NovelToon NovelToon

Cinta Dan Dendam Raja Naga

Pertemuan Pertama

Di pedalaman hutan perbatasan antara manusia dan makhluk gaib terdengar suara kicauan burung phoenix mengusik indera pendengaran Sang Raja Naga—yang sedang bertapa di sebuah goa. Awalnya Raja Naga berpikir itu adalah suara ilusi untuk mengganggu konsentrasi pertapaannya. Helaan napas kesal terdengar menakutkan saat suara sang burung tak kunjung berhenti dan terus mengalun merdu di telinganya.

Dengan kesal, Ao Xing Long Wang akhirnya membuka mata dan sudahi pertapaannya. Anehnya, suara burung phoenix yang ia pikir ilusi malah semakin terdengar jelas dan memekakan telinga.

'Suaranya nyata? Siapa yang berani mengganggu pertapaanku! Lancang sekali!' batinnya kesal. Kemudian berdiri sambil membanting jubahnya kasar.

Rambut putih tergerai panjang hampir sepinggang, kulitnya sedikit pucat dengan kerutan di sekitar area mata, tak lupa jubah putih polos menambah kesan tua pada dirinya.

Saat hendak keluar dari goa untuk menemui burung phoenix, langkahnya berhenti gusar dengan raut wajah marah terhadap Kaisar Langit yang telah membuat keadaannya seperti pria yang usianya sudah ribuan tahun alias Kakek-Kakek. Padahal, usia Raja Naga sendiri masih ratusan tahun tergolong muda di dunia gaib mereka. Dengan keadaannya begitu, Raja Naga tidak ingin bertemu dengan siapa pun. Sebabnya, saat ini dia bertapa agar raga mudanya kembali seperti semula.

Yakni, satu tahun yang lalu di dunia atas terjadi bentrokan antara Kaisar Langit dan Raja Naga yang menghebohkan para Dewa dan Dewi di seluruh semesta. Kejadian itu diakibatkan Kaisar Langit yang memerintahkan Dewa Takdir untuk mengubah takdir pada setiap keturunan 'naga' yang melahirkan di bulan purnama. Jika jenis kelamin bayi naga perempuan, maka tugas Dewa Takdir adalah menarik kembali jiwa yang baru lahir. Memutuskan takdir untuk mencegahnya kekacauan di masa depan yang telah diramalkan oleh sang peramal.

Raja Naga yang mengetahui itu tentu saja sangat murka terhadap Kaisar Langit. Meski, Kaisar Langit adalah orang agung, Raja Naga tidak peduli itu. Siapa yang berani untuk menghentikannya? Jika ada sudah pasti orang itu akan mati terbunuh.

Kaisar Langit yang mengetahui jika Raja Naga menembus istananya tentu saja sangat shock. Kaisar Langit tentu tahu bagaimana peringai Raja Naga yang sangat bertolak belakang dengan para Dewa yang lainnya.

"Apa yang membawamu kemari, Tuan Raja Naga?" tanya Kaisar Langit dengan sopan.

"Kaisar Agung, saya rasa Anda sudah tahu apa yang membuat saya nekat menembus langit ke tuju untuk bertemu dengan Anda. Sayangnya, Anda kini hanya menyilaukan cahaya tanpa menunjukkan rupa Anda," jawab Raja Naga.

"Lancang!" Kaisar Langit berteriak murka.

Sebagai Kaisar Langit yang agung, dia tidak akan menunjukan rupanya. Yang terlihat hanyalah silauan cahaya seperti malaikat.

"Saya lancang karena Anda yang memulai, Kaisar Langit!" Suara Raja Naga tak kalah kerasnya.

Masing-masing mengeluarkan aura penindasan yang penuh dengan intimidasi. Sehingga orang-orang yang berada di sana merasakan tekanan luar biasa.

"Saya adalah penguasa alam semesta dan kamu berada di bawah saya, Raja Naga! Saya tidak melakukan sembarangan. Jika saya memutuskan sesuatu itu artinya menyangkut seluruh langit dan bumi. Kelahiran Putri Naga di bulan purnama adalah sumber malapetaka di masa depan. Dan dia akan menghancurkan bumi, langit serta lautan," terang Kaisar Langit.

"Apa Anda lupa siapa saya, Kaisar Langit? Saya adalah Penguasa Lautan dan dikenal sebagai Dewa Pelindung oleh rakyat di muka bumi dan juga seluruh makhluk di perairan tawar. Lantas Anda pikir di masa depan, saya akan diam saja melihat kekacauan yang disebabkan oleh Klan Naga?" Jawaban Raja Naga membuat Kaisar Langit tertegun.

Kaisar Langit tak menampik hal itu. Meski Raja Naga terkenal temperamental. Namun, dia adalah penguasa semua air. Sebagai naga yang agung atau pejuang kerajaan yang ganas, Raja Naga juga dikenal karena sifat arogannya dan penolakannya untuk mematuhi siapa pun kecuali Kaisar Langit. Namun, dia menggunakan keganasannya untuk melindungi Tiongkok dan rakyatnya.

"Untuk sekarang biarkan takdir yang berbicara. Jika pun ada kekacauan di masa depan, maka saya sendiri yang akan turun tangan," imbuh Raja Naga dengan penuh ketegasan.

Raja Naga memang tunduk kepada Kaisar Langit, tetapi bukan berarti dia diam saja saat rakyatnya di dzalimi.

"Bagaimana jika itu keturunanmu? Apa di masa depan Anda juga akan menentangnya?" Kaisar Langit bertanya dengan suara datar.

Raja Naga diam. Dia berpikir apa mungkin kekacauan di masa depan diakibatkan oleh keturunannya kelak? Tidak mengelak membuat Kaisar Langit mengambil kesimpulan sendiri.

"Hanya bayi yang lahir di bulan purnama, itu pun jika dia perempuan kalau laki-laki, maka saya akan membiarkannya hidup lebih lama." Kaisar Langit tetap pada pendiriannya untuk memusnahkan setiap bayi naga yang lahir tepat di bulan purnama.

"Maka jangan salahkan saya, jika istanamu ini hancur!" Raja Naga berteriak berang.

Hal itu sontak membuat para Dewa dan Dewi yang berkumpul menjadi ketakutan. Keringat sebesar biji jagung bermunculan di kening Dewi Takdir. Bagaimana pun dia bersama Dewa Takdir yang menulis takdir untuk setiap bayi naga yang lahir di bulan purnama. Dewa Bintang yang menyadari itu langsung bertanya.

"Ada apa, Dewi Takdir? Kenapa kamu terlihat gemetar?" tanya Dewa Bintang.

"Dewa Bintang, suratan takdir bayi naga di tulis olehku dan juga Dewa Takdir—" Namun, obrolan mereka terhenti karena teriakan Dewa Hujan yang menggema.

"Awaaass! Minggiiiir!" teriak Dewa Hujan, terdengar cukup nyaring saat melihat ekor naga hampir mengenai kedua sahabatnya.

Blaasss!

Dengan ekornya yang keras nan panjang, Raja Naga mengayunkan ke sembarang arah dan juga raungannya yang terdengar menggelegar seakan meruntuhkan Kekaisaran Langit. Tanduknya panjang berwarna emas dengan mata yang memerah tajam menyorot Kaisar Langit dengan penuh amarah. Dia mengibas kasar surai lembutnya bikin para Dewi memujanya dengan tatapan penuh kagum.

Kaisar Langit yang melihat singgasananya porak-poranda menjadi murka ditambah para dewa sialan hanya menonton pertunjukan Raja Naga tanpa berani menghentikannya. Sedangkan Dewa Takdir yakni, Zhong Li Quan telah bersembunyi antah berantah.

Tak ingin istananya hancur di tangan Raja Naga. Kaisar Langit mencoba untuk menghentikan perbuatan Raja Naga yang menurutnya sudah melampaui batas.

"Hentikan Ao Xing Long Wang! Atau aku akan membuatmu untuk membayarnya!" Amarah yang telah menguasai Raja Naga tak memperdulikan peringatan dari Kaisar Langit.

Raja Naga terus menyemburkan api dari mulutnya ke sembarang arah. Kaisar Langit yang kadung jengkel lantas mengeluarkan cahaya dari tubuhnya dan menembak ke kepala Raja Naga. Pertempuran tak di elakan lagi dengan berakhir Raja Naga yang terkena hukuman guntur karena sudah berani menyerang Kaisar Langit sosok Maha Agung.

Kini di Goa Wilayah Hutan Kematian, Raja Naga mengasingkan diri untuk memulihkan kembali raganya yang terkena sambaran guntur sebanyak sepuluh kali. Sambaran guntur maha dahsyat itu mampu membuat kulitnya keriput sehingga terlihat lebih tua dari usianya. Bahkan kolam yungying miliknya tak mampu mengembalikan esensi tubuhnya.

Setahun setelah kejadian itu, Raja Naga tak pernah lagi menampakan diri, waktunya dihabiskan untuk bertapa. Hal itu cukup ampuh untuk mengembalikan raga mudanya. Selama bertapa tanpa disadari, kulit keriputnya perlahan mulai mengencang kembali dan juga, luka dalam sembuh dengan sendiri tanpa ramuan penyembuh seperti yang diminum para kultivator pada umumnya.

Jika terkena sambaran guntur, ramuan tingkat tinggi sekalipun tidak akan membantu. Jika yang fisiknya lemah, mereka tentu langsung akan mati, namun berbeda dengan Raja Naga, fisiknya cukup kuat. Terbukti, dia mampu menahan serangan dari Dewa Petir.

Dan hutan perbatasan adalah hutan yang kaya akan energi spritual, tak heran jika hewan spritual maupun para siluman akan berbondong-bondong berkultivasi di sana untuk meningkatkan kekuatan mereka.

Tetapi semuanya akan berkultivasi dalam diam. Tidak seperti burung phoenix yang malah menarik perhatian para makhluk dengan nyanyian merdunya.

Raja Naga yang kesal kemudian memakai topeng silver untuk menutupi wajahnya kemudian keluar dari goa berniat memberi pelajaran pada burung phoenix.

Setibanya di luar, Raja Naga melihat seorang gadis bertengger manis di atas pohon sambil bernyanyi riang tanpa memperdulikan keadaan di sekitarnya.

Raja Naga yang tadinya kesal kini justru terpaku pada sesosok gadis yang tadinya hendak ia marahi. Sudut bibirnya tertarik membentuk senyuman kecil.

"Sungguh pemandangan yang langka," gumamnya.

Senyuman manis bikin hati Sang Raja berdesir.

Akankah Sang Phoenix telah mencuri hati sang Raja?

***

BERSAMBUNG

Bertemu Dengan Keempat Saudara

Pertemuan pertama itu membuat Raja Naga tak bisa memejamkan mata barang sejenak pun. Benaknya dipenuhi oleh gadis phoenix yang terus menari-nari mengganggu konsentrasinya.

Karena itu, Raja Naga memutuskan untuk kembali ke Istana Kristalnya di bawah laut.

Kepiting—Sang Pengawal yang melihat tuannya kembali lantas berseru senang. Setahun belakangan mereka tidak pernah bertemu dengan rajanya, pun tanpa tahu di mana keberadaan raja mereka.

"Raja kembali!" teriaknya untuk memberi tahu semua pengawal.

Berbondong-bondong mereka menyambut kedatangan Raja Naga.

"Salam hormat, Yang Mulia Long Wang." Sambil berlutut memberi penghormatan pada sang raja.

"Hormat kalian kuterima." Raja Naga menganggukkan kepalanya, sambil menatap satu persatu prajurit kerajaan.

Mendengar itu, para pengawal dan juga prajurit lantas berdiri. Mereka sedikit senang, tapi juga takut secara bersamaan. Senang karena raja mereka kembali, dan takutnya jika mereka melakukan kesalahan kecil, maka akan dihukum berat oleh sang raja.

"Lakukan tugas kalian seperti biasa, aku akan berendam di kolam, dan jangan biarkan siapa pun yang masuk, aku sedang tidak ingin diganggu!" Setelah berkata demikian, Raja Naga langsung menghilang dari sana dan muncul tepat di bibir kolam yungying.

Seperti halnya Dewa Cuaca di seluruh dunia, Raja Naga juga dikenal dengan kemampuannya yang luar biasa. Dia bisa melakukan teleportasi dalam hitungan detik. Berbeda dengan para Dewa yang lainnya jika berpergian mereka akan merobek ruang waktu terlebih dulu.

Tanpa melepas jubah putih, Raja Naga memasuki kolam yungying yang tampak tenang. Berendam dengan tubuh manusianya. Badan bersandar di pinggir kolam dengan mata terpejam erat. Hingga kilasan-kilasan burung phoenix itu kembali berterbangan di benaknya.

"Dia lagi!" gerutu Raja Naga.

Tetapi senyum kecil terbit di bibirnya. Hal yang mustahil, seorang Raja Naga tersenyum hanya karena mengingat gadis phoenix yang bahkan namanya saja dia tidak ketahui.

Setelah merasa esensi tubuhnya meningkat. Raja Naga pun menyudahi mandinya. Kemudian berganti dengan jubah merah cerah yang rumit. Eskpresi galak dengan bentuk manusia mencerminkan keganasannya, tak lupa pedang naga di pinggangnya.

Raja Naga adalah pemimpin dari semua kerajaan dari Empat Lautan yang dipimpin oleh saudaranya. Mereka mewakili empat arah mata angin, empat musim dan empat perairan di sepanjang perbatasan Tiongkok.

Ao Guang yang dikenal dengan sebutan Naga Azure, adalah penguasa timur dan musim semi. Dia menguasai perairan Laut Cina Timur.

Naga Merah atau Ao Qin, menguasai Laut Cina Selatan. Dia adalah Dewa Musim Panas.

Saudara keempat mereka, Ao Shun, adalah Naga Hitam. Memerintah Danau Baikal di utara, dia adalah penguasa musim dingin.

Terakhir, Naga Putih diberi nama Ao Run. Mewakili barat dan musim gugur, dia adalah Dewa Danau Qinghai.

Semua naga ini bersama dengan naga di danau dan sungai air tawar Tiongkok, bertanggung jawab kepada Ao Xing Long Wang. Berbeda dengan mereka, Long Wang sendiri tidak terikat pada satu tempat saja.

Setelah berbicara dengan orang kepercayaannya. Raja Naga mengirim telepati pada saudara-saudaranya, mengundang mereka untuk berpesta menyambut kembalinya ia ke istana. Selain dari itu keempat saudaranya juga harus melapor apa saja yang terjadi selama dirinya mengungsi di hutan perbatasan.

***

Di wilayah Kekaisaran Raja Naga, para rakyat yang terdiri dari mahkluk laut itu berbondong-bondong ke Istana Kristal—menghadiri undangan dari istana yang disebarkan oleh prajurit.

Mutiara dan permata berharga terhidang di atas meja kristal nan berkilau, itu adalah makan mewah yang hanya disediakan di istana.

Selain itu, Raja Naga juga mengendalikan semua hewan yang hidup di laut dan sekitarnya. Bagaikan Kaisar Duniawi, ia juga mempunyai makhluk-makhluk air sebagai rakyat yang melayaninya dan melakukan perintahnya.

Meskipun Raja Naga bisa menjadi raja yang menakutkan dan temperamental, tapi dia juga merupakan Dewa Pelindung. Sama seperti dia mengendalikan seluruh perairan Tiongkok, dia juga melindungi seluruh wilayah dan rakyatnya di bawah laut.

Karena itu, ia terus menjadi dewa yang populer, khususnya di wilayah pesisir. Orang-orang berdoa kepadanya bukan hanya dengan harapan agar terhindar dari amarahnya, tapi juga agar terlindungi dari musuh-musuhnya. khususnya mereka yang datang dengan kapal melintasi lautan.

Di wilayah ini, Raja Naga tidak hanya ditakuti karena kekuatan amarahnya, namun juga dihormati atas bantuan yang diberikannya. Dia dipandang sebagai dewa yang membawa keberuntungan bagi mereka yang menunjukkan rasa hormat dan ketaatan.

Raja Naga duduk di singgasana kebesarannya dengan begitu gagah. Wajah garangnya tak menampilkan senyum sedikitpun. Di samping kiri-kanannya sudah ada saudara-saudara yang dari empat kerajaan.

"Ao Guang," panggilnya pada Naga Azure. "Bagaimana situasi di kerajaanmu?"

Mendengar namanya dipanggil. Naga Azure lantas menghadap kemudian menunduk memberi hormat.

"Hamba menghadap, Yang Mulia Long Wang. Kerajaan hamba dalam keadaan aman terkendali. Sejauh ini tidak ada masalah yang besar." Mendengar laporan dari Naga Azure, Long Wang mengembuskan napas lega.

"Lalu, bagaimana denganmu?" Kali ini ia beralih ke Ao Qin atau si Naga Merah.

Sama seperti Naga Azure. Naga Merah pun memberi jawaban yang sama. Kini pertanyaan itu terarah kepada Ao Shun, Sih Naga Hitam.

"Menghadap, Yang Mulia Long Wang. Beberapa bulan yang lalu pada saat bulan purnama, di kerajaan hamba tepatnya keluarga Feng melahirkan seorang Putri Naga. Hanya saja bayi yang baru lahir itu tidak dapat diselamatkan," terang Naga Hitam.

"Apa yang terjadi?" Raja Naga menyipitkan matanya. Kini semua mata tertuju kepada Naga Hitam.

"Seperti yang Anda ketahui, Yang Mulia. Ini semua campur tangan Kaisar Langit. Maafkan saya yang tidak bisa melawan kehendak Sang Kaisar Surgawi," jawab Naga Hitam sambil menunduk.

Raja Naga mengembuskan napas kasar. Tangannya terkepal erat. Kaisar Langit masih kekeuh dengan ramalan itu.

"Biarkan saja!"serunya setelah terdiam cukup lama. Ia tidak ingin rakyatnya menjadi tegang. Setidaknya biarkan mereka menikmati jamuan tanpa harus merasa tertekan karena aura dingin.

Ada kelegaan dari wajah keempat saudaranya. Mereka tidak mau menerima resiko atas kemarahan kakak tertua mereka.

"Dewa Danau Qinghai, bagaimana dengan kerajaan di bawah pimpinanmu?" Berbeda dengan saudara yang lain. Dewa Danau Qinghai atau yang akrab disapa dengan Naga Putih ini orangnya agak cerewet, dan tidak terlalu tegang saat berhadapan dengan kakak pertama, yaitu Ao Xing Long Wang.

"Saya?" tanya Naga Putih sedikit terkejut.

Semua menoleh ke arahnya dengan tatapan penuh intimidasi.

"Apa yang kau pikirkan!" sentak Raja Naga.

"Kakak Pertama, Kerajaanku baik-baik saja. Anda tidak perlu khawatir. Hanya saja ...." Naga Putih menggantung ucapannya.

"Hanya saja apa! Kenapa kau tidak lanjut!" sergah Naga Hitam mulai emosi. Adik bungsunya ini memang sedikit bandel.

Merasa para kakak menatapnya, Naga Putih memundurkan langkah ke belakang. "Kenapa kalian menatapku begitu?" tanyanya.

"Bicaralah!" kata Raja Naga, "Atau aku lempar ke neraka bertemu Raja Yama."

"Kakak Pertama! Lama tidak bertemu, kenapa membuatmu menjadi tambah garang. Lihat saja wajahmu menjadi cepat tua!" ungkap Naga Putih tanpa takut.

"Kau!" Raja Naga menggeram marah.

Raja Naga memainkan elemen air di tangannya membentuk bola-bola kristal yang padat. Melihat itu Naga Putih menjadi sedikit panik. Dia tahu kakaknya itu tidak main-main jika menyangkut keempat kerajaan.

"Baiklah, akan kukatakan!" ujarnya cepat.

"Cepat!" seru keempatnya secara bersamaan.

'Mereka ini seharusnya melindungi ku yang anak bungsu. Tapi malah akan mengirimku ke neraka!'

"Akhir-akhir ini aku dipusingkan oleh siluman kera. Dia terus menggangguku dan sangat merepotkan," ucap Naga Putih sembari menopang dagu.

"Apa yang dilakukan oleh siluman berbulu itu?"

"Dia mendapat hukuman dari Kaisar Langit dan membutuhkan bantuanku untuk mencari gadis manusia yang memiliki jiwa abadi agar bisa membebaskannya. Sebab itu, dia selalu datang mengganggu waktuku."

Raja Naga yang mendengar itu lantas mengernyitkan dahi.

'Apa yang dilakukan siluman berbulu itu sehingga membuatnya dikutuk. Tapi wataknya memang kurang bagus. Dia sedikit sembrono!'

Dalam hati Raja Naga bertanya-tanya. alasan ia dihukum dengan sambaran guntur karena menyerang Kaisar Langit. Lantas apa kesalahan Sun Go kong? Sampai ia mendapat hukuman juga.

Karakter Raja Naga dan Siluman Kera Sun Go Kong tak jauh berbeda. Mereka memiliki kesamaan yang temperamental dan juga susah diatur. Namun, tidak membuat keduanya untuk bermusuhan. Mereka justru berteman baik.

Jika Raja Naga memilih untuk tidak menampakkan dirinya di hadapan manusia dan melindungi manusia dalam diam. Maka berbeda dengan Sun Go Kong. Siluman Kera itu lebih suka keluyuran dan bermain di dunia manusia hanya untuk kesenangannya semata.

"Apakah itu Sun Go Kong?" tanya Naga Merah mulai ingin tahu.

"Aigo, siapa lagi kalau bukan dia. Bukankah dia sama seperti Kakak Pertama? Sama-sama ... meresahkan!" ujar Naga Putih sedikit kesal.

"Pfftt ...."

'Bocah ini!'

*****

BERSAMBUNG

Sun Go Kong

Sementara itu, di pegunungan tak jauh dari pemukiman manusia terlihat Sun Go Kong sedang mengamati para manusia yang sedang beraktivitas.

Sun Go Kong amat gagah, dia senang sekali mengangkat tongkat sakti Ruyi Jingu Bang yang beratnya luar biasa. Tongkat yang berhasil ia curi di Istana Kristal Laut Timur milik Raja Naga. Tongkat itu pula yang membuatnya bertambah kuat.

Sun Go Kong adalah seorang pejuang mahir yang mampu melawan panglima-panglima hebat di kayangan. Dia juga menghafal berbagai mantra untuk menghembuskan angin, membelah air, menyulap lingkaran lindungan dari ancaman setan.

Namun, Sun Go Kong lebih suka membuat kekacauan, karena itu dia dihukum oleh Kaisar Langit. Sehingga ia harus berlatih diri untuk menjadi lebih religius agar bisa menebus dosa-dosanya.

Merasa ada yang membicarakan. Siluman berbulu itu menerbitkan selarik senyum jahat di bibirnya. Dengan kemampuan teleportasi, ia dapat menyelam lautan seperti yang sudah-sudah. Menembus Istana Kristal bukan hal yang sulit baginya.

Dan benar saja, saat ini dirinya tengah berhadapan dengan para pengawal. Namun, bukan Raja Kera jika tidak membuat keributan.

"Siluman Kera! Apa yang Anda lakukan di sini?!" tanya Jenderal Kepiting yang tentu telah mengenal baik siapa orang yang berdiri di hadapannya.

Sudah tak heran, mereka yang menjadi Raja Naga mempunyai pasukan yang terdiri atas, Tentara Udang, Jenderal Kepiting, Penyu dan Ikan karper yang berada di bawah komando mereka.

"Tentu saja menghadiri perjamuan."

"Anda tidak diundang, jadi pergilah, jangan membuat keributan!"

"Menyingkirlah, kepiting! Aku tidak mau meladenimu."

"Sebagai Jenderal yang patuh akan perintah Yang Mulia, sudah menjadi tugas saya untuk memastikan keamanan wilayah kekuasaan Yang Mulia Long Wang." Jenderal Kepiting berucap tegas. "Jadi pergilah! Saya tidak akan membiarkan Anda masuk!"

Sedangkan di dalam istana, Raja Naga bersama saudara-saudaranya mengelilingi istana sambil berbincang bertukar cerita. Sementara para tamu yang hadir terlihat berdecak kagum melihat keindahan istana yang luar biasa megahnya.

Istana Kristal dibangun serupa dengan istana-istana kerajaan di darat, namun dilengkapi dengan fitur bawah laut yang eksotis: gerbang megah berhiaskan batu permata memperlihatkan kompleks bangunan kristal yang tembus cahaya, cangkang kerang warna-warni yang menghiasi atap miring istana, dan ukiran timbul berbentuk naga yang melingkari pilar berhiaskan mutiara. Sang Raja Naga memerintah di atas singgasana giok dengan gemerlap batu-batu permata. Di sepanjang kompleks bangunan, terdapat jalan setapak yang beralaskan kerang yang mengarah ke taman karang pink dengan hamparan rumput laut lebat yang bergoyang mengikuti arus laut.

"Yang Mulia, saya merasakan aura dingin di sekitar kita. Apakah itu aura dari Yang Mulia?" tanya Naga Azure dengan kehati-hatian.

"Tidak," ucap Raja Naga.

"Saya juga merasakannya, auranya semakin lama semakin kuat. Apakah seseorang sedang menerobos?" Naga Merah menimpali.

"Aura ini seperti... ah, siluman berbulu itu pasti sedang mencariku. Kalian bantu aku menghadapinya. Aku tidak mau bertemu dengannya," ujar Naga Putih panik.

"Apa!" beo mereka serempak. Naga putih yang mendengar itu memutar bola matanya.

Raja Naga tentu tidak mau siluman kera itu merusak acara perjamuan para rakyatnya. Dengan ilmu teleportasi, mereka berlima menghilang dari sana, kemudian muncul di depan gerbang, di mana Sun Go Kong yang sedang menentang Jenderal Kepiting agar dibolehkan masuk.

Melihat kelima naga yang menjadi tuannya. Sang Kepiting dengan cepat berlutut hormat. "Salam hormat, Yang Mulia Long Wang."

"Salam Raja Naga Azure."

"Salam Raja Naga Ao Qin."

"Salam Raja Naga Ao Shun."

"Salam Dewa Danau Qinghai."

"Salam-mu kuterima, Jenderal Kepiting. Berdirilah!" perintah Raja Naga.

Mendengarnya, Jenderal Kepiting langsung berdiri. Dia memberi jalan untuk rajanya agar bisa berhadapan langsung dengan Sun Go Kong.

Raja Naga menatap kesal ke arah Sun Go Kong yang memasang wajah menyebalkan pun tanpa rasa berdosa.

Sedangkan Naga Putih sendiri sedang bersembunyi di belakang kakaknya si Naga Azure.

"Aku tidak mengundangmu, Sun Go Kong. Untuk apa kau kemari?" tanya Raja Naga.

"Aigo, perjamuan semewah ini, tapi kau melupakanku!" Sun Go Kong berdecak sinis.

"Perjamuan ini hanya untuk rakyatku di bawah laut timur. Kau tidak diperkenankan untuk masuk," ucap Raja Naga.

"Bagaimana pun, aku sudah terlanjur datang ke sini. Sungguh tega jika kau mengusirku," protes Sun Go Kong, wajahnya merengut kesal.

'Siluman berbulu ini benar-benar menyebalkan!' batin Naga Putih.

"Naga Putih, berhentilah mengutukku!" sergah Sun Go Kong.

"Apa!" Naga Putih terkejut. Dia tidak menyangka Raja Kera bisa mendengar suara hatinya.

"Sudahlah. Ayo masuk! Jangan buat keributan!" tukas Long Wang.

Keenam orang itu termasuk Sun Go Kong masuk kembali ke dalam istana. Perjamuan itu benar-benar membekas di hati para rakyat. Mereka bisa dengan bebas menikmati kemegahan Istana Kristal, pun dengan makanan yang disediakan oleh pelayan.

Di Taman Karang Pink berdiri Sun Go Kong bersama Raja Naga. Sedangkan keempat Naga yang lain menulusuri istana sambil berbincang-bincang. Meski bersaudara, tetapi mereka sangat jarang untuk bertemu. Kesibukkan dalam mengurus kerajaan benar-benar menyita waktu mereka.

"Apa yang kau lakukan sehingga Kaisar Langit menghukum-mu?" tanya Raja Naga terhadap Sun Go Kong.

"Tentu saja membuat ulah. Apa lagi memangnya?"

"Kau ini! Berhentilah berbuat ulah. Renungkan kesalahanmu dan segeralah bertobat."

"Aku akan bertobat, tapi setelah kamu mengabulkan satu lagi permintaanku."

"Aku tidak akan mengabulkan apa pun. Kau sudah mencuri tongkat sakti milikku! Apa itu kurang!"

"Aku butuh baju besi, sepatu besi dan juga pelindung kepala."

Raja Naga mengernyitkan dahi mendengar permintaan konyol Sun Go Kong. "Apa kau akan berperang?"

"Tidak, hanya saja firasatku mengatakan jika di masa depan seseorang akan menantang ku. Dia mungkin akan mengubahku menjadi patung kemudian membuang tongkat sakti milikku," jelas Sun Go Kong.

"Sebelum dia melakukan aksi jahatnya akan lebih baik jika aku mempersiapkan diri dari sekarang," imbuhnya lagi.

Raja Naga sedikit kaget mendengar penuturan temannya itu. Dia tahu betul, tanpa tongkat sakti, kekuatan Sun Go Kong tidak sebanding dengannya, tapi juga tidak boleh diremehkan.

Raja Naga memandang lurus ke depan dengan kedua tangan yang bersidekap di dada. Jubah merah cerah dengan corak emas di pinggang membuatnya kian mempesona. Berbeda dengan Sun Go Kong yang hanya mengenakkan mantel berbulu berwarna hitam, terlihat seperti lusuh yang menandakan dia memang penghuni hutan.

Di depan mereka, hamparan rumput laut bergoyang meliuk-liuk mengikuti gelombang arus seolah menjadi penghibur buat keduanya.

"Akan kupikirkan nanti. Lagi pula, aku harus berdiskusi dengan keempat saudaraku," ucap Raja Naga. Sun Go Kong mengangguk pelan.

Setelah berbincang serius, keduanya bergabung dengan para rakyat yang mana sudah berada di luar istana. Raja Naga dan Sun Go Kong menduduki kursi yang sudah tersedia di sana.

Para hadirin yang sudah puas menikmati jamuan, langsung digiring ke alun-alun, dipimpin oleh Jenderal Kepiting untuk bertanding menguji kemampuan. Masing-masing menunjukkan kehebatan dengan menggunakan elemen air dan juga menunjukkan bakat sihir yang mereka pelajari.

Pertandingan itu cukup seru dan juga menghibur, ada adegan konyol yang sengaja dilakukan para peserta untuk menghibur.

Raja Naga tak menampilkan senyum sedikitpun, dia tetap dengan pribadinya yang dingin dengan wajar datar. Di sampingnya, Sun Go Kong tertawa terpingkal-pingkal melihat kekonyolan di tengah-tengah arena.

Tiba-tiba wajah gadis phoenix kembali melambai dalam ingatan Raja Naga. Bibir tipis merah muda yang menghasilkan suara merdu itu terus terngiang di ingatannya. Membuat Raja Naga tak bisa fokus menonton pertunjukan.

'Sial,' umpatnya dalam hati.

"Aku akan menghukum-mu nanti. Lihat saja, akan kukurung dalam kungkungan ku," gumamnya tanpa sadar.

Sun Go Kong mengernyitkan dahi. "Apa kau sedang berbicara?" tanyanya.

"Tidak. Aku hanya memikirkan seseorang."

"Siapa?"

"Dewa Takdir." Dia mengelas. Tentu karena malu.

Sementara di atas langit Dewa Takdir meneguk ludahnya kasar.

*****

BERSAMBUNG

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!