NovelToon NovelToon

Dosenku Sahabatku

EP1

*Hai Guys! Ini novel pertama saya, mohon maaf apabila banyak typo dan tata bahasa yang kurang baik🙏

Happy Reading😊*

Sofia bangun dari tidurnya setelah mendengar alarm yang seperti memecahkan gendang telinganya. "Duh nih alarm kenapa sih kok besar banget" Sofia kesal dengan alarmnya yang berbunyi sangat keras, padahal dia sendiri yang sengaja membesarkan volumenya tadi malam, bermaksud agar dia cepat bangun pagi ini.

Dengan langkah gontai, ia pun pergi ke kamar mandi karena hari ini ada kelas pagi dengan dosen killer.

Sesampainya di kampus, dia bertemu dengan sahabatnya Angel. Angel merupakan sahabat Sofia sejak SMA.

"Fia kok muka lo kayak kain wol? kusut banget. Pasti belum makan ya? tanya Angel. Ya sahabatnya satu ini memang orang yang ceplas ceplos, tapi selalu mengerti keadaan Sofia.

Sofia mendengus kesal mendengar perkataan sahabatnya yang ceplas ceplos ini. "Iya nih gue belum makan, bolos aja yuk". Ajak Sofia kepada Angel.

"Lo gila apa mau ninggalin pelajaran dosen killer? gue sih nggak mau ngulang tahun depan. Ngeri ihh". Angel membayangkan dirinya berhadapan dengan dosen yang mengerikan itu sambil bergidik ngeri.

"Iya deh iya". Sahut Sofia dengan malas, karena memang dia sudah sangat lapar karena lupa sarapan pagi tadi.

Selesai jam perkuliahan, Sofia dan Angel pun ke kantin.

"Eh gue dengar-dengar nih ya, katanya mau ada dosen baru masih muda lagi". Angel sangat semangat menceritakan apa yang dia dengar dengan gosip yang beredar tersebut.

"Alah palingan ujung-ujungnya killer juga tuh kayak bu siska. Padahal masih muda, tapi sukanya marah-marah pantas mukanya cepat tua ya hahaha". Sofia tertawa membayangkan dosen baru nanti seperti bu Siska dosen yang terkenal killer di kampusnya.

"Tapi katanya dosen ini tuh ganteng banget, terus tinggi, putih, masih muda lagi. Tapi memang sih katanya cool gitu. Biarin deh kalau dia juga killer yang penting ganteng bisa cuci mata". Kata Angel bersemangat.

Sofia hanya bisa geleng kepala melihat kelakuan sahabatnya yang tidak pernah jauh dari namanya cowok ganteng.

Sofia sangat malas apabila sahabatnya membahas tentang cowok. Bukan karena dia tidak menyukai cowok, hanya saja dia berpikir untuk apa membahas cowok kalau dia saja tidak pernah mempunyai pacar, itu hanya akan membuang waktu, pikirnya.

Setelah jam perkuliahan selesai, Sofia pun memutuskan untuk pulang ke rumah ibunya untuk menghabiskan libur selama seminggu, karena ada acara di kampusnya. Tempat tinggal Sofia dan mama Sonya memang berbeda. Dikarenakan mama Sonya bekerja di Bandung sedangkan Sofia melanjutkan kuliahnya di Jakarta.

Di jalan menuju stasiun kereta, tidak sengaja seorang pria yang sedang berjalan dengan terburu-buru menabrak Sofia. "Awww.. Mas hati-hati dong kalo jalan". Sofia terjatuh akibat pria yang menabraknya.

"Mas denger gak sih". Ia kesal karena pria di depannya terlihat cuek padahal sudah menabraknya.

"Oh iya maaf ya, saya lagi buru-buru". Kata pria itu dengan dingin tanpa melihat Sofia.

Sofia kaget mendengar hal tersebut, pasalnya pria tadi tampak santai tanpa merasa bersalah sedikitpun.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 3 jam menggunakan kereta, akhirnya sampai lah Sofia di kota Bandung.

"Akhirnya sampai juga, rumah i'm cominggg!" Sahut Sofia dengan penuh semangat.

Sesampainya di rumah, Sofia akhirnya disambut oleh ibunya yang telah menunggunya dari tadi. "Assalamualaikum mama ku sayang" Sofia segera memeluk ibunya yang sudah hampir dua tahun tidak ditemuinya.

Mama Sonya menyambut pelukan putrinya itu "Waalaikumsalam sayangnya mama. Gimana kabar kamu? kuliah kamu lancar kan? kamu gak bolos-bolos kan? tanya mama Sonya bertubi-tubi.

"Aku baik kok ma, kuliah juga lancar dan bolosnya sekali-kali doang hehe". Sofia tertawa mengingat dirinya yang kadang-kadang bolos.

"Yaudah masuk yuk, ini udah magrib kita sholat dulu setelah itu makan, mama udah siapin makanan kesukaan kamu." Kata mama Sonya

"Asiikkk, oke ma". Sahut Sofia.

Sofia hanya memiliki ibunya karena ayahnya telah lama meninggal, dulu dia juga mempunyai sahabat sejak kecil akan tetapi saat dia memasuki SMP, sahabatnya itu hilang kabar entah kemana.

Selesai menunaikan ibadah sholat magrib dan makan, Sofia berjalan-jalan melihat rumahnya yang tidak berubah sama sekali. Hampir dua tahun ia tidak pernah pulang ke rumahnya karena kesibukannya dengan kuliah dan ibunya yang juga bekerja.

Tiba-tiba ia teringat dengan sahabat kecilnya dulu yaitu Vernon Bramaputra, yang memiliki rumah persis di depan rumahnya. Rumah itu pun tidak ada yang berubah, hanya ada rumput liar yang muncul karena telah lama ditinggalkan oleh pemiliknya.

Sofia mengingat sahabatnya yang 4 tahun lebih tua darinya itu, merupakan korban bullying di sekitar rumahnya. Tidak hanya di komplek perumahanannya, di sekolah pun dia merupakan bahan bully teman-temannya. Hal ini dikarenakan Vernon merupakan anak pendiam, bertubuh gemuk, dan dijuluki "kutu buku" karena selalu membawa buku di tangannya. Akan tetapi dia sangat pintar dan selalu juara kelas. Teman-temannya hanya mendekatinya untuk meminta jawaban, saat Vernon tidak membaginya maka disitulah dia di bully. Hanya Sofia lah yang ingin berteman dengannya, walaupun mereka berbeda usia 4 tahun, tetapi Sofia tetap mau berteman dengan Vernon. Menurutnya, Vernon merupakan anak yang baik dan selalu membuatnya tersenyum. Akan tetapi, saat ia SMP dan Vernon SMA kelas 2, Vernon dan keluarganya tiba-tiba pindah tanpa memberitahukan kepada Sofia dan tidak pernah menghubunginya. Bahkan mama Sonya juga tidak mengetahui kepindahan Vernon dan keluarganya.

Sofia duduk di teras rumahnya sambil mengingat kebersamaannya dengan teman kecilnya itu. Tiba-tba mama Sonya datang dan mengejutkan Sofia yang sedang melamun "Hei anak mama kenapa melamun sih?". Tanya mama Sonya.

"Ah enggak kok ma enggak apa-apa". Balas Sofia sambil tersenyum.

"Oh iya 3 hari lalu orang tua Vernon datang ke rumah, dia nanyain kamu tapi mama bilang kamu lagi di Jakarta". Kata mama Sonya.

"Kok orang tuanya tiba-tiba datang tanya gitu? Vernonnya juga ada?". Tanya Sofia penasaran.

"Mama juga nggak tau, katanya sih mereka datang mau lihat kondisi rumahnya di depan itu yang udah lama ditinggalin. Mereka cuma berdua kok, vernonnya nggak ada". Kata mama Sonya.

Sofia pun mengangguk tanda mengerti, ia pikir Vernon juga datang berkunjung. Sejujurnya ia juga penasaran bagaimana keadaan Vernon sekarang, karena ia sudah mencari di sosial media namun tidak menemukan akun Vernon sama sekali.

Hari sudah malam, Sofia akhirnya ke kamarnya. Kamar yang telah lama ia rindukan. Selesai sholat isya akhirnya Sofia pun tertidur karena memang ia sudah lelah karena perjalanan tadi.

EP2 Pertemuan

Vernon Bramaputra, pria tampan berhati dingin yang sangat cuek. Ia merupakan seorang dosen baru di sebuah universitas ternama di Jakarta.

Vernon sebenarnya merupakan anak orang kaya, tetapi dia tidak ingin meneruskan perusahaan ayahnya dan memilih menjadi dosen, sehingga ayah dan kakaknya kewalahan mengurus perusahaan itu. Ya dia merupakan anak bungsu dan memiliki seorang kakak yang bernama Joshua Bramaputra.

Dulunya Vernon memiliki masa kelam, dimana dia selalu di bully di sekolah maupun di kompleks perumahannya akibat fisiknya. Tetapi ada satu wanita yang mau bersahabat dengannya tanpa rasa malu kepadanya, yang bernama Sofia Angelista.

Di kediaman Bramaputra

"Ayolah Vernon kamu harus melanjutkan kerja di perusahaan ayah, kenapa harus memilih menjadi dosen?" ayah Bram kesal karena anaknya yang satu ini sangat keras kepala.

"Saya tetap memilih jadi dosen yah, besok hari pertama saya bekerja". Balas Vernon tetap pada keyakinannya menjadi dosen.

Ayah Bram hanya bisa pasrah. Jika anaknya yang satu ini mengatakan A maka tidak ada yang bisa mengganggu gugat. Beda dengan Vernon yang keras kepala, Joshua merupakan anak yang patuh kepada orang tuanya. Ia mengikuti kemauan ayahnya untuk meneruskan kerja di perusahaan, padahal dia telah bercita-cita ingin menjadi seorang pilot tetapi pupus sudah harapannya karena ia tidak mau durhaka pada ayahnya.

"Sudahlah yah, kan ada saya yang bisa meneruskan perusahaan ayah. Nanti juga pasti Vernon berubah pikiran kok". Sahut Joshua dari kejauhan. Joshua yang baru saja datang dan melihat perdebatan adik dan ayahnya, berusaha mencoba menenangkan.

"Baiklah, tapi ingat Vernon kamu tetap harus melanjutkan perusahaan ayah nantinya. Ayah tidak mau tau". Ayah Bram tetap bersikeras dan kemudian pergi.

Joshua tersenyum mendengar perkataan ayahnya yang juga menurutnya sama keras kepalanya dengan Vernon. "Eh Ver, kata bunda minggu lalu kalian dari Bandung ya". Kata Joshua tiba-tiba menanyakan Vernon yang sedang kesal karena ulah ayahnya tadi.

"iya". Balas Vernon cuek. "Terus ketemu gak sama sahabat masa kecil lo?". Joshua kembali menanyakan pada adiknya tentang Sofia teman masa kecil adiknya itu.

"Nggak, gue nggak ke sana cuma ayah dan bunda aja". Jawab Vernon masih terlihat cuek.

"Loh kok gitu sih, nggak rindu apa?". Kata Joshua barusan mengalihkan pandangan Vernon dan menatap tajam sang kakak.

Joshua yang melihat tatapan tajam sang adik merasa lucu dan dia tertawa melihat kelakuan adiknya. Ya Vernon memang tidak menyukai jika kakaknya membahas sahabat kecilnya itu, karena menurutnya Sofia sama saja dengan teman lainnya yang hanya memanfaatkannya saja.

Flashback on

Vernon dan Sofia bersahabat sejak kecil, sejak dulu mereka selalu pergi bersama. Tanpa mereka sadari satu sama lain, mereka saling menyukai. Tetapi karena tidak ingin merusak persahabatan, mereka akhirnya memilih mencintai dalam diam. Banyak yang mencibir Sofia yang merupakan primadona di sekolahnya karena mau berteman dengan Vernon yang dijuluki "kutu buku" dan gemuk. Tetapi Sofia tidak ambil pusing dan tetap berteman dengan Vernon sampai akhirnya dimana terjadi kesalahpahaman diantara mereka.

"Fia lo kok tetap temenan sama si kutu buku itu sih? nggak bosan apa? mana dia lebih tua lagi". Tanya Dini teman sebangku Sofia saat di SMP.

Sofia dan Dini memang memutuskan makan di kantin saat jam istirahat. Dini kesal melihat temannya ini selalu pergi dengan Vernon kemanapun. Ya sekolah SMP dan SMA mereka memang di gabung sehingga mereka berdua tidak terpisahkan kecuali saat jam istirahat ini, tapi hari ini tiba-tiba Dini membawa Sofia pergi ke kantin duluan sebelum Vernon datang agar mereka tidak berduaan terus, pikir Dini.

"Dia baik kok, makanya lo itu jangan temenan lihat covernya doang liat juga hatinya dong". Balas Sofia sedikit kesal. Ya Sofia memang tidak suka temannya yang satu ini selalu mengejek sahabatnya Vernon.

"Tapi coba liat fisiknya itu loh, gimana nggak mau di bully, celana hampir di dada, kacamata gede kayak lubang sumur, gemuk terus bawa buku kemana-mana. Dih nggak banget deh". Dini memikirkan itu bergidik ngeri, karena hanya Sofia lah yang mau berteman dengan orang culun seperti Vernon.

"Iya sih lo benar, tapi gue kasihan sama dia. Awalnya gue kasihan sama dia karena sering di bully mulu, nggak di rumah nggak di sekolah selalu jadi bahan bully. Padahal kan dia pintar, orang kaya lagi. Kan bagus juga kalau ilmunya dan kekayaannya itu dimanfaatkan biar berguna hahaha. Tapi gue benar-benar tulus sahabatan sama dia, menurut gue dia sahabat terbaik yang pernah ada, bahkan gue kayaknya mulai suka sama dia." Mendengar hal itu membuat Dini sangat terkejut dia tidak menyangka temannya ini bisa menyukai cowok culun itu, mereka tidak sadar ada orang yang sedari tadi memperhatikan mereka dan juga terkejut mendengar perkataan Sofia. Ya Vernon mendengar perkataan Sofia, hanya saja dia mendengarnya sampai Sofia tertawa. Dia tidak mendengar perkataan Sofia yang tulus bersahabat dengannya dan menyukainya.

Hal itu membuat Vernon kecewa, menurutnya sahabat satu-satunya yang mengerti dia ternyata sama saja dengan teman dia yang lainnya yang hanya memanfaatkan kepintaran dan kekayaannya saja.

Mulai hari itu, Vernon dingin dan cuek kepada Sofia. Sofia yang melihat itu merasa bingung namun dia tidak berani bertanya pada Vernon. 2 hari kemudian keluarga Vernon pun pindah ke Jakarta karena ayahnya banyak mengurus perusahaannya di sana. Vernon pindah tanpa memberitahukan kepindahannya pada Sofia dan mama Sonya, dia pun memutuskan untuk mengganti nomor teleponnya agar tidak berhubungan lagi dengan keluarga Sofia.

Saat itu, Sofia yang tidak tau apa-apa merasa sangat sedih dan kecewa melihat sahabatnya pergi tanpa memberitahukannya dan bahkan nomornya tidak dapat dihubungi lagi.

Flashback off

Vernon mengingat masa lalu yang mengesalkan, menurutnya. Karena hal itu juga yang membuat Vernon menjadi pribadi yang cuek, dingin dan dia juga berusaha diet mati-matian dan juga mengubah penampilannya agar orang lain tidak terus memandang rendah dirinya.

Keesokan harinya

Hari ini merupakan hari pertama Vernon mengajar sebagai dosen, dia bersiap-siap untuk berangkat.

Di tempat lain, Sofia juga sedang mempersiapkan dirinya untuk ke kampus. Hari ini adalah hari pertama dosen baru mengajar, dia penasaran dengan wajah dosennya yang katanya cuek dan dingin itu.

Sesampainya di kampus, Sofia berlari-lari menuju kelasnya, ya dia terlambat datang karena macet sehingga dia harus berlari ke kampusnya karena melihat sms Angel temannya yang mengatakan dosen baru itu sudah masuk.

Saat di depan pintu, Sofia mulai merasa takut karena pintu kelasnya telah tertutup. Tapi dia berusaha tenang dan mulai mengetuk pintu dan membukanya "mohon maaf pak saya terlambat". Sofia berkata sambil membungkuk, dia takut melihat wajah dosen baru itu yang seperti ingin membunuhnya.

Vernon menatap tajam wanita di depannya yang terus membungkuk itu "Siapa namamu? kenapa terlambat di hari pertama saya masuk? saya tidak suka mahasiswa yang terlambat masuk di kelas saya!". Vernon berkata sambil memukul meja. Hal itu membuat seluruh mahasiswa merinding dan menahan napas. Menurut mereka se kilernya Bu Siska, jauh lebih killer dosen baru ini.

"Sofia Angelista pak". Dengan takut-takut Sofia menjawab pertanyaan dari dosennya itu dengan menundukkan kepala.

Vernon terkejut mendengar nama itu, nama yang terasa tidak asing di telinganya. Ya, itu nama sahabatnya dulu yang membuatnya kecewa.

"Angkat kepalamu dan ulangi siapa namamu". Perintah Vernon berusaha meyakinkan pendengarannya.

Sofia akhirnya mengangkat kepalanya dan menatap Vernon "Sofia Angelista pak". Sofia berkata dengan takut-takut.

Vernon sangat terkejut karena itu benar sahabatnya yang telah berdiri di hadapannya dan merupakan mahasiswinya. "Kamu...." Kata Vernon sambil menunjuk Sofia tidak percaya.

Mohon maaf guys kalau terdapat kata yang tidak sesuai dan alur yang kurang baik, karena ini novel pertama saya. Mohon dukungannya, terima kasih😁

EP3 Dosen Killer

Sofia akhirnya mengangkat kepalanya dan menatap Vernon "Sofia Angelista pak". Sofia berkata dengan takut-takut.

Vernon sangat terkejut karena itu benar sahabatnya yang telah berdiri di hadapannya dan merupakan mahasiswinya. "Kamu...." Kata Vernon sambil menunjuk Sofia tidak percaya.

Ternyata gadis dihadapannya benar-benar sahabat kecilnya. Sofia yang bingung kemudian bertanya "Iya kenapa ya pak? saya mohon maaf ya pak terlambat karena tadi di jalan macet pak". Kata Sofia sambil memasang wajah yang memelas.

Vernon akhirnya tersadar dari rasa terkejutnya setelah melihat Sofia yang sepertinya tidak menyadari dirinya. Ia pun kembali ke sifat dinginnya. "Baiklah, karena hari ini hari pertama saya mengajar jadi kamu saya izinkan masuk tapi kalau terlambat lagi, jangan harap kamu bisa masuk kelas saya." Tegas Vernon.

"Iya baik pak". Sofia menjawab cepat dan segera duduk di samping sahabatnya Angel. Kemudian Vernon pun melanjutkan mengajarnya. Banyak mahasiswa yang hanya menatap wajah Vernon yang memang sangat tampan dan ada juga yang melihat cara pembawaan materinya yang sangat bagus dan mudah dipahami.

Tidak lupa sesekali Vernon melirik Sofia dengan tatapan tajam saat tengah mengajar, membuat sang empunya merasa aneh karena sering dilihat seakan ingin membunuhnya. Sofia hanya bisa menunduk tanpa melihat wajah dosen yang menurutnya killer itu.

"Eh lo di liatin terus tuh sama dosen ganteng". Kata Angel sambil berbisik.

"Apaan sih, mukanya nakutin gitu lo bilang ganteng". Balas Sofia yang merasa terintimidasi dengan tatapan Vernon.

"Nggak deh, mukanya tuh mempesona bagaikan pangeran berkuda putih". Kata-kata Angel membuat Sofia geleng kepala melihat temannya yang satu ini mulai lebay. Sebenarnya Sofia merasa tidak asing melihat wajah dosennya itu, ia merasa pernah bertemu dengannya di suatu tempat tapi dia lupa bertemu dimana. Setelah itu Sofia kembali fokus kepada pelajaran, ia merasa pelajaran yang dibawakan Vernon sangat bagus dan mudah dipahami sehingga dia tidak bosan selama pelajaran berlangsung.

Selesai perkuliahan, Vernon menyuruh Sofia ke ruangannya untuk mengambil jurnal untuk dibagikan ke teman kelasnya untuk bahan diskusi saat pelajarannya nanti.

Sofia sampai di depan ruangan Vernon kemudian mengetuk pintu dan membukanya. "Permisi pak." Kata Sofia dengan hati-hati. "Masuk. Ini jurnalnya". Vernon melempar jurnal itu di depan Sofia tanpa melihatnya. "Mohon maaf pak, tapi bisa kan kasih jurnalnya jangan dilempar kayak gitu? Sofia merasa sangat kesal melihat dosennya bersikap seperti itu. Mendengar Sofia yang berkata seperti itu membuat Vernon menghentikan aktivitas pada laptopnya, kemudian dia menatap tajam Sofia. "Ambil itu dan keluar". Jawab Vernon, masih menatap tajam Sofia. Akhirnya Sofia pun keluar dari ruangan yang menurutnya sangat horor itu.

Di luar ruangan, sudah ada sahabatnya Angel yang menunggunya sambil tersenyum. "Ngapain lo senyum-senyum gitu? nggak tau apa gue di dalam udah kayak uji nyali. Horor banget". Kesal Sofia mengingat sikap Vernon. "Ih kamu jangan marah-marah gitu sama ayang beb aku". Angel berkata sambil cemberut. "Dih ayang beb ayang beb, ayang pala lo. Ambil aja tuh valak the conjuring lo". Sahut Sofia semakin kesal. "Ganteng gitu lo bilangin valak, gak waras emang". Balas Angel meninggalkan Sofia, ia kesal karena Vernon yang menurutnya ganteng disebut valak oleh Sofia.

Sofia tertawa melihat Angel yang marah kepadanya, dia tau sahabatnya yang satu ini tidak bisa melihat cowok ganteng sedikit, pasti langsung jatuh cinta. Mereka berdua pun memutuskan pulang ke rumah setelah perkuliahan berakhir.

POV Vernon

*Aku melihatnya. Ya pertama kali aku melihat dia setelah hampir 6 tahun berpisah, sahabat yang aku cintai dalam diam. Tapi itu dulu, sebelum dia membuatku kecewa.

Saat dia menyebutkan namanya, hatiku serasa berdegup kencang entah perasaan senang, sedih ataupun kecewa semuanya bercampur aduk. Gadis yang telah lama ku jauhi akhirnya muncul kembali sebagai mahasiswi di kampus tempat mengajar ku.

Entah ini yang namanya jodoh atau bukan, tapi sejujurnya bertemu dengannya membuatku kecewa dan juga bahagia*.

POV Author

Hari yang malas pun dimulai, itu menurut Sofia. Ya hari ini dia akan kembali berhadapan dengan dosen killernya itu. Menurutnya, dosen killer tahun ini jatuh kepada Vernon bukan Bu Siska lagi.

Kali ini Sofia sampai di kampus tanpa terlambat lagi. Dia tidak ingin mengulang tahun depan hanya gara-gara terlambat masuk di pelajaran dosen killer itu.

Saat berjalan di koridor dia bertabrakan dengan pria yang berjalan dengan terburu-buru. "Kalo jalan hati-hati dong, pake mata nggak sih". Kata Sofia dengan jengkel, karena memang mood nya sedang tidak baik karena dosen killer ditambah orang yang menabraknya tidak melihatnya sama sekali dan terlihat cuek. "Denger gak sih". Kata Sofia lagi sedikit membentak. "Laki-laki itu akhirnya melihat ke arah Sofia dan berkata dengan wajah dinginnya "Maaf saya buru-buru". Laki-laki itu segera berlalu dari hadapan Sofia.

Sofia masih kaget tidak mempercayai orang dihadapannya tadi ternyata adalah dosen killernya yaitu Vernon. Sofia seperti de ja vu mengingat kejadian itu, akhirnya ia sadar orang yang menabraknya saat di stasiun kereta adalah Vernon.

Selama perjalanan menuju ke kelasnya dia mulai memaki di dalam hati mengingat kejadian itu. Dia tidak habis pikir mempunyai dosen se menakutkan dan menjengkelkan itu.

Sesampainya di kelas, terdapat Angel yang sudah duduk manis menunggunya dan juga tentunya menunggu dosen kesayangannya yaitu Vernon.

"Idih kenapa make up lo hari ini kayak ondel-ondel hahaha". Sofia tertawa melihat sahabatnya yang full make up, tidak biasanya sahabatnya berpenampilan seperti itu.

"Apaan sih Fi. Gue tuh mau tampil cantik di depan dosen ganteng kesayangan gue". Kata Angel dengan suara imut.

"Suara lo kenapa di imut-imutin gitu? gak banget deh kayak tikus kejepit hahaha". Sofia kembali tertawa. Angel yang melihat itu hanya mendengus kesal dengan kelakuan Sofia.

"Eh bolos yuk, gue malas banget sama dosen itu sumpah. Lo tau gak tadi dia nabrak gue terus dia cuek banget kayak orang nggak ada dosa. Dih males banget gue masuk pelajarannya". Curhat Sofia panjang lebar.

""Sorry ya Fi. Gue nggak mau bolos mata kuliah dosen kesayangan gue. Kalo lo mau bolos lo aja sendiri". Jawab Angel.

"Dih ambil aja tuh valak lo. Gue pergi dulu. Bye". Sofia pun berlalu dari kelas dan menuju cafe dekat kampusnya untuk menghilangkan rasa suntuknya.

Di cafe, Sofia hanya duduk sambil menikmati cake yang dipesannya. Tiba-tiba muncul laki-laki tampan berhidung mancung duduk di depannya.

"Hai, disini kosong kan? boleh duduk sini nggak? kata pria itu sambil tersenyum dan menunjuk kursi di hadapan Sofia.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!