"Sini kamu Nadhya! Dasar perempuan jalang!" Teriak seorang pria.
"Mas udah mas... " Ucap wanita bernama Nadhya itu sambil terus menghindari sang pria. Dia sangat ketakutan. Sebab pria itu pasti akan memukul dirinya tanpa ampun.
"Sini kamu... jangan menghindari aku, Nadhya! " Teriak pria itu lagi.
Dia terus berteriak seraya berlari mengejar dan kemudian menarik rambut wanita bernama Nadhya tersebut. Wajah dan tubuh perempuan malang itu penuh dengan luka lebam seperti luka habis di pukuli.
"Mas.... ampun mas.... Sakit mas... sakit... " Ucap Nadhya memohon belas kasihan si pria.
Dia terus menangis berharap suaminya akan iba. Namun sepertinya usahanya untuk membuat sang pria berhenti dari menyiksanya, hanya berakhir sia-sia. Pria bengis itu kembali melayangkan tangannya ke pipi Nadhya. Meninggalkan bekas kemerahan di wajah cantiknya.
"Itu hukuman untuk istri yang tidak patuh kepada suaminya. Masih untung kamu tidak ku bunuh!" Ucap sang pria yang ternyata adalah suami wanita bernama Nadhya tersebut.
Pria itu lalu menghempaskan Nadhya begitu saja ke sofa. Membuat tubuh Nadhya jatuh begitu saja. Dia hanya bisa menangis meraung-raung menahan dua rasa sakit sekaligus. Sakit di tubuhnya dan juga sakit di relung hatinya.
Bagaimana tidak, suami yang seharusnya bisa menjadi pelindung dan tempat untuk mengadu, justru menjadi hakim atas setiap kesalahan-kesalahan yang Nadhya perbuat. Padahal bukan kesalahan yang harus dibesar-besarkan juga. Hanya hal-hal sepele yang seharusnya bisa ditolerir.
Seperti waktu itu, Nadhya hanya salah menjatuhkan ponsel milik David, suaminya itu. Nadhya harus menerima dorongan dari David yang begitu kuatnya. Sehingga Nadhya terbentur dengan sudut meja dan kepalanya terluka.
Apakah David peduli setelah itu? Tentu saja tidak. Dia bahkan meninggalkan Nadhya begitu saja. Nadhya akhirnya bangun dan mengobati lukanya sendiri.
Pernah suatu hari Nadhya ingin pergi saja dan ingin bercerai dengan David. Namun David mengancamnya, jika Nadhya meninggalkannya maka dirinya akan bunuh diri. Bahkan David sudah beberapa kali mencoba untuk meminum racun di depan Nadhya. Membuat Nadhya trauma dan memilih untuk bertahan saja.
Nadhya masih berharap jika David bisa berubah. Sebab David yang ia kenal saat mereka berpacaran dulu bukanlah pria yang kasar dan pemarah seperti sekarang ini. Nadhya juga tidak tahu apa yang membuat suaminya berubah drastis seperti itu.
Apakah karena setelah lima tahun pernikahan mereka Tuhan tak juga memberikan momongan kepada mereka, sehingga David berubah? Namun bukan salah Nadhya juga, sebab Nadhya pernah pergi ke dokter tanpa sepengetahuan David. Dan dokter bilang jika tidak ada masalah dengan Nadhya.
Apakah itu artinya kesalahan ada pada suaminya?
Nadhya tidak pernah berani untuk mengajak David cek ke dokter. Karena sudah pasti pria bringas itu akan menolaknya. Sebab pria egois seperti David itu tidak akan pernah suka jika kelemahannya diketahui oleh orang lain. Apa lagi orang itu adalah istrinya sendiri.
"Aku cuma pergi ke warung depan aja mas. Karena aku laper... di rumah nggak ada apa-apa lagi." Ucap Nadhya dengan suara lemah.
"Alah, alasan aja. Kamu mau ngelirik cowok lain kan di sana? Mau nyari pejantan lain kamu? Iyaaa?!! Udah bosan sama aku?" Bentak David.
Nadhya hanya menggeleng kan kepalanya. Dia kembali menyandarkan kepalanya di sofa. Mengusap air matanya dan menutup matanya. Dia sudah kehabisan energi untuk sekedar membantah tuduhan-tuduhan David kepadanya.
Tak lama kemudian, Nadhya merasakan keberadaan suaminya di sampingnya. David duduk dan mulai mengusap kepala Nadhya. Nadhya masih menutup matanya.
"Aku minta maaf ya... " Ucap David yang mendadak menjadi baik.
Nadhya tidak menjawab apa-apa. Hatinya terlampau sakit untuk secepat itu memaafkan David. Nadhya tidak dendam, hanya ia butuh waktu untuk bisa memaafkan perilaku kasar David tadi.
Entah udah untuk yang keberapa kalinya kata maaf David yang Nadhya terima. Karena setiap habis menyiksa istrinya itu, David hanya melontarkan kata maaf tanpa ada perubahan sama sekali. Menyesal namun mengulanginya lagi.
"Kamu mau makan apa biar aku beli." Ucap David.
"Apa aja... " Ucap Nadhya dengan suara yang masih lemah.
"Ya udah, aku beli dulu ya?" David lalu beranjak dari duduknya dan meninggalkan Nadhya sendiri. Dan setelah David keluar dari rumah. Nadhya tiba-tiba saja berteriak kencang.
"Aaaaaa!!!!"
Nadhya seperti ingin meluapkan apa yang tertahan di dadanya. Kekesalan dan amarah yang sudah tak terbendung lagi. Namun tak bisa ia lepaskan di depan sang suami. Karena yang ada nanti masalah akan semakin panjang.
Tak lama Nadhya merenung setelah berteriak kencang, David pun kembali dari membelikan Nadhya makanan.
"Nadh... " Panggil pria bertubuh proporsional tersebut.
Nadhya membuka matanya. Dia lalu duduk dan David langsung menyuapinya. Nadhya hanya menuruti apa yang David perintahkan. Dirinya kadang merasa seperti boneka yang tidak bisa berbuat apa-apa selain tunduk dan patuh kepada perintah suami.
"Enak nggak? " Tanya David. Nadhya hanya menganggukkan kepalanya seraya tersenyum pelan.
" Kamu mau jalan-jalan nggak? "Tanya David.
" Enggak mas... " Jawab Nadhya.
" Tapi aku mau.. Kamu beneran nggak mau nemenin aku?" Tanya David seraya menyoroti mata Nadhya dengan tatapan mata tajamnya.
"Ya udah deh... " Ucap Nadhya.
Nadhya pun bangkit dari duduknya dan langsung berjalan menuju kamar. Dia lalu mengganti bajunya dan memakai jilbabnya. Menutupi luka-luka lebam diwajahnya dengan foundation dan bedak. Memakai lipstik berwarna pink fuschia agar wajahnya terlihat fresh. Sebab Nadhya tidak ingin orang-orang tahu apa yang sedang ia alami.
Setelah selesai berkemas Nadhya langsung keluar dari dalam kamar. Namun ia melihat David sedang berdiri di depan pintu kamar.
"Aku nggak suka kamu terlalu cantik kalau keluar rumah." Ucap David.
"Aku biasa aja ini mas. Biar nggak pucat aja." Ucap Nadhya.
David diam dan hanya memperhatikan Nadhya tanpa sepatah kata pun lagi. Dia kemudian berlalu menuju pintu depan yang di ikuti oleh Nadhya dengan raut wajah kesal.
David langsung mengeluarkan mobilnya dari carport rumah. Sedang Nadhya mengunci pintu rumah dan langsung menyusul sang suami.
Namun saat Nadhya akan masuk ke dalam mobil, dia melihat ke seberang jalan kompleks. Seorang pria sedang melihat kepadanya. Pria itu pun melempar senyum kepada Nadhya seraya menganggukkan sedikit kepalanya. Nadhya membalas senyumnya.
Tiba-tiba saja David menekan klakson dengan sangat kencang dan panjang. Membuat Nadhya mengalihkan atensinya kepada sang suami. Dia pun segera masuk ke dalam mobil.
"Lama banget sih? Ngeliatin cowok itu?" Ucap David dengan nada emosi.
"Dia senyum mas, ya kan harus dibalas. Masa di jutekin." Jelas Nadhya.
"Jangan genit-genit, aku nggak suka." David mulai melakukan mobilnya meninggalkan rumah.
Nadhya hanya bisa menarik napas panjang melihat gelagat berlebihan sang suami. Dia kadang tidak habis pikir dengan sifat cemburuan David yang selalu overthinking dalam menanggapi sesuatu.
...🍁🍁🍁...
Setelah membawa Nadhya jalan-jalan, David dan Nadhya lalu kembali ke rumah. Nadhya langsung turun dan hendak masuk ke dalam rumah. Namun tiba-tiba dia dikejutkan oleh seorang pria yang sudah berdiri di belakangnya.
"Mba... permisi?" Ucap pria tersebut. Nadhya langsung menoleh ke belakang.
"Iya..." Ucap Nadhya.
"Maaf mba, ada tangga nggak ya...?" Tanyanya lagi.
David lalu mendekati mereka. Wajah tidak bersahabat pun langsung ditunjukkan oleh pria dengan tubuh besar tinggi tersebut.
"Ada perlu apa mas?" Tanya David pada pria itu
"Kenalin mas... Saya Lukas... " Pria itu mengulurkan tangannya kepada David. David pun menyambut uluran tangannya.
"David.."
"Mba....? " Ucap pria bernama Lukas itu kepada Nadhya seraya mengulurkan tangannya.
"Nadhya.... " Namun Nadhya tidak menyambut uluran tangan Lukas. Lukas pun menarik ulur tangannya.
"E... Saya baru pindah ke kompleks ini, mau ganti lampu kamar tapi saya nggak punya tangga. Saya boleh minjem tangga nggak ya?" Tanya Lukas lagi.
"Ambil saja di samping..." Ucap David.
"Baik. Makasih..." Lukas lalu berjalan ke samping rumah David dan langsung mengambil tangga yang dimaksud.
Tak lama Lukas sudah kembali lagi. Namun dia sudah tidak melihat Nadhya di sana. Barang kali Nadhya sudah masuk pikirnya.
"Pakai dulu ya mas... " Ucap Lukas sambil terus berlalu meninggalkan rumah David. David hanya menganggukkan kepalanya.
Memar apa itu tadi...? (monolog Lukas)
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hai penduduk bumi yang budiman. Ini adalah karya baru Author. Jangan lupa like, komen dan share ya... Terima kasih 😊🙏
Lukas sudah selesai mengganti lampu kamarnya. Dia kemudian melipat kembali tangga yang ia gunakan tadi dan menaruhnya di sudut rumah.
Lukas melihat jam di dinding kamarnya. Ternyata sudah pukul 11 malam. Dia pun mengurungkan niatnya untuk mengantar tangga milik David. Dia berpikir jika tetangganya itu pasti sudah tidur dan Lukas tidak mau mengangguk mereka.
Lukas lalu pergi ke dapur dan membuat kopi. Kemudian dia naik dan duduk di teras atas rumahnya. Membuka laptopnya lalu mulai menyelesaikan pekerjaan dengan sesekali menyeruput kopinya.
Namun saat Lukas mengalihkan pandangannya ke depan, dia melihat Nadhya berjalan di teras atas rumah. Lukas juga melihat jika wanita muda itu seperti sedang menangis. Mata Lukas tak bergeser sedikit pun dari menatap Nadhya. Sampai David datang dan menarik tangan Nadhya dengan kasar.
Lukas sampai beranjak dari duduknya saat melihat Nadhya di perlakukan kasar oleh suaminya itu. Meski jauh, namun Lukas bisa dengan sangat jelas melihat jika sikap David pada istrinya itu tidak bisa dibenarkan. Sebagai laki-laki, harusnya David tidak perlu sampai menarik paksa istrinya sampai sebegitunya.
Ada apa dengan mereka?
Tak lama Nadhya dan David pun masuk ke dalam rumah. Sehingga Lukas sudah tidak bisa lagi melihat mereka berdua. Dia pun akhirnya kembali duduk namun matanya belum lepas dari melihat rumah yang ada di depannya itu.
Sampai ponsel Lukas berdering, membuyarkan fokus pria berwajah tampan tersebut. Lukas pun mengalihkan atensinya ke layar ponselnya. Sebuah nama muncul di sana.
My love
Calling...
"Halo..." Ucap Lukas setelah telepon tersambung.
"Sayang... besok jalan-jalan yuk...?" Ucap seorang wanita di telepon.
"Aku besok sibuk, sayang..." Balas Lukas.
"Yah... kamu selalu gitu. Padahal besok lagi ada diskon loh di store favorit aku. Gimana dong?" Ucap wanita itu lagi.
"Lain kali aja ya? Jangan besok... " Ucap Lukas lagi.
"Ya udah deh.." Wanita di telepon itu langsung menutup telepon begitu saja.
"Sayang...? Halo... Amanda?.. " Lukas lalu meletakkan lagi ponselnya.
Dia memegang kepalanya dengan kedua tangannya seraya mengusapnya kebelakang. Kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya.
...🍁🍁🍁...
Pagi-pagi sekali Lukas sudah turun ke bawah. Dia harus pergi bekerja sebelum jam delapan. Kalau sampai telat, pasti dia akan kena omel sama atasannya lagi.
Namun sebelum pergi bekerja, Lukas harus mengembalikan tangga tetangganya terlebih dulu. Tetapi saat dia akan membuka pintu, dia mendengar suara mobil di depan rumahnya. Lukas lalu membuka sedikit tirai jendela rumahnya. Melihat ke rumah tetangganya yang berada tepat di depan rumahnya.
Sebuah mobil putih sudah keluar dari carport rumah dan ada seorang wanita yang tengah melambaikan tangannya ke arah mobil tersebut. Dia adalah Nadhya.
Tak lama kemudian, mobil putih itu pun pergi meninggalkan Nadhya. Nadhya pun langsung berbalik badan dan hendak masuk ke dalam rumah. Namun dia kembali membalikkan badannya saat seseorang memanggil dirinya dari arah belakang.
"Mba... saya mau kembalikan tangga..." Ucap Lukas
"Oh iya, taruh di sana aja.." Ucap Nadhya seraya berlalu masuk ke dalam rumah.
"E... mba... " Panggil Lukas lagi. Nadhya kembali menoleh ke arah Lukas.
"Mba udah lama tinggal di sini?" Tanya Lukas.
"Maaf ya mas. Kalau udah selesai kembalikan tangganya, mas boleh pergi." Ucap Nadhya yang membuat Lukas terdiam. Nadhya langsung masuk ke dalam rumah.
Lukas pun tak mencegah Nadhya lagi. Dia kemudian meletakkan tangga dan berlalu keluar dari rumah Nadhya. Lukas melihat jam di tangannya. Sudah pukul 7:55.
"Oh Shit..!" Lukas segera berlari menuju rumahnya dan mengambil kunci mobilnya.
"Telat... telat.. telat..." Katanya sambil menyalakan mobilnya dan segera berlalu menuju kantor kejaksaan.
Lima menit, Lukas sudah sampai di gedung berlantai 20 tersebut. Entah bagaimana tadi dia melajukan mobilnya sehingga bisa tembus lima menit sampai ke kantornya. Padahal jarak rumahnya dengan kantor kejaksaan lumayan jauh. Ditambah macet dan rute yang muter-muter. Sungguh ajaib!
Lukas langsung turun dan berlari masuk ke dalam kantor. Namun setelah melakukan absensi dengan jari, dia pun mulai merapikan jasnya dan berjalan santai menuju ruangannya.
Lukas tersenyum tipis karena dia tidak bertemu Pak bos dan tidak mendapatkan repetan pria berkepala plontos tersebut. Aman.
Namun baru saja Lukas bernapas lega dan membuka pintu ruangannya, dia langsung melihat bosnya sudah berdiri bersandar di dekat meja kerja nya. Lukas menelan salivanya.
"Lukas... Lukas... Mau sampai kapan kamu telat seperti ini. Every day. You know?" Ucap pria tersebut.
"Maaf Pak, saya... ketiduran. Jadi begini Pak, semalam... saya itu melihat sebuah kasus. Kasus yang tidak biasa..." Ucap Lukas seraya meletakkan tas laptopnya di atas kursi kerjanya.
"Kasus apa? Kasus perselingkuhan lagi? Apa lagi kalau bukan tentang rumah tangga." Ucap bosnya.
"Tapi ini berbeda Pak. Ini sangat misterius." Kata Lukas dengan ekspresi menyeramkan.
"Mau jadi host uka-uka kamu? Sudah sudah... bereskan dulu kasus kemarin. Kalau nggak, saya lempar kamu ke bagian pembunuhan." Ucap bosnya seraya berjalan menuju pintu.
"Jangan dong Bos...kan bos tau, kalau saya ini nggak bisa liat darah. Nanti kalau saya pingsan kan repot." Alasan Lukas.
"Makanya... don't be late again. Ini yang terakhir kalinya." Ancam pria bertubuh buntal tersebut.
"Oke bos. Siap... " Ucap Lukas seraya membuat bentuk OK dengan jarinya.
Bos Lukas pun menutup kembali pintu ruangan kerja Lukas. Lukas lalu duduk dan menarik napas panjang. Selamat...!
Tak lama dari Pak bos keluar, pintu ruang kerja Lukas kembali di ketuk.
"Masuk.." Ucap Lukas.
"Permisi Pak. Ada korban pemerkosaan yang mau bertemu bapak." Ucap seorang pegawai wanita.
"Suruh masuk aja Put... " Ucap Lukas.
Seorang wanita muda masuk dengan memakai masker dan menundukkan kepalanya. Lukas langsung menyuruhnya duduk.
Wanita itu masih menundukkan kepalanya. Namun kemudian mulai menangis tersedu. Lukas hanya terdiam melihat wanita malang yang ada di hadapannya itu. Dia meletakkan tangannya di mulutnya karena menaham rasa iba.
"Saya sudah di lecehkan mas..." Ucap wanita itu dengan suara bergetar menahan tangis.
"Baik... kamu tenangkan diri dulu ya. Lalu cerita pelan-pelan." Ucap Lukas.
"Waktu itu, saya berkenalan dengan seorang laki-laki via media sosial. Lalu dia mengajak saya untuk bertemu di sebuah hotel. Saya pikir... dia laki-laki yang baik. Ternyata... " Wanita itu kembali histeris.
Lukas hanya memandang wanita tersebut dengan ekspresi yang... ah entah lah. Bingung juga cara mendeskripsikannya.
Maksudnya begini, Lukas hanya heran saja. Sudah tahu baru berkenalan, kenapa mau-maunya di ajak ketemuan, di hotel lagi? Apa dia tidak bisa membaca niat si pria tersebut?
Kalau itu sama aja kamu menjatuhkan diri mu ke kubangan yang dipenuhi oleh buaya, mba..
"Jadi, sekarang mba nggak tau dimana keberadaan pria tersebut? " Tanya Lukas.
Wanita muda itu menggelengkan kepalanya. Dia lalu menarik napas. Mencoba untuk mengingat kembali kejadian yang menyakitkan itu.
"Baik mba... Nanti saya dan tim saya akan usahakan menangani sebaik mungkin kasus mba ini. Sekarang mba boleh pulang dulu.. dan tenangin diri mba dulu. Oke?"
"Baik. Terima kasih banyak ya mas...?" Ucap wanita tersebut. Dia kemudian keluar dari ruangan Lukas dengan di dampingi oleh Putri.
Lukas menarik napas panjang dan kembali ke meja kerjanya. Dia lalu membuka laptopnya dan mulai menatap ke layar benda pipih tersebut.
Ada banyak foto yang muncul di sana. Foto-foto perempuan dengan banyak luka lebam di tubuhnya. Lukas kembali mengarahkan tangannya ke wajahnya. Kali ini dia mengusap-usap dagunya. Dengan dahinya yang bertaut seperti orang yang tengah berpikir keras.
Tak lama kemudian, dia mengarahkan tangannya ke dekat meja. Lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam laci kerjanya.
Sebuah amplop berwarna pink...
Jam sudah menunjukkan pukul empat sore. Lukas segera keluar dari dalam kantornya dan berjalan menuju parkiran mobil. Dia lalu masuk ke dalam mobil dan mulai menjalankan kendaraan roda empat tersebut. Meninggalkan gedung tinggi yang bertuliskan Kejaksaan Agung Negeri tersebut.
Lukas ternyata seorang Jaksa penuntut umum. Dia baru di pindahkan ke ibu kota karena prestasinya dalam menuntaskan banyak kasus di kota sebelumnya. Namun sayang, meski cerdas dan penuh talenta, kebiasaan telatnya belum bisa ia hilangkan.
Ya, Lukas sangat sulit untuk on time dalam hal apa pun. Karena itu dia sering mendapat masalah dari ketidakdisiplinannya itu. Misalnya, sering putus hubungan dengan beberapa wanita. Masalah dengan beberapa koleganya. Dan yang paling sering, kena sanksi dari atasannya. Yah..walau pun setelah itu atasannya memaafkannya. Itu juga karena kinerja Lukas yang sangat apic dalam menangani banyak kasus. Dan kasus yang paling sering dia tangani adalah... perceraian dan perselingkuhan.
"Anda tidak bisa menuntut saya Bapak Jaksa yang terhormat.. " Seru seorang pria yang berstatus sebagai pejabat di sebuah instant kementerian.
"Pasal 284 KUHP tentang perselingkuhan dan perzinaan. Sanksi penjara paling lama 9 bulan. Pasal 411 KUHP tentang bersetubuh dengan yang bukan istri/suaminya penjara paling lama 1 tahun." Ucap Lukas tegas.
Pria itu lalu terdiam. Dia menundukkan kepalanya. Istri pria tersebut tersenyum sinis melihat raut wajah cemas suaminya.
"Dasar idiot... " Cetus wanita tersebut.
Begitulah pekerjaan Lukas. Tak lepas dari masalah prahara rumah tangga, sementara dirinya sendiri belum berumah tangga. Masih betah melajang di usia yang sudah mau masuk kepala tiga.
Lukas menghentikan mobilnya di depan sebuah minimarket di dekat kompleks rumahnya. Dia mau membeli sesuatu. Namun matanya menangkap seseorang.
Nadhya....
Lukas segera turun saat dia melihat tetangganya itu masuk ke dalam minimarket tersebut.
Setibanya di dalam market, Lukas mencari wanita bertubuh mungil itu. Dia mendapati Nadhya sedang melihat-lihat dibagian rak kosmetik. Lukas pun berjalan mendekati wanita cantik tersebut dengan pura-pura tidak melihatnya.
Nadhya yang menyadari jika ada seseorang yang berdiri di dekatnya pun langsung menoleh ke samping. Namun dia tidak berkata apa-apa. Berlalu begitu saja menjauhi Lukas.
Lukas hanya bengong saat melihat Nadhya pergi. Seolah mereka tidak saling kenal padahal satu komplek, bahkan rumah mereka saling berhadapan.
Kenapa dia melihat aku seperti musuh. Ini tidak benar...
Lukas lalu berlari menyusul Nadhya yang sudah berpindah ke bagian rak makanan. Dia langsung berdiri di depan Nadhya. Membuat Nadhya menatapnya dengan penuh tanya. Dahi wanita muda itu bertaut karena heran.
"Mhm... mba... Mba ingat saya kan?" Tanya Lukas. Namun yang di tanya tak menjawab.
"Saya yang minjem tangga mba kemarin. Tetangga depan rumah mba... " Jelas Lukas lagi.
"Terus...?" Tanya Nadhya.
"Hmm.... enggak ada apa-apa sih. Saya pikir mba nggak ingat saya tadi." Ucap Lukas canggung.
Cuek banget sih....
"Maaf saya duluan..." Ucap Nadhya. Dia lalu pergi ke kasir.
Lukas hanya terdiam seraya melihat Nadhya berlalu. Kemudian dia melanjutkan belanjanya.
Beli apa tadi ya?
...🍁🍁🍁...
"Kamu dari mana? " Tanya David saat Nadhya sampai di rumah.
"Aku belanja di minimarket mas..." Jawab Nadhya datar.
David lalu melihat ke arah seberang jalan. Dia menangkap Lukas yang turun dari dalam mobil seraya memegang kantong kresek dengan logo yang sama dengan yang Nadhya pegang. Nadhya juga melihat ke arah Lukas.
"Kamu belanja sama dia?" Tanya David.
"Mas kamu apaan sih... " Nadhya hendak masuk ke dalam rumah. Namun dengan cepat David memegang lengan Nadhya.
"Awas aja kalau kamu main belakang dari aku..." Ancam David.
"Gila kamu mas..." Ucap Nadhya. Dia lalu menepis pegangan tangan David dan berlalu masuk ke dalam rumah.
"Nadhya....aku belum selesai bicara..." Ucap David yang juga masuk ke dalam rumah.
Sementara di dalam rumah satu lagi, Lukas ternyata melihat pertengkaran Nadhya dan David. Dia juga melihat bagaimana saat David mencengkram lengan Nadhya begitu kuatnya. Dan tanpa Lukas sadari, jari-jarinya mengepal begitu saja.
Bajingan anda...
Ponsel Lukas berdering. Atensi Lukas pun beralih kepada benda pipih tersebut. Dia lalu melihat ke layar ponselnya.
My Love
Calling...
"Halo... "
"Sayang, kamu udah pulang belum?" Tanya wanita pemilik nama kontak My Love di HP Lukas itu. Ternyata itu Amanda. Pacar Lukas.
"Baru aja sampe rumah Yang.. Kenapa?" Tanya Lukas.
"Nanti malam jalan-jalan, yuk?" Ajaknya.
"Kemana?" Tanya Lukas lagi.
"Kemana aja. Aku bosen nih. Tadi kamu juga nggak bisa ke store. Anggap aja ini untuk mengganti rasa kecewa aku tadi." Ucap wanita itu manja. Lukas hanya tersenyum simpul.
"Ya udah, nanti malam aku jemput ya? Jam 8..." Ucap Lukas yang di sambut gembira oleh Amanda.
Lukas lalu menutup telepon Amanda dan berlalu masuk ke dalam kamar mandi. Setelah membuka semua pakaiannya, Lukas mulai menyirami air shower ke atas kepalanya.
Otak Lukas tiba-tiba saja kembali mengingat kejadian yang baru saja terjadi di depan matanya tadi. Seorang wanita di perlakukan kasar oleh suaminya sendiri.
Apakah dia bukan laki-laki?
Selesai mandi, Lukas lalu mematikan kran shower nya. Dia mengambil handuk dan membalutnya di pinggangnya. Kemudian keluar dari kamar mandi dan menyalakan televisi yang ada di dalam kamarnya.
"Ketua Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), Andy, menyatakan bahwa sebanyak 34.682 perempuan menjadi korban tindak kekerasan sepanjang 2024. Hal ini disampaikan Andy dalam konferensi pers laporan sinergi data kekerasan terhadap perempuan yang melibatkan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Komnas Perempuan, dan Forum Pengadaan Layanan (FPL)." Suara berita di TV.
Lukas mengambil gelas dan mulai menyeduh kopinya. Hari sudah pukul 5 sore. Masih ada waktu untuk dia menyelesaikan pekerjaannya sebelum sebentar lagi dia pergi keluar bersama Amanda.
Lukas lalu duduk dan membuka laptopnya. Dia mulai menggerak-gerakkan jari-jarinya pada papan keyboard. Ada banyak kasus yang sudah mengantri untuk di selesaikan oleh pria pemilik nama lengkap Lukas Abraham M.H tersebut. Dan kebanyakan korban dalam kasusnya adalah perempuan.
Kasusnya juga macam-macam. Mulai dari kasus perselingkuhan, KDRT, sampai masalah ekonomi. Bahkan yang paling nyeleneh adalah, kasus pidana karena seorang istri kesal pada suaminya yang lemah syahwat. Lalu memilih untuk memotong Anu suaminya.
Agak laen emang. Tapi itu ada guys...
Pukul 8 malam dan selesai sholat isya, Lukas segera bersiap-siap untuk menjemput kekasihnya. Dia lalu turun dan mengambil kunci mobilnya. Kemudian hendak membuka pintu rumah.
Namun saat tangannya hendak membuka handle pintu, dia kembali mendengar suara ribut-ribut di depan rumahnya. Lukas kembali melihat dari balik tirai rumah ya.
"Mas....Mas....mau kemana kamu?! Masss..!!!" Teriak Nadhya.
Namun pria yang Nadhya panggil itu seperti tidak perduli sama sekali. Dia masuk ke dalam mobil dan langsung menancapkan gas mobilnya. Meninggalkan Nadhya begitu saja. Nadhya menangis dan memegang kepalanya seperti orang bingung. Entah apa yang terjadi antara suami istri itu. Yang jelas bukan hal yang baik.
Lukas pun segera membuka pintu rumahnya. Dan Nadhya langsung melihat ke arah Lukas. Begitu juga dengan Lukas yang melihat ke arah Nadhya dari arah seberang jalan. Mereka pun saling pandang dalam waktu yang cukup lama.
Hingga akhirnya Lukas melangkah perlahan menuju ke arah Nadhya...
*Bersambung...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
JANGAN LUPA UNTUK SELALU LIKE KOMEN DAN SHARE YA GUYS... BIAR AUTHOR MAKIN SEMANGAT NULISNYA... 😁😁🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!