NovelToon NovelToon

Satu Malam Bersama Sang Mafia

Bab 1

Seorang gadis cantik, mengenakan gaun mini dengan rambut pirang yang terurai tengah duduk manis di sebuah kafe. Dia meminum segelas americano sambil melihat luar jendela kafe tersebut. Sambil tersenyum sesekali dia melihat wajahnya didepan kamera ponselnya. Sesekali pula gadis itu merapikan rambutnya.

Gadis itu bernama Alana Ketlovly, dia tengah menunggu seorang pria yang sangat ia cintai. Hari ini merupakan hari pertemuan mereka. Pria itu memintanya untuk menunggu di kafe Flower tempat mereka sering berkunjung berdua. Entah apa yang akan disampaikan pria tersebut, namun Alana begitu antusias dan tak sabar untuk bertemu. Dia kembali melihat diluar jendela, lalu ia tersenyum ketika melihat pria yang ditunggunya sudah datang. Namun seketika senyumnya memudar ketika melihat pria tersebut datang dengan seorang gadis.

" Hai.. maaf sudah membuat mu menunggu." sapa Alvaro, pria yang sedari tadi ditunggu oleh Alana.

" Hai.." sapa Alana tersenyum getir sambil melihat gadis yang dirangkul oleh Alvaro.

" Kamu duduk disana sebentar, aku ada perlu dengannya." ucap Alvaro kepada gadis yang datang bersamanya lalu mencium pipi gadis tersebut dihadapan Alana.

Melihat pemandangan mesra didepannya, membuat Alana begitu cemburu. Dia mengambil gelas americanonya dan meminumnya sekali teguk.

" Siapa dia!" tanya Alana ketika gadis itu pergi.

" Pacarku." jawab Alvaro.

Seketika itupula Alana merasa jika petir seolah baru menyambar dirinya. Alana yang berharap akan berita bahagia justru berita yang ia dengar malah menyakiti hatinya.

" Maafkan aku, Alana. Kamu udah lihat jika aku sudah memiliki seseorang yang aku cintai sekarang." ucap Alvaro sedikit merasa bersalah kepada Alana.

" Setelah sekian lama kita bersama. Apa nggak sedikit pun kamu mencintaiku?" tanya Alana yang sudah tak kuasa deraikan air mata.

" Aku sudah mencoba untuk mencintaimu tapi aku nggak bisa. Untuk itu aku minta maaf, Alana. Aku sudah menemukan orang yang aku cintai." ujar Alvaro.

" Nggak apa-apa. Aku mengerti." ucap Alana meski hatinya sakit.

" Maafkan aku.. aku harap kamu bisa menemukan orang yang mencintaimu." ucap Alvaro lagi-lagi merasa bersalah.

" Makasih, hiks... Aku nggak apa-apa. Jangan pedulikan airmata ku yang mengalir ini." ucap Alana sambil menangis.

" Aku minta maaf, Alana."

" Nggak apa-apa.. obrolan kita sudah selesai. Kasihan pacarmu sudah menunggu. Aku pergi dulu." ucap Alana beranjak dari tempat duduknya.

Alana keluar dari kafe sambil menangis, dia tak menyangka jika kisah cinta akan berakhir dengan bertepuk sebelah tangan. Alana begitu mencintai Alvaro ketika mereka berdua masih duduk dibangku SMA. Begitu banyak hal yang Alana korbankan demi cintanya agar terbalas. Namun, setelah sekian lama bersama Alana justru tidak bisa membuat Alvaro mencintainya. Bahkan kini dirinya harus menelan pil pahit akan sakit hati karena cintanya yang tak terbalas. Alana pulang ke apartemennya sambil menangis. Untuk kali ini, dia berjanji pada dirinya sendiri. Jika ini menjadi hari terakhir kalinya dia meneteskan air mata untuk Alvaro. Selebihnya Alana mencoba untuk menganggap Alvaro sebagai teman, meski dirinya harus butuh waktu untuk itu.

Semua kenangannya bersama dengan Alvaro seperti film yang terus berputar di pikirannya. Semua kenangan itu seolah membangun luka yang begitu besar di hatinya. Cintanya yang begitu besar nyatanya di balas dengan rasa kasihan. Semua bentuk cinta dan perhatiannya, tidak membuat hati Alvaro tergugah dan memandanginya sebagai gadis yang dicintai. Kini hanya luka yang Alana setelahnya dia harus berusaha untuk lupa meski itu berat.

Bab 2

Seorang gadis duduk dipinggir kasur sambil menangis, dia melihat tubuhnya yang penuh dengan luka. Lalu datanglah dua orang pria dengan setelan jas rapi menghampiri gadis itu. Kedua pria itu meminta gadis tersebut untuk segera beranjak, namun gadis itu terus saja menangis sambil melihat luka di tangannya. Karena gadis itu tak kunjung bangun, kedua pria tersebut menarik gadis itu dengan paksaan.

Arthur keluar menuju balkon dengan mengenakan kimono. Dia lalu duduk, ditengah para pengawalnya yang berdiri. Salah satu pengawal menghidangkan kopi di atas meja untuknya. Arthur menatap setiap wajah pengawal yang menunduk ketika ia datang.

" Ada apa, katakan." ucap Arthur.

" Bos, soal gadis tadi malam.."

" Nggak apa-apa. Aku mengerti. Biarkan saja dia, aku tak mengerti dengan gadis -gadis seperti dia. Mereka yang ingin tidur denganku. Dan mau menjadi sekejam yang aku inginkan. Tapi nyatanya, mereka nggak bisa memuaskan ku sama sekali." ujar Arthur.

" Maafkan aku, bos."

" Nggak masalah, nggak perlu khawatir. Sekarang kamu, berikan laporanmu." ucap Arthur kepada salah satu pengawalnya yang membawa sebuah map.

" Baik pak, banyak produk baru kita yang di ekspor pagi ini. Sedangkan untuk casino, ada sedikit masalah. Manajer memberitahu ku ada seorang pria yang kalah dalam taruhan, jadi dia mencoba melarikan diri dan menghancurkan properti kita. Tapi jangan khawatir pak, orang-orang kita sudah mengatasinya. Dan bagi mereka yang tidak mendengarkan sudah kami hukum sesuai dengan aturan anda. Selain itu, lot baru akan dikirim melalui kapal kargo malam ini. Apa anda ingin pergi dan memeriksanya sendiri? Atau kami yang melakukannya untuk anda?" kata pengawal tersebut memberikan laporannya.

" Aku yang akan memeriksanya sendiri. Aku juga ingin menyelesaikan masalah yang ada di pelabuhan." ucap Arthur.

" Baik pak."

" Apa tindakan yang kalian lakukan kepada pria yang sudah merusak properti kita?" tanyanya kepada pengawal yang baru saja memberikan laporan tersebut.

" Awalnya dia tidak mau mengakui kesalahannya, jadi kami harus menggunakan kekerasan. Kami sudah menyuruhnya membayar atas perbuatannya." jelas pengawal tersebut.

Arthur mengangguk sambil meneguk segelas kopi. " Bagus. Aku pergi menggantikan pakaiannya ku kalau begitu." ucapnya lalu beranjak.

Arthur Stanley merupakan seorang pengusaha serta mafia terkenal. Bisnisnya bukan hanya menjalar di negara ia tinggal namun juga di manca negara. Namun beliau merupakan seorang kelainan seksual yang dimana suka menyiksa pasangannya ketika berhubungan. Maka dari itu, seorang gadis yang baru saja menangis tadi sudah membuatnya merasa tidak puas karena tidak bisa melayaninya sesuai dengan keinginannya.

***

Alana berangkat kerja seperti biasa, meski telat karena semalam dia masih menangisi keadaan hatinya. Akan tetapi, tidak membuat dirinya harus libur dari pekerjaannya. Bagaimanapun dia ingin menjadi contoh teladan bagi karyawan yang lain.

Alana berjalan masuk ke ruangan kerjanya, tiba- tiba seseorang memanggilnya.

" Alana. Aku sangat senang akhirnya bisa bertemu denganmu." ucap pria tersebut menghampiri Alana.

Tanpa disadari, kedua teman kerja Alana tengah mengintip.

" Aku pikir aku akan sia-sia menunggumu." ucap pria tersebut.

" Jika anda membutuhkan bantuan dari perusahaan kami, silakan hubungi Maya dan Jessica. Jadi anda tidak perlu datang dan menungguku." ucap Alana sambil tersenyum.

" Sama sekali tidak! Aku datang kesini dengan niat untuk bertemu denganmu." ucap pria tersebut.

Lalu kedua teman Alana, Maya dan Jessica yang mengintip keluar dan menghampiri Alana. Maya lalu mendekati Alana dan berbisik, "aku sudah mencoba mengusirnya tapi dia nggak mau pergi."

" Apa ada hal yang ingin anda diskusikan? Atau apakah anda kesini untuk membicarakan pekerjaan yang kamu lakukan sebelumnya?" tanya Alana kepada pria tersebut.

" Jangan terlalu stres dengan pekerjaan. Maksud kedatanganku kesini hanya untuk menanyakan apakah kamu mau makan siang bersama." ujar pria tersebut.

" Maafkan aku, tapi aku sudah makan siang sebelumnya. Jika tidak ada hal lain ang perlu dibicarakan. Aku mohon permisi." ujar Alana lalu pergi masuk ke ruangannya. Namun Alana sempat meminta Maya dan Jessica untuk mengurus pria tersebut.

Ketika pria itu kembali memanggil Alana, segera Maya dan Jessica menahannya. Alana tak mau berurusan dengan orang lain jika tidak berurusan dengan pekerjaannya.

Bab 3

Alana mengunjungi kedua orang tua. Entah kenapa patah hatinya membuatnya ingin bertemu dengan kedua orang tuanya. Mungkin saja dirinya bisa merasa lega setelah bertemu dengan ayah dan ibunya. Saat berkunjung, dia mendapati kedua orang tuanya tengah duduk sambil menikmati cemilan. Alana yang melihat itu tersenyum, dia merasa jika ayah dan ibunya baik-baik saja.

" Mama." Panggil Alana.

" Alana, kamu datang nak. Mama sangat merindukan mu." ucap Gladis ketika melihat putri kesayangannya datang. Segera dia beranjak lalu berjalan menghampiri putrinya.

" Alana, tumben kamu datang." ucap Arkatama, ayah Alana.

" Aku hanya ingin lihat kondisi papa dan mama. Aku juga merindukan kalian. Makanya aku berkunjung." ucap Alana sambil tersenyum, lalu dia memeluk ibunya melepaskan rasa rindu.

" Kamu kok kurusan sekali." ucap Gladis melihat wajah anaknya yang terlihat kurus.

" Apa ada masalah dengan perusahaan?" tanya Arkatama, yang juga khawatir dengan keadaan anaknya. Dia juga ikut menghampiri putrinya itu.

" Nggak ada masalah kok, papa. Mama, tahu Alvaro, kan?" ucap Alana, ingin mencurahkan rasa sakit hatinya kepada orangtuanya.

" Teman SMA mu, kan? Ada apa nak?" tanya Gladis.

" Dia sudah pucat, ma. Dan ternyata selama ini dia nggak mencintaiku." kata Alana lalu menangis.

" Papa pikir ada masalah penting. Kamu nggak usah memikirkannya, mungkin saat ini kamu patah hati. Tapi suatu saat nanti kamu akan menemukan orang yang tepat dan mencintaimu juga, nak." ujar Arkatama.

" Iya sayang, benar apa kata papamu. Jangan terlalu dipikirkan, suatu saat kamu juga menemukan orang yang mencintaimu." ujar Gladis memeluk putrinya.

Alana tidak tahu harus mengadu kepada siapa, beruntung dirinya punya orang tua yang sangat pengertian padanya. Alana hanya bisa menangis, mungkin benar apa kata ayah dan ibunya jika suatu saat dirinya akan menemukan orang yang mencintainya.

Hari-hari yang Alana jalani rasanya begitu suram, bahkan dia nampak begitu murung. Sangat sulit bagi Alana untuk melupakan Alvaro. Bahkan dia masih menatap foto Alvaro yang masih tersimpan di ponsel. Semenjak Alvaro memperkenalkan pacarnya, Alvaro tidak pernah lagi menghubungi Alana. Alana begitu merindukan Alvaro, namun apa daya Alvaro sudah memiliki kekasih.

Maya dan Jessica melihat Alana yang begitu murung dalam bekerja, bahkan Jessica merayakan jika Alana seperti tokoh kartun yang dimana diatas kepala banyak awan hitam yang menandakan hari yang buruk untuk Alana. Karena merasa iba, Maya berinisiatif untuk mengajak Alana jalan-jalan sesekali mencari hiburan, Jessica yang mendengarkan ide tersebut justru sangat setuju. Mungkin saja dengan mengajak keluar jalan-jalan Alana bisa terhibur dan kembali ceria.

" Alana.. kamu pulang ya?" tanya Maya ketika Alana menenteng tasnya keluar kantor.

" Iya, kenapa?" tanya Alana.

" Aku dan Jessica berencana mau jalan-jalan gitu ketempat hiburan. Kamu mau nggak?" tanya Maya.

" Ikut ya? Siapa tahu dengan kamu ikut, kamu bisa kembali. Aku juga ingin foto-foto disana." ucap Jessica.

" Jess, kita buat senang-senang bukan untuk foto-foto. Kamu mau ikut nggak, Al?"bujuk Maya

" Iya deh, aku ikut. Nanti kalian kirim saja lokasinya dimana. Aku akan nyusul. Aku pulang dulu ya." ucap Alana pamit pulang.

Alana pulang ke apartemennya, dia terus teringat akan ajakan Jessica dan Maya. Ajakan yang cukup menarik perhatiannya. Sebab ajakan itu mungkin saja bisa membuatnya terhibur dan melupakan rasa sakit hati masih tertanam dalam belum juga sembuh dari lubuk hatinya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!