“Misi menaklukan papa angkat.’’
Cinta itu buta, jadi tidak salah bukan jika aku mencintai papa angkatku yang mengurusku dari bayi, tidak masalah dia mantan pacar ibuku. Dalam otakku, papa Darius harus menjadi milikku.
***
Alena menatap foto di tangannya, kemudian dia terus menciumi foto itu, ‘’Papa Darius aku merindukanmu.’ Alena membatin, Wanita itu sungguh merindukan ayah angkatnyan sekaligus lelaki yang dia cintai. Rasanya dia sabar untuk segera pindah keluar kota agar bisa tinggal dengan ayah angkatnya, tentu saja semua rencana sudah terususun rapih di dalam otaknya.
Darius, lelaki itu adalah seorang polisi, umurnya sudah terbilang sangat matang, tapi tentu saja wajah lelaki itu sangat tampan, bahkan ketampanannya mampu membuat Alena sang anak angkat jatuh cinta padanya. Kini Alena berusia 17 tahun, dan Darius menginjak 41 tahun.
Darius adalah mantan kekasih dari Nana, yang tak lain adalah ibu kandung Alena. Dulu Ketika Nana mengandung Alena dan kembarannya, Darius lah yang selalu ada di samping Nana, karena saat itu Nana sempat berpisah dengan suaminya, dan Darius pula yang mengurus Alena dan kembaran Alena dari bayi. Dan mungkin Darius akan terkejut jika tau bahwa anak angkatnya mencintainya.
Alena langsung menyimpan foto Darius Ketika mendengar suara derap Langkah dan dia tau itu adalah ibunya, bisa bahaya jika ia terpergok menyimpan foto ayah angkatnya.
‘’Kenapa kau belum turun, kita semua munggumu di bawah,’’ ucap Nana.
“Hmm, mommy aku akan turun sebentar lagi.’’
Ketika Nana keluar dari kamar, dengan cepat Alena langsung menyembunyikan foto darius, dan setelahnya dia pun pergi ke keluar dari kamar untuk makan malam Bersama keluarganya.
‘’Papa Darius.” Alena berteriak Ketika berada di meja makan dan ternyata ada Darius, padahal Darius mengatakan akan datang menjemputnya satu minggu lagi, lalu kenapa lelaki itu sudah berada disini.
Darius bangkit dari duduknya, kemudian dia langsung merentangkan tangannya, tentu saja Alena langsung berlari, lalu memeluk tubuh ayahnya kemudian memeluk Darius dengan sangat erat. Dia tidak menyangka kerinduannya akan terbayar secepat ini, hingga sekarang dia memeluk lelaki itu semakin erat, dan tentu saja tidak ada yang menyadari keanehan Alena, karena mereka berpikir Alena rindu pada Darius layaknya seorang anak yang rindu ayahnya.
Padahal yang di rasakan Alena jelas berbeda, dia bukan rindu layaknya anak yang merindukan ayahnya, tapi rindu seperti seorang Wanita pada kekasihnya.
‘’Papa, bukannya papa akan menjemputku seminggu laagi,’’ ucap Alena Ketika melepaskan pelukannya dari Darius, hingga kini kedua insan itu saling menatap. Dan tentu saja jantung Alena seperti akan keluar dari rongga dadanya. Jantungnya berdegup dengan sangat cepat ketika melihat wajah Darius dari dekat.
“Papa sengaja ingin memberikan kejutan untukmu.’’ Darius mencubit hidung Alena, membat pipi Alena memerah.
‘’Ayo kita makan,’’ ucap Nana, dan Darius pun langsung menarik kursi untuk Alena membiarkan Alena duduk di sebelahnya.
‘’Mau papa suapi?’ tanya Darius, dan tentu saja Alena mengangguk dengan cepat, karena sedari dulu kebiasaan Darius tetap sama, dia selalu melakukan kebiasaan yang selalu dia lakukan saat Alena masih kecil.
“Alena, biarkan papa Darius makan dengan tenang, kau mkan sendiri,’’ ucap Jayden, ayah Alena.
‘’Tidak mau, papa Darius saja tidak keberatan, ia kan papa.’’ Alena langsung menoleh ke arah Darius dan tentu saja Darius mengangguk. Sedangkan Jayden hanya menggeleng Ketika melihat tingkah putrinya, semua sudah tidak aneh lagi dengan kelakuan Alena yang manja pada Darius, sayangnya mereka berpikir itu hal yang wajar karena Alena sudah menganggap Darius seperti ayah kandungnya sendiri.
Tapi tentu saja apa yang di pikirkan Alena berbeda denga apa yang di pikirkan oleh keluarganya.
Acara makan malam pun selesai, setelah makan malam, Darius mengobrol Bersama Jayden, sedangkan Alena pergi ke kamar, setelah makan malam. Alena meminta Darius untuk mengantarkannya membeli alat Lukis, dan tentu saja Darius tidak menolak, hingga sekarang gadis remaja itu akan bersiap dan tampil secantik mungkin.
“Bisakah kau hentikan obsesimu."
Alena yang sedang bersiap langsung menoleh Ketika kaka kembarnya masuk ke dalam kamarnya.
‘’Kau ini kenapa sih, ken.’’Alena protes, keluarga Alena memang tidak menyadari bahwa Alena mencintai Darius, tapi Ken yang tak lain kembaran Alena sangat tau bahwa adiknya jatuh cinta pada ayah angkat mereka.
Alena membulatkan matanya Ketika mendengar ucapan Ken, dalam sekejap wajah Wanita itu langsung pucat, dia tidak menyangka Ken akan mengetahui perasaanya pada Darius, bisa bahaya jika sampai ken membuka mulut pada keluarganya, walaupun dia mencintai ayah angkatnya, tapi dia tidak ingin ada yang tau tentang perasaannya, apalagi jika Darius tau dia mencintainya, sudah di pastikan kedua orang tuanya kan melarang dia bertemu dengan Darius dan tentu saja Darius akan menjauhinya dan Alena tidak mau itu terjadi.
‘’Ken kau bercanda denganku.’’ Alena berusaha menutupi kegugupannya, Ken maju ke arah adiknya kemudian dia memegang bahu Alena.
‘’Alena tidak ada yang salah dengan perasaanmu, mencintai seseorang adalah hal yang wajar, tidak salah jika kau mencintai papa Darius, hanya saja kau harus mengingat bahwa papa Darius tetaplah ayah kita, dia juga mantan kekasih ibu kita, jadi tolong bijak dalam mengambil keputusan.’’
Mendengar ucapan Ken, Alena tertunduk ucapan Ken seakan menamparnya tapi tentu saja alena tidak akan sadar atau tepatnya tidak mau sadar. “Ken, aku ….”’
‘’Its oke Alena. Aku tidak akan mengatakan pada siapa pun tentang perasaanmu pada papa Darius, tapi tolong segera lupakan perasaanmu,’’ ucap Ken.
Alena yang sedang tertunduk diam-diam tersenyum. Tentu saja dia hanya berakting, dan akhirnya Ken tertipu dan pasti lelaki itu tidak akan mengatakan apa pun pada keluarganya.
"Baiklah, Ken. Aku akan berusaha melupakan papa Darius."
"Baiklah, aku akan percaya, bahwa kau akan melupakan papa Darius " setelah mengatakan itu Ken pun pergi dari kamar adiknya
“Ken, kau ini memang bodoh.” Alena mengumpat Ken, dia tertawa dalam hati ketika Ken percaya dengan ucapannya. Tentu saja Alena tidak mau berhenti mencintai Darius.
Setelah memastikan tampilannya rapih dan terlihat sangat cantik, Alena pun keluar dari kamar, wanita itu berjalan sambal tersenyum sumringah karena tentu saja malam ini dia akan pergi dengan Darius.
“Kau mau pergi kemana?” tanya Helena, rupanya Wanita itu baru datang ke rumah ayahnya dia bertanya pada sang adik karena melihat tampilan Alena begitu rapih seperti akan bertemu seseorang, padahal ini sudah malam.
Alena tergagap seperti biasa Wanita itu menormalkan ekpresi wajahnya.
‘’Aku ingin membeli alat Lukis Bersama papa Darius,’’ jawab Alena.
‘’Kau ingin membeli alat Lukis atau …’’
Helena menggantungkan ucapannya di udara, membuat Alena langsung was-was, bisa bahaya jika kakanya menyadari tentang dia yang ingin menggoda papa angkatnya.
‘’jangan-jangan apa?” tanya Alena.
“Jangan-jangan kau sedang mengincar lelaki yang bekerja di toko alat Lukis itu,’’ jawab Helena, hingga Alena menghela nafas lega ternyata kakanya tidak menyadari bahwa dia sedang ingin tampil cantik di hadapan ayah angkatnya.
‘’Bukan urusan kaka.” Alena mengibaskan rambutnya, kemudian dia melanjutkan langkahnya untuk pergi ke bawah membuat Helena menggeleng.
“Papa Darius, ayo kita pergi sekarang,’’ ucap Alena Ketika menghampiri Darius yang sedang mengobrol Bersama ayahnya.
‘’Kita hanya membeli alat Lukis saja, kan?” tanya Darius, dia menatap heran pada anak angkatnya karena tampilan Alena begitu rapih.
“Hmm, memangnya kenapa?’ tanya Alena.
‘’Papa pikir, kita akan pergi ke tempat lain karena kau tampil cantik.” Wajah Alena langsung memerah Ketika mendengar ucapan Darius, karena secara tidak langsung ayah angkatnya memujinya cantik.
“Siapa tau kan Ketika aku sedang berada di luar, ada lelaki yang naksir padaku, jadi aku harus tampil secantik mungkin.’’ Alena akhirnya menemukan alasan yang pas, bisa bahaya jika dia menjawab salah, terlebih lagi ada Jayden di depannya.
‘’Ya sudah ayo, kita pergi,”’ ajak Darius, lelaki itu langsung bangkit dari duduknya, dan langsung mengulurkan tangannya pada Alena, seperti biasa Darius selalu memperlakukan Alena dengan istimewa, karena dia tetap menganggap Alena adalah putri kecilnya berbeda dengan pandangan Alena padanya.
***
“Papa, apa setelah aku kuliah papa akan sibuk di kantor?” tanya Alena Ketika mereka berada di mobil dan mobil sudah melaju.
“Tentu tidak, setelah papa pulang dinas, papa akan langsung pulang, mana mungkin papa membiarkanmu sendiri,’’ balas Darius, dia tidak menyadari bahwa Alena sedang mengajukan pertanyaan yang tidak biasa
“apa papa kan mengantar jemputku ke kampus?” tanya Alena lagi.
Darius mengangguk. “Papa akan mengantar jemputmu, tapi jika papa sibuk dan sedang berdinas di luar kota kau naik taksi, dan ingat kau tidak boleh mengemudi mobil sendiri,’’ jawab Darius, tentu saja Alena serasa berada di atas awan, karena Ketika dia kuliah di luar kota, dia akan terus berada bersama lelaki yang dia cintai.
Setelah melewati perjalan yang cukup jauh, akhirnya mobil pun sampai di depan toko Lukis, Alena dan Darius pun langsung turun dari mobil kemudian mereka langsung masuk kedalam toko Lukis tersebut.
‘’Kau berputar-putar hanya ingin membeli ini?” tanya Darius, ini sudah setengah jam berlalu dan sedari tadi Alena hanya berkeliling sambal menggandeng tangan Darius, dan dia pun mengambil alat lukisnya denga asal, karena sebenarnya semua alat Lukis milk Alena masih lengkap dia mengajak Darius keluar hanya untuk
menikmati momen Bersama ayah angkat tercintanya.
“Papa sebenarnya aku lupa harus membeli apa saja. Aku lupa tidak membawa catatan yang tadi aku sudah siapkan." Alena berdusta, bukannya marah Darius malah tertawa, karena dia tau bahwa putrinya ini sangat pelupa hanya saja kali ini Darius salah karena Alena memang tidak menyiapkan catatan apa pun.
“Jadi kita akan pulang saja?” tanya Darius, hingga Alena menggeleng.
“Ini masih terlalu siang untuk pulang, bagaimana jika kita menikmati secangkir kopi saja di café, apa papa tidak Lelah?” tanya Alena. Dan seperti biasa Darius hanya mengangguk patuh, dan mereka pun langsung berjalan ke kasir untuk membayar alat Lukis yang tadi dia ambil oleh Alena. Lalu setelah itu mereka pun keluar dari toko tersebut lalu pergi ke café seperti keinginan Alena.
***
“Jangan begadang langsung tidur, besok pagi ayo kita olahraga bersama,’’ ucap Darius Ketika mereka baru saja masuk kedalam rumah.
‘’Baik papa.’’ Alena langsung menyentuh pipinya dengan jari, dan Darius pun langsung merendahkan tubuhnya kemudian dia langsung mencium pipi Alena.
“Good night papa, I love you,’’ ucap Alena. Sayangnya kata-kata terakhir dia simpan untuk dirinya sendiri, mana mungkin dia mengatakan hal seperti itu hadapan Darius.
Satu minggu kemudian
“Bagaimana apa kau nyaman dengan apartemen ini?” tanya Darius Ketika mereka masuk kedalam apartemen.
‘’Papa kenapa papa tidak mengatakan bahwa papa membeli apartemen baru?” tanya Alena.
‘’Kau akan kuliah di sini selama bertahun-tahun dan papa ingin membuatmu nyaman, di bawah ada restoran dan juga fasilitas lengkap. Jadi, jika papa sedang berdinas, kau tinggal menelpon saja ke layanan bawah, nanti mereka akan mengantarkannya kemari,’’ jawab Darius
Ketika tau Alena akan kuliah di kota ini dan tinggal dengannya tentu saja Darius menyiapkan yang terbaik untuk putrinya, walau bagaimana pun Alena adalah putrinya, jadi dia ingin memberikan yang terbaik untuk putrinya.
'‘Papa, aku sudah pandai memasak, jadi nanti biar aku saja yang memasak,” ucap Alena. Rupanya, dua bulan ini Alena melakukan kursus memasak karena dia ingin terus memasakkan makanan untuk Darius.
‘’Benarkah?” tanya Darius.
“Hmm, aku ingin terus mengasah bakat memasakku, karena nanti suamiku harus terus memakan masakanku,’’ jawab Alena.
Darius tertawa Ketika mendengar ucapan Alena. “Hmm, niatmu bagus, tapi jangan berpikir untuk menikah muda, papa belum siap jika harus melihatmu bersanding dengan lelaki lain, karena sampai kapan pun kau tetap putri kecil papa.”
“Hmm, papa aku tidak akan menikah muda, karena aku akan menunggu orang yang kucintai melamarku,’’ jawab Alena. “Apa papa mau setiap hari aku bawakan bekal?” tanya Alena.
“Ide bagus, papa akan memakan makanan buatanmu,’’ jawab Darius.
Keesokan harinya.
Alena tersenyum Ketika melihat makanan yang sudah dia buat tersusun rapih di kotak makan, Wanita itu bangun pagi sekali karena dia memasak untuk bekal Darius dan juga untuk sarapan, Alena begitu semangat Ketika menyiapkan bekal untuk ayahnya, rasanya menyenangkan jika nanti Darius akan memuji masakan buatannya.
“Kau sudah bangun?” tanya Darius Ketika keluar dari kamar, dia terkejut karena Alena bangun sepagi ini.
‘’Wah, ternyata kau sudah menyiapkan bekal dan sarapan untuk kita,’’ jawab Darius membuat Alena tersenyum bangga.
‘’Aku, kan sudah bilang urusan makanan serahkan saja padaku. Aku akan mandi dulu, nanti kita sarapan Bersama,’’ ucap Alena, hingga Darius mengangguk, Alena pun langsung pergi ke kamar untuk mandi sedangkan Darius langsung membawa makanan yang sudah siap ke meja makan.
***
“Bagaimana papa, apa enak?’" tanya Alena Ketika Darius mencicipi makanannya.
‘’Ini enak Alena, papa bangga padamu, karena kau bisa membuat makanan seenak ini,’’ jawab Darius, dia sendiri tidak menyangka bahwa Alena akan membuat makanan seenak ini.
‘Dan aku akan pastikan kau dan anak kita nanti hanya akan memakan masakan buatanku.’’ Alena membatin, tentu saja dia selalu berandai andai bahwa dia akan mempunyai keluarga yang utuh dan harmonis dengan Darius.
‘’Papa, awas saja jika bekal ini tidak di makan, aku sudah memasak ini dengan susah payah,’’ ucap Alena Ketika mereka sudah selesai sarapan.
“Mana mungkin papa tidak memakan masakan anak papa,’’ jawab Darius. Lelaki itu pun bangkit dari duduknya kemudian dia langsung mengambil tas bekal dari tangan putrinya.
“Ya sudah papa akan berangkat,’’ jawab Darius, dia mengecup kening putrinya dan setelah itu keluar dari apartemen.
Ketika Alena akan pergi ke kamar, tiba-tiba Alena menghentikan langkahnya Ketika mendengar suara ponsel yang berdering hingga Alena mencari sumber suara ponsel itu, dan ternyata suara ponsel itu berada di ruang tamu.
“Sepertinya papa melupakan ponselnya,’’ lirih Alena, gadis remaja itu langsung mengambil ponsel ayahnya, kemudian dia melihat siapa yang menelpon ayahnya
“Arleta.’’ Lirih Alena yang menyebutkan nama pemanggil yang menghubungi ponsel ayahnya.
Rasa sesak langsung menghantam Alena Ketika melihat foto yang memanggil ayahnya. Tentu saja Wanita itu merasa cemburu. Rasa sesak Alena semakin menjadi-jadi Ketika membayangkan bahwa Wanita yang menelpon Darius sekarang adalah kekasih ayah angkatnya.
“Alena itu ponsel papa,’’ ucap Darius, rupanya dia menyadari bahwa ponselnya tertinggal. Hingga Alena tersadar Ketika mendengar suara ayahnya, sebelum berbalik Alena langsung menormalkan ekpresinya.
‘’Papa, ada Wanita yang menelpon papa, apa itu kekasih papa.’’ Tenggorokan Alena terasa tercekat Ketika menanyakan itu, bahkan dia langsung menyesal karena sudah bertanya, tentu saja dia takut mendengar jawaban Darius.
Tinggalin komen ga sih
Bab 3
aku update dua bab
‘Kenapa?” tanya Darius Ketika melihat Alena melamun, Darius mengerutkan keningnya Ketika melihat ekspresi putri angkatnya tampak berbeda.
‘’Ah tidak.’’ Alena langsung memberikan ponsel Darius’
“Ya, sudah papa pergi,’’ ucap Darius lagi, Hingga Alena mengangguk, dan setelah Darius pergi. Alena mendudukan diri di sofa, tiba-tiba tubuh gadis remaja itu langsung melemas.
Mata wanita itu langsung berkaca-kaca. Rasanya teramat menyakitkan membayangkan bahwa lelaki yang dia cintai mempunyai kekasih. Dan Alena sadar dia tidak tau apa-apa tentang Darius, karena sang ayah tidak pernah membahas apa pun dengannya.
‘Tidak ada apa-apa, Alena, jika memang papa Darius sudah mempunyai kekasih kau hanya perlu terus merebut perhatian papa Darius,’’ Alena berusaha untuk menenangkan dirinya, tapi tetap saja hatinya terasa sesak.
Alena pun bangkit dari duduknya, kemudian memutuskan untuk menonton drama kesukaannya berharap dia bisa melupakan rasa sedih dan sesaknya, apalagi kuliah akan di lakukan minggu depan.
Satu minggu kemudian
“Papa yakin akan menungguku di sini?” tanya Alena Ketika mobil yang di kendarai Darius sudah sampai di kampus. Ini hari pertama Alena kuliah, dan Darius sengaja cuti untuk menemani Alena, dia takut Alena mengalami pembullian.
“Hmm, papa, akan menemanimu, sampai kau selesai, papa takut kau di bully, apalagi senioritas di perkuliahan sangat kejam,’’ jawab Darius, hingga Alena mengangguk-anggukan kepalanya, tentu saja dia senang dengan hal ini, jadi dia tidak takut ayahnya bertemu dengan wanita lain.
Karena jujur, selama seminggu ini setelah dia melihat ada wanita yang menelpon ke ponsel ayahnya Alena malah jadi tidak tenang. Setiap Darius berdinas Alena selalu berpikir bahwa sang ayah menghabiskan waktunya dengan wanita itu, dan yang membuat Alena lebih tersiksa dia tidak bisa bertanya lebih lanjut tentang siapa wanita itu.
‘’ Ya sudah papa, aku turun,’’ Alena menyodorkan pipinya ke dekat Darius, hingga Darius langsung mengecup pipi anak angkatnya.
“Kabari papa jika ada sesuatu,’’ ucap Darius, hingga Alena mengangguk dan setelah Alena turun dari mobil, Darius langsung mengambil ponselnya, kemudian tersenyum Ketika melihat pesan dari teman polisinya.
Beberapa bulan ini Darius mulai dekat dengan Arleta, polisi wanita yang satu divisi dengannya, Selama belasan tahun Darius menutup hatinya, dia berpikir tidak mau membuka hati untuk siapa pun, karena dia cukup nyaman dengan kesendiriannya.
Tapi beberapa bulan lalu, Darius mulai kesepian, apalagi kedua anak angkatnya yang dia sayangi tinggal di beda kota, dan pada akhirnya Darius memutuskan untuk membuka hatinya dan kebetulan selama ini Arleta selalu perhatian padanya. Sedari awal Darius sudah tau bahwa Arleta tertarik padanya, tapi Darius tidak menggubris karena saat itu Darius berpikir tidak mau berkomitmen dengan siapa pun.
Dan Ketika mulai kesepian, barulah Darius membalas apa pun yang di lakukan oleh Arleta. Jika di tanya apa Darius mencintai Arleta, jawabannya tidak tau, dia hanya ingin menjalani harinya seperti air, apalagi sampai sekarang walaupun dekat mereka belum ada komitmen apa pun. Dia juga belum berani mengatakan apa pun pada Alena tentang kedekatannya dengan Arleta karena dia sadar bahwa putrinya sedikit fosesif padanya, dan Darius berpikir sikap fosesif Alena adalah sikap posesif layaknya anak Perempuan pada ayahnya, sayangnya Darius salah.
Dua jam kemudian
Alena mengetuk kaca jendela mobil Darius, dan seperinya Darius sedang tertidur.
‘’Papa ….’’ Beberapa kali Alena mengetuk jendela. Hingga 15 menit kemudian akhirnya Darius terbangun, dia langsung tergagap Ketika melihat Alena berdiri di samping mobil dengan wajah kesal.
‘’Maaf … maaf, papa ketiduran,’’ ucap Darius Ketika Alena masuk kedalam mobil, Alena cemberut, tentu saja dia sangat kesal.
“Papa ini bagaimana, aku kepanasan menunggu papa," omel Alena dengan kesal.
"Maaf, maaf, papa benar-benar tidak sengaja tertidur."
Darius sedikit panik, apalagi Alena selalu merajuk dengan waktu yang lama’
“Tidak, kau tidak boleh begini, Alena. Jika kau merajuk seperti anak kecil papa Darius akan ilfeel padamu.’’ Alena membatin, hingga dia melupakan niatnya yang akan merajuk.
‘’Baiklah, aku tidak akan marah, tapi nanti malam papa harus menemaniku menonton film horror,’’ ucap Alena, helaan nafas lega terlihat dari wajah lelaki itu Ketika mendengar ucapan Alena, setidaknya Alena tidak merajuk, apalagi Darius paling tidak bisa di diamkan oleh kedua anaknya.
‘’Jadi kita langsung pulang saja?” tanya Darius, hingga Alena mengangguk, tadinya dia tidak ingin pulang dan ingin mengajak Darius berjalan-jalan sebentar, apalagi hari masih siang, tapi karna sang ayah setuju untuk menonton film horror bersamanya, Alena memutuskan untuk pulang saja untuk Menyusun rencana, dia dan sang ayah akan menonton film horror, dan tentu saja dia akan merasakan momen romantic dengan lelaki yang dia cintai, karena saat menonton nanti dia akan berpura-pura ketakutan hingga dia akan menyosor papa angkatnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!