NovelToon NovelToon

Limitless : Reinkarnasi Sang World Breaker

01. Kematian yang Tak Terduga

Hiroshi Kazuma menghela napas panjang setelah akhirnya menaklukkan bos terakhir dalam game yang baru saja ia mainkan selama berjam-jam. Matanya yang lelah menatap layar komputer, angka kemenangan berkelip-kelip di monitor. "Akhirnya selesai juga," gumamnya sambil meraih minuman kaleng yang sudah hampir kosong di meja.

Dia adalah seorang programmer jenius dan gamer profesional yang sudah terbiasa menghabiskan malam-malam panjang dengan bermain game. Namun, kali ini berbeda. Saat ia merenggangkan tubuhnya, tiba-tiba dadanya terasa sangat sakit. Rasa panas menyebar ke seluruh tubuhnya, dan ia terjatuh dari kursinya, mencengkeram dadanya.

"Apa... ini...?" pikirnya panik. Pandangannya mulai mengabur, dan dalam beberapa detik, semuanya gelap.

Ketika Kazuma kembali membuka matanya, bukan layar komputer yang ia lihat, melainkan langit biru cerah yang tak terhingga luasnya. Matahari bersinar dengan hangat di atas kepala, angin sepoi-sepoi menerpa wajahnya.

Dia bangkit perlahan, merasa pusing dan bingung. Sekitar lima detik pertama, dia berpikir itu adalah mimpi aneh atau halusinasi akibat terlalu banyak main game. Namun, ketika dia melihat sekeliling—padang rumput luas yang membentang tanpa ujung, hutan di kejauhan, dan kastil megah di balik bukit—hatinya mulai berdebar kencang.

"Ini... bukan di Bumi?" Kazuma bergumam, mencoba mencari penjelasan logis. "Apa aku... meninggal? Tapi bagaimana mungkin aku... ada di sini?"

Sebelum dia bisa memproses lebih jauh, suara gemerisik dari arah hutan menarik perhatiannya. Kazuma menoleh dan melihat seekor serigala besar dengan bulu hitam legam dan mata merah menyala melangkah keluar dari balik pepohonan. Napas binatang itu berembus berat, dan air liurnya menetes, seolah menandakan bahwa Kazuma adalah mangsa berikutnya.

Namun, yang mengejutkannya bukan hanya penampilan serigala raksasa itu. Sebuah tulisan transparan tiba-tiba muncul di depannya, seperti antarmuka dalam game.

[Serigala Darah Lv. 20]

Kazuma terpaku. Dia mengenali gaya penulisan itu—ini seperti sistem leveling dalam game RPG yang sering ia mainkan. Tapi bagaimana bisa sesuatu seperti ini terjadi di dunia nyata?

"Apakah aku... masuk ke dalam game?" gumamnya, tidak percaya.

Serigala itu mendekat dengan gerakan cepat, siap menyerang. Refleks bertahan hidup Kazuma mengambil alih. Dia meraih tongkat kayu yang tergeletak di dekatnya, satu-satunya hal yang bisa ia gunakan untuk membela diri. Namun, meskipun dia bisa bermain game dengan baik, Kazuma tahu bahwa dalam dunia nyata, dia tidak punya keterampilan fisik untuk melawan makhluk sebesar ini.

Dengan napas terengah-engah, dia mengayunkan tongkatnya ke arah serigala yang menerjang. Tetapi sebelum tongkat itu mengenai, Kazuma merasakan sesuatu yang aneh. Dalam sekejap, menu status muncul di depan matanya, mirip dengan menu dalam game.

[Hiroshi Kazuma, Lv. 1, Class: World Breaker]

Dia tertegun melihat informasi yang muncul. Namun tidak ada waktu untuk memikirkan hal itu. Serigala itu sudah terlalu dekat.

Seketika, sebuah kata muncul di kepalanya, begitu jelas dan kuat: [Fireball]. Tanpa berpikir panjang, Kazuma mengayunkan tangannya, dan dari telapak tangannya, bola api besar keluar, menghantam serigala dengan kekuatan yang dahsyat.

Ledakan panas dan terang menyelimuti sekitarnya. Ketika asap mulai menghilang, Kazuma melihat tumpukan abu di tempat serigala itu berdiri. Monster itu benar-benar hangus dalam satu serangan.

Kazuma terdiam, masih belum percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Perlahan, ia menurunkan tangannya yang gemetar, matanya menatap kosong ke abu yang tersisa.

[Selamat, Anda telah naik level.]

Suara berdering lembut terdengar di kepalanya, seolah-olah itu adalah sistem notifikasi dari dalam game. Kazuma mengalihkan pandangannya ke layar status yang masih terbuka di depannya. Dia sekarang berada di level 2, dengan statistik dan skill yang bisa ditingkatkan.

"Ini... benar-benar seperti game," bisiknya, matanya berkedip tak percaya. "Aku bisa naik level, aku bisa menggunakan sihir... Tapi, kenapa?"

Kazuma mencoba memahami apa yang sedang terjadi. "Aku meninggal… itu pasti. Dan sekarang aku berada di dunia yang benar-benar berbeda, dengan kekuatan luar biasa ini." Tiba-tiba, ide itu terasa masuk akal dalam kekacauan yang dialaminya. "Jadi, aku bereinkarnasi... dengan kekuatan overpower seperti di cerita-cerita isekai?"

Namun sebelum dia bisa merenung lebih jauh, sebuah suara menggema di sekelilingnya, membuat bulu kuduknya meremang. “Kau juga seorang Reincarnator, kan?”

Kazuma berbalik dengan cepat. Di sana, berdiri seorang gadis muda dengan rambut perak panjang dan mata yang menyala penuh rasa ingin tahu. Gaun putih sederhana yang dia kenakan bergoyang pelan diterpa angin, dan senyumnya tenang tetapi penuh misteri.

"Aku Sylvia," gadis itu memperkenalkan diri sambil berjalan mendekat. "Aku sudah lama menunggumu. Kau—kita—tidak sendirian di dunia ini."

Kazuma menelan ludah, menatap gadis itu tanpa berkedip. "Apa maksudmu?"

Sylvia berhenti beberapa langkah di depannya, menatap Kazuma dengan mata yang tajam. "Dunia ini bukan milik kita, tetapi kita dipanggil ke sini dengan alasan. Dan kekuatan yang kau miliki... adalah bukti bahwa takdirmu lebih besar dari sekadar bertahan hidup."

Kazuma merasa detak jantungnya semakin cepat. “Jadi, ada yang lain seperti aku?”

Gadis itu tersenyum samar. “Ada banyak. Tetapi tidak semuanya berencana untuk menyelamatkan dunia ini. Dan kau... mungkin akan menjadi yang terkuat di antara mereka.”

Kazuma menatap Sylvia dalam diam, pikirannya dipenuhi dengan ribuan pertanyaan. Tetapi di balik rasa kebingungan itu, ada satu hal yang ia tahu pasti: ini baru permulaan dari perjalanan yang sangat panjang. Dunia ini tidak hanya memberikan kehidupan kedua, tetapi juga kekuatan yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Dan kini, dia harus menentukan apakah kekuatan itu akan ia gunakan untuk menyelamatkan atau menghancurkan segalanya.

02. Sistem yang bisa Dimanipulasi

Kazuma masih tertegun, berusaha mencerna informasi baru yang disampaikan oleh Sylvia. “Reincarnator”? Ini terlalu banyak untuk dipahami dalam waktu singkat. Dalam sekejap, hidupnya yang sederhana sebagai programmer berubah menjadi petualangan fantastis yang penuh dengan sihir dan makhluk luar biasa.

“Jadi, aku bukan satu-satunya?” tanya Kazuma, suaranya bergetar sedikit. “Ada lebih banyak orang sepertiku di sini?”

Sylvia mengangguk. “Benar. Ada banyak yang bereinkarnasi ke dunia ini, masing-masing dengan kekuatan dan tujuan yang berbeda. Namun, tidak semuanya memiliki niat baik. Beberapa dari mereka ingin menghancurkan dunia ini untuk kepentingan pribadi.”

Kazuma menelan ludah. “Jadi, aku harus bersiap-siap menghadapi orang-orang seperti itu?”

“Ya, dan juga untuk melindungi diri sendiri,” kata Sylvia, suaranya tetap tenang. “Kekuatanmu sangat berpotensi. Itu sebabnya aku ingin membantumu.”

Kazuma merenung. Ia telah mendapatkan kekuatan luar biasa yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya, tetapi tanpa pengetahuan yang tepat, kekuatan itu bisa berbahaya. “Apa yang harus aku lakukan?”

“Pertama, kita perlu mempelajari sistem di dunia ini,” jelas Sylvia. “Setiap Reincarnator memiliki akses ke menu status dan skill. Kita bisa menggunakan informasi ini untuk memaksimalkan kemampuan kita.”

Tanpa membuang waktu, Kazuma membuka menu statusnya sekali lagi. Di sana, dia melihat statistiknya, termasuk level dan poin yang bisa dialokasikan.

[Hiroshi Kazuma, Lv. 2]

Class: World Breaker

Status:

Kekuatan: 10

Ketahanan: 10

Agility: 10

Intelligence: 20

Mana Control: 25

Kazuma melihat bahwa dia memiliki sejumlah poin yang belum dialokasikan. “Berapa banyak poin yang aku miliki?”

“Setiap kali kau naik level, kau mendapatkan poin yang bisa dialokasikan ke statistik yang kau pilih,” jawab Sylvia. “Dengan kelasmu, World Breaker, lebih baik jika kau fokus pada Intelligence dan Mana Control. Itu akan membantumu dalam penggunaan sihir.”

Kazuma mengangguk. “Baiklah, aku akan mengalokasikan semua poin ini ke Intelligence.” Dia mengetuk ikon dan merasakan aliran kekuatan dalam tubuhnya. Sebuah suara berdering kembali.

[Anda telah meningkatkan Intelligence ke 30.]

Kazuma merasa energinya meningkat, seolah-olah pemikirannya menjadi lebih jelas. “Wow, ini luar biasa! Tapi bagaimana cara menggunakan sihir?”

“Kau hanya perlu memanggilnya,” jelas Sylvia. “Misalnya, coba panggil Fireball seperti yang kau lakukan sebelumnya.”

Dengan penuh keyakinan, Kazuma mengangkat tangannya. “Fireball!”

Sebilah bola api muncul di telapak tangannya, menyala dengan intensitas yang mengagumkan. Kazuma merasa gembira melihat kekuatan sihirnya dalam bentuk fisik. Dia melepaskan bola api itu ke udara, dan saat bola itu meledak di atas langit, ia merasakan adrenalin mengalir dalam dirinya.

“Luar biasa!” teriak Kazuma, tertawa. “Aku bisa melakukan ini!”

“Tapi ingat, kau perlu menggunakan sihir ini dengan bijak,” kata Sylvia, mengingatkan. “Kekuatan besar datang dengan tanggung jawab besar.”

Setelah menguji kemampuannya, Kazuma mulai merasakan kerinduan untuk lebih mengenal dunia baru ini. “Apa lagi yang bisa aku lakukan?”

Sylvia tersenyum, terlihat antusias. “Ada banyak hal yang bisa kita eksplorasi. Kita bisa mencari monster untuk mendapatkan pengalaman, menemukan tempat-tempat yang memiliki artefak berharga, atau bahkan membantu penduduk setempat. Dengan cara itu, kita bisa terus meningkatkan kekuatan kita.”

Kazuma merasa semangatnya berkobar. “Mari kita mulai! Tapi di mana kita harus pergi pertama?”

“Dari sini, kita bisa menuju desa terdekat. Mereka sering menghadapi masalah dengan monster yang berkeliaran. Jika kita membantu mereka, kita mungkin bisa mendapatkan imbalan yang baik,” jawab Sylvia.

“Baiklah, ayo kita pergi!” Kazuma berteriak dengan semangat. Dia tidak bisa menunggu untuk memulai petualangan baru ini.

---

Setelah beberapa saat, Kazuma dan Sylvia berangkat menuju desa. Mereka melewati padang rumput yang luas, menatap pemandangan yang menakjubkan. Namun, dalam perjalanan, Kazuma tidak bisa menghilangkan perasaan bahwa dunia ini jauh lebih berbahaya daripada yang dia bayangkan.

Ketika mereka tiba di desa, suasana tampak riuh. Penduduk desa tampak panik, berlarian ke sana kemari. Beberapa petani berdiskusi serius dengan wajah cemas.

Sylvia menyentuh lengan Kazuma. “Kita perlu mencari tahu apa yang terjadi di sini. Sepertinya mereka membutuhkan bantuan.”

Mereka mendekati sekelompok petani yang sedang berbicara. Kazuma bisa mendengar mereka membicarakan tentang monster yang menyerang ladang mereka.

“Ada sekelompok goblin yang mulai merusak tanaman kami!” salah satu petani berteriak dengan putus asa. “Kami tidak bisa menghentikan mereka sendiri!”

Kazuma merasa darahnya mendidih. “Goblin? Aku bisa mengalahkan mereka!”

Sylvia menatap Kazuma dengan serius. “Tapi kita harus berhati-hati. Meskipun kau kuat, kita harus tahu berapa banyak yang akan kita hadapi.”

Kazuma mengangguk, memahami pentingnya kehati-hatian. “Baik, mari kita lihat situasi ini dulu.”

Mereka mengikuti arah suara keributan itu, menuju ladang yang hancur. Ketika mereka sampai, Kazuma melihat sekelompok goblin berwarna hijau berlarian, merusak tanaman dengan liar.

“Apakah kau siap?” tanya Sylvia, suaranya bergetar sedikit.

Kazuma menatap sekelompok goblin yang terlihat lemah, tetapi nalurinya memberi tahu bahwa dia harus tetap waspada. “Siap. Mari kita tunjukkan siapa yang berkuasa di sini!”

Dengan semangat membara, Kazuma mengangkat tangannya. “Fireball!”

Bola api besar meluncur dari telapak tangannya dan meledak di tengah kelompok goblin, menciptakan kekacauan. Kazuma merasakan euforia ketika melihat goblin-goblin itu terlempar ke sana kemari, dan dia tahu bahwa ini adalah awal dari petualangan yang lebih besar.

Sekarang, tidak ada jalan kembali. Dia telah mengambil langkah pertama menuju takdirnya sebagai World Breaker, dan dunia ini akan mengenal namanya.

03. Musuh yang Tak Terduga

Kazuma tersenyum puas melihat kelompok goblin yang terlempar akibat serangan Fireball. Namun, dia sadar ini baru permulaan. Goblin-goblin itu memang lemah, tapi mereka datang dalam jumlah banyak dan bisa mengepung dengan cepat jika dia lengah.

"Jangan terlalu meremehkan mereka, Kazuma," Sylvia memperingatkan sambil memeriksa sekeliling. "Goblin sering menyerang berkelompok, dan biasanya ada pemimpinnya yang lebih kuat di antara mereka."

Kazuma mengangguk, matanya tidak lepas dari gerombolan goblin yang tersisa. "Aku tahu. Tapi, selama aku bisa menggunakan sihir ini, mereka tidak akan jadi masalah."

Beberapa goblin yang masih hidup berlarian ke arah Kazuma, membawa tombak dan senjata sederhana. Tanpa berpikir panjang, dia kembali mengayunkan tangannya. "Lightning Strike!"

Kilatan petir menyambar dengan keras dari langit, menghantam tanah dan menghanguskan beberapa goblin yang berusaha mendekat. Mereka terkapar, tak bergerak lagi. Namun, Kazuma merasa sesuatu yang aneh. Biasanya dalam game, setelah beberapa serangan, musuh akan mundur atau kabur jika tahu mereka kalah. Tapi ini berbeda.

"Kenapa mereka tidak berhenti menyerang?" Kazuma bertanya-tanya.

Sylvia tampak berpikir. "Mungkin ada sesuatu yang mengendalikan mereka dari belakang."

Kazuma merasakan firasat buruk. "Maksudmu, ada bos atau sesuatu yang lebih besar?"

Sebelum Sylvia bisa menjawab, tanah di sekitar mereka bergetar. Kazuma merasakan ada kekuatan yang mendekat. Dari balik bukit, sesosok besar muncul. Seekor goblin raksasa dengan tubuh berotot dan baju besi yang usang, membawa kapak besar yang berkilauan di bawah sinar matahari.

[Goblin Chief Lv. 30]

Kazuma terdiam sejenak melihat tulisan yang melayang di depan matanya. Dia tahu bahwa lawan ini bukan sekadar monster biasa.

"Goblin Chief!" serunya sambil mundur sedikit. "Level 30? Itu jauh di atas levelku!"

Sylvia dengan tenang mendekat. "Kau masih bisa mengalahkannya. Kau punya kekuatan yang jauh lebih besar dari sekadar angka level. Gunakan Mana Control-mu dengan bijak."

Kazuma menggenggam tangannya lebih erat. Ini adalah ujian yang sebenarnya. Goblin Chief itu mendekat dengan langkah-langkah berat, setiap langkahnya mengguncang tanah. Di belakangnya, goblin-goblin kecil lainnya mulai bergerak lagi, mengikuti pemimpinnya dengan semangat baru.

"Baiklah," Kazuma berbisik pada dirinya sendiri. "Kita akan lihat seberapa kuat kau."

Goblin Chief mengangkat kapaknya tinggi-tinggi, siap untuk menyerang. Dalam sekejap, Kazuma mengayunkan kedua tangannya ke depan.

"Ice Wall!"

Dinding es besar muncul di depannya, memblokir serangan kapak Goblin Chief yang menghantam es dengan kekuatan besar, membuat retakan di permukaannya. Tapi dinding es itu cukup kuat untuk menahan serangan sementara.

"Sylvia, aku butuh waktu untuk mengumpulkan lebih banyak mana!" seru Kazuma sambil menahan napas.

Sylvia mengangguk dan mengeluarkan sebuah jimat dari balik gaunnya. Dia mulai melantunkan mantra pelindung yang memperkuat dinding es itu, memberi Kazuma sedikit waktu untuk beristirahat.

Kazuma merasakan aliran mana di dalam tubuhnya. Dengan latihan singkat yang ia dapat, dia bisa merasakan mana di dunia ini lebih mudah dikelola. Tapi serangan sederhana tidak akan cukup untuk mengalahkan makhluk sekuat ini. Dia butuh sesuatu yang lebih besar, sesuatu yang memanfaatkan semua poin yang telah ia alokasikan ke Intelligence dan Mana Control.

"Ini saatnya menggunakan serangan pamungkas," pikir Kazuma.

Dengan fokus penuh, dia mulai mengumpulkan mana di kedua tangannya. Sebuah bola energi biru mulai terbentuk, tumbuh semakin besar dan kuat. Dia bisa merasakan kekuatan luar biasa yang mengalir dari tubuhnya menuju bola energi itu.

"Mana Burst!"

Bola energi itu meledak keluar dari tangannya dengan kekuatan yang dahsyat, melesat langsung ke arah Goblin Chief. Ketika bola itu menghantam makhluk besar itu, ledakan besar terjadi, menciptakan gelombang kejut yang mengguncang sekeliling. Goblin-goblin kecil terhempas ke segala arah, dan Goblin Chief terlempar mundur beberapa meter, tubuhnya terbakar oleh energi yang luar biasa itu.

Kazuma terengah-engah, kelelahan setelah mengeluarkan serangan itu. Dia merasa tubuhnya melemah, tetapi matanya tetap terfokus pada Goblin Chief yang terkapar di tanah.

“Apakah aku berhasil…?”

Namun, sebelum Kazuma bisa menarik napas lega, Goblin Chief mulai bergerak lagi. Tubuhnya yang terbakar perlahan berdiri, meskipun goyah, tapi masih hidup. Kazuma merasa terkejut, tidak percaya bahwa makhluk itu masih bisa berdiri setelah serangan pamungkasnya.

"Tidak mungkin..." gumamnya, merasakan kecemasan mulai merayap di dalam dirinya.

Namun, Sylvia tetap tenang dan maju beberapa langkah. "Kazuma, sekaranglah saatnya kau belajar bahwa kekuatan sihirmu tidak hanya bergantung pada mana dan skill. Kau harus tahu kapan menggunakan kekuatan dan kapan menggunakan strategi."

Kazuma menatap Sylvia, bingung. "Apa maksudmu?"

"Seranganmu kuat, tapi jika kau hanya mengandalkan kekuatan tanpa taktik, kau akan mudah dilawan. Serangan fisik tidak cukup melawan makhluk sekuat ini," jelas Sylvia. "Gunakan Control-mu."

Kazuma terdiam sejenak, lalu ia mulai memahami apa yang dimaksud Sylvia. "Mana Control..." pikirnya, mengingat kembali statistiknya yang terfokus pada kontrol mana. Mungkin ini bukan hanya tentang seberapa besar serangan yang bisa dia keluarkan, tapi bagaimana dia bisa memanfaatkan mana untuk membatasi gerakan lawannya.

Dia kembali mengangkat tangannya, kali ini lebih tenang. Dia merasakan mana di sekitarnya, mencoba mengendalikan alirannya. Perlahan, lingkaran sihir terbentuk di bawah Goblin Chief yang masih berusaha bangkit.

“Bind!” teriak Kazuma.

Tiba-tiba, akar-akar sihir muncul dari lingkaran itu, melilit tubuh besar Goblin Chief, menahannya di tempat. Monster itu menggeram dan mencoba melepaskan diri, tapi cengkeraman akar itu semakin kuat, menahannya di tanah.

Sylvia tersenyum puas. "Itu dia. Sekarang, kau sudah memahami kekuatanmu."

Kazuma mendekat, kelelahan namun puas. Dengan Goblin Chief yang kini terjebak oleh sihirnya, dia tahu bahwa ini adalah kemenangannya. Tapi, lebih dari itu, dia kini menyadari bahwa dunia ini jauh lebih kompleks daripada sekadar melemparkan serangan besar.

Petualangannya baru dimulai, dan dia harus terus belajar bagaimana menggunakan kekuatan overpower-nya dengan bijak.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!