Pagi ini di sebuah desa yang indah di kediaman Bintang,
" Sayang jam berapa kau akan pergi interview ?" tanya bu Dewi yang tak lain adalah ibu kandung Bintang.
" Sebentar lagi ma! Bintang harus sampai jam 10.00." Bintang menjawab sambil terus berbenah di kamarnya.
" Cepatlah! kau akan terlambat sayang ! "
Suara bu Dewi sedikit meninggi.
" Iya ma sebentar lagi." Bintang masih sibuk berbenah.
Hari ini adalah hari keberuntungan Bintang.Bintang Ariana Putri anak tunggal dari pasangan Dewi Sania dan Rahmad Baskara.Bintang di panggil untuk interview di perusahan terbesar di kotanya,perusahaan yang terkenal seantero jagad.
Bintang adalah gadis yang terlahir dari keluarga yang cukup mampu di desanya,Parasnya sungguh cantik dengan tinggi dan badan yang ideal.
Bintang lama tinggal di kota untuk menyelesaikan pendidikannya,ia adalah gadis yang sangat cerdas.ia memanfaatkan kecerdasannya untuk mendapat beasiswa penuh di Universitas ternama di kota itu.
Merasa bahwa penampilannya sudah cukup menarik Bintang pun keluar dari kamarnya dengan berlari kecil.
" Ma Bintang berangkat ya," pamitnya dengan berlari kecil mengambil roti di meja dan memasukan ke mulutnya sambil menyahut tangan mamanya dan menciumnya.
" Hati - hati sayang. " Bu Dewi menggeleng kan kepalanya melihat tingkah anaknya itu.
Bintangpun menaiki motor bututnya.
"Kau yakin akan menaiki motormu itu sayang?" tanya bu Dewi.
" Mama jangan meremehkan kekuatan motorku ini." Bintang sedikit kesal mendengar ibunya meremehkan kekuatan motornya.
" Iya, iya, Hati-hati sayang. "
" Siap bu Bos! " Bintang pun mulai melajukan motornya.
Jarak antara desa ke kota butuh waktu sekitar 2 jam, bintang harus berangkat jam 07.30 agar tidak terlambat.
Dia menaiki motornya dengan kecepatan penuh.Bintang sangat gesit saat menaiki motor.
Gluguk... gluguk...
" Kenapa ini,hey Blue jangan sekarang! " ucapnya panik.
Blue : motor butut kesayangan Bintang. motor vespa berwarna biru karna itu dia memanggilnya Blue 😁
" Aaisssh... dia mogok lagi! " gerutunya sambil menendang ban motor karena kesal.
Bintang diam sejenak,dia mencoba untuk berfikir.
" Iya,telfon Rafa sekarang,dia Malaikat penyelamat ku, " ucapnya dengan panik dan mulai menelfon Rafa.
Rafa Aditama teman dari SMA sekaligus sahabat Bintang.Kedua orang tua Rafa tinggal di kota tapi saat duduk di bangku SMP Rafa terpaksa ikut neneknya tinggal di desa karena kedua orang tuanya harus pergi keluar negeri dan tak mungkin membawa Rafa karena alasan tertentu.
Keluarga Rafa memiliki bengkel mobil yang begitu besar di kota itu, saat lulus SMA Rafa harus kembali tinggal di kota karena harus melanjutkan ke fakultas pilihan kedua orang tuanya.
" Hmmm.. ada apa! "suara malas dari seberang.
" Lama sekali kau angkat telfon ku! " suara Bintang sedikit meninggi.
" Jangan teriak -teriak !
telingaku masih berfungsi dengan baik, " gerutu Rafa dari seberang, " apa yang harus aku lakukan? "imbuhnya.
Ini adalah kebiasaan Bintang menelfon Rafa hanya saat dia butuh Bantuan,itu yang membuat Rafa malas mengangkat telfon Bintang.
" Jemput aku sekarang!
Blue mogok, nanti aku share alamatnya, " titahnya bak ibu suri.
" Kau ini Bi,kemarin kau menolak ku antarkan sekarang benar kan ini terjadi? " gerutu Rafa.
Sebelumnya Rafa sudah menawarkan diri untuk mengantar bintang, tapi bintang menolak karena dia tidak mau merepotkan sahabatnya itu.
" Iya,iya,ma'af.
Sekarang cepat jemput aku! " Bintang mulai naik darah.
" Baik-baik bu Bos! " Rafapun hanya mendengus kesal.
Bintang sudah berada di kota jadi tak butuh waktu lama Rafa menjemputnya.
" Bi.. ayo masuk," perintah Rafa dari dalam mobil.
" Waah.. kau benar-benar malaikat penyelamat ku Fa." Bintangpun tersenyum jumbawa.
" Ya,aku malaikat tanpa sayap dan kau pemiliknya yang terus memerintah ku !"
jawab Rafa dengan wajah datar tanpa ekspresi.
Rafa tau kalau sahabatnya itu hanya mencoba mengambil hatinya agar tidak marah.
" Fa,apa kau marah? "
tanyanya dengan wajah memelas.
" Mana mungkin aku berani marah dengan mu!
cepatlah masuk kau akan terlambat! "
Rafa bicara dengan datarnya.
Mana mungkin aku berani marah di depanmu,bisa-bisa kau menendang ku saat ini juga!
gerutu Rafa dalam hati.
Bintang pun masuk kedalam mobil Rafa dengan senyum lima jarinya, tapi saat Bintang akan membuka pintu ada mobil lewat yang tak sengaja melintasi genangan air di dekatnya,
Byuuuur....
Pakaian bintang pun basah dan kotor karena terciprat air dalam genangan.
" Hei kau! berhenti! " Bintang berteriak sambil berlari mengejar mobil itu.
Rafa yang tau pun segera keluar dan berlari mengejar Bintang.
" Bi,sudah Bi, jangan di kejar,kau akan terlambat interview nanti kita bisa mampir ke toko pakaian, kita beli baju ganti! " Rafa bicara sedikit berteriak, dia terus berlari mengejar Bintang.
Sedangkan Bintang tak menjawab dan terus berlari.
" Bi... aku yang akan membelikanmu! gratiiiiiiisss...! kau tak perlu menggantinya, "
bujuk Rafa karna dia tak mau sahabatnya itu membuat masalah.
Bintangpun berhenti,
" Akhirnya kau berhenti juga. " Rafa mengatur nafasnya yang ngos-ngosan.
" Fa.. ini bukan masalah pakaian ku yang kotor.. tapi aku mau dia yang ada di dalam mobil itu meminta maaf, "ucap Bintang.
Sedangkan mobil yang sedari tadi di kejar itupun berhenti,
mereka yang ada di dalam tau bahwa sedari tadi ada dua orang yang mengejar mobilnya, tanpa mereka mengerti apa maksud dari dua orang itu.
" Tuan kenapa kita harus berhenti? "
tanya sopir pada Tuannya.
" Saya ingin tau, ada apa mereka mengejar kita, mungkin mereka butuh bantuan kita, "
jawab laki-laki yang ada di kursi penumpang itu.
" Bi,sudahlah,ayo kita kembali ke mobil, "
paksa Rafa dengan menarik tangan Bintang.
" Lepaskan Fa,aku harus menemui mereka! "
Bintang melepaskan kasar tangan Rafa.
Bintang pun berjalan mendekati mobil, sedangkan Rafa hanya pasrah melihatnya dengan membuang nafasnya kasar.
Tok.. tok..
Bintang mengetuk kaca mobil,
sopir yang ada di dalam pun keluar.
" Maaf Nona ada perlu apa?"
tanya sopir itu dengan sopan.
" Apa tuan tidak melihat! pakaian saya kotor karna ulah Tuan." Bintang bicara penuh penekanan.
" Ma'af Nona saya tidak mengerti maksud Nona." Sopir itu masih dengan tenang menjawab.
Namun saat Bintang akan menjawab ia dikagetkan dengan suara laki-laki yang keluar dari bangku penumpang.
" Berapa yang kau butuhkan?"
tanya laki-laki itu.
Bintang tak menjawab hanya memandang pria itu dengan tatapan tajam.
" Ini!kurasa ini lebih dari cukup untuk membeli baju gantimu! "
ucap laki-laki itu sambil bmenyodorkan uang ke arah Bintang dengan wajah datarnya.
" Hei..! apa anda fikir semua bisa di beli dengan uang! "
suara Bintang meninggi.
" Ini kan yang kau mau? untuk apa lagi kalian mengejar kami? "
jawab laki-laki itu sembari melempar uang ke arah Bintang.
" Ayo pak! saya tidak punya banyak waktu untuk meladeni rubah kecil ini, "
kata laki-laki itu yang kemudian kembali masuk ke dalam mobil.
" Hei kau..! aku tidak butuh uangmu ini! "
Bintangpun marah menerima perlakuan laki-laki tak di kenalnya itu.
" Maaf Nona jika saya sudah membuat pakain Nona kotor! jujur saya tidak tahu, sekali lagi ma'af kan saya, "
ucap sopir itu dengan tulus meminta ma'af.
" Iya Tuan,saya juga minta ma'af, seharusnya saya tidak bersikap seperti itu, "
Bintang menundukan kepalanya ia sungguh tak enak hati dengan sopir itu karena beliau lebih tua darinya.
" Tuan ini silahkan bawa uang majikan Tuan itu! "
ucap Bintang sembari menyodorkan uang yang sudah dia punguti tadi.
" Ma'af Nona, silahkan simpan uang itu! itu sudah menjadi hak Nona! saya permisi!"
Sopir itu berlalu begitu saja, dia kembali masuk kedalam mobil dan kini mobil pun berjalan dan melaju cepat.
Rafa sedari tadi hanya menyaksikan sahabatnya itu tanpa bersuara.
" Ah!Dia sombong sekali,apa dia tak tahu bagaimana cara meminta maaf ! "
gerutu Bintang yang masih kesal dengan sikap laki-laki tadi.
" Sudahlah Bi.. ayo kita ke mobil,kau akan terlambat nanti! "
Rafa mengatur menghampiri sambil menepuk bahu Bintang.
" Kita mampir ke toko pakaian ya Fa, "
Bintang meminta sambil tersenyum manis.
" Siiaap Bos! laksanakan!"
Rafa menjawab sambil hormat di hadapan Bintang,membuat Bintang terkekeh melihat kelakuan sahabatnya itu.
30 menit berlalu.. Bintang pun sampai di tempat yang ia tuju.
" Fa,makasih ya,kau sahabatku yang paling the beast. "
" Iya.. iya.. cepatlah masuk! waktumu tinggal 5 menit lagi. " Rafa mulai mengingat kan.
Bintang pun keluar dan berlari masuk.
" Jangan lupa si blue Fa.., "
Teriak Bintang sambil berlari.
" Iya! "
jawab Rafa datar.
Andai kau bisa menganggap ku lebih dari sahabat Bi
gumam Rafa dalam mobil.
Rafa sudah menaruh hati pada bintang sejak awal mengenalnya tapi ia tak pernah mengungkapkan nya.
di dalam kantor
Bintang sedang duduk menunggu pangilan masuk untuk interview sambil terus berdo'a
di dalam hati.
berikan aku kemudahan Tuhan.. semoga aku diterima.aaaamiin....
Nona Bintang Ariana Putri..
suara laki-laki dari depan pintu memanggil.
sekarang giliran bintang di interview.
" Ya,saya Tuan! "
jawab Bintang sambil berjalan.
" Silahkan masuk Nona, "
laki-laki itu mempersilakan.
" Terimakasih Tuan."
Di dalam ruangan bintang di beri banyak pertanyaan oleh laki-laki yang menurutnya sangat menyebalkan, laki-laki dingin, ketus, sama sekali tidak ramah.
30 menit berlalu,akhirnya bintang keluar dengan senyum yang mengembang di pipinya.
" Terimakasih Tuhan,kau memberiku rizki yang luar biasa hari ini.
mama.....Bintang diterima kerja...!"
sorak Bintang dengan kegirangan seperti anak SD.
Bintang sudah tidak memperdulikan tatapan semua orang yang menganggapnya manusia aneh.
Bintang terus berjalan keluar
tanpa dia sadari ada seseorang yang mengikutinya.
"Bintang, "
suara laki-laki paruh baya memanggil.
bintangpun menoleh.
"Paman Roy "
" Bagaimana nak Bintang.. apa kau diterima?"
tanya paman Roy.
"Alhamdulillah paman,Bintang diterima, terimakasih paman atas bantuannya sudah merekomendasikan Bintang kerja di sini, "jawab Bintang.
" Itu semua atas kecerdasanmu Bintang.. paman tidak membantu apa-apa, kau pasti berusaha keras untuk mendapatkan pekerjaan ini, kau tau? kau mendapatkan nilai terbaik saat tes kemarin dan jawaban dari interview mu itu yang memastikan kau pantas menjadi sekertaris presdir, "
ucap paman Roy bangga terhadap Bintang.
" Benarkah? itu mungkin karna aku sedang beruntung hari ini paman."
" Jangan merendah Bintang, paman tau kau lulusan terbaik di Fakultas ternama , gunakan kesempatan ini dengan baik nak, bekerja lah dengan baik dan kuatkan hatimu tak sembarang orang bisa menjadi sekertaris Presdir. "
" Baik paman,Bintang akan bekerja dengan baik." Bintang menjawab dengan senyum manisnya.
" Paman masuk dulu Bintang, Hati-hati saat di jalan," pamit paman Roy sambil mengelus rambut Bintang.
" Baik paman,terimakasih. "
Biintangpun menunduk hormat.
Sambil berjalan bintang masih terus senyum-senyum sendiri.
Apa aku benar secerdas itu.. ?
hahahaha ....
mungkin ini hanya hari keberuntungan ku saja.
gumam Bintang yang tertawa sendiri sambil berjalan keluar.
Apa aku benar secerdas itu.. ?
hahahaha ....
mungkin ini hanya hari keberuntungan ku saja.
gumam Bintang yang tertawa sendiri sambil berjalan keluar.
Tiinnnn... tiiinnn..
suara klakson mobil yang berhasil mengagetkan Bintang.
"Rafa..? "
ucap Bintang dengan ekspresi terkejut.
" Cepatlah masuk, " ajak Rafa singkat.
" Kau mau kemana? apa kau sengaja menjemputku? "
Bintang dengan percaya dirinya bertanya.
" Percaya diri sekali kau!
untuk apa aku menjemput mu!
Kau hanya akan menyusahkan ku "
Rafa. menjawab dengan tertawa lepas.
"Aahh.. !
Dasar kau sahabat durhaka!"
Bintang yang kesal pun menjitak kepala Rafa.
" Heii..! kau menyakitiku! "
gerutu Rafa sambil memegang-megang kepalanya.
" Sudahlah ! kau tak kan gagar otak karna pukulanku tadi, ayo cepat jalan! "
titahnya tanpa dosa.
" Kau bahkan memerintahku tanpa dosa. "
Rafa dengan wajah memelasnya menggerutu membuat Bintang tertawa terpingkal-pingkal.
" Ma'af,ma'af.Mana yang sakit tadi sayang..?"
Bintangpun sedikit merayu sambil memegang kepala Rafa membuat jantung Rafa seakan berhenti berdetak saat mendengar Bintang memanggilnya sayang.
" Hah!sudahlah,kau telat! "
Rafa yang sebenarnya salah tingkah mulai mengalihkan perhatian Bintang.Jujur saja di dalam hatinya dia begitu senang saat Bintang memanggilnya sayang walau dia tau Bintang hanya bercanda dan menyayanginya hanya sebagai sahabat.
" Bi.. gimana?
apa kau diterima ? "
tanyanya kini.
" Iya Fa,besok sudah mulai kerja." Bintang begitu bahagia.
" Terus apa rencana mu? "
" Aku hari ini mau cari kontrakan yang dekat kantor,kau temani aku kan? "
Biintang mulai merengek dengan manjanya sambil mengedip-ngedipkan mata ke arah Rafa.
" Iya.. iya..
Jangan memasang wajah seperti itu,aku geli melihatnya, "
Rafapun tertawa lepas melihat kelakuan sahabat nya itu.
" Sialan kau..!"
Bintang yang kesalpun ingin memukul Rafa tapi Rafa sudah antisipasi dengan melindungi kepalanya.
" Bi.. bisa tidak kau tidak memukulku saat kita bertemu, " protesnya kesal.
" Kau tau tidak apa yang membuat ku sangat merindukanmu saat kita lama tak bertemu? "
" Apa!"
Rafa menjawabnya dengan cuek tapi dalam hatinya ia berharap Bintang merasakan apa yang ia rasakan.
" Aku merindukan.....
saat-saat memukulmu...
hahahaha.......
itu benar-benar membuatku rindu, "
Bintang kembali tertawa lepas, membuat Rafa kesal saja.
" Huh!
Sialan kau.. !"
gerutunya kesal,padahal dia berharap bintang memiliki perasaan yang sama dengannya.
" Eh..!Bi,itu ada rumah di kontrakan, " ucap Rafa yang mengagetkan Bintang.
" Mana Fa..!
ayo coba kita lihat. " Bintang begitu antusias.
Mereka pun kini turun dari mobil dan bertemu dengan si pemilik rumah.
" Permisi Tuan,
apa benar rumah ini di kontrakan? "
tanya Rafa pada laki-laki paruh baya itu.
" Iya Tuan,
apa Tuan dan Nona sedang mencari tempat tinggal ?
Tuan dan Nona bisa melihat-lihatnya dulu, "
ucap laki-laki paruh baya itu dengan ramah.
" Kebetulan teman saya ini sedang mencari rumah kontrakan Tuan, "
jawab Rafa sambil menunjuk Bintang.
Bintang yang di tunjuk pun menunduk hormat ke arah laki-laki paruh baya itu.
dan Laki-laki itu pun membalas menundukan kepala.
" Mari, silahkan masuk,
silahkan di lihat-lihat dulu, " ucap laki-laki paruh baya itu.
Rafa dan bintang pun masuk dan melihat semua sudut ruangan.
" Gimana Bi,apa kamu suka?
aku rasa ini tidak lebih kecil dari rumahmu di desa. tempatnya juga nyaman jaraknya juga tidak terlalu jauh dari tempat kerja mu. kita ambil saja ya Bi? "
tanya Rafa tanpa menoleh ke arah Bintang dan terus berjalan melihat-lihat seisi rumah.
Bintang hanya diam seribu bahasa tanpa menjawab.
Pasti kontrak rumah ini mahal,uang tabunganKu mana cukup untuk mengontraknya?
gumamnya dalam hati.
" Bi..., "
Rafa pun memanggil Bintang yang sedang terdiam sambil memegang bahunya yang berhasil membuat Bintang terkejut.
" I.. iya
apa Fa ?"
tanya Bintang yang tak mendengar perkataan Rafa tadi.
" Gimana ?
apa kau suka rumahnya? "
tanya Rafa lagi.
Rafa tau apa yang sedang di fikirkan sahabatnya itu.
" Emmmmm.. aku berubah fikiran Fa, kita cari kost-kosan saja. "
Bintanpun menjawab dengan senyuman manisnya.
"Tuan,kita ambil rumah ini.
berapa uang yang harus kita bayar perbulanya ?"
tanya Rafa berjalan menemui laki-laki paruh baya itu tanpa meminta persetujuan Bintang.
" Rp. XXXXXXX perbulan tuan, "
Jawab laki-laki paruh baya pemilik rumah itu.
"Saya bayar untuk 6 bulan kedepan Tuan,
bisa saya meminta nomor rekening Tuan?
saya akan menstransfernya sekarang, " ucap Rafa tegas.
" Baik Tuan, ini nomor rekening saya, " ucap pemilik rumah.
Rafa menerimanya dan segera menstransfer uang ke nomor rekening itu.
"Terima kasih Tuan, uang yang Tuan transfer sudah masuk ,ini kunci rumahnya semoga Nona betah tinggal di sini, " ucap pemilik rumah sambil menyerahkan kunci rumah kepada Rafa.
Rafa pun menerima kuncinya.
Sedari tadi bintang hanya diam karna Rafa terus mencegahnya bicara.
" Fa,yang mencari kontrakan itu aku,kenapa kau seenaknya sendiri mengambil keputusan?
bahkan kau tidak bertanya apa aku suka atau tidak! "
protesnya kesal.
" Karena aku yakin kau suka,coba lihat itu! "
Rafa menunnjuk taman kecil di samping rumah yang penuh dengan bunga.
Bintang tersenyum bahagia dia memang sangat menyukai bunga.
" Ok!aku anggap itu hutang ku padamu!
aku akan menyicilnya tiap bulan, " ucapnya penuh penekankan.
" Sudahlah,aku tidak menyuruhmu mengganti uangku,aku tidak akan jatuh miskin karna membayar kontrakan mu tadi , apa kau tidak tau seberapa kaya sahabatmu ini?"
jawab Rafa sambil terus menggoda Bintang.
" Ya sudah!kau saja yang tinggal di sini! "
Bintang yang kesalpun berjalan masuk mobil.
" Aishh..!!
kau ini!
kapan kepalamu akan melunak selalu saja keras kepala!
aku tidak pernah menganggap ini hutang tapi jika kau terus memaksa untuk mengganti uang ku ya sudah terserah,kau bisa bayar kapan saja kau mau, " ucap Rafa yang kini berjalan masuk mobil.
" Hehehe..
makasih ya fa,
kau sudah membantuku mencari tempat tinggal baru, kau memang sahabatku yang bisa di andalkan.
kita makan yuk, di tempat biasa aku yang traktir. " Bintang seketika berubah tersenyum manis.
Rafa yang melihat senyuman bintang pun tertegun,dia sungguh terpana setiap kali bintang tersenyum padanya.
" Fa,kau kenapa?
kau mendengar ku kan? "
teriak bintang mendekat ke telinga Rafa.
" Kau ini!!
telingaku masih normal!
kenapa akhir-akhir ini kau hobby sekali teriak -teriak, "
dengussnya kesal.
" Habis kau ini sering tak sadarkan diri saat bersamaku,kau sering diam seribu bahasa dengan tatapanmu yang sangat menyeramkan itu, "
Bintang berbicara sambil menunjuk mata Rafa dengan dua jari.
Bagaimana aku tidak diam membisu jika kau terus tersenyum seperti itu, senyumanmu mampu membuat separuh jiwaku terbang melayang-layang ke langit ke tujuh.
gumam Rafa dalam hati
" Kau harus mentraktir ku makan banyak hari ini,karna seharian kau terus membuatku kesal hingga membuat perutku sangat lapar! "
ucap Rafa sambil melajukan mobilnya.
" Hahahaha...
siap bos! "
Bintang menjawab sambil duduk tegap dan hormat kepada Rafa.
Rafa pun terkekeh melihat tingkah Bintang.
Tak lama pun mereka sampai di tempat tujuan dan makan siang bersama, tidak ada obrolan di antara mereka, mungkin karena mereka berdua sama-sama lapar. setelah selesai makan Rafa mengantar bintang pulang ke desa .
Dua jam perjalanan mereka pun sampai di kediaman Bintang.Waktu sudah menandakan pukul 14.00 WIB.
Mendengar suara mobil orang tua Bintang pun langsung berlari keluar
" Sayang,kau sudah pulang?
bagaimana nak,apa kau diterima? "
tanya ibu Dewi
"Bintang di Terima ma.., "
Sorak Bintang girang berlari memeluk Dewi.
" Syukurlah sayang,Mama ikut senang, "
ucap ibu Dewi sambil mengelus kepala anaknya.
Rafa yang berada di sana pun ikut tersenyum bahagia melihat anak dan ibu itu
" Eh,ini nak Rafa kan? sudah lama sekali tak berkunjung kerumah Bibi,kau tumbuh semakin tampan nak, "
Puji ibu Dewi kepada Rafa.
" Bibi bisa saja,ma'af Rafa sudah lama tak berkunjung ke sini Bi, "
ucap Rafa yang tersenyum manis.
" Iya,Bibi tau pasti kau sibuk dengan usaha ayahmu itu,ayo nak masuk kita ngobrolnya di dalam sambil minum teh, "
ucap ibu Dewi sambil menuntun Rafa masuk.
Mereka semua pun masuk ke dalam rumah.
" Ayo nak Rafa duduk , kau masih suka teh buatan Bibi kan nak? "
tanya Ibu Dewi kepada Rafa.
" Tentu Bi, Rafa sangat merindukan teh buatan Bibi, "
jawab Rafa antusias.
Bu Dewi pun hanya tersenyum ramah dan mulai berjalan ke arah dapur.
" Fa,aku packing pakaianku dulu ya,kau duduk santuy aja di sini, "
ucap Bintang berlalu melewati Rafa.
" Hmmm.., "
Jawab Rafa malas.
Tak lama ibu Dewi pun datang membawa secangkir teh ,
" Ini nak ,silahkan di minum, " ucap bu Dewi sambil menaruh teh di depan Rafa.
"Ma'af ya Bi, Rafa merepotkan",
ucap Rafa tak enak hati.
" Bibi tak merasa di repotkan nak, oh ya, bagaimana kabar orang tua mu ? " tanya bu Dewi
" Alhamdulillah,mama sama papa sehat Bi, Bibi sendiri bagaimana? " tanya Rafa balik.
" Syukurlah..
Bibi ya beginilah nak, seperti yang kau lihat, "
jawab bu Dewi dengan senyuman di bibirnya.
" Ma..ada yang mau Bintang bicarakan, " ucap Bintang memotong obrolan mereka.
" Apa sayang,kenapa kau membawa koper?"
tanya bu Dewi bingung melihat Bintang yang membawa koper.
"Ma, Bintang harus kembali tinggal di kota, Bintang sudah mendapatkan rumah kontrakan dekat dengan tempat Bintang bekerja, " ucap Bintang sedih.
" Hei!kenapa anak Mama bersedih, harusnya kau bahagia karena kau mendapatkan apa yang kau inginkan nak,sudah jangan bersedih,Mama tidak papa, ini bukan pertama kalinya kau meninggalkan mama, kejar cita-cita mu nak, " ucap bu Dewi sambil memegang kedua pipi Bintang.
"Ma, Bintang janji setiap akhir pekan Bintang pasti pulang,Mama janji ya,jaga kesehatan Mama, Mama juga Jagan terlalu sibuk di perkebunan, " ucap Bintang panjang lebar karena dia sungguh tak tega meninggalkan Mamanya sendiri.
Bintang adalah anak satu-satunya bu Dewi dan pak Rahmad,setelah sepeninggalan ayahnya Bintang hanya hidup berdua dengan Mamanya, ayah Bintang meninggal satu tahun lalu,karena itulah Bintang berat meninggalkan Mamanya.
" Iya sayang,sudah jangan khawatirkan Mama.oh ya,tadi Mama sudah siapkan makanan kita makan bareng ya, " Ucap bu dewi.
Sebenarnya Bintang dan Rafa masih kenyang karena mereka sudah makan di jalan tadi, tapi mereka tidak mau membuat hati bu Dewi kecewa sehingga mereka mengiyakan ajakan bu Dewi.
di meja makan,
" Ma tadi di kantor Bintang ketemu om Roy , beliau ternyata baik banget ya Ma, " ucap Bintang.
" Iya om Roy memang sangat baik nak, beliau banyak membantu keluarga kita,bahkan kemarin om Roy minta agar kamu tinggal bersamanya jika kamu diterima kerja, " ucap bu Dewi.
"Benarkah Ma,Mama harus memberi tau om Roy kalau Bintang sudah dapat kontrakan, "
ucap Bintang sambil terus makan.
" Iya sayang,nanti Mama akan menelfon om Roy, " jawab bu Dewi.
Roy Wijaya adalah sahabat karib mendiang ayah Bintang.
Rafa yang sedari tadi di sana hanya diam mendengarkan anak dan ibu berbicara.
Acara makan pun selesai,Bintang membantu ibunya membereskan meja dan mencuci piring , sedangkan Rafa menunggu di luar sambil menikmati pemandangan indah di desa itu.
Bintang dan ibunya berjalan keluar rumah, Bintang berjalan sambil membawa dua koper besarnya.
" Ma, Bintang langsung berangkat ya,takut nanti kemaleman, " pamit Bintang kepada ibunya.
" Ya sayang,Hati-hati ya,jaga dirimu baik-baik, " ucap bu Dewi memeluk Bintang.
" Nak Rafa, bibi titip Bintang ya, " pinta bu Dewi terhadap Rafa.
" Iya Bi,Rafa pasti akan menjaga Bintang, " jawab Rafa memastikan.
"Terima kasih ya nak,
oh ya,apa nak Rafa ini sudah punya kekasih? "
tanya bu Dewi
" Be..belum Bi.., " jawab Rafa dengan tersenyum.
" Semoga kalian berjodoh ya.., " ucap bu Dewi penuh harapan.
Bintang yang mendengar pun sontak menjawab
"Mama apaan sih !"
celetuk Bintang
Berbanding terbalik dengan Rafa, dia terus tersenyum dan di dalam hatinya terus mengucapkan
Aaamiin.. tolong kabulkan do'a bi Dewi Tuhaaan..
" Memang kenapa? apa mama salah? kalian sudah lama saling mengenal, nak Rafa juga anak yang baik, " ucap Dewi penuh penekanan.
" Sudah ya ma,Bintang gak mau membahas itu,Bintang mau fokus kerja dulu, intinya Bintang sama Rafa itu akan tetap bersahabat selamanya jadi Mama jangan berharap lebih,
sudah ya Ma,Bintang pamit, " jawab bintang sambil mencium tangan bu Dewi.
Rafa yang mendengar pun sedikit kecewa, mungkin rasa cintanya kepada Bintang tak kan pernah terbalas.
" Bi Rafa pamit ya,Bibi jaga diri baik-baik, " ucap Rafa sambil mencium tangan bu Dewi.
" Iya nak,
kalian hati-hati,
jangan lupa kabari ibu saat kalian sudah sampai, " ucap bu Dewi.
" Iya Ma, " suara Bintang yang sudah berada dalam mobil.
Mobil pun mulai melaju.Di perjalanan Rafa hanya diam, dia terus memikirkan Kata-kata Bintang.
" Fa,kau kenapa?
Kau pasti capek ya?
Ma'af aku selalu merepotkanmu, " ucap bintang dengan suara pelan.
" Ini tidak gratis! kau harus membayarku! " ucap Rafa dengan wajah datar tanpa ekspresi.
" Heii..! sejak kapan kau perhitungan dengan sahabatmu ini! " suara Bintang meninggi.
" Yaa ...sejak hari ini! kau harus memijitku saat kita sampai nanti, " jawab Rafa menatap Bintang sambil menggerak-gerakan alisnya.
" Benar kau mau aku pijit?"
ucap Bintang dengan senyum menyeringai.
" Haaaaah.. !!
sudahlah!
aku gratiskan untuk hari ini! "
Dengus Rafa kesal.
Bisa-bisa tulangku patah semua karnamu . gerutu Rafa pelan tapi masih bisa didengar Bintang.
Bintang yang mendengarnya pun tertawa lepas.
Setelah dua jam perjalananpun mereka sampai.
" Aaaaaahh.... akhirnya sampai juga, " ucap Bintang sambil rebahan di sofa.
" Bi,aku langsung pamit ya,kau tak apakan sendiri, " suara Rafa lesu.
" Aku tidak papa Fa,kau pulanglah,terimakasih untuk hari ini, " jawab Bintang tak kalah lesu.
Mereka berdua memang sangat lelah hari ini, karena jalanan yang macet mereka sampai di kota malam hari.
" Aku jalan Bi,jangan lupa kunci pintumu! "
ucap Rafa mengingatkan.
"Hati-hati Fa.., "
jawab Bintang sambil berjalan kearah pintu.
Bintang berdiri di depan pintu,Ia melambaikan tangan ke arah Rafa dan memandang mobil Rafa yang mulai melaju meninggalkan rumahnya hingga tak terlihat lagi, barulah Bintang mengunci pintunya.
Waktu sudah menandakan pukul sepuluh malam,Bintang pun bergegas kekamar dan tidur setelah dia membersihkan diri.
sebelum tidur Bintang pun tak lupa memberi kabar kepada ibunya bahwa ia dan Rafa sudah selamat sampai tujuan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!