Farhan Artelo, Farhan adalah lelaki wajah tampan perpaduan Minang dan Arab serta memiliki postur tubuh yang tinggi 177 centi meter. Sejak kecil Farhan bercita-cita ingin menjadi seorang dokter bedah. Farhan memilik sifat yang lembut dan perhatian terhadap sesama terutama dengan para sahabatnya. Kalau soal kecerdasan untuk Farhan tak perlu diragukan lagi, karena Farhan levelnya sudah diatas rata-rata sekolah unggulan.
Kedua orangtua Farhan adalah pembisnis property tersohor dan disegani. Dan mereka selalu berharap Farhan mau disekolahkan disalah satu sekolah milik swasta bertaraf internasional, namun sejak berusia di Sekolah Dasar, Farhan sendiri yang meminta dan menginginkan sekolah milik pemerintah dengan alasan ia tidak mau sekolah yang mahal mahal. Bahkan ia senang sebab ia bisa bergaul dengan orang orang kelas menengah kebawah hal itu membuat kenyamanan tersendiri bagi Farhan.
Ayana Azzahra, adalah gadis sederhana berhijab yang sangat cantik, kecantiknya bukan hanya level relatif tapi memang sangat cantik, berparas timur tengah, berlesung pipi dan dagu yang terbelah manis, pintar sudah pasti, dan kelembutannya menambahkan kriteria kecantiknya buai keanggunan membuat mata kaum Adam tidak berkedip bahkan lupa bernafas saat melihat Ayana tersenyum manis. Dan selalu jadi rebutan kaum Adam dimanapun ia berpijak.
Farhan dan Ayana adalah sahabat sejak mereka duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama Negeri walaupun mereka adalah senior dan junior dalam satu sekolah tetapi beda angkatan selisih satu tahun. Persahabatan mereka semakin erat karena mereka kembali dipertemukan dalam satu sekolah dibangku Sekolah Menengah Atas Negeri favorit ibukota.
Awal perkenalan Farhan dengan Ayana ketika mereka ikut berkecimpung kegiatan OSIS yang mana Farhan merupakan ketua OSIS, sedangkan Ayana anggota OSIS. Kedekatan mereka diawali karena Ayana anggota yang aktif sehingga sering sekali berkontak langsung dengan sang ketua OSIS yaitu Farhan. Farhan yang tertarik dengan kecantikan Ayana sejak dulu kala, lebih ingin berusaha mengenal Ayana. Dengan segala jurus pendekatan, Farhan berhasil mencairkan suasana untuk mereka berteman secara dekat. Farhan yang sadar karena masih duduk dibangku sekolah memang tidak ada niatan untuk pacar pacaran seperti teman temannya. Tetapi Farhan hanya ingin kenal lebih dekat dengan Ayana, yang dalam benaknya siapa tau bisa dekat sampai mereka dewasa.
Ayana bisa dibilang cinta pertama Farhan sejak mereka duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Tapi tidak dengan Ayana yang masih belum peduli dengan lawan jenis. Karena bagi Ayana saat itu ingin memiliki banyak teman.
Mereka bersahabat tidak hanya berdua, didalam gengnya beranggotakan empat orang, selain Farhan dan Ayana ada juga Aris dan Marsa. Aris dan Marsa kebetulan merupakan kakak beradik sekandung terpaut beda usia setahun.
Aris adalah teman satu kelas dengan Farhan, sedangkan Marsa satu kelas dengan Ayana. Maka dari itu hubungan mereka berempat semakin erat persahabatannya. Karena dari Aris dan Marsa sangat kompak membuat Farhan dan Ayana pun bisa menjalin hubungan persahabatan yang juga kompak.
Aris juga merupakan sahabat Farhan sejak Sekolah Menengah Pertama, mereka selalu duduk satu kelas karena Farhan dan Aris anak yang cerdas sehingga mereka selalu ditempatkan di kelas favorit.
Saat ini dikarenakan Marsa adik kesayangan Aris maka dari itu, membuat Aris juga sering main di kelas Marsa dan Ayana. Alasannya karena Aris memiliki sifat kasih sayang yang sangat tulus serta over protektif terutama dengan sang adiknya Marsa.
Marsa sangat beruntung sekali karena bisa satu sekolah dengan sang kakak kandungnya Aris, Marsa juga bersahabat dengan Ayana sejak dibangku Sekolah Dasar.
Sifat Marsa yang periang dan ceria selalu bisa mengimbangi sifat Ayana yang pendiam dengan penuh keanggunan. Ayana dan Marsa saling menyayangi,
Sekolah Menengah Atas favorit ibukota ini yang mereka pijaki memiliki durasi sekolah sejak pagi hari pukul 07:00 WIB hingga sore hari pada pukul 15:00 WIB, maka dari itu mereka selalu kompak membawa bekal untuk makan siang. Keseruan mereka berempat yaitu bertukar lauk pauk agar mereka bisa sama sama menikmati apapun yang mereka makan
Mereka adalah murid-murid yang cerdas, setiap jam istirahat Farhan dan Farid selalu berada dikelas Marsa dan Ayana. Farhan dan Farid tidak ada waktu untuk sekedar bermain sepak bola, badminton atau kegiatan lainnya seperti siswa laki laki lainnya saat jam istirahat yang hanya 30 menit.
Terkadang Farhan dan Farid membantu adik-adik kesayangannya ini mengerjakan tugas saat jam istirahat. Dan selain itu kegiatan mereka didalam kelas Ayana dan Marsa, agar Farid bisa selalu memantau dan menemani adik kandunhnya juga, yaitu Marsa. Bahkan jika diantara mereka ada yang sakit tidak bisa masuk sekolah, mereka kompak menjenguk dan membawa makanan favorite yang sedang sakit dengan memasaknya sendiri. Dan yang memasaknya selalu Ayana.
Ayana ada gadis yang tumbuh besar dengan mandiri karena sudah sejak kecil ditinggal meninggal dunia oleh kedua orangtuanya, sehingga ia menjadi dewasa dan mandiri diatas usianya. Sebab itu diusia yang belia, Ayan sudah pandai memasak. Orangtua mana yang tidak ingin menikahkan anak lelakinya dengan Ayana.
Bahkan masih duduk dibangku sekolah diusia belia Ayana, sudah ada seorang guru yang berani untuk meminta Ayana kepada keluarganya untuk menjadi istrinya dengan proses ta'aruf. Jelas pihak keluarga dan Ayana pun menolak, karena pihak keluarga Ayana selalu berpikir masa depan Ayana yang masih panjang. Begitu juga ada tetangga disekitar rumah Ayana tinggali, ada sebuah keluarga terpandang yang ingin menjodohkan Ayana dengan anak semata wayangnya. Dan sudah jelas pasti ditolak dengan bijak oleh pihak keluarga Ayana.
Keluarga Ayana walaupun dalam keadaan sederhana, mereka tetap mengutamakan pendidikan. Dan dari selama perjalanan waktu sekolah, Ayana, ia selalu mendapatkan beasiswa.
Jadi disinilah awal mula Farhan jatuh cinta pada Ayana. Bukan karena Ayana yang cantik, pintar, lembut, tapi juga mempunyai sifat mandiri dan dewasa. Sifat keibuannya mungkin timbul dikarenakan Ayana sejak kecil merupakan anak yatim piatu yang dibesarkan oleh kakak kakaknya selama ini.
Farhan tentunya laki laki normal yang tidak mungkin tidak tergoyahkan perasaan ketertarikannya dengan seorang Ayana. Sehingga benteng persahabatan mampu mendobrak gerbang cinta kasih melebihi dari sekedar jalinan kasih sayang hubungan sahabat.
Inilah awal mula kisah cinta Farhan dan Ayana. Perjalanan kisah cinta mereka serta perjuangan penuh dengan suka duka. Butuh waktu bertahun tahun kisah ini mempunyai kisah cinta yang unik. Hikmahnya, bahwa tidak semua yang tampan dan cantik tiada tara akan selalu mendapatkan apa yang diinginkannya. Tidak semua orang dengan harta yang berlimpah akan mendapatkan cinta sejatinya. Tidak semua orang orang yang cerdas akan selalu bersahabat dengan dewi keberuntungan. Dan kesetiaan Farhan akan abadi dan dikenang sepanjang masa
"Kak susah nih tugasnya, tolong bantu ya kak", gerutu Marsa kepada Farhan dan Aris saat jam istirahat snacktime yaitu pukul 9 pagi saat kedatangan mereka berdua ke kelas Ayana dan Marsa.
" Bagus kalian itu kita sayang, coba kalau kita cuekin, tugas yang seperti ini pasti kalian bisa nangis bombay mengerjakan hanya berdua", sambung Farhan yang ingin membantu tugas Marsa dan Ayana yang kesulitan dengan soal mata pelajaran Matematika.
Didalam kelas itu, teman-teman Ayana dan Marsa juga sedang sibuk dengan tugasnya yang kali ini memang cukup sulit.
Ayana dan Marsa duduk di bangku SMU kelas dua, sedangkan Farhan dan Aris duduk di bangku SMU kelas tiga.
"Kak Farhan sama Kak Aris sudah ngemil belum?", ucap Ayana dengan lembut menunjukan perhatiannya sambil mengeluarkan donat di dalam kotak makannya, donat dengan tabur gula halus yang Ayana buat dirumah bersama kakaknya untuk cemilan mereka berempat disekolah.
" Nah, gitu dong, ada cemilan yang kaya ini baru Kakak semangat bantu kerjakan tugas kalian, hahaha ", sahut Aris sambil melahap dan mengunyah donat buatan Ayana.
" Bagus kita punya jagoan berdua seperti mereka Mar.. ", bisik Ayana dengan Marsa sambil melirik sahabat jagoannya yang selalu membantu mengerjakan tugas mereka dan Marsa pun tersenyum puas melirik dua jagoan itu melahap donat yang empuk dan manis.
Bel berbunyi menandakan bahwa mereka harus kembali ke kelas masing-masing.
Saat istirahat lunch yaitu jam 12 siang, mereka berempat pun kembali kumpul di kelas Ayana dan Marsa, seperti biasa mereka makan siang di meja Ayana dan Marsa, karena posisi kursi dan meja belajar disekolah mereka solois, Farhan dan Aris menarik kursi yang ada dikelas Ayana dan Marsa yang kebetulan tidak memiliki tuan agar mereka berempat bisa saling duduk berhadapan.
Mereka saling berbagi saling tukar lauk pauk , mereka saling melengkapi, begitulah nikmatnya makan siang mereka. Sambil mereka menikmati makan siang, mereka bersenda gurau, bercerita, bahkan curhat.
Karena para dua jagoan ini lebih senang menghabiskan waktu didalam kelas, banyak yang menjuluki Farhan dan Aris itu anak kurang pergaulan. Akan tetapi mereka tidak ingin menghiraukan omongan macam seperti itu. Karena mereka beranggapan disekolah mereka mencari ilmu. Farhan dan Aris yang kutu buku tidak tertarik dengan kegiatan olah raga sepak bola atau badminton saat jam istirahat.
Setelah mereka makan siang mereka tak lupa mengerjakan kewajiban mereka sebagai seorang Muslim yaitu sholat Zuhur di mesjid yang berada dipekarangan sekolah. Farhan dan Aris adalah laki laki yang dididik oleh kedua orangtua mereka yang taat beragama, dan mereka berdua selalu mengutamakan sholat berjamaah di mesjid jika mendengar adzan berkumandang.
Sampai pulang sekolah mereka selalu berempat dalam satu mobil yang sudah di modif bak pembalap milik Farhan. Farhan diizinkan mengendarai mobil karena sudah berusia 17 tahun saat itu dan sudah memiliki SIM A dan SIM C. Dan Farhan diberi fasilitas kendaraan sebuah mobil sport untuk kesekolah oleh kedua orangtuanya sejak ia berusia 17 tahun dan duduk dikelas dua SMA. Farhan memegang janjinya kepada kedua orangtuanya untuk tidak ugal ugalan saat mengendarai sepeda motor atau mobil. Alasan Farhan membawa mobil sport kesekolah bukan untuk ajang pamer, akan tetapi untuk bisa sambil antar jemput ketiga sahabatnya, sehingga ketiga sahabatnya tidak perlu mengeluarkan ongkos jika naik kendaraan umum dan bisa berhemat uang jajan mereka. Tidak banyak juga mobil yang terparkir di halaman parkiran, masih bisa dihitung dengan jari. Akan tetapi kendaraan Farhan memang kelihatan mencolok karena masih tergolong mewah pada saat itu.
Farhan yang lebih kaya diantara teman teman satu sekolah dari segi keuangan keluarganya lebih ingin banyak membantu siapapun teman temannya tanpa melihat siapa orangnya. Bahkan sudah banyak anak anak yang berprestasi diberi beasiswa oleh kedua orangtua Farhan termasuk Ayana. Ya, Ayana gadis yatim piatu yang cerdas, masih bisa sekolah karena salah satunya bantuan dari keluarga Farhan.
Ritualnya Ayana selalu terakhir yang diantar oleh Farhan karena Farhan pun sengaja ingin berlama-lama dengan Ayana berduaan didalam mobil selama perjalanan.
" Alhamdulillah sampai Yank ", ucap Farhan sambil tersenyum lembut dengan Ayana, menginjak rem untuk menghentikan laju kendaraannya yang sudah menepi di depan pagar halaman rumah Ayana.
"Yank.. Yank.. Kepala kakak peyang ", Ayana meledek dengan tawa lebar disambut senyum tipis oleh Farhan. "Terimakasih kakakku yang ganteng Kak Farhan sudah antar aku sampai rumah, hati-hati ya Kak dijalan ", ucap Ayana tersenyum seraya mengedipkan matanya meledek lagi dan menutup pintu bagian depan mobil karena Farhan yang selalu meminta Ayana agar diposisi disebelahnya dengan Farhan yang menyetir mobil.
Akan tetapi di depan Aris dan Marsa, Farhan beralasan meminta Ayana untuk duduk posisi dikursi bagian depan disebelahnya karena Ayana yang terakhir diantarnya pulang. Padahal tidak demikian, Farhan yang ingin selalu dekat dengan Ayana dan dengan sengaja ia ingin membuat image bahwa Ayana akan selalu bersamanya dan miliknya dihadapan para laki laki yang juga menyukainya Ayana.
Farhan merasakan hal yang berbeda ketika bersama dengan Ayana. Ia sadar bahwa ia memang jatuh hati kepada sahabatnya yang satu ini. Akan tetapi kelemahannya ialah ia tak mampu mengungkapkan perasaannya.
Farhan sedikit khawatir apabila Ayana tau perasaan Farhan sesungguhnya pada Ayana akan membuat persahabatan mereka berjarak. Namun dilain hal, Farhan sadar akan dirinya yang masih sekolah, belum berani pacar pacaran seperti ada teman teman lainnya yang mengekspos pacarannya.
Ia pun tidak merasa perlu khawatir Ayana disambar duluan oleh pria lain, karena diantara mereka banyak yang mengungkapkan perasaannya pada Ayana, namun Ayana pasti menolak cinta mereka karena alasan Ayana masih sekolah dan ingin fokus belajar.
Dimata Farhan, Ayana adalah gadis yang nyaris sempurna walaupun Farhan sadar tak ada makhluk yang sempurna. Mungkin karena kecantikan Ayana serta keanggunannya yang membuat Farhan seperti dibuat mabuk kepayang pada seorang Ayana. Ayana adalah alasan semangat Farhan untuk setiap hari datang kesekolah.
Sedangkan dimata Ayana, Farhan hanya seorang sahabat yang sangat baik hatinya. Senang menolong sesama tanpa perhitungan. Kekayaan orangtuanya digunakan untuk banyak membantu sesama bukan untuk ajang pamer, sehingga sering kali mereka berempat sibuk dengan kegiatan sosial yang didonaturkan oleh kedua orangtua Farhan, sehingga Farhan terpilih menjadi ketua OSIS karena sikap dermawannya dan keberaniannya dalam memimpin. Begitu juga Ayana merasa dilindungi oleh Farhan jika di sekolah. Farhan selalu ada di depan untuk Ayana. Membela Ayana jika ada teman yang usil terhadap Ayana. Tidak ada yang berani mengganggu Ayana, karena mereka akan berhadapan dengan sang ketua OSIS yaitu Farhan
JANGAN LUPA LIKE AND VOTING AUTHOR YA. AGAR AUTHOR SEMANGAT MELANJUTKAN CERITA. TERIMAKASIH
Disekolah mereka berlantai tiga berbentuk bangunan leter U, Ayana selalu menjadi pusat perhatian para kaum Adam, bukan hanya murid-murid lelaki disekolah tetapi termasuk juga para guru lelaki yang jomblo.
Satu sekolah mengira kedekatan Ayana dan Farhan bukan hanya sekedar sahabat, karena mereka melihat perhatian Farhan pun sangat berbeda dengan Ayana. Tapi kebanyakan penghuni sekolah khususnya para kaum Adam tidak peduli akan status Ayana dengan Farhan, karena keyakinan mereka selama janur kuning belum melengkung mereka anggap Ayana masih milik bersama dan bisa direbutkan hatinya.
Tidak sedikit juga kaum Hawa yang tertarik dengan ketampanan dan kekayaan Farhan, namun mereka melihat dari cara Farhan dekat dengan Ayana, mereka tidak bisa berbuat banyak untuk bisa mengalihkan perhatian Farhan barang sejenak.
Ayana dan Marsa berjalan menuju kelasnya dari ruang guru dengan bergandengan tangan dan menundukan pandangan sebab dilorong kelas banyak kaum Adam yang berjejer menggoda Ayana ketika mereka berjalan melewati lorong kelas.
"Haaay!!! Yayang sama Incesnya Aris kalian darimana sih gandengan aja ?", kejut Farhan yang mengaggetkan mereka berdua dan memutuskan gandengan Ayana dengan Marsa, cara Farhan pun berjalan sambil merangkul pundak Ayana.
" Dari ruang guru Kak, Kak ngomong ngomong tangannya dong, yang ada nanti aku makin bantet gimana,,? ", gerutu Ayana karena merasa risih dengan rangkulan Farhan yang terbiasa seperti itu.
"tangan..tangan..tolong dikondisikan boy.. ", tambah sahutan Marsa sinis melihat Farhan seenaknya menyenderkan tangannya.
" ya elah,, orang udah kaya adik gw ini", timpal Farhan sekenanya walau dengan niat sebenarnya mencuri kesempatan agar para kaum Adam yang menyorot kearah Ayana melihat rangkulan itu.
"Tapi satu sekolah mengira kalian berdua ada hubungan selain sahabat tau kak, alias pacaran", sambung Marsa dengan berbisik agar hal itu tidak menjadi bahan gosip yang meledak walaupun gosip itu sudah beredar luas.
" Ya baguslah, aman buat Ayana, jadi ga diganggu cowok-cowok brengsek yang ganggu kamu ya Ay ?!", jawaban Farhan membuat Ayana menelan salivanya karena merasa Farhan yang protektif menjaga adik-adik kesayangannya ini.
" O Iya Kak Farhan, Abang gw lagi di Perpus sendirian tuh", timpal Marsa menunjuk ruang perpustakaan dengan mulutnya.
"Ok gw nyusul Aris dulu, bye.. ", jawab Farhan melangkah meninggal Ayana dan Marsa.
Saat di ruang perpustakaan Farhan tidak perlu mencari-cari lagi dimana sahabat terbaiknya itu duduk membaca, karena pasti ada ditempat duduk favoritnya.
" Ris, lu kok ga ajak-ajak gw sih kesini ? malah gw tau dari adik lu kalau lu disini", bisik Farhan pada Aris dengan menarik kursi tepat disebelah Aris.
Karena dalam perpustakaan sekolah mereka dilarang keras untuk ngobrol dengan suara yang dapat mengganggu pembaca yang lain.
"Tadi gw mau ajak elu, tapi lu pas bel bunyi malah langsung ngacir ke toilet", jawab Aris berbisik namun tetap santai fokus dengan bacaannya.
"Lu ketemu Marsa dimana?", tanya Aris berbisik dengan Farhan.
"Dijalan lorong, mereka habis dari ruang guru katanya", jawab bisik Farhan mencari cari halaman buku.
" Pantes muka lu beda, kliatan happy, habis ketemu doi kesayangan", ucap Aris meledek karena yang dimaksud doi kesayangan Farhan adalah Ayana, Farhan pun terdiam pura pura mencari halaman buku karena tak menyangka jika Aris tau isi hatinya.
Aris merupakan sahabat yang sangat mengenal Farhan, bahkan gerak gerik Farhan, Aris bisa membacanya dan merasakannya, seperti Farhan yang sudah sejak awal mulai jatuh hati dengan Ayana, Aris pun bisa merasakan dan mengetahuinya tanpa Farhan sendiri belum pernah mengucapkan isi hatinya pada Aris tentang Ayana.
"Lu hati-hati, disini Ayana jadi rebutan cowok diatas level elu, kalau elu betul-betul ga mau kehilangan kesempatan dan ga mau Ayana pulang sekolah ga dianter elu lagi, cepat cepat deh lu tembak Ayana, lu ungkapin perasaan lu ke doi", ucap Aris berbisik menasehati Farhan melirik lirik memastikan tidak ada yang mendengar obrolan mereka.
" Ga bisa Ris, gw tau jawaban Ayana, pasti dia bakal nolak gw, nanti yang ada hubungan kita jadi renggang", jawab Farhan berbisik langsung ditelinga Aris.
"Lho kok udah pesimis aja jawaban doi seperti itu?", jawab cepat Aris yang penasaran menatap sengit sahabatnya sampai lupa bahwa suaranya sudah sedikit mengganggu penghuni perpustakaan, tunggu sampai sekali lagi suara itu mengganggu mereka berdua akan diminta keluar ruangan karena diujung pintu sudah ditatap maut oleh penjaga perpusatakaan.
" Yaiyalah Ris, kita kan tau tiap cowok yang nembak doi siapa aja, bahkan diatas level gw pada ditolak semua sm doi", jawab Farhan berbisik tepat ditelinga Aris yang sudah tahu alasan Ayana, bahwa Ayana jelas-jelas menolak cinta semua laki-laki diatas level Farhan, karena Ayana kekeh dengan prinsipnya tidak mau berpacaran seperti teman-teman yang lainnya yang saling jatuh cinta, sebab Ayana ingin fokus belajar, dan keluarganya sudah melarang keras untuk anggota keluarganya yang masih sekolah tidak boleh berpacaran.
Ayana dari keluarga besar yang sederhana, Ayana dibesarkan oleh kakak-kakaknya yang menyayanginya, karena kedua orangtua Ayana sudah lama meninggal dunia sejak Ayana masih kecil.
Bel berbunyi tanda semua murid masuk ke kelas masing masing. Begitu juga Farhan dan Aris. Sambil berjalan keluar dari perpusatakaan menuju ke kelas, mereka masih membahas soal Ayana.
" Terus menurut lu gimana dong gw Ris ?", tanya Farhan karena merasa dilema harus berbuat apa terhadap Ayana, apakah harus mengutarakan isi hatinya atau cinta dalam diam.
" Kalau menurut gw sih mending lu ungkapin dulu, yang penting tuh Ayana tau kalau lu punya perasaan lebih sama Ayana", saut Aris melangkahkan kakinya sejajar dengan langkah kaki Farhan dilorong menuju kelas mereka.
" Ga berani gw Ris, gw tau Ayana, yang ada nanti dia bakal menjauh sama gw, biar keadaan kita lebih baik seperti ini Ris, biar Ayana ga perlu tau untuk saat ini kalau gw punya rasa cinta yang luar biasa buat dia", ungkapan Farhan dengan memejamkan mata menahan gejolak detak jantungnya dan sesaknya dada.
"Ya udah kalau begitu gw berharap lo harus siap Han kemungkinan suatu saat kalau lo patah hati setidaknya lo harus punya persiapan lha buat bentengin hati lo kalau lo patah hati", pilihan masukan yang diberikan Aris untuk Farhan agar sahabatnya itu tidak terlalu parah lukanya jika patah hati itu datang.
Langkah mereka sudah masuk di ambang pintu kelas dan mereka berdua segera menghentikan pembicaraan tentang Ayana.
Ayana sudah mengganggu dan mengusik pikiran Farhan, sehingga dijam pelajaran terakhir Farhan sudah mulai sulit konsentrasi. Beruntungnya Aris sahabatnya paham yang terjadi dengan Farhan, untuk saat ini pelajaran sedikit dibantu oleh Aris.
" Belajar belajar aja Han, cinta lo cukup sampai di pintu jangan dibawa ke dalam kelas ", protes Aris dengan tatapan melirik muak pada Farhan yang lebih banyak melamun karena sebenarnya ucapan Aris juga yang membuat sahabatnya seperti itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!