My Husband is the Demon lord
Chapter 01
Di suatu hari pada sebuah upacara pernikahan di gereja, terlihat seorang gadis berdiri sendiri dipojokan menatap seorang mempelai Pria yang sedang berjalan berdampingan dengan mempelai wanitanya, gadis berambut hitam panjang itu hanya diam membisu sembari mengepalkan tangannya dengan erat.
Tak lama setelah itu ia pergi meninggalkan gereja ia duduk di sebuah kursi taman, ia merenung disana seolah tak menerima pernikahan yang terjadi di sana.
"Sebenarnya apa yang salah denganku? Kenapa kau tidak mau bersama denganku, apa ada yang salah dengaku."
"Yang membuatku sakit hati, bukanlah kau yang menghianatiku dengan menikahi orang lain. Namun, yang membuatku sakit adalah. Kau dengan begitu mudahnya mengundangku ke upacara pernikahanmu dan mengatakan kalau aku harus melupakan masalalu kita bersama dan menjalani hidup baru. Hatiku terasa terbakar ketika melihat surat undangan itu, karena yang tertulis disana adalah kau dan seorang gadis yang sangat aku kenal ia adalah kakakku sendiri"
Cukup lama gadis itu meneteskan air mata sembari bergumam mengenang masalalunya bersama sang lelaki impian yang kini telah menikah bersama perempuan lain yang tak lain adalah saudara kandungnya sendiri.
Langit tiba-tiba saja menggelap dan hujan pun turun dengan derasnya, ia masih terdiam di sana tubuhnya basah di guyur oleh air hujan, ia pun berdiri memutuskan untuk pergi dari sana, namun tak lama saat ia melangkah kursi yang ia duduki tiba-tiba tersambar petir.
{Jiduarr!!!!}
"Huaaaa!!!!!!!!, gawat kalau aku masih duduk disana aku bisa mati!"
Perempuan itu kaget ketika suara petir menggelegar terdengar jelas di belakangnya dan juga kursi taman yang ada di belakangnya juga terlihat rusak parah akibat sambaran petir. Saat ini ia bersyukur tidak duduk berlama-lama disana. Namun.
{Blaaaaaaaaaar!!}
Petir kembali menggelegar dan mengenainya dan membuat pandangan perempuan usia 27 tahun itu memutih dan tak lama setelah itu ia mendengar suara orang-orang yang sedang berdebat.
'Apa yang terjadi? Dimana aku, semua terasa sangat silau?'
"Apa ini!, Apa yang terjadi? Kenapa yang terpanggil adalah manusia?! Bukankah aku telah menggunakan 59% mana milikku untuk memanggil mahluk terkuat yang bisa membantu ras kita?!"
"Tenang tuanku, mungkin saja ia memiliki kemampuan Khusus yang tidak dimiliki semua mahluk, seperti sihir tingkat dewa misalnya" jawab seorang yang terdengar seperti kakek tua itu dengan gugup.
Beralih sudut pandang.
'Apa yang terjadi kenapa semuanya pada ribut'
Aku mencoba membuka mataku sekali lagi, perlahan tapi pasti penglihatanku mulai menjadi lebih jelas, aku melihat kalau aku berada di ruangan serba hitam atau gelap di penuhi patung patung mengerikan, aku melihat ada seorang lelaki berambut hitam bertampang layaknya preman dan mempunyai dua tanduk panjang matanya merah menyala, namun ia tidak terlihat begitu sehat, tubuhnya pucat dan saat ia berbalik aku melihat punggungnya terluka.
Di sampingnya ada seorang kakek-kakek berpakaian penyihir abat pertengahan, ia membawa tongkat kayu yang besar, aku sedikit kebingungan dengan kondisi ini, dan aku ingin bertanya namun pria bertanduk itu langsung mengatakan sesuatu yang entah kenapa membuatku agak kesal apalagi di akhir kata-katanya ia menunjuk ke arahku dan mengatakan aku ini perempuan lemah, dan lagian, apa-apa maksudnya dengan mengatakan tidak merasakan adanya sihir iblis dan sihir suci, emanya dia kira aku ini apa. Apa mungkin ia pengidap syindorm anak SMP akut.
"Tapi aku sama sekali tidak merasakan adanya energy sihir yang melimpah, baik itu sihir iblis maupun sihir suci dari gadis itu!" seru keras pria bertanduk itu.
"Apa yang kau lihat orang aneh?" tanyaku pada pria itu, ia mengedutkan matanya berkali-kali mendengar pertanyaanku.
"Kau ... apa yang kau lakukan di tempat ini?"
Mendengar pertanyaan dari pria misterius bertanduk yang aku yakin itu cuman tanduk mainan yang di jual di pasaran tersebut, hanya diam untuk beberapa saat untuk memikirkan jawaban apa yang harus aku berikan, karena aku sendiri juga bingung kenapa aku bisa ada di tempat aneh ini setelah tersambar petir.
"Aku tidak tahu."
Setelah memberikan jawaban singkat, aku tatap pria aneh bertanduk itu, nampaknya ia masih curiga padaku, ia terus menatapku dengan tajam. Aku sebenarnya juga agak kesal karena aku ingin pulang, tapi melihat tempat ini begitu asing, aku jadi ragu kalau aku bisa pulang sendiri.
"Dan bukankah seharusnya aku yang bertanya soal, kenapa aku bisa ada di sini dan siapa kalian ini?"
Mendengar pertanyaan seperti itu dariku, ia nampak kaget dan menatap ke orang-orang tua yang ada di sana, aku sebenarnya sedikit kebingungan dengan semua ini, tapi ya sudahlah aku lihat saja apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Sialaaan!!! Kenapa yang terpanggil kemari adalah gadis manusia lemah yang tak punya kemampuan bertarung!"
"Maafkan kami Gusti Prabu!"
Orang-orang berpakaian penyihir dan berpenampilan aneh serta orang yang mengenakan kostum manusia setengah binatang nampak panik ketika pria bertanduk itu marah-marah.
"Maaf, bisa kalian memberitahu di mana ini, karena aku harus pulang sebelum tengah malam untuk memberikan selamat pada kakakku yang sudah menikah."
Pria berambut hitam pendek bertanduk dengan mata merah, menatap ke arahku, ia lalu mendekat dan menjawab pertanyaanku dengan nada malas.
"Dengar yah nona, kau ini berada di istanaku, Istana Raja iblis. Aku tidak tau bagaimana kau bisa terpanggil oleh Ritual kono, tapi yang pasti kau tidak akan pernah bisa pulang."
"Haaaaah! Terus bagaimana caramu bertanggung jawab hah? Asal kau tau aku paling tidak suka membuat orang tuaku khawatir! Dan apa-apaan itu? Kau bilang ini Istana Raja Iblis ... aku tidak tau seberapa besar kehaluanmu saat ini! Tapi ini sudah keterlaluan, cepat bawa aku kembali atau aku akan menelphone polisi!"
"Aku tidak bercanda Nona, kau berada di istana Raja Iblis, jika kau ingin menyalahkan seseorang, salahkan saja kakek tua itu! Kenapa? Karena aku meminta mereka memanggil monster bukan manusia lemah seperti dirimu!"
"Apa katamu? Kau mengatakan aku tadi sebagai apa?"
"Manusia lemah!"
"K-kau!"
Aku sangat marah pada saat itu dan langsung mengarahkan tendanganku ke wajahnya, tendangan yang sangat kuat hingga membuat udara berhembus kewajahnya dengan cukup kencang, aku dapat dengan jelas melihat wajahnya yang terkejut ketika melihat seranganku.
Beralih ke sudut pandang sang lelaki misterius bertanduk.
Dia tinju yang dia arahkan, barusan mengeluarkan membuat angin berhembus menerpa wajahku, bagaimana bisa, bukankah ia tidak memiliki energy sihir di dalam tubuhnya yang artinya ia seharusnya hanya sekelas rakyat jelata.
"Hey kau, sebutkan siapa namamu?" tanyaku dengan penuh wibawa pada gadis misterius yang terpanggil melalui ritual pemanggilan pelayan raja Iblis.
"Cih! bukankah kurang sopan jika kau menanyakan nama orang lain tanpa memperkenalkan nama terlebih dahulu" jawabnya sembari meludah ke arah samping.
Jujur melihat tingkahnya yang sama sekali tidak ada manis-manisnya itu membuatku sedikit tertarik, tertarik untuk membuatnya berlutut padaku.
"Grrrrrrrrr dasar wanita kurang ajar! Berani sekali kau berperilaku seperti itu kepada Raja Iblis!" seru orang-orangku, mereka seperti tidak menerima ucapan gadis itu kepadaku, yah aku bisa mewajarkan itu, tapi gadis itu nampak tak peduli akan ucapan para petinggi dan tetua iblis di kerajaanku.
Aku pun mendekatinya, dia menatap heran ke arahku dan menatap aneh semua penduduk atau rakyat dan para petinggi kerajaan ini, aku yakin ia pasti menganggap penampilan kami ini aneh, aku bisa mewajarkan dan mengetahui hal itu, karena ia adalah mahluk dari dunia lain, apalagi ia adalah seorang manusia.
Aku menajamkan pandangan mataku padanya, ia membalas tatapanku, aku yakin ia adalah orang yang sangat pemberani atau tak takut apapun. Namun, keberanian saja tak cukup untuk membantuku mempertahankan kerajaan ini, apalagi ia adalah manusia sudah pasti ia akan menolak keinginan atau permintaan dariku dan mungkin akan berbalik melawanku dengan bergabung di kerajaan manusia.
"Namaku Zarathos, Raja iblis ke 189 di kerajaan ini, kerajaanku sedang menghadapi masa-masa sulit, para iblis dari kerajaan lain dan mahluk-mahluk lainnya terus menerus menyerang kerajaanku, bahkan manusia juga ikut memusuhi kami, maka dari itu aku melakukan ritual pemanggilan Servant, tadinya aku berharap bisa memanggil mahluk Magis, tapi entah kenapa yang terpanggil adalah kau, jadi bisakah kau memperkenalkan namamu?" Jawabku dengan santai sembari menjelaskan keadaan kerajaan ini dan menanyakan namanya sekali lagi.
Ia nampak tak percaya dan berpikir keras, aku yakin sulit baginya untuk mempercayai ucapanku apalagi aku adalah iblis, tapi walau bagaimana pun ia telah terpanggil sebagai pejuang yang akan membantuku untuk melindungi kerajaan ini, aku tidak akan memaksanya, karena ia adalah manusia, lagi pula menyimpan manusia di kerajaan ini sangatlah membahayakan.
"Namaku Ozaki Ryu, Seorang master Karate dan Takewondo" jawab gadis itu, aku sempat tercengang mendengar namanya, yang terdengar seperti nama seorang lelaki, tapi dari tingkah dan sikapnya memang seperti seorang lelaki, aku dan seluruh orang-orang Istana nampak kebingungan mau memasang ekspresi bagaimana.
"Ozaki Ryu? Jangan bercanda manusia, namamu itu terdengar seperti seorang lelaki"
"Hah! Memangnya kenapa kalau namaku mirip nama seorang pria? Lagi pula nama itu pemberian dari ayahku!"
"Orang tua macam apa yang memberikan nama seorang pria pada anak gadisnya?"
"Kau menghina ayahku!"
Melihat ia marah, aku mulai mengalihkan pembicaraan sembari menatapnya dengan senyuman mengejek.
"Tidak, kau saja yang berpikir begitu, aku hanya berpendapat dan menanyakan."
"K-kau!"
Normal POV
Nampak gadis yang mengaku bernama Ozaki Ryu itu menatap ke arah Raja Iblis yang bernama Zarathos dengan penuh amarah. Ia benar-benar kesal karena orang yang ada di hadapannya ini berani sekali menghina nama pemberian ayahnya kepadanya. Meskipun nama itu memang tidak cocok untuknya. Namun, ketika seseorang mengatakan(Orang tua macam apa yang memberikannya nama seperti itu.) Langsung membuat gadis itu marah.
"Tarik kembali kata-katamu barusan!" ancam Ryu pada Zarathos.
"Kata-kataku yang mana? Lagi pula kau itu hanyalah manusia, dibandingkan denganku, kau itu tidak ada apa-apanya!" tegas sang raja iblis.
Gadis itu nampak semakin marah, Ia benar-benar terpancing amarah, tangannya langsung terkepal kuat.
"Kenapa? Lagi pula memang aneh jika ada seorang ayah memberikan nama pada anaknya, apalagi kalau itu adalah nama seorang pria kepada anak perempuannya. Nama yang kau pakai barusan terlalu macho untuk seoarang gadis." tambah sang raja iblis sembari membatin 'Meski dari sifatmu yang nampak seperti lelaki'
"Kau !"
Gadis bernama Ryu itu langsung dengan cepat melesat ke arah Zarathos dan mengarahkan tinjunya langsung ke wajah sang Raja iblis. Namun, ternyata tinju yang di arahkan Ryuu bisa ditahan oleh Zarathos dengan satu jari telunjuk.
"Sudahlah, aku sudah sangat lelah akibat pemanggilan ini. Onikage!"
"Ya tuanku!" seru seseorang dengan rambut panjang penuh tato di tangannya mengeluarkan semacam aura hitam.
"Jaga gadis itu, jangan biarkan ia keluar istana karena bisa berbahaya jika ternyata sebenarnya ia bukan mahluk yang terpanggil melainkan manusia yang melakukan teleportasi dan menyembunyikan kemampuan sihirnya!"
"Kalian semua, rahasiakan hal ini dari siapapun termasuk para iblis dari kerajaan lain!. Dan kau, karena kau seorang manusia dan juga perempuan aku tidak bisa mempercayaimu ataupun membawamu ke medan perang, maka dari itu aku akan memberikanmu tugas memasak di dapur dan akan di awasi oleh seluruh Iblis di istanaku, apa kau mengerti?"
"Hah! Memangnya kau kira aku ini pembantumu? Cepat kembalikan aku ke Kantou!"
"Aku tidak akan melakukan hal bodoh semacam itu, mengingat tindakan kurang sopanmu, aku bisa saja memberikan hukuman mati. Tapi ... aku membiarkanmu hidup bukan karena kasihan, melainkan karena aku membutuhkan seorang penerus dan karena pertumbuhan iblis murni itu sangat lambat dan juga masa mengandung iblis yang juga lambat, aku jadi berpikir bagaimana jika aku melakukan hubungan itu denganmu, mungkin pertumbuhan anakku akan sangat cepat" ucap sang raja Iblis sambil menatap Ryu dengan tampang serius.
Ryu bergidik ngeri mendengarnya dan menatap tak percaya, ia benar-benar kaget mendengar apa yang disampaikan oleh Zarathos.
"Kau se serius mengenai hal itu?" tanya gadis itu mulai ketakutan.
'Jika ia serius dengan kata-katanya maka aku harus memikirkan cara untuk lari dari sini?' batin Ryu.
Zarathos kembali terdiam, sebenarnya ia tidak begitu yakin memperistri manusia karena dulu ia pernah punya seorang teman yang berasal dari ras manusia, mereka sangat dekat dan akrab. Namun, pada suatu saat Zarathos dikhianati gadis manusia yang merupakan teman sekaligus sahabatnya dengan menusuknya dari belakang menggunakan belati perak yang di rendam di air suci.
Zarathos bahkan menatap tak percaya pada gadis itu, gadis itu mengeluarkan sebuah kode dan prajurit kerajaan berdatangan dan menyerangnya, Zarathos melawan dan mengalahkan mereka semua, namun ia juga terluka parah dan seorang dengan pedang suci menikamnya dari belakang, dan pedang itu berhasil menembus dagingnya yang lemah terhadap benda-benda suci. Namun, tulangnya terlalu keras untuk di potong dengan pedang sehingga pedang itu meninggalkan serpihan kecil di dagingnya Zarathos mengerang kesakitan dan langsung teleport ke istananya di sana ia mengerang kesakitan dan akhirnya pingsan selama 4 bulan.
Setelah sadar lukanya memang pulih. Namun, energy sihirnya menjadi tidak stabil karena tercampur dengan energy suci yang berasal dari serpihan pedang yang menempel di dagingnya. Kemampuan regenerasinya pun melambat dan pemulihan mana atau energy sihirnya juga melambat tak secepat dulu, sehingga ia tak bisa menggunakan sihir tingkat tingginya dalam jumlah banyak.
Lalu kabar tentang dirinya yang melemah terdengar ketelinga seluruh ras, dan seminggu setelahnya ia terus digempur oleh ras-ras lain yang berniat untuk merebut kekuasaannya, tapi beruntung ia masih bisa bertahan. Namun, sekarang bahkan bangsa iblis dari kerajaan lain ikut menyerang dan di ikuti manusia, membuat Zarathos kewalahan.
"Besok persiapkan dirimu, dandan yang cantik, karena kau akan menjadi mempelai wanitaku, oh iya namamu akan aku rubah, karena sangat tidak cocok dengan wajahmu, maka nama Ryu akan kuganti menjadi Rika!"
"Apaaa? Tidak akan! Aku tidak mau menjadi istrimu mahluk aneh, aku akan pergi dari sini!" seru Ryu lalu langsung melangkah mencoba melarikan diri namun Onikage langsung memukul tengkuknya dan membuat ia pingsan.
"Onikage, bawa nona Rika ke kamar ratu jaga dia baik-baik dan jangan sampai ia keluar kamar, lalu berikan ia makanan dan semua hal yang ia perlukan, dan besok pastikan ia memakai pakaian yang indah."
"Siap tuanku!"
"Bagus."
Zarathos pun pergi meninggalkan ruangan pemanggilan familia, sembari memikirkan apa yang sebenarnya terjadi kenapa bukan mahluk kuat yang terpanggil dan kenapa harus manusia.
'Hancur sudah kerajaanku, tidak ada harapan lagi untuk bertahan.' batin Zarathos sambil meneteskan air mata di dalam kamarnya yang gelap.
Ia juga menahan rasa nyeri yang di akibatkan pecahan pedang suci yang berada di dalam tubuhnya, semakin lama tubuhnya semakin lemah bahkan sekarang ia sudah tak mampu menggenggam sebuah pedang.
'Jika terus begini aku pasti akan mati tanpa meninggalkan penerus dan kerajaan ini akan jatuh di tangan penjajah.'
Di kamar ratu kemudian.
Terlihat seorang perempuan berambut hitam panjang memakai jas hitam dan kemeja putih ditambah celana kain hitam panjang dan sepatu kantoran, ia membuka matanya, dia kaget karena tiba-tiba berada di sebuah kamar mewah dengan tilam empuk, ia mengerjapkan matanya berkali-kali, lalu menyentuh dadanya sekali lagi.
"Sial ternyata ini bukan mimpi, berarti aku masih berada di istana Raja Iblis ******** itu." gumam gadis itu lalu ia mencoba untuk bangun.
"Hoooh lidahmu tajam juga nona Rika." gumam seseorang dari balik bayangan gadis yang dipanggil Rika itu menatap tajam ke arah sumber suara.
"Siapa kau?! Keluar jangan hanya sembunyi!" seru gadis itu "Dan lagian namaku Ryu bukan Rika!"
Seorang lelaki dengan tubuh penuh tato dan berambut hitam panjang keluar dari balik bayangan sambil menyeringai sadis.
"Kau!" seru Ryu pada lelaki itu.
"Aku adalah Onikage, pemimpin prajurit bayangan Zarathos-sama."
Ryu mulai memasang kuda-kuda bertarungnya, oh iya Ryu adalah pemain Karate dan Takewondo, ia adalah atlet seni bela diri campuran yang menguasai dua jenis teknik bela diri dengan sangat bagus.
Namun bagaimana dengan Onikage? Sebagai pemimpin pasukan bayangan jelas ia juga menguasai beberapa Matrial Arts tertentu. Ia berjalan santai menuju ke arah Ryu atau yang sekarang sudah dikasih nama Rika oleh Zarathos.
"Sudahlah, Nona Rika, kau harusnya merasa bersyukur karena Lord Zarathos tidak membunuhmu, melainkan menjadikanmu sebagai istrinya dan juga, kau tidak diwajibkan untuk bertempur di medan perang yang suatu saat akan merenggut nyawa, Gusti Zarathos saat ini sedang berada di ambang kematian. Tubuhnya melemah ia sudah tidak sekuat dulu semenjak ia di serang di bagian punggungnya, selama ini hanya aku yang dipercaya untuk mengetahui hal itu. Tapi karena kau akan menjadi istri yang mulia, aku akan memberitahukan, bahwa jika serpihan pedang suci masih menempel didalam tubuhnya ia akan mati dalam jangka waktu seminggu"
Ryu atau Rika kaget mendengar hal itu, ia nampak tak percaya akan hal yang ia dengar hal itu.
"Aku yakin Zarathos-sama memikirkan hal ini sejak awal ia memanggilmu, karena ia sebentar lagi akan mati, ia yakin, para iblis akan berencana jahat pada nona jika nona hanya seorang perempuan dan tak punya identitas apa-apa, maka dari itu ia berniat menikahimu agar kau punya status sebagai ratu iblis, dengan begitu saat kematiannya nanti, para iblis di wilayah ini tak punya pilihan selain menghormatimu, di antara semua Iblis hanya aku yang paling dekat dengan Zarathos-sama jadi aku yang paling tau sikap dan kebiasaannya, dia sebenarnya sangat baik pada semua mahluk. Namun, demi menjaga Imagenya sebagai raja Iblis ia kadang bersikap kurang ajar sombong dan kejam"
Ryu nampak melunak namun ia masih belum bisa mempercayai kata-kata dari Onikage.
"Memangnya separah apa kondisinya sekarang?" tanya Ryu pada Onikage.
"Sekarang ia hanya menjerit dalam diam, aku bisa merasakan hawa keberadaan Zarathos-sama sangat tipis, aku merasa kalau ia benar-benar ingin membuat keturunan dengan anda." jawab Onikage sambil tersenyum penuh misteri.
Ryu sebenarnya tak percaya dengan ucapan Onikage tadi, tapi ia hanya diam saja dan mendengarkan semua ucapan yang ia anggap omong kosong itu, lagian ia tidak akan bisa kabur dengan mudah dari istana iblis yang mengurungnya, jadi dia berpikir kalau diam dan menurut saat ini ia bisa mengelilingi istana dan mengetahui selak beluknya yang kemungkinan bisa digunakan untuk melarikan diri.
"Baiklah aku mengerti, tapi aku belum percaya sepenuhnya kepadamu, lagipula aku menurut karena masih sayang nyawa, aku tau kau pasti akan langsung membunuhku jika aku melakukan suatu hal yang mencurigakan" ungkap Ryu.
"Nona Rika memang hebat, aku benar-benar senang kau bisa mengetahui niat membunuh yang aku selipkan dibalik kata-kata manis yang membujuk tadi."
"Siapapun tau kalau bangsa iblis itu tidak bisa dipercaya." Jawab Ryu sambil menatap tajam ke arah Onikage.
"Hebat meskipun kau tau kalau kau jauh lebih lemah dariku, kau tidak ketakutan atau pun bersembunyi dan masih mau menatap wajahku, hebat, mungkin hal inilah yang membuat tuan Zarathos ingin menikahi nona, Fufufufufu."
'Dia menakutkan, dia seperti bisa membunuhku kapan saja, tapi aku tidak akan kalah dengan mudah, aku bisa mencari jalan keluar dari tempat ini dengan mudah jika aku mau.' batin Ryu.
Onikage kembali menghilang kedalam bayangan, meninggalkan Ryu atau Rika yang sedang termenung memikirkan sesuatu, setelah itu Rika atau Ryu menatap ke arah cermin dan melihat bayangan dirinya, rambut panjang sepunggung dengan dada yang lumayan, ia masih mengenakan pakaian kantoran.
Ryu menatap ke sebuah lemari yang diperkirakan adalah sebuah lemari baju dan membukanya saat lemari itu terbuka isinya berbagai macam baju atau pakaian kelas bangsawan yang dimana ia belum pernah memakainya dan pakaian-pakaian yang ada itu terlihat berat dan rumit, Ryu merasa ia tidak akan bisa mengenakan pakaian itu seorang diri. Namun, Ryu cukup kaget melihat sebuah baju yang cukup mencolok berada di lemari itu, baju itu adalah baju Khas Sailor atau baju seragam sekolah wanita di jepang era moderen.
'Bagaimana bisa baju ini ada di dunia ini maksudku di abad pertengahan di mana para Iblis masih ada?' tanya batin Ryu. Namun, ia tidak begitu memikirkannya, ia merasa pakaiannya begitu sesak, ia pun melepaskan semuanya dan mencari dalaman di lemari itu dan mendapatkannya.
Setelah memasang Bh ia kemudian mengambil pakaian yang ia pilih dan memasangnya dengan santai, yah pakaian seragam sekolah itu memang tidak perlu ribet dalam pemakaiannya, setelah mengenakan seragam sailor itu ia kemudian mengenakan rok mini yang di sediakan, karena belum pernah memakai rok mini Ryu merasa tidak nyaman. Namun, ia tau kalau ia harus terbiasa, lalu duduk dan bercermin di tempat rias.
Saat menatap dirinya di cermin ia melihat penampilannya terlihat seperti gadis tomboy meskipun mengenakan baju seragam dengan benar.
'Mah, aku memang tidak biasa berpakaian Feminim, mungkin karena itulah ia memilih untuk pergi dariku?'
Ia pun akhirnya memilih tidur di kamar itu, meskipun agak kurang nyaman karena ia tidak terbiasa tidur di kasur empuk.
'Bisa tidur di kasur yang se empuk ini memang sudah menjadi harapanku sejak lama, tapi aku tidak pernah membayangkan kalau aku harus menikah dengan seorang Raja Iblis.'
Ke esokan harinya.
Ryu bangun dari tidurnya dan berjalan keluar kamar dengan keadaan yang seadanya rambut hitam panjangnya terlihat kusut dan kering ia berjalan lemas dan melihat ada seorang pria tatoan yang menghadangnya.
"Yo selamat pagi nyonya besar Rika, bagaimana tidurnya nyenyak?"
Ryu atau gadis yang dipanggil Rika tadi menatap ke arah depan dimana orang yang menyapa dan menanyainya sedang berdiri menatap dirinya.
"Aku kurang nyaman dengan tempat tidur itu, karena aku lebih terbiasa tidur di tempat yang kecil, sudahlah, aku ingin mandi, cepat antar aku"
"Seperti yang kau inginkan Nona Rika" Onikage sang pemimpin pasukan bayangan langsung mengantar Rika ke kamar mandi, Ryu atau Rika kaget melihat kamar mandi yang luar biasa besar disana terlihat begitu mewah bahkan di dalam juga ada pemandian air panasnya.
Singkat cerita.
Akhirnya Ryu yang tak bisa mengenakan pakaian-pakaian atau gaun kerajaan itu langsung dibantu pelayan-pelayan kerajaan Zarathos mereka mendandani Ryu atau si Rika menjadi gadis yang lumaian cantik meski tampang premannya masih begitu terlihat.
Sebenarnya Ryu tidak mau menikah dengan Raja Iblis. Namun, ia merasa tidak punya cara lain selain menurut, ia akan menyusun beberapa rencana untuk melarikan diri, termasuk cara agar mereka tidak berhubungan intim.
Pernikahan Zarathos dan Ozaki Rika pun berlangsung meriah disambut para iblis dengan sangat bahagia, namun Onikage nampak sangat khawatir terhadap Rajanya, Ryu memperhatikan pandangan Onikage dan menatap ke arah Maou Zarathos yang menjadi suaminya saat ini.
Rika melihat wajah Zarathos lebih pucat dari sebelumnya, Zarathos juga nampak tidak sehat tenaga genggaman tangannya sangat lemah dan sudah dipastikan kalau Rika tidak perlu menggunakan tenaga yang besar untuk melepaskan genggaman tangan dari Zarathos, berbeda dengan sebelumnya Zarathos tenaga genggaman tangan sang raja sangat lemah, bahkan Rika bisa menilai kalau pandangan mata Zarathos sudah tidak normal, Zarathos juga lebih memilih duduk dari pada berdiri saat pesta pernikahan mereka.
Saat ini Ryu tiba-tiba merasa kasihan, ia membawa Zarathos ke dalam kamar Raja, tentu saja lewat bantuan Onikage yang menunjukan arah jalan menuju kamar, ada banyak iblis yang berpesta di sana namun iblis-iblis itu hanya masyarakat kota biasa dan tidak ada iblis dari daerah lain.
"Kau istirahat saja, tak perlu memaksakan dirimu untuk hadir di pesta" ucap Rika pada saat itu, ia sebenarnya hanya merasa kasihan melihat kondisi Zarathos yang nampak lemah dan bukan karena ia istrinya.
"Heh sekarang kau bisa begitu perhatian padaku, ada apa?" tanya Zarathos.
"Diam! Aku melakukan ini bukan karena aku adalah istrimu! Tapi aku hanya sedikit memberikan rasa terima kasih karena kau tidak membunuhku." jawab Rika sambil memalingkan wajahnya dan jika dilihat baik-baik ada sedikit rona merah di pipinya meski hanya berupa garis kecil.
'Kenapa aku malah mengatakan terima kasih dengan nada malu-malu, haaaah, sudahlah, aku harap dia tidak ke geeran.' batin Ryu atau Rika lalu mengalihkan pandangannya menatap Zarathos yang terbaring di kasurnya.
Zarathos sedikit menyunggingkan senyuman ke arah Ryu atau Rika istrinya, lalu mengucapkan sebuah kata.
"Terima kasih perhatiannya. Mungkin besok adalah hari terakhir untukku, sebelum kematianku tiba, aku ingin kau pergilah meninggalkan istana ini, jika Onikage melihatmu, berikan ini padanya, maka ia akan membantumu untuk melarikan diri dari tempat ini." ucap sang raja iblis sambil memberikan sebuah gulungan kerajaan kepada Rika.
Rika yang sebenarnya adalah Ryu jadi teringat akan suatu hal yang sangat menyakitkan pada saat itu, ia teringat masa lalunya dimana ia dan gengnya dulu di kepung banyak musuh dan salah satu dari anak buahnya mengatakan hal yang hampir sama seperti yang dikatakan Zarathos dimana ia meminta dirinya untuk lari sementara ia berjuang melawan kematian.
Ryu atau Rika hanya diam dan mengambil gulungan itu dan kembali ke kamarnya, Ryu tau harusnya mereka tidur sekamar. Namun, meski demikian, nampaknya ia tidak bisa melakukannya, mungkin karena belum siap atau ia memang tidak ingin karena tak ada rasa apapun pada sang Raja, apapun itu yang pasti ia sudah melihat kalau Zarathos juga tidak akan sanggup melakukan hubungan intim dengan kondisi seperti itu.
Setelah mengambil gulungan itu, Rika hanya tersenyum kecil dan pergi meninggalkan suami barunya yang merupakan Raja iblis, meski tidak percaya kalau ada iblis di dunia. Namun melihat orang wujud dari orang-orang yang ada di istana dan bentuk peta yang ada, ia tidak punya pilihan lain selain percaya akan apa yang ia lihat.
"Jadi bagaimana? Apa keputusanmu ketika melihat kondisi dari raja kami yang sudah benar-benar lemah?" tanya Onikage pada Rika.
"Aku tidak tau, tapi aku juga tidak punya kekuatan untuk membantu kalian jadi keberadaanku disini hanyalah beban"
"Jadi begitu, apa yang dikatakan Zarathos-sama kepadamu?" tanya Onikage.
"Aku tidak mau membicarakannya, aku harus tidur di kamarku, aku belum siap untuk tidur sekamar" jawab Rika lalu berjalan meninggalkan Onikage.
"Ratu Rika, bagaimana kondisi tuan raja?" tanya seorang lelaki berambut pirang berotot dengan gelang api di tangannya.
"Dia hanya perlu istirahat Enja, aku sudah mengantarnya ke kamarnya" jawab Rika sambil tersenyum.
"Syukurlah"
"Hem, kami kira Zarathos-sama mengalami kondisi yang berat, ngomong-ngomong kau adalah manusia kedua yang sempat dekat dengan Zarathos-sama" ucap seorang lelaki berambut biru panjang dengan gelang air di tangannya.
"Benarkah itu Suija, emangnya siapa manusia yang pernah dekat dengan suamiku?" tanya Rika, ia mencoba besikap senatural mungkin dan menggali banyak informasi mengenai tempat dan keberadaannya serta ia ingin tau semua hal tentang Zarathos yang terasa sangat misterius.
"Kami tidak tau, yang pasti dia seorang perempuan, dan ia menghianati Zarathos-sama dengan menikamnya dari belakang, dan memanggil para kesatria suci untuk membunuh Zarathos-sama karena serpihan pedang suci yang masih berada di dalam dagingnya dia tidak bisa menggunakan kekuatannya, ia bahkan tidak bisa berubah ke wujud true Devil miliknya" jawab Enja dengan nada sedih.
"Yang penting adalah kau, kau tidak akan menghianati raja kami kan? Jika kau sampai melakukannya, sampai ke ujung lautan pun akan aku kejar" ucap Suija sambil menatap Rika dengan intimidasi. Namun, Rika masih bisa tenang.
'Jadi begitu, dia dan aku hampir sama, di khianati oleh orang yang dekat dengannya, sungguh menyedihkan, dia di ambang kematian dan aku terjebak di dunia iblis.' batin Ryu atau Rika lalu ia hanya tersenyum dan menjawab.
"Aku akan menjaga raja kalian dengan caraku."
"Baiklah kami mengerti."
Suija dan Enja adalah dua saudara penjaga dan pelindung lantai api dan air di kerajaan ini, beberapa jam kemudian, pesta berakhir semua orang pulang, Rika membantu para pelayan untuk membereskan bekas bekas pesta. Namun, para pelayan menolak mereka mengatakan kalau Rika tidak pantas melakukan pekerjaan kasar karena Rika adalah ratu.
"Tidak nyonya besar, anda tidak boleh membantu kami dalam pekerjaan kotor begini." tolak halus mereka, jika dilihat lihat mereka hampir tidak ada bedanya dengan manusia, hanya saja, bentuk telinga mereka yang berbeda atau mereka memiliki tambahan anggota badan, seperti bertelinga hewan dan memiliki ekor hewan ada juga yang punya tanduk dan ada juga yang bertelinga lancip dan berkulit gelap.
"Tenanglah, aku melakukannya karena aku mau, lagian aku sudah terbiasa hidup menjadi orang kecil, aku belum terbiasa hidup dengan hanya memerintah saja."
Mereka semua pun akhirnya pun mengalah dan membiarkan Rika membantu mereka, Onikage dan pasukannya hanya tersenyum melihat hal itu.
"Tak aku sangka Zarathos-sama punya petis terhadap gadis manusia yang model begini." gumam Onikage, ia tidak menyangka kalau gadis kasar di awal pertemuan bisa menjadi lembut dan murah hati ketika sudah terbiasa dengan orang-orang di sekitarnya.
Biasanya para ratu iblis itu memiliki sifat arogan dan juga penuh kesombongan, tapi lihatlah gadis manusia yang terpanggil melalui upacara pemanggilan monster perjuang cerminan hati dan kehidupan si pemanggil, malah menjadi seperti ini, padahal yang memanggil adalah Raja Iblis, harusnya akan menjadi orang yang arogan dan sangat kuat seperti monster, tapi kenapa malah kebalikan dari semua itu.
Bersambung
My Husband is the Demon lord
Chapter: 02
Biasanya para ratu iblis itu memiliki sifat arogan dan juga penuh kesombongan, tapi lihatlah gadis manusia yang terpanggil melalui upacara pemanggilan monster perjuang cerminan hati dan kehidupan si pemanggil, malah menjadi seperti ini, padahal yang memanggil adalah Raja Iblis, harusnya akan menjadi orang yang arogan dan sangat kuat seperti monster, tapi kenapa malah kebalikan dari semua itu.
Ozaki Rika gadis yang terpanggil dari dunia lain oleh sang Raja iblis dan dulu bernama Ozaki Ryu
Ke esokan harinya.
Karena malas menggunakan gaun kerajaan atau bisa dikatakan sebenarnya tidak bisa atau tidak tau cara memakainya, akhirnya lebih memilih pakaian perempuan pertama yang ia pakai di dunia itu.
Yah seragam sekolah anak SMA jepang moderen, meski ia tidak terbiasa mengenakan 15 cm di atas lutut tapi apa boleh buat hanya pakaian itu yang bisa ia pakai secara mandiri, setelah itu Ryu pergi keluar kamarnya dan berjalan menuju ruang tahta dalam perjalanan ia disambut ramah oleh para pelayan Raja iblis.
"Selamat pagi Nona Ratu Iblis Rika."
"Pagi." Sapa balas Rika dengan senyum manisnya ketika melihat para pelayan cantik tersenyum ke arahnya.
Namun senyum itu segera luntur ketika ia berhadapan dengan Onikage. Terlihat jelas Ryu atau Rika begitu waspada ketika berhadapan dengan Onikage.
"Kenapa wajahmu jadi seperti itu di hadapanku?" tanya Onikage di hadapan Rika.
"Bukan apa-apa! Oh iya bagaimana kondisi Zarathos?"
"Yang Mulia baik-baik Nyonya Rika, hanya saja, dia bilang kalau dia ingin bertemu anda." Jawab Onikage.
"Oh jadi begitu."
"Kau ternyata bisa dengan mudah beradaptasi di dunia kami, aku kira kau akan butuh waktu lebih dari setahun untuk membiasakan diri dengan kehidupan barumu dan juga menerima apapun yang terjadi padamu."
Rika hanya diam mendengar ucapan dari Onikage, Onikage memang benar, kalau orang normal pasti tidak akan bisa menerima atau bahkan mempercayai semua hal yang terjadi dalam jangka waktu cepat itu. Tapi Rika memiliki alasan tersendiri untuk mencoba betah tinggal bersama Raja iblis.
"Kalau begitu tolong ijinkan aku ke dapur sebentar, ada sesuatu yang ingin aku lakukan." Ungkap Rika meminta ijin kepada Onikage.
"Ke dapur. Baiklah aku mengerti, ayo ikut aku."
Rika pun mengikuti langkah kaki Onikage menuju dapur, dalam perjalanan Rika tak henti-hentinya menanyakan semua hal tentang Zarathos kepada Onikage, dan Onikage terlihat begitu semangat menceritakan semua tentang Rajanya, baik itu dalam hal keburukan dan hal kebaikan yang ia miliki.
Rika hanya diam mendengarkan, ia mencoba mengambil kesimpulan untuk dimana ia berpijak atau bisa dikatakan dimana ia berpihak. Namun kelihatannya ia masih bingung untuk pergi ke sisi mana, karena ini memang benar-benar sebuah Dilema.
Jika ia pergi meninggalkan Zarathos dan berpihak pada manusia ia akan dianggap tidak tau balas budi, karena Zarathos masih membiarkannya hidup bebas meski enggak boleh keluar istana dengan alasan perang masih terjadi.
Jika ia memihak Zarathos, maka ia akan dianggap para manusia sebagai penghianat ras atau budak iblis. Sungguh kedua pilihan itu bagi Ryu atau Rika sama-sama tidak menguntungkan untuknya, karena ia hanya ingin hidup dengan damai tanpa harus Khawatir tentang adanya ancaman.
"Nah nona Rika kita sudah sampai." Ucap Onikage dengan hormat.
Rika pun masuk ke dalam dan di dalam terlihat banyak pelayan kerajaan yang bertugas memasak sedang sibuk.
"Tunggu Nona Rika."
"Apa?" tanya sebel Rika sambil menatap Onikage dengan pandangan yang tidak mengenakan.
Onikage langsung mengeluarkan keringat sebesar biji jagung ketika mendengar ucapan pedas dari ratu mereka.
"Kau itu sudah menjadi Ratu di sini, enaknya aku harus memanggilmu dengan sebutan apa?" tanya Onikage pada Rika.
"Panggil saja aku seperti biasa aku tidak suka sesuatu yang sangat formal."
"Tidak bisa begitu, hamba akan merasa sangat bersalah jika tetap memanggil anda dengan sebutan nona Rika ketika, eeee~, anda sudah menikah dengan Gusti Prabu, Zarathos."
Rika terdiam mendengar jawaban Onikage, langsung berpikir keras untuk mencari jawaban yang bagus.
"Kalau begitu ... panggilah aku dengan sebutan yang membuatmu nyaman." Jawab Rika pada saat itu, ia sebenarnya tidak mau ambil pusing, mau dipanggil apapun menurutnya bukan masalah, lagi pula di dunianya yang baru ia adalah istri dari Raja Iblis, ia tidak tau apa yang harus ia lakukan, ia juga sebenarnya berharap suatu saat bisa pulang ke dunia asalnya sebagai lelaki untuk sekali lagi.
"Kalau begitu, bagaimana kalau Baginda Ratu Rika?" tanya Onikage pada Rika, Rika yang mendengar hal itu hanya menanggapinya dengan senyum dan mengatakan kalau.
"Gusti Ratu." Gumam pelan Rika atay Ryu sembari menatap ke arah Onikage yang tunduk kepadanya, lalu ia menatap seluruh isi dapur yang isinya merupakan bawahan dari sang raja Iblis Zarathos dan merupakan perkumpulan berbagaimancam ras tersenyum ke arahnya.
Author note: Oh iya satu pemberitahuan, bahwa hanya ialah satu-satunya manusia di istana raja iblis, hal itu membuatnya gugup.
"Baiklah, aku mengerti." Gumam Rika lalu menatap para pekerja dapur atau koki dan pelayan yang ada di sana.
"Kalian semua! Dengarkan aku baik-baik!" semua pekerja dapur pun menatap ke arah Rika, mereka bertanya-tanya apa yang diinginkan oleh ratu pertama mereka, yah meski ada rasa tidak senang di hati masing-masing karena raja mereka menikahi manusia, namun mereka berusaha menerima apapun keputusan raja mereka, "Tolong ajari aku memasak, karena aku ingin menghidangkan masakan khusus untuk Baginda Raja Zarathos!" seru Rika sembari tersenyum dalam wajah gadis preman miliknya.
Para penghuni dapur kerajaan itu terheran-heran akan keinginan sang Ratu pertama itu, karena baru pertama kali ini ada penguasa yang ingin di ajari memasak, biasanya mereka hanya memesan makanan dan marah-marah, kalau makanan yang dipesan itu tidak sesuai selera dan terlambat di kirimkan.
"Kenapa Gusti Ratu ingin di ajari memasak? bukankah Gusti Ratu hanya perlu memesan masakan yang Baginda Ratu Rika inginkan, kepada kami." tanya para pelayan pada Rika.
Rika tersenyum dan mengatakan atau menjawab pertanyaan para monster yang ada disana, dengan muka tenang dan santai. Entah mengapa ia bisa begitu tenang seolah monster-monster yang ada di hadapannya itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dirinya.
"Karena, aku merasa, kalau yang membuatnya adalah kalian, makanan itu tidak akan terasa special, aku ingin Yang Mulia Raja Zarathos, makan-makanan yang aku masak, tapi aku belum bisa memasak, itu sebabnya aku ingin kalian yang mengajariku, aku mohon dengan penuh rasa hormat!" seru Rika sembari bersujud kepada kepala Koki yang ada disana.
"Y-Yang Mulia Ratu he-hentikan!, jangan bersujud di hadapan kami, karena derajad kita sangat berbeda!" seru kepala Koki kerjaan sembari menahan tubuh Rika agar tidak bersujud di hadapan mereka, Onikage yang melihat kejadian itu, hanya diam saja, karena ia menganggap, kalau apa yang dilakukan oleh Rika itu, merupakan bawaan sejak lahir atau kebudayaan yang di anut oleh Rika di dunianya yang sebelumnya.
"Baiklah kami akan mengajari Baginda Ratu memasak." Ungkap sang kepala Koki kerajaan sembari menghela nafas melihat kelakuan unik Ratu mereka dalam meminta sesuatu, "Tapi dengan satu syarat."
"Apa itu?" tanya Rika kepada kepala Koki kerejaan.
"Tolong jangan merendahkan diri Yang Mulia di hadapan para bawahan seperti kami ini, anda memang manusia, tapi status anda jauh lebih tinggi dari kami, maka dari itu, kami tidak ingin anda lebih menghargai dan sedikit berbangga diri dengan posisi nona sebagai Ratu iblis yang dihormati," ungkap para koki kerajaan
Rika lalu tersenyum, ia berjalan dan mengelus wajah sang koki lalu berkata, "Baiklah aku akan menjadi ratu kalian, sekarang tolong ajari Ratu kalian ini cara untuk memasak." Rika lalu berdiri dan menunggu keputusan sang kepala koki.
"Baiklah, kami mengerti!" seru mereka semua lalu dengan semangat mereka mengajari Rika atau sebenarnya adalah Ryu, mereka memberitahukan semuanya, mulai dari bahan-bahan, bumbu dapur dan juga cara memotong sayuran dan juga daging yang ada disana, pisau yang digunakan juga berpariasi.
Setelah sudah menyelsaikan apa yang ia inginkan, ia telah berhasil membuat bubur yang menurutnya enak dan kaya akan nutrisi karena merupakan penggabungan dari berbagai sayur dan nasi yang ada di sana.
Rika membawa bubur itu dengan senyum manis di wajahnya dan setelah keluar dari dapur ia berpaling sebentar dan mengatakan.
"Terima kasih bantuannya, aku harap aku bisa menjadi orang yang kalian harapkan." Setelah menagatakan hal itu Rika pun berjalan menjauhi mereka.
Onikage hanya diam melihat Ratu mereka yang terlihat begitu merendah pada bawahan, lalu ia menatap para koki kerajaan yang nampak memperlihatkan senyumnya ke arah Rika yang menjadi Ratu mereka, mereka melanjutkan pekerjaan dengan semangat dan senyum.
'Sungguh, meskipun ia adalah manusia yang urak-urakan dalam berpakaian dan gaya bicaranya kadang seperti seorang lelaki berandal, ia bisa mengambil alih hati para iblis di istana ini,' batin Onikage sembari tersenyum manis menatap ke pergian Rika.
Kamar Raja Iblis Zarathos.
Sesampainya di kamar ini, Rika langsung mengetuk pintu kamar.
Tok tok tok!
"Siapa?" tanya seseorang dari dalam dengan nada lemas, Rika kaget mendengar suara sang Raja iblis yang terdengar lemas, ia pun hanya diam saja dan menjawab.
"Ini aku, Ryu, Ozaki Ryu," jawab Rika dari luar.
"Oh kau, baiklah silahkan masuk," jawab sang raja iblis dibarengi dengan pintu yang terbuka sendiri, terlihat Rika tersenyum sembari membawa nampan makanan yang berisikan semangkuk bubur dan air susu.
Rika lalu meletakan napan makanan itu di atas laci disamping kasur king size milik sang raja dan mengambil semangkok bubur dan mencoba menyuapi sang raja dengan menggunakan sendoknya.
"Cepat buka mulutmu, kalau tidak bubur ini akan dingin, cepat agar kau bisa sembuh dan memimpin kerajaanmu!" perintah Rika dengan tampang cewek berandal miliknya, Zarathos yang melihat hal itu hanya bisa sedikit menyunggingkan senyumnya dan mencoba untuk duduk.
"Keh, kenapa kau malah ingin aku sembuh hem?" tanya sang Raja.
"Sudah makan saja, aku sudah susah-susah belajar dari para kokimu untuk membuatnya, setidaknya hargai usahaku!"
"Iya-ya dasar keras kepala," ucap sang raja iblis mengalah, ia terlihat lemah, ia mencoba menyendok bubur itu, namun genggaman tangannya terlalu lemah, ia bahkan tak bisa mengangkat sesendok bubur.
Rika yang melihat hal itu langsung mengambil sendok yang jatuh dan menggunakannya untuk menyuapi sang Raja.
"Buka mulutmu!" tegas Rika dengan wajah sedikit bersemu, yah meskipun di sana hanya ada mereka berdua. Namun, Rika tidak yakin sepenuhnya kalau mereka hanya berdua saja.
Zarathos menurut, ia membuka mulutnya dan sesendok bubur nasi pun masuk ke mulutnya, Zarathos terdiam, ketika merasakan bubur itu memasuki mulutnya.
"Bagaimana rasanya?" tanya Rika agak khawatir, yah jujur saja dia adalah manusia, jadi dia jelas khawatir akan perbedaan rasa yang diterima lidahnya dan lidah sang Raja.
"Lumayan, bagaimana kau bisa membuatnya?" tanya Zarathos, wajahnya nampak tidak begitu pucat
"Aku belajar dengan para koki kerajaan, memangnya kenapa?" tanya Rika lagi.
"Jadi begitu, kalau besok aku masih bisa hidup, aku harap aku bisa makan bubur buatanmu," ungkap Zarathos.
'Melihat sifatnya yang seperti ini, sangat sulit dipercaya kalau ia adalah Raja iblis yang jahat,' batin Rika sembari mengelus kepala suaminya dengan lembut.
Rika atau bisa dibilang Ryu itu lalu menyunggingkan senyum, "Kau akan sembuh dan itu pasti."
"Karena kalau kau sampai jatuh sakit, maka aku yang akan kerepotan mengurus kerajaanmu," ujar Rika mengungkapkan harapannya agar sang raja sembuh karena tidak ingin direpotkan dalam urusan kerajaan.
Mendengar hal itu Zarathos jadi tersenyum bahkan hampir tertawa.
"Piff..."
"Hem ada apa?" tanya Rika sembari menatap sang raja Iblis.
"Em tidak ada, hanya saja aku tidak menyangka, kalau kau memiliki rasa tanggung jawab sebagai Ratu, padahal kalau kau mau kau bisa saja melarikan diri dari sini sebelum aku mati," jawab sang raja iblis sembari menahan tawa.
Rika hanya tersenyum melihat Zarathos memasang tampang bahagia meskipun wajahnya sudah sangat pucat dan memprihatinkan.
"Sebaiknya jaga kesehatanmu, selama kau sakit, aku akan merawatmu jadi tolong jangan terlalu banyak merepotkanku."
Rika tersenyum setelah mengungkapkan isi pikirannya, lalu dengan santainya ia melambaikan tangannya keluar dari kamar Zarathos, lalu mulai mengunjungi semua ruangan istana dan melihat Mekanisme yang ada di istana tersebut, mulai dari senjata jebakan dan persenjataan yang ada disana.
'Dari yang terlihat, semuanya terlihat seperti peralatan orang-orang barat di abad pertengahan.' Batin Rika sembari melihat-lihat keadaan.
Banyak para iblis yang belum menerima kehadirannya, hal itu terlihat dari tatapan mata mereka kepada Rika. Namun, Rika tidak menghiraukannya dan menganggap hal itu sebagai angin lalu, selain ahli bela diri, Rika dalam kehidupan sebelumnya atau perlu kita sebut Ryu dulunya juga seorang pekerja Yankee dan anggota Yakuza wanita pertama di kelompoknya dan mengurus berbagai adminitrasi serta berbagai bisnis legal dan ilegal yang dijalankan kelompoknya, hal itu membuatnya mampu mengatasi beberapa masalah kerajaan seperti saat ia mengerjakan beberapa tugas sulit dari perusahaan tempat ia bekerja.
Ia cukup kompiten mengatasi beberapa permasalahan, karena hal itu, beberapa petinggi iblis mulai menghormati Rika dari ilmu pengetahuan yang ia miliki. Namun, Rika tetaplah manusia hal itu membuat para iblis tetap tidak bisa mempercayainya sepenuhnya, apalagi kesan pertamanya saat bertemu Raja mereka begitu keterlaluan.
Rika terus-menerus merawat sang raja iblis Zarathos, skill memasaknya semakin meningkat, ia juga mendapatkan banyak pengetahuan tentang tanaman herbal yang bisa dijadikan obat dari dunia Iblis melalui tabib kerajaan, Rika mempelajari segala hal yang ada di kerajaan Iblis itu, yah dengan wewenangnya sebagai Ratu ia bisa mendapatkan apapun.
Beberapa minggu setelahnya, ke adaan Zarathos mulai membaik. Namun, masih belum bisa dikatakan sembuh, tapi setidaknya ia sudah mengangkat pedang dan menggunakan beberapa sihir, dengan begitu kerajaan kembali ditangani Zarathos, lalu Rika mulai melakukan kegiatan biasanya, belajar memasak, latihan bertarung dengan pelatih prajurit, kemampuan memanah Rika juga sangat luar biasa. Namun, sayang karena ia manusia biasa maka ia tidak memiliki kemampuan untuk mempelajari ilmu sihir.
"Salam hormat Gusti Ratu. Ada urusan apa hingga Gusti datang kemari?" tanya penjaga gerbang air Suija kepada Rika.
"Tidak ada, aku hanya ingin melihat-lihat gerbang yang kau jaga," jawab Rika sembari tersenyum manis.
"Oh, begitu... kudengar Kanjeng Ratu Rika telah merawat yang mulia Raja Zarathos, apa itu benar?" tanya Suija pada Rika sembari mengawasi gerak-gerik Rika yang sedang mengelus gerbang air yang ia jaga.
"Em... aku merawatnya dan sekarang ia sudah lumayan baik, setidaknya ia sudah bisa mengangkat pedang dan bergerak dengan armor berat yang ia miliki. Namun, yang sebenarnya aku lakukan bukan menyembuhkannya, obat yang aku ciptakan untuknya tidak mungkin cukup untuk membuatnya sembuh total. Aku tau kalau dia itu masih sakit, tapi entah kenapa ia selalu memaksakan diri dan beralasan kalau ia sudah bisa memimpin sekarang, dengan berlari-lari dan lain sebagainya, seolah ia tidak ingin dirawat olehku lagi." Jawab Rika sembari memasang wajah khawatir.
Suija nampak tak percaya seorang manusia mau merawat Raja mereka hingga bisa bergerak kembali, ia malah mengira kalau Rika akan mengambil kesempatan untuk membunuh raja mereka.
"Mungkin, yang mulia Raja hanya tidak ingin baginda ratu terlalu khawatir." Ungkap Suija sembari tersenyum.
Rika ikut tersenyum mendengarnya, "Benarkah? Kalau begitu aku bisa lega mendengarnya, tapi meski begitu aku tetap khawatir, karena aku tidak tau kondisinya akan bertahan sampai kapan? Kalau ia tidak meminum obatnya lagi. Apalagi aku sempat mendengar kalau beberapa kerajaan telah mempersiapkan pasukan mereka untuk menyerang." ungkap Rika sembari tersenyum. Namun, senyum itu bukan senyum bahagia, melainkan hanya senyum hampa untuk menutupi rasa khawatir yang ia miliki.
"Ngomong-ngomong yang mulia Rika, kalau boleh tau, kenapa kau begitu khawatir dengan Raja kami, aku tau kau sudah menjadi istrinya, tapi kau adalah manusia dan Raja kami adalah iblis, apalagi pernikahan ini bukan atas dasar cinta, jadi atas alasan apa kau menyelamatkan Raja kami?" tanya Suija, kali ini ia tidak bisa menahan rasa penasarannya terhadap Rika.
"Aku melakukannya demi diriku dan keuntunganku ... asal kau tau walaupun aku bukanlah orang genius tapi aku bisa memilih jalan terbaik untuk ku jalani."
"Pertama kenapa aku khawatir kalau Raja kalian mati adalah, karena hanya dia yang melindungiku."
"Kedua kenapa aku tidak melarikan diri? Karena aku tau aku tidak akan bisa kemana-mana, kalaupun aku bisa lari dari istana ini, memangnya aku harus kemana? Aku sama sekali tidak mengenal daerah yang ada di dunia kalian."
"Terakhir jika kerajaan kalian dikalahkan, aku belum tentu mendapatkan kebahagiaan, bisa saja aku dijadikan budak oleh para kerajaan yang mengalahkan kerajaan kalian," jawab Rika tanpa basa-basi, bagi Rika mengucapkan semua alasannya adalah hal yang terbaik, meskipun ia dibunuh saat itu juga ia tidak akan masalah
"Kau jujur sekali untuk alasanmu yang satu ini," ungkap Suija sembari tersenyum.
"Bahkan jika kau membunuhku saat ini juga aku tidak akan masalah, karena memang aku berbuat baik hanya untuk diriku sendiri, aku seorang pembisnis jadi apapun yang aku lakukan jelas aku selalu mengincar hasil yang dapat memberikan keuntungan untuk diriku, itu sebabnya aku tidak terlalu mempermasalahkan soal pernikahanku dengan Raja kalian karena aku bisa mendapatkan akses apapun dari kerajaan ini sebagai keuntungannya," ucap Rika.
"Jadi kau juga bisa menghianati kerajaan jika hal itu menguntungkanmu?" tanya Suija, pada Rika, Rika hanya diam dan berpaling menjauh.
"Tanpaku jawabpun kau pasti akan tau jawaban dariku," jawab Rika lalu menjauh dari sana.
'Dia tidak bisa dipercaya' batin Suija sembari menatap tajam Rika
Bersambung
My Huband is Demon Lord
Chapter 03: Menyelamatkan Raja Iblis yang tengah sekarat.
"Kau jujur sekali untuk alasanmu yang satu ini," ungkap Suija sembari tersenyum.
"Bahkan jika kau membunuhku saat ini juga aku tidak akan masalah, karena memang aku berbuat baik hanya untuk diriku sendiri, aku seorang pembisnis jadi apapun yang aku lakukan jelas aku selalu mengincar hasil yang dapat memberikan keuntungan untuk diriku. Itu sebabnya aku tidak terlalu mempermasalahkan soal pernikahanku dengan raja kalian karena aku bisa mendapatkan akses apapun dari kerajaan ini sebagai keuntungannya," ucap Rika.
"Jadi kau juga bisa menghianati kerajaan jika hal itu menguntungkanmu?" tanya Suija, pada Rika, Rika hanya diam dan berpaling menjauh.
"Tanpa ku jawab pun kau pasti akan tau jawaban dariku," jawab Rika lalu menjauh dari sana.
'Dia tidak bisa dipercaya' batin Suija sembari menatap tajam Rika.
Rika pergi meninggalkan Suija, Rika tau kalau iblis air itu tidak akan pernah menyukainya, meskipun mahluk itu tidak memperlihatkan kebenciannya. Akan tetapi Rika jauh lebih waspada kepada orang-orang seperti Suija.
Hal itu dikarena menurut pepatah, air yang tenang belum tentu tidak mengandung bahaya di dalamnya.
Rika bahkan lebih takut pada orang-orang yang sifatnya sama seperti Suija. Kenapa? Itu karena bagi Rika orang yang menyembunyikan kebencian atau perasaan sebenarnya yang ia rasakan akan sangat sulit untuk di atasi, karena dia tidak akan tau apa yang harus dilakukan untuk mengatasi kebencian itu atau mengatasi serangan-serangan yang akan dilancarkan.
'Iblis air itu sangat sulit untuk di tebak sifat aslinya, sepertinya dia adalah seorang pembunuh bayaran yang berpengalaman,' batin Rika sembari berjalan mengelilingi istana, banyak dari para iblis memberikan rasa hormat kepadanya.
Hal itu sudah terjadi semenjak menikah dengan Zarathos, namun pada saat itu Rika melihat rasa hormat mereka, itu hanya sebatas karena ia adalah istri raja mereka.
Namun, Rika nampak kaget melihat perubahan yang terjadi saat beberapa hari setelah kesehatan sang Raja mulai pulih, Rika merasakan perbedaan rasa hormat yang mereka berikan kepadanya, pandangan yang mereka berikan terasa cukup tulus tidak seperti dulu yang hanya karena terpaksa.
Rika nampak penasaran akan hal itu, saat ia bertanya kenapa mereka menghormati dia dengan tulus, mereka menjawab kalau itu hanya sebagai rasa terima kasih karena telah membuat Raja mereka menjadi sehat kembali dengan ramuan yang ia buat.
"Kurasa kalian harus menyimpan rasa terima kasih kalian karena..." mengambil nafas dalam lalu menghembuskannya kembali, Rika pun melanjutkan kalimatnya.
"Raja kalian sebenarnya masih belum sembuh, obat yang aku berikan tidak mungkin bisa menyembuhkannya. Obat itu hanya berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh, untuk sekarang ia mungkin terlihat sehat namun untuk kedepannya kita tidak akan tau apa yang akan terjadi," lanjut Rika, ia nampak kesal, karena ramuan herbal yang dia buat sama sekali tidak diminum oleh Zarathos dengan alasan dia sudah cukup kuat dan bisa dikatakan sembuh.
Padahal Rika sudah sangat sering mengatakan kalau obat yang dia buat harus terus diminum. Karena, jika tidak maka reaksi obatnya akan hilang dan Zarathos akan kembali sakit.
Rika ingin Zarathos tetap sehat itu dikarenakan, Rika sempat mendengar kalau beberapa minggu lagi kerajaan mereka akan diserang dan kalau sampai kerajaan mereka kalah, Rika memang akan bebas dari kerjaan para Iblis atau jeratan kontraknya dengan sang raja Iblis.
Namun, Rika juga memikirkan nasibnya kedepannya yang sama sekali tidak mengenal siapapun di dunia barunya. ia juga tidak tau apakah dia akan di anggap tawanan perang atau mungkin saat kerjaan ini diserang dia ditangkap dan dijadikan budak kerajaan manusia.
Rika, atau yang dulunya Ozaki Ryu, adalah orang yang selalu memikirkan konsekuensi dari setiap tindakannya. Bila kemungkinan terjadinya hal buruk lebih banyak, Rika akan memilih opsi lain yang lebih baik.
"Jadi Yang Mulia Raja, Zarathos masih belum sembuh?" tanya mereka
"Em, tapi yang membuatku kesal adalah dia tidak pernah mau menuruti dan mendengarkan apa yang aku katakan tentang ramuanku, dia bilang dia benar-benar sudah sembuh, sembuh dari mana? Sialan! Aku sudah berulang kali mengatakan kalau ramuan yang ku buat belum bisa menyembuhkannya!" Rika mengumpat. sebagai seorang Ratu yang perhatian.
"Tapi menurut kami Gusti Ratu, hanya terlalu khawatir saja. Lihatlah selama ini Yang Mulia Raja, saat mendapatkan peraawatan dari Gusti Ratu dia nampak baik-baik saja bahkan semakin sehat," ungkap para pelayan kerajaan pada Rika yang telah menjadi Ratu di kerajaan mereka, yah meskipun Rika adalah manusia, mereka menghormatinya karena jasa Rika dalam membuat Raja mereka kembali mendapatkan kekuatannya.
"Benarkah? Bagiku dia hanyalah iblis bodoh yang tidak mau mendengarkan peringatan orang lain," ungkap pedas Rika, ia pergi meninggalkan para pelayan dengan perasaan kesal.
Sementara para pelayan kerajaan iblis hanya tersenyum melihat tingkah Ratu pertama mereka, yah ini adalah pertama kalinya Zarathos tertarik dengan perempuan dan menikah.
Yah meskipun yang Raja mereka nikahi adalah seorang manusia. Namun, mereka bersyukur karena setidaknya ada kemungkinan kalau Zarathos akan memiliki keturunan, apalagi melihat kepedulian Rika kepada Zarathos yang merupakan Raja mereka.
Sementara Ozaki Rika langsung pergi ke ruang kesehatan untuk mengembangkan bakatnya dalam ilmu pengobatan dengan para tabib di sana, Rika sama sekali tidak pernah sungkan untuk belajar dari siapapun, ia menghormati semua profesi siapapun, bahkan jika itu adalah pekerjaan terendah.
Rika belajar dari banyak iblis yang ada di istana itu dalam mengenai banyak hal.
"Jadiii ... Yang Mulia Raja sama sekali tidak mau meminum obatnya?" tanya para tabib disana.
"Em, dia bilang dia sudah cukup kuat untuk bertarung dan tidak perlu lagi meminum obat dengan rasa aneh dan memuakan itu ... sungguh yang dia katakan itu membuat kepalaku terasa mau pecah, apa selama ini dia berpikir kalau obatku hanya untuk meningkatkan daya tahan sementara itu adalah lelucon belaka?" tanggap Rika dengan perasaan sangat kesal, sakin kesalnya terlihat Rika mengolek tanaman obat dengan sangat cepat, sehingga membuat nya berhamburan kemana-mana.
"Sebaiknya kau tak usah terlalu memikirkannya, Gusti Prabu hanya ingin Kanjeng Ratu untuk tidak terlalu khawatir padanya." Ucap para tabib kerajaan yang terdiri atas para Oni, Dwarf dan Dark Elf, mereka sangat pandai dalam bidang pengobatan atau pembuatan Potion dan Elixir
Rika nampak terlihat semakin kesal dengan mereka, saat mereka bertingkah seolah tak peduli dengan Raja mereka.
Sesosok Oni berkulit merah dengan tanduk satu dan dipanggil dengan nama Join Red, tersenyum ke arah Rika, dia mendekat dan berkata.
"Saat medan perang tiba, aku akan ikut berperang bersama Yang Mulia, buatlah ramuannya sebanyak mungkin, karena saat di medan perang nanti akulah yang akan memberikan ramuannya pada yang mulia!"
"Heh, baiklah aku akan membuatnya sebanyak mungkin dan kau harus memastikan kalau Gusti Prabu mau meminumnya dengan cara apapun!" titah Rika pada Oni yang ada dihadapannya.
"Tentu saja!"
Rika langsung tersenyum kembali, rasa khawatir dan stresnya nampak berkurang, Oni merah itu langsung menatap ke arah teman-temannya dan mengacungkan jempolnya, para Dark Elf dan pekerja yang membuat ramuan-ramuan sihir kerajaan itu hanya bisa tersenyum melihat Ratu mereka kembali tenang.
"Oh iya Kanjeng Ratu Rika, kalau boleh tau, kenapa Kanjeng Ratu tidak memakai gaun kerajaan?" kali ini Dark Elf wanita yang ada disana bertanya.
"Bukan apa-apa. Hanya saja pakaian formal kalian itu sangat sulit ku pakai," jawab Rika sembari meracik beberapa tanaman herbal menjadi obat, ia mencoba untuk fokus dengan pekerjaannya
"Piff, aku tidak menyangka Kanjeng Ratu benci pakaian Formal kerajaan, Ahahahaahahahaha!" tawa Dark Elf wanita itu.
Rika hanya diam sembari tersenyum, lalu fokus pada pekerjaannya.
"Sebenarnya aku tidak membenci pakaian Formal kerajaan, hanya saja aku tidak bisa memakai gaun indah itu seorang diri, makanya aku malas memakainya" jawab santai Rika dengan wajah lesu.
"Mau aku ajarkan cara memakainya?" tawar dark elf itu sembari tersenyum.
"Sebaiknya tidak usah, aku tidak mau merepotkan siapapun di sini" ungkap Rika yang sendari tadi tetap fokus pada pekerjaannya.
"Justru kalau Kanjeng Ratu tidak bisa menggunakan pakaian formal kerajaan akan membuat kami semua repot, untuk memakaikan pakaian itu, ditambah lagi Kajeng Ratu akan ditatap sinis oleh para petinggi iblis jika tidak mengenakan gaun kerajaan dalam acara-acara penting kerajaan," jelas sang Dark Elf secara panjang lebar.
Rika yang mendengar perkataan dari Dark Elf itu langsung terdiam beberapa saat, lalu ia pun tersenyum kecil.
"Kalau begitu, setelah aku menyelesaikan seratus ramuan obat, untuk Yang Mulia Raja, kita akan langsung ke kamarku, disana kau harus mengajariku sampai aku benar-benar paham cara melakukannya."
"Sendiko Kanjeng!" gadis dari ras Dark Elf itu pun pergi dan kembali melakukan pekerjaannya untuk membuat Potion.
"Haaaaah ..." Rika menghela nafasnya dengan sangat panjang, dia mulai tidak memahami perasaannya yang menjadi begitu khawatir akan keadaan sang raja Iblis.
Rika terus saja fokus pada pekerjaannya, Rika meskipun dia adalah seorang Ratu, ia tidak mau berdiam diri dan memerintah seenaknya, dia lebih suka bekerja bersama para iblis istana dan mendengar keluhan mereka, lalu menyampaikannya pada Zarathos dan memberikan beberapa pilihan terbaik untuk dipilih oleh sang Raja. Yah Rika sudah terbiasa dengan pekerjaannya sebagai pemimpin perusahaan dan juga wakil salah satu keluarga Yakuza, Rika dulunya bekerja di banyak tempat dengan banyak propesi.
Sewaktu kehidupannya sebagai Ozaki Ryu dia adalah seorang Yakuza yang paling ditakuti di kelompoknya, Ozaki Ryu, orang-orang dari dunia gelap selalu memanggilnya dengan gelar sang Naga dari Kantou, Naga itu diambil dari namanya yang berarti Naga dan Kantou adalah kota asalnya, gelar Naga itu di dapat juga didapatnya dari kekuatan fisiknya yang tidak manusiawi.
Ozaki Ryu atau yang sekarang dipanggil Ozaki Rika di kerajaan Raja Iblis Zarathos, pernah di hujani peluru senapan tipe SMG di sekujur tubuhnya. Namun, masih bisa berlari dan membunuh banyak musuh, lalu pingsan setelahnya dan saat berhasil melewati masa keritis, kekuatan fisik Ryu malah semakin meningkat. Namun, setelah ia bertemu dengan seorang pria tampan dan cupu dan menarik perhatiannya. Ryu keluar dari kehidupannya sebagai Yakuza dan melamar kerja di perkantoran biasa.
Lalu mulai mendekati pemuda itu, mereka berpacaran dalam waktu lama, apalagi ternyata pemuda cupu itu adalah teman masa kecilnya. Namun, yang membuat Ryu patah hati adalah, baru enam bulan mereka pacaran, ia dikejutkan kalau pemuda itu dijodohkan dengan kakaknya, mendengar hal itu membuat perasaannya hancur dan akhirnya tersambar petir lalu muncul di dunia baru sebagai perempuan lalu dijadikan istri oleh raja Iblis.
Zarathos, sangat senang Rika memiliki kemampuan politik yang hebat dan memadai, hanya saja masalahnya Rika tidak pernah memakai gaun kerajaan dan selalu memakai baju sailor atau seragam pelaut yang ada di lemarinya.
Rika juga orang yang sangat cepat mempelajari sesuatu yang rumit, termasuk memasak dan juga membuat ramuan herbal, yang hanya bisa dilakukan oleh beberapa pengrajin Potion atau tabib istana.
Dan sakin hebatnya hanya dalam beberapa jam saja 50 ramuan sudah selesai dengan cepatnya, bahkan saat itu Rika membuatnya dalam keadaan melamun.
"Huaaah, lihat Kajeng Ratu bisa membuat ramuan herbal dalam keadaan melamun tanpa memasukan bahan yang salah." Puji mereka semua yang melihat Rika membuat meracik ramuan herbal sembari melamun.
"Hei-hei, kira-kira apa yang dipikirkan Yang Mulia Ratu?"
"Entah mungkin masalah malam pertama."
"Kalian semua, apa yang kalian bicarakan?" tanya Rika dengan nada kasar.
Mereka semua kaget dan menatap ke arah sumber suara, terlihat Rika sedang memasang tampang atau ekspresi Yakuza nya, mereka semua langsung kaget dan ngeri sendiri melihat ekspresi menakutkan Rika.
"Hiiiiiii! Kanjeng Ratu, tolong hentikan tatapanmu! Itu mengerikan!"
'Hoy-hoy, menurutku wajah kalian itu jauh lebih mengerikan,' batin Rika sembari mengalihkan pandangannya.
"Haah... yasudahlah, paman Red, tolong simpan obat-obatan herbal ini untuk di peralatan perang, selain untuk menambah daya tahan tubuh, itu juga bisa digunakan untuk menyembuhkan luka," perintah Rika lalu pergi dari sana.
"Ah siaap!"
Rika tersenyum lalu pergi keluar dari tempat itu. Namun, sebelum benar-benar keluar, ia menatap dark elf wanita yang tadi bicara padanya.
"Apa kau bisa meninggalkan pekerjaanmu sebentar saja untuk membantuku?" tanya Rika pada Dark Elf yang ada di hadapannya.
"Tentu saja," jawab singkat gadis itu lalu tersenyum manis, lalu ia pun pergi meninggalkan pekerjaannya dan mengikuti Rika untuk masuk ke kamar ratu, saat sudah di dalam, Rika membuka lemarinya yang dipenuhi gaun-gaun kerajaan yang sangat elegan dan berkelas.
"Seperti yang diharapkan dari kamar Ratu, banyak sekali baju-baju bagus dan perhiasan yang indah," gumam Dark Elf itu sembari tersenyum.
"Ah perhiasan yang terlalu mewah dan berlebihan seperti ini sebenarnya membuat hatiku kurang nyaman." Sambung Rika sembari mengelus gaun putih indah dengan hiasan-hiasan berbentuk kelopak bunga lili pada bagian bandu dan bagian yang menutup kaki, lalu pada bagian dadanya.
"Kanjeng Ratu." panggil Dark Elf itu merasa khawatir akan pandangan wajah Rika ke arah gaun putih itu.
"Ah iya." sahut Rika sembari tersenyum dan melepaskan gaun putih itu dari lemarinya.
"Gaun yang indah, apa Kanjeng Ratu pernah melihat gaun ini sebelumnya?"
"Yah pernah, gaun ini adalah gaun yang digunakan oleh kakak perempuanku dalam pernikahannya dengan lelaki yang sudah di jodohkan dengannya dan lelaki itu adalah orang yang aku cintai," jawab Rika sembari tersenyum kecil, ia tidak ingin terlihat lemah di hadapan siapapun, bahkan jika itu adalah pelayannya.
Tanpa sadar air mata Rika menetes, "Disaat mereka semua bahagia, aku harus berjuang menentukan nasib di dunia baru bersama suami baruku yang merupakan Raja iblis, ditambah lagi aku belum begitu terbiasa dengan semua yang ada di sini."
"Sudahlah, lupakan saja lelaki itu, lupakan masa lalu Kanjeng Ratu, sekarang ayo kita pelajari cara memakai gaun," ajak sang Dark Elf tersebut, karena ia merasa bersalah karena mengungkap masa lalu sang Ratu yang cukup menyedihkan.
"Ah, ya tentu, ayo cepat." Rika dengan cepat memilih beberapa gaun untuk dipelajari cara memakai dan cara berjalan dengan gaun itu.
"Oh iya kenapa Kanjeng Rika mau menikah dengan Raja kami yang aneh itu?" tanya Dark elf itu sedikit dengan nada penasaran.
"Em... sebelum itu namamu siapa?"
"Mary, namaku Mary,"
"Mary-san kah, berapa umurmu?"
"350 tahun,"
"Eh???"
"Memangnya kenapa?"
"Usiaku masih 27 tahun dan aku sudah terlihat dewasa, sedangkan kau 350 tahun masih terlihat seperti gadis remaja, yang benar saja? Kalau kau mengatakan itu di tempat asalku kau bisa dihukum mati karena di anggap berbohong!" Rika benar-benar tercengang dengan kenyataan yang di dengarnya, sementara Mary hanya senyum-senyum saja.
"Kanjeng Ratu jangan lupa, kalau ras kita berbeda, jadi bisa dikatakan proses pertumbuhan kita juga berbeda."
"Ah kau benar, aku lupa akan hal itu," ungkap Rika sembari tersenyum malu akan kenyataan aneh yang ia dapatkan.
"Hem jadi bagaimana?"
"Bagaimana apanya?"
"Huf ... bagaimana bisa kau menerima pernikahanmu dengan Raja kami?"
"Oh soal itu, entahlah, sebenarnya aku masih belum bisa menerima pernikahan ini. Akan tetapi aku juga sudah memikirkan segala macamnya hal yang bisa membuatku menerimanya, sekarang aku memang masih belum menemukan alasannya ... tapi suatu saat aku pasti akan tau," ungkap Rika sembari mengelus wajah Mary dengan lembut, saat menatap Mary, ia malah teringat dengan adik perempuannya Ozaki Mayu.
Rika juga tidak pernah memakai sepatu hak tinggi, karena bagi Rika sepatu yang seperti itu terlalu merepotkan.
Namun demi Image nya sebagai Ratu dari kerajaan itu ia pun rela mempelajari cara berjalan dengan sepatu itu sampai kakinya membengkak.
Beberapa minggu kemudian.
Akhirnya tibalah saatnya kerajaan mereka diserang, Zarahos sang raja iblis pergi membawa 500 pasukan ke medan perang, melawan 300.000 pasukan manusia yang terdiri dari 30 pasukan berkuda, 500 pasukan berjirah, 1000 pasukan penyihir elit 200 pasukan pemanah 70 pasukan prajurit biasa, 100 petugas medis lalu sisanya adalah pasukan udara.
Sementara Zarathos membawa 100 prajurit berkuda, 100 prajurit naga terbang, 100 pasukan sihir, seratus sisanya untuk keperluan biologis, yaitu bahan makanan, obat-obatan dan lain sebagainya.
Para penghuni istana menjunjung tinggi nama Raja mereka dan bersorak untuk memberikan semangat pada raja mereka agar kesempatan menang meningkat.
Rika pun mendekati Zarathos untuk terakhir kalinya sebelum pergi meninggalkan istana. Dia tau kalau Zarathos tidak akan pernah menganggapnya seperti istri yang sesungguhnya karena perbedaan ras mereka.
"Apa ada sesuatu yang ingin kau bicarakan denganku, Rika?" tanya Zarathos sembari menatap Rika, ia sudah siap berperang dengan pakaian berupa jubah hitam dia menatap Rika dengan mata merahnya.
"Aku tidak pernah meminta apapun kepadamu selama ini ... tapi bisakah sekali ini saja kau menuruti keinginanku..."
"Memangnya apa yang kau inginkan dariku manusia?"
Rika lalu tersenyum lalu mengarahkan tinjunya ke hadapan sang Raja.
"Berjanjilah padaku kalau kau tidak terlalu memaksa diri dan kembali dengan selamat ... kalau bisa tolong minum obatmu di medan perang nanti," jawab Rika.
"Kenapa kau tiba-tiba menjadi perhatian kepadaku?" tanya sang raja iblis pada Rika yang tiba-tiba perhatian padanya.
"Tidak ada ... hanya saja aku ingin kau kembali dengan selamat, karena setelah cukup lama bersama aku melihatmu sangat mirip dengan Oyabon," ungkap Rika sembari memalingkan wajahnya.
"Oyabon?"
"Bos besar,"
"Huh???"
"Cik!... Dalam organisasi gelap tempat dimana aku bekerja dulu, Oyabon adalah sebutan untuk Bos besar!"
"Oh," Zarathos pun tersenyum lalu naik ke atas kuda api miliknya lalu ia menatap ke arah Rika dan pergi bersama prajuritnya pergi ke medan perang, di mana mereka akan bertempur dengan manusia yang menyerang kerajaan mereka.
Rika mengawasi kepergian Zarathos dari balik jendela istana.
'Perasaan apa ini? Kenapa aku merasa tidak nyaman saat ia sudah jauh dariku, rasa-rasa tak rela ini kenapa bisa aku miliki?' batin Rika sembari memandangi kepergian Zarathos suaminya yang pergi dengan ratusan prajurit.
Rika lalu berbalik dan pergi menelusuri istana seperti biasa, karena ia tidak di ijinkan keluar istana, maka dari itu ia hanya jalan-jalan di istana sembari melupakan perasaan aneh yang sempat ia rasakan.
Seluruh penghuni istana merasa heran melihat ratu mereka menjadi murung, seperti tengah memikirkan sesuatu, ratu mereka yang selalu ceria dan berbagi pengetahuan serta begitu baik, menjadi murung dan nampak sedang tak ingin diganggu.
Rika nampak memperhatikan kolam hias yang ada di halaman istana Rika hanya diam sembari melemparkan batu-batu kerikil sembari menunggu kabar tentang hasil perang.
Plung
plung
plung
"Haaaaaah ... kenapa aku selalu kepikiran tentang Raja bodoh itu? Aku yakin dia pasti tertawa bahagia sembari menari-nari di atas mayat orang banyak," gumam Rika sembari mencoba menenangkan hatinya yang sedang kacau balau.
"Apa yang tengah Baginda Ratu pikirkan?" tanya seorang gadis berambut pirang panjang dengan kulit kecoklatan datang menghampiri Rika.
"Mary kah, haaa... kau tidak perlu tau," jawab singkat Rika sembari tersenyum.
"Heeeeh, jangan begitu dong ... tolong kasih tau aku, kitakan sudah jadi teman," bujuk Mary pada Rika sembari tersenyum manis.
"Enggak ada apa-apa kok, kamu enggak usah khawatir," jawab Rika sembari menatap ke arah kolam hias yang dipenuhi ikan itu dengan pandangan kosong.
"Kalau memang tidak ada apa-apa, kenapa Gusti Ratu malah melamun disini dan melempari kolam dengan batu? Hal ini adalah hal yang sama sekali tidak pernah baginda ratu lakukan beberapa hari lalu," ucap Mary mencoba mempropokasi Rika untuk memberitahukan apa yang ratu mereka pikirkan.
"Anak kecil enggak perlu tau," tukas Rika sembari mengalihkan pandangan matanya dari remaja perempuan itu.
"Heeeeh, secara teknis aku lebih tua darimu loh," timpal Mary, Rika sedikit tercekak mendengarnya, karena ia ingat betul usia Mary yang mencapai tiga ratus tahun lebih.
"Heh ... tapi dalam sudut pandang rasmu kau masihlah remaja," sanggah Rika.
"Kalau menggunakan sudut pandang rasku, Baginda Ratu hanyalah anak-anak," balas Mary tak mau kalah.
"Ergh, sudahlah aku tidak mau bicara lagi," balas Rika kembali menatap kolam hias dan melemparinya dengan batu, ada beberapa batu yang memantul sampai ke tepi kolam saat dilempar, ada juga yang langsung tenggelam.
"Haaaah, yasudahlah, Baginda ratu ... kalau kau perlu sesuatu kau bisa bisa memanggilku atau pelayan yang lain." Mary mencoba pergi dari Rika namun tangan halus dan lembut mencegah langkahnya.
"Tolong temani aku, sebentar saja disini," pinta Rika pada Mary yang baru saja menjadi temannya dalam beberapa hari lalu.
Mary sedikit tersenyum lalu duduk disamping Rika yang nampak tengah galau atau sedang memikirkan sesuatu.
"Kalau begitu, bisakah nona Rika memberitahukan sesuatu yang mengganjal di hati nona?"
"Bisa saja, tapi tolong jangan kau beritahu siapapun akan hal yang aku curahkan kepadamu ini," pinta Rika pada Mary.
"Percayalah padaku!" seru Mary mencoba mendapatkan kepercayaan Rika.
"Aku hanya khawatir akan kondisinya, aku tau betul dia tidak pernah mau memakan obatnya, meskipun aku terus memaksanya, aku tau betul sikap keras kepalanya itu, bahkan jika paman Red memaksanya aku yakin ia akan membuang obat itu dan berkata kalau aku tidak kenapa-kenapa dan tidak perlu minum obat. Tingkahnya yang kelewat pede itu membuatku marah kesal bercampur takut."
"Takut?"
"Aku takut dia kalah, kerajaan ini hancur dan kita semua akan diperlakukan sebagai budak dari kerajaan yang menang," jawab Rika sembari melemparkan batu-batu krikil ke air.
"Hahahaha, ku kira dari sekian banyak warga kerajaan hanya Yang mulia Ratu yang punya pikiran pesimis," ucap tak percaya Mary, meskipun Mary juga merasa takut kalau hal yang dikatakan Rika terjadi.
"Heh, itu karena aku adalah orang yang selalu was-was akan segala sesuatu yang terjadi, meskipun banyak yang percaya kalau kami, kita akan menang."
"Bukankah itu terlalu berlebihan? Seharusnya Baginda Ratu tidak usah pesimis," ucap Mary mencoba menenangkan hati Rika.
"Percaya diri itu bagus, tapi kalau terlalu berlebihan itu juga akan menjadi bomerang tersendiri," ungkap Rika sembari memandangi kolam hias.
Di medan perang.
Di tengah-tengah hamparan tanah yang sangat luas terjadi pertempuran manusia melawan pasukan iblis, mereka semua bertempur mati-matian, termasuk raja Iblis Zarathos yang maju ke medan perang secara langsung la melancarkan banyak sihir-sihir kuat untuk menghalau pasukan musuh
"Haaaaaa, Magi, magi-magika Rage of Dragon Buster!" munculah gumpalan api membentuk naga besar panjang yang terus menyemburkan api ke arah pasukan musuh, sang raja iblis tersenyum melihatnya
Para pasukan penyerbu kalang kabut menghalau serangan sihir sang raja iblis, mereka melarikan diri namun naga api itu terus mengejar, sampai akhirnya para pasukan penyihir menggunakan sihir air dan es untuk melawan sihir api sang raja iblis.
Pertarungan dihentikan dengan perginya para manusia, namun itu masih belum berakhir, karena dalam peperangan pasti akan terjadi beberapa pase, maka dari itu Raja Iblis dan pasukannya memilih berkemah di sekitar hutan terdekat.
"Yang Mulia Raja, minumlah ramuan herbal ini, Kanjeng Ratu, sudah membuatkannya untukmu secara khusus, jadi setidaknya hargai usahanya untuk menjaga kesehatan tuan dengan meminumnya," Pinta Join Red pada Zarathos.
"Kenapa dia begitu bersih keras memperhatikan kesehatanku? Padahal dia itu manusia?"
"Kenapa Gusti Prabu?"
"Buang saja semua ramuan yang dia buat, aku masih belum bisa percaya kepadanya," jawab Zarathos lalu berjalan lunglai kehadapan para panglima perangnya.
"Tapi Gusti..."
"Kubilang buang!"
"Baiklah hamba mengerti."
Join Red, pemimpin setan merah itu hanya bisa menghela nafas dan membuang semua obat-obatan herbal buatan Rika atau bisa dibilang Ryu.
"Yang Mulia, anda kenapa?" tanya sang pengatur strategi melihat keadaan Zarathos yang tiba-tiba terjatuh.
"Bukan apa-apa Todoroki, ini hanya masalah kecil, lakukan saja tugasmu."
Para petinggi kerajaan yang ikut berperang hanya diam menatap khawatir ke arah sang raja, tentu saja Join Red juga demikian. Namun, apaboleh buat, obat itu sudah dibuang dan disimpan juga tidak ada gunanya Zarathos pasti akan menolak untuk meminumnya.
'Kenapa tubuhku terasa seperti melemah, bukankah tadi aku cukup kuat untuk mengeluarkan sihir tingkat tinggi?' tanya batin Zarathos sembari menatap kodisinya. Zarathos mulai merasakan nyeri ditubuhnya.
Secara tiba-tiba Zarathos kembali mengingat pembicaraan terakhirnya dengan Rika sebelum berangkat ke medan perang.
"Aku tidak pernah meminta apapun kepadamu selama ini ... tapi bisakah sekali ini saja kau menuruti keinginanku..."
"Memangnya apa yang kau inginkan dariku manusia?"
Rika lalu tersenyum lalu mengarahkan tinjunya ke hadapan sang Raja.
"Berjanjilah padaku kalau kau tidak terlalu memaksa diri dan kembali dengan selamat ... kalau bisa tolong minum obatmu di medan perang nanti," jawab Rika.
"Kenapa kau tiba-tiba menjadi perhatian kepadaku?" tanya sang Raja iblis pada Rika yang tiba-tiba perhatian padanya.
"Tidak ada ... hanya saja aku ingin kau kembali dengan selamat, karena setelah cukup lama bersama aku melihatmu sangat mirip dengan Oyabon," ungkap Rika sembari memalingkan wajahnya.
"Oyabon?"
"Bos besar."
"Huh???"
"Cik!... Dalam organisasi gelap tempat dimana aku bekerja dulu, Oyabon adalah sebutan untuk Bos besar!"
Zarathos tiba-tiba kembali tersenyum dalam keadaannya yang sedang sakit.
"Ah... bodohnya aku, jika dia mengetahui hal ini mungkin dia akan marah-marah padaku," gumam pelan Zarathos mencoba menahan tawa mengingat wajah Rika yang sok tak peduli kepadanya.
'Kenapa dia bisa begitu perhatian kepadaku, padahal peperangan ini melibatkan rasnya, aku jadi aneh melihat dia mendukungku padahal musuh yang dihadapi adalah manusia' batin Zarathos, mencoba memahami jalan pikiran Rika.
Kembali ke istana.
Hari menjelang malam, semua pelayan sudah pada tidur, namun Rika nampak kesulitan untuk tidur di kamarnya yang begitu besar, karena kesulitan untuk tidur, ia pun pergi ke ruang kesehatan kerajaannya, disana ia menggunakan beberapa tanaman herbal yang ada lalu mulai meracik bahan-bahan tanaman itu menjadi sebuah ramuan, entah karena kebiasaan atau tidak, Rika nampak jauh lebih tenang ketika meracik obat-obat itu.
Di tangan Rika pekerjaan apapun menjadi sangat ringan, Rika bahkan tidak ingat tidur gara-gara keasikan membuat obat-obatan herbal yang ada di resep ruang kesehatan yang telah di ajarkan para tabib, tak jarang pula Rika berekperimen sendiri dalam membuat obat-obatan herbal.
Ke esokan harinya.
para tabib kerajaan kaget melihat Rika, ratu mereka berada di ruang kesehatan dalam keadaan tertidur pulas dan disamping Rika terdapat berbagai bungkus obat-obatan herbal yang biasa ia buat, bisa dikatakan.
"Gusti Ratu! Sejak kapan dia ada disini? Dan obat-obatan ini?" ucap para tabib yang melihat hasil racikan Rika, sementara Rika asik tidur di ruang kesehatan itu.
"Ini ... luar biasa, seperti racikan tangan para dewi, terlihat sangat sempurna, kandungan nutrisi dari tanaman-tanaman ini sangat berguna untuk menyembuhkan luka-luka dalam ataupun memperbaiki aliran mana energy sihir yang rusak," Ungkap tak percaya para tabib, mereka memandang takjub karya gadis manusia yang merupakan ratu mereka tersebut
"Benar-benar luar biasa, dia seperti bukan manusia biasa," tambah yang lain.
Mereka semua menatap wajah Rika yang kelelahan karena kurang tidur, Rika terbangun dan menatap mereka semua dengan wajah yang lelah matanya memerah karena kurang tidur.
"Engh... Apa aku ketiduran?"
"Ya, Yang Mulia, bahkan Gusti Ratu tidur sangat nyenyak," jawab mereka sembari tersenyum.
Rika lalu tersenyum dan mengambil obat yang ada di sampingnya, ia tersenyum menatap obat herbal yang dibuatnya.
"Aku tidak tau apakah ini bisa menyembuhkannya atau tidak, tapi aku harap ia mau meminumnya kali ini," ungkap Rika sembari tersenyum hambar, ia mencoba untuk berdiri. Namun, tubuhnya terlalu lemas untuk bergerak.
"Tahan dulu Kanjeng Ratu! Anda belum makan, apalagi anda sepertinya kurang tidur, sebaiknya Baginda Ratu istirahat dulu, soal obat itu bisa diserahkan nantikan," ucap para tabib kerajaan iblis itu menghalangin Rika.
Rika terdiam mendengarnya ia pun duduk dan menurut, meskipun sebenarnya ia tidak suka berdiam diri. Namun, sekarang ia benar-benar lemas, mungkin memang karena kurang makan.
"Maaf merepotkan, tapi bisakah kalian memberiku sarapan, sejak tadi malam aku selalu menghabiskan waktu untuk membuat obat sampai lupa tidur dan makan."
"Siap laksanakan Yang Mulia Ratu!" salah satu dari mereka pun pergi ke dapur kerajaan tempat para koki bekerja.
Tok tok tok.
Pintu dapur kerajaan pun terbuka.
"Ada perlu apa?" tanya salah satu maid pada Dark Elf yang selalu menemani Rika yaitu Mary.
"Tidak ada, hanya saja Yang Mulia Ratu Rika sedang lapar, bisakah kalian membuatkan makanan yang sekiranya cocok dengan lidahnya, lalu bawa ke tempat para tabib," pesan Mary pada Maid kerajaan tersebut.
"Em baiklah, kau tunggu saja, kami akan datang kesana dengan makanan yang selalu dipesan oleh Kanjeng Ratu." jawab sang Maid sembari membungkuk hormat lalu masuk ke dalam dapur dan memberitahukan pesanan Rika kepada kepala koki.
Terlihat para Koki tersenyum mendengarnya lalu mulai bekerja dengan semangat.
"Untuk Kanjeng Ratu, yang sangat baik! Kita bawakan makanan berkelas enak dan juga mengenyangkan!"
"Ha'i!" seru mereka.
Singkat cerita.
Semua makanan itu di antar secara langsung oleh para Koki dan juga pelayan ketempat Rika berada, mereka sepertinya sudah sangat menerima keberadaan Rika di istana mereka. Meskipun Rika adalah manusia. Namun, jasa Rika kepada Raja merekalah yang membuat mereka begitu baik pada Rika, apalagi Rika tidak pernah berbuat kasar pada mereka, tidak pernah memerintah seenak hati seperti para petinggi kerajaan yang lain. Bisa dikatakan kalau Rika disukai oleh seluruh kalangan bawah kerajaan, mulai dari pelayan, Koki dan lain sebagainya.
Setelah selesai makan Rika pun mengikuti saran Mary untuk mandi terlebih dahulu agar pikirannya bisa tenang, setelah selesai mandi, Rika pun pergi ke kamarnya untuk memakai gaun kerajaan, setelah selesai Rika pun pergi ke kamar Zarathos untuk memberikan obatnya. Namun, ternyata Zarathos tidak ada dikamarnya, Rika pun teringat kalau suaminya sedang berperang melawan manusia yang ingin menyerang kerajaan mereka.
"Benar juga, sekarang dia ada di mendan perang ... entah apa yang dia lakukan sekarang ?" gumam Rika sembari melamun, ia pun menyimpan obatnya kedalam sela bajunya.
Rika pun kembali mengurus, dukumen-dukumen kerajaan dan urusan administrasi serta masalah perekonomian rakyatnya yang mulai runtuh akibat pajak yang tinggi dan dikarenakan peperangan juga.
Banyak hal yang Rika coba perbaiki dalam bidang perekonomian. Namun, karena tidak bisa keluar istana untuk melihat keadaan kerajaan secara langsung, Rika pun meminta seorang pelukis kerajaan untuk melukis setiap pemandangan desa yang dia lihat, agar Rika dapat menilai pendapatan rakyatnya itu kebanyakan dari hasil apa.
Setelah sudah selesai, Rika mulai membuat strategi perekonomian moderen yang cukup handal untuk membantu rakyatnya, mulai dari para petani, dengan menggunakan sistem Irigasi dan tanam berputar, atau apalah itu yang dimana setiap panen tanaman yang ditanam di lahan itu akan dirubah, lalu menggunakan pupuk organik dari kotoran hewan untuk mempercepat pertumbuhan tanaman.
Masih banyak lagi hal yang Rika sampaikan kepada para penghuni istana yang punya tanggung jawab terhadap desa. Kadang Rika juga menggunakan jasa para Maid untuk menyampaikan kepada para rakyat untuk bisa mendapatkan hasil tani dan perternakan dengan lancar serta masalah bisnis-bisnis lainnya.
Hingga akhirnya perekonomian rakyat mulai stabil bahkan menjadi meningkat drastis, semua itu berkat ilmu bisnis yang di sampaikan Rika melalui para pelayannya karena ia tidak diperbolehkan keluar istana.
Semua rakyat kerjaan Zarathos pun mulai penasaran siapa sosok Ratu mereka dan mereka mulai memuji-muji Ratu mereka yang baru ini tanpa tahu kalau sebenarnya Ratu mereka adalah manusia, karena memiliki bakat dalam banyak hal dan membuat perekonomian rakyatnya menjadi lebih baik.
Rika mengawasi rakyatnya dari balik jendela dan hasil lukisan para pelukis istana lalu laporan-laporan keadaan desa, hanya bisa tersenyum melihat rakyat kerajaan kembali tentram.
Rika sangat bahagia atas pencapaian yang ia lakukan, Rika juga sangat sering pergi ke perpustakaan untuk mendapatkan banyak ilmu pengetahuan, mengenai banyak hal, ia juga kadang mendatangi para pembuat senjata atau pandai besi kerajaan untuk melihat-lihat cara kerja mereka, dan kebanyakan orang yang bekerja disana berasal dari ras Dwarf yang memang terkenal akan kemampuan mereka sebagai Blacksmith.
Ke adaan di tempat itu sangat panas karena yah tau sendiri ada banyak tungku api yang menyala untuk membakar baja-baja keras agar mudah dibentuk.
"Kalian rajin sekali, bisakah aku memesan sebuah senjata untuk hadiah di hari ulang tahun Yang Mulia Raja Zarathos," pinta Rika dengan nada lembut.
Para Dwarf yang ada di sana menatap ke arah Rika, lalu salah satu dari mereka mendatangi Rika dan menanyai senjata macam apa yang Rika pesan.
"Senjata seperti apa yang ingin kamu pesan?" tanya seorang Dwarf yang kemungkinan adalah pemimpin mereka.
"Aku pesan sebilah pedang panjang yang terbuat dari baja logam berkarbon tinggi ringan mudah diayunkan dan mampu menembus jirah baja dalam sekali tebasan, modelnya seperti ini," jawab Rika sembari memberikan gambar katana dan rancangan pedang tradisional jepang itu, pedang yang merupakan karya seni bagi para pengrajin atau pandai besi di jepang.
Para Dwarf yang melihat pesanan Rika langsung tersenyum, mereka merasa tertantang dengan senjata model baru yang mereka akan buat, karena Katana terkesan ramping kuat dan tajam, sangat berbeda dengan Board Sword atau Long Sword yang biasa mereka buat.
"Katana adalah pedang yang sangat sulit pembuatannya, karena memerlukan waktu yang cukup lama serta memerlukan ritual-ritual khusus, tapi aku yakin kalian pasti bisa membuatnya."
"Heh ini adalah tugas yang sangat menantang, sangat mustahil untuk dilewatkan, baiklah kami akan membuatnya!" seru para Dwarf sembari tersenyum.
Rika lalu pergi meninggalkan mereka yang mulai mengerjakan pesanan Rika sebagai tantangan baru.
Empat hari kemudian.
Rika nampak semakin gelisah, ia semakin susah tidur memikirkan suaminya yang tak pulang-pulang.
“Kenapa aku merasa tidak nyaman saat ia tidak pulang-pulang, padahal aku mungkin bukan sipa-siapanya dia, aku dijadikan Ratu juga karena dia kasihan padaku, bukan karena ia tertarik padaku, lagipula aku ini juga bukan gadis idaman yang feminim, jadi kenapa hal semacam ini bisa aku rasakan?” gumam tanya Rika sembari mencoba menutup matanya di kamar.
'Seandainya aku boleh berharap, aku ingin bisa bersamanya lebih lama. Meski dia raja iblis dan aku adalah manusia itu bukan masalah, dia selama ini baik padaku, aku juga sudah menikah dengannya, sudah sepantasnya aku setia kepadanya, apalagi aku sudah bersumpah di kuil Amateratsu untuk tetap setia kepada orang yang ditakdirkan kepadaku sampai ajal menjemput.' batin Rika yang mengingat masa lalunya, dimana ia bersumpah untuk tetap setia kepada orang yang menjadi pasangannya suatu saat nanti.
Rika telah bersumpah atas nama Dewi Amateratsu, di depan keluarganya untuk tetap setia kepada pasangannya sampai ajal menjemput, Rika atau yang sebelumnya adalah Ryu merupakan orang yang sangat menjunjung tinggi sumpah dan janjinya, sehingga jika ia sudah berjanji ia tidak akan pernah ingkar.
Siang harinya, Rika dilanda kegalauan, dikepalanya ia masih memikirkan keadaan suaminya, Rika terus diam dan tidak seaktif biasanya hanya berdiam diri seperti orang yang kehilangan tujuan hidup. Rika juga sebenarnya agak bingung kenapa ia bisa sampai seperti ini padahal ia tidak punya perasaan cinta pada Zarathos, tapi entah kenap, rassa khawatirnya membuatnya kehilangan nafsu makan dan juga semangat gerak.
Diam, melamun dan menunggu hanya itu yang dia lakukan.
Di medan peperangan.
"Baginda Raja!" seru Red ketika melihat Zarathos tersungkur lemas di tempat ia berdiri.
"Ada apa Red?!" tanya seorang pria bertato dengan kulit hijau gelap.
"Onikage, bisakah kau kirim prajuritmu untuk pergi ke istana meminta bantuan kepada Suija dan Enja untuk mengirimkan pasukan mereka?" pinta Red.
"Tentu saja."
"Baguslah, Tuan Zarathos sebaiknya kita kembali untuk istirahat," saran Join Red kepada Raja iblis Zarathos.
"Tidak bisa! Aku akan berjuang bersama kalian!" seru Zarathos dengan semangatnya yang sangat besar, tenaganya sedikit kembali untuk kembali berdiri, ia berlari dengan menggunakan pedang, berlari ke arah pasukan musuh dan mengamuk.
Red menghela nafasnya dengan berat lalu berlari bersama dibelakang Zarathos, membantu sang raja untuk bertarung.
Di kerajaan kemudian.
Rika melihat ada seulet bayangan berlari cepat ke arah istana, Rika tau kalau itu adalah prajurit bayangan yang di pimpin oleh Onikage, karena penasaran Rika pun berlari dengan cepat menguping pembicaraan antara Suija, Enja dan juga prajurit bayangan Onikage.
"Gusti Prabu melemah, kami butuh bantuan kalian!" ujar para prajurit bayangan itu.
"Boleh aku bertanya?" tiba-tiba Rika muncul dan bertanya, prajurit bayangan itu pun menunduk hormat ke arah Rika.
"Sembah kami Kanjeng Ratu!" merek menunduk hormat pada Rika.
Rika menatap mereka dengan pandang lesu.
"Apa Raja bodoh itu sudah meminum obatnya?" tanya Rika dengan pandangan khawatir.
"Ampun Kanjeng Ratu, Baginda Raja sama sekali tidak mau meminum obatnya, bahkan memaksa Red untuk membuang obat itu!" jawab para prajurit bayangan itu.
Tiba-tiba wajah Rika menjadi serius dan ia langsung menjentikan jarinya
Tek
Para Maid berdatangan ke arah Rika.
"Ada perlu apa Kanjeng Ratu?"
"Ambilkan aku baju jirah dan juga pedang!" Perintah Rika, para Maid dan para iblis yang ada disana kaget bukan main mendengarnya.
"Untuk apa kanjeng ratu!"
"Tentu saja untuk membawa Raja Bodoh itu kembali kemari! Jadi cepat ambilkan peralatan yang aku pesan atau aku akan pergi tanpa membawa apa-apa!" Rika berteriak dengan tegas ke arah para pelayannya, Suija dan Enja kaget bukan main akan apa yang mereka lihat dari Rika, karena baru pertama kali mereka melihat gadis itu meneteskan air matanya.
"Sendiko Kanjeng!" dengan cepat para maid berlari ke gudang senjata untuk mengambil pesanan Rika, yaitu baju jirah dan juga pedang.
"Kalian Tuntun aku kemedan perang! Suija, Enja salah satu dari kalian harus tetap ada di istana, jadi tentukan siapa yang akan ikut denganku lalu mengawal Raja keras kepala itu untuk kembali ke kerajaannya?"
"Kurasa Enja jauh lebih cocok dalam misi ini, jadi akulah yang akan tinggal. Tapi meski begitu aku juga tidak tinggal diam jika ini mengenai keselamatan raja, maka terimalah 50 prajurit iblis airku untuk membantumu," ujar Suija dengan nada santai dan dingin.
"Ku terima bantuanmu Suija," tanggap Rika sembari menunggu jirah dan pedangnya sampai.
Ketika baju jirah sudah sampai, Rika langsung memasangnya dengan mudah, Jirah kecil dan ringan itu adalah tipe jirah yang sering dipakai kesatria wanita, Rika pun membawa kuda biasa dan memacunya dalam kecepatan tinggi dengan Di ikuti Enja yang pergi dengan Kuda berbalut jirah api, mereka semua mengikuti pergerakan iblis bayangan yang bergerak sangat cepat.
Dalam jarak sekitar 70 meter dari medan perang Rika bisa melihat dengan dengan jelas pasukan iblis terdesak, Rika juga melihat kalau kudanya kelelahan Rika pun melompat turun dari kudanya dan berlari dengan kecepatan mencapai 20 Mach per detik, atau bisa dikatakan 20 kali kecepatan suara perdetik dengan kecepatan seperti itu para pasukan bayangan Onikage, Enja dan prajuritnya serta prajurit dari Suija hanya bisa menganga lebar melihat ada manusia yang larinya lebih kencang dari kuda api milik Suija bahkan lebih cepat dari prajurit bayangan.
Di medan perang kemudian.
Boooom!
Tanah meledak dan berhamburan kemana-mana, membuat orang-orang di mendan perang terlempar kemana-mana, ketika debu dari tanah yang meledak dan berhamburan kemana-mana itu menghilang, terlihat seulet tubuh perempuan dengan jirah dan membawa pedang di tangan kananya berdiri di tengah-tengah medan perang, baik para manusia atau pun iblis penasaran akan sosok yang ada di tengah medan pertempuran.
Dan saat debu itu benar-benar hilang, terlihat seorang wanita cantik gagah berani berambut hitam panjang, bermata tajam menatap ke arah sekitar lalu menatap ke arah belakang sembari tersenyum ke arah raja iblis yang tengah bersimbah banyak luka.
"Aku datang untuk membantu, suamiku," ucap Gadis itu sembari tersenyum ke arah Raja iblis.
Para Iblis dan prajurit manusia tercengang mendengar pernyataan gadis itu yang mengatakan suamiku ke arah Raja iblis, gadis itu ternyata adalah Rika.
“Dasar bodoh! Apa yang kau lakukan di sini? Cepat pulang! Aku tidak perlu bantuan darimu!”
Mendengar hal itu dari Zarathos, membuat Rika berjalan pelan mendatangi suaminya yang tengah terluka parah dan di pampah oleh petinggi iblis lainya.
Plak!
Sebuah tamparan keras tepat bersarang di pipi Zarathos, mata Zarathos dan orang-orang di sekitarnya langsung terbelalak, Zarathos langsung menatap tajam ke arah Rika.
“K-Kau! Berani sekali kau memukulku!”
Plak-plak-plak!
Kali ini seluruh prajurit Raja Iblis langsung dibuat melongo karena, wajah Raja mereka dipukul berkali-kali oleh Rika.
“K-Kau ...”
Duaag!!!
Kali ini bukan pukulan ringan yang Rika layangkan, melainkan sebuah kepalan tinju yang sangat keras bahkan sampai melukai hidung Zarathos, karena sakin kerasnya tinju yang ia keluarkan.
“Sudah cukup! Selama ini kau menganggap aku apa? Hah!”
Kali ini Rika langsung mengeluarkan suaranya dengan sangat keras, Zarathos dan pasukannya terdiam mendengar pertanyaan itu, Rika lalu melanjutkan kata-katannya saat Zarathos diam.
"Kenapa kau tidak meminum obat yang telah ku buat dengan susah payah? Bahkan kau juga memaksa Red untuk membuangnya kenapa? Apa sebegitu sulitnya kau percaya kepadaku? Kepada istrimu!"
Zarathos hanya terdiam medengar omelan keras Rika pada saat itu, ia sadar apa yang ia lakukan telah membuat Rika marah karena obat yang dibuat dengan susah payah sama sekali tidak digunakan dan malah dibuang.
"Maaf," gumam sang raja.
"Sekarang kau baru minta maaf! Aku sudah memperingatkanmu kalau obatku masih belum cukup kuat untuk menyembuhkanmu! Sekarang kalau sudah begini siapa yang repot?!" Omel Rika memarahi suaminya, "Nih ambil! Ini adalah karyaku yang terakhir, minum sekarang atau kau kubunuh!" Zarathos pun terpaksa meminumnya.
"Bagus, sekarang kalian, bawa Raja paling keras kepala dan bebal ini kembali ke istana, untuk masalah disini serahkan saja padaku. Aku akan menahan mereka selagi kalian melarikan diri, jadi Red jangan kecewakan aku lagi ... tolong jaga suamiku dengan baik," pinta Rika yang kelihatannya sudah mulai bisa menerima perannya.
Bersambung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!