Hujan mengguyur kota dengan derasnya. Di dalam sebuah kantor kecil yang sederhana, Enjelina Parker duduk diam sambil memandangi berkas-berkas yang tersebar di mejanya. Sebagai seorang detektif swasta, Enjelina telah menangani berbagai macam kasus, mulai dari perselingkuhan hingga pencurian kecil. Namun, tidak ada satu pun kasus yang benar-benar mampu mengalihkan pikirannya dari rahasia yang melingkupi masa lalu keluarganya.
Nama Lucas Aldridge terus berulang dalam pikirannya. Ia sering menemukan nama tersebut dalam berkas-berkas lama milik ayahnya, Nicholas Parker, yang dulu juga seorang detektif ternama. Namun, ketika Enjelina mencoba menanyakannya, sang ayah selalu menghindari topik itu dengan alasan klise: "Ada hal-hal yang lebih baik tidak diketahui."
Sementara itu, sahabat-sahabatnya, Hellena Viandra dan Clarissa Veronica, sibuk dengan kehidupan mereka masing-masing. Hellena, seorang atlet karate internasional, tengah mempersiapkan diri untuk turnamen besar di Tokyo. Meski terlihat tangguh di luar, Hellena memiliki kelemahan yang selalu membuatnya bergantung pada Enjelina: ketakutannya pada hal-hal supranatural.
Di sisi lain, Clarissa, pewaris perusahaan besar Veronica, sedang menjadi pusat perhatian di acara amal yang ia selenggarakan di hotel mewah. Clarissa, dengan kepribadiannya yang ceria dan hangat, selalu menjadi penghubung bagi sahabat-sahabatnya. Ia sering mencoba mengajak Enjelina untuk bersosialisasi lebih banyak, namun Enjelina selalu menolak dengan alasan pekerjaan.
Namun, kehidupan sehari-hari mereka mulai terusik ketika berita besar mengguncang kota: Magus, seorang pencuri permata yang dikenal karena keahliannya dalam menggunakan sulap, kembali beraksi. Kali ini, ia mencuri permata berharga yang dipamerkan dalam sebuah pelelangan bergengsi.
Kasus ini langsung ditangani oleh Inspektur Matteo Sullivan, yang dikenal tegas namun sedikit angkuh. Meski demikian, Matteo menyadari bahwa kasus ini tidak sesederhana yang terlihat. Magus bukan hanya seorang pencuri biasa; ia tampaknya memiliki hubungan misterius dengan berbagai tokoh penting di kota, termasuk keluarga Parker.
Di sisi lain, Inspektur Brian Delano, yang bertugas di bagian pembunuhan, sedang menangani serangkaian kasus misterius yang tampaknya memiliki kaitan dengan perusahaan Parker. Sebagai teman lama Nicholas, Brian merasa berada dalam dilema. Di satu sisi, ia ingin melindungi nama baik keluarga Parker, namun di sisi lain, ia tidak bisa menutup mata terhadap bukti-bukti yang mulai bermunculan.
Ketika kasus Magus dan penyelidikan Brian mulai tumpang tindih, Enjelina menemukan dirinya berada di tengah pusaran bahaya. Tidak hanya itu, kehadiran Gregory Hart, detektif yang awalnya menjadi saingannya, kini justru membawa petunjuk baru tentang keterlibatan ibunya, Evelyn Parker, dalam jaringan rahasia yang terkait dengan Magus.
Namun, ini bukan hanya tentang Magus. Lucas Aldridge, sosok misterius dari masa lalu keluarga Parker, perlahan mulai muncul ke permukaan. Evelyn, yang dikenal sebagai pemilik butik ternama, menyembunyikan masa lalu yang tidak pernah ia ungkapkan kepada putrinya. Di sisi lain, Nicholas berusaha keras melindungi keluarganya dari ancaman yang kian nyata, meski ia sendiri tidak bisa lepas dari bayang-bayang masa lalunya.
Di tengah semua ini, kasus-kasus biasa tetap mengisi hari-hari Enjelina. Mulai dari menyelidiki seorang suami yang dicurigai berselingkuh, hingga mengungkap misteri hilangnya seorang anak di lingkungan kecil. Namun, setiap kasus tampaknya membawa petunjuk kecil yang secara perlahan menghubungkan semuanya dengan satu kebenaran besar: rahasia kelam keluarga Parker.
Puncaknya terjadi ketika Enjelina, Hellena, Clarissa, dan Gregory dipertemukan dalam sebuah kasus yang melibatkan pencurian dokumen penting dari perusahaan Veronica. Dokumen tersebut, entah bagaimana, memiliki hubungan langsung dengan permata yang dicuri oleh Magus. Dalam perjalanan ini, mereka harus menghadapi ancaman yang tidak hanya datang dari luar, tetapi juga dari bayang-bayang masa lalu yang selama ini disembunyikan oleh keluarga mereka sendiri.
Ketika kebenaran mulai terkuak, Enjelina menyadari bahwa untuk melindungi masa depannya, ia harus menghadapi masa lalunya. Dan di balik semua itu, Magus tampaknya memiliki peran yang jauh lebih besar daripada sekadar seorang pencuri.
Hujan masih turun dengan deras ketika Enjelina Parker melangkahkan kakinya keluar dari gedung apartemen tempat ia tinggal. Dengan mantel panjang dan payung di tangan, ia menyusuri jalanan kota yang basah, menuju sebuah kedai kopi kecil yang terletak di ujung jalan. Pagi ini, ia memiliki janji temu dengan klien baru, seorang wanita muda yang mengaku kehilangan benda berharga saat acara amal, yang tidak lain adalah sahabatnya sendiri.
Sesampainya di kedai kopi, Enjelina melihat seorang wanita dengan rambut pirang panjang duduk di pojok ruangan. Wanita itu terlihat gelisah, sesekali memandang ke luar jendela.
"Maaf membuatmu menunggu, Nona Clarissa Veronica," ucap Enjelina sambil duduk di hadapan wanita itu.
Clarissa Veronica tersenyum lega. "Tidak apa-apa, Lina. Aku tahu kau pasti sibuk."
Enjelina menatap sahabatnya dengan penuh perhatian. "Jadi, apa sebenarnya yang hilang? Kau tadi mengatakan benda itu sangat penting."
Clarissa menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab, "Itu adalah dokumen perusahaan. Aku bahkan tidak tahu bagaimana dokumen itu bisa hilang. Seharusnya dokumen itu ada di ruang kerjaku, tetapi pagi ini, ketika aku mencarinya, dokumen itu sudah tidak ada."
"Apakah ada orang lain yang memiliki akses ke ruang kerjamu?" Enjelina bertanya, suaranya terdengar tenang namun penuh kewaspadaan.
"Selain aku, hanya asistanku, Nathan, yang memiliki kunci cadangan," jawab Clarissa sambil mengusap pelipisnya. "Aku percaya padanya, tapi... aku tidak bisa mengabaikan kemungkinan apa pun."
Enjelina mengangguk pelan. "Baiklah, aku akan memulai penyelidikan dari ruang kerjamu. Apakah ada orang lain yang mencurigakan di sekitar perusahaan belakangan ini?"
Sebelum Clarissa sempat menjawab, pintu kedai terbuka, dan seorang wanita dengan pakaian olahraga masuk dengan tergesa-gesa. Itu adalah Hellena Viandra, sahabat mereka yang baru saja selesai berlatih.
"Maaf aku terlambat," ucap Hellena sambil menarik kursi dan duduk di samping Clarissa. "Apa yang terjadi? Kau terlihat tegang sekali Rissa."
Clarissa menjelaskan situasinya kepada Hellena, yang langsung menunjukkan kekhawatiran. "Dokumen itu sangat penting, kan? Apa kau yakin tidak ada yang mencoba mencurinya untuk alasan tertentu?"
"Belum ada bukti kuat," jawab Enjelina. "Namun, aku akan menyelidiki ini secepat mungkin."
Hari itu, Enjelina mengunjungi kantor Clarissa. Ia memeriksa ruang kerja sahabatnya dengan teliti, mencari petunjuk sekecil apa pun yang bisa mengarahkan pada pelaku. Di bawah cahaya lampu meja, ia menemukan sesuatu yang menarik perhatiannya: sebuah kartu berwarna hitam dengan ukiran huruf emas yang berbunyi, "Magus was here."
Enjelina mengernyitkan dahi. Nama ini sudah tidak asing baginya. Magus, pencuri permata yang menjadi berita utama akhir-akhir ini, ternyata terlibat dalam kasus ini. Tapi mengapa Magus mencuri dokumen perusahaan? Apa hubungannya dengan Clarissa atau perusahaan Veronica?
Pikirannya semakin dipenuhi pertanyaan saat ia menyimpan kartu itu ke dalam sakunya.
...****************...
Di sebuah ruangan gelap, seorang pria bertubuh tinggi dengan wajah yang tertutup topeng berdiri di depan jendela besar. Di tangannya, ia memegang dokumen yang baru saja ia curi.
"Permata itu akan menjadi milikku," gumamnya sambil tersenyum tipis. "Tapi sebelum itu, aku harus memastikan semua rencanaku berjalan lancar."
Pria itu, Magus, menatap dokumen di tangannya dengan tatapan penuh kemenangan. Apa yang ia cari ada di dalam dokumen itu, sebuah petunjuk yang akan membawanya pada rahasia yang telah lama tersembunyi.
Keesokan harinya, Enjelina berdiri di depan cermin panjang di kantornya, menatap dirinya sendiri sejenak sebelum mengenakan mantel hitam favoritnya. Di tangannya, ia memegang kartu hitam dengan tulisan emas yang ditemukan di ruang kerja Clarissa. Nama Magus terasa seperti teka-teki yang terus-menerus menghantuinya, seolah menjadi benang merah yang belum dapat ia rangkai.
"Magus," gumamnya pelan. "Apa hubunganmu dengan ini semua?"
Pikirannya terputus ketika ponselnya berbunyi. Nama Inspektur Brian Delano muncul di layar. Dengan cepat, Enjelina menjawab panggilan tersebut.
"Enjelina, aku butuh bantuanmu," suara Brian terdengar tegas, tetapi ada nada mendesak di dalamnya.
"Kasus apa kali ini?" Enjelina bertanya, langsung waspada.
"Ada kasus pembunuhan di distrik utara. Korbannya adalah seorang pria bernama Arthur Grayson. Kami menemukan jejak yang mungkin mengarah pada seseorang yang kau kenal."
"Siapa?"
Brian terdiam sejenak sebelum menjawab, "Lucas Aldridge."
Mendengar nama itu, tubuh Enjelina menegang. Lucas Aldridge, nama yang terus muncul dalam dokumen lama ayahnya, kini menjadi bagian dari kasus pembunuhan?
"Aku akan segera ke lokasi," jawab Enjelina, berusaha menjaga suaranya tetap tenang.
...****************...
Hujan masih belum berhenti ketika Enjelina tiba di lokasi. Rumah tua di distrik utara itu dipenuhi oleh garis polisi dan kerumunan kecil yang mencoba mengintip apa yang terjadi. Brian menyambutnya dengan anggukan singkat sebelum membawanya masuk.
Korban, Arthur Grayson, tergeletak di ruang tamu dengan luka tusukan di dadanya. Tidak ada tanda-tanda perlawanan, dan ruangan terlihat rapi, seolah pembunuhan ini dilakukan dengan sangat terencana.
"Apa yang membuatmu mengaitkan ini dengan Lucas Aldridge?" tanya Enjelina sambil memeriksa tempat kejadian.
Brian menyerahkan sebuah amplop kecil yang ditemukan di meja dekat korban. "Ini ditemukan di samping tubuhnya."
Enjelina membuka amplop tersebut dengan hati-hati. Di dalamnya, terdapat sebuah foto lama yang menunjukkan Lucas berdiri bersama seorang wanita. Enjelina mengenali wanita itu dengan segera—ibunya, Evelyn Parker.
Jantungnya berdegup lebih cepat. Apa hubungan antara Lucas, ibunya, dan Arthur Grayson?
"Kami belum menemukan keberadaan Lucas, tetapi jika dia memang terlibat, ini bisa menjadi kasus besar," kata Brian sambil melipat tangannya di depan dada.
Enjelina mengangguk sambil memeriksa foto tersebut lebih dekat. Tatapan Lucas dalam foto itu terasa dingin, tetapi ada sesuatu di matanya yang sulit dijelaskan. Seolah-olah ia menyimpan rahasia yang hanya ia ketahui.
"Bagaimana dengan sidik jari atau bukti lainnya?" tanya Enjelina.
"Belum ada yang mencolok. Kami masih menunggu hasil laboratorium," jawab Brian.
Ketika Enjelina tengah merenungkan informasi ini, seorang pria masuk ke ruangan dengan langkah tegas. Gregory Hart, detektif yang sering menjadi saingannya, tetapi juga partner tak terduga dalam beberapa kasus.
"Aku mendengar nama Magus disebutkan dalam laporan ini," katanya tanpa basa-basi. "Jika dia terlibat, kasus ini jauh lebih rumit daripada yang kita pikirkan."
Enjelina menatap Gregory dengan tajam. "Apa kau memiliki informasi tentang Magus?"
"Ada rumor bahwa Magus tidak hanya mencuri permata, tetapi juga terlibat dalam jaringan rahasia yang mencuri dokumen-dokumen penting. Jika dokumen milik Clarissa Veronica ada hubungannya dengan kasus ini, maka kita tidak sedang menghadapi pencuri biasa," jelas Gregory.
Enjelina merasakan sebuah pola mulai terbentuk di kepalanya. Kasus pembunuhan ini, hilangnya dokumen Clarissa, dan kehadiran Magus, semuanya seperti potongan teka-teki yang harus ia susun.
Namun, satu hal yang ia sadari adalah ini bukan hanya tentang penyelidikan biasa. Ini adalah perjalanan yang akan membawanya lebih dekat kepada rahasia kelam keluarga Parker.
...****************...
Dalam sebuah ruangan gelap, Magus duduk di kursi sambil memainkan kartu hitam di tangannya. Senyumnya yang dingin menyiratkan bahwa ia sudah beberapa langkah di depan siapa pun yang mencoba menangkapnya.
Lucas Aldridge berdiri di sudut ruangan, menatap Magus dengan tatapan penuh amarah. "Aku tidak akan membiarkanmu menyeret Evelyn ke dalam kekacauan ini."
"Sayangnya, Lucas," jawab Magus dengan nada tenang, "Evelyn sudah terlibat sejak awal. Kau tahu itu lebih baik daripada siapa pun."
Lucas mengepalkan tangannya, tetapi ia tahu tidak ada gunanya melawan. Magus adalah seseorang yang selalu memiliki rencana cadangan, dan ia tidak pernah kehilangan kendali.
"Permata itu hanyalah awal," lanjut Magus. "Rahasia yang disimpan Evelyn akan menjadi kunci dari semuanya. Dan aku tidak akan berhenti sampai aku mendapatkannya."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!