan sambil memijit kepala nya yang terasa sakit,akibat emosi berlebihan.
"Ya sudah,ayo kita masuk lagi,tidak baik meningalkan para tamu sendirian," ajak Suzi merangkul lengan tuan Nathan.
Tuan Nathan pun mengangguk lalu berjalan masuk kembali ke dalam aula acara,dan acara pun berlanjut cukup lama selama 5 jam,dan akhirnya pesta pun berakhir....
Seperti pengantin umum nya,malam ini tuan Nathan dan Suzi tidak pulang,karna mereka langsung menaiki jet pribadi pergi honey moon,dan meningalkan Elena sendirian di mansion,karna khawatir tuan Nathan pun menelfon Mathew Anderson Adik angkat nya yang berumur 32 tahun,untuk menemani Elena di mansion....
"Malam Tuan," sapa pelayan saat melihat Mathew turun dari mobil sport miliknya dengan wajah kaku nya.
"Hhhmm...dimana gadis itu?" tanya Mathew singkat,sambil merapikan jas nya.
"Di...di dalam Tuan," jawab pelayan itu sambil menunduk takut.
"Baiklah,siapkan 1 kamar untuk ku sekarang," perintah Mathew,lalu berjalan masuk.
Pelayan itu pun bergegas memanggil yang lain untuk menyiapkan kamar sesuai perintah Mathew....
Di dalam mansion,Elena yang merasa lapar keluar dari dalam kamar berjalan menuruni anak tanga,namun ia mengerutkan kening saat melihat Paman nya sedang duduk di meja makan sambil menatap serius ponsel yang ada di tangan nya nya....
"Apa yang Om lakukan disini?" tanya Elena berjalan menuruni anak tanga,sambil menatap dingin ke arah paman nya itu.
"Aku datang untuk menjaga mu,agar kamu tidak melakukan hal konyol yang bisa membuat papa mu dalam masalah," jawab Mathew jelas dan padat.
"Cih! Pasti papa dihasut oleh penyihir itu," desis Elena terus berjalan menuruni anak tanga,lalu menuju meja makan.
"Elena,jangan bicaramu,bagaimana pun juga,dia sekarang adalah ibu mu," tegas Mathew.
Elena tidak menghiraukan ucapan paman nya itu,ia lanjut duduk lalu makan.melihat aksi Elena Mathew hanya bisa menghela nafas berat....
"Besok,pengawal paman yang akan mengantar mu ke sekolah," ucap Mathew tiba-tiba,membuat Elena menghentikan makan nya,lalu menata ke arah Mathew.
"Aturan apa lagi ini?" tanya Elena.
"Aturan baruku.karna aku tidak mau kamu sering bergaul dengan anak preman itu,dan menjadi anak keras kepala," jelas Mathew dengan dingin,lalu bangkit dari kursi dan berjalan pergi meningalkan Elena.
Elena hanya bisa berdecak kesal menatap pungung paman nya itu,dan ikut bangkit lalu berjalan menaiki anak tanga menuju kamar nya....
Keesokan pagi nya,Elena sudah memakai baju seragam lengkap dan keluar dari dalam kamar menuju meja makan,dan terlihat Mathew pun sedang duduk dan menyantap sarapan nya dengan serius....
"Pagi Om," sapa Elena duduk di kursi meja makan,lalu mulai memakan sarapan nya.
"Hhhmm," dehem Mathew singkat sambil fokus lanjut memakan sarapan nya,namun tiba-tiba.
"Selamat pagi Tuan dan Nona," sapa kedua pengawal Mathew yang sudah rapi memakai jas serba hitam,berdiri di samping Mathew yang yang sedang fokus memakan sarapan nya.
Mathew hanya membalas nya dengan menganggukan kepala,sedangkan Elena menatap mereka dengan bingun,karna ini pertama kali nya ia melihat kedua pengawal itu....
Tak lama Mathew pun selesai sarapan,lalu mengelap bibir nya dan bangkit....
"Kalian jaga dia,jangan sampai lengah," perintah Mathew,hendak melangkah pergi,namun.
"Om,aku tidak membutuhkan itu," protes Elena dengan wajah cemberut kesal,sambil mengenggam sedok yang ada di tangan dengan erat.
"Elena,jangan membantah," Tegas Mathew berjalan pergi meningalkan mereka,tak lama.
"Nona,waktu nya kita berangkat," ucap pengawal itu sambil melirik jam tangan miliknya.
"Cih! Pengawal dan boss sama saja,sama-sama menyebalkan," gerutu Elena cemberut kesal,lalu bangkit dari duduk nya.
Dan mereka pun berjalan beriringan menuju pintu mansion dan masuk ke dalam mobil,lalu pergi meningalkan mansion menuju sekolah SMA elit,salah satu saham Mathew....
Setelah tibah di sekolah,Elena langsung turun dan berjalan masuk,tampa menungu mereka,karna ia sedikit risih harus berjalan di tenga kedua bodyguard nya yang bertubuh kekar dan tinggi itu....
"Sayang," panggil pemuda yang tak lain adalah kekasih Elena yang bernama Ricky,sambil berjalan menghampiri Elena.
Elena pun langsung tersenyum sumringah dan berjalan dengan cepat menghampiri sang kekasih....
"Sayang,kamu sudah datang? Kok gak bilang aku sih," protes Elena sambil memonyongkan bibir tipis nya yang berwarna pink mudah.
"Hahahaha! Maaf sayang,tadi aku sedikit buru-buru," kekeh Ricky hendak merangkul Elena,namun tiba-tiba.
"Ehem!"
"Kyaaa!"
Teriak Elena dan Ricky serempak,karna di kaget dengan deheman salah satu pengawal Mathew yang tiba-tiba muncul dari belakan mereka....
"Tolong jaga jarak Tuan muda," pinta salah satu pengawal dengan wajah dingin.
Ricky yang tidak terima langsung melotot ke arah mereka berdua....
"Heh! Dia adalah kekasihku," protes Ricky.
"Ini perintah langsung dari Tuan Mathew,kalau anda keberatan,maka silahkan bicara langsung dengan beliau," ujar pengawal itu.
Glupppp...mendengar nama Mathew di sebut.Ricky seketika menelan ludah dengan kasar,siapa yang tidak kenal dengan Mafia berdara dingin yang satu itu....
"Ricky,ayo kita masuk," ajak Elena meraih tangan Ricky.
"I...iya," sahut Ricky terbata-bata,lalu membawa Elena masuk ke dalam kelas.
Sedangkan kedua pengawal itu bertugas berjaga diluar sekolah,sedangkan Elena dan Ricky berjalan masuk menuju kelas mereka.sahabat Elena pun berjalan menghampiri mereka,dan langsung menerobos masuk di tenga-tenga Elena dan Ricky,lalu mengenggam kedua tangan mereka secara bersamaan....
"Kalian berdua kenapa sih? Pagi-pagi begini sudah romantis,biking iri tau," protes sahabat Elena yang bernama Tina.
"Hehehehe,i...itu,tadi kami tak sengaja bertemu di depan kampus," kekeh Ricky terbata-bata canggung.
"Bagaimana dengan mu?" tanya Tina menatap ke arah Elena.
"Haaah...seperti biasa,selalu kesal di pagi hari," jawab Elena menghela nafas berat,lalu melepaskan tangan Tina,dan duduk di bangku nya.
"Hhhmm...biar ku tebak,pasti kamu sedang bertengkar dengan ibu tiri mu itu," ucap Tina menebak.
"Bukan cuman itu saja,tapi sekarang Om ku," tambah Elena cemberut kesal.
"Om mu? Oh...Om kamu yang tampan dan dingin itu kan?" tanya Tina dengan semangat.
"Cih! Tampan dari mana nya,dia itu menyebalkan," gerundel Elena kesal tak karuan.
"Hahahaha! Tapi Elena,kalau aku jadi kamu,beruntung banget punya Om setampan itu," puji Tina sambil tertawa girang.
"Hala...sudah ah,kelas sudah di mulai," selah Elena setelah melihat ibu guru berjalan masuk ke dalam kelas.
Tina dan Ricky pun menganggu serempak,lalu mulai pergi duduk di kursi mereka masing-masing.
"Selamat pagi Ibu guru," sapa mereka semua serempak.
"Pagi juga anak-anak silahkan duduk," sahut ibu guru,lalu mulai mempersiapkan materi dan kelas pun di mulai.
(Di sisi lain)
Di sebuah Villa dekat tepi pantai,terlihat seorang wanita sedang tertidur pulas hanya mengenakan kain seprei menutupi tubuh polos nya,dia adalah Suzi yang sedang berbulan madu dengan sang suami,tuan Nathan....
"Pagi Istriku," bisik tuan Nathan mengecup kening sang istri dengan lembut.
Suzi pun perlahan membuka mata,lalu tersenyum lembut dan mengangkat tangan nya mengelus rahan kokoh sang suami yang di hiasi kumis halus....
"Pagi juga Mas," sahut Suzi tersenyum lembut dengan mata berkaca-kaca.
"Sayang,kamu kenapa? Apakah aku terlalu kasar semalam?" tanya tuan Nathan panik melihat sang istri yang tiba-tiba sedih.
Suzi pun mengelengkan kepala dengan pelang."Tidak,hanya saja aku merasa bersalah kepada sahabatku itu..." lirih Suzi membenamkan wajah di dada bidan polos sang suami.
"Tidak perlu merasa bersalah,dia sudah tenang disana,lagian dia pun tau kalau kamu adalah penganti yang tempat untuk ku dan Elena,maka dari itu,sebelum dia menghembuskan nafas terakhir nya,di meminta ku untuk memperlakukan mu dengan baik," jelas tuan Nathan panjang lebar.
"Iya,Mas," sahut Suzi mengangguk mengerti.
"Hufff...dan maafkan aku juga,karna sempat menyusahkan mu dengan sifat dingin ku," pinta tuan Nathan mengela nafas sedih.
"Tidak apa-apa Mas,semuanya sudah berlalu," tutur Suzi melepaskan pelukan,lalu tersenyum menatap wajah tampan tuan Nathan.
"Kalau begitu,kita satu ronde lagi ya," pinta tuan Nathan dengan girang.
"Tapi-"
Sebelum Suzi menjawab nya,tuan Nathan langsung menyerbu nya dengan ciuman dan lumatan bertubi-tubi,dan akhirnya dia hanya pasrah dan membiarkan tuan Nathan menyantap nya sebagai sarapan pagi....
(Di sekolah)
Setelah bebebapa jam kemudian,jam kelas pun selesai dan kini waktu nya pulang.dalam perjalanan Elena tiba-tiba mendapatkan pangilan telfon,dengan cepat Elena mengeluarkan ponsel nya lalu menjawab panggilan tersebut....
"Halo," sahut Elena menjawab pangilan tersebut.
"Sayang,nongkrong yuk," ajak Ricky dari seberang ponsel.
"Hhhmm..." Elena mencoba berpikir dengan keras,karna saat ini Paman nya akan selalu standby di mansion setiap malam,dan bagaimana bisa dia keluar dan bertemu dengan Ricky.
"Ayolah sayang,semua teman ku membawa pasangan mereka,masa aku harus sendirian jadi obat nyamuk," rengek Ricky.
"Haaah...baiklah,aku akan mencari cara," Elena menghela nafas berat dan menyetujui nya.
"Ok,nanti ku jemput ya," tutur Ricky senang.
"Tidak!"
Suara keras Elena membuat kedua pengawal nya menoleh kebelakan dengan wajah kaget.
"Ada apa Nona?" tanya salah satu nya.
"Tidak apa-apa,aku sedang bicara dengan sahabatku," jawab Elena dingin.
"Baik,maaf," ujar pengawal nya,lalu kembali fokus menyetir.
"Nanti biarkan aku yang mencari cara," lanjut sambil berbisik di ponsel,takutnya di dengar oleh kedua pengawal nya yang sedang duduk di kursi depan kemudi.
"Baiklah Sayang,i love you," ucap Ricky.
"I love you to," balas Elena sambil berbisik,lalu mematikan ponsel,dan menatap kedua pengawal nya.
"Hhhmm...hari ini Om ku sibuk tidak?" tanya Elena.
"Sepertinya sibuk,karna ada proyek besar yang harus di tangani oleh Tuan," jawab salah satu pengawal yang sedang fokus mengemudi mobil.
"Memang nya ada apa Nona? Apakah Nona membutuhkan sesuatu?" tanya pengawal itu lagi.
"Ah...tidak apa-apa,tadi teman ku telfon,katanya kami ada belajar kelompok," elak Elena berbohong.
"Baiklah,aku akan menelfon Tuan," ujar nya mengeluarkan ponsel dari saku celana nya.
"Tidak! Tidak,perlu," cegah Elena dengan cepat,seketika membuat mereka berdua kebingunan.
"Maksudku,Om ku kan sedang sibuk,pasti dia akan marah kalau kalian menggagu nya hanya karna urusan sepele,jadi.bagaimana kalau kalian yang mengantarku kesana?" Elena melanjutkan ucapan nya sambil berusaha terlihat tenang.
"Baiklah,kemana kami harus mengantar Nona?" tanya nya.
"Ini,ke alamat rumah sahabatku," perintah Elena memberika alamat milik Tina kepada mereka berdua.
"Baik,Nona,"
Pengawal itu pun langsung membanting setir dan mengubah arah.dalam perjalanan tak lupa Elena mengirim pesan kepada Tina,agar tidak menimbulkan kecurigaan mereka,akhirnya mereka pun tibah di kediaman Tina....
"Kalian tidak pulang?" tanya Elena setelah turun dari mobil.
"Ah...tidak apa-apa,kami disini saja menungu sampai Nona selesai belajar," jawab salah satu nya sambil menahan lapar.
"Haihhh...aku masih lama," desis Elena merogo isi tas nya,lalu mengeluarkan beberapa lembar uang dari dalam dompet.
"Ini,pakai ini untuk pergi makan,aku akan disini menungu kalian," lanjut Elena menyodorkan beberapa uang kertas kepada mereka.
Mereka pun menatap satu sama lain dengan ragu."Tapi Nona-"
"Ambil saja,kalau kalian tidak makan,bagaimana bisa menjagaku," Elena tetap memaksa.
Mereka pun berpikir sejenak.ada benar nya juga ucapan Elena,karna kalau mereka lapar,mereka tidak mempunyai kekuatan untuk menjaga Elena yang notabene putri konglomerat itu....
"Baiklah,terima kasih Nona," ucap nya lalu meraih uang itu dari tangan Elena.
"Bagus,aku masuk dulu," pamit Elena berbalik dan berjalan masuk ke dalam rumah Tina.
Setelah memastikan Elena masuk ke dalam rumah dengan aman,mereka pun memutar mobil dan pergi dari sana....
"Huffff...akhirnya mereka pergi," gumam Elena mengela nafas lega sambil mengintip mereka dari cela pintu rumah.
"Hei!" tegur Tina menepuk bahu Elena dari belakan.
"Kyaaaa!" teriak Elena kaget setengan mati.
"Hahahaha! Kamu ini kenapa sih? Udah kayak orang lagi ingin mencuri saja," ejek Tina tertawa terbahak-bahak.
Bug...pukulan keras Elena layangkan di bahu Tina,seketika membuat Tina meringis....
"Akkhhh!"
"Mampus.siapa suruh kamu suka ngagetin orang," gerutu Elena mendengus kesal.
"Cih! Dasar baperan," desis Tina ikut cemberut kesal.
"Sebenarnya ada apa sih? Jangan bilang kamu diam-diam mau kabur?" tanya Tina menatap Elena penuh curiga.
"Aku mau pergi nongkrong dengan Ricky sebentar lagi,maka nya aku berbohong," jawab Elena santai,sambil mengirim pesan kepada taxi online.
Tina langsung terdiam berdiri menatap Elena dengan tatapan cemburu,karna sebenarnya dia juga suka dengan Ricky,apalagi Ricky adalah seorang pemuda tampan,ketua basket bola,di tambah lagi dia dari keluarga kaya raya juga,membuat Tina ingin sekali memiliki Ricky karna dia juga ingin hidup glamor seperti Elena....
"Kamu kenapa?" tanya Elena tiba-tiba menyadarkan Tina dari lamunan nya.
"Ah! Tidak,aku hanya memikirkan sesuatu," Elak Tina sambil menahan rasa gugup.
"Oh...kalau begitu aku pergi dulu,taxi nya sudah tibah," pamit Elena hendak berbalik dan pergi.
"Tunggu!" Tina dengan cepat mencegah Elena yang hampir keluar dari pintu rumah.
"Apa apa lagi?" tanya Elena memutar badan,lalu menatap Tina.
"Hhhmm...begini,boleh tidak aku ikut," Tina dengan hati-hati menawarkan diri.
Elena pun berpikir sejenak,lalu."Ok,ayo," ajak Elena setuju.
Tina pun mengangguk dengan senang lalu berlari kecil menuju kamar nya,lalu beberapa menit kemudian Tina kembali keluar dari dalam kamar dengan dandanan yang rapi,namun Elena tidak menaru curiga sama sekali,dan mereka berdua pun masuk ke dalam taxi dan pergi....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!