RANJANG MERAH
MENEPATI JANJI
Tante Laudy
Elene sesuai permintaan terkahir ibu kamu, bahwa setelah kamu selesai kuliah tante diminta untuk mengantarmu bertemu dengan keluarga calon suami kamu yang sudah di tentukan jauh sebelum kamu menginjak dewasa.
Elene
Aku tahu tan, apakah harus sekarang?
Tante Laudy
Bukankah wisudamu sudah selesai dan urusan kuliah kamu juga sudah beres?
Elene
Apa tidak sebaiknya menunggu Elene mendapatkan pekerjaan?
Tante Laudy
Wasiat mendiang ibu kamu sebaiknya segera di laksanakan agar ia tenang di sana
Elene
Baiklah tante Laudy kalau memang harus seperti itu
Aku tidak bisa menolak permintaan bibi, terpaksa bersiap dan pergi istirahat. Aku harus melakukan semua ini karena sudah sejak lama ibu memang merencanakan semuanya untukku, entah siapa yang akan menjadi calon suamiku nanti semoga ia dapat menerima segala kekurangan yang ada padaku.
Keesokan harinya setelah selesai mandi aku menghampiri meja makan dengan bibi yang sudah rapi, ia melirik ku yang masih hanya mengenakan setelan baby doll lusuh.
Tante Laudy
Kamu tidak lupa kan El?
Elene
Tentu saja tidak tan, setelah sarapan Elene akan bersiap
Tante Laudy
Baiklah tante tidak ingin mengecewakan keluarga calon suami kamu, kita janjian tepat jam 08.00 untuk bertemu.
Begitu selesai sarapan aku segera kembali ke kamar dan bersiap, tepat pukul 07.30 kamipun berangkat menuju tempat yang sudah di tentukan.
Setibanya di sebuah restauran, pelayan mengantar kami menuju private room. Sesampainya didepan pintu aku menarik nafas panjang mencoba memberanikan diri.
Asti
Selamat datang Laudy dan Elena, silahkan duduk.
Tante Laudy
Terimakasih Asti, maaf telah membuat menunggu lama
Asti
Tidak, saya juga baru sampai
Tante Laudy
Elene perkenalkan ini adalah tante Asti, dia adalah calon mertua kamu
Elene
Halo tante Asti, senang bertemu dengan anda
Asti
Wah kamu sungguh cantik, persis seperti waktu kamu masih kecil dulu
Elene
Maaf boleh saya bertanya?
Asti
Tentu saja, katakan Elene
Elene
Apa tante begitu dekat dengan almarhum ibu saya?
Asti
Oh kami tidak begitu dekat, namun ayah kamu adalah kolega bisnis keluarga kami
Elene
Ayah? bukankah ia sudah lama pergi?
Asti
Benar, ayahmu meninggal karena serangan jantung. Mendengar bahwa bisnisnya bangkrut karena ditipu oleh rekan bisnisnya, dari situ keluarga kamu terpuruk ekonomi hingga akhirnya suami saya memberikan bantuan pada ibu kamu dan sebagai imbalannya ibu kamu akan memberikan putri semata wayangnya untuk di jodohkan oleh salah satu putra saya
Elene
Apakah di jaman yang sudah modern seperti ini perjodohan masih bisa dilakukan? bukan apa namun saya hanya gadis miskin yatim piatu
Asti
tidak masalah, saya lebih suka kamu dari pada kekasih putra saya yang tidak tahu diri itu. Kamu mau kan Elene menjadi menantu saya?
Elene
Sa saya perlu waktu tante
Tante Laudy
Elene bukan ini kesepakatan kita
Asti
Tidak apa Laudy mungkin ini terlalu mendadak untuk Elene
Elene
Bisakah saya keluar sebentar, saya perlu udara segar
Aku keluar dari ruangannya itu dan pergi menuju parkiran, dadaku merasa sesak menahan isak tangis yang tak bisa di ungkapkan
Hendra
Kenapa mama masih saja bersikeras mengatur pernikahan yang sama sekali tidak jelas asal usulnya ini, bikin repot saja
Saat Hendra berjalan menuju lobi restauran tak sengaja ia menabrak Elene yang sedang menuju halaman depan, brruuukkk Elene hampir jatuh namun dengan sigap Hendra menangkap tubuh kecil itu dan membawanya kedalam pelukan
Hendra
kenapa jantungku jadi berdegup kencang...
Elene
Saya benar-benar ceroboh, maafkan saya
Hendra
Sudah lupakan, kamu tidak apa-apa?
Hendra
Baguslah, kalau begitu saya permisi
Asti
Ini yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Duduk Hen, kenalkan ini tante Laudy
Hendra
Ma, harus ya kita lakukan ini?
Asti
Hendra, ini semua sudah sesuai perjanjian bukan? kamu juga sudah setuju bukan?
Hendra
Tapi ma, Hendra masih belum ingin menikah
Asti
Kamu lupa dengan pembicaraan kita kemarin?
Tante Laudy
Asti, saya akan telfon Elene
Aku mendapatkan pesan dari bibi bahwa ia memintaku untuk segera kembali, meski sebenarnya aku ingin lari dari pertemuan ini
Elene
Permisi, maaf menunggu lama
Aku menatap pria yang duduk disamping tante Asti dengan penuh rasa tidak percaya, bukankah dia laki-laki yang menolongku tadi?
Tante Laudy
Elene ada apa?
Asti
Kenapa Hendra? apa kamu sudah mengenalnya?
Elene
Sebenarnya kami tadi sempat bertemu di lobi tante, gak sengaja dia menolong Elene ketika hampir terjatuh
Asti
Wah kebetulan macam apa ini?
Asti
Iya Hend, kenapa? kamu jatuh cinta pada pandangan pertama?
Asti
Jadi Elene, perkenalkan ini adalah putra kedua saya Hendra
Elene
Halo,senang bertemu denganmu
Hendra
Oke, udahkan ma? kalau gitu Hendra pergi dulu
Asti
Tunggu Hend, kamu mau kemana sih buru-buru? mama belum selesai dengan semua ini
Hendra
Ma aku ada meeting di kantor
Asti
Serahkan semuanya pada kakakmu
Hendra
Ma gak bisa gitu dong, mama tahu sendiri kan kalau kak Syafi tidak begitu berminat dengan dunia bisnis papa
Asti
Kamu tetap stay disini atau perjanjian kita batal?
Hendra
Oke baik kali ini saja
Asti
Maaf ya malah jadi berdebat, Oke Laudy sebaiknya kita segera menentukan tanggal pernikahan keduanya saja
Tante Laudy
Saya mengikut mbak Asti aja
Asti
Baiklah bagaimana kalau bulan depan?
Elene
Tante apa itu gak terlalu cepat?
Asti
Lebih cepat lebih baik kan? kamu setuju Laudy?
Tante Laudy
Saya setuju saja mbak
Asti
Good, semua biaya saya yang tanggung. Elene mulai besok kamu akan sibuk dengan segala persiapan. Jadi tante minta kamu selalu stanby dirumah jika suatu waktu tante jemput kamu untuk prepare segala sesuatunya
Pertemuan itu ditutup dengan acara makan siang bersama, raut wajah Hendra sedari tadi tidak bisa dikondisikan. Sepertinya ia sama terpaksanya dengan situasi ini, namun kami tidak dapat menolak karena apapun caranya sepertinya perjanjian ini tidak dapat diubah.
MY SUPPORT SISTEM
Sepulang dari pertemuan itu aku kembali ke rumah, ku lihat bibi akan pergi ke rumah sepupu ibu untuk membantu mengurus acara pernikahanku. Aku berniat untuk ikut namun bibi bilang ia menyuruhku untuk tetap dirumah saja, tanpa bisa menolak akhirnya aku memutuskan mengikuti perintah bibi. Tak lama setelah bibi pergi, sahabatku Handa datang. Ia yang beberapa waktu lalu baru pulang dari Jakarta mengunjungiku untuk bersapa rindu.
Handa
Permisi.... Elene...
aku menyeruak menghampiri sahabatku itu dan memeluknya
Elene
Akhirnya kamu datang juga Han...
Handa
kamu kenapa? sepertinya sedang tidak baik-baik saja?
Elene
kita masuk dulu yuk, nanti aku ceritakan
aku membawa Handa masuk dan ku persilahkan minuman serta camilan kecil untuknya
Handa
El, everything okay?
Elene
Aku baik-baik saja Han
Handa
El, perusahaan bokapnya Belinda buka loker tuh posisi staf pendataan. Dia minta aku buat nawarin ini ke kamu
Elene
Aku belum tahu Han, entah bisa atau tidak
Handa
Kenapa gak bisa? kamu kan Coumloude sarjana Management
Elene
Bukan masalah itu Han
Elene
Aku belum bisa memastikan kapan bisa bekerja
Handa
Ayolah El, kesempatan seperti ini tidak setiap hari ada
Tak lama saat kami sedang mengobrol, sebuah ketukan pintu membuat kami menjeda percakapan
Elene
Gak tahu, coba aku cek dulu
Aku melihat seorang ojek online berdiri di depan pintu sembari membawa beberapa papperbag di tangannya, setelah ku Terima orang itu pergi. Ku buka papperbag tersebut berisi beberapa katalog wedding, dan sudah pasti pengirimnya adalah tante Asti.
Aku meletakkan papperbag bag itu di atas ranjang dengan gusar, sampai akhirnya membuat Handa penasaran dan membukanya
Handa
Katalog pernikahan? kamu kerja di WO El?
Elene
Aku akan menikah dalam waktu dekat ini Han
Handa
Haaa.... kamu serius El?
Aku hanya mengangguk, terlihat Handa begitu terkejut mendengarnya
Handa
Kamu gak pernah cerita ke aku kalau punya pacar? bahkan Belinda, aku dan juga Arenta tidak tahu kamu pernah dekat dengan seorang laki-laki
Elene
Semuanya sudah diatur jauh sebelum aku menginjak SMP Han
Elene
Aku dijodohkan sejak kecil oleh orang tuaku, mereka janji akan membuatku menikah dengan seseorang begitu selesai sekolah
Handa
Gila, masih adakah hal seperti itu di jaman sekarang?
Elene
Han, jangan kasih tahu Belinda dan Arenta dulu soal ini
Handa
El, cerita padaku siapa dia?
Elene
Aku tak mengenalnya, kami baru bertemu kemarin
Handa
Astaga El, pernikahan itu ibadah seumur hidup. Kamu yakin dia bisa menjadi suami yang mengerti tentang kamu? apalagi kalian sebelumnya tidak saling kenal
Elene
Inilah resiko ku Han, aku tidak bisa menolak ataupun menghindar
Tiba-tiba suara dering ponselku berbunyi, terlihat sebuah nomer asing muncul di atas layar pipih itu
Asti
Halo Elene ini saya Asti
Elene
Tante Asti, maaf saya tidak tahu
Asti
It's okay honey, oh ya apa kamu sudah menerima paket saya?
Elene
Sudah tante, baru saja tiba
Asti
Baguslah, kalau begitu kamu lihat-lihat dulu dan segera putuskan konsep mana yang akan kamu pakai untuk pernikahan nanti
Asti
Oh ya El, tolong save nomer tante ya
Asti
Kalau begitu sudah dulu, sampai jumpa besok
Elene
Besok kita mau kemana tante?
Asti
Kita akan cek semua yang kamu pilih, apa kamu ada rencana lain El?
Asti
Baiklah, see you tomorrow
Elene
Orang tua pria yang akan menjadi suamiku
Handa
Oh ya btw siapa namanya?
Handa
Bukan itu, calon suami kamu
Elene
Han keluar yuk, kita kemana gitu
Elene
Oke aku siap-siap dulu ya
Handa
Mumpung Elene lagi siap-siap mending ku kirim pesan pada Belinda dan Arenta untuk ikut
Handa
Hay gaes kumpul yuk, ini kebetulan Elene ngajakin keluar
send Belinda & Arenta
Belinda
Cafe baru punyamu aja Ta
Arenta
Boleh, kalau gitu aku tunggu disana ya
Handa
Yang baru grand opening, ada disana ntar kamu juga tahu
Elene
Okedeh sebentar, aku izin bibi Laudy dlu
Elene
Tante aku keluar dengan Handa, kemungkinan agak sore pulangnya
Tante Laudy
Baiklah, jangan terlalu malam
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!