Sore itu di private room sebuah hotel bintang 5, beberapa wanita berpakaian sexy dengan bentuk tubuh yang aduhai sedang berdiri berjajar begitu rapi di hadapan seorang pria yang duduk sambil menatap satu satu dari mereka dengan pandangan yang entah..
"Bagaimana, tuan ? Apa anda tertarik dengan salah satu dari anak anak saya ?" tanya wanita paruh baya yang biasa di panggil dengan sebutan Mami..
Pria itu hanya diam tanpa ekspresi bahkan membuat suasana menjadi canggung seketika..
Beberapa wanita yang masih berdiri itu mulai merasa pegal karena belum juga tuan muda di hadapan mereka mengambil keputusan. Jika di hitung waktu, mungkin sudah lebih 30 menit para wanita itu berdiri dengan senyum yang awal nya tulus kini terlihat di paksakan..
Tuan muda itu pun bangun sambil mengancingkan kembali kancing jas yang di kenakan nya..
Seorang pria yang menjadi asisten tuan muda tersebut pun langsung mendekat, siap siaga menerima perintah dari sang tuan. Pria itu bernama Azkara...
"Bagaimana bisa kau seceroboh ini, bisa bisa nya kau mencarikan wanita untuk ku yang penampilan nya norak seperti mereka!!" ucap tuan muda itu pada asisten pribadi nya begitu pedas. Sementara wanita yang tadi di panggil mami itu langsung menarik senyum nya kembali, tak menyangka bahwa benar adanya si tuan muda itu terkenal dengan lidah nya yang tajam..
"Maafkan saya, tuan.." ucap Azka, merasa bersalah pada sang tuan muda..
"Sudahlah, ayo kita kembali ke perusahaan!! Buang buang waktu saja.." Sambung tuan muda lagi..
Sang mucikari pun tak terima dengan penolakan mentah mentah dari tuan muda tersebut dan langsung melayangkan protes nya.. "Kenapa tuan bicara seperti itu ? Anak anak saya ini bukanlah wanita sembarangan, hampir semua dari mereka telah lulus sarjana, bukankah itu lebih dari cukup jika syarat yang tuan ajukan beberapa waktu lalu hanya soal berpendidikan ?"
Protes lantang dari mami Norma itu mampu membuat kaki panjang sang tuan berhenti melangkah. Lelaki tampan namun arogan itu berbalik menatap dengan datar namun kesan membunuh dari sorot mata nya yang tajam sontak membuat sang mucikari menelan ludah dengan susah payah..
"Aku mencari wanita bukan untuk ku tiduri, tapi kau malah membawa wanita wanita yang berpakaian setengah telanjang seperti mereka ini pada ku ?!" Tuan muda tersebut menatap bergantian pada satu satu dari wanita itu sambil menaikkan satu sudut bibirnya, terkesan merendahkan.. "Murahan!!" Begitu lancar kata terakhir yang penuh penekanan itu terlontar dari mulut sang tuan muda..
Tuan muda itu pun kembali berbalik dan benar benar pergi dari ruangan tersebut dan di ikuti oleh sang asisten yang berjalan di belakang nya sambil menoleh sekilas pada mami Norma dan berkata maaf dengan isyarat kedua telapak tangan nya yang di tangkupkan..
Tentu azka tidak enak hati pada mami norma sebab azka lah yang meminta mami norma untuk membawa wanita wanita itu sebagai kandidat pilihan sang tuan. Kesalahan nya juga lah yang lalai karena lupa memberitahu mami norma tentang cara berpakaian wanita wanita muda itu harus di rubah ketika bertemu dengan tuan nya..
Jangan tanyakan di mana azka mengenal sang mucikari tersebut, karena azka adalah pelanggan tetap bagi para wanita malam itu selama 2 tahun terakhir. Azka sangat rutin jajan di tempat mami norma. Dalam sebulan azka bisa jajan 4 sampai 5 kali..
"AAHHH.. KURANG AJAR!! DASAR TUAN MUDA SIALAN!!" umpat mami norma ketika tuan muda telah pergi dari ruangan tersebut.. "Memang dia pikir dia sehebat itu sampai bisa berkata sedemikian buruk, huh ??" Mata nya nyalang menatap tajam pintu yang sudah tertutup rapat tersebut..
"Tuan muda Zafian memang hebat, mi.. Bahkan hotel ini pun milik nya.." sahut seorang wanita yang merupakan salah satu dari anak emas mami norma. Salma nama nya..
Mendengar fakta itu membuat mami norma menatap tajam salma. Bukan untuk marah, hanya saja mami norma sangat tau jawaban atas pertanyaan yang dia lontarkan barusan tanpa perlu salma beritahu. Sebetulnya juga pertanyaan itu pun hanya sekedar ungkapan kekesalan saja tidak lebih dari itu. Sebab bisa gawat jika perkataan nya tadi sampai di dengar oleh orang orang kepercayaan tuan muda Zafian, bisa hancur usaha dan bisnis yang telah dia bangun selama hampir separuh hidup nya ini..
🖤
"Tidak bisakah sehari saja kau tidak keliru dalam menjalankan tugasmu, huh ?" Tuan Zafian dan asisten nya masih berada di hotel namun di tempat yang berbeda dari pertemuan nya tadi dengan si mucikari..
Awalnya memang Zafian ingin kembali ke perusahaan, namun moodnya sudah rusak dan sepertinya tidak bisa lagi melanjutkan pekerjaan.
Tatapan Zafian begitu mengintimidasi membuat Azka sampai tak berani mengangkat kepala nya..
"Maafkan saya, tuan. Sebenarnya nyonya norma memiliki banyak sekali wanita yang bisa kita sewa. Hanya saja memang begitu cara berpakaian mereka.."
"Kau pikir aku sedang mencari pelac*r ?"
Azka langsung menggeleng cepat, "T-tidak, t-tuan. M-maaf, maksud saya bukan seperti itu." tergagap azka menjawab saking takutnya pada Zafian..
"Kau tau kan, aku itu butuh wanita untuk menemani ku menghadiri pesta peresmian hotel yang baru sekaligus untuk mengenalkan nya sebagai kekasih ku di hadapan seluruh keluarga. Kenapa kau malah memberikanku wanita kelas rendahan seperti mereka ?!"
Ketika azka hendak membuka mulutnya lagi, Zafian langsung mengangkat tangan ke atas memaksa azka untuk tak bersuara lagi.
"Sekarang kau pergi dan jangan berani kembali sebelum wanita yang ku mau sudah kau dapatkan!!"
Azka tak bisa berkata tidak meski dia kebingungan harus kemana mencari wanita yang di inginkan tuan nya itu, sementara kriteria yang di minta sangat tidak masuk akal bagi nya..
Dimana azka harus mencari wanita yang cantik, cerdas dan mampu mengimbangi sang tuan. Terlebih wanita itu juga harus single dan tidak sedang menjalin hubungan dengan siapapun..
Setelah keluar dari ruangan bertuliskan CEO di pintu masuk nya, azka langsung pergi ke ruangan khusus dimana mami norma dan para wanita malam nya berada..
Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu azka masuk ke dalam ruangan tersebut..
"Dimana mami norma ?" tanya azka pada beberapa wanita yang masih ada di dalam sana..
"Mami sudah pergi!" jawab wanita itu dengan nada ketus.
"Sudahlah, kalian tidak perlu marah begitu, anggap saja kalian tidak pernah bertemu dengan tuan zafian.." ucap azka sambil menghampiri para wanita yang sedang memperbaiki riasan mereka. Azka sudah tau jika mereka sedang bersolek begini maka itu artinya mereka akan bertemu dengan client mereka masing masing..
"Tuan zafian sangat keterlaluan, dia kejam sekali.. Memang dia pikir hanya dia yang hebat di dunia ini, hah ? Aku bahkan pernah mendapat client yang jauh lebih kaya dari pria itu.."
Azka tersenyum kemudian mengusap bahu wanita yang terpampang nyata sebab memakai mini dress model sabrina berwarna merah menyala.. "Jangan bicara sembarangan jika kau masih ingin raga mu tetap bernyawa, sayang.. Tuan zafian tidak bisa kau bandingkan dengan lelaki hidung belang langganan mu.." ucap azka memberi peringatan pada wanita bernama Lidia, dia juga salah satu wanita yang pernah melayani azka..
Wanita itu cemberut, menekuk wajah nya..
Azka tak perduli dengan raut wanita bernama lidia itu sebab dia sendiri sangat tak suka jika ada yang menjelek jelekan sang tuan. Azka sangat tau bagaimana watak dan kepribadian tuan nya. Meski di luar terlihat garang dan keras, sesungguh nya tuan zafian itu memiliki hati dan perasaan yang rapuh, sebab ada hal fatal yang membuatnya menjadi seperti itu..
"Eh, tunggu.. Aku ingat sesuatu, bukankah mami norma memiliki seorang anak perempuan ?"
"Siapa yang kau maksud ?" tanya lidia
"Aku tidak ingat siapa nama nya, tapi yang jelas aku pernah melihat nya satu kali saat aku datang ke rumah mami norma.." Azka mencoba mengingat ingat wajah seorang wanita yang memiliki aura berbeda dari wanita yang ada di rumah besar mami norma. Wanita itu terlihat berkelas di antara wanita wanita yang ada di sana..
"Maksud mu, Kak Viola ?"
"Viola ?" beo azka.. "Nama nya viola ?" tanya nya lagi untuk memastikan
Lidia mengangguk,
"em, Jika benar yang kau maksud itu kak viola, kau harus segera urungkan niat mu! Kak Viola bukanlah wanita seperti kami yang bisa kalian bayar lalu bisa seenak nya kalian perlakukan.."
"Apa maksud ucapan mu ?" tanya azka tak mengerti..
"Kak Viola tidak menerima tamu dari dalam negeri, dia hanya menerima tamu tamu kelas atas. Pengusaha kaya raya dari dubai serta ada juga yang dari negara di eropa. Sepertinya tuan zafian yang hebat itu juga tidaklah selevel dengan Viola kami.."
"Bahkan mami norma pun tak akan mengizinkan Kak viola menerima tawaran dari tuan zafian terlebih setelah kejadian tadi.." Seorang wanita yang duduk di sofa panjang ikut menimpali ucapan rekan seprofesi nya..
Tanpa mengatakan apapun azka langsung keluar dari ruangan itu, dia berjalan keluar dari ruangan tersebut dengan senyum yang mengembang. Wajah nya seketika cerah seakan baru ada sinar matahari yang kembali menyinari sehabis mendung yang tak berkesudahan..
🖤
🖤
🖤
Selamat datang di karya otor ratu_halu yang ke-7 🥳🥳🥳
Semoga para readers setia karya otor suka dengan alur cerita nya 🤗
Jangan lupa dukungan nya, ya, Like, Komentar dan Vote nya.. Jangan lupa juga untuk klik Subscribe supaya nggak ketinggalan eps terbaru nya 💜
Love you All 🥰
Azka berusaha mengejar mobil mami norma yang sudah keluar dari hotel milik tuan nya itu beberapa menit lalu. Dia tak mau kehilangan kesempatan untuk mencari wanita yang bernama Viola..
Dalam perjalanan itu azka mencoba untuk terus menghubungi nomor ponsel mami norma, namun sayang wanita baya tersebut seperti sengaja tak mau mengangkat telepon dari nya..
"Ah, SIAL! Gara gara tuan zafian, gue jadi kena getah nya. Pasti mami norma marah besar nih.."
Sesampainya di sebuah rumah besar milik mami norma yang sekaligus di jadikan tempat tinggal untuk para anak anak nya, azka langsung masuk seperti biasa layaknya tamu langganan yang sering datang ke tempat tersebut..
"Mas azka, ko tumben siang siang, emangnya udah gak tahan, ya..." ucap seorang wanita yang bekerja sebagai kupu kupu malam menggoda azka,
Azka tak menggubris karena sedang di kejar waktu, pria itu pun langsung masuk ke dalam rumah untuk mencari keberadaan sang mucikari...
"Dimana mami norma ?" tanya azka ketika tak mendapati wanita itu ada di ruangan nya..
"Mami belum pulang. Tunggu... bukankah mami hari ini ada jadwal pertemuan dengan bos besar mu ?" tanya wanita itu sebab dia tadi tak di ajak oleh mami norma ke hotel untuk bertemu Zafian. Selain karena wajah nya SNI alias standar saja, wanita itu pun sudah ada janji pertemuan dengan pelanggan nya..
"Jadi mami norma belum kembali lagi ?"
"Tentu saja belum. Memangnya kau sudah melihat mobil mami ada di parkiran ?"
Azka baru menyadari saat dia turun dari mobil nya, di parkiran tadi dia tak melihat kendaraan milik mami norma..
"Coba kau hubungi mami norma, tanyakan dimana keberadaan nya.." pinta azka pada wanita muda itu..
Wanita itu langsung menuruti perintah azka sebab sudah tau azka adalah pelanggan royal di tempat kerja mereka. Tak ingin membuat masalah yang pasti akan merugikan nya..
"Halo, mi.. Mami ada di mana sekarang ? Mas azka datang mencari mami.."
.......
"Oh. Mami sedang di apartemen kak viola ?"
......
Azka menajamkan pendengaran nya saat mendengar nama Viola di sebutkan..
.....
"Oke mi, iya.. Iya.. Bye, mami.."
.....
"Jadi mami norma sedang di apartemen Viola ?" tanya azka yang tak sabaran padahal baru saja sambungan itu berakhir..
Wanita itu mengangguk sambil memainkan ponsel nya..
"Dimana apartemen viola itu ? Aku harus menemui mami norma sekarang.."
"Tidak bisa!" jawab wanita itu yang membuat kedua alis azka nyaris bertaut..
"Apa maksud mu tidak bisa ? Apa nya yang tidak bisa ?"
"Tidak ada yang bisa sembarangan datang ke apartemen kak viola.." jawab wanita itu pada azka
"Jangan mengada ada, ya. Tidak perlu berlebihan seperti itu, cepat katakan dimana letak apartemen wanita itu ?"
"Sudah ku bilang tidak bisa, ya tidak bisa! Lebih baik mas azka pergi sekarang, mami norma sedang tidak mood bertemu dan bicara dengan mu hari ini.." Jawab wanita itu pada azka. Sesuai dengan apa yang di katakan mami norma di sambungan tadi..
Azka membuang nafas kasar. "Baiklah, kalau begitu tolong hubungi aku jika mami norma sudah kembali pulang.." azka menurunkan nada bicara nya, suara nya melemah. Dia tak ada tenaga lagi untuk membuat keributan..
Pria itu pun menyerah dan pergi dari tempat tersebut. Namun dari kejadian hari ini azka bisa menarik kesimpulan bahwa wanita yang bernama Viola itu bukanlah wanita biasa. Ada sesuatu yang spesial dari diri wanita tersebut hingga membuat dia bisa di segani oleh rekan rekan seprofesi nya. Bahkan semua wanita yang Azka kenal di sana memanggil Viola dengan sebutan Kakak. Dan satu lagi, hanya Viola lah yang tinggal nya di apartemen. Berbeda dengan wanita wanita pekerja S*ks lain yang semua nya tinggal di satu atap yang sama..
Azka langsung kembali ke kantor setelah menerima pesan singkat dari tuan muda Zafian yang meminta nya untuk segera menyelesaikan pekerjaan hari ini..
"Kerjaan yang ini belum beres sudah di kasih lagi tugas yang baru.. Ck! Ternyata bener ya sabar itu sebagian dari Iman.. Iya hanya sebagian, karena sebagian nya lagi Makan Hati!!" gumam azka sambil berusaha fokus mengendarai kendaraan roda empat nya menuju kantor..
🖤
"Pak azka, di tunggu segera di ruang meeting. Tuan zafian berhalangan hadir.." baru saja azka tiba, dia sudah di kejutkan dengan kabar bahwa sang tuan lagi lagi tidak bisa menghadiri meeting bulanan perusahaan milik nya, padahal sudah 3 bulan zafian mangkir di meeting yang di adakan rutin itu..
Azka mau tak mau kembali mewakili tuan nya untuk jadi pembicara di meeting tersebut seperti bulan bulan sebelumnya..
Setelah meeting selesai azka segera melaporkan hasil meeting itu pada tuan nya..
Meski pesan yang dia kirim tak pernah di balas oleh zafian namun azka yakin tuan nya tersebut puas dengan kinerja nya, buktinya saja setiap laporan yang azka kirim tak pernah di protes nya bahkan di koreksi pun tidak..
Azka kembali ke ruangan nya untuk sekedar beristirahat..
Ting!
Bunyi notifikasi pesan dari ponsel azka membuat pria yang baru saja hendak memejamkan mata itu kembali terjaga..
"Mami tunggu di cafe Lily satu jam lagi!"
Pesan singkat yang di kirim oleh mami norma membuat kedua mata nya melebar. Segera azka membalas pesan itu, mengatakan siap dengan di sertai emoticon sedang hormat sebagai pelengkap nya..
Wajah azka yang lesu karena lelah kembali ceria lagi, dia pun langsung menyambar kunci mobil nya kemudian setengah berlari keluar dari ruangan..
🖤
Satu jam kemudian...
"Mi..." rengek azka saat mami norma baru saja tiba, sikap nya itu terlihat seperti anak yang merengek pada ibu kandung nya sendiri..
Mami norma memutar bola mata nya, jengah. Lalu wanita itu pun duduk di kursi yang berhadapan dengan azkara..
"Mi, jangan cemberut gitu dong, mi.. Senyum dulu, mi.. Cantik nya nanti hilang loh kalau muka nya di tekuk terus begitu.." Azka memang pandai merayu, dia punya seribu satu cara untuk menaklukan hati para wanita termasuk mami norma. Namun, dia memiliki satu kelemahan, wajah nya pas pasan. Sangat jauh dan tidak bisa di bandingkan dengan paras Zafian yang rupawan..
"Ck.." Mami luna berdecak, kemudian menarik gelas berisi jus strawberry favorit nya yang sudah di pesankan azka beberapa menit lalu, kemudian menyedot isi di dalam nya sebelum mulai bicara lagi..
"Katakan, apa yang kau inginkan ? Kenapa kau bertanya alamat apartemen viola, hem ?" tanya mami luna yang sudah mendapat kabar dari salah satu anak asuh nya mengenai kedatangan azka ke rumah besar nya..
"Mi.. Kenapa mami tidak pernah cerita tentang anak mami yang lain ? Aku baru tau mami punya anak emas yang lebih dari emas. Apa dia itu anak berlian, mi ?" seloroh azka membuat mami norma geleng geleng kepala, heran dengan kelakuan nya..
"Jangan kau usik Viola ku.. Dia adalah putri ku yang berharga.." ungkap mami norma membuat azka semakin penasaran dengan sosok viola..
"Mi, please, mi. Kali ini aja, janji, mi... Aku benar benar tidak tau lagi harus minta tolong pada siapa.. Cuma mami yang bisa membantu ku. Berikan viola pada tuan zafian. Tuan zafian pasti akan membayar harga yang sepadan jika hasil nya memuaskan.."
Plak!
Mami norma memukul punggung tangan azkara yang ada di atas meja dengan kencang sampai membuat azka reflek mengaduh sambil mengusap punggung tangan nya yang terasa panas..
"Kok di pukul, mi..." protes azka dengan wajah yang memelas
"Memang kau pikir viola ku itu barang, huh, sampai kau minta aku memberikan nya pada tuan mu yang sombong itu ? Jangan harap aku akan mengizinkan viola mengikuti keinginan bos mu, aku tidak sudi! Viola ku bisa menghasilkan ratusan juta hanya dalam beberapa jam dia bekerja, dan tawaran tuan mu itu tidak ada apa apa nya bagi ku!"
Mami norma terlanjur kesal karena kejadian tadi di hotel, padahal mami norma pun takut jika perkataan nya ini sampai ke telinga tuan zafian. Dia adalah pengusaha muda yang masuk jajaran 3 besar orang berpengaruh di negeri ini. Dengan satu jentikan jari nya saja sudah mampu meluluh lantakan semua usaha serta aset berharga nya..
Azka yang sudah kehabisan ide langsung berlutut di hadapan mami norma. Memohon dengan air mata buaya nya agar mami norma mau mengenalkan nya pada sosok viola. Biarlah harga diri nya jatuh, yang terpenting misi nya berhasil..
"Hei! Kau ini apa apaan ? Cepat bangun! Jangan bikin malu.." mami norma panik, dia langsung menarik lengan azka agar pria muda itu segera bangun, namun sayang, azka tak bergeming. Dia tetap berlutut di hadapan mami norma tanpa memperdulikan pandangan mata pengunjung lain yang menatap mereka aneh dan penuh tanya..
"Aku nggak akan bangun sampai mami bersedia...." Azka sengaja tak melanjutkan kalimat nya yang ambigu itu agar para pengunjung cafe tersebut semakin riuh, saling berbisik dan akan membuat mami norma juga semakin tak nyaman. Biarlah mereka berpikir bahwa Azka adalah bronis nya mami norma. Tak masalah. Lagi pula Azka tak mengenal satu pun pengunjung yang ada di sana..
"Astaga!! Azkara! Cepat bangun!! Kau ini bikin malu saja.." Sekali lagi azka hanya diam di tempat..
"Baiklah.. Baiklah.. Sekarang cepat bangun! Kau tidak lihat semua pengunjung di sini lihat ke arah kita, huh ??"
Azka tersenyum lega, akhirnya perjuangan nya tak sia sia.. "Ayo, mi.. Kita pergi sekarang temui viola..." Bukannya kembali duduk di kursi nya, Azka malah menarik tangan mami norma, mengajak wanita itu untuk segera angkat kaki dari cafe Lily .
"Hey! Kau ini tidak sabaran sekali! Sudah duduk dulu, telaktir mami makan.. Mami sangat lapar sekarang.. Karena jadwal pertemuan dengan bos mu yang gila itu aku sampai melewatkan sarapan pagi ku tadi.."
Azka pasrah saja, dia menuruti apa yang mami norma minta. Pria itu tak mau sampai mami norma marah dan akhirnya membuat rencana nya gagal..
🖤
Setelah menemani mami norma memberi makan cacing cacing di perut nya, Azka dan wanita itu pun langsung berangkat ke tempat di mana Viola berada..
Selama perjalanan Azka sengaja tak banyak bicara sebab dia sedang sibuk membayangkan bagaimana rupa wanita yang bernama Viola tersebut.
Azka teringat percakapan nya dengan Lidia ketika di hotel. Wanita itu berkata, Viola bukanlah wanita sembarangan. Pelanggan nya pun bukan juga lelaki hidung belang yang tak bermodal dan bermoral. Semua client nya rata rata dari kalangan kelas atas.
Sementara itu, di samping Azka yang sedang mengemudi, mami norma tengah sibuk berceloteh ria di sambungan telepon dengan seseorang. Terdengar dari pembicaraan mereka itu rupa nya mami norma sedang melakukan negosiasi alias tawar menawar harga.
Entah siapa pria hidung belang yang kini sibuk menawar harga pada mami norma. Namun yang pasti, nama Lidia telah mami norma sebutkan, membuat Azka sedikit menelan ludah karena baru sadar tidak hanya diri nya yang menikmati tubuh m*ntok Lidia, ada pria lain yang juga menjadi pelanggan tetap nya..
"SIAL! Kayanya gue harus ganti si Lidia, jijik banget gue make dia lagi! Jangan jangan client nya ini tua bangka lagi, alias kakek kakek.. Ih najis!!" rutuk azka dalam hati. Meski dia selalu pakai pengaman namun tetap saja rasanya jijik setelah mendengar bagaimana mami norma membicarakan kelihaian lidia dalam menservice pelanggan nya..
🖤
Karena keadaan jalanan yang lumayan padat, mami norma dan Azka pun tiba di apartemen Green Peace, apartemen tempat tinggal Viola jauh lebih lama dari waktu biasa nya..
"Kau ini kenapa malah bengong ? Ayo, turun!" kata mami norma menyadarkan Azka dari lamunan nya. Mami norma turun lebih dulu dari mobil. Sedang azka, dia masih tak percaya dengan keberadaan nya saat ini..
Ya, Azka sampai shock saat melihat gedung apartemen tempat tinggal Viola. Gedung mewah nan megah ini adalah gedung yang sama dimana tuan nya tinggal. Selain itu, apartemen tersebut terkenal dengan penghuni nya yang dari kalangan jetset alias kaum sultan. Dan satu lagi, apartemen ini juga hanya memiliki 1 sampau 2 unit saja di setiap lantai nya..
"Mi, mami tidak salah alamat, kan ?" tanya Azka saat turun dari mobil nya..
"Apa maksud mu ? Kau pikir aku pikun, huh ?" tanya mami norma dengan sedikit memekik. Karena kejadian tadi pagi, mood mami norma juga jadi rusak sepanjang hari ini, dia jadi mudah sekali tersinggung..
"Bukan begitu, mi.. Tapi..."
"Ah, sudah.. sudah.. Ayo, masuk!" mami norma tak mau mendengar penjelasan Azka. Dia pun segera naik ke lantai dimana putri kesayangan nya tinggal..
Ting! Tong!
Saat tiba di lantai yang di tuju, mami norma langsung menekan bel..
Tak lama pintu pun terbuka, menampilkan seorang wanita tua yang memakai kebaya serta kain jarik yang di lilitkan sebagai bawahan nya..
"Eh, nyonya norma. Kenapa balik lagi, nyah ? Apa ada yang ketinggalan ?" tanya wanita tua yang kisaran usia nya berada di pertengahan 60 tahun..
"Nggak, bi.. Saya kembali lagi karena ada perlu dengan Viola.." jawab mami norma, sopan..
Setelah itu si bibi pun mempersilahkan mami norma dan Azka masuk..
"Tunggu sebentar, ya, nyah (nyonya), tak panggil sek non vio nya, nggeh..."
Mami norma mengangguk, kemudian si bibi pun naik ke lantai dua apartemen itu, memanggil Viola yang memang sedang istirahat di kamar nya..
"Mi, Viola yang mana ? Kok hanya ada foto anak anak kecil di sini ?" tanya Azka yang kebingungan sebab di ruang tamu Viola tak ada satu pun foto wanita dewasa.
Yang ada hanya beberapa bingkai foto seorang anak yang di apit oleh dua orang dewasa, seperti nya itu ibu dan ayah anak di foto tersebut. Dan mungkin saja anak perempuan itu viola saat masih kanak kanak dulu..
"Tidak perlu melihat foto. Sebentar lagi kau akan melihat sendiri wajah putri ku.." ucap mami norma yang tak menatap lawan bicara nya sebab sedang sibuk dengan ponsel nya..
Tak lama setelah si bibi turun dari lantai dua dan kembali ke dapur untuk membuatkan minuman, terdengar ada langkah kaki yang ringan mulai menuruni satu satu anak tangga..
Azka tak berkedip sama sekali bahkan sampai Viola sudah berada di hadapan nya pun Azka tetap mematung dengan mulut yang terbuka membentuk huruf O..
"Kenapa balik lagi, mi ? Apa ada yang tertinggal ?" tanya Viola pada mami norma. Suara nya begitu merdu seakan mampu menyihir setiap manusia yang mendengar nya..
"Tidak ada, sayang. Tapi mami kesini lagi karena membawakan mu client.."
Dahi Viola berkerut, tatapan nya beralih pada pria berkulit sawo matang yang duduk di samping mami norma..
"CK! Azkara! Kau ini dari tadi kebanyakan bengong! Cepat bicara, dan bersihkan air liur mu! Menjijikan!" Mami norma mulai jengkel dengan azka yang beberapa kali kedapatan melamun terus..
Slruupp..
Azka reflek menarik air liur nya yang memang hampir menetes, dia benar benar terpesona dengan sosok Viola. Gadis berwajah oriental itu sungguh sangat sangat cantik dan menarik. Postur nya pas dengan tinggi badan nya yang memang cukup menjulang jika di banding kan dengan anak anak asuh mami norma yang lain. Wajah Viola benar benar tanpa celah. Senyumnya yang bahkan setipis tisu itu benar benar mampu memporak-porandakan hati Azka..
"Hai..." Azka bangun dari duduk nya kemudian langsung mengulurkan tangan nya. Dia mulai tebar pesona hingga lupa tujuan nya datang menemui Viola untuk apa..
Vio tak langsung menerima uluran tangan Azka. Wanita cantik itu hanya diam sambil terus memperhatikan..
"Aku azkara.." ujar Azka tak menyerah. Senyumnya mengembang sampai ke ujung batas garis bibir nya. Belum lagi tatapan mata nya yang penuh damba..
"Viola.." kata vio yang akhirnya menerima uluran tangan pria di hadapan nya..
Tanpa sadar, Azka menggenggam tangan lembut Viola cukup erat sampai beberapa detik berlalu Azka belum juga melepaskan genggaman tangan nya itu..
"Sorry..." kata vio sambil menarik tangan nya secara paksa..
"Ada yang bisa saya bantu ?" tanya vio yang sepertinya sudah tidak nyaman berlama lama dengan Azka. Apalagi tatapan Azka terlihat sangat buas sekali..
"oh.. e... Sorry, aku kesini untuk meminta mu melakukan pekerjaan.." ucap Azka yang sudah kembali pada kesadaran nya..
"Pekerjaan apa ?" tanya vio tak terlalu antusias..
Mereka sudah duduk kembali di tempat nya masing masing..
"Bos besar ku ingin menyewa mu untuk satu bulan penuh. Pekerjaan nya sangat mudah, kamu hanya harus menemani kemana pun bos ku pergi. Tidak perlu banyak bicara. Cukup temani saja saat dia sedang menemui tamu tamu nya. Bagaimana ?" tanya Azka setelah memberikan sedikit gambaran perihal pekerjaan yang di tawarkan pada Viola..
Tanpa pikir panjang, Viola langsung menggeleng tanda penolakan..
"Aku tidak menerima tawaran selama satu bulan. Aku hanya menerima tawaran dengan satu kali pertemuan dan itu tidak lebih dari satu hari.." ungkap Viola dan langsung mendapat anggukan kepala dari mami norma..
"Kalau soal bayaran, kamu tenang saja. Bos ku akan membayar berapapun yang kamu minta.." Azka mulai panik saat mendengar penuturan Viola. Sebab hanya Viola lah harapan Azka satu satunya. Di lihat dari penampilan saja Viola sudah sangat masuk dari kriteria yang tuan nya ajukan. Soal kecerdasan, Azka tau Viola cerdas karena sudah melihat plakat yang di pajang di sudut ruang tamu yang bertuliskan nama lengkap Viola serta universitas tempat nya menuntut ilmu.
Oxford university. Ya, Viola ternyata lulusan salah satu kampus terbaik di UK. Pantas saja wanita itu sangat picky sekali dalam memilih client. Tapi client yang bentukan nya seperti apa yang bisa mencicipi tubuh Viola, sungguh, Azka sangat penasaran akan hal itu. Terlebih rasanya aneh sekali seseorang dengan latar belakang pendidikan yang sangat bagus kenapa harus terjerumus ke dalam lembah hitam yang tak berdasar ini..
Sebagai seorang lelaki normal, tentu saja Azka juga ingin merasakan kelembutan serta kehangatan tubuh indah Viola. Sesempurna itu tubuh Viola hingga membuat tongkat Azka mulai terasa berdenyut tak karuan..
Sekali lagi Viola menggelengkan kepala nya, "Ini bukan karena uang atau biaya. Aku memang tidak pernah menerima job sampai satu bulan. Lagi pula jadwal bulan depan sudah terisi penuh.."
"Baiklah, baiklah.. Jika memang hanya satu hari, tidak apa apa. Tapi aku mohon kamu bertemu terlebih dahulu dengan bos besar ku. Bagaimana ?"
Viola nampak berpikir,
"Jika kamu bersedia, aku akan mengatur jadwal pertemuan kalian.." sambung Azka lagi setengah memaksa sebab takut sampai rencana ini gagal..
"Baiklah. Besok sore di restoran tepi danau melabu.."
Azka mengangguk cepat dengan rona bahagia di wajah nya. Tak henti henti dia mengucap syukur dalam hati karena akhirnya usaha nya berhasil juga..
🖤
🖤
🖤
BONUS 🥳
Visual pertama_Viola Maharani
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!