Di malam hari tepatnya pukul 20:00 Bagas sedang mengemas pakaian yang hendak dibawa pergi ke Kalimantan untuk urusan pekerjaan. Bagas ditugaskan oleh perusahaan tempatnya bekerja untuk menghandle cabang perusahaan yang berada di Kalimantan sebut saja perusahaan S, Bagas merupakan anak satu-satunya dari Bu Sumi, Bu Sumi merupakan seorang janda, beliau ditinggal suami pada saat Bagas masih duduk di bangku kelas 4 SD,bapak Bagas meninggal kecelakaan motor dan mengakibatkan nyawanya tak tertolong lagi. jadilah Bu Sumi membesarkan Bagas seorang diri, sampai tiba waktu Bagas sudah besar dan bekerja untuk perusahaan sawit yaitu perusahaan S. Dan Bagas dipindahkan ke Kalimantan"Nak jadi kah kamu berangkat ke Kalimantan besok?" Tanya Bu Sumi ibunya Bagas. "Jadi Bu, besok pagi-pagi jam 7:00 aku sudah harus di bandara, pesawat ku jam 8:30 Bu" jawab Bagas. "Yaudah nak agak dipercepat kemas-kemas barangnya, sudah larut malam Jangan sampai besok kamu kesiangan bangunnya, bisa-bisa ketinggalan pesawat lho". Bagas hanya mengangguk sambil terus memilah baju dan celana yang akan dia bawa, sedangkan ibunya Bagas berlalu pergi ke kamar untuk segera tidur "nak ibu istirahat dulu ya, ingat kamu tidurnya jangan larut malam, jangan sampai kesiangan".
"Iya Bu tenang aja Bagas nggak bakal kesiangan kok" jawab Bagas sambil tersenyum.
Kukuruyuukkkkkkkkkk.... kukuruyuukkkkkkkkkk.....
Pagi pun tiba Bagas bergegas bangun dan mandi, sementara ibunya Bagas lagi berkutat di dapur menyiapkan sarapan untuk Bagas. Selesai mandi Bagas bergegas ke dapur menghampiri ibunya "wangi banget Bu masakannya, pasti Bagas bakalan rindu sama masakan ibu nanti kalau sudah di Kalimantan" celetuk Bagas sembari menyendok makanan yang berada dimeja makan. "Kamu kan tidak selamanya di Kalimantan nak, kalau sudah ada cuti ya pulang lah jengukin ibu mu ini" sahut ibunya Bagas.
"Iya Bu pasti Bagas selalu pulang nengokin ibu kalau ada cuti, ibu sehat-sehat ya disini, jangan sampai sakit supaya Bagas bisa kerja dengan tenang"ujar Bagas.
"Iya nak ibu masih sehat kok jadi kamu gak harus terlalu memikirkan ibu" imbuh Bu Sumi.
Selesai sarapan Bagas berpamitan ke Bu Sumi untuk segera berangkat, sedangkan Bu Sumi tidak mengantarkan Bagas ke bandara dikarenakan terkendala ongkos, mengingat bandara yang lumayan jauh dari rumah Bagas, kurang lebih 45 menit. "Bu Bagas berangkat ya doakan semoga kerjaan Bagas lancar di sana doain semoga rejeki Bagas juga ngalir terus dan segala urusan di mudahkan oleh Allah SWT" ucap Bagas sambil berpamitan pada ibunya "iyaa nak ibu pasti doain yang terbaik untuk kamu" jawab Bu Sumi "jangan lupa ibadah ya nak dimana pun kamu berada ingat terus Tuhan mu supaya dilancarkan segala pekerjaan mu di sana" pesan Bu Sumi kepada Bagas "iya Bu" jawab Bagas.
Tepat pukul 07:30 Bagas pergi ke bandara dengan menaiki ojek yang mangkal tidak jauh dari rumah nya
"Bang ojek ke bandara ya" kata Bagas ke salah satu tukang ojek.
"Iya mas Bagas ayokk, emang kamu mau kemana mas Bagas Kon ke bandara?" Tanya tukang ojek sambil melajukan motornya
"Ke Kalimantan bang dipindahkan ke cabang perusahaan yang ada di sana" jawab Bagas
"Owalahhhh jauh juga perjalanan sampean ya mas" kata tukang ojek
"Iya bang, sebenarnya berat hati saya meninggalkan ibu sendirian di kampung bang tapi mau bagaimana lagi udah tuntutan pekerjaan" keluh Bagas
"Sampean tenang aja gas nanti saya tengokin ibu sampean sesekali, nanti saya kabari jikalau amit-amit ada apa-apa sama ibu sampean mas"kata tukang ojek menenang kan Bagas.
"Iya bang terimakasih banyak bang" jawab Bagas
45 menit berlalu akhirnya mereka tiba di bandara kebetulan pesawat Bagas sebentar lagi berangkat, "ini bang uangnya" Bagas mengeluarkan uang sebesar seratus ribu rupiah "kembalian ambil aja" tutur Bagas, karena ojek ke Banda hanya sebesar lima puluh ribu rupiah. "waduhhh yang benerr ini mas Bagas, terimakasih banyak kalau begitu" kata tukang ojek tidak enak dikasi bayaran lebih. " Iya bang tidak apa-apa, saya yang berterima kasih kepada Abang" jawab Bagas " yaudah saya langsung ya bang takut ketinggalan pesawat" pangkas Bagas.
"Iya silahkan mas Bagas saya juga langsung kembali ke pangkalan, siapa tau masih ada rejeki" ujar tukang ojek
Bagas pun bergegas masuk ke bandara dan segera menuju pesawat yang ia tumpangi karena sudah hampir telat. Tepat pukul 08:30 pesawat yang Bagas tumpangi berangkat ke Kalimantan lepas landas, tidak banyak yang Bagas bisa lakukan di pesawat, makan dan seterusnya tidur. Tidak terasa kurang lebih dua jam berlalu Bagas terbangun karena pesawat yang ia tumpangi sudah tiba di Kalimantan, dia bergegas turun dan menuju keluar bandara mencari taxi guna untuk menuju mes tempat ia akan tinggal.
"Pak ke perusahaan S berapa" tanya Bagas kepada sopir taksi, perusahaan S berjarak kurang lebih 3 jam perjalanan dari bandara tempat Bagas sekarang, masuk desa E, desanya sudah lumayan maju tapi sebagian jalan ke desa E masih belum aspal. "Kalau ke desa E seratus lima puluh ribu mas" jawab sopir taksinya "mau tidak?" Lanjutnya, Bagas yang sudah tidak sabar untuk beristirahat pun tidak melakukan negosiasi harga lagi"yasudah pak, jalan"Bagas segera memasukkan barang bawaannya ke bagasi mobil taksi dan segera masuk ke taksinya.
"Masnya baru ke Kalimantan atau sudah pernah ke Kalimantan sebelum-sebelumnya?" sopir taksi membuka obrolan dengan Bagas, "ini pertama kalinya pak" jawab Bagas sekenanya.
"Mas nanti hati-hati ya di desa E, perbanyak ibadah mas, semoga mas nya dijauhkan dari marabahaya" tutur sopir taksi yang membuat Bagas bertanya-tanya dalam hati.
"Emangnya kenapa ya pak" tanya Bagas yang tidak bisa menahan rasa penasarannya
"Nanti juga kamu bakal tahu sendiri kalau sudah di sana" jawab sopir taksi yang semakin bikin Bagas penasaran. Bagas hanya terdiam sembari memikirkan kata-kata sopir taksi yang ia tumpangi.
"Udah mas jangan terlalu dipikirkan yang penting masnya ingat pesan saya tadi" seolah-olah sopir taksi tahu apa yang ada di dalam pikiran Bagas, Bagas hanya tersenyum.
Setelah 3 jam berlalu tibalah Bagas di desa E, lalu dia diantar sopir taksi ke mes tempat dia akan tinggal.
Selesai menurun kan dan membayar taksinya sopir taksi pun pamit "yasudah mas saya pamit ya" sembari sopir melajukan mobilnya. Bagas segera menemui satpam yang bertugas di gerbang mes untuk meminta kunci mes yang akan ia tempati.
"Pak saya Bagas karyawan dari perusahaan induk yang ditugaskan disini mau minta kunci mes nomor 10"ujar Bagas kepada satpam yang lagi tugas
"Oo iya pak Bagas saya tungguin dari tadi saya khawatir takutnya bapak kemaleman sampai nya untuk masih siang" ujar satpam, membuat Bagas bertanya-tanya lagi ada apa sebenarnya dengan desa E ini. Namun Bagas enggan berbasa-basi lama-lama dikarenakan dia sudah terlalu lelah dan ingin segera istirahat, "iya pak kebetulan pesawatnya berangkat pagi" jawab Bagas sembari tersenyum.
"Ini pak Bagas kuncinya" satpam memberikan kunci mes nya kepada Bagas
"Iya pak terimakasih, mariii"Bagas menerima kuncinya dan bergegas menuju mes tempat dia akan tinggal,
Dan bergegas masuk kedalam mes nya.
BERSAMBUNG
****
Bagas masuk kedalam mes nya dan langsung menaruh pakaian didalam kamar menata di lemari, mes tempat Bagas tinggal sudah dibersihkan oleh tukang masak yang ada di perusahaan S, biasanya juga membersihkan mes karyawan lain yang belum berkeluarga seperti Bagas. Jadi Bagas tidak perlu membersihkan mes nya terlebih dahulu, setelah merapikan pakaian Bagas segera mandi setelah itu Bagas berencana untuk menemui manager perusahaan S.
Setelah selesai mandi dan siap-siap, setelah rapi Bagas pun segera pergi ke mes tempat manager nya tinggal untuk memberitahu kalau dia sudah sampai di mes. (Didesa E tidak ada signal ya guys) .
"Tukk..tukk...tukk..Permisi assalamualaikum" Bagas mengetuk pintu dan memanggil managernya. Pintu pun di buka oleh seseorang dari dalam, tampak seorang pria berdiri di depan pintu yang tak lain dan tak bukan adalah manager perusahaan S, yang bernama pak Samidi
"Eee pak Bagas sudah sampai toh"sapa pak Samidi setelah melihat bahwa yang mengetuk pintunya adalah Bagas
"Iya pak belum lama sekitaran 30 menitan yang lalu, habis mandi saya langsung menemui bapak ke sini"jawab Bagas
"Masuk dulu pak Bagas" pak Samidi mempersilahkan Bagas masuk ke dalam mes nya, Bagas pun mengikuti pak Samidi dari belakang dan mereka duduk di ruang tamu mes nya pak Samidi dan memperkenalkan Bagas kepada anak istrinya
"Pak Bagas mau minum apa?" Tanya pak Samidi
"Ndak usah repot-repot too pak, yang ada saja" jawab Bagas tidak enak
"Ah tidak repot kok pak Bagas, kopi mau?" Tanya pak Samidi lagi
"Boleh pak kalau tidak merepotkan"jawab Bagas
"Yasudah kopi ya, Bu buatkan kopi dua ya" perintah pak Samidi kepada istrinya
"Iya pak " jawab Bu Sutinah pada suaminya
Sembari istri pak Samidi membuat kopi, Bagas dan pak Samidi berbincang-bincang mengenai perusahaan S yang lagi menurun hasil panennya. Tidak lama kemudian kopi yang dibuat istri pak Samidi pun di sajikan, Dan sampai lah pada obrolan yang kesekian kalinya Bagas dengar dari orang yang berbeda tetapi obrolan nya sama.
"Pak Bagas semoga betah ya disini, pesan saya jangan suka keluar malam-malam disini ya pak" tutur pak Samidi tetapi pak Samidi tidak menjelaskan secara detail alasan kenapa larangan itu selalu keluar dari mulut orang-orang yang baru ia temui
"Kalau boleh tau kenapa ya pak" tanya Bagas yang penasaran
"Tidak apa-apa pak Bagas, itu cuma larangan orang kampung sini saja, kita kan sebagai pendatang harus menghargai larangan ataupun aturan yang punya kampung bukan begitu too pak" jawab pak Samidi bekilah. Namun Bagas merasakan ada yang disembunyikan oleh pak Samidi tentang kampung E ini.
Tidak terasa hari semakin sore Bagas berpamitan kepada pak Samidi dan istrinya.
"Pak saya pamit pulang dulu mau istirahat badan saya pegal-pegal belum ada istirahat semenjak sampai tadi" ucap Bagas mengakhiri obrolannya bersama pak Samidi
"Oo iya pak Bagas silahkan kalau ada apa-apa bisa cari saya ataupun karyawan lain ya pak, ketuk aja pintu mes nya" jawab pak Samidi
"Iya pak mari" Bagas pun segera pulang karena ingin mengistirahatkan tubuh nya
Sesampainya di mes Bagas tidak langsung tidur melainkan mengisi perut terlebih dahulu, di karenakan Bagas cuma sarapan pagi tadi jadi perutnya keroncongan.
Setelah selesai makan Bagas segera ke kamar untuk dan merebahkan tubuhnya di atas kasur, tidak butuh waktu lama Bagas pun terlelap di alam mimpi. Hingga sekitar pukul 24:00 Bagas di kagetkan dengan suara warga yang teriak sambil berlari membawa kentongan dan senter seperti mengejar sesuatu, dan Bagas melihat sendiri benda yang di kejar para warga, seperti api yang terbang tetapi sangat cepat dalam hati Bagas bertanya-tanya mahkluk apa itu.
"Ah sudahlah tidak usah ku pikirkan, mending aku tidur lagi daripada besok bangunnya kesiangan kesiangan" ujar Bagas dalam hati, ia tidak mau menimbulkan kesan yang tidak baik dihari pertama ia bekerja. Tidak butuh waktu lama Bagas pun terhanyut dalam mimpi dan tidak terasa fajar sudah menyingsing di ufuk timur. Pagi itu sangat cerah di luar terdengar suara orang para tetangga saling ngobrol sama lain, di karenakan mes tempat Bagas tinggal berdekatan dengan pemukiman warga jadi suara aktivitas warga terdengar jelas dari dalam mes yang ia tempati.
"Bu semalam liat tidak ada kuyang di kejar sama para pria" tanya ibu-ibu yang lagi jemur pakaian di belakang rumahnya, kebetulan mes tempat Bagas tinggal berada di belakang rumah warga.
"Ee liat Bu itu kuyang makin merajalela di desa kita ini"jawab ibu-ibu lainnya.
"Ngeri sekali ya Bu masih ada aja orang yang pakai ilmu begitu" lanjut ibu-ibu lainya lagi
"Apa mungkin Bu Siti istrinya pak Jamal ya Bu?" Celetuk ibu-ibu lainnya lagi.
"Husssss mulut mu itu loo jangan sembarang nuduh orang jatohnya fitnah nanti" ujar yang lainnya
"Bisa jadi dong Bu secara kan ibu-ibu sekalian lihat sendiri kalau Bu Siti itu makin tua makin cantik, makin awet muda, makin kaya lagi"timpal yang lain. Seperti ibu-ibu pada umumnya selalu menebar gosip jika lagi kumpul entah itu lagi ngerumuni tukang sayur, kumpul keluarga, arisan dimana ada kesempatan disitu juga mereka ngegosip.
Bagas hanya terdiam di dalam mes nya sambil mencerna semua gosipan yang di lontarkan ibu-ibu di luar, sambil ia berpikir keras kuyang itu apa, kaitannya dengan awet muda, dengan kekayaan apa semakin ia memikirkan gosipan ibu-ibu itu tadi kepala nya makin pusing. Tidak mau terlalu memikirkan akan kuyang yang digosipin ibu-ibu kampung E Bagas pun segera mandi. Setelah selesai mandi Bagas bersiap-siap untuk ke pabrik tempat ia bekerja, hari pertama mungkin Bagas akan sedikit akan berkenalan dengan pegawai pabrik, yang dimana pabrik perusahaan tempat Bagas bekerja berada lumayan jauh dari mes tempat ia tinggal, dengan jarak tempuh sekitar 30 menit. Setelah selesai mengenakan seragam pabrik ia segera ke mess yang di jadikan dapur untuk karyawan pabrik yang belum menikah, (karena yang sudah menikah masak sendiri di rumah/dimasakin istri). Makanan sudah ditata rapi di meja makan, Bagas pun segera mengambil piring dan sendok dan mengambil makanan.
Selesai sarapan Bagas segera pergi ke pabrik ia berpas-pasan dengan pak Samidi yang juga hendak ke pabrik.
"Selamat pagi pak"sapa Bagas kepada pak Samidi
"Selamat pagi pak Bagas" sahut Samidi "sudah sarapan pak Bagas?" Lanjut pak Samidi.
"Sudah pak" jawab Bagas. "Pak bapak mau ke pabrik kan, sayang bareng bapak ya soalnya saya belum tau jalan ke pabrik" imbuh Bagas lagi, berharap pak Samidi mau diajak berangkat bareng-bareng.
"Oo iya pak Bagas kebetulan saya juga mau berangkat ke pabrik, kita sama-sama aja ke pabriknya, takutnya pak Bagas nyasar" gurau pak Samidi yang di sambut senyum dari Bagas.
Bagas dan pak Samidi pun pergi ke pabrik tempat mereka bekerja mengendarai sepeda motor masing-masing. Pak Samidi berada di depan memimpin jalan sedangkan Bagas mengikuti dari belakang sambari menikmati pemandangan perkebunan kelapa sawit Bagas dan pak Samidi berkendara hingga tak terasa tiga puluh menit pun berlalu tibalah mereka di pabrik tempat mereka bekerja. Bagas dan pak Samidi memarkirkan motornya di lahan parkir. Lalu mereka sama-sama menuju ke pabrik kelapa sawit Perusahaan S.
BERSAMBUNG.....
*****
Bagas dan pak Samidi segera menuju ke dalam pabrik, "selamat pagi pak" sapa satpam yang berada tidak jauh dari parkiran.
"Pagi" jawab pak Samidi. Setibanya di ruangan pak Samidi memperkenalkan Bagas kepada karyawan lain yang sudah ada di pabrik.
"Selamat pagi" sapa pak Samidi kepada para karyawan.
"Pagi pak" jawab para karyawan
"Hari ini, seperti yang sudah saya sampaikan kepada kalian beberapa hari lalu bahwa akan ada karyawan dari perusahaan induk kita, yang akan ditugaskan disini untuk waktu yang tidak ditentukan, dimohon untuk kerja sama diantara kalian ya" tutur pak Samidi kepada semua karyawan pabrik perusahaan S
"Siap pak" jawab karyawan secara serempak.
"Pak bagas silahkan perkenalkan diri kepada karyawan yang lainnya" pinta pak Samidi kepada Bagas.
"Iya pak" jawab Bagas "selamat pagi, perkenalkan nama saya Bagas, seperti yang pak Samidi sampaikan tadi bahwa saya ditugaskan untuk membantu di pabrik ini untuk jangka waktu yang belum diketahui, senang bisa bekerja sama dengan kalian" lanjut Bagas.
"Yasudah kalau begitu semuanya lanjutkan pekerjaannya masing-masing ya" lanjut pak Samidi
"Pak Bagas mari saya antar ke ruangan" pak Samidi mengantar Bagas ke ruangan tempat Bagas akan bekerja. Setibanya di ruangan pak Samidi membuka ruangannya, ruangannya tampak bersih karena sudah di bersihin oleh OB di hari sebelumnya.
"Ini pak ruangannya semoga betah" ucap pak Samidi
"Iya pak terimakasih" sahut Bagas
"Kalau begitu saya tinggal ya pak" ujar pak Samidi
"Oo iya pak silakan" jawab Bagas lagi. Pak Samidi pun meninggal kan ruangan tempat Bagas dan menuju ke ruangan nya sendiri yaitu ruangan manager. Setelah kepergian pak Samidi Bagas pun mulai berkutik dengan komputernya ia menyelesaikan beberapa laporan dari perusahaan induk yang sempat ia kerjakan tetapi belum sempat ia selesaikan. Selang beberapa saat ada suara ketukan dari luar pintu ruangan Bagas.
"Tokkk....tokkkk.....tokkkkkkk... permisi pak saya bawakan kopi" terdengar suara perempuan dari luar ruangan.
"Oo silakan bawa masuk aja pintunya tidak di kunci" jawab Bagas dari dalam ruangannya
Ceklekkkkk.. pintu terbuka tampak seorang wanita menggunakan pakaian OB perusahaan membawa nampan berisikan kopi. Bagas yang melihatnya terpesona dan tidak berkedip sama sekali bahkan beberapa kali ia menelan Saliva nya. "Ini OB atau bidadari ya, kok cantik banget" batin Bagas
"Pak... Pak....pak..." Bagas tersentak kala OB itu menegurnya ia terbuai akan kecantikan OB yang mengantar kan kopinya
"Ee iya iya maaf" jawab Bagas terbata-bata.
"Bapak lagi ngelamuni apa sih sampe tidak berkedip sama sekali" tanya OB sambil meletakkan kopi diatas meja Bagas
"Oo itu, mmmm... Itu lagi Mikirin ibu kasian ditinggal sendirian di kampung" kilah Bagas berbohong karena tidak mungkin dia menceritakan yang sebenarnya.
"Oo begitu toh pak, jangan suka ngelamun pak nanti kesambet Lo pak" ujar OB Kepada Bagas
"Hehe iya saya hanya memikirkan ibu saja lagian disini kan tidak ada demitnya mana mungkin kesambet" kelakar Bagas
"Yasudah pak saya permisi dulu ya pak" sambung OB hendak meninggalkan ruangan Bagas namun Bagas segera mencegahnya
"Eeh tunggu, tunggu sebentar" Bagas mencegah OB itu keluar ruangannya
"Iya pak ada yang bisa saya bantu?" Tanya OB
"Oo tidak saya hanya ingin tau nama kamu" jawab Bagas malu-malu
"Oh perkenalkan nama saya Nina pak" jawab OB sambil mengulurkan tangannya
"Nina.. nama yang cantik sama seperti orang nya" ucap Bagas lirih namun masih terdengar oleh Nina
"Gimana pak"Nina pura-pura tidak mendengar apa yang Bagas ucapkan
"Oo tidak-tidak saya hanya sedikit bersenandung tadi bukan apa-apa kok" Bagas mengelakkan pertanyaan dari Nina
Namun nina hanya tersenyum lalu pamit keluar dari ruangan Bagas.
"Saya permisi ya pak" Nina segera keluar dari ruangan Bagas dengan senyuman penuh arti. Bagas hanya memandang kepergian Nina dengan tatapan jatuh cinta, yapp... Bagas jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Nina. Setelah tersadar dari lamunannya Bagas segera melanjutkan pekerjaannya. Setelah sekian lama berkutik dengan komputernya akhirnya pekerjaan Bagas selesai dikerjakan, di karenakan hari pertama ia bekerja jadi pekerjaan belum terlalu banyak jadi ia masih bisa bersantai-santai di ruangannya sambil menikmati secangkir kopi, tak terasa jam menunjukkan pukul 11:30 dan sudah waktunya jam istirahat, Bagas pun keluar dari ruangannya hendak menuju kantin, di pabrik tempat Bagas bekerja ada kantin yang menjual aneka sarapan dan menu makan siang untuk para karyawan ataupun warga desa E, letak kantin berada tidak jauh dari perkiraan pabrik perusahaan.
"Pak Bagas mau ke kantin" sapa salah satu karyawan
"Iya pak" jawab Bagas sembari tersenyum kepada karyawan yang menyapanya
"Yasudah pak ayokk sama-sama dengan saya biar ada teman ngobrol" imbuh karyawan tersebut "oo ya perkenalkan nama saya Samsul pak" lanjut karyawan tersebut yang bernama Samsul.
"Oo iya ayokk kebetulan saya juga belum kenal sama karyawan-karyawan disini, biar ada teman ngobrol" sahut Bagas antusias. Mereka pun berjalan menuju kantin, setibanya dikantin mereka menuju meja yang paling pojok dan mengambil makanan masing-masing. Tidak ada obrolan yang terjadi selama mereka makan, mereka begitu lahap menyantap makanan yang ada di hadapan mereka hingga habis tak tersisa. Selagi asik makan terdengar karyawan yang berada tidak jauh dari meja mereka membicarakan kuyang yang di kejar warga semalam.
"Sayang banget ya kuyang nya nggak ketangkep, harusnya ketangkep biar tidak meresahkan warga lagi" kata salah satu karyawan
"Iya betul lagian hari gini masih aja menyimpan ilmu hitam" timpal yang lainnya.
Bagas yang penasaran pun menanyakan apa itu kuyang Kepada Samsul
"Sul dari tadi pagi aku dengar gosip-gosip semalam warga yang ribut-ribut itu mengejar kuyang ya, emang kuyang itu apaan sil" tanya Bagas yang masih sangat polos
"Saya bingung pak bagaimana menjelaskannya, di Kalimantan itu sangat terkenal dengan yang namanya kuyang, di bilang hantu tapi dia manusia keseharianya sama seperti kita makan nasi beraktivitas tetapi kalau sudah malam hari tepatnya pukul dua belas malam dia mulai beraksi pak, mencari mangsa dengan cara melepaskan kepala bersama dengan organ dalam tubuhnya, intinya kuyang itu manusia yang menganut ilmu hitam pak" terang Samsul yang membuat Bagas ngangguk-ngangguk. Setelah selesai menghabiskan makan dan minumnya Bagas dan Samsul segera membayar makanannya dan pergi meninggalkan dan kembali ke pabrik untuk melanjutkan pekerjaannya. Meskipun Bagas sudah tidak ada pekerjaan yang ia kerjakan. Setibanya di ruangan Bagas kembali memikirkan Kuyang yang di ceritakan oleh Samsul tadi.
"Ngeri juga manusia di jaman yang modern begini masih aja menganut ilmu hitam" batin Bagas.
Tak terasa hari sudah mulai sore jam menunjukkan pukul 16:00 sudah tiba waktunya jam pulang, Bagas segera berkemas barang-barangnya ia pun segera meninggalkan pabrik, mengambil motor yang terparkir dan menyalakan lalu melajukan motornya melewati perkebunan kelapa sawit Perusahaan S. Lagi asyik-asyiknya menikmati angin sore Bagas melihat di kejauhan seperti ada seseorang lagi menuntun motornya, lalu Bagas dekati orang tersebut dan ternyata........
BERSAMBUNG.....
***
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!