Suara teriakan dari seorang perempuan pun memecah kegelapan malam, suara tersebut terdengar menggema di seluruh ruang bawah tanah disebuah kabin, yang berada ditengah hutan yang lebat. Didalam sebuah lorong dari ruangan yang memanjang tersebut, nampak pencahayaannya yang temaram karena hanya diterangi oleh beberapa cahaya dari sebuah lampu bohlam kecil, berwarna orange yang menempel didinding ruangan tersebut dengan jarak sekitar, 100 cm dari satu lampu ke lampu lainnya.
Dilantai ruangan kabin tersebut pun nampak adanya sebuah genangan air berwarna merah pekat dan berbau amis, cairan tersebut tidak lain adalah sebuah darah segar yang keluar dari dua sosok tubuh manusia berjenis kelamin laki-laki, berusia sekitar 20 tahunan dan tergeletak tak bernyawa dengan kondisi sama, yakni dengan luka menganga pada leher mereka.
Perempuan itu pun berteriak histeris karena menyaksikan sebuah kengerian, dimana kedua sosok yang tewas itu merupakan teman dari si perempuan. Kedua teman lelakinya pun tergeletak tidak bernyawa didepan matanya dan nampak mengerikan, Perempuan tersebut pun hanya bisa terdiam karena mengalami syok, kedua kakinya pun terasa lemas. Tak lama berselang, terlihat dua sosok bayangan manusia tengah berdiri didepan sebuah pintu keluar seperti tengah menunggunya.
Perempuan itu pun terlihat sangat ketakutan, tiba-tiba sebuah tangan berukuran besar pun menarik pundak perempuan tersebut dan membuatnya berbalik kebelakang, perempuan itu pun kembali berteriak namun tidak lama kemudian, lehernya pun dicekik oleh sebuah tangan dari seorang laki-laki berbadan besar, sehingga membuat perempuan tersebut pun tercekat dan tidak bisa bernafas, tubuh perempuan itu pun perlahan terangkat keatas udara dan setelah berusaha untuk melepaskan diri dengan meronta-ronta, tiba-tiba terdengar suara seperti sesuatu yang dipatahkan.
Krekk..
Tubuh dari gadis berusia 20 tahun tersebut pun terdiam, setelah tulang lehernya ditekan keras dan akhirnya mati akibat tulang lehernya yang patah.
Pancaran sinar matahari yang terik, terlihat menembus pada sela-sela pepohonan yang rimbun. Seorang pria yang tak lain adalah seorang pemburu, dikejutkan dengan penemuan sebuah potongan dari tubuh manusia, yang berupa tangan sebelah kiri tanpa jari yang terkubur ditengah hutan. Tangan yang terpotong tersebut pun berhasil ditemukan oleh seekor anjing berjenis husky berwarna abu-abu, yang sengaja dibawa oleh pria tersebut untuk membantunya berburu didalam hutan.
Sebelumnya anjing tersebut tiba-tiba masuk kedalam hutan sambil mengendus sesuatu, anjing tersebut pun mulai menggali sebuah tumpukan dedaunan kering ditanah yang tidak terlalu dalam. Tak lama kemudian terlihat sebuah potongan dari tangan manusia pun digigit dan ditarik keluar oleh anjing tersebut, sontak saja pemburu itu pun terkejut lalu ia pun langsung melaporkannya kepada pihak kepolisian setempat.
Hutan tersebut berada disebuah kaki gunung kurama, disebuah kota Kyoto negara Jepang. Hutan itu pun dikenal mistis oleh penduduk sekitar karena sering terjadi penemuan mayat yang termutilasi, konon mitos yang tersebar didaerah tersebut mengatakan jika hutan itu telah dikutuk, siapapun yang berani masuk kedalamnya akan menemui nasib malang dan tidak akan dapat keluar hidup-hidup.
Dalam mitos yang penduduk sekitar percayai, orang-orang yang masuk kedalam hutan tersebut akan dibunuh oleh hantu tentara jepang jaman dulu yang mati akibat terbunuh, hingga tubuhnya termutilasi akibat pembantaian saat perang. Jasad dari para tentara itupun terkubur dan tersembunyi didalam hutan tersebut, tentu saja tidak semua orang percaya akan cerita itu dan berfikir bahwa cerita tersebut sengaja dibuat-buat, demi menjaga kelestarian alam oleh warga sekitar yang berupaya agar orang-orang luar tidak masuk kedalam hutan, untuk melakukan penebangan ataupun pemburuan liar.
Namun ada juga yang mempercayainya dikarenakan, seorang pemburu atau para pendaki seringkali menemukan potongan tubuh dari manusia yang termutilasi didalam hutan tersebut, pihak kepolisian pun masih belum berhasil memecahkan misteri pembunuhan keji didalam hutan tersebut. Dari luar hutan itu pun terlihat beberapa poster dari orang yang menghilang didalam hutan itu, nampak memenuhi sebuah papan pengumuman yang terbuat dari kayu dan berada didepan pintu masuk, dari hutan yang lebat tersebut.
Meskipun begitu, para pendaki maupun wisatawan tetap banyak yang masuk kedalam hutan tersebut untuk mendaki gunung. Dalam hutan tersebut pun terdapat beberapa bangunan seperti kuil, kabin dan juga sebuah danau yang sangat luas.
Kabin mewah ditengah hutan tersebut dimiliki oleh seorang pengusaha kaya yang letaknya berada dipinggir danau dan akses masuknya pun terhalangi oleh sebuah pagar besi yang menjulang tinggi.
Kabin tersebut sudah bertahun-tahun dibiarkan kosong, terlihat dari luar nampak seram karena jarang tersentuh oleh tangan manusia.
Jakarta, Indonesia.
Sebuah gedung kuliah bernama Universitas Indonesia atau disingkat dengan UI yang berada dikota Jakarta, terlihat dipadati oleh beberapa mahasiswa dan mahasiswi yang tengah menimba ilmu ditempat tersebut. Sekelompok mahasiswa pun terlihat tengah berkumpul disebuah aula, mereka sedang mendiskusikan sebuah rencana untuk liburan bersama ke kota Kyoto, di negara yang memiliki julukan sebagai matahari terbit, Jepang.
Mahasiswa dan mahasiswi tersebut berjumlah sekitar delapan orang, mereka pun berencana untuk berjalan-jalan selama dua pekan. Salah satu dari teman mereka merupakan keturunan dari orang Jepang asli, bernama Ayana Angelin. Gadis cantik tersebut berambut pendek diatas bahu, berwarna pirang dan memiliki mata yang tajam. Ayana saat ini sedang menjalani ajaran tahun kedua dikampus tersebut dan berusia 20 tahun, ia juga memiliki seorang adik perempuan yang turut kuliah ditempat nya tersebut bernama Yuki.
Yuki pun memiliki rambut panjang bergelombang sepinggang dan berusia 19 tahun, kedua kakak beradik tersebut adalah keturunan blasteran antara indonesia dan Jepang. Kakek dari Ayana dan Yuki berasal dari negara Jepang dan tinggal dikota Kyoto, sedangkan neneknya merupakan seorang etnis china yang pernah tinggal di indonesia, ayah mereka yang merupakan blasteran kemudian menikahi ibu dari kedua kakak beradik tersebut yang merupakan orang Indonesia.
Ayana sendiri yang menawarkan liburan bersama ke tempat kelahiran dari ayahnya tersebut, dimana dia dan keluarganya sering kali berkunjung ke negara Jepang untuk menemui sang kakek.
Pada liburan semester kali ini kedua orang tuanya tidak dapat pergi untuk menemui sang kakek, dikarenakan kesibukan kerja dan tidak memungkinkan untuk mengambil cuti. hingga Ayana pun memiliki ide untuk mengajak teman-temannya, berlibur bersama ketempat kakeknya tinggal yakni dikota Kyoto, Jepang.
Delapan orang mahasiswa dan mahasiswi tersebut adalah teman dekat, selain Ayana dan Yuki ada pula dua orang perempuan lainnya bernama Mendi Tamaya dan Ririn. lalu ke empat teman laki-lakinya bernama Andika yang merupakan pacar dari Yuki, kemudian ada Rizal, Rey Saputra dan Doni.
“Jadi fix nih, kita pergi besok siang?” ujar Doni.
“Iya, Yuki dan Andika sudah memesan 8 buah tiket pesawat kemarin sore, untuk penerbangan besok pada pukul 11 siang. paling kita akan sampai disana pada pukul 7 sampai 8 malam di bandara Kyoto, karena dari kota Jakarta ke kota Kyoto, menempuh jarak waktu sekitar 8 jam perjalanan” ujar Ayana.
“Eh ciye.. si Andika mau bertemu dengan calon kakek mertuanya di Jepang” canda Rey.
“Asik nih kalo gue bisa kenalan sama cewek Jepang disana, mungkin juga bisa sekalian bawa pulang Miyabi”
PLAKK..
Ririn segera memukul kepala Rizal dari belakang.
“Halu trus, dasar cucu kakek Sugiono” ujar Ririn.
“Bukan cucunya, akan tetapi beliau adalah Sensei ku!” [Guru]
ujar Rizal lalu bertepuk tangan dengan Rey.
“Serah loe” jawab Ririn jutek, lalu mereka berdua pun tertawa.
“Dasar duo mesum. Anyway makasih banget buat Ayana dan Yuki, karena sudah mau membayar tiket pesawatnya, gue jadi nggak enak nih” ujar Mendi.
“Santai aja, gue cuma bayarin tiket pulang perginya aja dan nggak termasuk, jajan dan oleh-olehnya nanti” ujar Ayana.
“Tenang aja, gue cuma mau bawa pulang Miyabi”
“Eh tapi kita nggak bakal dikorbankan ke mafia Yakuza kan?” ujar Rizal lagi.
“Hus.. Sembarangan kalau ngomong, lagian siapa juga yang mau nyulik orang secerewet loe Riz” ujar Ririn.
“Udah..udah, yang terpenting malam ini kita kemasi barang-barang lalu berkumpul di bandara pada jam setengah 11 siang, itu pun yang paling mepet waktunya so, jangan sampe telat!” ujar Ayana.
Mereka pun menyetujuinya dan melanjutkan obrolan sambil bercanda, mereka pun nampak sangat bersemangat dengan rencana mereka, karena mereka akan segera berlibur ke negeri sakura Jepang. Mereka pun rupanya telah merencanakan liburan tersebut, sekitar dua minggu yang lalu.
Kyoto, Jepang.
Beberapa satuan polisi pun ditugaskan untuk berpatroli dan menjaga keamanan disebuah hutan dibawah kaki gunung Kurama tersebut, setelah dilaporkan banyaknya orang hilang dan juga potongan tubuh yang ditemukan telah termutilasi. Para polisi pun dikerahkan untuk menjaga dan meningkatkan keamanan, seperti diharuskan memberikan data diri yang lengkap bagi pengunjung, sebelum masuk kedalam hutan lebat tersebut dan lain sebagainya. Seorang polisi wanita bernama Akira adalah seorang pimpinan, ia pun merupakan seorang detektif yang dikirim langsung dari kota Tokyo. Dua orang polisi laki-laki akan berjaga disebuah pos di depan pintu masuk hutan tersebut, mereka pun ditugaskan untuk berjaga secara bergiliran.
Malam yang dingin dan kabut tebal yang menyelimuti hutan tersebut, menambah kesan yang mencengkam. Didalam hutan tersebut pun terdengar suara dari binatang malam yang bersahutan, seperti lolongan serigala serta burung hantu, sedangkan langit malam dihiasi oleh bulan purnama yang sesekali tertelan oleh awan gelap.
Didepan pintu masuk hutan itu, nampak sebuah pos penjagaan yang diisi oleh dua orang laki-laki yang merupakan seorang petugas polisi, salah satu dari polisi penjaga tersebut pun kemudian memberitahu kepada rekannya bahwa ia harus meninggalkan pos penjagaan tersebut, untuk buang air kecil.
“Cepat pergi dan segeralah kembali! Aku ngeri melihat suasana hutan yang gelap dan mencekam seperti ini”
“Tenanglah tidak akan terjadi apa-apa, aku ingin pergi berkencan dulu dengan hantu Sadako” canda polisi yang bernama Kendo, iapun segera pergi begitu saja meninggalkan rekannya.
Rekan yang ditinggalkan oleh polisi bernama Kendo tersebut bernama Yakamura, beberapa saat kemudian tiba-tiba saja pria bernama Yakamura pun berteriak kesakitan dan suaranya pun memecah keheningan malam. Kendo yang telah selesai buang air kecil pun terkejut dan segera bergegas berlari kearah pos penjaga, setelah mendengar suara teriakan yang berasal dari rekannya tersebut.
Begitu ia sampai, pria itu pun dibuat terkejut setelah melihat banyak darah yang berceceran dibawah lantai, hingga dinding pos yang berukuran sekitar 3x3 meter tersebut. Ia pun kemudian menjumpai sebuah potongan dari tangan kanan manusia, yang tergeletak dilantai. Kendo pun langsung mencari keberadaan dari rekannya tersebut, akan tetapi ia tidak dapat menemukannya
dan yang tersisa hanyalah sebuah potongan dari tangan kanan sampai batas lengan. Tangan yang terpotong tersebut pun adalah milik rekannya yang bernama Yakamura, karena tangan tersebut terbalut oleh sebuah potongan kain berwarna biru yang merupakan sebuah seragam polisi di Jepang.
Melihat kejadian yang mengerikan itu, polisi bernama Kendo pun segera melapor dan meminta bantuan kepada kepolisian pusat. Sekitar 30 menit kemudian, tempat itupun sudah dipenuhi oleh cahaya lampu sirine dari mobil polisi yang berjumlah sekitar 4 buah, polisi yang tengah berkumpul ditempat kejadian tersebut berjumlah sekitar 15 orang.
Salah satu dari polisi tersebut adalah seorang polisi wanita berpangkat letnan bernama Akira, ia pun merupakan seorang penanggung jawab sebagai ketua penjaga keamanan, sekaligus orang yang menangani kasus misterius yang terjadi dihutan tersebut.
Malam itupun mereka langsung menginvestigasi tempat tersebut dan mencari keberadaan dari polisi yang bernama Yakamura. Sampai menjelang pagi harinya, mereka masih tidak berhasil menemukan sebuah bukti maupun keberadaan dari tubuh sang polisi yang bernama Yakamura, seolah-olah tubuhnya menghilang begitu saja, yang tersisa hanya sebuah tangan kanan yang telah terpotong. Akhirnya setelah melakukan penelusuran serta pencarian panjang yang memakan waktu hampir 24 jam, akses masuk kedalam hutan kembali dibuka dan pos penjagaan tersebut pun kembali diisi dan kini ditambah menjadi 5 orang polisi penjaga.
Meskipun pencarian masih tengah dilakukan, mereka terpaksa tetap membuka hutan tersebut dikarenakan masih tidak dapat menemukan bukti-bukti apapun yang bisa membantu penyelidikan, ditambah beberapa rombongan pendaki maupun pemburu sudah menunggu cukup lama untuk dapat masuk kedalam hutan tersebut dan mendesak polisi agar segera dibuka kembali.
Mereka pun akhirnya diperbolehkan untuk memasuki area hutan dengan syarat dan jarak yang sudah ditentukan, seperti tidak boleh masuk kedalam tengah hutan dimana para polisi masih melakukan pencarian dan investigasi, agar mereka tidak mengganggu jalannya penyelidikan. Para pengunjung yang baru kembali dari atas gunung maupun hutan tersebut pun akan diintrogasi satu persatu terlebih dahulu sebelum mereka dapat meninggalkan hutan tersebut.
Para pendaki maupun pemburu sudah tidak asing lagi dengan berita tentang orang yang menghilang dan terkadang, mereka bahkan menemukan potongan dari tubuh manusia yang terkubur didalam hutan. Alasan kenapa mereka masih saja nekat untuk memasuki area hutan tersebut, karena bagi mereka asal tidak melanggar peraturan seperti menjaga etika, serta sopan santun dan meminta izin kepada para dewa penjaga hutan, mereka yakin tidak akan ada kejadian buruk yang akan menimpa mereka.
Alasan lainnya, karena jalur pendakian selalu ramai dikunjungi pada saat musim kemarau ataupun musim semi, seperti saat ini sedang terjadinya musim kemarau dan para penjelajah maupun orang-orang yang sudah mendaftar penerbangan untuk berlibur ke tempat tersebut tidak dapat membatalkannya begitu saja.
Didalam hutan itu pula banyak sekali ditemukan satwa liar seperti serigala, rusa dan hewan liar lainnya yang membuat para pemburu, tidak dapat melewatkan momen begitu saja apalagi hewan didalam hutan seperti rusa dan babi hutan, tidak termasuk dalam populasi yang langka atau dilindungi. Meski begitu mereka tetap hanya boleh memburu maksimal dua ekor hewan liar saja setiap minggu nya.
Ditempat lain.
Malam hari yang sepi berhiaskan bulan purnama dilangit Jakarta pusat, sebuah rumah mewah ber loteng dua yang berada disebuah komplek perumahan elit. Seorang gadis cantik terlihat tengah sibuk mengemasi barang-barang yang akan dibawanya untuk perjalan ke kota Kyoto, Jepang.
Tiba-tiba terdengar suara dari seseorang yang mengetuk pintu kamarnya, gadis itupun langsung memperbolehkan seseorang yang mengetuk pintu kamarnya tersebut untuk masuk, setelah mendengar suara yang tidak asing lagi baginya.
Daun pintu pun perlahan terbuka dan masuklah seorang wanita paruh baya, yang mengenakan sebuah piyama tidur panjang berwarna abu-abu, dengan rambut yang di kuncir. Wanita itu pun merupakan ibu dari gadis tersebut, wanita cantik berusia paruh baya itu terlihat membawa sebuah cangkir berisi susu hangat.
“Kau sudah selesai mengemas barang bawaanmu? kalo sudah, minumlah susu ini sebelum dingin”
“Sebentar lagi selesai mah, lagian mamah juga tidak usah repot-repot bawain minuman segala” ujar gadis cantik itu sambil tersenyum.
“Ayahmu sedang membawakan minuman kepada adikmu juga, kami merasa sedikit khawatir dan juga takut karena kalian akan pergi ke Jepang hanya bersama dengan teman-teman kalian saja”
“Mamah tidak perlu khawatir, aku sudah berusia 20 tahun sekarang dan aku berjanji akan menjaga Yuki dengan baik. Lagipula apa gunanya jika aku selalu berhasil menjuarai kejuaraan beladiri judo, kalau tidak dapat menjaga adikku satu-satunya” ujar Ayana tersenyum sambil menatap foto kemenangannya dan terlihat dirinya tengah memakai sebuah seragam beladiri dengan sabuk hitam sambil memegang sebuah piala.
“Mamah tahu, tapi kau tetaplah seorang perempuan dan anak yang mamah sayangi. Berjanjilah bahwa kau akan baik-baik saja dan akan selalu berhati-hati!”
“Aku berjanji!”
“Dan juga selalu dengar ucapan dari kakekmu! karena jika tidak, mamah akan segera berangkat kesana dan langsung menarik kalian semua untuk pulang!” ujar mamahnya lagi.
“Siap komandan!” keduanya pun tertawa.
Keesokan harinya sekitar jam sepuluh siang, Ayana memakai sebuah baju hoodie berwarna hitam bergambar logo boyband kpop kesukaannya, gambarnya seperti dua buah gerbang yang terbuka sedikit berwarna putih, sedangkan Yuki memakai sebuah kaus putih berlengan panjang dipadukan dengan sebuah kardigan panjang tanpa lengan berwarna abu-abu.
Mereka berdua pun berangkat dan berhenti sejenak didepan sebuah rumah dari seorang pemuda tampan, bernama Andika yang memiliki potongan rambut Bowl cut dan memakai baju zipper hoodie berwarna biru tua. Letak rumah pemuda tersebut pun tidak jauh dan masih satu komplek perumahan dengan Ayana dan Yuki.
Pemuda tersebut pun dijemput dengan menggunakan sebuah mobil nissan berwarna merah, yang dikendarai oleh seorang supir pribadi yang bekerja pada keluarga Ayana dan Yuki.
Mereka kemudian bergegas pergi melanjutkan perjalanan menuju ke bandara Soekarno hatta, untuk naik pesawat terbang.
Sesampainya di bandara, mereka bertiga pun memutuskan untuk menunggu kelima orang teman lainnya didepan bandara tersebut, alasannya agar mereka tidak kesulitan untuk berkumpul, karena hampir dari mereka belum pernah pergi ke bandara apalagi naik pesawat terbang. Kurang lebih jam setengah 11 siang kelima teman yang lain pun akhirnya sampai, merekapun bergegas untuk segera masuk kedalam bandara dan setelah penyerahan tiket dan pemeriksaan, merekapun akhirnya dapat duduk dibangku pesawat kelas ekonomi.
Ayana pun duduk bersama dengan Yuki dan Andika, sedangkan dibelakang mereka ada Mendi tamaya, seorang gadis cantik berambut pendek sebahu memakai baju setelan hitam dan memakai sebuah kacamata, duduk bersama Ririn yang memakai kaus putih dan jaket berwarna biru serta celana jeans berwarna hitam.
Gadis bernama Ririn terlihat cantik dengan rambut panjang sepinggang yang diikat ekor kuda, kedua gadis cantik tersebut duduk bersama dengan seorang wanita asing, lalu disebelah kiri mereka duduk tiga orang teman laki-lakinya yang bernama Rey,Doni serta Rizal.
Setelah sekitar 1 tahun lebih Ayana dan Yuki kembali menginjakan kakinya ditempat kelahiran kakeknya yang bernama Kenji Takamura yang bertempat tinggal dikota Kyoto Jepang, setelah mereka keluar dari dalam pesawat terlihat seorang pria berusia sekitar 30 tahunan memakai sebuah kemeja dan kacamata hitam, berambut klimis dengan tinggi sekitar 180 cm tengah memegang secarik kertas putih berukuran setengah meter dan memamerkannya didepan dadanya bertuliskan “AYANA & YUKI CHAN”.
Pria tersebut adalah seorang supir pribadi kakeknya yang bernama Kaino yang ditugaskan untuk menjemput Ayana serta teman-temannya.
“Kon’nichiwa, Kaino-san” Ayana dan Yuki menyapa.
“Kon’nichiwa minasan” [Halo semuanya] jawab Kendo dengan wajah datar tapi dari sela bibirnya menyunggingkan sedikit senyuman.
“Kon’nichiwa” teman-teman dari Ayana yang berasal dari Jakarta turut memberi salam sambil sedikit menundukkan kepala, mereka kemudian terkejut setelah dijemput oleh sebuah mobil mewah berjenis limosin berwarna putih.
Jam menunjukan setengah sembilan malam, akhirnya mereka pun sampai disebuah kediaman milik kakek dari Ayana lalu merekapun masuk kedalam rumah tersebut dan langsung terkesima dengan interior mewah namun masih dengan kesan tradisional jepang yang khas.
Merekapun dipersilahkan untuk duduk diruangan tengah yang dipergunakan untuk tempat makan dengan meja besar yang memanjang berwarna hitam dan ditengah sisinya terdapat keramik berwarna putih yang melingkar dan dapat digeser sehingga saat makanan diletakkan diatasnya semua orang dapat mendapatkan menu makanan beragam tanpa harus meninggalkan kursinya.
Menu makanannya pun khas jepang seperti sushi,udon,sukiyaki dan lainnya,merekapun makan malam bersama ditemani dengan kakek dari Ayana dan Yuki sambil mengobrolkan banyak hal,walau terlihat di wajah teman-teman dari Ayana dan Yuki yang nampak gugup tapi Rey dan Doni berusaha mencairkan suasana dengan candaan ringan mereka.
Rumah tersebut terlihat begitu luas dan megah begitu juga dengan halaman rumahnya,wajar saja karena kakek dari Ayana adalah seorang CEO sebuah perusahaan otomotif terkenal didunia.
“Malam ini beristirahatlah dulu, tomorrow kalian bisa berjalan-jalan and have fun” kata kakeknya yang bisa sedikit berbahasa indonesia tapi dia mencampurnya dengan bahasa inggris.
“Thank you mr.Kenji” ujar Rey terlihat sedikit gugup lalu diikuti oleh teman-temannya yang juga mengucapkan terima kasih.
Nenek dari Ayana sudah lama meninggal akibat kanker dan membuat kakek dari Ayana terlihat kesepian, dirinya lebih memilih untuk tinggal di Jepang karena mendiang istrinya dikuburkan di halaman rumahnya tersebut. Ayana dan Yuki tidur dikamar yang biasanya digunakan oleh orang tuanya jika menginap disana sedangkan teman-temannya mendapat dua kamar,satu khusus untuk tamu dan satunya milik Ayana dan Yuki yang ukurannya cukup besar.
Ririn dan Mendi tidur dikamar tamu lalu disebelahnya empat pemuda sekaligus dalam satu kamar yakni Andika, Rey, Rizal dan Doni yang menempati ruangan milik Ayana dan adiknya, sebelum mereka tidur merekapun berkumpul dikamar para laki-laki terlebih dahulu untuk mengobrol berbagai hal hingga menyusun sebuah rencana untuk besok.
Rencananya mereka akan pergi berjalan-jalan keliling kota, tapi sebelum itu Ayana ingin mengajak mereka semua untuk pergi kesebuah pemandian air hangat yang lokasinya tidak jauh dari tempat kediaman kakeknya, teman-temannya pun lalu mengangguk setuju.
Suara erangan kesakitan memecah keheningan malam, nampak seorang pemuda tampan bergaya rambut curtains, memakai baju kemeja hitam yang tidak dikancing sehingga memamerkan kaus dalamnya yang berwarna putih dengan tubuh yang kurus namun berotot tengah berkelahi dengan beberapa pria lainnya disebuah gang sepi, nampak pemuda tersebut lebih mendominasi dan beberapa saat kemudian pemuda itu pun dapat mengalahkan pengeroyokan tanpa terluka sedikitpun.
Para pemuda berjumlah sekitar lima orang tersebut pun tergeletak kesakitan diatas tanah karena terkena pukulan dan tendangan dari pemuda berbaju kemeja hitam tersebut sehingga tidak dapat berdiri kembali dan alasan kenapa pemuda tampan tersebut berkelahi melawan lima orang pemuda berusia sekitar 20 tahunan, karena dirinya melihat kelima pemuda tersebut tengah menggoda dua orang siswi perempuan yang duduk ketakutan disebelah tempat sampah yang berjarak tidak jauh dari tempat pertarungan tersebut.
Pemuda tampan itu berusia sekitar 25 tahunan bernama Ryu Kazuya, Ryu pun mendekati kedua siswi tersebut kemudian mengulurkan kedua tangannya untuk membantu mereka berdiri.
“Kalian aman sekarang, pulanglah. tapi sebelum itu aku ingin memberikan kalian sebuah brosur tempat liburan perkemahan dihutan kaki gunung Kurama” ujar pemuda itu ramah.
“Arigatogozai mashita” ujar terima kasih kedua siswi yang duduk dibangku sekolah SMA tersebut kepada Ryu.
“Tolong datang iya jika kalian ingin berlibur dan jangan lupa untuk mengajak teman-teman kalian yang lain nya juga”
Kedua siswi itupun mengangguk lalu merekapun pergi meninggalkan tempat tersebut.
“Kalian juga boleh datang” pemuda itupun kemudian tersenyum menyeringai, lalu melemparkan beberapa lembar brosur kepada para pemuda yang masih meringis kesakitan tersebut kemudian pergi begitu saja.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!