Paksaan keluarga
Terkadang hidup tak selamanya berpihak kepada yang baik,kadang kala ada kehidupan pahit asinya kehidupan,namun tergantung bagaimana cara kita menjalaninya,mengeluh bukan lah hal di lakukan,melainkan menjalani adalah jalan keluarnya,itulah kehidupan mengeluh takkan ada ujungnya.
Pagi senja menyapa,tampak ara sudah menyelesaikan tugas nya di rumah orang tuanya,bukan tugas melainkan perintah..
"Ara,,,bagaimana sarapan nya,sudah kamu siapkan?"tanya sang mama yang baru keluar dari kamarnya,ara menolah kearah sang mama
"Mama tak perlu bertanya lagi,itu sudah menjadi tugas anak angkat mu ini!"jawab ara seadanya,karna memang ara paling malas bila berhadapan dengan sang mama
"Jaga ucapan mu itu ara,sudah saya katakan jangan pernah menyebut dirimu anak angkat"murka sang mama marah,karna setiap sang mama memerintah,selalu itu jawaban yang keluar dari mulut ara,ara tersenyum miris,sudah ara duga pasti kedaan pagi tak pernah ada kata damai,selalu saja ada keributan yang selalu tercipta,ara memutar mata nya malas
"Bukankah ara berkata jujur,jika ara bukan anak angkat,tak mungking orang tua kandung rela memberlakukan anak nya layak nya seorang pembantu"ketus ara jengah,tak banyak bicara lagi,ara langsung memutuskan langsung pergi,karna jika ia tak langsung pergi,perdebatan itu pasti takkan pernah berakhir,dan berujung sang papa yang turun tangan bermain kasar,dengan menghembuskan nafas kasar,ara melajukan motor butut kesayangan nya menuju tempat kerja nya,yang selama 2 tahun ini ara bekerja di restoran luna sang sahabat,ketika ara tengah melajukan motornya santai,tiba2 saja hp nya berdering,langsung nama sang papa menelfonnya
"Hallo,ada apa pah?"tnya ara to the point
"Segera datang ke tempat kerja mu,papa tunggu kamu 15 meniit"
"Tutt"
Langsung tanpa menunggu jawaban ara,sang papa langsung mematikan sambungan telfonnya,ternyata dugaan nya benar,ketika perdebatan nya dengan sang mama,tak terlihat sang papa turun tangan,ternyata sang papa lebih dulu berangkat,entah apa alasannya ara harus menyusul sang papa.
Beberapa menit kemudian,tiba ara di depan restorannya,ia langsung memarkirkan motornya,dan buru2 melangkah memasuki restoran takut sang papa memarahinya karna terlambat,melihat sang papa tengah duduk seorang diri di pinggiran sudut,ara langsung menghampiri sang papa.
"Ada apa pah,ara tidak punya waktu,karna ara harus kerja!" Ucap ara yang tampak terburu2 menghampiri sang papa,papa ara melirik sinis ke arah ara,seakan2 ara menyombongkan dirinya karna ia bekerja
"Duduklah,papa sudah izin kepada luna untuk meminta waktu mu sebentar"ujar sang papa melirik ke ara kursi sebelahnya
"Baiklah"akhirnya ara mengalah,toh tidak ada gunanya juga membantah,papa ara tampak menyerahkan sebuah mab di hadapan ara
"Apa ini pah?"ara memicingkan matanya
"Bukalah!"titah papa ara tanpa banyak berkata
Ara pun memutuskan untuk membuka mab itu
"Perjanjian pernikahan?"
"Siapa yang menikah pah?
"Kamu!"
Degh
Bagai tersambar petir di siang bolong,ara harus menerima paksaan yang entah sejak kapan mereka merencanakan pengusiran dirinya itu dari rumah,dengan dalih pernikahan,yang bahkan ia sendiri tak mengenal laki-laki itu
"Pah,bagaimana bisa papa memutuskan sepihak tanpa bertanya dulu kepada ara?"terlihat raut kekecewaan ara terhadap sang papa,yang tanpa angin tanpa badai menyuruh nya untuk menikah
"Papa tidak meminta pendapat mu,tapi papa butuh tanda tangan mu"
"Tapi kenapa pah?,bukan kah lia yang akan menikah?"
Lia adalah kakak ara,lia adalah anak kesayangan keluarga,sedangkan dirinya hanya lah gadis penerima bekas lia,termasuk segi pakaian dan juga lainnya
"Lia menolak menikah,karna ia ingin mengejar karier nya"
"Kenapa tiba2 pah,bukankah lia yang awal nya ngotot untuk menerima lamaran itu,pada saat keluarga laki2 itu mau melamar ara?"
Memang,beberapa minggu lalu,datang sepasang suami istri guna melamar ara,namun ketika lia melihat keluarga konglomengrat itu,ia langsung mengajukan dirinya,bahkan ia meminta orang tua nya untuk memalsukan dirinya lah yang bernama ara,sedangkan ara yang tidak di bolehkan untuk bargabung dengan keluarga itu,hanya bisa mengintip di balik pintu kamarnya,ia tau semuanya,ia tak marah,karna memang ia tak berniat untuk menikah muda,sebelum impian nya tercapai.
Kembali ke masa kini,ara masih tampak ragu untuk membubuhkan tanda tangannya
"Apa lagi yang kamu tunggu,cepat tanda tangan,mama dan papa sudah putuskan,bahwa kamu lah yang menggantikan kakak kamu untuk menikahi laki2 itu"
Desak sang papa yang masih tetap memaksa ara,banyak timbul tanda tanya,mengapa tiba2 lia membatalkan pernikahan itu,apakah laki2 itu buruk rupa,ataupun punya penyakit menular itulah yang ada di benak ara saat ini,karna tidak mungkin lia membatalkan pernikahan itu tanpa sebab,karna ara tau,jika apa yang seharusnya di miliki lia di berikan kepadanya karna lia menolak pasti ada alasanya.
"Baiklah ara akan setuju,tapi dengan satu syarat!"
"Baik,katakan apa syaratnya"
"Di hari pernikahan ara,papa dan mama harus datang"
"Itu bukanlah masalah,kamu tenang saja,kami akan datang"jawab papa ara enteng,sehingga tanpa membaca ataupun mengatakan apapun lagi,ara langsung membubuhkan tanda tangan nya di lembaran kertas itu.
Satu minggu kemudian.
Di sebuah gedung nan megah,tanpak dekorasi menghiasi seluruh ruangan,banyak bunga2 berjejer rapi dan juga para tamu undangan dari berbagai belahan dunia turut hadir guna menyaksikan janji suci ikatan pernikahan ara dengan seorang putra pewaris tunggal perusahaan ternama se asia,pernikahan yang seperti itulah yang menjadi impian setiap wanita namun tidak bagi ara,senyuman paksa tampak menghiasi wajah ara yang dibubuhkan risan nan memukau,bukannya ara tak bahagia akan gedung hotel itu,siapa yang tak bahagia pernikahan di adakan semewah mungkin,tapi bagi ara itu adalah pernikahan terburuk yang pernah ia alami,bagaimana tidak,menikah tanpa cinta,bahkan dirinya tak melihat calon mempelai pria memasuki gedung,kemanakah pria itu pergi,pikir ara membatin
"Ra,kamu yakin dengan pernikahan ini?"bisik luna yang tiba2 menyenggol lengan ara,yang membuat ara tersadar dari lamunannya
Ara menghembuskan nafas lega
"Inilah yang ku harapkan lun,terbebas dari belenggu keluaga toxik itu,dengan pernikahan ini aku bisa keluar dari rumah bak neraka itu"ucap ara dengan tatapannya yang tak lepas dari para tamu undangan yang tampak menatapnya kagum akan kecantikan sosok ara ketika berdiri dihadapan semua tamu
"Aku mendukung apapun keputusan mu ra"ucap luna sambil menepuk pundak ara,memberinya semangat agar tetap bersama dalam menjalan kan takdirnya
"Tetap lah bersama ku luna,aku benar2 gugup"
Ara menggenggam tangan luna,guna menyalurkan kegugupan yang melanda hatinya
"Baiklah,sebelum suami mu datang,aku takkan kemana-mana"
Balas luna yang ikut menggenggam erat tangan ara yang tampak dingin bergetar karena saking gugupnya
Degggggg
Tatapan ara terpaku ke arah seseorang yang baru saja masuk dengan setelan jas warna putih nya yang diyakini ara laki2 yang akan segera menjadi suami nya
"Alvaro!"lirih ara sangat pelan dengan bibir bergetar nya
"Ra,bagaimana bisa alvaro,,,,"bahkan luna kehabisan kata2 ketika melihat sosok laki2 tampan yang tengah melangkah ke arah mereka itu,sosok masa lalu ara yang sampai saat ini masih tersimpan dalam hati ara sebagai laki2 yang ia cintai
"Ra,,,,!"lirih luna pelan,mencoba memberikan ara kekuatan,dan dengan terpaksa luna harus melangkah pergi karna acara ijab kabul akan segera di mulai
"Ya tuhan,takdir macam apa lagi ini"batin ara menjerit,tatapan yang tak pernah lepas dari wajah sosok laki2 yang telah bertahun-tahun hilang tanpa kabar
"Senyuman itu"entah mengapa ara merasakan senyuman itu tak pernah laki-laki itu tunjukkan selama bersama ara,senyuman kebahagiaan yang terukir menurut para tamu undangan,namun tidak bagi ara,senyuman itu adalah senyuman iblis yang ingin membunuh mangsanya,tanpa berucap apapun sosok laki-laki yang tiba-tiba datang itu langsung duduk di sebelah ara untuk melangsungkan proses ijab kabul.
"Sahhhhhhh"
Kata itu lah yang kini telah melambang kan bahwa ara kini telah sah menjadi seorang istri dari alvaro,sosok laki-laki masa lalu yang pernah mengisi hari-hari ara...
"Selamat datang di pernikahan neraka ini arabella"
Deggggg
Kata-kata itu bagaikan tusukan ribuan belati yang di tancapkan tepat di jantung ara,"apa maksud nya ini"batin ara,alvaro pergi setelah mengatakan itu,tidak ada proses bersalaman,cium tangan,cium kening,bahkan pemasangan cincin,alvaro pergi setelah mengucapkan ijab kabul,sehingga banyak menimbulkan tanda tanya bagi para tamu undangan termasuk keluarga nya.
Di dalam sebuah ruangan nan gelap yang hanya di terangi oleh sebatang lilin kecil,alvaro duduk santai dengan mengapit sebatang nikotin di antara jari telunjuk dan jari tengah nya.
Flesh back.
beberapa minggu yang lalu,tepatnya di sebuah taman,tanpak alvaro melangkah kan kakinya menghampiri seorang wanita yang tengah duduk di kursi taman sambil memainkan hanphonenya,,,
"Arabella!"
"Kau,,,bagaimana bisa kau ada di sini,di mana arabella?"tanya alvaro,karna ia sama kaget nya dengan gadis itu ketika menolah
"Alvaro!"
"Aku tanya di mana arabella?"
Gadis itu tersenyum sinis
"Jadi kamu yang akan menikah dengan ku?"
Alvaro mengernyitkan kening nya
"Apa maksud mu?"
ara menolak perjodohan ini,jadi aku sebagai kakaknya yang akan menggantikan ara"
"Jangan macam-macam kamu lia,katakan di mana ara?"bentak alvaro meninggikan suara nya karna nampak tersalut emosi atas sifat lia yang terlalu bertele-tele.
"Aku tidak menyangka,ternyata kamu adalah anak dari keluarga konglomengrat"
"Jangan membuat saya emosi lia,katakan apa mau kamu"
"Mau ku cuma satu,menikahi kamu"
"Apakah kamu sedang bermimpi,bagaimana bisa kamu,sedangkan yang saya inginkan adalah ara"
"Bagaimana bisa kamu menginginkan ara,apa kamu lupa,apa yang ara,,,,"
"Cukup!"
Bentak alvaro yang langsung memotong ucapan lia
"Saya punya penawaran,paksa ara agar mau menikah dengan saya,sebagai bayaran nya
Saya akan memberikan berapapun yang kamu minta"
Mendengar kata bayaran yang tak luput dengan kata uang,langsung mata lia berbinar-binar,karena uang adalah priyoritas lia
"Berapapun?"tanya lia menyakinkan
Alvaro hanya mengangguk sebagai jawaban
"Baiklah,saya terima tawaran kamu bukan cuma uang tapi saya minta sebuah apartemen dan juga sebuah kartu limitid"
"Deal"
Mengapa semudah itu alvaro menyetujuinya,apakah sekaya itu alvaro sehingga dengan mudah nya menyetujui permintaan lia,bahkan ia sampai tercengang
"Baiklah deal"
Putus lia akhirnya yang langsung melangkah pergi
Kembali ke masa kini
Setelah acara resepsi pernikahan yang ara jalani tanpa mempelai pria,ara dengan di jemput oleh seorang supir di antar ke kediaman alvaro,yang ternyata kedua orang tua alvaro telah dulu sampai di rumah,namun ketika ara memasuki rumah itu,tampak suasan sepi ara baru ingat bahwa sang supir mengatakan bahwa orang tua alvin telah lebih dulu beristirahat karena mama alvin tiba-tiba sakit kepala.ara di tuntun oleh seorang asisten rumah tangga menuju kamar alvin
Beberapa menit kemudian."ceklek"
Suara gagang pintu itu menarik atensi ara untuk langsung menatap ke arah pintu,ia yakin alvaro pasti baru pulang
"Al...."
Lirih ara yang langsung melangkah menghampiri alvaro,niat hati ara ingin menyalami alvaro karna kini iya suami sah ara,namun tangan nya malah di tepis kasar oleh alvaro
"Akhhhhh,,,sakit al tolong lepaskan"
Ara hanya bisa merintih kesakitan ketika tangan kekar alvaro mencekik kuat lehernya,sehingga ara hampir kehabisan nafas
"Jangan sebut nama itu di hadapan ku,mulut jalang seperti kamu itu tidak pantas menyebut nama ku,panggil aku tuan,karna sekarang kamu adalah budak ku dan aku tuan mu"
"Ba,,,baik aaaaa ,tu tuannnn"
"Akhhhhh"
Alvaro melepaskan cekikan di leher ara,dan menghempaskan tubuh ara ke lantai
Ara bernafas dengan rakus karena memang ia hampir kehabisan nafas nya ketika alvan mencekiknya dengan kejam,hanya air mata yang dapat ara tumpahkan sebagai bentuk rasa kecewa nya atas perlakuan alvaro.
Alvaro tampak keluar dari kamar mandi dengan melilitkan handuk di pinggangnya dalam keadaan rambut basah yang masih tersisa tetesan2 air di ujung rambut nya
"Al,boleh kah,,,,,,"
Belum sempat ara melanjutkan ucapannya,alvaro langsung melangkah cepat ke arahnya dengan tatapan mata elangnya
"Arghh,,,sakit al,tolong lepaskan"rintih ara ketika alvaro langsung menarik rambut ara,sehingga ara mendongak keatas akibat tarikan kuat itu
"Lepas kamu bilang?,kapu lupa,apa yang aku katakan tadi,panggil aku tuan"
"Maafkan aku A....tu..tuannn"ucap ara terbata yang masih merintih kesakitan di kulit kepalanya itu
"Sekali lagi aku dengar kamu salah panggil,jangan harap aku akan mangampunimu"
Alvaro menghempaskan tubuh ara ke lantai,sehingga membuat ara tersungkur di sudut sofa
"Jangan menyentuh tempat tidur ku,karna wanita seperti mu tidak layak ,tempat mu adalah di sana"
Alvaro menunjuk ke arah balkon kamar nya yang tampak masih tertutup rapat,ara hanya bisa menolah dengan deraian air mata,sakit tapi bukan tubuh nya yang sakit,melainkan hati nya di perlakukan layaknya binatang
"Aa,,tuuuan aku lapar,bolehkah aku meminta makan?"tanya ara hati-hati,karna memang semenjak pesta berlangsung ia belum memakan apapun
"Malam ini tidak ada jatah makan buat gadis pembangkang seperti kamu"
Miris memang,tapi apa boleh buat,dari pada ara membuka suara lagi,pastinya akan menimbulkan kembali kemarahan alvaro
"Sabar ara,inilah takdir yang kau pilih jalani apa yang sudah tuhan gariskan,suatu saat nanti kamu pasti akan terbebas dari cengkraman raja iblis itu"
Ara membatin dengan menguatkan dirinya,sehingga ia memutuskan untuk langsung merebahkan badan nya yang tampak mulai kelelahan dalam keadaan perut kosong,berharap dengan tidur rasa laparnya dapat dilupakannya.
Esok pagi nya,,,
Bugh bugh bugh
Ara mengerjabkan mata nya ketika merasakan sesuatu mengenai tubuhnya
"Dasar jalang tidak tau diri,bangun kamu, kamu fikir kamu ini nyonya di rumah ini sehingga bisa tidur sampai siang"
Sampai hati alvaro membangunkan ara yang tengah terlelap dengan cara menendang tubuh ara
"Sabar ara,nikmati harimu dengan senyuman"
Ara menyemangati dirinya dengan senyuman tipis,seakan-akan perlakuan alvaro telah bisa ia terima dengan lapang dada
"Maaf tuan ,ara kesiangan"
Ucap ara pelan yang langsung bangkit dari tidurnya untuk membasuh wajah nya
"Alasan,belum sehari tinggal di sini sudah bikin repot
Beberapa menit kemudian
"Pagi mah,pah"
"Pagi sayang"balas sang mama sambil menghidangkan segelas kopi untuk sang suami
"Loh al,ara dimana,kenapa kamu tidak ajak turun sekalian buat sarapan"
"Kelamaan mah,dia lagi mandi"
"Pagi tuan,pagi nyonya"sapa ara tiba2 datang dengan wajah ceria nya
"Pagi sayang,gimana tidurnya?,nyaman?"
Ara mengangguk
"Nyaman nyonya,saking empuknya tempat tidurnya ara sampai kesiangan"
Ara mencoba mengakrabkan dirinya dengan mertuanya,berharap mereka bisa memperlakukan nya dengan baik,ternyata dugaan nya tak salah,senyuman hangan dari kedua orang tua ara membuat ara bisa bernafas lega.
duduklah nak,kita sarapan bersama"
"Baik nya"sambil menarik kursi di sebelah alvaro yang sejak tadi sibuk memakan sarapannya
"Ara,mulai sekarang panggil kita mama papa,sama seperti alvaro memanggil kita,mama dan papa bukan tuan dan nyonya,tapi kami mertua kamu"
"Iya ara,papa benar,jangan sungkan kita ini sekarang sudah keluarga"
"Baik tu,,maaf,mah pah"
"Nah gitu dong,kan enak di dengarnya"
"Mah,pah,alvaro akan membawa ara pindah di rumah kita"
Tiba-tiba alvaro membuka suara,membuat semua orang menatap kearahnya,apalagi ara yang bahkan ia belum tau ia akan pindah,apakah ini alasan alvaro untuk tinggal di rumah sendiri agar lebih mudah baginya untuk menyiksa ara,entah lah hanya waktu yang bisa menjawabnya
"Apa tidak terlalu cepat al?,kalian baru kemarin menikah biarlah ara tinggal di sini untuk beberapa waktu,biar mama bisa lebih dekat dengan ara"
"Tidak bisa mah,justru itu mah
Al memutuskan pindah agar kami bisa lebih leluasa untuk saling terbuka,dan mengenal satu sama lain"
Bohong jika itu alasannya,karna papa alvaro sudah tau ara adalah wanita masa lalu alvaro,namun tidak dengan sang mama,yang sampai saat ini belum menemukan jawaban atas pertanyaan yang masih ia simpan,akan mengapa yang menikah bukan ara yang mereka lihat ketika mereka datang kerumah ara,melainkan orang lain,namun mama alvaro tak ingin merusak suasan hati alvaro,ia mengurungkan niat nya untuk bertanya,ia akan memberikan waktu untuk alvaro sampai ia siap menjelaskannya.
"Baiklah jika memang itu keputusan kalian,mama jiga tidak bisa menahan kalian,karna kalian butuh privasi,baiklah ara putri mama,jika kamu bosan di rumah baru kamu,datanglah kemari mama akan dengan senang hati menyambut manantu mama!"
Mendengar ucapan tulus dari mertuanya perasaan menghangat menyelimuti hati ara,di perlakukan dengan penuh kasih sayang adalah harapan ara semenjak ia kecil,sekarang ia mendapatkan nya dari mertuanya,mata berkaca-kaca ara tak luput dari pantauan papa alvaro
"Ada apa nak?kenapa kamu menangis?"tanya mama alvaro nampak khawatir,buru2 ara mengusab air mata nya yang mulai menetes
"Tidak apa-apa mah,mah,,boleh kah ara peluk mama?"
Tanya ara hati-hati sambil melirik alvaro yang masih dengan raut wajah datarnya
"Silahkan sayang,mama izinkan"ucap sang mama merentang kan tangan nya
Buru-buru ara langsung menghambur dalam pelulkan mama alvaro,pecahlah sudah tangisan ara,rasa bahagia nya seakan-akan tak ingin ia sudahi,pelukan hangat ini lah yang selama ini ia harapkan.
"Ada apa sebenarnya dengan gadis ini"batin papa alvaro yang masih menyaksikan tangisan haru ara.
Beberapa jam kemudian.
"Bughhhh"
Alvaro menghempaskan tubuh ara ke lantai,amarah dan kebencian semakin menyelimuti hati alvaro ketika melihat apa yang di lakukan ara ketika di rumah nya,ya saat ini kedua nya telah sampai di kediaman alvaro,rumah mewah dan megah itu lebih besar dari rumah orang tuannya,karna alvaro mendirikan rumah itu hasil dari jerih payah nya sendiri,
Menurut alvaro kejadian beberapa waktu lalu adalah sebuah drama
Yang di mainkan ara,untuk menarik perhatian orang tuanya,namun karna terbakar api dendam,alvaro tak sedikit pun merasa iba,bahkan ia dengan kejam nya mengeluarkan sumpah serapah kepada ara
"Jalan sialan,kamu membuat drama di hadapan orang tua ku,agar mereka mengasihani kamu...persetan dengan sandiwara ini arabella,sampai kapan pun,saya takkan pernah berhenti untuk menyiksa jalang licik seperti kamu"
"Hiks hiks hiks,maaf kan saya tuan,saya tidak....."
"Plakkk"
Tamparan itu bagaikan satu hal yang biasa bagi ara,tak ada ringisan kesakitan ataupun mengeluh walaupun sudut bibirnya mengeluarkan darah dari tamparan itu
"Apakah dengan menyiksaku kamu akan pua?"
"Puas,saya sangat puas,bahkan air mata buaya kamu itu adalah senangan bagi saya,ini belum seberapa ara,neraka akan kamu rasakan di rumah ini"
"Baiklah,lakukan apapun yang kamu mau,siksa aku sampai kamu puas"
"Bagus,memang itu yang saya mau"
"Max"panggil alvaro kepada salah satu asisten pribadinya
"Saya tuan!"tiba2 muncul dari pintu belakang
"Deghhh"
"Mata itu"batin max ketika menatap mata ara yang tiba-tiba juga menoleh menatap ke arahnya
"Apa yang kamu lihat max,bagaimana tugas kamu?"
"Maaf tuan(menunduk)semua nya sudah saya kerjakan tuan
Semua para pekerja di rumah ini sudah saya pulangkan termasuk tukang kebun dan supir"
"Kerja bagus,sekarang jelasakan tugas perempuan itu(menunjuk ke arah ara)
Untuk menggantikan para pekerja di sini"
"Apa tuan sedang sakit,bagaimana bisa istrinya di suruh mengerjakan seluruh tugas di sini,apalagi rumah seluas ini"batin max yang masih larut dalam lamunannya
"Max,apakah kamu dengar?"
"Ba,,baik tuan!"
"Owh ya,satu lagi!"sebelum melangkah,alvaro kembali menoleh
Berikan satu kamar pembantu untuk perempuan itu tempati"
Barulah alvaro melangkah pergi,sehingga membuat ara luruh kelantai dengan isakan tangis memilukan,max merasa iba atas apa yang menimpa istri sang tuan,namun ia tak bisa berbuat apa-apa,karna ia hanya seorang asisten yang harus menuruti sang tuan,
"Mari nyonya,saya antarkan ke kamar,biar nyonya bisa istirahat"
Mendengar max mengatkan itu,ara langsung mengakat wajahnya sambil menghapus jejak air mata nya yang mulai mereda,entah mengapa setiap max menatap mata ara,seakaan-akan ada sesuatu yang tak bisa di ungkapkan
"Tidak tuan,jangan panggil saya nyonya,panggil saja ara,karna posisi kita sama"
"Tidak nyonya,anda adalah istri tuan saya,jadi sudah sepatut nya panggilan itu"
"Baiklah,lakukan apaun yang menurut tuan nyaman"
"Panggil saja max nyonya,saya bukan tuan di sini"
"Tak masalah,kak max saja,karna sepertinya umur kakak jauh lebih tua dari pada saya"
Akhirnya ara mengalah dan mengikuti langkah kaki max,entah mengapa panggilan itu sangat di sukai oleh max,karna memang tak perna ada yang memanggilnya dengan sebutan itu.
Malam pun tiba,tampak ara dengan teletan menghidangkan berbagai macam menu makanan di atas meja untuk makan malam ketiga nya,max sudah menjelaskan seluruh tugas yang harus ara kerjakan sehingga dengan sangat mudah ara dapat mengerjakannya.
Karna max penjelaskan setiap detail tugas ara
"Apa yang akan kamu lakukan?"
Tiba2 alvaro bersuara ketika melihat ara menarik kursi untuk di dudukinya
"Maaf tuan!,saya....."
"Tidak ada yang menyuruhmu untuk makan di sini"
Potong alvaro yang mebuat ara sedikit memundurkan langkah nya untuk sedikit menjauh dari meja
"Ambilkan saya nasi dan lauk"
"Baik tuan!"
Ara dengan patuh mengambil lauk untuk ia isi ke dalam piring alvaro,max yang ada di hadapan alvaro hanya bisa menyaksikan kekejaman alvaro kepada istri nya tanpa bisa ia ikut campur tangan
"Prangggg"
Piring yang berisi lauk dan nasi yang telah di isi oleh ara di banting oleh alvaro ke atas lantai,membuat ara terperanjak kaget,begitu pun max
"Itu jatah makan kamu malam ini!"
Deggg
Segitu hina nya ara di mata alvaro,bahkan untuk makan saja,ara haru mengambil sisa,apakah ia istri atau hanyalah binatang peliharaan
"Tuan benar2 keterlaluan!"batin max merasa iba kepada ara
Diruang kerja alvin,tampak max duduk di hadapan alvin yang sibuk memainkan ponselnya
"Max"
"Saya tuan"
"Bagaimana dengan keluarga gadis itu"
"Mereka sedang berlibur di luar negri tuan"
"Bagus,terus awasi mereka,jangan sampai mereka kembali dan membawa gadis itu,saya belum puas menyiksanya"
"Apakah tuan yakin mereka berniat membawa nona ara?karna yang saya lihat mereka tampak tak peduli,bahkan di hari pernikahan kalian saja,mereka tidak hadir,malah pergi keluar negri untuk berlibur"
"Kita tidak tau apa yang sedang mereka rencanakan,bisa saja mereka berpura-pura abai,ketika kita lengah,mereka langsung membawa perempuan itu pergi"
"Jangan sampai dendam ini membawa penyesalan bagi tuan di kemudian hari"
"Tidak akan,penyesalan itu tak akan pernah ada,karna aku akan membuat perempan itu menangis darah atas penghianatan yang telah dia lakukan"
"Deggg"
Ara yang berdiri di luar tak bisa membendung air mata nya,niat hati ingin mengantar kopi untuk keduanya,malah kenyataan mengejutkan yang ia dengar,bagaimana bisa orang tua nya begitu mudahnya pergi,sedangkan ia sendiri di rumah itu penuh dengan kesakitan,rasa sesak tak bisa lagi ara tahankan,ia urungkan niat nya untuk mengantarkan kopi,ia langsung berlari pergi ke dalam kamar nya untuk menumpahkan semua rasa sakit yang ia rasakan.
DUA BULAN KEMUDIAN
Pukulan,jambakan,bahkan kata-kata kasar sudah menjadi makanan ara selama dua bulan ini,tiada hari tanpa penyiksaan,bahkan pernah ara berniat mengakhiri hidupnya,namun selalu di gagalkan oleh alvaro,yang ternyata di setiap sudut sudah di pasangkan kamera pengawas oleh alvin,sehingga setiap gerak gerik ara di ketahui oleh ara,namun yang menjadi pertanyaan dalam benak alvaro,mengapa setiap perlakuan buruk alvaro,ara tidak pernah mengeluh,bahkan ia tidak terlihat kesakitan ketika perlakuan kasar alvaro,seakan-akan ara punya kekebalan tubuh
Malam itu,tak biasa nya alvaro pulang awal dalam keadaan mabuk,biasa nya ia akan pulang setiap jam 12 malam,karna kesibukan nya di kantor
"Nyonya"
" Ya ampun kk max,apa yang terjadi dengan tuan?"tanya ara panik ketika melihat max memapah tubuh lunglai alvaro
Tuan mabuk nyonya"
"Baiklah,tolong bantu saya bawa tuan kekamarnya,saya akan membuat jahe hangat mungkin bisa sedikit meredakan rasa pusing tuan"
"Baik nyonya"
Beberapa menit kemudian
"Bagaimana kk max"
"Tuan sudah tidur nyonya,kalau begitu saya permisi ke bawah nyonya"
"Kk max,terima kasih"
"Sama-sama nyonya,kalau butuh apa-apa panggil saja,saya di bawah"
"Baik"
Dengan teletan ara melepas sepatu yang di kenakan oleh alvaro agar ia bisa nyaman tertidur,alex yang menoleh di depan pintu menatap takjub ketulusan ara dalam merawat alvin
"Lihat lah alvin,gadis yang selama ini kamu benci dan kamu siksa,tak pernah sedikit pun menaruh dendam,bahkan ia dengan tulus melakukan tugas nya"batin max yang langsung melangkah pergi dan tak lupa ia juga menutup pinto kamar alvin,agar lebih mudah ara melakukan tugasnya
"Istirahatlah tuan"ucap ara sambil menyelimuti tubuh alvaro
"Deghhhhh!"
Tiba2 saja tubuh ara membeku di tempat saat ia hendak melangkah pergi ketika alvaro menarik tangan nya
"Ara,kenapa kamu lakukan ini ara,aku benar-benar sakit atas penghianatan mu dulu,apa kurang nya aku ara sehingga kamu tega berkhianat"racau alvaro dalam kedaan mabuk nya dengan kedua mata nya masih tertutup rapa,ucapan itu mengingat kan kejadian beberapa tahun dulu,puncak kebencian alvaro kepadanya
FLASH BACK ON
Beberapa tahun yang lalu
"Bella,aku mau bicara penting sama kamu"
Juna,sosok laki-laki yang sejak masuk sekolah menengah atas mengagumi ara hingga kini mereka duduk di bangku kelas tiga,juna masih tetap mengejar ara, bella adalah panggilan istimewanya kepada ara,padahal saat itu ara sedang menjalani hubungan dengan alvin,mereka di pertemukan ketika masa mengikuti pasa oriontasi sekolah atau sering di sebut MOS kedua nya sama-sama saling menaruh hati ketika mereka telah lama saling mengenal
"Jun,tolong ngerti aku,alvaro adalah kekasih ku sekarang jadi tolong kamu menyerahlah"
"Tidak ara,aku benar-benar cinta sama kamu"
Juna menggenggam tangan ara,namun dengan lembut ara melepaskan genggaman tangan juna dari tangannya
"Juna tolong jauhi aku,kamu tau kan bagaimana posesifnya alvaro jika aku dekat dengan laki-laki lain"
Ya,,alvin memang sangan posesif terhadap ara,sifat pencemburunya yang besar membuat banyak laki-laki harus berfikir dua kali jika ingin mendekati ara
Karna jika ada laki-laki yang berani mendekati ara,alvaro akan turun tangan,jika bukan laki-laki itu di keluarkan dari sekolah,dia akan berakhir di rumah sakit,tidak termasuk juna,karna juna adalah sahabat ara sejak kecil,entah sejak kapan juna menaruh hati kepada sahabat nya itu,namun ara tetap membatasi kedekatan nya dengan juna,takut alvaro melakukan hal-hal yang berakibat fatal kepada juna
"Tapi bel,aku benar2 tulus mencintai kamu"
"Juna,jangan sampai persahabatan kita ini hancur hanya karna cinta sepihak ini,aku cuma menggap kamu sahabat sekaligus kakak yang paling aku hormati,jadi tolong juna,buang perasaan kamu itu"
" Bella"
Juna hendak kembali meraih tangan ara,namun tiba-tiba saja alvaro datang
Menghempaskan tangan juna
"Sudah ku bilang,jaga batasan mu juna,jangan menguji kesabaran ku"
Setelah mengatakan itu,alvaro meraih tangan ara dan langsung membawanya pergi,juna hanya bisa melihat punggung kedua nya yang mulai menjauh meninggalkan dirinya yang hanya bisa berdiri diam
"Pukk"
Tepukan di bahu kanan juna,menyadarkan lamunan singkat juna
"Apakah butuh bantuan ku?"
"Tidak lia,tolong jangan mengganggu"
Ternyata yang datang menghampirinya adalah lia
"Benarkah kau tak butuh bantuan ku?"tawar lia lagi,lagi-lagi juna menggeleng
"Tak lama lagi kita akan tamat,dan mereka akan segera bertunangan dan kamu akan kehilangan kesempatan untuk bersama bella mu itu untuk selamanya"
"Jika kamu butuh bantuan,dengan senang hati aku akan membantu"
"Bagaimana caranya?"tanya juna yang mulai tertarik
"Dengan ini"tiba-tiba lia mengangkat sebungkus bubuk warna putih dalam kemasan di hadapan juna
"Gunakan ini untuk memikat bella mu itu"
"Kamu jangan macam-macam lia,aku tidak akan pernah menghancurkan masa depan bella,hanya karna aku ingin memilikinya"
"Juna,juna,kamu itu bodoh atau memang pura-pura bodoh sih,aku tidak menyuruh mu untuk meniduri ara,tapi gunakan ini untuk memisahkan alvaro dan ara jebak ara agar alvaro memutuskan hubungan mereka
"Apakah ini akan berhasil?"
"Tentu,lusa adalah malam perayaan kelulusan,gunakan kesempatan itu untuk menjalankan rencana itu"
"Baiklah,tapi apa alsan kamu membantuku?"
"Karna aku ingin yang terbaik untuk adik ku,alvaro tidak pantas untuk ara,dia terlalu kejam dan juga dingin"
"Baiklah,akan ku usahakan supaya rencana ini berhasil,tapi ku harap kau tutup mulut"
"Tak masalah,kamu tenang saja,rahasia mu aman berasma ku"
Di lain sisi,ara tengah duduk di taman sekolah bersama alvin,tampak wajah alvin masih menyimpan kekesalan akan sikap juna yang terus mengganggu ara nya
"Ayolah al,kamu jangann kesal terus"
"Bagaiman aku tidak kesal,sahabat mu itu benar-benar mengusik ketenangan ku,tangan ku benar-benar gatal ingin menonjok wajah sok tampan nya itu",
"Ha ha ha ha"sontak ara tertawa lepas mendengar ocehan sang kekasih
"Apa yang kau tertawakan arabella,apanya yang lucu?"
"Al,kamu kalau sedang cemburu benar-benar lucu dan menggemaskan"
"Ayolah arabella jangan mencoba merayuku,aku benar2 lagi kesal"
"Baiklah maafkan aku,kamu tenang saja,juna pasti perlahan akan mundur,karna dia tau aku sangat mencintai kamu"
"Apakah kamu benar-benar mencintaiku?"
"Sumpah,cuma kamu laki-laki dalam hidup aku"
"Ayah kamu?"
"Termasuk juga"
"Benar kamu tidak ada rasa apapun terhadap sahabat mu itu?"
"Tidak sedikit pun,hanya sebatas sahabat,dan seorang kakak"
"Jika kamu berkhianat?"
"Tidak,dan tidak akan pernah,jadi aku berkhianat aku bersumpah akan menerima apapun yang akan kamu lakukan atas hidup ku"
"Kamu janji?"
"Janji"sambil mengangkat dua jarinya sebagai simbol perjanjiannya
"Tapi,jika kamu yang berkhianat?
"Tidak akan juga,jika aku lakukan itu,aku bersumpah tidak akan pernah menikah seumur hidup ku"
"Baiklah aku percaya sama kamu"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!