NovelToon NovelToon

Goodbye

prolog

By ; diyh visss

“kita tidak tahu takdir yang tuhan tuliskan itu seperti apa. Kita tidak tahu hadiah apa yang tuhan akan berikan kepada mereka yang bisa memenangkan permainan takdir. Tuhan menuliskan takdir dengan kejutan kejutan yang begitu banyak di dalam hidup setiap orang. aku tak tahu, takdir seperti apa yang tuhan tuliskan di dalam hidupku. Ada banyak rasa di dalamnya yang tak bisa ku temukan arti dan tak bisa memaknainya dengan kata kata. Tetapi, yang aku ketahui bahwa, takdir tuhan itu sempurna untuk orang orang yang bisa menerima”

“jangan sering jahat sama orang, nanti dibalas pakai kebaikan malunya dunia akhirat lo”

Dunia ini bukan tempat untuk menerima tetapi tempat untuk kehilangan. Untuk semua orang, dunia ini luas tetapi untuk seorang haider wijaya devanka alfeus , dunia ini hanyalah seukuran sebuah bola kecil yang hanya membuatnya selalu bertemu dengan orang orang yang menjengkelkan.

Haider mengangkat pandangannya menatap altar megah itu dengan tatapan kosong dengan senyuman datar yang tak mempunyai arti.

Angin malam berhembus menambah kesunyian malam di dalam ruangan. Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam.

“kau tahu, semenjak ibuku pergi dari dunia ini, aku tak pernah lagi datang menjumpai mu” cowok berusia 18 tahun itu kini berbicara kepada Korpus yesus yang ada di hadapannya setelah hampir dua puluh menit berdiri dan hanya terdiam di dalam kesunyian gereja.

“kau mengambil ibuku saat usiaku 10 tahun. delapan tahun, delapan tahun aku melupakanmu…… kau terlalu cepat mengambilnya. Aku kehilangan arah dan kau tak mengirimkan seseorang utnuk kembali membimbingku. Kau tak kasihan kepadaku tuhan? ” kini tatapan kosong itu mulai terlihat nanar.

“di dunia ini, ibuku yang mengajari dan mengenalkanmu padamu. Aku percaya dan mengikutimu karena ibu ku. Tapi kau mengambilnya sehingga 8 tahun aku kehilangan arah dan melupakan mu tuhan” Haider wijaya devanka alfeus nama lengkap cowok dengan bola mata amber yang kini berbicara seorang diri menatap tuhan yang selama ini ia tinggalkan. Cowok itu tertunduk sejenak menyeka cairan bening yang lolos dari pelupuk matanya dan kembali mengangkat pandangannya.

“hari ini aku datang menemuimu setelah sekian lama. Bukan untuk kembali percaya ataupun taat tapi untuk lepas dan pergi……. Kau menganggapku sebagai seorang yang tersesat ataupun dianggap orang-orang sebagai penghianat tak masalah bagiku karena saat usia ku 10 tahun,aku sudah menjadi orang yang jauh dari kebenaran dan tak punya kepercayaan”. Ucap haider dengan tatapan yang memperlihatkan kesungguhannya.

“maaf tuhan dan ini terakhir kalinya aku menemui mu sebagai seorang pengikut dan aku, tak akan pernah menemui mu lagi karena aku sudah kehilangan iman terhadapmu”. Ucap haider melangkahkan kaki meninggalkan ruangan itu dan keluar dari gereja.

“kebanyakan rasa sakit itu datang dari orang-orang terdekat terutama keluarga yang menjadi rumah. gue benci dan pengen mutusin semua ikatan yang ada tapi gue enggak akan pernah bisa buat mutusin ikatan itu” _haider

“ semalam lo pulang ke rumah?” haider yang tengah duduk sembari memejamkan mata dengan kedua tangan yang dimasukkan kedalam saku switter itu perlahan membuka matanya menatap seorang cowok yang duduk berhadapan dengannya dengan meja sebagai pembatas .

Haider tak menjawab malahan cowok itu mengalihkan pandangannya menatap pemandangan luar yang memperlihatkan hamparan sawah yang begitu luas. Kini mereka berada di sebuah restoran yang buka 24 jam yang berada di tengah tengah sawah yang membuat restoran tersebut menyajikan pemandangan alam yang indah yang membuat restoran tersebut dikunjungi banyak pelanggan termasuk haider yang dimana cowok itu sudah ada di restoran tersebut pada saat jam 6 pagi.

“besok baru gue masuk sekolah” ucap haider yang kini menatap cowok berkulit putih bersih keturunan cina indonesia itu yang merupakan sahabat dekatnya.

“ zhan lo percaya enggak sama gue?” tanya haider membuat cowok bernama lengkap zhan liam danuarta itu menganggkat satu alisnya .

“ maksud lo?”

“selamat menikmati makanannya kak” dua pelayan restoron datang membawa beberapa makannan yang tadi di pesan oleh mereka berdua dan menatanya di atas meja.

“makasih” ucap zhan kepada dua pelayan tersebut sebelum pelayan tersebut pergi dan kini zhan kembali fokus ke haider yang dimana cowok itu sudah lebih dulu menyantap nasi goreng yang baru saja disajikan.

“lupakan” ucap haider disaat zhan hendak bertanya sekali lagi maksud ucapannya. Zhan menghembuskan napas menatap sahabatnya itu sebelum dirinya juga ikut menyantap nasi goroeng yang iya pesan.

Sekitar sepuluh menit berlalu kini mereka selesai menyantap makanannya dan kembali berbincang bincang setelah setahun lebih tak bertemu. Semalam cowok itu tiba di indonesia setelah setahun lebih tinggal di amerika dan kini ia memutuskan untuk masuk ke sekolah besok menjadi murid baru.

“ hello guys” sapa seseorang membuat haider dan zhan menatap orang tersebut. lima orang cowok menghampiri mereka berdua dengan senyuman. Mereka berlima menggunakan jaket yang sama dengan jaket yang sedang digunakan zhan yang dimana jaket berwarna hitam ,dengan sedikit tambahan warna silver dengan belakang jaket bertuliskan XENON dengan burung elang dan dua pedang di samping kiri dan kanan sebagai logo. Sudah dipastikan mereka merupakan geng motor yang bernama XENON. Geng motor besar yang beranggotakan 158 dan mempunyai 2 ketua yang dimana satu ketuanya itu adalah haider, Yang dimana geng motor tersebut mereka bangun selama tiga tahun dan kini berhasil menjadi sebuah geng besar.

Kini mereka berlima yang bernama zayn, bigas, glenn , dion dan ari duduk bersama dengan haider dan juga zhan.

“ gue kira lo enggak bakal datang-datang lagi ke indonesia” ucap ari,cowok berhidung mancung yang kini duduk di samping zhan dan langsung meminum kopi yang ada di atas meja tanpa peduli siapa pemilik kopi tesebut.

“mana mungkin haider mau lepas jabatannya sebagai ketua” ucap bigas cowok berkulit kuning langsat dengan ciri khas topi hittam yang selalu melekat di atas kepala.

Haider hanya tersenyum dan mengambil gelas kopi yang diletakkan oleh ari di meja dan meminumnya. Mereka bertujuh sudah berteman sejak smp sehingga mereka sudah seperti saudara sendiri.

“eh bigas. Gue mau pesan makan”ucap ari menatap bigas dengan senyuman sedangkan yang ditatap hanya mengangkat satu alisnya.

“ngapain lo lapor ke gue?. Lo kira gue penjualnya?” tanya bigas dengan muka datarnya

“lo yang bayarin… mbak pesan ayam bakar satu sama minuman es teh” ucap ari yang langsung memesan tanpa mendengar persetujuan bigas yang akan membayar atau tidak makanan yang dipesannya itu.

“ enak aja Lo bangke'. Lo kira gue atm lo?” kesal bigas yang kini tak mau membayar

“ udah terlanjur gue pesan. Bayarin ya,duit lo kan banyak” ucap ari dengan senyuman manisnya.

“ banyak banyak. Mantan lo banyak” ucap bigas yang kin menarik napas dan menghembuskannya dengan tatapan jengkelnya menatap ari pasrah kini dirinya menjadi atm ari hari ini.

Pembicaraan mereka bedua menghadirkan tawa disana .Pertemuan tersebut menciptakan banyak cerita dan canda tawa setelah setahun lebih tak bertemu. Haider dikenal sebagai orang yang cuek ,tak suka perkumpulan dan basa basi tetapi,ketika ia bersama dengan mereka berenam, haider menjadi orang yang terbuka dan banyak tawa seolah-olah mempunyai dua keperibadian yang berbeda.

Ting..ponsel haider yang berada di atas meja berbunyi tanda satu nontifikasi pesan masuk ke dalam ponselnya.

Haider menatap layar ponsel tersebut dan dirinya bisa melihat nama pengirim pesan tersebut tetapi haider mengabaikannya dan memilih kembali fokus dengan teman temannya daripada membalas pesan tersebut.

Ting. Ting.ting... kembali beberapa pesan kembali masuk dan kini bukan hanya haider lagi yang menatap ponsel tersebut tetapi mereka semua.

“bokap lo?…. Semalam lo enggak ke rumah temui bokap lo?”tanya zhan. Ia tahu siapa yang sedang mengirimkan haider pesan dan alasan apa.

haider tak menjawab. Ia langsung mengambil posel dan berdiri dari duduknya. Mereka semua menatap cowok tersebut.

Kini mereka semua terdiam menatap wajah haider yang memeprlihatkan sikap dinginnya.

“gue cabut” ucap haider tanpa basa basi panjang. Mereka semua menatap kepergian cowok itu dengan pikiran masing masing. Mereka tahu bagaimana hubungan haider dengan sang ayah. hidup dengan seorang ayah yang tak pernah meluangkan waktunya sedikit pun dan ditinggal seorang ibu saat usianya sepuluh tahun adalah salah satu alasan hiader hidup dalam pergaulan bebas yang tak memiliki aturan dan batasan. Hanya ada sikap keras dari seorang ayah dan tanggapan dingin dari haider setiap mereka bertemu sehingga tak ada kata keluarga. Haider tak tahu apa itu keluarga,rumah, dan kebahagiaan sampai pada ia yang mendapatkan XENON dimana ia bisa merasakan apa itu keluarga meskipun haider tahu di dalam Xenon ,mereka semua tak memiliki ikatan darah yang berhubungan.

Haider menancapkan gas motornya dengan kecepatan tinggi membela jalan raya. Tak ada hari istimewa yang terjadi di dalam hidupnya selama delapan tahun ini. Mungkin karena jiwanya sudah mati rasa membuatnya tak bisa menjadikan satu hari termasuk hari ulang tahunnya sebagai momen yang spesial. Tak ada masa lalu yang ingin ia lihat ke belakang dan tak ada masa depan yang ingin ia impikan dirinya, hanya menjalani hidup untuk saat ini saya sehingga baginya, mati hari ini atau besok tak ada bedanya.

Sekitar sepuluh menit ia mengendarai motor ninjanya itu dengan kecepatan tinggi, kini ia berhenti di lampu merah menunggu sampai lampu lalu lintas itu berubah warna utnuk mengizinkannya kembali menancapkan gas.

Dibalik helm yang menutup kepalanya itu, haider tersenyum.

Masih menunggu dan kini haider menutup kaca helmnya “tikus-tikus selokan itu mau main-main sama gue?” ucap haider lalu menarik gas motornya disaat lampu lalu lintas sudah berubah menjadi warna hijau.

Kini haider kembali bermain-main. Ia yang seharusnya mengambil jalur berbelok kanan sepuluh meter di depan sana, malah membelokkan motornya ke arah kiri mengambil jalur lain yang bertolak dengan arah rumahnya.

Sekitar sepuluh meter dari belakang haider, lima pengendara motor juga ikut berbelok mengikutinya dari belakang.

Haider menatap sekilas ke kaca spion lalu fokus ke depan dan kembali berbelok kiri. Begitu juga dengan kelima pengendara yang berada di belakang haider mengikuti arah yang haider ambil.

Kini jalan yang haider ambil adalah jalan yang begitu sepi pengendara dan orang orang.

Haider mematikan mesin motor lalu melepaskan helm dan turun dari motor menatap kelima pengendara yang dari tadi mengikutinya dari belakang yang dimana kelima penggendara tersebut menggunakan jaket berwarna hitam pekat dengan ular sebagai logo dan di bagian lengan bertuliskan BLACK MAMBA. Black mamba merupakan salah satu geng motor besar yang berkuasa dan merupakan musuh terbesar geng Xenon.

“ Eh tikus-tikus bajingan.” Ucap haier yang langsung menyapa dengan kata kata kasar kepada kelima pengendara tersebut yang baru saja turun dari motornya dan menatap haider dengan senyuman mengejek.

Pada saat di pemberhentian lampu merah tadi, haider baru menyadari bahwa dirinya diikuti oleh musuhnya saat dirinya tak sengaja menatap ke kaca spion dan mendapati roger dan para anak buah geng tersebut tengah berada di belakangnya.

“setahun lebih enggak ketemu, lo masih aja songong! Gue kira lo udah tobat”. Ucap roger, cowok tampan bermata sipit yang merupakan blasteran cindo dan merupakan wakil dari geng black mamba.

“seharusnya gue yang bilang gitu tapi yaudalah mustahil juga kan lo tobat?” ucap haider yang langsung membuat roger menghilangkan senyumannya digantikan dengan tatapan tajam.

“banyak bacot lo bodoh!” ucap salah satu anggota black mamba yang bernama tomi. Cowok dengan body bulat dengan pipi caby.

“memang seharusnya waktu itu gue robek mulut lo!.. lo banyak bacot!lo udah lupa pukulan gue waktu itu yang buat lengan kiri lo hampir patah?”. Tanya roger yang kini tersenyum miring kembali mengingatkan haider perkelahian antara mereka.

“ tanpa zeno, gue bisa kalahin lo!”

Haider mengepalkan kuat jari jemarinya medengar ucapan roger. Ia tak lupa akan kejadian dimana roger menghajar tubuhnya habis habisan.

“ lo semua liat kan waktu itu?” tanya roger kepada para anggota black mamba membuat mereka semua yang ada disana mengatakan ya disertai dengan tawa.

“BANCI DANCOK!” Ucap haider yang langsung mengambil helm dan melemparkannya dengan kuat ke arah roger.

“AAAAAA!” Helem yang dilemparkan oleh haider mendarat sempurna diwajah rojer membuat darah segar mengalir keluar dari hidung Roger.

Mereka berempat yang melihat roger terkena hantaman helm tersebut terkejut karena suara helm yang benar-benar keras yang sudah dipastikan rasa sakitnya juga sangat kuat.

Roger merintih kesakitan merasakan helm yang mendarat diwajahnya memberikan rasa sakit yang amat sakit seolah-olah sudah menghancurkan wajahnya.

Roger menyentuh hidungnya dan melihat di telapak tangannya darah segar akibat dari ulah baj1ngan haider

“gue tahu black mamba itu semuanya gila, tapi gue enggak sampe mikir kalau yang jadi wakilnya itu orang bodoh kek lo! Tapi enggak mustahil juga sih,kalau ketuanya aja juga bodoh ” ucap haider melipat kedua tangan di dada terkekeh melihat roger.

“ BAJINGAN SIALAN!. COWOK ENGGAK JELAS KEK LO ENGGAK USAH NGOMONG!.” Teriak roger penuh dengan amarah. Kini Haider sudah terlalu merendahkannya membuat dirinya ingin sekali merobek dan menghajar wajah ketua Xenon itu.

Haider tersenyum sambil mengangkat jari tengahnya ke arah mereka semua

“ fuck you dammit!!!” ucapnya yang membuat mereka semua yang ada disana kini memanas.

“BRENGSEK!!. HAJAR!” Teriak roger yang langsung membuat mereka semua menyerang haider.

kini haider akan menghajar mereka semua terutama roger. Hari ini haider akan membalas roger yang dimana cowok itu sudah membuatnya merasakan rumah sakit selama dua minggu lebih dan rasa sakit di tangan kiri selama hampir dua bulan lebih. Haider masih ingat rasa sakit itu yang dimana dirinya yang saat itu tengah mabuk di salah satu club malam, tiba tiba dihajar oleh sepuluh anggota geng black mamba yang dimana yang menjadi pelaku utamanya adalah roger. Dimana disaat semua anggota black mamba berhenti memukulinya, roger masih memukulinya dan dimana cowok itu menginjak-nginjak lengan kiri nya yang membuat haider mati rasa seolah olah lengan kirinya sudah terputus dari tubuhnya.

Kini mereka benar-benar saling hajar. lima lawan satu yang dimana itu tak sebanding tetapi untuk haider, mereka semua bukanlah ular sesuai dengan namanya melainkan mereka tak lebih hanyalah tikus-tikus kecil.

“sial!” ucap haider menarik baju salah satu lawanya dan Bugh.. satu pukulan haider layangkan membuat satu anggota black mamba tersebut langsung tersungkur ke aspal. Haider hanya terus menghindar membiarkan lawannya mengeluarkan semua tenagannya dan ketika lawannya sudah lengah, dengan kuatnya ia membalas sehingga lawannya seketika terjatuh. Lima lawan satu dan serangan terus menerus datang membuat haider sedikit kewalahan menanganinya tetapi itu tak membuatnya harus mundur.

“mau sampai kapan lo ngehindar?!” ucap rangga cowok dengan rambut panjang sebahu itu yang kini menyerang haider dari samping.

Haider menangkis serangan yang diberikan roger sehingga memberi cela rangga untuk menyerang

Bugh.. dengan kuatnya, rangga menendang perut haider membuat haider terjatuh ke aspal dan disaat itu juga, roger hendak menginjak tubuh tubuhnya dengan cepat,haider menangkap kaki roger dan menahannya.

“ najis gue diinjak sama lo!” ucap haider sebelum membalas roger dengan menendang alat fital cowok tersebut dengan kuatnya membuat si empu seketika tumbang tanpa suara merasakan sakit yang menjalar yang seolah-olah membunuhnya.

Haider bangkit tetapi, baru saja ia berdiri, dua pukulan dilayangkan rangga ke wajahnya membuat sudut bibirnya seketika mengeluarkan darah.

“astaga, ternyata gue kuat juga ya, bisa pukul ketua geng Xenon!” ucap rangga yang kini memuji dirinya sendiri setelah berhasil melayangkan pukulan ke wajah haider.

Haider berdecak kesal menyentuh sudut dan mendapati darah. Haider menatap ronger yang masih berbaring di aspal merasakan rasa sakit sehingga sebelum ia menghajar habis roger, ia ingin membalas rangga terlebih dahulu yang dimana cowok itu sudah berani menendang dan menghajarnya hingga sudut bibirnya terluka.

“cari mati lo sama gue tikus selokan?!” tanya haider menangkap tangan kanan rangga yang hendak kembali menyerangnya.

“sorry kalau gue balas dua kali lipat!” ucap haider dengan wajah dinginnya dan dengan kuatnya melayangkan tinjuannya ke wajah rangga beberapa kali dan diakhiri dengan menendang perut rangga sebagaimana yang tadi rangga lakukan padanya. Rangga terkapar di aspal dengan bibir yang sudah mengeluarkan darah. Satu persatu anggota black mamba itu sudah dihajar habis oleh haider dan kini ia berjalan kearah roger yang masih terkapar di aspal dengan memegangi alat fital nya yang masih sakit.

“ KURANG AJAR! HAIDER!!” Teriak roger menatap tajam haider penuh dengan amarah.

Haider menatap manik mata roger yang menantap tajam kearahnya dengan tatapan dingin

“ jangan tatap gue dengan tatapan sialan brengsek! Gue benci!” tegas haider yang menaruh kaki kirinya di lengan kiri roger lalu menekannya dengan kuat membuar ronger berteriak kesakitran disana.

Semakin menekannya semakin kuat juga jeritan kesakitan roger tetapi tidak dihiraukan oleh haider. Semua anggota black mamba yang ada disana terdiam mendengar jeritan roger dan tak ada yang berani untuk menganggu haider yang kini berniat membalas apa yang sudah dikakukan oleh rongger padanya yang tak bisa dilupakan oleh haider. Haider hanya memperlihatkan wajah datar yang tak berbelas kasih.

“ AAAAAAAAA!” Jerit kesakitan roger yang semakin menunjukkan rasa sakit

“ sakit? “ tanya haider…

02

“ AAAAAAAAA!” Jerit kesakitan roger yang semakin menunjukkan rasa sakit

“ sakit? “ tanya haider…

“ LO MAU BALAS GUE?!” roger masih bisa berbicara dengan keras di sela sela rasa sakitnya. Haider tersenyum.

“Balas lo?..Ya tapi, jangan samain antara gue dan lo!! Gue enggak sekejam dan sebrengs3k lo!. Ini enggak ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang udah lo buat ke gue!....lo hajar gue sampai-sampai gue hampir koma dan lengan gue hampir patah tapi disini, gue hanya tekan lengan lo pakai kaki tapi sikap lo seolah-olah nyawa lo udah di tenggorokan aja..” roger tak menanggapi, dirinya masih merintih kesakitan.

Haider semakin kuat menginjak lengan roger dan semakin kuat juga jeritan roger merintih kesakitan. Benar benar rasa sakit yang roger terima membuat sekujur tubuhnya mati rasa. Tangan kanan roger mencengkram dan mencakar kaki kiri haider berharap cowok itu berhenti tetapi sedikit pun, haider tak bergeming untuk mengangkat kakinya meskipun kini kakinya sudah tergores karena kuku roger.

Dret..dret..dtet.. ponsel haider bergetar membuat haider terhenti. Ia mengambil ponselnya yang ada di dalam saku celananya dan menatap layar ponsel yang menyala itu. Haider berdecak kesal melihat nomor panggilan yang sangat-sangat ia benci.

Kini bukan lagi pesan yang ia dan tetapi panggilan telepon. Wijaya,nama yang tertera di layar ponsel haider yang dimana nama itu juga yang dari tadi mengiriminya beberapa pesan tetapi diabaikan oleh haider.

Haider mengangkat kakinya dari lengan roger dan pergi begitu saja tanpa mengatakan sepatah katapun dan kini ia fokus dengan ponselnya melupakan roger dan juga anggota black mamba lainnya. Haider mematikan panggilan telepon itu tak ada niat sedikitpun untuk mengangkatnya.

“BAJINGAN KURANG AJAR!” Gumam roger dengan mata yang memerah menatap lengan kirinya yang diinjak oleh haider. Roger mengepalkan kuat jari jemarinya dan kini ia menatap haider yang kini sudah menancapkan gas pergi dari sana.

Sekitar lima belas menit berkendara, kini haider berhenti di depan rumah megah bernuansa putih bercampur hitam yang memberikan kesan mewah dan elegan. Cowok itu menatap rumah berlantai tiga tersebut dengan tatapan yang nanar. sebelum ke amerika, ia berniat untuk tak akan pernah lagi datang dan menginjakkan kaki di rumah itu tapi dirinya tak bisa. Ada janji yang harus ia tepati meskipun kini hatinya tak ingin memenuhi janji itu dan ada kenangan indah bersama seseorang di rumah itu yang selalu membuatnya kembali menginjakkan kaki. Haider tak ingin mengingat kenangan masa lalu apapun kecuali kenangan bersama sang ibu.

Haider melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah megah tersebut meskipun ia tahu ia akan bertemu dengan orag orang yang membuatnya muak.

“Apa kau akan melewatiku begitu saja tanpa ada salam dan sapaan?” tanya seorang lelaki paruh bayah berusia sekitar empat puluh delapan tahun yang dimana haider melewatinya begitu saja seolah olah olah tak melihat seseorang ada di sana.

Haider menghentikan langkahnya sejenak dan kembali melangkah tanpa ada kata kata yang keluar dari bibirnya.

“jika ucapan ayahmu tidak bisa kau dengarkan,setidaknya ajaran tata krama dan sopan santun dari ibumu bisa kau terapkan, haider!”

Haider mengepalkan jari jemarinya. Ia berbalik badan menatap lelaki paruh bayah yang merupakan ayah kandungnya itu.

“pagi pah, haider pulang.” ucap haider tanpa ekspresi yang memperlihatkan kebahagiaan tak seperti orang-orang yang ketika bertemu dengan orang tuanya setelah setahun lebih, mereka akan melepas rindu dengan pelukan hangat. Melihat kondisi laki laki paruh bayah dihadapannya ini tak perlu membuat haider harus mempertanyakan kesehatan. Empat kata yang keluar dari bibirnya, haider rasa lebih dari kata cukup untuk pertemuan pertama mereka setelah satu tahun lebih tak bertemu. Haider hendak kembali melangkah pergi tetapi sebelum ia pergi, ia menatap sang ayah yang masih menatapnya.

Haider menghela napas.

“haider udah bilang berkali kali ke papa!. jangan bicara tentang mama haider!. Haider enggak suka!... Haider harap hari ini papa ngerti ucapan haider!” tekan haider.

“kumpul lagi sama teman teman berandalan tak punya prinsip hidup tadi?.......habis berantem lagi sebelum ke sini?!” sindir wijaya melihat luka di sudut bibir sang anak. Haider yang sudah melangkah pergi itu tak ingin kembali berhenti dan menjawab pertanyaan sang ayah.

Wijaya arya kusuma menghela napas panjang menatap sang anak kandung satu satunya yang kini tubuh dewasa dengan sikap yang tak bisa ia kontrol.

“maaf haider… papa harap kau tau tidak benar benar melupakan papa” gumam wijaya menatap kepergian haider yang kini sudah lenyap dari pandangannya. Ia tak menyalahkan haider untuk sikap haider dan semua keretakan yang terjadi diantara mereka. Ia juga bersalah untuk semua itu yang dimana ia tak pernah menjalankan kewajibannya sebagai seorang ayah semenjak kepergian istrinya untuk selama lamanya. Iayang seharusnya lebih banyak lagi meluangkan waktu bersama haider disaat haider kehilangan sosok sang ibu, malahan ia menutup pintu kehifupan dengan hanya fokus 24 jam bekerja. Dan satu hal yang paling wijaya tahu alasan mengapa haider membencinya adalah ketika ia kembali menikah setelah dua tahun kepergian ibu haider. Satu tahun wijaya menutup diri dan kembali menajalani hidup ke depan, ia menyadari bahwa haider menjadi anak yang pendiam tak seperti dulu lagi yang ceria dan aktif. Hal itu menjadi salah satu alasan besar mengapa wijaya berani untuk menikah lagi berharap haider mempunyai ibu dan bisa kembali seperti haider yang ia kenal tetapi pikirannya itu bertolak belakang dengan apa yang terjadi. Haider tak setuju dengan keputusannya dan semenjak itu, hubungannya dengan haider benar benar hancur.

“haider udah pulang?” tanya seseorang membuat wijaya menoleh.

“ iya haider udah pulang…. Kamu masih disini? Bukannya lomba kimia nya dimulai jam12 siang? Sekarang udah jam sepuluh lebih lo” ucap wijaya ke seorang pemuda yang seumuran dengan haider yang dimana haider lebih tua satu bulan daripada pemuda tersebut yang dimana pemuda tersebut adalah anak tiri wijaya yang kini menjadi saduara tiri haider.

“iya pah sekarang ini mau pergi” sahut cowok tersebut dan diangguki oleh wijaya.

Kini mereka berjalan menuju ke pintu depan bersama sama yang dimana wijaya meranggkul bahu anak tirinya itu memberikan semangat.

03

“satu hal berharga yang masih gue punya didunia ini setelah ibu adalah punya sahabat yang buat gue Masih bisa tersenyum dan tertawa di dunia yang gue benci ini meski sedikitpun enggak ada ikatan darah diantara kami” haider_

Gelapnya malam yang sunyi, sudah menghilang disaat sang fajar tiba dan kini matahari mulai menunjukkan sinarnya waktu untuk seluruh mahluk di bumi melakukan aktivitas tak terkecuali laila arumi,cewek berusia 18 tahun memiliki warna kulit sawo matang, wajah oval dengan rambut yang panjangnya sebahu,bibir bawah yang terbelah, dan tak lupa hidung kecil yang sedikit mancung. Kini cewek itu sudah siap dengan seragam putih abu-abu lengkap dengan almamater yang di dada bagian kanan bertuliskan sekretaris OSIS.

Cewek tersebut melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya yang kini sudah menunjukkan pukul 6;30.

………….

“ gila.. huh sekarang kita bisa kumpul lagi kayak SMP dulu” ucap ari yang kini begitu semangat di pagi senin ini yang dimana biasanya cowok itu terlalu malas untuk hadir di sekolah di hari senin. Ari,gleen,zayn,dion,dan bigas,anggota anggota Xarkon itu kini mereka semua berada di taman depan kelas.

“ eh ri, tumben lo datang cepat” tanya zayn cowok tinggi yang kini duduk di samping glenn.

“oh jelas.kan haider sekarang satu sekolah sama kita. Jadi gue datang cepat dong sambut dia di sekolah kita” ucap ari membuat glenn mengangguk.

Haider hanya terdiam mendengarkan pembicaraan sahabatnya itu.

“ganteng bangat OMG!..Bisa enggak sih jadi cowok gue?” ucap para siswa-siswi yang dimana mereka berlima bisa mendengarnya.

Haider mengendarai sepeda motornya kurang lebih dua puluh untuk sampai di sekolah. Ia membuka Helmnya dan menatap bangunan megah yang bertuliskan SMA SINE SCHOOL Sekolah swasta yang merupakan sekolah terbesar dan menjadi sekolah terbaik di kota.haider keluar dari parkiran dan sepanjang berjalan dari sana, ia risih dengan tatapan para siswi-siswi yang menatapnya yang dimana ada tiga sampai lima siswi yang langsung menghampiri dan meminta untuk perkenalan tetapi haider hanya bersikap cuek dan tak menanggapi mereka semua.

“baru masuk sekolah aja lo udah punya banyak penggemar” ucap glenn ke haider yang baru saja datang dan langsung bergabung dengan mereka.

Glenn terkekeh melihat sebagian siswi-siswi yang menyapa haider yang dimana haider hanya menampakkan muka datar.

Kini mereka mulai berbincang bincang basa basi untuk menghabiskan waktu pagi sebelum upacara dimulai.

“zhan dimana?” tanya haider

“sibuk nyiapin ucapara bendera.” jawab dion yang memang zhan itu selalu sibuk di sekolah apalagi jika hari senin. Alasannya cukup mudah karena, zhan adalah ketua OSIS SMA sine school.

Bel berbunyi tanda upacara bendera akan segera dimulai. Semua murid murid yang ada disana mulai menuju ke lapangan sekolah Berbaris sesuai dengan kelas masing-masing. Mereka semua yang ada disana juga mulai menuju ke lapangan sekolah tetapi tidak dengan haider yang dimana cowok itu pergi ke ruangan kepala sekolah.

Murid murid mulai berbaris rapi sesuai kelas mereka. Kini upacara mulai dilaksanakan. Matahari mulai memberikan sedikit sengatannya di waktu yang masih pagi itu. Semua tangan kanan mulai memberi hormat dengan anggota paduan suara yang mulai menyanyikan lagu kebangsaan indonesia raya tanda bahwa pengibaran sang merah putih telah dimulai. Lagu terus dinyanyikan dan bendera merah putih terus naik menuju puncak.

“ hiduplah indonesia raya” akhir dari lagu dan sang merah putih telah berada di puncak. Semua tangan yang memberikan hormat kini sudah turun.

Pengibaran sang merah putih telah selesai dan samapi pada amanat pembina upacara, kini barisan yang tadinya rapi itu kini perlahan mulai rusak. Sebagian murid murid yang berada di barisan depan mulai meletakkan tangan menutupi sebagian wajahnya karena paparan sinar matahari yang menyengat dan barisan belakang yang sudah rusak yang dimana murid-murid sudah mulai bergosip melupakan pembina upacara yang tengah berceramah di atas.

“ini matahari pagi anak-anak ku sekalian. Jangan mengeluh, nikmati karena dibalik sinar matahari pagi ini, mengandung banyak manfaat untuk kesehatan kalian” ucap kepala sekolah memulai pidatonya

“kelamaan ceramah tuh kepsek. Mentang mentang tempatnya adem dia bilang” omel ari yang dimana gaya topi cowok itu sudah ia miringkan ke samping agar sinar matahari tidak menyengat pipi tembemnya itu.

“bisa enggak sih pak enggak usah bilang pidato saya itu singkat tapi ujung ujungnya satu jam lebih?” beo bigas yang kini memegangi lututnya yang mulai pegal karena kelamaan berdiri.

“capek gue denger ceramah itu mulu” ucap dion yang kini mulai duduk santai.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!