Namanya jou, dia dianggap sebagai anak yang payah.
Ceritanya begini, Jou itu anak orang kaya, banyak temannya yang mendekati Jou karena hanya ingin hartanya, sedangkan sifat Jou begitu naif, sehingga dia selalu menganggap mereka benar-benar teman sejati.
Sudah sejak kecil hingga sekarang Jou yang telah sekolah di SMA, Jou memiliki sifat yang begitu baik kepada semua orang, berkenalan dengan siapa saja, bahkan tidak peduli meski dia tahu dia sedang dimanfaatkan, bagi Jou yang terpenting adalah dia bisa memiliki seorang yang dia anggap sebagai teman.
Hingga suatu saat kehidupan dibalik bayangan itu mulai runtuh, ketika Jou bertemu degan seorang wanita yang membuat Jou jatuh hati kepadanya, wanita itu bernama Feni, tidak lama setelah itu Jou mengungkapkan perasaanya, hingga akhirnya mereka berdua mulai berpacaran.
Pada permulaannya hubungan mereka layaknya sepasang orang yang saling menyukai, Feni terlihat begitu baik dan pengertian, namun, pada kenyataannya Feni hanyalah seorang wanita yang pandai menyembunyikan ekornya, karena semua perlakuan baiknya Itu, bagi orang-orang yang memahaminya,terlihat seperti layaknya sebuah Investasi, Ketika masih menguntungkan dirinya, maka dia akan terus bersifat baik.
Tapi, Inilah kehidupan, tidak ada yang selalu berada di atas, begitupun Jou, bisnis orang tuanya mengalami kebangkrutan, dan dalam seketika hidup Jou jadi berubah.
Para semut itu tidak lagi mengejar toples gula yang sudah habis. Satu per satu teman Jou pergi meninggalkan dirinya.
Yang paling parah itu si Feni ini, ketika dia tahu Jou Menjadi miskin, dia membuat siasat, Dia telah putus dengan Jou, dan berpcaran lagi sama anak Kepala Sekolah.
Tapi, Jou masih terus mengejarnya.
"Aku, tidak mengerti kenapa kau meninggalkan ku, apakah karena aku miskin ?" Tanya Jou kepada Feni
"Itu kau tahu, bedebah, kau tidak usah dekat- dekat lagi dengan ku, dasar kau miskin!" Jawab Feni dengan nada meledek
"Ayolah, kita bisa bersama-sama lagi dan berusaha berdua meraih kekayaan." Jou kembali bicara dengan nada membujuk
"Kau ini bodoh yak, tidak ada seseorang yang senaif dirimu ini!" Jawab Feni lagi
"Baiklah, kalau memang itu pilihan mu!" Jou bicara dengan lembut tanda dia sudah menyerah
"Eh gituh aja." Feni bergumam sambil kebingungan
Feni kemudian mengangkat satu tangannya, untuk memberi tanda bahwa urusan nya dengan Jou telah usai. Ternyata selama ia berbicara dengan Jou, ada yang mengawasi mereka, dia Arlen pacar baru Feni anak kepala sekolah.
"Arlen sayangku, ayok kita mulai ke rencananya!" Dengan akal licik nya Feni akan mengajak beberapa temannya untuk menyerang Jou.
"Halo, Jou si miskin, mau kemana kau." Arlan Mengangkat satu kakinya dan menahan pergerakan Jou.
"Apa mau mu Arlen?" Tanya Jou yang sedang galau akibat putus cinta.
"Aku cuman mau bilang sama kau, aku dan Feni telah Jadian." Arlen melambaikan tangannya sembari memanggil seseorang dan orang itu Feni. Kemudian, mereka berdua berpura pura bermesraan didepan Jou.
"Sebenarnya, apa tujuan Kalian ?, Lagian aku sudah tidak tertarik dengan bedebah itu!" Kali ini Jou benar-benar menegaskan hubungannya dengan Feni telah berakhir.
"Sialan kau, mengatakan aku bedebah, sayang, dengar kan apa yang dia katakan." kali ini Feni berbicara sok polos sekali.
"Iya, ayok teman-teman kita pukuli dia!" Tanpa diketahui di belakang mereka sudah menunggu beberapa orang untuk keadaan ini.
"Jadi ini yak keinginan kalian!" kata Jou begitu.
Pada hari itu Jou jelas dipukuli, tapi Arlen dan Feni memanipulasi laporan mereka, sehingga Jou yang dituduh telah berbuat aniaya terhadap beberapa orang.
Oleh sebab itu, beberapa hari kemudian Jou dikeluarkan dari sekolah.
Tidak hanya sampai disitu saja penderitaan Jou, orang tuanya yang mengetahui kalau Jou dikeluarkan dari sekolah, sangat marah sekali.
"Anak macam apa kau!, kerjaan nya cuman menyusahkan ku saja!" Ayah nya Jou sangat marah hingga menampar Jou beberapa kali.
"Keluar kau dari sini!" Ayah Jou saking marahnya, tanpa berpikir panjang langsung mengusir Jou. Sebenarnya Ibu nya Jou sesudah beberapa kali membujuk suaminya tetapi keputusan ayahnya Jou sudah bulat.
Jou tidak berusaha menjawab omongan ayahnya, karena dia pikir itu tidak penting lagi. Dan dia menuruti perintah ayahnya.
Jou telah diusir dari rumahnya, tidak tahu sekarang dia harus kemana, sebelum nya kediaman orang tuanya adalah keluarga satu-satunya di kota ini.
Sekarang waktu sudah gelap, Jou yang tidak tahu harus kemana, hanya bisa berjalan kesana kemari tanpa tujuan.
Untungnya Kota G, adalah kota industri, yang artinya sepanjang hari kota ini tidak akan sepi. Jou mengunjugi suatu tempat yang dulu ketika masih kecil sering pergi kesana bersama keluarganya.
Tempat itu adalah taman pusat kota, ketika malam hari, suasana alam liar akan terasa, apalagi di tengah-tengah taman itu, ada sebuah danau, dan biasanya di sekelilingnya akan banyak komunitas kota kumpul untuk sekedar bertemu.
Di taman itu biasanya Jou akan teringat dengan kejadian yang memilukan. benar saja, saat ini Jou sedang merenung didekat danau, dia benar-benar tidak percaya semua ini akan terjadi, saking merenungnya dia, akhirnya Jou terbawa suasana hingga sedikit demi sedikit air matanya jatuh.
Ditengah-tengah tangisan Jou, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya, dan ketika Jou menoleh ternyata dia itu seorang kakek-kakek.
"Hey, anak muda, nafas mu sangat berat, aku turut prihatin dengan masalah yang engkau derita." Sebuah perkataan kakek tua yang terlihat mengetahui segalanya.
"Walau aku tidak tahu, cara kau mengetahui masalah ku, tapi terima kasih kek." Jawab Jou dengan senyum manis dimukanya.
"Kau memang anak yang baik nak, aku punya solusi untuk mengembalikan keadaan mu." Kakek tua yang berbicara dengan lemah lembut namun mampu mengembalikan semangat Jou.
Dengan penuh antusias Jou menjawab " Wow Kek, bagaimana caranya?, aku ingin memperbaiki segalanya, dan melakukan banyak hal segera!"
"Tapi kek, apakah ada kesempatan bagi seseorang yang sudah terlalu jatuh." Jou kembali melanjutkan bicaranya.
"Nak, kau masih muda, kau masih naif, kalau kau ingin tahu, cara Sang Pencipta, mendidikmu adalah dengan penderitaan." Ungkap si kakek dengan ekspresi yang tenang seolah-olah telah melewati banyak hal dalam hidupnya
"Baiklah kek, lalu bagaimana ?" Tanya Jou kembali.
"Jangan salah paham nak, ada sebuah legenda yang mengatakan bahwa Raja Evolusi datang kebumi setiap bulan purnama, dan konon katanya ketika kau bertemu dengannya, maka kehidupan mu akan berubah, Jika kau ingin bertemu dengannya, kau harus mengorbankan dirimu, tetapi bukan dengan cara bunuh diri, dan kau harus lakukan itu, disaat tengah malam bulan purnama." Jelas kakek Itu kepada Jou.
"Maaf kek, aku tidak percaya." Ungkap Jou yang tadinya semangat sekali menjadi lesu kembali
"Percaya atau tidak, nanti pasti kau akan melakukannya." Jawab si kakek sambil pergi meninggalkan Jou sendiri.
Setelah cukup lama Jou meratapi nasibnya, dia pun keluar dari taman itu, dan secara kebetulan bertemu Feni, Arlen, dan teman-temannya.
"Eh Jou, Kamu ngapain disana ?, jadi gembel yak ?" Tanya Feni sambil tertawa ngakak.
Jou hanya diam saja tidak memperdulikan ocehan Feni.
"Eh belagu banget lu, sok diamin kami!" Pungkas si Arlen dengan lantang kepada sikap acuh Jou
Kemudian Arlen, menghasut teman-temannya untuk memukuli Jou. Jou digiring ke suatu gang sempit yang jarang ada orang lewat. ditempat itu Jou dipukuli sampai pingsan.
2 jam kemudian sedikit demi sedikit Jou mulai sadar.
Meski Jou sebenarnya sudah bisa bediri dan pergi dari sana, tapi dia malah memilih untuk tetap disana, diam jongkok sambil menundukkan palanya, Jou berpikir kalau berakhir disini pasti tidak apa-apa.
ketika Jou sudah berada di pintu keputusasaannya, tiba-tiba datang seorang wanita. Jou melihat jelas bahwa wanita itu sangat kelelahan, keringat mengucur membanjiri bajunya, rambut yang acak-acakan, baju yang robek dibagian lengannya, seperti wanita itu adalah seorang buronan, namun wanita itu cantik jika dilihat-lihat.
Tidak terlalu jauh, dari gang buntu ini terdengar suara langkah kaki. Jumlahnya lebih dari satu orang.
ketika langkah kakinya sudah didepan gang, wanita itu langsung bergerak memeluk Jou, dan agar terlihat sebagai sepasang kekasih Jou pun mengikuti permainannya, Jou memeluk erat wanita itu juga.
Sebenarnya taktik ini digunakan oleh wanita itu, agar sementara waktu para orang itu tidak mengejar lagi. Dan memang betul orang-orang itu mengira, Jou dan wanita asing itu hanyalah sepasang kekasih. sehingga mereka hanya lewat meninggalkan mereka.
"Eh, maaf...maaf, Aku tadi terpaksa" kata dari wanita itu dengan lembut dan langsung ingin pergi lagi.
"Kau mau kemana ?, kalau kau Ingin keluar maka tunggu sampai pagi, karena sekarang mereka pasti menutup segala jalan besar di sekitar sini" Ungkap jelas Jou ke wanita itu.
"Tapi, aku punya caranya, kau tunggu disini." Jou pergi meninggalkan Wanita Itu.
Kerena apa yang dikatakan Jou benar, orang-orang itu masih menjaga di pintu jalan besar. Jou langsung menghampiri mereka, dan tanpa pikir panjang Jou langsung memukul salah satu dari mereka.
"Woi Apa mau mu bocah!"
karena Jou memukul salah satu dari mereka. dan menyulut amarah mereka, pada akhirnya Jou dipukuli.
"Apakah ini akhir riwayat ku." ungkap Jou
dalam pikirannya.
Sebenarnya Jou melakukan tindakan ini, untuk menyelamatkan wanita itu, ketika ada orang yang tewas, maka para pengejar itu tidak akan mengejar lagi.
Jou terus dipukuli,hingga tidak berdaya, namun, takdir langit berkata berbeda, karena Jou mengorbankan dirinya demi orang lain, persis susuai yang dikatakan kakek yang ditemui Jou waktu di taman, pada tengah malam bulan purnama.
Para pengejar yang mengejar wanita itu, sudah pergi, tapi apa identitas wanita itu ?
Sementara disisi lain, Jou yang mengorbankan dirinya sendiri untuk menyelamatkan wanita itu, dalam keadaan yang sangat parah, dia dipukuli berkali-kali, mukanya saja sudah seperti tidak berbentuk, belum termasuk luka di bagian badannya, beberapa tulang rusuknya patah.
Sudah pasti, Jou tidak akan bisa bertahan lagi, waktu yang terus bergulir juga menandakan semakin lemahnya hawa kehidupan Jou, hingga saat jiwanya mulai keluar dari kontrol tubuhnya, sampai bahkan pintu menuju alam lain sudah tampak didepan matanya, tiba-tiba sebuah cahaya mengikat badannya, lalu menarik nya menjauh dari pintu itu.
Seakan seperti sebuah mimpi, cahaya itu berbicara dengan Jou.
"Kau manusia yang tidak bersalah, tidak sepantasnya kau mati begitu mengenaskan, hiduplah sekali lagi seperti yang kau mau."
Ketika Jou bangun, ternyata dia sudah berada di suatu ruangan, rumah sakit Kota G.
"Dimana Aku ?, tolong...tolong...tolong!"
Jou berteriak karena dia kebingungan akan keberadaan nya.
Perawat datang menghampiri Jou, dan menjelaskan apa yang terjadi
"Maaf tuan, saat ini anda berada di rumah sakit, dan jangan banyak bergerak dulu" Kata si perawat dengan kelembutan ciri khas seorang perawat.
"Sudah berapa lama aku disini." Tanya Jou sambil memegangi kepalanya, karena masih terasa pusing.
"Sudah 10 hari tuan." Jawab si perawat.
"Apaaaaa!" Jou merasa kaget setelah mendengar itu.
"Uuuurggh." Jou masih merasa sedikit sakit.
Setelah mendengar semua penjelasan perawat, yang mengatakan bahwa Jou tidak boleh banyak bergerak, Jou pun menuruti saran dari perawat itu.
Keadaan saat itu, langit sudah menunjukan perubahan warnanya menjadi lebih redup. Saat Jou berpikir akan menikmati malam itu di rumah sakit, seketika saja Jou merasa kaget sekali, karena wanita yang ditemui di gang waktu itu datang kerumah sakit untuk menghampirinya. Kondisi pertemuan kedua anak muda itu pun menjadi canggung, karena mereka mengingat kejadian waktu itu.
"Emmm...ehh...Kamu yang waktu itu kan, siapa namamu, yak ?" Tanya Jou sambil malu-malu.
"Ouh...Nama ku Kana Ruisa, bisa panggil aku Kana, kalau nama kamu siapa?" Kana tanya balik kepada Jou.
"Namaku Jou Law." Jawab Jou.
"Terima kasih banyak yak, sebelum nya kamu itu udah menolong aku, bahkan sampai mau mengorbankan nyawamu." Ungkapan yang tulus dari Kana sambil membukukan badan nya.
"Ouh itu...emmm bukan apa-apa bagiku, hehehe, apa kamu yang bawa aku kerumah sakit ?" Jou mencoba mencari informasi mengenai kejadian waktu itu.
"Iya, pada saat itu aku menemukan mu sudah terkapar di lokasi, lalu aku bawa kamu ke rumah sakit, ketika diperjalanan kamu sebenarnya udah tidak bernafas, aku pikir itu saat itu kamu meninggal, tapi ketika sampai di rumah sakit, kamu kembali bernafas loh" Kana menjelaskan hal ini dengan pelan-pelan.
"Ouh begitu, Aneh banget diriku ini, ehhhhhhh!" Jou berteriak kebingungan karena dia melihat ada sebuah tanda seperti tombol menu diatas kepalanya.
"Ada apa ?, apa kau sakit lagi ?" Kana bertanya karena tidak tahu apa yang terjadi.
"Eh apa kau tidak melihat, ada sesuatu diatas kepalaku ?" Jou bertanya sambil kebingungan.
"Tidak ada apa-apa." jawab Kana kembali.
"Oke baiklah, aku tidak apa-apa, terima kasih Kana." Jou mencoba mengakhiri pembicaraan karena ingin menekan tombol itu.
"Kalau tidak apa-apa, aku akan meminta dokter kesini yak." Kata Kana, setelah itu Kana pergi keluar ruangan.
Bagi Jou ini adalah waktu untuk menekan tombol itu, karena tidak ada satupun orang di ruangannya.
Ketika Jou menekan tombol itu, seketika dia langsung dikelilingi berbagai layar tembus pandang, layaknya monitor.
"Selamat datang, anda terpilih untuk merubah nasib anda, dengan sistem yang Raja evolusi berikan!" Tiba-tiba ada sebuah suara yang muncul.
"Siapa Kamu?" Tanya Jou pada suara asing itu.
"Kenalkan, tuan menamai diriku sebagai The Unique System" Jawab suara asing itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!