Setelah melewati malam yang panjang bersama seorang pria yang begitu dia kenal , kini Aira kembali di apartemen dengan tatapan kosongnya.
Masih jelas di ingatannya sebelum pria itu benar-benar pergi meninggalkan nya sendirian di hotel .
Simpan semua apa yang terjadi semalam dan jika tidak sengaja kita bertemu bersikap lah seperti biasa atau anggap saja kita tidak pernah kenal ,aku tidak ingin orang di luar sana tahu , karena sebentar lagi aku akan menikah .
Huh !!
Menyesal !! Itu semua sudah ada ada guna nya karena semua sudah terjadi .
Aira kembali menatap kertas yang di berikan Bara " Apa aku serendah itu " Gumam nya tersenyum getir .
" Sepertinya dia sudah terbiasa menyewa wanita " Bahkan pria itu tidak tanggung-tanggung memberikan uang yang menurut nya sangat banyak " Itu berarti aku tidak jauh berbeda dengan mereka " Lanjut nya dengan helaan napas panjang .
🌟
🌟
🌟
🌟
Setelah mengganti pakaian nya Bara langsung bergabung di meja makan bersama orang tuanya,sedangkan kedua adik kembar nya sudah berangkat kerja .
" Baru pulang " Bara menatap ke sumber suara lalu mengaguk tersenyum " Iya ayah " Jawab Bara .
" Berhenti bermain wanita Bara , sebentar lagi kamu akan menikah " Amuk Radhi menatap tajam putra nya.
" Iya ayah,janji setelah ini tidak lagi " Jawab Bara serius .
" Bahkan kuping ayah sampai panas mendengar kata-kata mu itu " Cibir Radhi ketus .
" 3 minggu bukan waktu yang lama Bar ,jangan sampai calon istri mu tahu sikap mu ini , jangan membuat malu keluarga Bar " Vania menatap Bara memohon " Cukup Nak ,Ibu tidak ingin melihat atau mendengar kamu melakukan hal kotor itu lagi ,ingat kamu memiliki adik perempuan bukan hanya satu tapi dua ,apa kamu ...."
" Mereka dan si kembar beda Bu ,jangan perna menyamakan mereka .Satu yang harus Ibu ingat aku membayar mereka dan mereka melakukan tanpa paksaan apa pun " Bara langsung memotong ucapan Ibu nya .
" Ibu tahu Nak ,tapi karma itu selalu ada " Ujar Vania frustasi.
Dia bingung harus bagaimana lagi berbicara pada putranya itu ,di saat pria sesuai nya sudah memiliki istri dan anak .
Sedangkan dia masih jajan di luaran sana , sekalipun calon istri nya sudah ada .
" Apa kamu tidak takut jika ada yang melihat mu membawa wanita ke hotel " Tanya Vania menatap Bara.
" Itu tidak akan terjadi " Jawabnya tenang .
" Bara serius Bu ,semalam yang terkahir janji " Ujarnya bersungguh² .
" Ibu tidak butuh ngomongan Nak " Bara mengaguk paham .
Namun detik kemudian dia terdiam " Kenapa ? " Tanya Radhi menatap putranya.
" Tidak yah " Jawab Bara tersenyum kecil .
Dia baik² saja kan ? Seharusnya begitu karena aku sudah memberikan uang padanya . Aku rasa itu cukup untuk menutup mulutnya.
" Jam berapa perginya ? ini sudah terlalu siang jika kamu ke perusahaan " Tanya Radhi .
" Biarkan Bara sarapan dengan tenang agar segera ke perusahaan,sejak tadi Ayah sama Ibu terus mengajakku bicara " Jawab Bara .
" Ayah juga bicara karena sifat mu seperti iblis " Jawab Radhi kesal .
" Ah iya ,jangan lupa lusa jemput Naomi kalian belum membeli cincin pernikahan sekalian beli seserahan " Bara mengaguk sebagai jawaban nya .
" Apa masih banyak lagi Bu " Tanya Bara , karena memang yang mengurus semua keluarga nya dan juga keluarga calon istri nya .
" Undangan sudah selesai jadi itu akan menjadi urusan Uncle mu " Yang di maksud adalah ketiga pengawal setia keluarga mereka " Ah iya apa kamu akan mengambil cuti " Tanya Radhi .
" Nanti Bara bicara sama Naomi Yah, soalnya dia pun masih menyelesaikan urusannya di sekolah kemungkinan dia juga akan resign" Jawab Bara.
Calon istri Bara adalah seorang pengajar sekolah dasar ,jika kalian bertanya bagaimana mereka bisa bertemu ,itu semua karena baby four dan twins anak Rangga. Jika kedua pria itu sibuk maka tak jarang dia yang mengantar keponakan nya itu .
" Apa kamu meminta nya berhenti ? " Vania menatap lekat putranya serius " Dia sendiri yang menginginkan itu Bu ,dia akan fokus padaku dan anak² kami nantinya " Vania mengelus dadanya lega .
" Jujur ayah kasian pada Naomi " peserta di meja makan itu menatap ke arah Radhi " Apa maksud ayah ? " Entah kenapa Bara jadi kesal mendengar ucapan Ayah nya .
" Dia harus mendapatkan pria brengsek seperti mu ,bukankah itu sangat tidal adil " Lidah Bara berdecak kesal .
" Sudah Bara mau kerja " Bara berdiri menghampiri Vania mencium pipinya lalu mencium punggung tangan kedua orangtuanya.
" Dia seperti anak Sholeh jika melakukan hal itu " Cibir Radhi membuat Vania tertawa kecil .
🌟
🌟
🌟
Pukul 11.30
Waktu jam mengajar telah selesai, karena sudah memasuki waktu makan siang.
Naomi mulai membereskan meja sebelum ke luar dari kelas mengajar nya .
" Ingat jangan lupa tugas dari ibu di kerjakan ya " Ucap Naomi tersenyum lembut .
" Ibu akan menyiapkan hadiah untuk yang mengerjakan dengan baik dan benar " Lanjut nya tersenyum.
" Iya Miss " Jawab serempak .
" good, keluarnya harus teratur jangan saling mendahului yang bawah bekal bisa makan di ruangan atau di kantin sekolah " Ujar Naomi .
" Selamat siang anak² Ibu , selamat makan siang "Lanjut nya sebelum ke luar dari ruangan kelas .
" Selamat siang Miss, selamat makan siang juga " Jawab mereka bersamaan.
Di luaran sana Bara sudah menunggu Naomi tadi sebelum menjemput nya dia sudah mengirim kan pesan .
Setelah menunggu beberapa menit akhirnya wanita yang di tunggu kini sudah terlihat .
Tok ...tok ....
Bara menurunkan kaca mobilnya tersenyum " selamat siang love " Sapa Bara tersenyum sambil membukakan pintu mobil
" Mas " Tegur Naomi kesal ,lalu masuk duduk di samping pria itu .
" Bisa tidak jangan memanggilku seperti itu " Ujarnya cemberut.
" Lo kenapa ? " Tanya Bara menatap ke arah sang kekasih.
" Geli mas " Jawabnya menatap kesal Bara .
" Bukan kah itu romantis " Bara mengulum senyum nya melihat wajah cemberut Naomi .
Ah jika wanita itu tidak marah mungkin sejak awal mereka pacaran sudah membawa wanita itu ketempat tidur .
Seperti nya ucapan ayah nya pagi tadi benar ,tapi bukan kah itu sesuatu hal yang harus di banggakan .
" Apa bisa kita menikah sekarang saja ? " Bara Menyadarkan kepala nya di stir mobil sambil menatap wanita yang kini menatap nya dengan mata membola " Jangan bercanda ya mas " Jawab Naomi tegas .
" Aku serius Naomi , bukan kah 3 minggu itu lama ? Aku tidak bisa menahan selama itu lagi, seperti nya pertahankan ku sudah menipis " Jawab Bara memelas.
Plak
" Sayang " Bara mengelus pahanya yang terasa panas " makanya jangan aneh-aneh " Balas Naomi .
" Atau mas sudah lapar ? Kalau begitu mas jalankan mobil nya biar mas bisa berpikir dengan baik " Bara berdecak kesal namun dia menuruti keinginan Naomi .
" Gimana ? Apa kamu benar-benar akan resign ? " Tanya Bara lembut .
" Iya tapi mungkin setelah menikah aku masih mengajar " Bara menatap sekilas ke arah Naomi " Kenapa begitu ? " Tanya Bara .
" 4 bulan lagi anak² ulangan kenaikan kelas ,jadi aku memilih menyelesaikan itu dulu sayang kalau harus meninggalkan mereka sekarang" Ujar Naomi sendu .
" Aku tidak melarang mu , kamu bisa tetap mengajar sayang " Bara menggenggam tangan Naomi lalu mengecupnya dengan lembut .
" Tidak ,aku akan tetap berhenti sekalipun itu aku tidak menikah dengan mas ,aku akan berhenti karena tujuanku setelah menikah adalah suami dan anak-anak" Jawabnya serius .
" Apa KUA buka ? " Naomi langsung melepaskan tangan nya dari genggaman Bara ,lalu memukul lengan Bara .
" Mas " Bara langsung tertawa lepas .
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
3 hari sudah setelah kejadian itu , akhirnya Aira bisa kembali bekerja dengan baik sekalipun sesekali kejadian itu melintas di pikiran .
" Aku harus mengembalikan nya agar pikiran ku tenang" Gumam Aira ,dia menatap jam tangan yang melingkar di lengannya ,lalu menekan tombol " Bisa ke ruangan saya " Ucapnya sebelum melepaskan tombol itu .
Tok ....tok
Ceklek
" Ada yang ibu butuhkan ? " Tanya sekertaris Aira .
" Tidak ada Nar " Jawabnya tersenyum.
" Aku akan ke luar tolong kamu handle pekerjaan di sini , mungkin waktu makan siang saya akan kembali " Lanjut nya .
" Baik Bu " Jawab Nara .
Aira membereskan barang nya lalu di masukan dalam tas nya termaksud ponselnya .
Aira meninggalkan restoran itu menuju perusahaan Bara .
Aira menarik napas panjang nya,kejadian malam itu membuat nya sedikit terganggu bahkan dia harus melibur kan diri selain bagian bawahnya yang masih sakit dia juga memikirkan kehidupan nya kedepannya.
Setelah menempuh perjalan setengah jam akhirnya Aira sampai di perusahaan besar itu .
Sebelum ke luar dari mobil Aira menatap sekeliling nya,setelah tenang Aira langsung ke luar tidak lupa dengan cek yang akan dia kembalikan tapi sebelum itu dia memasukkan kertas itu dalam amplop.
Aira berjalan menunduk takut ada yang mengenali nya lalu berjalan ke arah meja resepsionis.
" Permisi Mba " Sapa Aira lembut .
" Iya Non, ada yang bisa saya bantu " Jawab resepsionis sopan .
" Apa tuan Bara ada ? " Tanya Aira sedikit berbisik.
" Seperti nya tuan Bara belum kembali Non, karena tadi Tuan Bara ada kerjaan di luar " Jawabnya tersenyum.
Aira menatap sekeliling nya ,lalu mengambil amplop dalam tasnya " Maaf Mba bisa minta tolong ,berikan pada tuan Bara " Ujar Aira memohon.
" Kenapa Non tidak menunggu Tuan Bara saja, mungkin sebentar lagi Tuan Bara kembali " Ucap Resepsionis.
" Saya ada sedikit perkejaan yang tidak bisa di tinggal dan waktunya sudah tidak keburu " Aira menatap jam tangan nya lalu kembali menatap wanita resepsionis itu " Tolong ya Mba " Ujarnya memohon.
" Baiklah ,tapi maaf dari Nona siapa " Tanya resepsionis sungkan .
" Mba berikan saja ,Tuan Bara sudah tahu karena tadi saya sudah mengirimkan pesan " Elak Aira tersenyum.
" Baiklah kalau begitu " Jawab Resepsionis.
" Terimakasih ya Mba ,maaf sudah merepotkan dan menambah pekerjaan mba " Ujar Aira tak enak ,tapi dia harus melakukan itu dia tidak ingin kembali bertemu dengan pria itu .
" Sama² Non ,saya juga senang bisa membantu Non " Jawabnya lembut .
" Kalau begitu saya pergi dulu ya Mba , soalnya waktunya sudah dekat " Izinnya lalu ke luar dari ruangan berlari kecil sebelum kehadiran nya di ketahui orang yang mengenalinya.
🌟
🌟
🌟
Pukul 11 siang Erick baru kembali ke perusahaan namun saat akan berjalan ke arah lift seseorang menghampiri nya .
" Tuan Bara " Erick menghentikan langkah menatap ke arah samping.
" Kenapa ? " Tanya Erick menatap resepsionis.
" Maaf tuan sudah menghentikan anda " Resepsionis itu memberikan amplop yang di titipkan padanya " Ada titipan untuk Tuan " Lanjut nya menunduk.
" Dari siapa ? " Erick menerima amplop itu lalu menatap nya dengan lekat " Maaf tuan tapi Mba tadi tidak menyebutkan namanya ,tapi katanya dia sudah mengirim kan pesan pada tuan " Erick langsung merogoh ponselnya yang berada di saku celananya.
Tapi sayang nya tidak ada pesan apa pun ,selain pesan Naomi calon istri nya itu pun pesan pagi tadi yang belum sempat dia buka .
" Ah iya , terimakasih " Ujar Erick .
" iya tuan " Jawabnya menunduk ,sebelum akhirnya kembali ke meja resepsionis setelah Bara dan sekertaris nya menghilang dalam kotak besi.
" Apa saya perlu menyelidiki nya tuan " Bara menatap ke arah samping lalu menggeleng pelan " tidak perlu Farhan " Jawab Bara .
Bara terdiam memutar otak nya , sebenarnya dia penasaran dengan isi amplop tapi dia memilih nantinya akan membuka nya saat di ruangan nya.
Setelah terkurung dalam kotak besi itu akhirnya mereka sampai di lantai teratas.
"Farhan " Bara membalikan badannya menatap sekertaris nya " Aku tidak kembali lagi nanti setelah makan siang karena ada urusan ,jika pekerjaan mu sudah selesai kamu bisa pulang "Ucap Erick .
" Baik tuan " Jawab Farhan sopan .
Erick kembali melanjutkan langkahnya masuk dalam ruangan nya ,tanpa menunggu lagi dia langsung membuka isi amplop itu , namun saat melihat isinya Erick langsung terdiam.
Aira Gumamnya dalam hati.
Bara merogoh ponselnya di saku celananya mencari nomor Aira ,namun sialnya nomor wanita itu tidak aktif .
" Shiit " Umpat Bara .
Bara membuka pesan Naomi setelah itu langsung membalasnya.
"Besok aku akan menemui nya " Bara menatap jam nya lalu mengambil tas kerja nya dan juga kunci mobil nya karena dia harus menjemput Naomi di sekolah untuk makan siang bersama setelah itu ke butik untuk fitting baju pengantin mereka .
🌟
🌟
🌟
" Maaf sayang " Bara langsung meminta maaf karena sudah membuat Naomi menunggu nya .
" Tidak papa mas " Jawabnya lalu duduk di samping Bara .
" Mau makan apa ? " Bara menatap ke arah samping sambil bersandar di kursi kemudi " Jangan katakan terserah " Lanjut nya tertawa kecill membuat Naomi ikut tertawa .
" Apa ya ,bingung mas soalnya hampir semua makanan aku sudah coba dan itu berkat mas " Jawabnya tersenyum sambil menatap Bara yang fokus pada kemudi nya .
" Kamu bisa mengulang nya lagi sayang ,jika masih ingin " Bara mengambil tangan Naomi lalu di genggam nya dengan erat " Apa ya ? " Ucap Naomi bingung .
" Kalau Iga bakar mau tidak mas ,di restoran punya teman mas itu hari ,aku suka cocok " Bara langsung menghentikan mobilnya syukur kecepatan mobilnya sedang .
" Maksud kamu Aira " Tanya Bara terbata menatap lekat wajah Naomi.
" Iya mas ,kenapa apa mas tidak suka ?" Tanya Naomi lembut .
" Ah tidak ,aku suka baiklah kita ke sana " Bara kembali menjalankan mobilnya ,dia tidak ingin Naomi curiga dengan nya .
Huh !!
Bara menarik napas pelan lalu dihembuskan dengan kasar ,hingga menarik perhatian Naomi .
" Mas kenapa ? " Bara menggeleng tersenyum lalu mencium punggung tangan Naomi " Tidak papa sayang " Jawab Bara tenang .
Apa dia berada di sana Ucapnya dalam hati, Erick menghela napas pelan semoga wanita itu tidak berada di sana .
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Kini Bara sudah berada di depan restoran tempat Aira bekerja , setelah siang tadi mereka makan di restoran itu kini dia kembali ke restoran itu setelah mengantar calon istri nya ke rumah padahal rencana nya besok untuk bertemu wanita itu .
" Apa dia tidak ingin pulang " Ujar Bara kesal,dia sudah menunggu hampir setengah jam di parkiran itu namun orang yang di tunggu belum juga muncul .
Beberapa menit berlalu akhirnya Aira ke luar ,namun bukan hanya sendiri melainkan dengan sekertaris nya Nara .
Bara yang siap untuk ke luar langsung terhenti saat melihat ada sosok orang lain bersama Aira.
" Shiit " Umpat Bara .
🌟
🌟
" Kita belanja dulu ya " Ajak Aira tersenyum.
" Apa saya sudah bisa memanggil Mba " Tanya Nara pelan .
Aira langsung tertawa mendengar pertanyaan Sekertaris nya " Sudah bisa kan kita sudah bukan di jam kerja lagi " Jawab Aira lembut .
" Mba benaran tidak papa aku nginap di apartemennya " Nara sama seperti Aira yaitu jauh dari orang tua itulah yang membuat kedua nya dekat .
Sekalipun Aira perna tinggal di kota besar ini sebelum pindah namun dia juga tidak terlalu mengenali kota itu karena waktu masa sekolah nya di habiskan hanya untuk sekolah dan belajar .
" Tidak papa ,nanti gantian Mba yang inap di tempat mu, Gimana ? " Aira menatap Nara tersenyum.
" Mba serius ,baiklah aku akan menyiapkan semuanya " Jawab Nara tertawa kecil .
Keduanya berjalan ke arah mobil Aira karena Nara sendiri tidak memiliki kendaraan itu kenapa dia mencari tempat istirahat nya dekat dengan restoran untuk menghemat pengeluaran sekalipun gajinya sudah pasti besar .
" Ah iya mba,tadi aku lihat teman Mba makan di sini " Kini keduanya sudah berada dalam mobil .
" Teman " Aira langsung menatap Nara bingung " Siapa ? " Lanjut nya lalu memang sabuk pengaman nya .
" Tuan Bara " Mendengar nama itu Aira langsung terdiam " Dia datang bersama calon istri nya " Aira hanya menganggukkan kepala nya " Oh " Jawab Aira seadanya.
" Biasanya jika dia ke restoran menanyakan Mba , Tapi tadi tidak " Ujar Nara dengan wajah bingung nya sedangkan Aira hanya menanggapi nya dengan senyuman .
" Sudah,Sekarang kita mau belanja di mana ? " Aira dengan cepat mengganti topik pembicaraan mereka,dia tidak ingin terus² membahas pria itu .
Sedangkan sisi lain melihat kepergian Aira , Bara pun langsung meninggalkan tempat itu .
Dia kesal sudah menunggu lama namun pada akhirnya dia tidak bisa bertemu pada wanita itu , sebenar nya dia hanya ingin memberikan Cek yang di antar ke perusahaan tadi .
💐
💐
💐
" Selamat sore wanita²ku " Bara lebih dulu menyapa para wanita di masion itu sebelum akhirnya ke paviliun.
" Apa kau ingin mulutmu Opa jahit " Ujar Alan sinis .
" Nanti Bara tidak bisa ijab qobul Opa " Jawab Bara tersenyum.
" Bukan kah itu bagus " Timpal Jose .
" CK " Bara berdecak kesal lalu duduk.
" Tadi fitting baju kan ? Gimana ?" Tanya Elsa lembut .
" Untuk baju akad sudah pas Oma,hanya baju resepsi ada perubahan sedikit karena Naomi merasa tidak nyaman pada bagian dada dan lengannya " Jawab Bara .
" Cincin nya sudah beli ? " Bara mengaguk " Sama Ibu soalnya tadi habis dari mall aku antar Naomi pulang " Jawab Bara .
" Seminggu sebelum pernikahan kalian sudah tidak boleh bertemu ya " Ujar Elvi menarik perhatian Bara dengan wajah bingung nya .
" Koh seminggu Oma ,biasanya tiga hari " Protes Bara cemberut.
" Sudah jangan membantah ,Oma itu tidak mau kamu kelepasan " Jawab Elvina .
" Tapi Oma itu terlalu lama bahkan 3 hari saja itu lama bagiamana nanti kehidupan ku ? Bahkan sehari saja tanpa melihat wajah cantiknya membuat dada ku sesak Oma " Rengek Bara manja .
Plak
" Jangan aneh-aneh " Ana yang duduk di samping Bara langsung memukul lengan pria itu " Benaran Oma ,bahkan sekarang saja sudah sesak " Rengek Bara kayak nya anak kecil .
Bugh
" Aawww " Bara langsung menatap pelaku yang baru saja memukul kepalanya " Daddy " Bara langsung tersenyum kuda memperlihatkan gigi putihnya saat tahu siapa pelakunya.
" Tidak masalah Oma bahkan sebulan pun Bara sanggup " Ucapnya cepat
" Apa kamu yakin ,Opa takut kamu akan meninggal karena kehabisan napas " Cibir Henry ketus .
" Tidak Opa ,Cucu Opa ini sangat kuat " Bara mengakat kedua tangan nya sambil tersenyum.
" Kamu yakin ? Soalnya sudah tidak ada lagi tanah kosong untuk mengubur mu bahkan tanah pun menolak mu terlalu banyak dosamu " Ucap Jeje .
" Aku dan Opa tidak jauh berbeda " Jawab Bara kesal membuat mereka tertawa .
" Sudah sana mandi dulu ,kasih tahu Ibu mu untuk ke sini " Ucap Aqila lembut .
" Iya Oma " Jawab Bara lalu meninggalkan kan masion itu menuju paviliun.
💐
💐
💐
Setelah makan malam Bara kembali ke kamarnya ,kini dia sedang berbaring sambil menatap ponselnya.
" Sayang, masa kata Oma kita tidak boleh bertemu " Aduh Bara manja .
" Tidak papa ,kan hanya seminggu . Mama juga mengatakan itu padaku " Jawab Naomi tersenyum.
" Tapi bagaimana kalau aku kangen " Naomi menggeleng pelan sambil tersenyum " Hanya seminggu Mas ,jangan lebay de " Bara memanyunkan bibirnya menatap kekasihnya.
" Seperti nya kamu bahagia jika tidak bertemu denganku ,padahal aku sehari tidak sejam saja tidak bertemu dengan mu rasanya mau mati "Bukannya senang mendengar gombalan calon suami nya Naomi justru merinding membuat Bara kesal " Sayang " Rengek Bara .
" Kali ini aku percaya apa yang di katakan si kembar ,jika mas itu buaya " Jawab Naomi tertawa kecil .
" Kapan mereka mengatakan itu " Tanya Bara menatap tajam kekasih nya .
" Setiap bertemu dengan mereka " Jawab Naomi tersenyum.
" Aku akan membuang kedua wanita itu,mereka itu racun kehidupan ku " Ucap Bara .
" Aku yakin ayah akan lebih dulu membuang mu" Bela Naomi tersenyum.
" Sayang " Panggil Bara serius bahkan kini dia merubah posisi nya menjadi duduk sambil bersandar di kepala ranjang.
" Jika nanti kita menikah dan tinggal terpisah dengan orang tua apa kamu keberatan " Tanya bara .
" Tidak " Jawab Naomi tegas .
" Bukan kah itu bagus " Lanjut nya " Sebenarnya ada beberapa kontrakan yang menurut ku bagus tapi aku belum sempat bicara sama mas " Ucap Naomi .
" Kenapa harus kontrakan ? Bahkan aku bisa langsung membeli rumah sayang " Protes Bara .
" Tapi itu mahal Mas ,belum lagi pengeluaran mu untuk menyiapkan pernikahan ini sedangkan keluarga mu melarang kami ikut membantu " Ujar Naomi cemberut.
" Aku orang kaya Sayang " Naomi memutar bola matanya, kuping nya sudah bebal mendengar ucapan pria itu tentang kekayaan .
" Iya, istirahat ya mas " Ujar Naomi pelan .
" Mau istirahat berdua tidak " ajak Bara menaikan kedua alisnya tersenyum.
" Tidak,selamat malam mas " Naomi langsung mematikan panggilan video tanpa menunggu jawaban Bara .
Huh !!
Bara meletakan ponsel nya di atas meja lalu membaringkan tubuhnya menatap langit-langit kamarnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!