Jakarta,
Di sebuah kontrakan kecil, seorang gadis cantik yang baru saja pulang kerja langsung melempar tubuhnya di atas ranjang. Dia merentangkan tangannya dengan pandangan mata teduhnya menatap langit langit kamar.
"huftttt lelah banget ya Allah, kapan hidup ini bisa santai sedikit aja.." gumannya dengan pelan.
Tok
Tok
Tok
Ketukan pintu kamar mengalihkan perhatiannya sejenak, gadis itu bangun dan beranjak membuka pintu.
"ada apa Ra?" ujarnya saat melihat Rara berdiri di depan pintu kamarnya.
"enggak ada kak, Rara cuman mau memastikan aja, jangan tidur dulu ya kak, kita belum makan malam loh" ujar gadis yang di panggil Rara itu.
"Oalah hanya itu?? Kenzo sudah pulang belum Ra?" tanyanya lagi.
"udah pulang kak, dia ada di kamarnya main game"
"ckkk game terus kerjaan bocah itu, baiklah.." gadis itu menutup kamarnya kembali sementara Rara sudah berlalu dari sana.
Namanya Salsa Fatima, wanita berusia 25 tahun yang saat ini bekerja sebagai sekertaris di perusahaan tersohor di indonesia, Aditama group. Pekerjaan yang dia tekuni cukup sulit, bagaimana tidak, setiap harinya dia selalu di tuntut untuk bekerja dengan baik tanpa ada kesalahan sedikit pun.
Tak jarang jika di perusahaan itu sebelumnya banyak sekali sekertaris yang tidak betah. Salsa sendiri bekerja disana sudah hampir satu tahun. sebenarnya ada hari dimana dia ingin sekali keluar dari sana, tapi lagi lagi Salsa menyayangkan gajinya jika sampai hal itu terjadi. Perusahaan besar itu memang memberi gaji yang menjanjikan untuk setiap karyawannya.
Di kontrakan ini Salsa tidak tinggal sendirian, dia mempunyai dua adik yang harus dia tanggung hidupnya. Rara Maheswari, gadis berparas ayu, usianya empat tahun lebih muda dari Salsa. Sekarang dia sibuk kuliah, walau begitu gadis cantik itu juga kerap kali disibukkan dengan endorse yang selalu ditawarkan padanya. hitung hitung mengurangi beban Salsa.
Ada pula yang satunya yaitu Kenzo Bagaskara. Remaja berumur lima belas tahun yang saat ini tengah duduk di bangku kelas tiga SMP Pelita Harapan. Ketiga orang itu bukan kakak beradik kandung, sebuah tragedi mempertemukan ketiganya dan sampai sekarang hidup bersama.
.
.
Drettt, dretttt, dretttt
Deringan ponsel kembali menyita perhatian Salsa yang sudah jelas capeknya. Dengan wajah kesal dia mengambil ponselnya, mengangkat panggilan yang ternyata dari sang asisten pribadi bos gilanya itu.
Pak Aditya, ada apa lagi dia telfon jam segini!!
Sebelum mengangkat panggilan itu tidak lupa Salsa menggerutu.
"iya pak" jawab Salsa dengan malas, sudah tadi ia di suruh lembur dan baru saja pulang,eh sekarang di telepon lagi.
"sa, aku boleh minta tolong nggak?" tanya Aditya dari seberang sana. Salsa mencebikkan bibirnya yang sudah mulai komat Kamit seperti membaca mantra, dalam hati dia berpikir kenapa harus pakai tanya dulu jika Nanti itu adalah sebuah keharusan yang harus dia kerjakan.
"tentu saja pak, Bapak minta tolong apa ya ?" walau mendumel dalam hati, Salsa masih bertanya, bahkan suaranya masih tetap terdengar bersahabat.
"Sa, Azka sedang hangover di club yang biasa dia datangi, tadi katanya dia ingin bertemu dengan Dion, barusan pegawai club disana yang memberitahuku dan meminta untuk menjemputnya, tapi aku tidak bisa sebab masih berada di Surabaya sekarang sa, bolehkah kamu pergi menjemput Azka di club?" ujar Aditya dengan nada cemas dari seberang sana. Bukan apa, tapi dia tahu selama ini Azka sangat menghindari minuman ber-alkohol dan sekarang dia sedang mabuk? itu yang membuatnya khawatir. Sebagai sahabat sekaligus asisten yang selalu membersamai hari hari sang bos, Aditya tahu banyak tentang Azka.
Salsa memijat kepalanya, sungguh dia sebal karena selalu saja begini, jika dia punya kuasa, ingin sekali Salsa mengubur bosnya hidup hidup.
"baiklah pak!" pada akhirnya Salsa menurut walau hatinya enggan, sudah dari tadi dia ingin sekali beristirahat dengan tenang, salahnya juga mengaktifkan ponsel jadi Aditya bisa menghubunginya.
"makasih banyak Sa sudah mau membantu.." ujar Aditya dengan tulus.
"iya sama sama pak" Salsa dengan cepat mematikan sambungan teleponnya, kemudian dia menghela nafas berat.
"menyusahkan!!!!" gerutunya kembali tanpa henti.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Selamat datang di cerita ini, semoga kalian suka ya. Jangan lupa memberi like,komen dan suscribe ..
selamat membaca, semoga ceritanya bagus🌻🦋🦋
Dengan malas Salsa terbangun,dia mengambil hoddie lalu di kenakan di tubuh cantiknya karena udara di luar cukup dingin di malam hari. wanita itu melangkah keluar kamar sembari menggenggam kunci mobilnya.
"eh kak,mau kemana lagi??" tanya Rara menatap heran pada Salsa, baru juga pulang tapi gadis itu sudah kelihatan rapi dan mau keluar lagi.
"jemput orang gila!!" jawab Salsa sekenanya dengan wajah masam, hal tersebut membuat Rara tersenyum tipis,memang mereka berdua dengan Kenzo selalu menjadi saksi setiap kali salsa mendumel tak jelas dan mengumpati bosnya.
"ya udah, pulang cepat nanti ya kak, Rara sama Kenzo menunggu kakak makan malam" pesan Rara dan hanya diangguki oleh Salsa yang kini terlihat meninggalkan pintu rumah dan pergi menuju mobil kesayangannya.
.
.
Di tempat lain,tepatnya di sebuah club yang selalu ramai pengunjung , seorang pria yang sudah mulai hilang kendali tapi tetap menampilkan wajah tenang dan datarnya masih terlihat mengobrol dengan seorang rekan bisnisnya di ruangan privat.
Azka Aditama, CEO muda yang berhasil memimpin perusahaan Aditama group hingga berkembang pesat dan menjadi salah satu perusahaan besar di indonesia.
"stop!! Aku sudah tidak sanggup minum.."ujar pria tampan itu sembari menggeleng kepalanya pelan kala melihat teman sekaligus rekan bisnisnya itu menuangkan kembali gelasnya dengan alkohol. Azka bukan orang yang suka minum, sama sekali dia menghindar minuman itu seharusnya,tapi malam ini Dion yang adalah rekan bisnisnya memaksa dan alhasil Azka menyicip minuman seperti itu.
"ohhh ayolah Ka,masa minum dua gelas aja kau tidak sanggup,jadi cowok itu yang cool lah,harus berani minum minuman seperti ini! bahkan perempuan aja banyak yang bisa minum, masa kamu kalah sama mereka,,ayolah!!" Dion terus berujar dengan nada ledekan,mendengar kalimat semacam itu membuat Azka Aditama tidak terima,dalam hidupnya dia tidak pernah mau dibilang pengecut apalagi di banding dengan seorang perempuan.
Tidak lagi menunggu Dion yang menuangkan minuman keras itu kedalam gelasnya, kali ini Azka melakukannya sendiri dengan porsi yang lebih banyak. Satu gelas,dua gelas,tiga gelas hingga lima gelas terakhir dia tandas habis.Dion tersenyum puas melihat itu, yang terakhir dia memberikan minuman yang sedari tadi tersimpan di gelas berbeda.
"tinggal ini lagi ka,kamu boleh habiskan!!"ujarnya lagi tanpa menyembunyikan wajah bahagia nya. Tidak pernah dia sangka bahwa begitu mudah menjebak pria yang katanya sangat anti wanita itu. Azka tidak menolak, dalam kesadaran yang sudah hampir hilang, dia meneguknya kembali.
"hahahhaha, kamu ternyata sangat bodoh sobat," guman Dion dengan seringai tipis dia tampilkan,secepat kilat dia keluar dari ruangan privat itu, meninggalkan Azka uang sudah teler di dalam sana.
.
.
Di kamar lainnya tapi masih di club,seorang perempuan berpakaian seksi tersenyum manis saat melihat Dion masuk ke dalam kamarnya.
"bagaimana?? Berhasil nggak?"tanyanya dengan wajah sumringah berharap memang apa yang mereka rencanakan berhasil.
Dion membalas senyuman wanita itu, " bukan Dion namanya jika tidak berhasil,tentu saja berhasil.tapi tunggu lima belas menit lagi kamu kesananya,karena saat ini dia sedang teler dan reaksi obatnya sekitar lima belas atau dua puluh menit lagi!" kedua manusia berbeda jenis kelamin itu bertos ria.
......................
Salsa saat ini sudah berada di depan club, dia berjalan masuk dengan pandangan hanya lurus ke depan.jujur saja salsa sangat risih berada di tempat seperti ini, terlihat banyak sekali para wanita seksi yang menggunakan pakaian kurang bahan untuk merayu lelaki kaya raya yang berkunjung ke tempat itu. Alunan musik DJ di sertai goyangan tubuh orang orang terpampang nyata di depannya.
"sial, kenapa bos gila itu harus datang ke tempat seperti ini sih,,kayak tidak ada tempat lain saja" gerutu salsa tak pernah berhenti dari tadi.
Salsa bertanya pada beberapa karyawan disana,setelah mendapatkan jawaban dia diikuti oleh beberapa di antara mereka untuk pergi menuju ruangan dimana Azka berada.Salsa sedikit terkejut saat pintu telah terbuka, disana menampilkan Azka yang sedang teler sendirian di sofa tunggal.ini seperti orang berbeda, tidak pernah Salsa melihat sang bos dalam kondisi kusut seperti gelandangan seperti ini. Pria irit bicara yang selalu menampilkan wajah datar dan tenangnya seolah sudah hilang diganti dengan Azka yang seperti pemabuk berat.
"astaga,,menyusahkan orang terus saja kerjaannya!!" Salsa berjalan menghampiri, dia menepuk pelan pipi Azka berharap pria itu masih bernyawa.Azka hanya berkerak sekilas, setelahnya kembali teler.
"pak, tolong bantuin aku untuk memapah pak Azka ke mobil ya.."ujar Salsa, diangguki oleh karyawan yang tadi ikut dengannya.
Mereka memapah tubuh kekar Azka keluar dari club, menuntunnya untuk masuk ke dalam mobil.
"terimakasih banyak pak" ujar Salsa tersenyum manis.
"sama sama" balas karyawan tersebut lalu meninggalkan tempat itu dan kembali masuk ke dalam.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Salsa melajukan mobilnya meninggalkan tempat keramat itu,di mobil dia terus terusan mendengar racauan Azka yang tidak jelas.sesekali pria itu menggeliat, bergerak kesana kesini membuat Salsa ingin sekali mengikat tubuhnya.
"a-aku bukan pengecut.." lirih Azka, diam diam Salsa menyalakan kamera ponsel untuk merekam aksi sng bos. Hitung hitung jika dia kesal nanti maka akan meledek bosnya dengan bukti yang ada.
"ka-kau tahu dit, a-aku sangat mencintainya..."ujarnya lagi sembari menatap Lamat wajah Salsa yang dia kira itu adalah Aditya asistennya.
"ta- tapi aku tersiksa karena tidak bisa mendapatkannya__aku.."
"eh tunggu__"sesaat dia menangkup dua pipi Salsa membuat wanita itu lagi lagi menghembus nafasnya kasar.dia menepis tangan Azka dan kembali fokus mengemudi.
"hahhahha,, kenapa kau berubah seperti sekertaris jutek itu Aditya?? Wajahnya selalu datar dan terlihat monoton,heuhhh!!" Salsa melototkan matanya mendengar hal itu. Jika di pikir kembali bukankah sang bosnya itu yang mempunyai hidup monoton?? Punya pacar cantik tapi tidak kunjung dia nikahi,,terlalu gila kerja sampai usianya sudah mau ber-kepala tiga.
Dan apa tadi katanya, hidup Salsa terlalu monoton? Kalau memang iya bukankah dia juga yang membuat hidup Salsa seperti itu? Tidak di kasih libur dan selalu bekerja lembur, gimana tidak membuat Salsa marah coba.dan sekarang seenaknya dia bilang begitu, ingin sekali Salsa menendangnya dari dalam mobil.
Tidak mau menanggapi gurauan bosnya, Salsa malah menambahkan kecepatan laju mobilnya, berdua dengan pria disampingnya apalagi sedang mabuk begini membuat Salsa kesal setengah mati.
......................
Hingga tak lama kemudian, mobil Salsa sudah sampai di area apartemen Azka, sengaja Salsa membawanya kesini karena tidak mungkin dia membawa Azka ke kediaman Aditama dalam kondisi mabuk. Salsa keluar dari mobil, berlari cepat untuk membuka pintu samping.
"ayok keluar pak!" ujarnya sembari membantu tubuh kekar Azka yang masih terlihat lemas untuk keluar.
"suaramu, suaramu juga berubah adit??" masih dengan racauan tidak jelasnya, Azka memaksa tubuhnya untuk keluar.
Saat tubuh kekar itu sudah keluar dari dalam mobil, Azka memuntahkan seluruh isi perutnya, untung saja tidak mengenai tubuh Salsa, hanya kaki gadis itu yang kena cipratan sedikit. Salsa mengambil air di dalam mobil memberinya pada Azka.
"akhhh sialan memang!!" umpat Salsa yang sejak tadi menahan emosinya.
"huekkkk huekkk" lagi pria itu muntah. dia memuntahkan semuanya, Azka terduduk lemas di sekitar area parkir apartemen, sedangkan Salsa pergi memanggil para sekuriti yang masih terlihat di pos, meminta mereka untuk membantunya membawa tubuh Azka ke unit apartemen pria itu di lantai tujuh.
Salsa memencet password apartemen, selain Aditya sang asisten, salsa salah satu yang tahu password apartemen bosnya. Mereka membawa tubuh Azka masuk dan dibaringkan di atas ranjang king size, tidak lupa Salsa mengucapkan terima kasihnya pada para sekuriti itu.
"huftttt,, apa aku pulang aja ya? Atau bantu bos gila ini dulu?" Salsa bimbang, hendak meninggalkan Azka begitu saja dia tidak enak hati, harusnya dia mengurus pria itu lebih dulu, membersihkan sedikit tubuh lusuhnya.
Salsa menurunkan egonya, mau bagaimanapun pria itu adalah bosnya, tanpa berpikir lagi salsa beralih ke kamar mandi untuk menyiapkan air dalam baskom kecil dan juga kain lap.
.
.
Sementara Salsa sedang menyiapkan air dan lap, Azka sendiri bergerak gelisah di atas ranjang, tubuhnya sudah mulai merasakan hal hal aneh bin ajaib.
"huuuuhhhh kenapa ini,,akhhh sakit..."gumannya lirih saat merasakan sesak di daerah intinya, ini adalah hal yang paling di takuti Azka sejak dulu, Jika sudah merasakan hal aneh seperti itu tapi tidak akan bisa melampiaskannya pada siapapun sebab barangnya tidak akan bangun, dia pria impoten.sungguh sangat menyiksa, makanya dia selalu menghindari minuman aneh tapi malam ini dia terhasut oleh otak Dion.
hal besar itu memang tidak di ketahui oleh banyak orang, hanya Aditya dan seorang dokter cantik yang menangani Azka saja yang tahu. Alasan utama Azka sampai saat ini belum menikah, tapi dia masih punya pacar.
"akhhhhhhhh" Azka teriak kencang karena merasakan kesemutan di bagian area pribadinya, pengaruh obat lucnut yang Dion campurkan di minuman terakhirnya tadi berdosis tinggi.
Mendengar teriakan dari sang bos ,Salsa yang tengah berada di kamar mandi langsung berlari keluar, tidak lupa baskom dan kain lap dia bawa serta.
"pak, bapak sudah bangun?" pertanyaan basi yang keluar begitu saja, sudah jelas Azka duduk dengan mata terbuka lebar di depannya,dia sempat sempatnya bertanya.
"to-tolong,,, tolong aku!!" rintih Azka yang masih bergerak gelisah.
Salsa memandang bingung, apa yang bisa dia bantu sekarang? Saat tengah memikirkan sesuatu, Salsa di kejutkan oleh tarikan Azka. Pria itu menarik tubuh Salsa dengan cepat, mengukungnya di bawah tubuh kekarnya.
" pak, apa yang kau lakukan!!!!" teriak Salsa yang sudah mulai ketakutan. Azka tidak menjawab, yang jelas sesuatu di dalam dirinya membuat dia nekat seperti ini, walau kesadaran belum sepenuhnya menguasai Azka, tapi sedikit banyak pria itu tahu bahwa di depannya adalah Salsa sang sekertaris.
Hmppppp
Azka membungkam bib1r ranum Salsa, tangisan gadis itu sama sekali tidak dia pedulikan, tidak kunjung mendapat balasan, Azka mengigit bibir bawah Salsa. Saat gadis itu membuka sedikit mulutnya, dengan cepat Azka memasuki lid4hnya menelusuri rongga mulut Salsa. Dia mengabsen setiap inci dalam mulut gadis itu.
Salsa masih menangis, tidak pernah dia sangka bahwa niat baiknya untuk menolong pria itu berujung celaka seperti ini. Dia benci, dia sangat benci pria brengsek di atasnya, sudah berkali kali Salsa menepuk dadanya tapi sama sekali tidak di hiraukan.
" eummmm emphh" menyadari Salsa yang sudah hampir kehabisan oksigen, Azka melepas pangutannya. Dia membiarkan Salsa menghirup oksigen lebih banyak, tidak berapa lama kemudian dia memulai aksinya kembali tanpa peduli berontakan Salsa.
sesuatu di area bawah sana sudah mulai menegang, Azka menyadarinya betul dan dia sangat kaget tentang ini. Tidak pernah ada dalam bayangannya bahwa alatnya akan bangun, dia tadi hanya ingin melampiaskannya melalui sentuhan dan ciuman.
Ini adalah pertama kali dia merasakan hal tersebut. Azka tidak bisa berhenti, bagian intinya yang pertama kali bangun sudah berontak di bawah sana.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!