NovelToon NovelToon

Kembalinya Kultivator Terkuat

Keruntuhan Alam Langit

“Ling Tian… Kamu pikir bisa menghentikan kami dengan kekuatan lemahmu itu. Kamu terlalu memandang tinggi dirimu!”

Suara berat menggelegar keras di angkasa, disertai kilatan petir merah yang menyambar ke segala arah.

Tatapan tajam menatap seorang pemuda yang terlihat kehabisan tenaga, dengan nafas terengah seraya mencengkram dada kuat.

Para pengikut yang ada di belakang pria paruh baya berdengus remeh sembil mentertawakan dirinya, tampak begitu puas melihat penderitaan semua orang.

“Heh… Jangan bermimpi. Aku Ling Tian tidak akan membiarkanmu bertindak seenaknya,” pungkas pemuda gagah nan berani sembari mengusap darah yang mengalir dari sudut mulutnya.

“Hoo… Benarkah? Apa kamu tidak lihat, teman-temanmu tidak ada yang bisa bergerak. Sebaiknya kamu menyerah dan menjadi budakku, dengan begitu aku akan memikirkan untuk tidak membunuh sampah-sampah itu,” ucap Jing Xu dengan begitu arogan, membuat para pelindung alam langit yang tak mampu bangkit akibat luka fatal seketika mengepalkan kedua tangan kuat penuh amarah.

“Ling… Cepat pergi dari sini! Jangan pedulikan kami!” teriak salah satu pemuda yang terbaring di atas tanah, dengan luka parah di sekujur tubuhnya, Feng Yun.

“Feng Yun benar… Asalkan kamu masih hidup, maka akan ada hari untuk membalaskan dendam kami. Cepat pergi! Aku akan menahan mere-”

“Keugh… Uhukk…”

Belum sempat Lei Shen menyelesaikan perkataannya, segumpal darah memaksa keluar dari tenggorokannya, meski begitu Ia tetap mencoba untuk bangkit dengan seluruh kekuatan yang tersisa.

Melihat teman-temannya mencoba untuk mengorbankan diri, Ling Tian yang berada di atas langit perlahan tersenyum tipis, lantas kembali mengangkat pandangan ke arah musuh yang mengepung dirinya dari segala arah.

“Feng Yun, Lei Shen… Aku percayakan Alam Langit kepada kalian,” pungkas Ling Tian singkat tanpa mengalihkan pandangan sedikitpun, membuat Feng Yun dan Lei Shen kian tersentak dengan kedua mata terbelalak.

“Ling… Jangan-jangan kamu akan-”

“Jing Xu! Aku akan membawamu mati bersamaku! Haaaaattt…”

“WOSHHHHH!”

Memusatkan seluruh kekuatan pada dantian, tanpa ragu Ling Tian menghancurkan inti kehidupan dalam sekali sentakan, membuat langit dan bumi berguncang hebat disertai badai petir yang menyambar ke segala arah.

“Buruk… Ling Tian berencana untuk membakar jiwa miliknya! Dengarkan perintahku! Habisi Ling Tian sekarang juga!” perintah Jing Xu dengan muka panik, merasakan kekuatan Ling Tian yang semakin lama semakin meningkat.

Mendapat perintah pembunuhan itu, seluruh pasukan yang mengepung Ling Tian dengan cepat melesat sembari melancarkan serangan mematikan, dan kemudian,

“Sring… Sring… Sring…”

BWASHHHH

“Arghhhh…”

Sepersekian detik sebelum serangan mematikan merenggut hidupnya, Ling Tian mengayunkan pedang dengan begitu cepat, membuat hukum ruang bergeser dan menghancurkan seluruh pasukan dalam kedipan mata.

Sepasang mata merah membara menatap Jing Xu dengan penuh kebencian di bawah hujan darah yang membasahi seluruh tubuh, membuat semua orang kian bergedik merinding merasakan niat membunuh begitu mencekam yang terpancar ke segala arah.

“Ranah Immortal Alam Semesta! Mustahil… Bagaimana mungkin dia bisa meningkat sejauh itu? Mungkinkah-”

“Cihh… Tidak ada pilihan lain, semuanya kerahkan seluruh kemampuan kalian! Hari ini, Ling Tian harus mati di tempat ini!”

Langkah tegas Ling Tian tapaki dengan begitu tenang, seketika muncul dua puluh meter di hadapan Jing Xu dan komplotannya.

“Bersiaplah untuk mati! Haaattt…”

BWASHHHH

Mengalirkan seluruh kekuatan pada Jing Xu, tampak manifestasi pedang raksasa muncul dari atas langit, dengan mata pedang melesat sengit ke arah Ling Tian berada.

Mengetahui hal itu, tidak membuat Ling Tian gentar sedikitpun, dan kemudian,

“Tebasan Penghancur Ruang!”

“Sringg…”

BLAMMMMM

Mengayunkan bilah pedang yang dialiri qi ruang, lintasan pedang berbentuk bulan sabit seketika menghantam mata pedang raksasa milik Jing Xu, membuat hukum ruang Alam Langit seketika runtuh, memperlihatkan ketiadaan mencekam yang dipenuhi akan misteri dan ancaman.

“Keughh… Orang ini benar-benar gila! Jing Xu, apa yang harus kita lakukan sekarang?”

“Heh… Meskipun kekuatannya tak tertandingi, tapi itu hanya sementara. Aku tidak percaya tidak bisa mengalahkan bocah ini! Semuanya, aktifkan formasi petaka langit untuk menahan dia! Aku akan melancarkan serangan penghabisan!"

Tanpa berbasa-basi, para pengikut Jing Xu dengan sigap mengambil posisi membentuk lingkaran besar dengan Ling Tian di bagian tengah, dan kemudian.

“Formasi Petaka Langit! Aktifkan!”

“Wushhhh!”

Memusatkan qi pada satu titik, dengan ringkas para pengikut Jing Xu membentuk segel tangan yang terlihat begitu rumit, mengurung Ling Tian dan bersiap untuk melancarkan serangan mematikan.

“Apa hanya ini yang bisa kalian lakukan? Sepertinya kalian lupa dengan julukanku di Alam Langit. Orang bodoh seperti kalian sebaiknya mati!”

“Krakkkk…”

DUARRRRRR

Mengangkat tangan sedikit ke atas, Ling Tian yang merupakan penguasa hukum ruang lantas mengepalkan telapak tangan kuat, membuat formasi petaka langit yang mengurung dirinya seketika hancur berkeping-keping.

Mendapatkan serangan balik itu, membuat para pengikut Jing Xu sontak memuntahkan segumpal darah, dan kemudian,

“Mati!”

“Sring… Sring… Sring…”

“Arghhhh…”

Ling Tian membantai seluruh pengikut Jing Xu yang berada di ranah Immortal Alam Semesta dengan begitu mudah.

“Hehh… Ling Tian, terima kematianmu! Tapak Penghancur Lang-”

“Jrekkkk! Uhukkk…”

Belum sempat Jing Xu melepaskan teknik mematikan miliknya, tampak sebuah pedang hitam menebus dada dari belakang, membuat sepasang mata kian terbelalak.

Mengalihkan pandangan ke belakang, tampak makhluk hitam dengan raut wajah buruk rupa, tersenyum lebar memperlihatkan gigi taring yang memenuhi mulutnya.

“Brengsek! Makhluk ketiadaan rendahan sepertimu berani menyerangku dari belakang. Menyingkir dariku sialan!”

“Haaaaattt… BLAMM!”

Mendapat serangan dari belakang itu, membuat Jing Xu kehilangan fokus, dan kemudian,

“Jing Xu… Terima kematianmu!”

“Sringg…”

BWASHHHH

“Arghhh…”

Melihat kesempatan itu, Ling Tian lantas menghabisi Jing Xu dalam sekali serang.

Meski begitu, tak membuat Ling Tian senang sedikitpun, mengalihkan pandangan ke segala arah, terlihat ribuan makhluk ketiadaan yang semakin lama semakin mendekat, berserta para panglima ketiadaan yang memiliki kekuatan setara dengan ranah Immortal Alam Semesta, bersiap untuk memasuki Alam Langit dan membantai semua orang.

“Uhukk... Keghh! Sepertinya aku sudah sampai batas, kalau begitu akan ku gunakan semua kekuatan yang tersisa untuk mengunci hukum ruang Alam Langit!” pungkas Ling Tian mengetahui jiwa dan raganya semakin lama semakin terkikis, kemudian dengan cepat merentangkan kedua tangan bersiap untuk mengunci hukum ruang Alam Langit.

“Ling! Hentikan! Kalau kamu meneruskannya, kamu tidak akan bisa bereinkarnasi lagi! Jiwamu benar-benar akan hancur!” teriak Lei Shen dengan penuh kekhawatiran, begitu pula dengan semua orang yang melihat Ling Tian yang mencoba berkorban untuk Alam Langit.

“Haaaaattt…”

WUSHHHHHH

Meski begitu, keputusan Ling Tian sudah bulat, tanpa ragu Ia menghabiskan seluruh esensi hidupnya, mengunci hukum ruang Alam Langit dan melindunginya dari makhluk ketiadaan, dan akhirnya menghilang dari pandangan semua orang.

***

“Bedebah… Padahal tinggal sedikit lagi kita bisa memasuki Alam Langit. Jing Xu memang tidak berguna! Bahkan tidak bisa membunuh pewaris dewa ruang, rencana selama seribu tahun jadi sia-sia karena sampah itu terlalu arogan,” pungkas salah satu panglima ketiadaan dengan begitu kesal.

Ketika semua makhluk ketiadaan dipenuhi akan amarah, terdengar suara dingin dari arah belakang, memperlihatkan sosok yang begitu agung dan kekuatan tak tertandingi, membuat semua makhluk ketiadaan berlutut dengan pandangan tertunduk.

“Makhluk ketiadaan yang menyerang Jing Xu? Bawahan siapa itu?”

Mendengar pertanyaan itu, membuat para panglima saling mengalihkan pandangan satu sama lain.

“Yang mulia… Kami tidak tau-

“BWASHHHH”

“Akhhh… Yang mulia. Ampun yang mulia!”

“Tidak berguna! Kalau kalian tidak bisa menemukan penghianat di antara kalian, maka jangan salahkan aku jika menghancurkan kalian semua!” ucap penguasa ketiadaan sembari melepaskan dominasi tak terbantahkan, membuat para panglima seketika tercekik dengan seluruh tubuh terasa bisa meledak kapan saja.

***

110 Tahun Kemudian

Sepasang mata mungil perlahan mulai terbuka, memperlihatkan pupil mata biru langit sedikit berkilau.

Seorang pemuda berusia sepuluh tahun tampak duduk bersila di dalam penjara bawah tanah, dengan kedua kaki terikat bandul besi besar dan kedua tangan yang terkekang akan rantai hitam.

“Ling Tian… Apa yang sedang kamu lakukan?” ucap seorang pemuda lain dua tahun lebih tua darinya, Ah Chen.

“Aku sedang meditasi, kenapa kamu selalu mengganggu?”

“Haiss… Untuk apa meditasi? Toh kita tidak akan bisa keluar dari sini. Lebih baik kita makan, nih makan malam sudah diantarkan,” kilah Ah Chen sembari menyodorkan roti kering kepada Ling Tian.

***

Hidup Sebagai Budak Iblis

“Terima kasih kak Chen,” ucap Ling Tian seraya tersenyum hangat, lantas meraih roti kering yang Ah Chen berikan.

“Emp… Selama aku ada di sini, aku akan melindungimu,” balas Ah Chen dengan percaya diri, lantas duduk tepat di sebelah Ling Tian yang berada di sudut penjara bawah tanah.

Meski roti kering yang mereka dapat terasa hambar, mereka memakan roti itu dengan perasaan senang, tidak seperti budak lain yang terlihat begitu putus asa dengan raut wajah terpuruk.

“Kak Chen… Besok ada upacara kebangkitan, apa kamu bisa menceritakan bagaimana prosesnya?” tanya Ling Tian sedikit penasaran.

“Oiya… Sekarang kamu sudah berusia sepuluh tahun ya? Itu berarti besok kamu juga akan mengikuti upacara kebangkitan.”

“Emp…” angguk Ling Tian kecil.

“Hmm… Bagaimana aku harus mengatakannya ya. Setidaknya ada banyak orang yang menghadiri upacara itu. Semua peserta disuruh untuk memegang sebuah batu besar satu persatu, kalau hasilnya bagus, kamu bisa direkrut seseorang yang ada di sana.”

“Setelah mengikuti upacara kebangkitan dua kali, aku selalu mendapatkan peringkat rendah, kalau sampai upacara kali ini juga hasilnya sama, sepertinya aku akan menjadi budak selamanya,” ucap Ah Chen mencoba menjelaskan seraya tertawa kecil, lantas mengalihkan pandangan ke arah langit-langit penjara dengan tatapan kekhawatiran.

Mendengar apa yang dikatakan Ah Chen itu, membuat Ling Tian merasa iba kepadanya, sedari kecil Ah Chen selalu baik dan melindungi Ling Tian dari gangguan budak-budak lain, meski harus melukai dirinya sendiri.

“Kak Chen, kamu tidak perlu khawatir, aku pasti akan membawamu keluar dari tempat ini.”

“Terima kasih Ling, tapi aku tidak apa-apa, mungkin takdirku memang seperti ini. Jika besok kamu terpilih oleh seseorang, maka kamu harus hidup bahagia,” balas Ah Chen hangat sembari mengusap kepala Ling Tian perlahan.

“Istirahatlah, besok ada hari penting yang menunggu kita. Jangan tidur terlalu malam ya,” timpal Ah Chen kemudian, kamudian berbaring sedikit meringkuk membelakangi Ling Tian.

“Takdir? Aku tidak percaya dengan takdir! Siapapun yang menghalangi akan aku hancurkan,” batin Ling Tian di dalam hati, menatap telapak tangan miliknya, lantas mengepal kuat dipenuhi akan amarah.

***

Dunia kecil di penghujung semesta yang dipenuhi akan awan kelam, dataran Cangyun nan membentang luas dipenuhi akan ras iblis dan makhluk ketiadaan, membuat dunia kecil itu terasa seperti di neraka.

Manusia yang tidak memiliki kualifikasi akan menjadi budak, dan mereka yang memiliki sedikit kekuatan akan dijadikan sebagai pelayan rendahan atau tumbal untuk pengorbanan.

Semburat mentari pagi nampak terang di bagian timur, mengusir kegelapan dan memperlihatkan altar besar dengan sebuah monumen batu di tengah-tengahnya.

Semua budak berusia sepuluh sampai dua belas tahun digiring dengan rantai yang terikat di kaki dan tangannya, membuat para iblis dan makhluk ketiadaan seketika menatap sengit ke arah mereka.

Mengalihkan pandangan ke segala arah, Ling Tian mencoba memperhatikan area sekitar dengan teknik mata langit miliknya, memperlihatkan qi kelam yang memenuhi seluruh altar.

“Apakah itu batu yang dikatakan kak Chen? Sepertinya batu itu digunakan untuk mengukur akar spiritual,” batin Ling Tian di dalam hati, menatap tulisan kuno yang terukir di atas batu.

“Semuanya, terima kasih karena sudah hadir di upacara kebangkitan kali ini. Aku sebagai tuan rumah akan memandu jalannya upacara ini,” ucap seorang iblis dari atas altar, memiliki paras seperti manusia dengan sepasang tanduk kecil di dahinya, Mou Jian.

“Tidak usah berlama-lama! Cepat mulai upacaranya!” teriak para iblis terlihat tidak sabar.

“Huhh… Karena kalian begitu tidak sabaran, maka aku akan memulai upacara ini. Penjaga, bawa mereka satu per satu ke atas altar,” pungkas Mou Jian.

Mendapatkan perintah itu, seorang pemuda di bawa ke atas altar, kemudian dengan perlahan meletakkan telapak tangan di atas batu itu, dan kemudian,

“Wushhhh!”

Semburat cahaya mencuat ke angkasa, memperlihatkan sebuah angka besar berwarna merah darah.

“Angka 3… Huhh, kualitas buruk. Apakah ada yang ingin membeli anak ini?” ucap Mou Jian mencoba menawarkan budak itu.

Mendengar hal itu, membuat Ling Tian seketika mengepalkan tangan.

“Upacara kebangkitan? Omong kosong! Ini pelelangan budak! Para iblis bedebah, beraninya kalian melakukan ini kepada kami,” geram Ling Tian di dalam hati, menatap Mou Jian dengan tatapan tajam.

Satu persatu budak dipaksa untuk melakukan upacara kebangkitan, sampai akhirnya tibalah giliran Ah Chen untuk naik ke atas altar.

Tapi sangat disayangkan, Ia hanya mendapatkan angka 2, membuat Ah Chen mau tidak mau harus menjadi budak selama sisa hidupnya.

“Kamu naiklah ke atas altar!” perintah iblis yang memiliki rupa kadal, menunjuk Ling Tian dengan tatapan tajam.

Bangkit dari tempatnya, Ling Tian perlahan naik ke atas altar, lantas berdiri tegak di depan batu besar.

“Setelah sepuluh tahun meditasi, aku tau kalau tubuh ini tidak memiliki bakat untuk berkultivasi. Aku tidak tau akan mendapatkan angka berapa, yang pasti mendapatkan angka tinggi maupun rendah sama-sama tidak menguntungkan,” batin Ling Tian dalam diam, membuat para iblis yang mengitari altar mulai meneriaki dirinya.

“Hei… Kenapa kamu malah diam! Cepat sentuh batu itu,” perintah Mou Jian dengan suara berat.

Mendengar hal itu, Ling Tian kemudian meletakkan telapak tangannya secara perlahan, dan kemudian,

“Wushhh…”

Tampak qi yang ada di dalam tubuhnya perlahan mulai terhisap ke dalam batu, membuat Ling Tian mencoba untuk menahan dirinya.

“Sial… Batu ini terlalu banyak menghisap qi milikku, aku harus menghambat merdian untuk mengurangi aliran qi,” batin Ling Tian sedikit gusar, lantas dengan cepat memanipulasi qi yang keluar dari dalam tubuhnya.

“Ting…”

Semua pandangan seketika tertuju ke arah langit, membuat semua orang sedikit tercengang dengan angka yang muncul di hadapan mereka.

“Angka 7… Kualitas menengah, bagus, akhirnya ada budak yang berguna untukku. Silahkan para tamu yang terhormat untuk memasang harga,” pungkas Mou Jian dengan semangat, membuat para iblis seketika berlomba-lomba untuk mendapatkan Ling Tian.

Ketika riuh para iblis memenuhi seluruh altar, terdengar suara berat kian menggelegar di angkasa, membuat para iblis sontak terdiam, lantas mengalihkan pandangan ke arah sumber suara.

“Sepuluh ribu batu spiritual tingkat tinggi!”

Tampak sosok misterius mengenakan pakaian serba hitam, dengan sebuah topeng iblis berwarna merah yang menutupi wajahnya.

“Apakah ada yang berani menawar lebih tinggi?” ucap Mou Jian tersenyum lebar, mendapatkan untung besar hanya dengan menjual seorang budak.

“Karena tidak ada yang menawar lebih tinggi, maka selamat tuan, anda bisa membawa anak ini setelah menyelesaikan pembayaran.”

Turun dari atas altar, Ling Tian melirik tipis ke arah sosok hitam yang membeli dirinya, lantas mengalihkan pandangan ke arah Ah Chen yang terlihat memasang senyum hangat kepadanya.

“Ling Tian… Selamat, kamu tidak perlu lagi menjadi budak dan pergi menambang batu spiritual. Semoga kamu bisa hidup lebih baik di tempat yang ba-”

“Kak Chen… Aku pasti akan mengeluarkanmu dari tempat ini!”

Belum sempat Ah Chen menyelesaikan perkataannya, Ling Tian menyela pembicaraan, kemudian pergi bersama dua prajurit iblis yang berdiri tepat di sisinya.

***

“Siapa namamu?” tanya sosok hitam kepada Ling Tian yang sudah menunggu di ruangan kecil.

“Ling Tian.”

“Ling Tian? Tidak buruk, mulai sekarang kamu harus ikut denganku,” ucap sosok hitam dengan suara berat, lantas berbalik arah bersiap untuk pergi.

“Kalau kamu menginginkanku, maka aku memiliki satu syarat,” balas Ling Tian tanpa keraguan sedikitpun.

“Sett!”

“Woshhhh!”

“Brakkk!”

“Lancang! Atas dasar apa kamu mengajukan syarat kepadaku? Kamu hanya budak rendahan, jangan sampai membuatku marah dan membunuhmu di tempat ini!”

Aura yang mendominasi seketika menekan Ling Tian dari atas, membuat tubuh kecil itu berlutut dengan pandangan tertunduk.

“Kuat sekali, hanya dengan aura yang dikeluarkan bisa membuatku berlutut,”  batin Ling Tian di dalam hati, mencoba untuk bertahan dari tekanan yang terasa begitu berat.

Mengepalkan kedua tangan kuat, Ling Tian melawan dengan semua kekuatannya, bangkit dengan tertatih lantas menatap sosok hitam dengan tatapan tajam.

“Anak ini tidak biasa, bahkan bisa bertahan dari tekanan aura milikku. Kalau dia hanya manusia biasa, pasti sudah kehilangan kesadaran. Sepertinya aku tidak salah pilih,” ucap sosok hitam di dalam hati, melihat sorot mata Ling Tian yang dipenuhi akan ambisi.

“Hehh… Apa hanya ini yang bisa kamu lakukan? Aku masih bisa bertahan,” tegas Ling Tian mencoba bertaruh dan menantang sosok hitam.

Mengibaskan pergelangan tangan pelan, membuat aura mendominasi yang menekan Ling Tian seketika menghilang, lantas berbalik badan membelakangi dirinya.

“Katakan… Apa yang kamu inginkan?”

***

Ambisi Makhluk Yang Tertindas

“Aku ingin kamu membawa temanku dari sini. Seharusnya itu tidak sulit untukmu,” pinta Ling Tian mengatakan keinginannya.

“Hoo… Teman? Apa kualifikasinya?”

“Kak Chen hanya mendapatkan peringkat rendah, kalau kamu bisa mengeluarkan dia dari sini, maka aku akan membantumu untuk menghancurkan para iblis!” 

Mendengar apa yang dikatakan Ling Tian itu, membuat sosok hitam sontak terbelalak, lantas melirik tipis ke arah pemuda kecil yang ada belakang dirinya.

“Anak ini, bagaimana dia bisa tau identitasku yang sebenarnya? Topeng dan jubah ini bisa menyamarkan semua auraku, mungkinkah-” batin sosok hitam di dalam hati, tak menyangka anak berusia sepuluh tahun yang bahkan belum mencapai ranah Pemurnian Tubuh bisa mengetahui identitasnya.

“Bagaimana?”

“Hahaha… Menarik, aku semakin penasaran denganmu. Baiklah, aku akan membawa temanmu bersamaku. Tapi kamu harus ingat, kalau sampai kamu mencoba membohongiku, maka aku tidak akan memafkanmu!” 

“Emp…” angguk Ling Tian pelan.

Tanpa berbasa-basi, sosok hitam dan Ling Tian pergi meninggalkan ruangan kecil itu, lantas membawa Ah Chen yang ada di penjara bawah tanah bersama mereka.

Untuk pertama kali dalam hidupnya, Ling Tian dan Ah Chen keluar dari penjara bawah tanah, menatap dataran luas yang dinaungi awan kelabu, membuat Ah Chen sedikit bersemangat.

“Terima kasih tuan karena sudah membeliku, meski peringkatku rendah, aku akan bekerja keras dan tidak akan mengecewakan tuan,” ucap Ah Chen kepada sosok hitam yang berada sedikit di depan.

“Tidak perlu berterima kasih, aku hanya menuruti keinginan bocah itu. Kalau kamu mau berterima kasih, maka berterima kasihlah kepadanya,” balas sosok hitam sinis tanpa mengalihkan pandangan sedikitpun.

Mendengar hal itu, Ah Chen lalu mengalihkan pandangan ke arah Ling Tian, memperlihatkan ekspresi senang dengan senyum lebar yang tergaris di paras rupawan.

“Ling… Terima kasih karena sudah membawaku bersamamu.”

“Kak Chen, kamu selalu melindungiku selama di penjara bawah tanah meski aku bukan siapa-siapa. Aku sudah menganggapmu seperti saudara kandung. Kali ini, aku yang akan melindungi kak Chen,” balas Ling Tian perlahan, membuat Ah Chen merasakan haru yang mendalam.

Menggunkan kekuatan spiritual untuk terbang di udara, sosok hitam membawa Ling Tian dan Ah Chen melesat dengan begitu cepat menuju tempat antah berantah, memperlihatkan hutan belantara yang dipenuhi kabut hitam, membuat Ling Tian seketika mengaktifkan teknik mata langit miliknya.

“Kabut hitam ini tidak biasa, bahkan teknik mata langit milikku tidak bisa menembusnya,” ucap Ling Tian di dalam hati dengan kewaspadaan kian di tingkatkan.

“Tempat ini dijuluki Hutan Kabut Hitam, banyak binatang buas mematikan yang tinggal di dalamnya. Kalau kalian tidak mau mati konyol, jangan bergerak terlalu jauh dariku,” ujar sosok hitam mencoba memperingati Ling Tian dan Ah Chen.

Mendengar apa yang di katakan sosok hitam itu, membuat Ling Tian semakin yakin akan bahaya tersembunyi yang ada di dalam Hutan Kabut Hitam, sampai akhirnya mereka sampai di kaki gunung di bagian tengah hutan belantara.

“Apa yang akan kita lakukan di tempat ini?” tanya Ling Tian kepada sosok hitam.

“Ikuti saja aku, nanti juga kalian akan tau,” balas sosok hitam dengan acuh tak acuh, lantas melangkah tegas mendekati kaki gunung terjal yang ada di hadapan mereka.

“Ling… Apa kita akan baik-baik saja? Kenapa kita dibawa ke tempat seperti ini?” bisik Ah Chen pelan, merasakan takut yang menguasai dirinya, membuat pemuda lugu itu memepet Ling Tian sembari mengalihkan pandangan ke segala arah.

Melihat paras takut yang diperlihatkan Ah Chen itu, membuat Ling Tian kian meningkatkan kewaspadaan, pasalnya Ia hanya bertaruh akan keberuntungan dengan mengikuti sosok hitam yang tidak tau asal usulnya itu.

“Jangan khawatir, ada aku disini,” tegas Ling Tian mencoba menenangkan Ah Chen, dan ketika mereka baru melangkahkan kaki, tiba-tiba,

“Sring…”

“Graaaa…”

Serangan dalam diam terlancar dari arah belakang dengan begitu cepat, membuat Ling Tian kian terperanjat dan dengan sigap mengalihkan pandangan ke belakang.

“Sial… Aku tidak sempat untuk menghin-”

“Sring… Sring… Sring…”

BLAM BLAM BLAM

Ketika cakar harimau kegelapan akan memberangus Ling Tian dan Ah Chen, pedang spiritual melesat sengit menghujam binatang buas itu, membuat tubuh besar harimau kegelapan tertembus dan mati dalam sekali serangan.

“Waaa… Ha, Harimau!” teriak Ah Chen yang baru menyadari bahwa mereka hampir menemui ajal, membuat Ia jatuh lemas dengan tubuh bergetar ketakutan.

“Kalau kamu tidak mau mati, kecilkan suaramu. Ling, bantu temanmu itu berdiri, kalau kalian tidak cepat, binatang buas lain akan datang ke tempat ini,” ucap sosok hitam singkat, lantas melanjutkan langkah tegas.

“Emp… Kak Chen, bertahanlah.”

Memapah Ah Chen yang terlihat masih syok, Ling Tian dengan cepat mengikuti sosok hitam, sampai akhirnya mereka sampai di kaki gunung yang dipenuhi akan bebatuan besar.

Mengalirkan qi pada telapak tangan, dengan cepat sosok hitam membentuk segel tangan begitu rumit, dan tidak lama dari itu, tanpak sebuah portal terbuka di hadapan mereka, membuat Ling Tian dan Ah Chen sedikit terperangah.

"Wushhh!"

“Masuklah,” ucap sosok hitam singkat, kemudian mendahului mereka masuk ke dalam portal.

Tanpa ragu Ling Tian masuk bersama Ah Chen, memperlihatkan semburat cahaya terang benderang yang menyilaukan.

Membuka kedua mata yang tertutup, betapa terkejutnya Ling Tian dan Ah Chen melihat pemandangan yang ada di hadapan mereka.

Sebuah dunia kecil yang dipenuhi akan qi spiritual, memperlihatkan padang rumput hijau yang membentang sejauh mata memandang, serta pagoda raksasa yang terlihat di penghujung cakrawala.

“Tempat ini, mungkinkah ini dunia kecil yang terpisah? Ternyata di dalam Hutan Kabut Hitam ada tempat seperti ini.” 

“Hoo… Seorang budak sepertimu bahkanntau tentang dunia kecil yang terpisah? Aku sudah merasa janggal dari pertama kali kita bertemu. Siapa kamu sebenernya?” tanya sosok hitam dengan suara berat, menatap Ling Tian dengan tatapan penuh curiga.

“Aku pernah mendengarnya dari budak lain, tapi tidak ku sangka akan seindah ini,” kilah Ling Tian mencoba menghindari pertanyaan sosok hitam.

“Emp… Aku juga pernah mendengarnya, mereka bilang tempat seperti ini sangat sulit untuk ditemui,” timpal Ah Chen sedikit semeringah, membuat suasana tegang seketika melunak, lantas melirik Ling Tian sembari tersenyum tipis.

“Huhh… Sudahlah, karena kalian sudah ada di sini, maka aku ucapkan selamat datang di tanah leluhur umat manusia. Tempat ini merupakan garis pertahanan terakhir dari invasi para iblis dan makhluk ketiadaan. Aku Zhao Long yang akan membimbing kalian di tempat ini,” ungkap sosok hitam sembari melepaskan topeng iblis yang Ia kenakan, memperlihatkan pria paruh baya dengan paras gagah ditumbuhi brewok tipis.

Surai keemasan tampak sedikit berantakan tergerai sampai bahu. Sepasang pupil mata kecoklatan mantap tajam dua pemuda yang ada di hadapannya, memperlihatkan manifestasi tatapan seekor naga buas yang dipenuhi akan amarah.

Merasakan manifestasi roh spiritual itu, membuat Ling Tian dan Ah Chen sedikit terdorong beberapa langkah ke belakang, membuat keduanya takjub dengan kekuatan Zhao Long tanpa bisa berkata-kata.

“Aku membeli kalian dengan satu tujuan, menjadikan kalian menjadi sekuat mungkin untuk menghancurkan para iblis dan makhluk ketiadaan. Umat manusia sudah ditindas sejak ribuan tahun yang lalu. Penghinaan ini, akan aku tumpas di generasiku! Apa kalian siap untuk mengorbankan nyawa kalian demi umat manusia?” tegas Zhao Long sembari mengepalkan kedua tangan, dengan menggebu-gebu menampakkan semangat yang membara.

Bagi Ah Chen, tujuan Zhao Long sangatlah mulia, mengingat para manusia di bantai dan di jadikan budak oleh para iblis dan makhluk ketiadaan. Meski tubuhnya bergetar ketakutan, namun setitik rasa untuk balas dendam mulai tertanam di dalam hatinya. 

“Tuan, meski peringkatku rendah, aku akan berusaha sebaik mungkin untuk melindungi umat manusia. Aku Ah Chen bersumpah untuk menghancurkan para bedebah itu dengan tanganku sendiri!” tegas Ah Chen menetapkan hati, berlutut di hadapan Zhao Long dan mengumandangkan sumpah kesatria.

Melihat semangat Ah Chen itu, membuat Zhao Long tersenyum simpul, lantas mengalihkan pandangan ke arah Ling Tian berada.

“Tuan tidak perlu khawatir, aku Ling Tian bukan orang yang tidak menepati janji,” timpal Ling Tian dengan begitu santai, tanpa rasa segan sedikitpun kepada Zhao Long.

“Bagus, kalau begitu ikutlah denganku ke Pagoda Sembilan Tingkat. Aku akan melatih kalian di sana.”

Setelah melakukan pembicaraan panjang di depan pintu masuk dunia kecil yang terpisah, Ling Tian dan Ah Chen pun pergi bersama Zhao Long ke Pagoda Sembilan Tingkat.

“Aku Ling Tian, akan kembali untuk menghancurkan kalian semua! Tunggu dan bersiaplah untuk menerima kematian kalian!” ucap Ling Tian di dalam hati, mengingat kebengisan para iblis dan makhluk ketiadaan yang telah memporak-porandakan seluruh alam semesta.

***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!