Assalamualaikum Warahmatullah hiwabarakatu.
"Allah hummasalli Ala Sayyidina Muhammad Wa'ala Ali Sayyidina Muhammad."
Gadis Bar-Bar Milik Gus Alwi
"Toloooong toloooong abaaaaang."teriak gadis kecil bergamis merah muda.
Bruum bruum bruum
"Eh cil loh kenapa?" seorang gadis bermata abu-abu terang
dengan mengendarai motor besarnya, memakai jaket hitam dan celana jinz serta rambutnya diikat ke atas. Dia berhenti di depan gadis kecil itu.
"Hikh hiks hiks hiks". gadis kecil memeluk Tubuh gadis itu.
"Shuuut shuut jangan nangis entar dikira gue apa apain loh lagi."
"Kak, ta-di tas ak-u di amb-il hiks." ucap gadis itu saat melepaskan dekapannya.
" ohh terus kemana perginya."
"ke san-a ka-k."
"Okey, loh tunggu di sini gue bakal ambil tas lo. Ya, entar gue antar pulang." dia menepuk kepala
Gadis kecil itu yang terbalut hijab.
Bruuum
bruuuuummm
Suara gonggongan motornya begitu menganggu orang-orang yang ada di taman itu. Dia tidak perduli dengan maki makian mereka, yang dia heran ada banyak sekalih warga tetapi tidak ada satu pun yang mempunyai hati nurani untuk membantu gadis kecil itu.
Gadis itu tersenyum tipis di balik helm full facenya dia mengendarai motornya dengan kecepatan di atas rata - rata.
Dia sudah tau ke mana
Tujuannya,
Tidak perduli dengan umpatan -umpatan para pengendara gadis itu tetap melajukan motornya.
Brak
Brak
Brak
Pintu kayu berwarna hijau lepas dari tempatnya.
"He ngapain lo." Ucap Pria yang baru saja keluar dari ruangan berukuran kecil.
"Hiim gue nggak mau basa basi, kembalikan tas itu."
Hahaha
Tawa mengejek dari beberapa
Pria bertato itu seakan-akan mengaggap remeh gadis itu.
"Ini udah jadi milik kita jadi tidak akan gue kambaliin Syifa." ucap sang ketua preman yang nampak tampan.
"Kalau gitu gue bakal ambil secara paksa."
"serang gadis itu."
Hiyaaaa
3 pria langsung menyerang Syifa, tapi dengan cekatan dia menahan pukulan -pukulan itu dan memukul balik mereka.
Bugh
Bugh
Akhh
3 pria tadi langsung terkapar tak berdaya di tanah dengan darah segar yang keluar dari hidung dan mulut mereka.
"Cih anj*y gue kuat banget, Banci lo pada."
" jangan banyak bacot loh, hiyaaaa."
Bugh
kreeek
sahaaa
Pukulan memutar dari Syifa membuat 1 pria yang berniat menyerangnya dari belakang
Langsung tumbang tak sadarkan diri.
" kembalikan tas itu sekarang.' tegasnya
" hiimm nggak semudah itu."
Dor
Satu tembakan yang tak di sangka-sangka mengenai bahunya Syifa dia pun langsung melihat pelakunya yang sedang tersenyum manis.
"Cihh baji*gan berani loh pake senjata."
"Hahaha, makanya jangan ikut campur urusan gue."
Dor
Dor
Dengan cekatan Syifa melewati tembakan itu dan sudah berada di hadapan Pria itu.
Bugh
Krek
Senjata terjatuh bersamaan dengan tangan pria itu patah.
"Akhhhh. Njiir." dia mengerang kesakitan yang luar biasa.
Syifa dengan cepat masuk dan mengambil tas itu. Saat keluar dia sudah melihat para polisi bersama gadis kecil tadi serta seorang Pria berjubah hitam yang memakai sorban untuk menutupi setengah
Wajahnya. Dia melihat sekilas mata tajam pria itu mengarah kepadanya.
11 angkat tangan." salah satu polisi menodongkan pistolnya ke arah Syifa.
"Taru tasnya di bawah." Syifa mengikuti instruksi itu.
"Borgol pelaku dan yang lainnya."
"Eh eh eh kalian pikir gue pencuri hah? Bapak seharusnya berterimakasih sama gue." ucap Syifa tak terima saat tangannya akan di borgol.
"Hiks hiks." gadis kecil berlari ke arahnya.
Jangan bawah kakak ini, dia yang nolongin aku." ucapnya memeluk Syifa.
"Him lihat kan. Percaya kan bapak - bapak polisi, nih buktinya gue nitipin hp gue ke nih bocil." ucapnya mengambil hpnya
" kalau begitu kami mohon maaf dan terimakasih atas bantuannya Nona."
" iyah sama-sama Pak."
"Kak, kenapa tanganya berdarah." Syifa baru saja tersadar sebab banyak sekalih dara yang menetes tetapi dia tidak sadar.
oh ini cuman kena tembakan aja kok tadi."
Semua orang kaget, katanya cuman tembakan?
Sesantai itu, apakah gadis ini tidak merasakan sakit pikir mereka. Bahkan Pria berjubah hitam itu langsung menatap Syifa sekilas.
"Mari kami antar ke rumah sakit."
" eh tidak usah Papol gue bisa sendiri."
"Tapi Non_."
"Tidak pa."
"Okey kalau begitu kami permisi dulu. Sekalih lagi terimakasih, selamat siang."
Siang pak."
Kini tinggal 2 gadis dengan 1 pria itu.
"Kak, maafin aku ya, semuanya gara-gara aku. Hiks hiks."
" nggak papa kok, cil." ucapnya sambil membalas pelukan gadis kecil itu.
" nanti aku sama abang temenin kakak ya ke Rumah sakit."
Syifa langsung menoleh ke Pria dengan jubah putih yang begitu tampan itu, walaupun setengah wajahnya di tutup oleh sorban tapi bisa di lihat dari alis dan matanya
"Nggak, nggak boleh nolak, kakak kan udah nyelamatin aku, masa aku pergi ninggalin kakak. Entar aku merasa bersalah trus."
"Iya, kamu akan kami antar, dan terimakasih sudah menolong adik saya."
"Hiiiim."angguknya
" nama kakak cantik siapa?"
"ehm, ehm, Kenalin nama gue Syifa syeena Queenza Abimana. Cantik kan mirip Syifa Hadju hehe.
"Nama nya cantik kaya kakaknya, kalau aku Aisyrah panggil aja Ais. Kalau abng aku namanya bang A_
"Gus Alhamdulilah sudah ketemu pencurinya." ucap pria yang baru saja datang.
"Ohh namanya Gus entar gue panggil Gas aja deh kan lucu." batinnya tak perduli dengan luka tembakannya.
Hari demi hari berjalan tak terasa sudah 2 minggu setelah kejadian itu, Syifa sudah sembuh dari luka tembakannya.
Gadis bermata abu-abu terang, dengan jaket hitam dan celana jins senada dengan rambut di ikat cantik ke atas membuat kecantikannya bertambah berkali-kali lipat. Tak jarang dia di juluki sebagai Ratu sekolah.
"Syifa mau kemana lagi kamu, papa kan udah bilang sayang jangan keluyuran terus, hari ini kamu jangan dulu pergi kemana-mana, soalnya ada tamu siang ini.
Kalau kamu berani keluar papa sita semua fasilitas kamu."
" issh Pa, bentar aja kok Syifa keluarnya, janji deh siang ini Syifa pulang, ini kan weekand masa di rumah teruus.
"Pokoknya papa nggak mau tau, jangan keluar."
"Ishhh, papa nggak asik."
ucapnya sambil
menghentak-hentakan kakinya menuju kamarnya.
"Makin hari Syifa makin ngelunjak, pak. " ucap seorang wanita cantik yang umurnya sudah kepala 4 dengan memakai drees merah menyalah, dia ibu keduanya Syifa yang sangat tidak menyukai Syifa maupun Syifa sampai sekarang dia belum pernah menerima ibu keduanya itu."
"Hiiim."
"Issshhh." kesalnya karena tidak berhasil memanas manasi suaminya.
Suara mobil dari luar jendela membuyarkan aktifitas Syifa yang sedang membaca buku.
Dia mengintip di jendela.
"Ohh itu pasti yang papa bilang tadi, tapi kata papa hubungannya dengan gue, bodo ah
Lebih baik gue lanjutin baca novel, Imamku Presma Dingin." ucapnya kembali ke tempatnya.
"Kayanya lebih enakan sambil dengar musik arabic itu deh, Dugong I'm back." dia mulai memutar lagunya.
Musik
"it da kulli da (hiyya)
Ana albi dak ida(hiyya)~
Ana halli mush tamam - ya habibi mush banaam - Aaaaaaa aaaaaa- shibi ya ya gabil - ey waya gabil-
Habibe(be) nasibe(be)
Habibe (be) nasibe (be)
It kulli ah (it kulli ah
It kulli ma (it kulli ya)
Khulli dish kata wah devil hara-
Musik yang begitu menggelegar sampai terdengar ke lantai bawah para tamu pun dapat mendengarnya.
Suara ketukan pintu sejak tadi tidak mampu mengehentikan kegilaan gadis itu.
"Ho 0000000o shibi ya ya gabil Suara gadis itu terdengar jelas di tambah volume musik yang begitu kuat.
"him maaf ya, anak saya suka gitu." ringis pak Syakir ayahnya Syifa
"Tidak apa-apa pak." ucap seorang pria paru baya yang menggunakan jubah putih,
Duduk di seberang sana bersama istri dan Putranya yang begitu tampan.
Bahkan ponakan dari ibu tirinya Syifa saja terus memandanginya, sampai membuat pria itu gelisah sejak tadi.
"Maaf apakah anda bisa menundukkan pandangan anda." ucap pria tampan yang memakai jubah hitam itu.
"Nak." tegur abinya
"Tidak papa kok pak, Risa jaga sopan santun." ucap syakir.
"I-ya om, maaf semuanya." dia meringis malu.
" Maaf pak saya sudah ketuk kamarnya berulang kali dan Non Syifa juga mengunci kamarnya." ucap bibi
"kalau begitu bi buka pakai kunci cadangan ini."
"Iyah Pak." bibi bergegas pergi memanggil sang pembuat keributan itu.
Musik berhenti
Tak tak tak
Suara langkah seseorang mendekati ruang keluarga, dia Syifa gadis bermata abu-abu yang tampak cantik, dia memakai gamis putih peninggalan Uminya yang panjang nya sampai menyentuh mata kaki, dengan hijab putih yang dililitkan dengan asal, dia sudah seperti pocong di siang hari.
Yap, dia di paksa memakai
pakaian tertutup oleh bibi karena menerima pesan dari Sang Majikan, bibi sudah mengatakan jangan memakai yang itu soalnya terlalu kepanjangan, padahal ada yang tertutup tapi pas. tapi Syifa malah mengelak.
"Ini pakaian umi gue bi, jadi pasti gue tambah menyalah."
Ucapnya beberapa saat yang lalu.
Semua orang menatap ke arah sumber suara itu kecuali Abi Rahen dan Anaknya.
Bukannya mengucapkan Masyaallah melainkan Astagfirullah. sedangkan ibu Tiri nya tersenyum sinis." anak saya yang di lamar kenapa harus manggil anak kurang ajar ini sih." gerutu elsa. Yang mengira anaknya lah yang bakal di lamar oleh keluarga terkenal ini.
"Masyaallah, kenapa wajahnya mirip dengan seseorang yang ku rindukan?" Ucap Umi Ayana.
"Assalamualaikum Wr. Wb....
Ehm ehm jaga maata jaga hati" mendengar lirik yang di nyanyikan Syifa semuanya langsung tersadar.
"Syifa, sudah bagus kamu pakai pakain umi-mu. tapi kenapa begini nak."
"Iyah, Syifa yuk mama bantu ganti." ucap elsa agar terlihat baik depan calon besannya.
"Malampir ektingnya mulai deh kalau depan orka kaya gini." ucapnya dalam hati
"Nggak papa kok."
"Sini duduk dekat papa."
Sebelum itu Syifa menyalimi Umi Ayana.
"Kamu cantik sekalih, Nak."
"Terimakasih tante."
Syifa duduk di sebelah kanan ayahnya dan di kiri ayahnya adalah adiknya Sekar, yang memakai gamis berwarna pink dengan hijab panjang senada. yap, memang adik tirinya ini sangat baik berbeda dengan Ibunya.
Jadi, ayahnya berada di tengah -tengah anaknya.
" silahkan Kyai, semua keluarga saya sudah berkumpul."
"Jadi begini, kami datang ke sini dengan niat baik menjalin silahturahmi antar keluarga, dan anak saya yang akan mengatakan Niatny_."
"Eh Gas, iyakan loh Gas?"
heboh Syifa yang sejak tadi berusaha mengenali Pria di depannya ini.
Pernikahan adalah sebuah ibadah seemur hidup, seseorang yang ingin menikah pastinya dengan orang yang di cintainya. tetapi, terkadang banyak di luaran sana menikah tanpa cinta, ada yang karena kekayaan, fisik, perjodohan dsb.
Alangkah indahnya kita menikah dengan orang yang kita cintai tapi lebih indahnya kita menikah dengan orang yang
Mencintai kita dengan tulus. Tidak memandang dari segi materi ataupun fisik.
Karena apa? Jika mencintai karena fisik dan materi maka seiiring berjalannya waktu kekayaan akan berkurang.
Seiiring bertambahnya Usia ketampanan dan kecantikan akan pudar lantas, apakah cinta juga akan hilang bersama semua itu.
Jadi Lebih baik mencintai karena Allah Swt. Niatkan menikah untuk menyempurnakan ibadah dan bersama sama saling mengingatkan agar bisa meraih Janna--Nya.
(A.martis)
Sebelumnya...
"Eh Gas, iyakan loh Gas."
heboh Syifa yang sejak berusaha mengenali Pria di depannya ini.
Syifa dengan sifat Aslinya langsung memotong perkataan Abi Rahen,
"Anj*ir, gua udah bilang apa, loh tampan walaupun waktu itu gue cuman lihat sekilas doang. Nah lo nggak usah pake penutup wajah itu." Ucapnya sambil berdiri dengan mata melotot dan terkejut melihat ketampanan Pria itu.
Semua orang melongo melihat aksi Syifa, bahkan papanya sudah menahan amarah.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!