Hari kedua di medan perang.
Aku sangat luar biasa bisa menahan pasukan kekaisaran seorang diri namun sangat disayangkan para ksatria lain tidak menikmati peperangan ini seperti ku. Mereka ketakutan karena kekaisaran Svennia mengerahkan kekuatan penuh untuk menghancurkan kerajaan Earhat.
Awal nya kami mampu menahan pasukan kekaisaran di daerah perbatasan namun kami kalah jumlah dan terpaksa mundur sampai ke ibu kota. Aku benar benar kesal karena hal itu namun kekesalan itu menghilang seketika saat aku berhasil menghabisi banyak ksatria kekaisaran.
Ibu kota sudah hancur separuh banyak warga yang mengungsi ke tempat yang lebih aman hal itu sangat disayangkan karena mereka tidak bisa menyaksikan ksatria terbaik di kerajaan Earhat menghabisi banyak musuh. Saat ini aku sedang berdiri di menara tertinggi kedua di ibu kota yaitu menara jam.
Aku menggunakan teropong sihir dan mengamati pasukan kekaisaran yang sedang beristirahat setelah mengalami pertempuran panjang. "Bisa-bisa nya mereka menghentikan peperangan hanya untuk beristirahat" gerutu ku. Kekaisaran benar-benar meremehkan kemampuan diri ku padahal aku sudah menghabisi banyak sekali ksatria mereka.
Tapi hari ini benar-benar tidak ada serangan besar seperti hari pertama, apa yang mereka tunggu?. Menunggu kami menyerang lebih dulu?. Jika benar begitu mereka benar-benar bodoh. Semua ksatria disini sudah kehilangan keberanian mereka saat melihat pasukan dalam jumlah besar mengarah kemari. Hanya beberapa orang yang masih mau melawan salah satu nya adalah aku.
Aku ingin melakukan perlawanan bukan karena mencintai tanah air atau pun mempunyai jiwa patriotisme yang tinggi. Hal ini murni ku lakukan karena ingin menjadi yang terbaik diantara yang terbaik. Ya aku melakukan semua ini untuk diri ku sendiri.
Bukan untuk rakyat apa lagi keluarga kerajaan.
Kenapa aku ingin menjadi yang terbaik diantara yang terbaik jawaban nya sangat sederhana karena keadaan. Keadaan membuat diri ku tidak pernah puas dan selalu iri dengan pencapaian orang lain. Lagi pula jika aku tidak berusaha maka aku akan dipandang remeh oleh semua orang dan aku sangat tidak menyukai hal itu.
Nasib sudah menentukan diri ku sebagai kalangan bawah tapi bukan berarti kemampuan selalu di bawah. Aku tidak suka melihat orang lain di atas ku. Tiba tiba pandangan ku menjadi gelap aku langsung menjauhkan teropong itu dari mata ku.
"Untuk sekelas pasukan kekaisaran mereka sangat lama menyadari ku"
Teropong ini bukan lah teropong sihir pada umum nya. Aku membuat teropong ini beberapa jam lalu dengan barang seadanya. Tanpa pikir panjang aku langsung membuang teropong ini kemudian melompat dari menara jam. Menara jam itu langsung hancur "akhirnya mereka melakukan penyerangan lagi" aku mendarat dengan selamat dan langsung bersembunyi di balik reruntuhan bangunan.
Aku merasakan sebuah objek berkecepatan tinggi mendekat ke arah ku. Tanpa pikir panjang aku melompat keluar dari reruntuhan dan berlari untuk menghindari serangan berikut nya. Setelah dirasa cukup aman aku langsung berbalik dan menyadari mereka menyerang ku menggunakan meriam.
Aku mengamati keadaan sekitar kemudian memandang sarung tangan hitam yang terpasang di tangan kanan ku. "Akhirnya mereka tau siapa yang terbaik" aku hendak melepas sarung tangan namun seseorang muncul di belakang ku nampak nya aku harus mengurungkan niat untuk melepas sarungan tangan itu.
"Diam dan angkat tangan mu bocah"
"Maaf tapi aku harus meluruskan kesalahpahaman ini, aku sudah berusia enam belas tahun jadi kau bisa menyebut remaja"
"Apa peduli ku? bagi ku___" pria yang berada di belakang ku terdiam dan tak melanjutkan perkataan nya.
"Maaf kenapa kau berhenti aku sedang mendengarkan diri mu"
Tiba tiba muncul diri ku yang lain di belakang pria itu sambil mengacungkan sebuah pistol revolver. "Bagaimana kau melakukan itu" tanya pria itu sedikit terkejut. "Apa kau paham bagaimana seorang sniper bekerja" tanya balik diri ku yang berada di depan pria itu.
Keheningan melanda mereka, bagi seorang sniper hanya ada satu kesempatan. Berhasil atau gagal hanya ada satu pilihan yang harus dipilih. Jika seorang sniper gagal sangat mudah untuk mengalahkan mereka karena itu lah sebuah jebakan diperlukan untuk menjadi kesempatan kedua bagi kemenangan mereka.
"Tapi sejak kapan?"
"Bagaimana ya ? sebenarnya aku tidak yakin jika kau akan mati jika setelah ku tembak sekarang tapi aku tidak tahan jika mengabaikan pertanyaan seseorang"
"Kau bocah yang menarik, aku jadi menyukai mu" .
"Terima kasih tapi aku masih normal".
"Bah kau tidak bisa diajak bercanda ya".
Aku yang berada di depan pria itu menghilang dan menciptakan gelombang angin yang lembut dan sejuk. Tanpa basa basi lagi aku langsung menembak pria itu namun diri ku tidak menduga kalau pria itu akan melompat ke arah ku. Pria itu membuat diri ku menghantam dinding.
Tiba tiba sebuah tombak menembus perut pemuda itu "Aaaargggh" raung ku. "Kau gila" aku itu langsung memeluk pria itu dengan erat. "Kau pikir ! diri mu saja yang bisa melakukan hal itu!!!" puluhan bola api muncul di langit dan terbang ke arah mereka.
Aku menahan pria itu dengan sekuat tenaga namun dia memukuli ku dengan siku nya meskipun aku tidak akan melepaskan nya begitu saja. Pria itu menciptakan sebuah pelindung yang melindungi kami dari hujan bola api ku "terima kasih sudah melindungi ku, sebagai balasan nya terima lah ini!!!" sebuah petir menyambar nya dan membuat dia berteriak keras.
Mendengar teriakan nya yang keras membuat ku puas dan langsung mendorong dia menjauh dari hadapan ku. Pria itu terkapar di tanah dan sekarang mempunyai aroma daging bakar dari tubuh nya. Aku langsung mencabut tombak ini dari perut ku dan membuang nya sejauh mungkin.
Saat nya mengakhiri pertarungan ini aku langsung melepaskan sarung tangan ku kemudian meningkatkan konsentrasi lalu memusatkan energi di telapak tangan kanan ku. Telapak tangan kanan ku mengeluarkan cahaya dan muncul sebuah senapan di tangan ku. Dengan penuh keyakinan aku berjalan mendekati nya .
Bagi seorang sniper menembak target yang berdaya seperti ini bukan lah yang sulit tapi karena ini perang. Kematian pria ini harus segera dipastikan dan juga dengan menghabisi pria ini aku semakin membuktikan bahwa diri ku lah yang terbaik diantara yang baik.
Namun tiba tiba kaki ku tidak bisa menopang tubuh ku sehingga aku terjatuh ke tanah. Apa yang terjadi?, semua anggota tubuh ku tiba tiba kaku dan pandangan ku semakin buram. Seperti nya aku terkena racun tapi kapan. Pandangan ku semakin berat.
Dan seketika semua nya menjadi gelap.
*****
Revisi selesai, nantikan revisi chapter berikut nya stay tune di cerita ini ya
"Nasib mu sudah ditentukan oleh lambang sihir mu"
Kalimat itu bukan lah sebuah bualan tetapi kenyataan yang memang benar-benar terjadi di dunia ini. Lambang sihir tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat saat ini karena lambang sihir lah yang menentukan kehidupan setiap makhluk hidup.
Mulai dari makanan apa yang dapat kau makan, Pakaian jenis apa yang bisa kau kenakan, pekerjaan apa yang dapat kau lakukan, Seberapa banyak kasih sayang kau dapat di dalam keluarga, Lambang sihir juga mengatur jodoh untuk diri mu. Bahkan lambang sihir telah menjadi strata sosial di dalam kehidupan masyarakat.
Namun itu adalah fungsi lain dari lambang sihir, fungsi sebenarnya dari lambang sihir adalah mengatur kapasitas sihir di tubuh seseorang. Lambang sihir adalah sebuah simbol yang muncul di tubuh semua makhluk hidup saat menggunakan sihir. Terdapat tujuh lambang sihir di dunia yaitu Sword, Lancer, Warriors, Magus, Shield, Rider
dan Arrow.
Lambang Sihir Sword
Orang-orang yang memiliki lambang sword adalah mempunyai kapasitas sihir yang paling besar dan mempunyai ketahanan fisik yang luar biasa namun mereka harus menggunakan sebuah pedang untuk mengeluarkan semua potensi mereka. Di dalam strata sosial masyarakat orang orang yang memiliki lambang sihir ini adalah orang orang yang terlahir untuk menduduki puncak kasta. Mereka mempunyai gelar bangsawan.
Lambang Sihir Lancer
Mereka yang mempunyai lambang sihir Lancer adalah orang orang yang mampu menyaingi kekuatan lambang sihir Sword. Berbeda dengan lambang sihir sword, lambang sihir Lancer tidak tergantung pada senjata nya dan mereka bisa menjadi petarung jarak dekat, jarak jauh dan jarak menengah. Walaupun dapat menyaingi kemampuan lambang sihir sword. Lambang sihir ini masih satu tingkat di bawah lambang sihir sword dan mereka juga memiliki bangsawan.
Lambang Sihir Warriors
Orang yang memiliki lambang sihir ini mempunyai ketahanan fisik yang lebih kuat dibandingkan pemilik lambang sihir sword. Mereka tidak memerlukan senjata untuk memaksimalkan kekuatan mereka karena tubuh mereka adalah senjata terkuat bagi mereka tapi ada juga pemilik lambang sihir warriors yang menggunakan senjata jarak dekat untuk bertarung. Orang orang yang memiliki lambang sihir ini juga digolongkan sebagai bangsawan.
Lambang Sihir Magus
Orang yang memiliki lambang sihir ini mempunyai kemampuan untuk menggunakan sihir dengan bebas. Mereka bisa menggunakan kekuatan mereka secara langsung maupun menggunakan tongkat sihir. Lambang sihir ini mempunyai kapasitas sihir sama seperti lambang sihir sword namun mereka mempunyai kemampuan untuk menggunakan sihir lebih baik dari pemilik lambang sihir sword.
Keberadaan pemilik lambang sihir ini sangat penting dalam kehidupan masyarakat, Mereka selalu menjadi penengah di dalam kehidupan masyarakat. Ada banyak peran yang bisa mereka di lakukan contoh di kegiatan keagamaan mereka bisa menjadi pendeta dan saintess. Mereka penyihir pengembara dan seorang Sage juga sorcerer juga mempunyai berkecimpung di dunia kejahatan dan masih banyak lagi.
Lambang Sihir Shield
Pemilik lambang sihir ini mempunyai ketahanan fisik satu tingkat di bawah pemilik lambang sihir Warriors. Dibandingkan dengan lambang sihir Warriors lambang sihir Shield cenderung memiliki kemampuan untuk bertahan dibandingkan menyerang. Pemilik lambang sihir ini bisa memadukan kekuatan sihir dan fisik sebagai pertahanan Oleh karena itu lah mereka mempunyai julusan sebagai penjaga.
Lambang Sihir Rider
Mereka yang memiliki lambang sihir ini mampu menjalin kontrak dengan hewan sihir atau hewan biasa bahkan dengan monster sekali pun dan menjadikan mereka tunggangan dan mendapatkan kemampuan dari hewan yang di kontrak. Orang orang yang memiliki lambang sihir ini dijuluki sebagai pekerja karena mereka lah yang mampu menjinakan hewan liar yang digunakan untuk membantu kehidupan.
Lambang Sihir Arrow
Pemilik lambang sihir memiliki kapasitas mana yang paling kecil dibandingkan semua lambang sihir dan sulit bersaing dengan pemilik lambang sihir lain namun seiring perkembangan zaman. Mereka mempunyai beranggap senjata yang bisa membantu mereka bersaing dengan pemilik lambang sihir lain nya. Karena mempunyai kapasitas sihir yang sedikit mereka biasa nya menggunakan senjata yang mampu memperkuat serangan mereka. Pemilik lambang sihir dijuluki sebagai pembantu karena mempunyai kemampuan dan pola pertarungan yang lebih cenderung mendukung.
Itu lah lambang sihir yang ada di dunia ini semua makhluk hidup memiliki satu lambang sihir dan lambang sihir biasa nya mempunyai tiga sampai enam skill tergantung kemampuan individu tersebut.
****
Entah sudah berapa lama aku berada di sini, seminggu atau sebulan ?. Aku tidak dapat menentukan hari ini karena saat ini aku berada di sebuah ruangan yang sangat gelap dan dingin ditambah tidak ada jendela di sini. Seperti nya aku berada di penjara bawah tanah.
Hal terakhir yang ku ingat sebelum berakhir di sini adalah bertarung dengan seorang pria botak dengan kumis tebal dan membawa sebuah gauntle meriam. Senjata itu pasti sangat mahal tapi ya dia adalah tentara kekaisaran pasti lah uang nya banyak jadi ia mempunyai senjata seperti itu.
Aku benar benar tidak menyangka kalau diri ku akan di tahan di sini. Awal nya ku pikir mereka akan menghabisi ku setelah berhasil membuat ku pingsan. Jika dipikirkan kembali aku harus bersyukur karena tidak di bunuh pada saat itu. Akan sangat memalukan jika ksatria yang terbaik dari yang terbaik seperti ku mati dengan racun.
Mari kita beralih topik setelah cukup lama di penjara ini aku merasa kalau penjara di sini sangat sepi bahkan suara jangkrik saja tidak ada. Saat aku berteriak suara ku malah bergema dan tidak ada penjaga yang datang ke sini. Berbicara soal penjaga mereka selalu datang kemari dan membawa makanan. Abaikan rasa makanan yang mereka bawakan. Penjaga di sini sangat tidak ramah namun bukan berarti ia tidak bisa mencari informasi dari mereka.
Berdasarkan informasi yang di dapat dari penjaga yang sangat tidak ramah itu kerajaan Earhat berhasil ditaklukan oleh Kekaisaran Svennia. Raja dan ratu kerajaan Earhat di eksekusi, Pangeran dan istri nya berhasil melarikan diri namun Putri kerajaan Earhat yang memimpin perlawanan di tahan dan besar kemungkinan ia akan di eksekusi seperti orang tua nya.
Sungguh malang nasib sang tuan putri padahal semua ini disebabkan oleh ayah nya yang haus akan kekuasaan dan hasutan perdana mentri yang licik. Tapi ya itu bukan urusan ku, aku tidak menyukai sesuatu yang berbau politik dan tidak mau berurusan dengan politik.
Sayup-sayup aku mendengar langkah kaki mendekat kira kira ada lima orang yang berjalan kemari. Hal yang sangat mengejutkan, kira kira apa yang akan terjadi selanjutnya. Langkah kaki mereka semakin mendekat aku melihat telapak tangan nya terdapat sebuah lingkaran sihir yang menutup lambang sihir nya.
Mereka sudah menutup lambang sihir ku nampak nya aku hanya bisa pasrah tapi aku tidak menyukai hal itu. "Hei bocah kau nampak kurusan sekarang" aku tau siapa pemilik suara itu walau pun tidak mengenal nya. "Apa kabar mu pria yang tidak ku kenal" sapa ku.
Aku mengamati pria itu ia memiliki kepala plontos dengan kumis yang tebal dan dia temani tiga penjaga dan satu wanita berambut perak."Kabar ku baik petir mu membuat ku tidur selama seminggu jadi aku sangat segar sekarang, bagaimana kabar mu" tanya balik pria itu.
"Bukan kah kau bisa lihat sendiri kondisi ku saat ini makanan yang tidak ada rasa, kurang pencahayaan , tidak ada teman mengobrol belum lagi kalian memasang segel di lambang sihir ku bisa disimpulkan saat ini aku kurang baik" aku berhenti sejenak.
"Metode penyiksaan kalian kejam sekali" tambah ku.
Aku memang tidak disiksa secara fisik tapi mereka sudah menyiksa ku secara mental. "Hahaha terima kasih pujian nya tapi aku tidak bisa bicara dengan mu terlalu lama" pria itu berhenti sejenak kemudian ia melirik salah satu penjaga.
Penjaga itu mengangguk dan membuka sel tahanan ku "ada seseorang yang ingin bicara dengan mu" tambah pria itu. Aku mengernyitkan dahi dan mencoba berpikir siapa orang yang ingin bicara dengan diri ku "masuk lah Maia" wanita itu berjalan memasuki sel.
Setelah diperhatikan dengan seksama wanita ini berusia sekitar tiga puluh tahun ia memiliki rambut berwarna perak dengan kulit putih bersih dan bibir yang merah ia mengenakan gaun berwarna hitam dengan sepatu hitam heels pendek.
"Rambut biru tua dengan iris mata berwarna hijau dan tanda lahir dada kau Diego kan" .
"Bagaimana kau tau nama ku dan tanda lahir ku"
"Tentu saja aku tau dan mulai sekarang aku adalah Ibu mu"
****
Revisi selesai, nanti kan revisi chapter berikut nya stay tune di cerita ini ya.
Nama ku Diego karena beberapa alasan aku selalu terobsesi menjadi yang terbaik. Beberapa hari lalu aku adalah seorang kesatria yang tergabung dalam skuad penembak kerajaan Earhat namun saat ini aku adalah tawanan Kekaisaran Svennia karena peperangan antara kerajaan Earhat dan Kekaisaran Svennia.
Sebuah kemunduran yang sangat luar biasa, bukan?. Aku adalah salah satu prajurit kerajaan yang terus melakukan perlawanan terhadap gempuran kekaisaran Svennia. Aku tidak melakukan itu untuk melindungi rakyat apa lagi keluarga kerajaan.
Aku melakukan itu agar semua orang tau kalau aku adalah yang terbaik diantara yang terbaik. saat ini aku sedang berada di dalam sel tahanan yang sangat dingin dan gelap. Jika saja aku tidak lengah mungkin
aku masih berada di medan peperangan tapi ya sudah lah kerajaan Earhat sudah hancur dan semua kerajaan sudah mendapatkan hukuman yang sangat berat.
Raja dan Ratu kerajaan Earhat di eksekusi di tempat, Pangeran dan istri nya berhasil melarikan diri tapi mereka tetap tertangkap, Tuan putri sendiri di kabar sudah mati bunuh diri. Aku adalah salah satu prajurit yang di tahan oleh kekaisaran Svennia.
Seharusnya aku akan menjadi budak tanpa upah yang akan bekerja sampai mati tapi beberapa jam lalu ada peristiwa yang di luar nalar. Pria yang mengalahkan ku di ibu kota kerajaan Earhat ia mempunyai nama
Oliver datang bersama seorang wanita bernama Maia yang mengatakan kalau "mulai sekarang ia adalah anak nya".
Dan saat ini aku berada di dalam kereta kuda dengan wanita bernama Maia "ternyata kau pendiam sekali ya, Diego" wanita ini dari tadi memandang ku dengan seksama. "Apa anda yakin?" tanya ku memastikan. "Apa maksud mu" tanya balik Maia.
"Menjadikan ku anak mu, apa yang sebenarnya anda pikirkan padahal si botak Oliver sudah menjelaskan panjang lebar resiko dari keputusan anda" Awal nya terjadi perdebatan alat antara Maia dan Oliver namun wanita yang berada di depan nya ini tidak peduli dengan semua resiko itu.
"Ya aku sangat yakin tapi kau tidak perlu khawatir aku kan sudah mengikuti saran Oliver untuk membeli mu sebagai budak dan menjadikan mu sebagai pelayan pribadi" nampak nya wanita ini memang tidak peduli pada semua resiko yang ada.
Suasana hening sejenak tak ada yang memulai pembicaraan sebenarnya aku cukup risih dengan kalung budak yang terpasang di leher ku. "Apa kau tidak menanyakan ibu mu" tanya Maia tiba tiba. "Apa maksud mu" tanya balik Diego.
"Begini kau kan tidak pernah bertemu dengan ibu, apa kau tidak penasaran seperti apa dia atau bagaimana rupa nya" jelas Maia. Aku tersenyum "aku dibesarkan di sebuah panti asuhan yang berada di daerah pinggiran ibu kota kerajaan Earhat, orang yang mengurus bernama Ruben dia adalah ayah sekaligus ibu untuk ku jadi aku tidak pernah kesepian".
"Lagi pula buat apa aku memikirkan wanita yang sudah meninggalkan ku di bawah pohon'" Diego tertawa kecil. Maia terkejut mendengar hal itu "apa maksud mu" tanya Maia. "Ruben mengatakan kalau kepala panti asuhan sebelum diri nya menemukan ku di bawah pohon saat perjalanan pulang tanpa sehelai baju dan masih ada tali pusar" Maia terdiam nampak nya ia sangat terkejut mendengar hal itu.
"Aku tidak menyangka hal seperti itu akan terjadi.....kau tidak perlu khawatir aku akan merawat mu dengan benar" Maia mengelus pucuk kepala ku. Aku terdiam sejenak ada perasaan aneh yang menghinggapi diri nya saat ini.
Apa begini sosok ibu yang sebenarnya.
Aku tidak mengerti kenapa tangan nya terasa sangat nyaman padahal Ruben dulu pernah melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan Maia. Tapi rasa nya sangat berbeda. "Oh iya Diego mulai sekarang biasa kan untuk memanggil ku dengan sebutan ibu" ujar Maia.
"Tapi semua orang tau kalau aku adalah budak mu, bukan kah aku harus memanggil Nyonya" Diego tau kehidupan bangsawan itu rumit dan menjengkelkan tapi ia tidak menyangka jika bakal serumit dan menjengkelkan seperti ini.
"Ah benar bangsawan selalu terikat pada aturan bodoh dari dulu aku selalu iri pada orang orang yang tidak terlahir sebagai bangsawan pasti mereka dapat menikmati hidup tanpa terikat dengan aturan seperti kami" gumah Maia.
"Tapi semua orang sudah memiliki takdir nya masing masing dan takdir ini lah yang terbaik untuk kita" ujar nya. Takdir yang terbaik untuk kita, Aku rasa tidak orang yang terlahir dengan lambang sihir Sword, Lancer dan Warriors memiliki hidup bagai langit dan bumi jika dibandingkan dengan orang orang yang memiliki lambang sihir Shield, Rider dan Arrow.
Tidak banyak obrolan yang terjadi diantara mereka setelah berjalan cukup lama akhirnya mereka sampai di tempat tujuan. Aku dan Maia turun dari kereta kuda dan di sambut oleh para pelayan dan seorang pria yang rambut sudah mulai memutih ia pun langsung berjalan ke arah mereka. Pria itu memberikan hormat pada Maia.
"Selamat siang Nyonya Maia___oh astaga" pria itu mengalihkan pandangan nya pada ku. "Di benar benar
mirip dengan Kalista, Nyonya" ia mengamati ku dari ujung rambut sampai dengan ujung kaki. "Tentu saja dia mirip dengan Kalista, Givano" jawab Maia.
"Dia benar benar mirip dengan Kalista hanya saja dia pria, siapa nama mu nak" tanya pria bernama Givano dengan sangat ramah. "Diego" jawab ku singkat. Setelah melihat reaksi pria ini aku merasa kalau rupa ibu kandung tidak jauh dari ku.
"Diego perkenalkan dia adalah Givano, dia adalah pelayan pribadi ku sejak kecil" Maia kemudian memperkenalkan Tuan Givano pada ku. Aku memandang rumah Maia dengan seksama wanita ini memiliki rumah yang sangat besar. Tipikal rumah seorang bangsawan besar dan mewah itu tidak mengejutkan bagi ku.
"Ayo masuk Diego" ajak Maia.
Aku mengangguk pelan kemudian berjalan mengikut Maia dan Tuan Givano. Saat memasuki rumah Maia aku disambut oleh barang-barang mewah yang ku yakin kalau harga semua barang-barang ini pasti lah sangat mahal.
"Diego ada apa" tanya Maia yang menyadari kalau aku berhenti berjalan.
"Tidak ada apa apa" aku langsung berjalan mengikuti wanita berambut perak itu. Maia langsung membawa ku berkeliling rumah nya. Setelah berkeliling cukup lama aku menyadari kalau Maia hanya tinggal bersama para pelayan nya dan tidak ada anggota keluarga lain nya.
Saat ini kami sedang duduk di sebuah gazebo yang ada di taman "Nyonya boleh aku bertanya tapi maaf kalau menyinggung perasaan anda".
"Memang nya apa yang kau ingin tanya kan".
"Setelah berkeliling rumah aku tidak menemukan tanda-tanda keberadaan anggota keluarga anda" aku berusaha mengolah kata-kata ku sebaik mungkin agar tidak menyinggung perasaan wanita ini. Maia tersenyum tipis "Wajar sih kau bertanya begitu sebenarnya aku tidak ingin membahas semua hal yang berkaitan dengan keluarga ku tapi karena pertanyaan ini datang dari anak ku yang manis jadi akan ku jawab".
Aku anak yang manis ? rasa nya aku tidak pernah mendengar kata kata seperti itu ditujukan pada ku sebelum nya. "Aku.....Maksud ku ibu mempunyai nama asli Maia Lenna Edward Balserion, ibu berasal dari keluarga Balserion namun ibu memutuskan untuk keluar dari keluarga itu dan hidup mandiri".
"Balserion" gumah ku. "Tidak mungkin".
"Oh seperti nya kamu tau tentang keluarga Balserion" Maia sedikit terkejut. "Tentu saja aku tau, Keluarga Balserion adalah salah satu kekuatan terbesar Kekaisaran Svennia, pemimpin keluarga yang sekarang adalah Panglima perang kekaisaran svennia, bagaimana anda bisa keluar dari keluarga itu" aku tidak percaya saat mengetahui ada orang yang keluar dari keluarga itu.
"Jawaban nya sederhana kok, ibu sudah bosan dengan kehidupan di sana. Keluarga Balserion punya banyak peraturan yang bisa dikatakan sudah ketinggalan zaman belum lagi para tetua yang selalu sok tau dan merasa lebih superior dibandingkan orang lain" Maia terlihat sangat berapi-api saat membicarakan keluarga Balserion
"Jadi ibu keluar dan hidup mandiri" ia memandang kemudian tersenyum.
Aku menanyakan banyak hal pada Maia namun ia diam dan tidak menggubris semua perkataan ku. "Nyonya" panggil ku namun tidak ada jawaban. Apa aku harus memanggil nya ibu?. Tapi rasa nya aneh sekali seumur-umur ia tidak pernah menyebut seorang wanita yang lebih tua dengan sebutan ibu.
Jika saja aku tau dimana Ruben sekarang. Aku akan menemui nya dan bertanya mengenai hal ini pada nya. "I...ibu" entah kenapa rasa nya keluh sekali saat menyebutkan kata itu. "Hm bagaimana kalau besok kita jalan-jalan dan melihat secara langsung hal-hal yang kau tanya kan tadi" Maia terdiam sejenak kemudian memandang ku dengan tatapan tidak percaya.
"Kau memanggil ibu?"
"Coba kata kan lagi aku mau mendengar nya"
"I....ibu" jawab ku singkat.
Senyum nya mengembang "entah kenapa aku sangat senang mendengarnya". Entah kenapa pipi ku terasa panas sehingga aku mengalihkan pandangan ku dan aku melihat Tuan Givano berjalan ke arah mereka "Maaf mengganggu waktu anda Nyonya" ujar nya.
"Ada apa Givano".
"Saya ingin memberitahu Nyonya bahwa makan malam sudah siap" ujar pria tersebut. "Bagus sekali" Maia berdiri. "Aku sudah mulai lapar, ayo Diego kita makan malam ibu punyai banyak koki yang handal" Maia berjalan mendahului ku dan Tuan Givano.
"Saat ini kau pasti sedang kebingungan" ujar Tuan Givano. "Tapi memang begitu lah Nyonya Maia, dia sulit dipahami tapi dia orang yang baik" tambah Givano. "Jika kau punya sesuatu yang ingin dibicarakan aku siap mendengarkan".
"Hei kalian berdua tunggu apa lagi?" seru Maia dari kejauhan.
Tuan Givano berjalan mendahului Diego "Kami datang Nyonya". Angin berhembus menerbangkan anak rambut ku. Sejak dulu aku selalu memikirkan apa yang harus dilakukan namun sekarang aku tidak tau harus melakukan apa.
****
Revisi selesai, nanti kan revisi chapter berikut nya stay tune di cerita ini ya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!