NovelToon NovelToon

Terpaksa Menjadi Istri Bos Tampan

Bab 1 Lari

" Amora tunggu Amora jangan pergi! Ayah hanya ingin memanjakanmu saja,Amora ayo lah Amora bundamu tidak ada dirumah ini kesempatan yang bagus Amora!" teriak seorang laki-laki yang usianya hanya berbeda 7 tahun dari Amora.

Ferdian ayah dari Amora meninggal dunia dalam kecelakaan tunggal saat pulang dari kantor.Sementar ibunya menikah dengan laki-laki yang usianya terpaut jauh darinya.

Dia lebih muda dan lebih pantas menjadi Kaka dibanding menjadi ayah untuk Amora.

Amora terus berlarian menjauh dari Athur,namun athur yang sudah gelap mata lantas mengejar Amora sampai kejalanan.

" Sial,brengsek bener tuh laki.Nekat banget dia ngejar gue sampe kejalan.Mana gada taxi atau ojek! Apes bener nyokap gue nikah Ama laki-laki yang otaknya penuh dengan selangkangan,mesum,penjilat, pengangguran!" racau Amora sambil terus berlari.

" Amora! Ayah janji ayah tidak akan mengatakan ini pada ibu kamu." teriak athur sambil terus mengejar Amora.

Amora berlari semakin kencang berharap bisa lepas dari kejaran Athur.

Athur semakin dekat dan hampir menjangkau Amora,Amora yang ketar ketir takut athur bisa menangkapnya lantas mengedar pandangan.Matanya berbinar kala melihat batu besar yang tak jauh dari dirinya.

Dengan gesit Amora mengambil batu tersebut dan melempar batu tersebut kearah Athur.

Dari arah belakang mobil sport mewah melaju melintas tepat dibelakang Athur

Slaasshh

Praaaang

Chiiiiit

Mobil tersebut berhenti mendadak lantaran kaca bagian depannya rusak dan hancur.

"Sial,perempuan gila kenapa dia melempar batu kearahku!" Sungut laki-laki yang tengah duduk didalam mobil sport tersebut.

" Ampun Tuhan! Menghindari masalah malah dapat masalah!" lirih Amora sembari berbalik badan hendak menghindari damar yang tengah berjalan kearahnya.

Sementara athur yang tak mau terkena Maslah justru menghindar dan memilih meninggalkan Amora seorang diri.

" Astaga apa yang harus aku lakukan." batin Amora.

Amora terus saja menghindar dengan wajah tertunduk dan pura-pura tidak melihat ada damar yang entah sejak kapan berdiri didepannya.

" Apa dia benar-benar perempuan gila! Masa iya saya harus minta pertanggung jawaban dari orang gila! Mungkin laki-laki tadi mengejar dia karena dia gila dan dia harus kembali kerumah untuk pengobatan.Ck,kenapa tidak dipasung saja wanita seprti ini.Merepotkan! Miris sekali cantik-cantik gila!" batin damar sembari terus memperhatikan Amora dari ujung rambut hingga ujung kaki.

Amora memang sudah rapih dengan pakaian kerjanya namun ia tak memakai heels,Amora justru memakai sendal jepit dengan warna berbeda sebelah kanan warna merah sementara sebelah kiri warna hijau.

Amora memang tidak sadar dengan apa yang dia pakai karena dia lari terburu-buru saat menghindari atur yang ketauan tengah mengintipnya berganti pakaian.

" Astoge! Nih cowo kenapa ngeliatin gue terus ya,apa dia pikir gue orang gila kali ya.Em,cocok nih gue pura-pura gila sekalian biar dia gak minta gue tanggung jawab atas kerusakan mobil dia." batin Amora.

" Hihihii,haii pak ustadz bapak kenapa pake dasi bukan pake Koko.Peci bapak mana,hihi pak tolong aku ruqiah aku.Aku dikejar-kejar sama jin Tomang, aku dituduh mengambil kitab suci dari bangsa jin.Hahahaha,hiks hiks aku sendirian,aku ibu peri tadi ada pangeran jahat yang mau memukulku." Amora bersikap selayaknya orang gila.

Sementara damar bergidik ngeri melihat tingkah Amora,apa lagi Amora mulai menyentuhnya.Hampir saja damar menganggap Amora benar-benar gila,namun Damar cepat tersadar saat mendapati aroma dari tubuh dan rambut Amora yang sangat wangi saat melintas didepannya.

" Kamu pangeran berkuda putih yang diutus oleh ibu bidadari untuk menolongku? Ajak aku kekayangan agar pangeran jahat tak mengejarku lagi." racau Amora.

" Yes! Akting gue sukses nih,gak sia-sia dulu sekolah ikut kelas drama.Gila gila deh bentaran,dari pada harus ngeluarin banyak uang." kikik Amora dalam hatinya.

" Kayanya dia sengaja nih buat saya berfikir dia orang gila! Dasar perempuan sinting! Saya bisa lebih gila dari kamu!" batin damar dengan seringai diwajahnya.

" Ooh kasian sekali kamu peri,wanita secantik kamu harus dikejar oleh pangeran jahat.Ayo ikut aku pangeran berkuda putih yang akan membawamu kekehidypan yang sejahtera aman dan sentosa tanpa gangguan dari pangeran jahat." ucap damar.

Tanpa Amora sadari damar tengah melakukan panggilan pada salah satu anggota kepolisian untuk menangkap Amora.

" Terimakasih pangeran,yang mulia raja pasti akan sangat berterima kasih kepada pangeran karena sudah menolongku." Amora yang tak sadar akan damar yang sudah tau sandiwaranya terus melanjutkan dramanya sebagai wanita gila.

Sementara polisi yang sigap dengan kode dari damar langsung meluncur setelah mendapatkan Sharelok dari damar.

Damar sengaja mengulur waktu agar Amora tetap berada bersamanya sembari menunggu polisi datang.

" Sial sampe kapan dia pergi! Mana bentar lagi gue harus sampe kantor! Mampus gue ketauan telat bisa dipecat nih,bos besar pake acara mau dateng segala.Gue kan penasaran pengin liat seprti apa pesona bos muda gue.Kerja lima bulan belom pernah liat batang hidungnya si bos." batin Amora yang sudah ketar ketir lantaran damar terlihat mengulur waktu dengan terus mengikuti sandiwara Amora.

Kurang dari 15 menit rombongan polisi datang dengan membawa borgol dan mobil tahanan.

Seketika jantung Amora berdetak lebih kencang dari biasanya saat melihat tiga orang anggota polisi berjalan menuju kearahnya.

" Tuhan drama apa lagi ini! Masa iya mesti pura-pura gila lagi didepan mereka,ngadepin satu aja gue hampir gila beneran." batin Amora.

" Selamat siang bapak Damar Bramasta,mana penjahatnya?" tanya salah satu polisi.

" Ini dia pak,tangkap dia dan masukan dia kedalam sel! Dia sudah berbuah onar dan membuat mobil saya pecah kaya,untung saja saya selamat.Dia sangat berbahaya dia bisa mengancam pengendara yang melintas sebab dia suka melempar batu.Tindakannya bisa membuat orang kehilangan nyawa,dia juga sedang mencoba mengelabuhi saya dengan berpura-pura gila agar dia bisa lepas dari tanggung jawab." papar damar pada polisi membuat dua orang polisi dengan gesit menarik Amora dan memasang borgol ditangannya.

" Lepasin saya lepasin,tolong saya bukan penjahat justru saya adalah seorang korban.Tadi saya berlari karena dikejar oleh ayah saya yang hampir melecehkan saya,tolong lepaskan saya.Saya melempar batu untuk menyelamatkan diri dari ayah saya tapi tanpa sengaja mengenai mobil dia.Lepasin saya pak!" Amora terus memberontak dan meminta untuk dilepaskan namun polisi lebih percaya pada damar.

" Jelaskan nanti dikantor sekarang ikut kami.Bersikaplah koperatif agar kami tidak kehilangan banyak waktu!" ucap anggota polisi yang satunya.

" Benarkan pak dia benar-benar gila! Alasannya tidak masuk akal,mana mungkin ada ayah yang mau melecehkan dia.Sudah pak bawa saja dia kekantor polisi!" perintah damar.

Bersambung.....

bab 2 Kabur

" Pak saya mohon saya harus berangkat kerja ini sudah siang pak nanti saya bisa dipecat oleh bos saya!" Amora terus memohon pada petugas kepolisian yang tengah mengintrogasinya.

" Iya iya kerja dikayangan ya bersama ibu peri?" jawaban polisi jutsru membuat Amora menatap tak percaya.

" Pak! Saya curiga sebenarnya saya atau anda yang tidak waras,masa iya kerja dikayangan." cibir Amora.

Braaak

" Kamu berani ngatain polisi gila! Mau ditambahin hukumannya kamu!" sentak polisi.

" Ya elah pak sensi amat,tadi bapak bilang saya gila saya gak marah meskipun saya gak gila.Giliran bapak dikatain gila bapak marah." sungut Amora.

" Tapi saya polisi!" ucap polisi tersebut.

" Lah saya Amora,gimna adong pak!" jawaban Amora membuat petugas kepolisian merasa pusing.

Ayo pak tolong saya harus kekantor,nih teman saya udah telfonin terus.Nih buktinya nih 27 panggilan tak terjawab.3 lagi genep nih 30 pak,ayo dong bapak gak kasian kalau saya dipecat." Amora memasang wajah memelas berharap polisi tersebut luluh.

" Tidak,kamu sudah membuat keributan dan membahayakan pengendara dijalan umum kamu tau kalau itu salah,kamu sudah melakukan pelanggaran."

" Pak saya mohon,saya tidak sengaja lagian itu mobil udah tau saya lagi ngelempar batu harusnya menghindar dong,dia mah engga pak dia sengaja banget pengin kena batu,mungkin dia pengen memeras saya.Hiks hiks." Amora mengeluarkan jurus terakhirnya yaitu pura-pura menangis.

" Hiks saya itu sebatang kara,saya kerja buat biaya hidup saya.Orangtua saya pergi meninggalkan saya dengan hutang setinggi gunung,saya makan aja sehari gak sampe empat kali,Ponsel saya juga jelek banget ini pak.Kalau kameranya ditutup gamparnya hitam gelap.Hiks,saya juga tinggal didekat jembatan pak,tidur pake alas daun singkong.Kasihani saya pak,saya hiks hiks."

Dua orang petugas kepolisian merasa sedih dan pilu mendengar cerita amora.Hingga mereka ikut menitikan air mata.

Dua orang petugas kepolisian seprti terhipnotis dengan kata-kata Amora.

Salah satu anggota polisi tersebut mendekati Amora dan menepuk pundak Amora sebagai bentuk kepedulian.

" Menyediakan sekali hidupmu nak,kalau begitu silahkan kamu lanjutkan bekerja.Ini ada sedikit uang buat kamu bayar taxi online.Hati-hati dijalan,semoga kelak kamu bisa hidup dengan layak." ucapnya tanpa sadar membuat Amira bersorak dalam hatinya.

Tidak ingin membuang kesempatan Amora lantas bangkit dari duduknya.Melepas sendal jepitnya dan lari secepat kilat setelah mengambil uang dua lembar berwarna merah dari salah satu polisi tersebut.

" Terimakasih pak,semoga keluarga bapak bahagia selalu." teriak Amora saat sudah diluar kantor polisi kemudian dia lari kedepan dan matanya tanpa sengaja melihat pangkalan ojek yang tak jauh dari tempatnya berdiri.

Dengan melambaikan tangan,salah satu pengemudi ojek mendekati Amora dan membawanya pergi.

" Mana wanita itu pak?" tanya damar yang kebetulan baru saja tiba.

" Perempuan yang mana yang pak damar maksud?" tanya petugas yang baru saja mengintrogasi Amora.

" Yang tadi yang bapak bawa dari jalan setelah melempar batu hingga membuat kaca mobil saya hancur.Bapak sudah memasukan dia kedalam sel? berapa lama masa tahanannya? Apa boleh saya bertemu?" tanya damar dengan antusias.

Dua anggota polisi tersebut lantas saling tatap karena baru saja menyadari sudah tertipu dengan cerita Amora.

Puk

" Tersangka kabur pak!"

" Apa! Bagaimana bisa?"

Kepala damar langsung terasa berdenyut mendengar amora yang kabur.

Kediaman Amora....

Ting tong Ting tong

Bell rumah terus berbunyi,sementara athur yang kebetulan tengah asik bermain games tak sadar dan tak mendengar suara bell tersebut.

Art yang biasanya membantu dirumah tersebut kebetulan tengah mengambil cuti.

" Ck,si ayah kemana sih ditelfonin gada jawaban.Di wa gak dibales ini pintu juga gak dibuka,sejak kapan sih dia jadi tuli!" sungut Felicia yang baru saja tiba dirumahnya setelah melakukan perjalanan bisnis keluar kota.

" Haah akhirnya selesai juga,em perutku terasa lapar setelah main game.Ck,semua ini gara-gara anak tiri sialan itu.Awas kamu Amora,aku pastikan sebentar lagi aku bisa menikmati tubuh indahmu.Heeem mambayangkannya saja membuat si jalu terbangun." gumam athur sembari memegangi sijalu yang sudah terlihat menyembul dibalik celana longgar yang ia kenakan.

Ting

Tong

Ting

Tong

Suara bell kembai terdengar membuat athur melompat seketika dari tempat duduknya.

" Pasti wanita tua itu yang datang! Huufft membuat moodku semakin berantakan saja,kenapa si harus pulang cepet.Gagal deh nicip tubuh si anak tiriku." Racau athur sembari berjalan kearah pintu.

Ceklek

" Kenapa lama sekali buka pintunya,apa yang dikerjakan didalam sana sampai tidak ada waktu menjemputku apa lagi mengangkat telfonku!" Sindir Felicia.

" Maaf sayang,tadi kan ayah ke kebetulan lagi didalam kamar mandi." dusta athur.

" Hm ya sudah!" Felicia percaya begitu saja dengan apa yang diucapkan oleh suaminya.

Greep

Athur menarik tubuh istrinya dan memeluknya dengan erat tak perduli ia masih berada diambang pintu.

" Aku merindukanmu!" bisik athur tepat ditelinga istrinya.

Hembusan nafas athur membuat tubuh Felicia meremang.Dia yang telah pergi beberapa hari tak bisa memungkiri jika dirinya sangat merindukan sentuhan dari suaminya.

" Aku juga merindukanmu." lirih Felicia sembari meremas si jalu dari balik celana.

" Kamu liat sayang si jalu sangat merindukanmu,baru memelukmu saja dia langsung terbangun dan kamu tau apa artinya?" ucap athur sembari menaik turunkan alisnya membuat wajah istrinya bersemu merah.

Mendengar ucapan suaminya,Felicia lantas mendorong tubuh athur dan menghempaskan keatas sofa,mendapati sikap istrinya yang seperti itu athur tersenyum tipis.

" Aku tau cara menaklukkanmu wanita tua!" batin athur.

Setelah memastikan pintunya terkunci dengan baik Felicia lantas mendekati suaminya dengan langkah gemulai.

Tubuhnya meliuk liuk membuat jakun athur naik turun sementara si jalu langsung memberi hormat.

Felicia membuka kancing bajunya satu persatu hingga membuat sesuatu yang terbungkus menyembul keluar.

Dua bukit kembar yang besar dan padat itu kelihatan begitu menggoda dan menarik perhatian athur.

Glek

Atur meneguk ludahnya gusar.

Meskipun sudah berumur Felicia masih terlihat sexy dia memiliki postur tubuh yang ideal dan sedikit berisi.

Dadanya besar dan padat sementara pinggulnya yang ramping terlihat sangat sexy dan menjadi nilai ples diusianya.

Tak hanya itu Felicia juga tergolong wanita yang energik dan juga ekspresif.

Satu persatu bajunya ditanggalkan hingga menyisakan bra dan underwear saja.

" Sayang kita mau melakukannya disini?" tanya athur yang sudah kalang kabut melihat dua bukit kembar Felicia seakan sudah memanggilnya untuk disentuh.

" Iya sayang disini saja,rasanya aku juga sangat merindukanmu." wanita itu langsung naik keatas pangkuan athur dan melumat bibir suaminya dengan rakus.

Athur sendiri sampai kewalahan mengimbangi permainan Felicia yang lebih dominan.

" Sayang aku empptttthhhhh."

Bersambung.....

bab 3 bertemu kembali

" Ck,gara-gara si ayah tiri otak selangkangan gue jadi kena masalah sampai gue telat masuk kantor.Siap-siap kena damprat si nenek sihir!" cerocos Amora sembari mengganti sendal jepitnya dengan Hells karena dia sudah sampai dilobi kantor.

Sementara dari arah berbeda damar juga baru masuk kantor setelah melesat begitu cepat dari kantor polisi.

" Dasar perempuan gila! Bisa-bisanya dia mengelabuhi polisi dan kabur dari tanggung jawab.Awas dia kalau ketemu lagi saya bikin dia jadi perkedel!" Sungut damar.

Braaak

" Aduuh!" pekik Amora saat tanpa sadar menabrak damar dan semua isi tasnya jatuh berceceran dilantai.

" Bisa gak si kalau jalan gak sambil Meleng!" Sentak damar yang juga tak menyadari Amora datang dari arah yang berbeda.

" Suaranya!Gue kenal nih!" Amora lantas menengadahkan wajahnya dengan wajah berapi-api.

Setelah pandangan mereka bertemu mereka sama-sama terkejut.

" Elo!" seru Amora.

" Kamu!" ucap damar.

" Wah bener-bener ya kamu, ngapain sampe nyusulin gue kekantor woy! Gue mau kerja,gue bakal ganti tuh kaca mobil Lo kalau gue udah gajian.Dasar Lo,cowo apaan Lo pake ngaduin gue kepolisi gara-gara kaca doang! Kalau kaya langsung ganti dong ngapain minta ganti rugi sama gue!" Ucap Amora tanpa sadar mereka sudah menjadi pusat perhatian semua karyawan kantor yang memang berniat menyambut kedatangan damar.

Amora memang belum lama bekerja dikantor tersebut hingga ia tak pernah melihat dan bertemu dengan damar sebagai CEO dari perusahaan tempatnya bekerja.

" Oh jadi dia kerja disini.Lucu juga nih cewe,kita liat mau sampai mana dia berbicara." batin damar.

" Amora,hey lo ngapain ribut disini.Lo tau siapa dia,Lo mah bikin perkara aja udah Lo terlambat Lo pake bikin keributan." Bisik Widia teman satu devisi Amora yang tak sengaja melihat Amora.

" Eh Wid Lo tau gak dia tuh yang udah bikin gue terlambat tau gak! Gara-gara dia gue sampe harus berurusan dengan polisi coba.Timbang kaca doang dia bikin ribut sampai nyusulin gue kesini,siapa yang gak kesel coba Wid." Ucap Amora tanpa sadar semua orang tampak berbisik-bisik menatap kearahnya.

" Mampus tuh cewe bisa-bisa dia langsung di hap sama si bos." bisik salah seorang karyawan.

" Udah biarin aja,kapan lagi dapat tontonan gratis." kekeh yang lainnya.

Mereka berbisik namun bukan damar kalau tidak tau apa yang tengah dibicarakan oleh para karyawannya.Telinganya bahkan bisa mendengar semut yang berjalan menuju kearahnya.

" Udah mor udah ayo masuk!" bisi Widia sembari menatap segan kearah damar.

Widia memang bisa dikatakan senior karena Widia bekerja dikantor itu lebih lama dibanding dengan Amora.

" Biarin Wid,Lo tenang aja si selagi sibos ganteng itu belum dateng biar gue puas-puasin marahin dia.Pagi ini energi gue terkuras habis gara-gara si ayah tiri otak selangkangan ditambah dia nih!" ucap Calista.

" Astaga makin diprhatikan makin cantik aja nih cewe.Dia bilang saya tampan,tidak diragukan lagi saya memang tampan." batin damar.

" Amora ngapain kamu bikin keributan disini!Pak damar mari masuk pak,ada berkas-berkas yang sudah menunggu bapak untuk ditandatangani, setelah itu kita ada pertemuan dengan kolega kita dari luar negri,setelah itu baru kita meeting." Ucap Sisil, sekertaris damar.

" Pak damar, meeting? Oh Astaga,apa dia si bos ganteng itu?" batin Amora dengan wajah yang mendadak pucat.

" Saya tunggu surat pengunduran dirinya!" Puk puk

Damar menepuk pundak Amora sambil berlalu didepannya.Sementara Amora menunduk menahan malu.

" Tuhan pengin banget menghilang ke dasar bumi saat ini juga!" lirih Amora yang masih bisa didengar oleh Widia.

" Elo si gue bilangin gak denger!" Widia lantas meninggalkan Amora seorang diri,sorakan dan sindiran langsung terdengar begitu ramai dari para karyawan lain.

Amora buru-buru jalan ke tempat kerjanya untuk menghindari sindiran dari semua karyawan yang menyaksikan kekacauan akibat ulahnya.

Setelah sampai ditempatnya Sisil sudah menunggunya dikursi kerja Amora dengan tatapan yang sulit diartikan.

" Bu Sisil ada apa?" tanya Amora dengan lembut.

" Sok manis Lo! Tuh dipanggil sama pak damar suruh keruangan dia,siap-siap lo dipecat.Makannya lo gak usah sok-sokan berani sama dia.Sadar diri lo! Sok kecintilan sih mau cari perhatian sama dia.Gue aja yang udah kerja bertahun-tahun sama dia gak dilirik sama sekali apa lagi elo! Padahal gue udah tampil paripurna tapi tetap saja dia gak mau ngelirik gue,gue si yakin gue yang cakep ini aja dianggurin apa lagi elo yang buluk bin dekil,bau asep bajai." cibir Sisil.

Bukannya marah Amora justru terkekeh karena merasa lucu dengan apa yang Sisil ucapkan.

" Ini Bu Sisil curhat atau lagi ngelucu Bu? Kalau gak dilirik udah pasti ibu gak ok,lagian saya juga gak ngarep dilirik sama dia.Mana ada bos yang sombong,angkuh.Bukan selera saya." Cicit Amora membuat Sisil mendengkus kesal.

" Amora! Sekali lagi kamu berani ngelawan saya kamu bakal terima akibatnya." Ancam sisil yang tak digubris oleh Amora.

Sementara Widia justru terlihat gelisah saat sahabat sekaligus rekan kerjanya dipanggil oleh damar ke ruangannya.

" Ya Tuhan semoga si Amora bisa mengendalikan mulutnya,dia yang dipanggil tapi gue yang jantungan." Gumam Widia.

Amora sudah sampai didepan pintu ruangan damar, meskipun Amora tidak takut akan keputusan yang diberikan oleh damar nantinya namun tetap saja Amora merasa gugup saat datang langsung keruangan sang CEO karena tidak sembarang karyawan bisa masuk ke ruangan tersebut.

" Bismillah,semoga lidah gue gak keselo,semoga mulut ini bisa diajak kerjasama." Batin Amora sembari menepuk mulutnya sendiri.

Tanpa Amora tau dari dalam damar tengah tertawa melihat tingkah Amora dari kamera pengawas yang langsung tersambung diponselnya.Kamerantersebut sengaja ia pasang tersembunyi tanpa sepengetahuan siapapun selain dirinya dan orang kepercayaan.

Tok tok tok

" Masuk!" ucap damar.

" Permisi, bapak panggil saya!" tanya Amora dengan sopan.

" Nih cewe bisa lembut juga ternyata,saya pikir suaranya sudah disetel seperti petasan khitan." Kekeh damar dalam hatinya.

" Duduk!" Titah damar.

" Pak tolong jangan pecat saya pak,saya tau saya salah.Em,bapak bisa ko potong gaji saya setiap bulan buat ganti rugi,lagian itu kan salah bapak kenapa bapak tidak menghindar waktu saya lagi lempar batu? Saya kan niatnya mau nimpuk suaminya ibu saya pak."

Ucap Amora berusaha bernegosiasi dengan damar.

" Ya ampun lucu sekali,pengin rasanya saya tertawa lebar melihat ekspresi wajahnya.Itu sangat tidak cocok dengan karakterbya.Dia lebih cocok terlihat galak dan menantang seprti tadi." Batin damar.

" Pak ko bapak diem si pak! Jadi bapak minta saya kesini mau ngapain pak,saya ngmong bapak diem saya diem bapak malah mesam mesem." Ucap Amora.

" Duduk!"

" Tapi pak!"

" Duduk saya bilang!"perintah damar

" Oke baiklah kalau bapak maksa!" jawab Amora.

Sebisa mungkin damar menahan tawanya melihat sikap Amora yang menurutnya sangat lucu.

" Pak,ayo dong kalau mau kasih hukuman saya siap ko,tapi jangan pecat saya pak.Saya lagi ngumpulin uang tau pak buat DP mobil.Kalau saya dipecat nanti saya dapet uang dari mana coba pak,belom lagi saya harus ganti rugi kerusakan kaca mobil bapak." Ucap Amora.

" Okee karena saya baik hati kamu tidak akan saya pecat tapi kamu akan saya kasih hukuman selama satu bulan." ucap damar membuat Amora bernafas lega.

" Apa pak hukumnya,bapak bilang aja! Hukuman apapun saya bersedia asal jangan hukum saya untuk menjadi kekasih bapak ya saya tidak bisa karena bapak bukan selera saya.Saya lebih suka cowo-cowo Korea pak." jawaban dari Amora lagi-lagi membuat damar ingin tertawa namun ia tahan.

" Oke baiklah,saya juga tidak berminat menjadikan kamu kekasih." ucap damar.

Bersambung.....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!