NovelToon NovelToon

Kamu Milikku..

1. Apa yang terjadi…?

“Kak Eric… apa yang kak Eric lakukan….!!!”

Teriak Emi yang melihat Eric yang baru saja membanting gelas dari tangannya. Eric yang sedang terpengaruh minuman beralkohol, baru saja membanting gelas yang ada di tangan Eric.

“Selalu saja begini, apa kakak akan seperti ini setiap hari. Sadar kak, di sini masih ada aku dan mama, yang akan ada untuk kak Eric.”

ucap Emi dengan penuh amarah, melihat Eric yang setiap hari menikmati alkohol di mini bar mansionnya.

“Pergi kamu Emi, pergi sana. Jangan ganggu gue, apa peduli lo haaa….!!!”

teriak Eric sambil menunjuk ke arah Emi yang berdiri di depan Eric.

“Kak, aku tahu kalau kak Eric masih memikirkan wanita tak bermoral itu. Apa kakak tidak sadar kalau wanita itu telah membohongi kakak selama ini, sadar kak…!! Sadar…!!”

Teriak Emi di depan kakaknya.

Eric tertawa sinis mendengar teriakan Emi, tiba tiba eric menangis di depan Emi.

“Hiks… Emi, apa salah gue, kenapa dia ninggalin gue, gue sudah mengorbankan semuanya. Apa yang dia minta udah gue kasih, sampai cinta gue sepenuhnya buat dia.”

Eric terduduk di atas lantai, dia memegangi kepalanya yang sudah mulai terasa pusing.

“Kak, gue tahu kalau kak Eric sangat mencintai Mona. Tapi kak Eric juga harus sadar, kalau dia sudah mengkhianati kak Eric selama ini.”

Emi berjalan mendekat ke arah kakaknya yang terduduk di lantai, dia memeluk tubuh lemah kakaknya.

“Gue tidak bisa lupain dia, gue nggak bisa…” terdengar isakan yang semakin keras dari mulut Eric, Emi yang melihat keadaan Eric saat ini semakin tak tega dengan kondisi kakak satu satunya yang dia sayangi.

Setelah di rasa Eric sudah mulai tenang, Emi membantu Eric berdiri, dia menuntun kakaknya menuju ke kamarnya yang berada di lantai atas dimana letak kamar Eric.

Eric berjalan sedikit sempoyongan, dia selalu bergumam menyebut nama mantan kekasihnya. Emi yang melihat Eric tidak bisa move on dari keterpurukannya, merasa geram dengan mantan kekasih kakaknya.

“Awas lo ya Mona, gue nggak bisa maafkan lo yang sudah buat kakak gue seperti ini. Lo harus mendapat pelajaran yang setimpal karena sudah buat kakak gue terpuruk seperti ini.” Batin Emi, yang ingin membalas perbuatan jahat mona.

Setelah sampai di kamar Eric, emi menghidupkan lampu utama di kamar Eric. Emi meletakkan tubuh lemah kakaknya di atas kasur Eric. Dia melepaskan sepatu kerja Eric, tak lupa Emi melepaskan dasi dan kemeja kerja Eric.

Saat ini Eric hanya memakai singlet dan celana kerjanya, Emi mengambil selimut yang ada di bawah kaki Eric, dia menyelimuti tubuh kakaknya.

“Selamat tidur kak, semoga tidurmu nyenyak malam ini, dan aku harap kamu bisa secepatnya melupakan cewek iblis itu.” Lirih emi.

Sebelum pergi emi mematikan lampu utama di kamar Eric, dia menyalakan lampu tidur di kamar kakaknya.

Emi beranjak pergi dari kamar kakaknya, setelah itu dia menutup pintu kamar Eric.

“Sudah tidur kakak kamu sayang.” Ucap salsa mama Eric dan Emi.

“Ah.. mama, ngagetin Emi aja.” Ucap Emi terkejut dengan kedatangan mamanya.

Salsa tersenyum melihat raut terkejut putrinya, dia berjalan mendekat ke arah Emi.

“Kakakmu minum lagi..?” Tanya salsa sekali lagi.

Emi mengangguk membenarkan perkataan mamanya, terdengar hembusan nafas berat dari mulut salsa.

“Ma, apa sebaiknya kita bawa kak Eric berobat ke psikiater. Emi takut kalau kak Eric…” belum juga Emi melanjutkan ucapannya, Salsa sudah memotong ucapan putrinya.

“Kamu takut Eric jadi gila.” salsa tersenyum melihat wajah kawatir Emi.

“Sayang, akan datang waktunya Eric suatu saat akan menemukan kebahagiaannya. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi ke depan dengan kakakmu, sebaiknya kita selalu men suport dan selalu ada di samping dia.” Dengan penuh kelembutan salsa menenangkan kegelisahan putrinya.

“Aku hanya kawatir dengan kondisi kak Eric saat ini ma, aku tidak ingin kak Eric selalu terpuruk karena wanita ulah wanita iblis itu.” Ucap emi dengan rasa amarahnya yang akan meledak di depan salsa.

Salsa tersenyum sambil mengelus rambut panjang Emi, dia menggenggam tangan lembut putrinya.

“Sudahlah sebaiknya kita tidur malam ini, besuk kamu sekolahkan….?” Ajak salsa, dia teringat kalau besuk Emi harus sekolah.

“Iya ma, Emi masuk ke kamar dulu ya. Mama juga harus istirahat.” Ucap Emi.

Salsa tersenyum dan menganggukkan kepalanya, setelah melihat kepergian Emi menuju ke kamarnya, salsa menyusul masuk ke dalam kamarnya yang ada di samping kamar Eric.

2. Semangat…

Pagi ini terlihat cuaca sangat cerah di daerah tempat tinggal elsa, dengan semangat yang membara elsa berangkat kerja dengan mengendarai motor matic kesayangannya.

“Semangat elsa, semoga hari ini lebih indah dari hari kemarin.” Monolog elsa menyemangati dirinya sendiri.

Dengan kecepatan rata rata, dia mengendarai motor maticnya. Jalanan Jakarta yang terkenal dengan kemacetannya, tak menghalangi langkah elsa pagi ini.

Tiba di perempatan, laju elsa terhenti karena trafic light menyala merah, menandakan semua motor dan mobil harus berhenti, tak lama lampunya berubah warna menjadi kuning dan setelahnya hijau.

Elsa yang sedikit kesulitan memajukan motornya, karena ramainya pengendara motor di depannya.

Tiin… tiin..

Elsa berjengit kaget mendengar suara klakson dari belakang elsa, dengan sinis elsa menatap mobil di belakangnya.

“Woy.. sabar..” teriak elsa ke mobil yang ada di belakangnya.

Pengemudi mobil di belakang elsa tidak peduli dengan teguran elsa, dia masih tetap membunyikan klaksonnya.

Elsa sudah tidak peduli dengan mobil yang tidak sabaran tadi, dia melajukan motornya sedikit cepat. Tapi mobil yang tadi membunyikan klakson di belakang elsa terus mengikuti elsa.

“Kenapa mobil itu mengikuti gue ya, aduh gue harus cepat sampai ke tempat kerja nih, jangan jangan dia nggak terima waktu gue negur dia tadi, waduh… nanti kalau dia macam macam gimana ya.” Elsa menambah kecepatan motornya, tapi mobil tersebut masih mengikutinya dari belakang.

Akhirnya elsa sampai di depan tempat dia kerja, dia memarkirkan motor matic kesayangannya. Elsa memastikan apa mobil yang di belakangnya tadi masih mengikutinya atau tidak, dia melihat ke kanan dan ke kiri tapi hasilnya mobil tersebut sudah tidak mengikutinya.

Setelah memastikan keamanan motornya, elsa berjalan menuju ke dalam perusahaan tempat dia bekerja. Saat ini elsa bekerja di PT. Antariksa, dia menjabat sebagai kepala manager pemasaran.

Elsa berjalan dengan santai sambil menenteng tas kerjanya, menuju ke arah lift yang akan membawanya ke lantai 7 dimana kantor elsa berada.

Terdengar hp elsa bergetar, dia mengambil hpnya yang berada di dalam tas kerjanya, sambil berjalan elsa mengangkat panggilan tersebut.

“Halo sayang...” Jawab elsa sambil berjalan menuju ke ke arah lift, elsa yang kurang fokus dengan jalannya tiba tiba menubruk tubuh tegap seorang pria di depannya.

“Aduh…” elsa mengaduh kesakitan, saat membentur tubuh kekar lelaki di depannya.

“Maaf gue nggak sengaja.” Ucap elsa sambil menatap laki laki di depannya, dengan tidak enak hati elsa memundurkan langkahnya, menjauh dari pria yang dia tabrak tadi.

“Lo punya mata kan.” Sarkas pria yang ada di depan Elsa, yang tak lain adalah eric.

Elsa memendelikkan matanya menatap ke arah eric, dia tidak terima dengan ucapan eric.

“Jelas gue punya mata, tapi tadi kan gue udah minta maaf sama lo, seharusnya lo maafin gue dong.”

Eric menatap tajam ke arah elsa, tanpa berkata apapun eric pergi dari hadapan Elsa di ikuti Aldo di belakang eric.

“Eh.. main pergi aja nggak punya sopan santun ya lo.” Teriak elsa yang melihat kepergian eric.

Eric berjalan ke arah lift yang dikhususkan untuk para petinggi di perusahaan, tak lama pintu lift terbuka, eric dan Aldo masuk ke dalam lift tersebut tak lama pintu lift tertutup dan Aldo menekan tombol 15 dimana letak kantor CEO berada.

“Apa jadwal saya hari ini.” Tanya eric ke Aldo.

Aldo mengambil iPad yang ada di dalam tas kerjanya, dia membuka jadwal yang sudah di buat untuk eric hari ini.

“Jam sembilan nanti anda akan ada meeting bersama para staf di perusahaan, jam satu siang ada jamuan makan di luar bersama pak alex dan jam…“ belum juga Aldo meneruskan ucapannya eric menghentikan ucapan Aldo.

“Meeting kita mulai tiga puluh menit lagi,” perintah eric yang membuat Aldo terkejut sampai menggenggam iPad yang ada di tangannya.

Seperti itulah sikap eric selama beberapa tahun ini, dia selalu dingin dan ketus dengan semua orang, kecuali dengan adik dan mamanya.

Rasa sakit hatinya karena ulah Mona mantan kekasihnya, yang membuat dia menjadi seorang pria yang dingin dan tak tersentuh.

“Baik pak,” ucap Aldo singkat.

Setelah pintu lift terbuka eric keluar terlebih dahulu di ikuti Aldo di belakangnya. Eric berjalan menuju ke ke ruang kerjanya, sedangkan Aldo melangkah di belakang eric mengikuti atasannya tersebut. Setelah mereka masuk kedalam ruang kerja Eric, Aldo yang masih berdiri menunggu atasannya memberi perintah selanjutnya.

“Aku ingin melihat laporan penjualan bulan ini.” Ucap eric memerintah Aldo.

“Baik pak,” Aldo segera pergi dari hadapan eric, dia keluar menuju ke meja kerjanya yang ada di luar ruang kerja eric.

Aldo mendudukkan bokongnya di kursi kerjanya, setelah itu dia segera menghubungi pihak pemasaran menggunakan interkom yang ada di atas meja kerja Aldo.

Aldo menekan tombol di mesin interkom tersebut, tanpa banyak basi basi Aldo segera memberi perintah.

“Bawa segera laporan penjualan bulan ini, dan serah kan ke ruang kerja CEO.”

Tak lama elsa datang sambil membawa berkas di tangannya, dengan langkah cepat Elsa menghampiri Aldo yang sedang memeriksa berkas yang ada di depannya.

“Permisi pak, saya membawa laporan penjualan bulan ini yang anda minta tadi.” Ucap elsa yang sudah berada di depan meja kerja Aldo.

Aldo mendongak melihat ke arah elsa, Aldo menautkan alisnya, dia ingat dengan elsa yang tadi menabrak eric di lobi.

“Kamu.. Hmm… langsung bawa masuk aja ke ruang kerja CEO.” Perintah Aldo ke elsa.

Dengan berkas yang dia bawa di depan dadanya,dengan kedua tangannya.

Elsa berjalan masuk ke dalam ruang kerja CEO, sebelum masuk ke dalam elsa mengetuk pintu di ruang kerja eric.

Tok.. tok.. tok..

“Masuk” ucap eric dari dalam.

Elsa menarik handel pintu, kemudian membuka pintu di ruang kerja eric. Dengan langkah perlahan dia masuk dan menutup kembali pintunya.

“Maaf pak, ini berkas penjualan bulan ini yang bapak minta tadi.”

Elsa meletakkan berkas itu di depan meja atasannya, eric yang dari tadi melihat berkas yang ada di depannya seketika mendongak menatap elsa yang menyerahkan berkas yang dia bawa.

“Kamu..” ucap elsa terkejut dengan keberadaan eric di depannya.

Tatapan eric semakin tajam melihat elsa yang terkejut karena melihatnya.

“Letakkan di situ.”

Dengan tatapan yang sangat tajam dan nada bicara yang terdengar sangat dingin, eric menyuruh elsa meletakkan berkas yang dia bawa untuk di letakkan di meja kerjanya.

“Mati gue, ternyata orang yang tadi gue tubruk ternyata CEO di perusahaan tempat gue kerja.” Batin elsa, dengan rasa bersalah elsa menundukkan kepalanya tanpa mau menatap mata tajam eric yang menatapnya.

“Baik pak, kalau begitu saya permisi.” Belum juga elsa melangkah pergi eric sudah menghentikan langkahnya.

“Tunggu dulu, sepertinya kita pernah bertemu.” Eric berucap sambil menyedekapkan kedua tangan di depan dadanya.

“Mmm… anu pak, maaf atas kejadian tadi pagi dilobi, saya mohon maaf saya yang salah karena tidak memperhatikan langkah saya.” Ucap elsa setengah gugup dia tidak berani menatap wajah eric.

“Hmm…. Baiklah, buatkan saya kopi tanpa gula, sekarang….!!! Saya tunggu lima menit kopi itu harus ada di sini.” Ucap eric menyuruh elsa.

“Apa…!! Mana biasa pak, saya buat kopi secepat itu.” Ucap elsa menolak perintah eric.

“Baiklah, jika kamu tidak sanggup silahkan kamu buat surat pengunduran diri kamu dan langsung serahkan ke HRD.” Eric dengan se enaknya memberi perintah yang tidak masuk akal ke elsa.

“Mm.. baik lah pak, kalau begitu saya permisi.” Dengan langkah cepat elsa keluar dari ruang kerja eric, eric yang melihat elsa dengan tergesa keluar dari ruang kerjanya tersenyum puas.

Aldo yang melihat elsa keluar dari ruang kerja eric, dengan langkah yang tergesa gesa pergi tanpa berpamitan dengan Aldo.

“Kenapa tuh anak, seperti dikejar setan aja.” Batin Aldo.

Aldo kembali melanjutkan pekerjaannya yang tertunda karena melihat tingkah elsa tadi, dengan penuh konsentrasi Alldo memfokuskan pandangannya melihat berkas berkas yang ada di depannya.

Tak lama terdengar suara gebrakan, seperti pintu yang dibuka dengan tergesa.

Braaakk…

aldo refleks berjengit kaget, mendengar gebrakan dari arah pintu masuk.

“Setan nih cewek, buat kaget gue aja.” Lirih aldo mengumpat sambil elihat ke arah elsa yang datang dengan tergesa membawa tumbler dan gelas yang ada di kedua tangannya.

“Maaf pak, saya buat kaget ya.” Dengan nafas yang terlihat ngos ngosan elsa berjalan mendekati pintu ruangan eric,

Tok.. tok.. tok..

Elsa mengetuk pintu di ruang kerja eric.

“Masuk.” Ucap eric dari dalam.

Setelah mendengar ucapan eric yang mengijinkannya masuk,elsa membuka pintu dan masuk dengan langkah pelan ke mendekat ke arah eric.

“Mana kopi pesanan saya.” Ucap eric yang tidak melihat elsa membawa kopi pesanannya.

Elsa meletakkan tumbler dan gelas kosong di atas meja kerja eric, Eric menggeryit melihat tumbler dan gelas kosong tersebut.

“Sebentar pak.” Elsa membuka tumbler dan menuangkan isinya di gelas kosong yang sudah dia letakkan diatsa meja kerja eric, tanpa elsa ketahui eric tersenyum melihat tingkah random elsa saat ini,

“Hmm… belum ada lima menit, kamu boleh pergi.” Eric berkata sambil melihat jam yang ada di tangan kirinya.

“Baik pak.” Elsa melangkah pergi menuju ke pintu ruangan eric, sebelum elsa keluar eric menghentikan langkah elsa lagi.

“Lima menit kita rapat, kamu sudah siapkan semuanya.”

Elsa yang mendengar ucapan atasannya memelototkan matanya,

“Mati gue,” batin elsa, dia belum menyiapkan berkas yang akan di presentasikan saat meeting nanti.

Elsa sekali lagi keluar dengan langkah tergesa, aldo yang melihat tingkah elsa mengelengkan kepalanya. Tak habis pikir dengan tingkah elsa saat ini.

Lampu indikator di interkom depan meja aldo menyala, menandakan kalau ada panggilan dari atasan aldo.

“Kita rapat sekarang,” ucap eric memberi instruksi ke aldo.

“Baik pak,” jawab aldo singkat.

Eric keluar dari ruang kerjanya, aldo yang sudah berdiri sambil membawa iPad di tangannya, mengikuti langkah eric di belakangnya.

Mereka menuju ke ruang meeting yang ada dilantai 10.

3. Menjalani nasib.

Tepatnya di ruang meeting, eric yang sudah berada di ruangan tersebut bersama para staf dan sekertarisnya aldo, bersiap akan memulai meeting hari ini yang di pimpin aldo sekertaris eric.

Aldo yang akan membuka rapat hari ini, tiba tiba ucapannya terhenti karena suara ketukan pintu di luar ruangan.

Tok.. tok.. tok..

Terlihat handel pintu yang dibuka dari arah luar, muncul elsa dengan membawa berkas di tangannya.

“Maaf saya terlambat,” dia berjalan menuju kursi yang sudah di sediakan, dia duduk di samping kiri tempat duduk eric.

“Aduh, kenapa gue duduk di dekat ni orang.” Elsa melangkah mendekat ke kursi yang sudah di sediakan untuk dirinya.

Elsa menganggukkan kepalanya ketika melihat eric yang memandangnya, elsa kemudian duduk. dan meletakkan berkas yang dia bawa tadi di depan mejanya.

“Baiklah saya rasa semua sudah hadir, mari kita mulai meeting hari ini.” Terlihat suasana tegang di ruangan tersebut.

Dua jam pun berlalu, meeting yang diharapkan berjalan dengan cepat menjadi sangat lama karena eric yang tidak puas akan presentasi yang di bawakan elsa.

Satu persatu mereka keluar dari dalam ruang meeting, tampak wajah kesal elsa yang keluar bersama memei.

“Sabar ya el, jangan anggap serius omongan pak eric tadi.” Ucap memei menenangkan elsa sahabatnya.

“Mei, apa dia punya dendam sama aku ya, sampai aku harus merevisi ulang presentasi ku tadi.” Ucap elsa sambil menyentak nyenyak kan kakinya ke lantai.

“Sabar ya el, sabar.” Memei mengelus pundak elsa.

“Sayang, kamu tidak apa apa.” Tanya rio yang menghampiri elsa dan memei, yang hampir dekat dengan meja kerja rio.

“Sayang…“ elsa menatap ke rio dengan pandangan mata yang tampak sayu, elsa tiba tiba memeluk tubuh tegap rio.

“Kebiasaan deh, kalau udah ketemu cowoknya, gue di cuekin.” Ucap memei sambil pergi menjauh dari elsa dan rio yang masih berpelukan.

“Apa yang terjadi, kenapa kamu kelihatan nggak semangat gitu.” Tanya rio sambil mengelus rambut elsa.

“Gue rasanya pengen resign aja sayang,” ucap elsa.

“Kenapa harus resign, emang kamu buat kesalahan apa sampai mau resign segala, kalau masih bisa diperbaiki ya diperbaiki aja.” Rio mempererat pelukannya, dia ingin kekasihnya saat ini merasa nyaman dan tidak gelisah lagi.

Elsa yang merasa nyaman saat bersama dengan kekasihnya rio, tidak mau melepas pelukannya.

Tanpa elsa dan rio ketahui, ada sepasang mata yang melihat kelakuan mereka.

“Ada apa pak, apakah ada sesuatu yang mengganjal pikiran bapak saat ini.” Ucap aldo sambil memperhatikan raut muka kesal atasannya.

“Tolong mulai besuk buat peraturan baru, dilarang berpacaran di dalam perusahaan. Jika masih ada yang nekat melakukannya, maka akan dipotong gaji selama tiga bulan.” Ucap eric sambil melangkah menuju ke arah lift.

“Baik pak,” jawab aldo sambil berjalan di belakang eric.

Eric melangkah dengan langkah tegapnya berjalan melewati elsa dan rio yang sedang asik berpelukan dari tadi, serasa dunia milik mereka berdua yang lain ngontrak.

Aldo yang melihat atasannya berjalan di depannya, tiba tiba melepaskan pelukannya.

“Kenapa sayang…?” Tanya elsa menatap raut takut aldo.

“Baru saja pak eric dan pak aldo lewat sayang, maaf aku mengejutkanmu ya.” Rio menangkup wajah elsa, dia takut kalau kekasihnya marah akan sikapnya.

Elsa menggeleng cepat, membalas ucapan rio.

“Nanti sepulang kerja kita makan di tempat langganan kita bagaimana..?” Ajak rio.

“Hmm… iya aku mau, tapi motorku bagaimana..?” Tanya elsa yang masih kawatir dengan motor matic kesayangannya.

“Nanti biar memei bawa motor kamu, setelah selesai makan kita bisa ambil motor kamu di rumah memei, bagaimana…?” Ucap rio mengusulkan idenya ke elsa.

“Baiklah, nanti biar aku bilang sama memei dulu, semoga aja dia mau ya sayang.” Dengan manja elsa bersandar di lengan rio.

“Kalau gitu ayo kita kerja, kamu semangat ya… jangan ada drama resign segala, oke.” Rio menoel puncak hidung mancung elsa.

Elsa yang mendapat perlakuan manis dari rio tersenyum senang dengan sikap rio, setelah drama elsa yang akan mengajukan resign dan rio yang berusaha membujuk kekasihnya untuk tetap tinggal, mereka akhirnya kembali ke meja kerja masing-masing, melanjutkan pekerjaan mereka yang menumpuk dan harus di selesaikan.

Saat ini tampak wajah eric yang terlihat meradang, dia teringat akan kemesraan elsa dan rio tadi.

“Bisa bisanya dia bermesraan seperti itu di saat sedang bekerja, apa dia tidak malu dan apa dia tidak takut kalau gue pecat.”

Gerutu eric yang hanya bisa dia dengar sendiri, entah kenapa saat ini eric terlihat tidak senang dengan kelakuan elsa dan kekasihnya tadi.

Tiba tiba terbersit ide jahil eric untuk elsa, terlihat eric tersenyum smirk membayangkan kekesalan elsa nanti. Eric menekan tombol di interkom yang ada di samping meja kerjanya, terdengar suara aldo dari balik interkom tersebut.

“Al, tolong manager pemasaran yang bernama elsa suruh ke sini menemuiku.” Perintah eric ke aldo.

“Baik pak” jawab aldo dengan cepat.

Setelah menunggu selama 15 menit, terdengar suara ketukan dari pintu masuk ruang kerja eric.

“Masuk.” Perintah eric, tampak elsa membuka pintu di ruang kerja eric dengan langkah sedikit lesu.

“Ada apa bapak memanggil saya, apa ada yang bisa saya bantu.” Tanya elsa.

“Saya ingin melihat data penjualan sepuluh tahun terakhir ini, dan saya ingin kamu mencetaknya lalu serahkan ke saya hari ini juga.”

Elsa langsung memelototkan matanya mendengar perintah eric.

“Tapi pak, saya juga harus merevisi ulang presentasi saya tadi. Kan tadi bapak bilang, saya harus menyerahkan nya untuk rapat besuk pagi, bagaimana saya bisa selesai hari ini pak.” Dengan lesu elsa memberi alasan ke eric.

“Saya tidak mau tahu, kalau perlu kamu lembur untuk hari ini.” Ucap enteng eric.

“Tapi pak… saya…”

Belum sempat elsa meneruskan ucapannya, eric menyela pembicaraan elsa.

“Jika kamu keberatan dengan perintah saya, silahkan buat surat pengunduran diri kamu hari ini.” Ucap eric tegas.

“Huh… baiklah pak, saya permisi undur diri.” Belum sempat eric menjawab, elsa pergi meninggalkan eric yang terbengong menatap kepergian elsa.

Elsa berjalan keluar dari ruangan eric, aldo yang melihat elsa yang berjalan dengan lesu berusaha menegurnya.

“Kamu kenapa…?” Tegur aldo.

“Pak, ada nggak pintu ajaibnya Doraemon, saya mau pinjam sebentar buat kembali ke waktu pagi hari saat saya bangun dari tidur.” Ucap lesu elsa, aldo yang mendengar kata kata tidak jelas elsa hanya menggelengkan kepalanya.

Belum sempat aldo menjawab, elsa berjalan pergi meninggalkan aldo.

“Ada ada saja tuh cewek, mana ada pintu Doraemon. Kalau ada gue mau juga pinjam.” Monolog aldo.

Elsa yang sudah duduk di meja kerjanya, menelungkupkan kepalanya di atas meja.

Rio yang melihat kekasihnya tampak tidak bersemangat setelah kembali dari ruang CEO, berinisiatif mendekati elsa.

“Kenapa lagi sayang, apa kamu ada masalah sama CEO kita.” Tanya aldo.

“Sayang, sepertinya acara makan malam kita batal deh, tadi pak eric menyuruhku mencetak data penjualan selama sepuluh tahun terakhir, dan aku juga harus merevisi ulang hasil presentasi ku tadi. Serta kamu tahu, aku harus selesaikan hari ini juga. OMG… rasanya pikiranku kacau banget, maaf ya kita tidak bisa pergi malam ini.” Ucap sesal elsa ke kekasihnya.

“Tidak apa apa sayang, kan bisa lain hari.” Ucap Rio memaklumi.

“Terima kasih sayang, kamu mau mengerti akan kondisi aku sekarang ini.” Elsa rasanya ingin sekali menangis di hadapan rio, tapi dia malu jika harus dilihat karyawan lain.

“Oke aku kembali ke meja kerja aku dulu ya, selamat bekerja ya sayang.” Sebelum pergi rio membelai pipi elsa dengan sayang.

Karena perlakuan rio, elsa seperti mendapatkan suport energi dari kekasihnya.

“Aku siap, ayo. Semangat elsa kamu bisa. Buat si eric itu kaget dengan hasil kerja mu, ayo semangat.” Lirih elsa menyemangati dirinya sendiri.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!