Sore itu di SMA NEGERI LIMA Jakarta Selatan. Biasa orang memanggil nya SMANMA.
Bel pulang telah berbunyi nyaring di dalam sekolah. murid-murid berhamburan keluar kelas. Ada yang berlari, ada yang berteriak, dan ada juga yang masih dalam aktivitas eskul nya.
Disana, terlihat ada seorang gadis ceria bertubuh langsing dengan pipi sedikit tembem. Dia adalah Lestari Salsabilla, teman-teman menyebut nya Tari.
Murid kelas XII IPS 3 Yang mampu memikat banyak kaum Adam karena kecantikannya.
Sahabat sejatinya bernama Catherine datang untuk mengajak nya pulang bareng. "Tari —" Teriak nya sambil berlari menghampirinya.
Lestari balik badan menangkap pergelangan tangan dengan sapaan ceria nya.
"Renggang gak?"
Lestari menggeleng kepala.
"Ke kafe sebentar kuy" Ajak Catherine dengan senyum nya
Tari merespon mengangguk kilat lalu sedikit berbicara "Kebetulan gue juga mau kesana"
Saat mereka sedang berjalan ke parkiran, mereka di kaget kan seorang siswa yang bukan lain itu kekasih Lestari yang bernama Erza Pamungkas.
"DORR!!"
Tari memekik kaget, balik badan reflek memukul dada nya "Jangan buat gue jantungan" Katanya sambil mengerucutkan bibir.
"Eh kebetulan lu disini za, apa lu mau ikut kita?" Tukas Catherine.
Erza menggeleng kepala, Karena kebetulan dirinya hari ini sedang ada jadwal eskul latihan basket.
"Duluan aja, gue mau ada eskul" katanya sambil menyeka keringat yang kebetulan dia mau pergi ke kantin.
Tari berdecak sebal karena obrolannya ga penting, dia langsung menyeret Catherine untuk segera menuju kafe langganan nya setiap pulang sekolah.
Hazelnut coffe less sugar
Minuman dingin berwarna coklat dengan sedikit gula dan susu. sudah menjadi minuman favoritnya gadis yang murah senyum dengan lesung pipi nya yang menggemaskan.
"Tidak ada yang bisa mengalahkan minuman ini" Lestari bergumam alay
Catherine sedikit merespon dengan senyuman.
"Kayaknya lu lagi senang banget hari ini tari?" Kata Catherine.
Sialnya pertanyaan itu tidak dijawab oleh lestari yang sudah terlarut dalam kenikmatan minuman nya.
Mereka menikmati kopi sampai lupa waktu, sampai akhirnya mereka mulai bergegas siap untuk pulang ke rumah.
Lestari bilang ke Catherine untuk tetap di tempat duduk, karena dia akan membayar semua kopi yang mereka pesan.
"Lah kebiasaan, kan gue yang ngajak, gamau ah di traktir lu terus tiap hari" Catherine Mengelak sambil membuka resleting tasnya.
Lestari mengabaikan nya, dia mulai berjalan menunduk sambil membuka isi dompet tanpa lihat depan, sampai akhirnya...
KEDEBUG!!
"A—duhhh LU KALAU JALAN HATI-HATI DONG" Pekik Lestari.
"Eh"
Catherine mendadak membeku saat melihat kondisi Lestari yang sedang menabrak orang.
Suara lestari terlalu cempreng, pemuda itu hanya menatap singkat tanpa berbicara hal aneh, kemudian melanjutkan langkah kaki nya yang sempat terhenti.
Di sisi lain, Lestari kesal sambil berjalan ke pemuda itu, ingin sekali dia mencakar wajah nya, Sialnya dia malah tersandung kursi dan mendarat ke punggung pemuda itu.
Catherine terhentak, dia menghampiri lestari karena panik "Tari lu tidak apa-apa?" Tanya Catherine sambil melerai tubuhnya yang menyentuh punggung cowok itu.
Cowok itu masih keadaan tenang. Walau diganggu terus sama gadis yang tidak dia kenal, dia mempertahankan posisi tegaknya sambil memicing mata untuk memastikan gadis itu menjauh dari punggung nya.
Lestari menggeleng kepala tak puas, sambil menarik kemeja belakang pemuda itu "Minta maaf gak lu" Katanya dengan bentakan.
Catherine yang disamping nya mencoba untuk menenangkan Lestari.
Pemuda itu menunduk melihat jam pada tangannya. "Maaf gue lagi gak ada waktu" Kata nya dingin sambil berjalan ke motornya yang terparkir di depan kafe.
BREM!!
BREM!!
Dengan melajukan motor ninja miliknya, pemuda itu pergi meninggalkan Lestari yang sudah tidak bisa menahan sabar.
Lestari melepas sepatunya untuk di lempar ke arah pemuda itu. "Anak anjing" Pekik lestari dengan sarkas, sampai terdengar di telinganya.
Pemuda itu sedikit terhentak menggeleng kepala, tidak merespon tari yang sedang kerasukan setan, dia terus menoleh jam pada tangan kiri nya.
Catherine langsung membawa Lestari menuju halte bus untuk pulang, sambil menunggu bus datang, Lestari protes keras ke Catherine "Seriusan banget kita naik bus?"
"Kali-kali naik bus, cowok lu juga kan ada eskul ga bisa jemput lu, motor gue masuk bengkel sejak kemarin" Kata Catherine.
"Alasan aja lu" Kata Lestari sambil mengipas lehernya dengan buku — menghempaskan tubuhnya ke penyangga bangku halte.
Drttt..
Drttt..
Tiba-tiba ada getaran dari ponsel Lestari di saku seragam sekolahnya, dia melihat pesan dari Erza kalau ingin menjemputnya.
"Dimana? Gue gak jadi latihan basket hari ini"
"Halte bus dekat jalan layang" Jawab lestari.
Catherine kepo, dia sedikit melirik layar ponsel nya lestari "Lah erza tidak jadi latihan?"
Lestari menghela nafas sejenak, tiba-tiba pandangan lestari mengarah ke cowok yang dia temui di kafe. Dia reflek berdiri dengan kedua mata nya yang membulat.
"WOY SETAN!!" Pekik lestari masih tidak terima langsung menghampiri.
Catherine yang sudah capek, dia tidak mengejar Lestari. Memilih untuk menunggu bus datang.
Aditya yang sedang kumpulan santai bersama teman SMP nya, tiba-tiba di datangin oleh gadis yang dia temui di kafe.
"Shit, dia lagi" Gumam Adit.
Teman-teman nya sedikit semringah ketika melihat kedatangan gadis cantik yang tubuhnya langsing dengan kedua pipi seperti bakpao.
"Dit itu cewek lu?"
"Serius lu dapat cewek bidadari?"
"Boleh tuh cewek nya bagi ke gue"
Adit menoleh ke arah teman-teman nya dengan pandangan sinis "Berisik kalian" kata Adit terlonjak dari tempat duduknya, sambil memakai jaket dan helm nya untuk cabut dari tongkrongan.
"Mau kemana lu?"
"Pulang"
"Woy tunggu" Kata lestari sambil naik ke jok motor belakang nya.
Cowok itu terhentak menyuruh dia turun dengan tegas, tapi disini lestari membangkang meminta nya jalan ke suatu tempat.
Karena telinganya sudah tidak kuat menahan teriakan nya, Adit menyalakan motor dan menuruti permintaan egois nya.
Aditya ingin sekali cepat pergi dan menghindar jauh-jauh dari cegil itu, sampai membawanya ke taman dekat kota.
"Ada apa?" Kata Adit dengan tatapan mengintimidasi, seakan ingin membuat gadis itu takut padanya.
Lestari malah tidak ada rasa takutnya pada cowok culas itu, dia malah membungkuk sambil menyelipkan anak rambut di telinga nya "Gue mau denger permintaan maaf lu"
Aditya sedikit terpesona dengan nya, kerena kalau dari dekat wajah gadis itu terlihat cantik.
Adit tiba-tiba mengerut dahi, lama-lama seperti mengenal nya "tapi dimana" Kata dalam hati Aditya.
Dia terus mengunci pandangan nya ke wajah Lestari. Sampai gagal fokus, tidak bisa menahan ekspresi nya sambil memalingkan wajah salah tingkahnya, karena wajahnya mendekati seseorang yang dia cintai dulu.
Lestari menoleh karena tak kunjung ada omongan dari nya, justru dia melihat cowok itu menggeliat aneh.
"Napa lu, naksir gue?" Kata Lestari.
Adit menghela nafas. "Gak, lu ngapain nekat naik motor gue?" Jawabnya.
"Gue bakal kejar orang yang sudah kurang ajar sama gue! sampai ke ujung dunia pun" Kata Lestari.
"Hm keras kepala ya? — Gue minta maaf, puas kan sekarang?" Jawab Adit.
Tiba-tiba suara telepon dari ponsel lestari berdering, dia mengangkat sambil memberi tahu lokasi dimana dia berada.
Setelah menutup telepon, lestari meminta Aditya pergi.
Baru saja berbalik badan, Lestari langsung menghentikan langkah kaki Adit untuk menanyakan sesuatu "Tunggu, Nama lu siapa?" Katanya.
"Aditya" Jawab singkat Adit.
Saat mendengar nama itu, Kedua bola mata tari mendadak membulat , karena penasaran dia ingin memastikan. "Apa lu Aditya Gumarang? Anaknya Bu Eni?" tanya nya serius.
Aditya menggeleng kepala singkat sambil mengerut kening bingung, sialnya kenapa dia bisa tau nama orang tua nya.
"Tunggu" Lestari kembali mencegah dan tidak sengaja melihat kalung mainan pemberian nya pada leher cowok itu, membuatnya mengerutkan kening sesaat.
"Lu ngira gue Adit siapa? Nama Adit banyak" Kata Adit sambil menyalakan mesin motornya, melaju meninggalkan lestari tanpa berpamitan.
Lestari terus menatap mengarah pada cowok itu yang sudah menjauh, tak lama dia duduk di kursi taman yang kebetulan pacarnya sudah menjemput nya.
"Dimana Catherine beb?" Tanya lestari terhentak berjalan santai ke arah pacarnya.
"Oh, dia sudah pulang naik busway" Jawab Erza sambil kasih helm bogo ke lestari
"Lu bisa disini kenapa? Lu diculik?" Sambung Erza dengan penasaran.
Lestari menggelengkan kepala lemah "Enggak, niat gue mau beli baju tapi toko nya tutup" Jawab nya dengan berbohong.
Tiga tahun sebelumnya di kelas 3 SMP.
Saat pulang sekolah, Aditya melajukan kendaraan nya, hingga sampai menuju di kediaman rumah mewahnya.
Dia hampir melupakan perintah ayahnya untuk langsung kerumah kalau sudah pulang dari sekolah.
Sampai rumah nya Aditya memohon sambil bergumam samar "Maaf Adit telat pah"
"Dari mana saja kamu? Cepat duduk" titah pak Sumbada yang sudah lama menunggu kedatangan nya.
Ibu Eni yang sudah berada disana cukup melihat dengan ekspresi gelisah. "Kenapa Dit?" Tanya Bu Eni setelah melihat raut wajah Adit yang lagi gugup.
Aditya menatap dingin ke ibu kandungnya tanpa kata. Pak bada mencegah Bu Eni untuk bicara kembali, karena dia ingin bicara serius.
"Ini masalah Lestari Salsabilla" Ucap pak bada tegas.
Adit langsung menyela pembicaraannya. "Iya pah tapi itu cuma salah paham kok"
"Denger dulu papah ngomong" Tukas pak bada yang membuat Adit terdiam, Dia mengangguk untuk kasih tanda pak bada berbicara lagi.
"Kalau kamu sudah pernah main begituan sama Lestari, cepat kamu urus pernikahan mu, papah malu kamu ngajak dia ke hotel kemarin"
"Dih sumpah, kan Adit bilang kemarin tuh tidak sadar, Adit lagi mabuk tiba-tiba satu ranjang dengan —"
"Cukup Adit, sekarang papah beneran malu sama kamu, terus juga kamu masih kecil sudah jadi preman, sapa yang nyuruh kamu mabuk-mabukan!!" Kata pak bada sambil membalik badan meninggalkan Adit dengan membawa kekecewaan nya.
"Tunggu pah—" Kata Aditya menahan kepergian sang ayah, namun tidak di respon sang ayah yang sudah keluar dari rumah.
Aditya melirik pandangan tidak biasa ke Bu Eni "Apa ibu sudah puas?" Katanya sambil menurunkan kedua bahu dan menghela nafas.
Kemudian Adit meninggalkan rumah sambil membawa jaket, dilihat ibu Eni dengan bertanya karena penasaran "Mau kemana Adit?"
"Maen" Jawab singkat Adit sambil berjalan dengan aura dingin yang tak bisa diganggu.
Tak lama Adit langsung mengajak teman nya untuk mabuk, dengan gelas melingkar, semua penuh canda dan Menghalu aneh, tak lupa juga suara dentuman musik menggema di markas mereka.
Moonruners adalah Genk motor kebanggaan Aditya waktu SMP, dia ketuanya saat itu, di balik sifatnya yang dingin terdapat pria yang kejam untuk para gadis.
"Habisin bro" Kata Adit sambil mengangkat gelas dengan celingukan nya yang tak jelas.
Malam semakin larut, semua orang di markas tertidur pulas, tapi tidak untuk Adit yang masih sadar, dia pulang membawa motor ninja nya. Kebetulan bertemu dengan Lestari yang sedang mencari makan.
Arah motornya berbelok aneh, sehingga membuat lestari panik berlari menghalang nya.
"STOP!!"
Lestari menyipitkan mata dengan kedua alis yang menurun tajam "Lu mabuk beb?"
Aditya yang mendengar sedikit, dia mengangguk dengan pandangan samar.
Lestari menurunkan Aditya dari motor, dia mengunci ganda. dan membawa Adit untuk makan seafood bersama.
Setelah perutnya di isi. Adit justru mengeluarkan nya kembali, dia muntah di balik pohon dekat kedai itu, membuat semua orang jijik padanya.
Lestari menenangkan Adit sampai setengah sadar, dengan nada masih sengau, Adit kasih nomor orang tuanya.
Lestari menelpon kedua orang tua Adit untuk menjemputnya di dekat jalan layang, namun Pak Sumbada bilang ada kesibukan, ibunya juga tidak bisa pergi naik motor.
Membuat Lestari semakin panik, dia langsung membawa Adit ke rumahnya dengan izin ke orang tuanya Adit.
Saat dirumah Tari, Adit tertidur pulas di sofa depan, lagi-lagi dia mengigau aneh tengah malam jam 2, dia berjalan menuju kamar nya Lestari.
Yang kebetulan Lestari sedang tidur memakai hotpants dan tanktop, Adit membuka pintu kamar dan melihat samar dengan pandangan sayu. dia tanpa sadar melepas baju dan masuk ke ranjang gadis itu hingga tidur bareng.
Besoknya. Pak Sumbada datang pagi-pagi setelah di notice share lokasi rumah lestari waktu semalam, namun Orang tua lestari tidak mengetahui kalau ada Aditya dirumahnya. Mereka akhirnya pergi ke kamar Lestari.
Saat mereka buka pintu, matanya kompak melotot tajam melihat mereka berpelukan dalam satu ranjang tanpa pakaian sama sekali.
Pak Sumbada semakin marah. begitu juga orang tua nya Lestari yang membuat Lestari bangun dan menjerit hebat.
"BRENGSEK!! LU SUDAH DUA KALI GINIIN GUE!!" Pekik Tari reflek menjambak rambut Adit
Aditya menggeleng kepala singkat dengan alasan yang sama. "Gue gak tau, tiba-tiba dikamar lu sumpah"
Pak Sumbada meminta maaf ke orang tua tari sambil mempertegas "Maaf atas kelancangan anak saya, kalau anak kalian hamil, saya berjanji langsung menikahi mereka dengan paksa"
Aditya menggeleng kepala tidak percaya.
Sedangkan, lestari cuma bisa menangis histeris sambil bergumam serak "Padahal sudah gue jaga tubuh ini untuk calon suami baik gue"
"Engga lu salah paham tolong dengerin dulu" Adit mengelak panik.
"Pergi lu, kita putus sekarang, gue sudah benci sama lu anjing, pergi!!!" Pekik tari melempar bantal guling di dekatnya
Aditya menoleh dan berbalik badan "Engga mungkin, Tari maafin gue, ini cuma salah paham" Panik nya sampai keluar rumah dan berlari tidak jelas.
Lestari mengejar karena sudah tidak kuat menahan kesabaran, rasanya ingin sekali menghajar cowok brengsek itu.
"BERHENTI" Pekik Lestari yang memberhentikan lari nya Aditya.
Tujuan Lestari justru melepas kalung berharganya "Gue mau kasih ini juga ke lu, tolong tinggalin gue sendiri, bangsat"
Setelahnya dia menampar pipi Adit dengan sangat keras.
"Jangan pernah temui gue lagi" Kata Lestari sambil berlari meninggalkan Adit sendirian.
Aditya semakin bersalah, berbalik mengejar lestari ke rumahnya "Tari tunggu!!"
Lestari tanpa merespon dia fokus berlari menuju ke kediaman nya.
Saat dirumah Lestari, Adit mencoba menenangkan "Tari gue minta maaf, tari tolong..."
"BERHENTI MANGGIL NAMA GUE, GUE BENCI LU" Kata Tari yang masih terisak duduk memeluk lutut.
"Brengsek" Keluhnya sambil memukul-mukul bantal.
**
Aditya langsung kena amukan bapak nya saat sudah pulang ke rumah "Adit!! sudah berapa kali kamu buat papah malu!!" Ucapnya sambil menghajar wajahnya sampai keluar darah.
Aditya bersalah banget kepada teman kecilnya, Dia mengharapkan jika bertemu nya kembali. kasih kebahagiaan luar biasa, tapi takdir mengatakan lain, dia malah memberi luka mendalam untuknya setelah pertemuan di SMP nya.
Besok sorenya saat itu. dia bertekad untuk mengunjungi rumah Lestari, namun dia di tolak mentah-mentah, dia terus berusaha untuk mengembalikan kalung berharganya ke lestari.
"Kalau lu maafin gue, tolong terima kalung ini lagi, gue gamau kalung ini ada di gue semua" Teriak Adit sambil melempar kalung dari balik lobang angin di kamarnya.
"Gue akan pakai kalung pemberian lu, dan gue janji ga akan melepas kalung ini"
**
Saat kelas satu SMA. Aditya memilih untuk berbeda sekolah dengan gadis itu, karena merasa tidak enak padanya.
Sampai akhirnya Adit menemukan kekasih baru nya lewat sekolah SMA nya, namanya Maudy Natasya. namun saat kelas dua, Maudy memutuskan untuk pindah sekolah yang dekat dengan rumahnya.
"Di Kelas XII Nanti, Kamu pindah sekolah buat satu sekolah bareng gue lagi ya di SMAN 05 Jakarta Selatan"
"Please!! Gue kangen banget satu sekolah sama lu beb" Pesan WhatsApp dari Maudy
Dari pesan itu membuat Aditya berbicara serius ke ayahnya.
Ayahnya menyetujui nya dan membuat Aditya bisa satu sekolah lagi bersama Maudy.
**
Tapi takdir berkata lain, Adit yang niatnya kumpulan bareng teman untuk reunian, malah ketemu Lestari yang terlihat heboh.
Mereka tampaknya sama-sama belum menyadari kalau mereka adalah teman masa kecil yang terpisah selama 3 tahun lamanya
Aditya kini sedang berbelanja untuk makan malam nya, dia mulai memasak mie instan karena menahan lapar sejak sore.
Sedangkan Lestari sendiri tengah mempersiapkan buku pelajaran untuk besok sekolah. Sambil melepas kalung masa kecilnya dan menyimpannya di lemari.
Tiba-tiba orang tua Tari memanggilnya untuk turun ke bawah, lestari yang mendengar langsung menghampiri ibunya untuk makan bersama. Setelahnya dia tidur dan bermimpi indah.
Pagi itu di depan gerbang SMAN NEGERI 5 Jakarta Selatan, biasa orang menyebutnya SMANMA
Aditya Gumarang pria tampan dengan kulit putih dan tinggi 175cm. berdiri tegak di depan gedung sekolah SMANMA.
Melihat semua murid masuk dengan ceria, ada juga yang terus menatap kedatangan nya sambil bergosip liar.
"Lah itu siapa anjir, mana ganteng banget"
"Kaya anak baru, gue belum pernah liat"
"ARGH IYA GANTENG BINGIT"
Para cewek-cewek itu berlarian saling dorong mendekati Adit di depan gerbang, Adit menggeleng pelan, sambil menjalankan kembali motor ninja nya ke area parkir.
Sampai akhirnya datang para ladies penguasa sekolah dengan gerungan motor matic nya.
"Woy, tolong pria disana minggir ya, gue mau parkir disitu" Ketus Lestari dari belakang.
Aditya menghela nafas setelah mengenal suara nya. dia enggan memperdulikan keberadaan nya. cuek dan berjalan meninggalkan sepeda motor nya.
Lestari mengerut kening kesalnya, dia turun dari motor langsung berlari menghampiri cowok culas itu.
Saat Adit berbalik badan, membuat Lestari bingung tak karuan.
"Lah Adit. Ngapain lu di sini?" Kata Lestari sambil melihat seragam putih dengan v-neck biru yang sama dengannya.
"Jangan-jangan lu —"
"Woy Tari, cepat pindahin motor lu, murid pada ngomel tuh klakson gak jelas, mana motor lu menghalangi jalan" Protes Catherine dengan heboh.
"Tari cepetan sedikit, telinga gue sudah budek nih" Sahut Monisha tak kalah heboh.
Tin— Tin— Suara klakson motor dari murid sekitar bergemuruh seperti sedang demo.
"WOY MINGGIRIN MOTORNYA SETAN" Kata salah satu murid yang tidak sabaran.
Lestari menoleh ke sumber keributan, dia pun terhentak berlari panik. "Iya Iya" Pekik nya Rancau.
Saat sudah memindahkan motor, kening nya mengerut tiba-tiba, Melihat Adit sedang bersama Maudy selaku anggota OSIS di sekolahnya.
Kebetulan Maudy sendiri sedang melakukan penertiban murid di sekolah nya saat itu.
Dia turun dan berjalan menuju gerbang sekolah berikutnya, diekori oleh Catherine dan Monisha.
Saat sampai di tempat pemeriksaan, lestari kena omel anggota OSIS lainnya, karena kedapatan dia memakai makeup dan aksesoris yang berlebihan.
"Lipstik tidak diperbolehkan, Rok jangan terlalu pendek, rambut lu kenapa diwarnain?" Tegur Citra mengomeli Lestari.
"Lah suka-suka gue, lu kok ngatur?" Protes Lestari tidak terima.
"Lu lagi mana pakaian ketat banget, ini sekolah ya bukan tempat diskotik" Kata Citra ke Catherine.
"Lu juga sama, baju ketat rambut pirang kaya bule nyasar" Omelan itu menunjuk ke arah Monisha.
Lestari yang orangnya tidak bisa sabaran, apa lagi teman nya sedang di omelin, dia langsung maki-maki anggota OSIS itu.
"Lu jangan kurang ajar ya, suka suka kami lah, sekolah juga kita bayar!!" Katanya dengan tatapan angker.
Maudy yang bersama Adit terhentak menoleh dan langsung menghampiri "Hey ada apa nih? Lu kok ga terima kalau ditegur?, Lu mau jadi preman sekolah?" Kata Maudy yang tegas.
"Apa lu juga ga terima?, sini lu —" Kata lestari menggantung ucapan nya, karena menoleh ke Adit yang melepas masker hitamnya.
Dalam hatinya dia berkata bahwa cowok itu adalah Adit yang dulu dia kenal.
Hatinya cenat-cenut, dia juga masih berharap Adit datang di kehidupan nya lagi, karena hatinya dari dulu selalu ada namanya.
Lestari sampai membeku total, kemudian Lestari and the genk, mendadak disamperin guru BK sehabis dari mushola.
"Ada apa kalian ribut-ribut?" Kata Bu Hana.
Lestari panik sambil mencari alasan yang cocok saat kepergok "Maaf habisnya dia buat tari kesal bu, masa pakai makeup ga boleh, padahal kemarin-kemarin boleh" Katanya.
Beruntung guru BK hanya memberi teguran keras, karena peraturan lama akan di ganti yang baru mulai hari ini.
Membuat ketiga gadis itu mengangguk singkat, namun pandangan mata lestari seakan-akan sedang mencari keberadaan Adit yang menghilang.
Dia celingukan sambil berlari meninggalkan kedua teman nya.
"Tari, tunggu lu mau kemana" pekik Catherine yang di susul Monisha.
kedua temannya memutuskan untuk masuk ke kelas nya terlebih dahulu setelah kehilangan jejak.
Lestari terus mencari keberadaan Adit sampai sejauh mana, Cari dan mencari sampai bertemu di dekat area kantin bersama Maudy.
"Woy Kampret!!" Pekik Lestari yang sebal menghampiri.
Tari memegang pergelangan tangan Adit keras-keras dan Adit menatapi nya dengan penuh heran.
Maudy langsung terhentak tidak terima, dia melepas sentuhan tangan lestari ke cowok nya.
"Jangan pernah berani buat onar lu ya sama cowok gue ya" Omel Maudy.
"Sentuh? Cowok? Oh dia cowok lu?" Kata lestari sambil menunjuk wajah Adit dengan jari telunjuk nya.
Lestari langsung terdiam, dan membalik badan mengarah ke arah Maudy, tatapan nya angker seakan ingin mengintimidasi.
"Apa lu liatin gue? Lu pikir gue takut sama lu?" Kata Maudy
"Dih kepedean banget, siapa juga yang liatin lu" Protes Lestari tak terima.
"Dari kemarin, lu selalu buat gue kesal tau gak. Sekarang cowok gue datang ke sekolah ini dan lu tolong jangan buat onar ke dia" Pinta Maudy.
"Lah, lu kira gue ga kesal sama lu?, dari kemarin lu sok-sokan komentar gue pakai seragam apa, makeup juga di hapus, apa-apa gaboleh, siapa lu sok larang gue?" Protes Lestari yang heboh.
"Gue anggota OSIS Gob—" Kata Maudy menggantung ucapan sambil senyum ramah
Dalam hatinya juga berkata "Sabar ini ujian"
"APA!! LU MAU BILANG APA TADI!" Bentak Lestari dengan tatapan angker.
Adu mulut antara kedua gadis itu tak pernah terpikirkan oleh pemuda yang ada di tengah-tengah nya.
"DIAM KALIAN BERDUA, BISING SEKALI!!"
Jangan tanya semua murid di sekitar yang melihat, terdiam membeku total saat Queen sekolah nya sedang buat onar. Berdehem saja seperti terjun ke neraka
"Kanjenggg stop jangan ribut!!" pekik kedua teman nya yang datang menyusul Tari.
"Maaf Maudy, perasaan Lestari lagi kacau sejak dirumah" Kata Monisha mengklarifikasi.
"Iya dia lagi galau berat katanya" Sambung Catherine menyela pembicaraan, Maudy mengangguk mengiyakan biar cepat selesai.
Adit tersentak tiba-tiba mendengar nama gadis itu, sebelum nya waktu habis dari kafe kemarin, Adit belum sempat nanya balik nama lestari karena dia langsung cabut.
"Lestari?" Adit menoleh tajam dan mendorong kedua pundak Lestari sampai menyudutkan nya ke tembok.
Semua murid yang melihat syok, termasuk Maudy dan kedua temannya Tari. Ratu di sekolah yang tidak bisa disentuh, tidak ada harga dirinya dihadapan Adit yang datang sebagai murid baru.
Adit melihat serius ke Lestari, dia juga dengan datar melihat lehernya untuk memastikan kalung itu ada atau tidak nya.
Semua orang mengira Adit ingin berbuat mesum, sampai akhirnya aset berharga yang ada di bawah selangkangan nya Adit di tendang oleh Lestari. sampai dia tersungkur di bawah mengerang rasa mules.
"JANGAN MESUM!" Bentak Lestari.
Maudy tidak terima, ingin sekali mencakar wajahnya, beruntung Catherine lebih dulu menghalang, sedangkan Monisha membawa lestari ke kelas.
Tiba di kelas XII IPS 3, dimana isi nya terdapat murid-murid random dikenal barbarnya. Ada yang menabuh meja, ada yang menari, ada juga yang tertidur.
Kita fokus pada Genk pembuat onar yang diketuai Lestari mereka sibuk merias diri dengan makeup yang dibawanya.
"Gue sudah dandan cantik dirumah malah dihapus paksa anggota OSIS sialan itu" Keluh Lestari tak terima, sampai membuat Catherine sedikit terkekeh.
"Peraturan baru apa itu, larangan adalah perintah" Sambung nya masih dalam keadaan protes.
Kedatangan wali kelas, beserta murid baru menghentak murid yang sedang melakukan aktifitas random nya. Mereka berlari dan melompat untuk meraih bangku dengan keributan kecil.
Sialnya saat ingin ke meja, Lestari malah nyungsep mencium lantai, yang membuat murid di kelasnya tertawa terbahak-bahak.
"Jangan ketawa lu semua" lestari membentak membuat guru tersentak "Duduk Tari jangan berisik!"
"Ibu kenalkan murid baru yang akan belajar bersama kalian, silahkan kamu perkenalkan diri"
"Halo semuanya" Sapa Adit ramah
"Hallo ganteng"
"Hallo bro"
"Perkenalkan nama gue Aditya Gumarang sebut saja Adit, thanks ya" Kata Adit yang singkat tanpa menunjukkan ekspresi berlebih.
Semua kaum hawa di kelasnya terpesona berdenyut-denyut seakan mengunci pandangan nya ke Adit.
Termasuk kedua sahabat Lestari yang ada di depan nya, mereka melamun seperti melihat hantu melayang.
Lestari menghempaskan buku di salah satu kepala sahabat nya, karena merasa tidak puas dengan nya.
"Cakep banget kalau buka masker anjir" Kata Monisha yang di ikuti Catherine berpelukan lebay, mereka mengabaikan geplakan buku dari Lestari.
"Kan kalian, kalau ada cowok ganteng aja langsung matanya ijo, cuekin gue —"
"Ah pangeran surgaku"
"Anjing, jangan lebay dongo" Omel Lestari.
Guru perintahkan Adit untuk duduk di bangku yang kosong, kebetulan yang kosong hanya ada di samping Lestari.
Lestari menyingkirkan bangku sedikit demi sedikit, sampai akhirnya Adit meraih bangku itu dan menggeser nya kembali ke posisi semula.
Dia duduk dengan tenang disamping Lestari yang sedang menatap nya tidak biasa. "Bisa kan lu duduk di bangku lain" Katanya.
Tapi Adit malah berkata lain tentang kalung pemberian dari nya saat kecil "Apa lu masih simpan kalung itu?" Katanya sambil menyakini, kalau Lestari adalah orang yang selama ini dia cari tiga tahun lamanya menghilang tanpa kabar.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!