Keymira Pratistha Ozora, perempuan berusia 23 tahun yang sudah menyandang istri dari putra kedua keluarga Januartha.
Ya, pencapaian yang terbilang luar biasa.
Bagaimana tidak, keluarga konglomerat yang sudah terdaftar dalam 10 jajaran orang berpengaruh di Asia bisa dia gaet di usianya yang masih terbilang muda.
Meskipun hubungan keduanya tidak didasari langsung atas dasar cinta.
Keymira orang yang sangat penurut di keluarganya, anak perempuan satu-satunya dan sangat dimanja oleh orang tua serta kakak laki-lakinya.
Ketika sang kakak ingin menjodohkan Keymira dengan sahabatnya pun wanita itu tak menolak. Meskipun sebagai Kakak, Kaisar tidak yakin Keymira bisa menjadi istri yang sempurna, akan tetapi dia yakin sahabatnya lah yang bisa menjadi suami yang baik untuk adiknya ini.
Kaisar tentu akan menitipkan adik kesayangannya kepada laki-laki yang tepat, yang jelas bibit bebet bobotnya dan itu semua ada di dalam diri seorang Ben Derrick Januartha.
Dia tau saat itu Ben Derrick sedang mencari calon istri untuk memenuhi perjanjian keluarga, dimana laki-laki di keluarga Januartha harus sudah menikah sebelum usia 30 tahun.
Dan lelaki itu baru akan mencari ketika usianya sudah berada di ujung 29 tahun.
"Gue harus menikah desember tahun ini, tahun depan usia gue udah memasuki kepala tiga" ujarnya kepada Kaisar.
Berbeda dengan Ben Derrick yang masih lajang, Kaisar sudah memiliki istri beserta anak yang baru berusia satu tahun.
Kaisar menyesap kopi panasnya yang beberapa menit lalu datang, sembari mendengar curhatan sahabatnya di tengah dinginnya malam.
"Hmm... Dengan siapa?" tanya Kaisar.
Ben Derrick mengedikkan bahunya ke atas. "Entah!"
Alis Kaisar otomatis terangkat satu, tak bisa langsung mencerna ucapan tersebut yang menurutnya sangatlah aneh dan tak jelas.
"What do you mean 'entah'?"
"Ya, gue belum menemukan calon istri sampai sekarang, but I have to get married this year" jelasnya.
"So, gimana caranya lo bisa menikah?"
"Itu yang masih jadi beban gue"
"Kenapa enggak nyewa perempuan aja?"
Ben Derrick menggeleng dengan cepat.
"Gue mau menikahi sekali seumur hidup" jawabnya dengan teguh.
"You have to marry the person you love"
Ben Derrick mengepulkan asap rokoknya sebelum berbicara.
"Love is not that important to me, cinta bisa hilang dan bisa datang dengan sendirinya. Yang terpenting kita cuma perlu fokus menjalani kehidupan dengan baik" tutur pria itu dengan amat sangat yakin.
"Bisa aja, tapi yang namanya pernikahan akan selalu ada ujiannya. Yang menikah karena cinta aja banyak rintangannya apalagi yang enggak saling cinta" imbuh Kaisar menimpali, dia berkata sesuai pengalaman.
"Gue akan tetap memperlakukan istri gue seperti orang yang gue cintai, dan gue enggak memaksa pasangan gue untuk mencintai gue. Dia pun boleh minta pisah kalau memang gue pernah melakukan kesalahan selama menikah"
Kaisar Pratama Ozora, lelaki yang menemani Ben Derrick itu mencerna setiap kata yang keluar dengan cermat.
Dari setiap kalimat yang dituturkan oleh Ben Derrick dia bisa melihat keseriusan pria tersebut. Sedikit banyak Kaisar tahu silsilah dan sikap dari para Januartha.
Ben Derrick bisa saja berkata dengan mudahnya karena memang setiap calon yang akan menjadi bagian Januartha akan diseleksi terlebih dahulu, tak bisa sembarangan mereka menerima seseorang untuk menyandang marga tersebut, mereka yang terpilih adalah mereka yang tak akan berani mengelak keputusan darah asli Januartha.
"Do you have your own criteria?"
"No, asalkan dia bisa meyakinkan eyang kakung dan eyang putri juga ayah dan ibu kalau dia pantas untuk mengapit gelar Januartha di belakang namanya"
Kaisar diam cukup lama, dia tak tahu harus merespon apa, tak bisa sembarangan menyarankan Ini dan itu kepada orang pada umumnya. Akan ada setiap tanggungan dari saran yang jika nanti akan diambil.
Ben Derrick menyesap puntung rokok terakhirnya sebelum dia mematikan tembakau tersebut ke dalam asbak.
"Lo ada saran untuk gue? Kali aja ada kenalan yang menurut lo cocok untuk disandingkan dengan gue"
Ditanya begitu entah kenapa pikiran Kaisar malah tertuju pada satu nama, nama perempuan yang juga menyandang marga yang sama dengannya. Dan itu membuat kepala Kaisar memberat seketika.
***
Usulan Kaisar berujung dengan mempertemukan adik kandungnya dengan Ben Derrick. Entah hasutan setan mana yang membuatnya punya pemikiran yang begitu gila.
Harus berurusan dengan Januartha bukan sekedar kebanggaan tapi juga kesengsaraan jika salah satunya sudah berkata 'tidak'.
Tapi yang satu ini Ben Derrick, pria yang bisa dinegosiasi jika lawannya sedikit meleset dari perkiraan.
"Kalau kamu enggak suka kamu bisa menolaknya, mas enggak akan memaksa kamu. Tapi mas juga enggak pernah main-main dalam mencarikan kamu pendamping, dengannya kamu bisa aman dan tak ada yang perlu mas khawatirkan lagi untuk masa depan kamu"
Begitulah percakapan kedua adik-kakak tersebut sebelum Keymira dipertemukan dengan putra kedua Januartha.
"Mira masih kecil, mas.Mira takut gak bisa jadi istri yang baik" lirih wanita berusia 22 itu, bahkan dia masih menunggu wisudanya yang tinggal beberapa bulan lagi.
"Dewasa itu bisa diasah, Mira. Yang utama adalah dia bisa menjadi suami yang baik untuk kamu"
Keymira memutar otaknya cukup keras, dia ragu akan dirinya sendiri. Keymira memang penurut, karena dia tumbuh dari keluarga yang sempurna. Dia dimanjakan, disayang, dan diperhatikan dengan begitu besar. Tetapi sedikit saja dia diabaikan Keymira bisa terluka, hatinya mudah rapuh dan gampang menangis jika ucapannya tak didengar.
"Bukannya teman mas terlalu tua untuk Mkira? Dia seumuran mas Kaisar, Mira khawatir kita bakal sering berbeda pendapat"
"Justru karena itu dia akan lebih punya pemikiran yang dewasa, dia pasti akan mencoba memahami kamu, seorang Januartha enggak akan pernah merendahkan apalagi menyakiti pasangannya. Itu yang membuat mas tenang jika kamu bisa bersamanya, justru yang membuat mas resah adalah...." Kaisar menghentikan sejenak ucapannya, dia menatap wajah sang adik dengan penuh keragu-raguan.
Menyadari hal itu bibir Keymira mengerucut, dia tau apa yang dipikirkan kakaknya.
"Tuh kan! Makanya aku ragu buat menikah, mas"
"Tapi bagaimana pun sikap kamu tak akan ada yang berubah, dia akan tetap memperlakukan kamu dengan baik"
"Mas yakin banget?"
"Karena kami udah berteman dari SMA, mas bahkan sudah diperkenalkan dengan keluarganya, mas tau gimana mereka saling memperlakukan, jadi itu sebabnya mas memilih kamu"
Keymira menimang hampir seminggu lamanya, dia masih bisa menolak jika memang belum siap atau merasa tidak cocok, hak memilih masih ada sepenuhnya di tangan Keymira.
Tetapi ketika melihat kedua orang tuanya yang teramat senang kala bertemu dengan pria bernama Ben Derrick Januartha itu Keymira seolah sulit untuk menolak sahabat kakak laki-lakinya tersebut.
"Bagaimana Mira? Apa keputusan yang akan kamu ambil"
"Kalau emang menurut kalian itu yang terbaik, mira akan melakukannya. Mira setuju untuk menikah dengan pria itu"
...🥀🥀🥀...
...Tuliskan komentar kamu untuk kesan dan pesan episode ini....
...Mamie Tunggu ya, tunggu episode selanjutnya😘...
Hai para readers yang Mamie cintai😍
Gimana kabarnya? Semoga sehat selalu ya.
Selamat datang di novel terbaru Mamie!! Pada suka gak kira-kira?😇Semoga seru ya dan readers menikmati cerita baru ini😆
Untuk mengapresiasi readers yang selalu mendukung karya-karya Mamie, kali ini Mamie mau adain giveaway lagi😘
Yeayyy!!!
🗣️: Caranya gimana Mie?
Gampang banget pokoknya, sini Mamie kasih tau🙌🏻
Langkah 1: Tekan tombol “beri / hadiah” sesuai dengan petunjuk
Langkah 2: Beri koin sebanyak-banyaknya sesuai dengan pilihan di bawah ini.
Langkah 3: Atau kamu juga bisa “Vote” di slide sebelahnya.
Langkah 4: Hasil akhir akan dilihat pada “Ranking Umum” (Bukan pada Ranking Mingguan).
Note* Pemenang hanya dipilih yang masuk 3 Besar saja
Nah, mudah bukan? Kamu bisa mulai dari sekarang ya 😍
🗣️: Terus kalau menang hadiahnya apa, Mie?
Tenang ada hadiah cantik yang akan menunggu kamu.
...Rangking 1...
Kamu akan dapat tas cantik yang pastinya spesial untuk kamu si nomor satu😍❤️🔥
...Rangking 2...
Pemenang kedua juga akan mendapatkan tas yang akan menunggu kamu di rumah😱🥰
...Rangking 3...
Tas Shoulder bag yang gak kalah kece siap buat kamu bawa pulang🥰
**Hadiah akan diumumkan saat cerita telah memasuki 50 Episode
So, tunggu apalagi? Dukungan readers akan berbuah manis untuk kamu sendiri😇
Mamie tunggu suport dan antusiasme kalian semua di karya Mamie ini, khusus untuk karya baru ya😆
...Enjoy😘...
Sudah hampir satu tahun pernikahan mereka berjalan, selama itu juga banyak pahit, manis, serta kekonyolan dalam rumah tangga. Tidak hanya percekcokan yang sering kali terjadi, tapi kehangatan yang keduanya lakukan tanpa disadari.
Perkenalan keduanya yang terbilang tak ada sebelum masa pernikahan membuat banyak keterkejutan yang keduanya sadari dari pasangannya.
Tetapi tingkah cerewet Keymira selalu ditanggapi dengan sabar oleh sang suami, lelaki itu seperti tak ada harga dirinya kalau disatukan dengan wanitanya, dia akan selalu ada di pihak yang salah.
Sudah puluhan kali juga Keymira melontarkan permintaan untuk berpisah, sering menyuruh Ben Derrick untuk mencari penggantinya. Tapi sedikit saja Keymira melihat lelaki itu bersama dengan seorang wanita dia juga yang menjauhi lelakinya dari sang lawan jenis. Melihat perempuan lain seperti musuh bebuyutan.
Ben Derrick tak mau memperpanjang masalah kecil yang memang seharusnya tak dipermasalahkan, dia akan menjauh kalau diminta menjauh dan akan mendekat kalau diminta mendekat.
Semudah itu, tapi cukup melelahkan juga.
Kadang sikap Keymira sedikit kekanak-kanakan, tapi ada kalanya dia juga punya sifat keibuan yang teramat lembut.
Tapi malam ini sepertinya mood Keymira tidak sedang dalam keadaan yang baik, dia jenuh karena terlalu lama menunggu kepulangan Ben Derrick di ruang makan sampai makanannya pun jadi dingin karena terlalu lama didiamkan. Hal itu berakibat pada suasana hatinya yang menurun.
Ketika deru mobil terdengar wajah Keymira makin kusut saja tampaknya, apalagi ketika pintu rumah terbuka dan menampilkan wajah si pelaku emosi Keymira makin memuncak.
Melihat lampu ruang makan yang masih menyala Ben Derrick membelokkan langkahnya dan mendekati tempat tersebut.
”Key?” Begitulah panggilannya pada sang istri.
Keymira menyembunyikan wajah di balik tumpuan tangan yang melipat di atas meja, mengacuhkan Ben Derrick yang memanggilnya di depan pintu.
Derap langkah Ben terdengar makin mendekat, Keymira bisa merasakan tatkala lengan lelaki itu menyentuh bahunya, mengulang panggilan dengan suara yang seperti biasa halus.
”Key? Saya pulang”
Melihat tak ada respon dari Keymira membuat Ben Derrick yakin jika istrinya bukan tertidur melainkan dia sedang merajuk kepadanya. Apalagi melihat makanan yang masih utuh diatas meja Ben Derrick jadi punya kesimpulan sendiri jika Keymira sudah terlalu lama menunggu kepulangannya dari kantor.
”Kenapa belum makan?”
Sontak pertanyaan Ben barusan membuat Keymira tak tahan untuk tetap diam, wanita itu menegakkan punggungnya dan menatap Ben dengan tatapan menghunus.
”Kenapa? Mas masih gak sadar??” Ketusnya dengan suara yang terdengar lucu di telinga seorang Ben Derrick.
Ben tidak mau gegabah dalam menjawab ucapan Keymira, lebih baik diam membiarkan istrinya melanjutkan perkataan.
”Liat jam berapa ini! Mas gak bilang kalau bakal lembur, aku rela-relain nunggu sendirian sampe makanannya jadi dingin kayak gini, dan mas masih tanya kenapa?!” Sembur Keymira melampiaskan kekesalan sejak satu jam yang lalu.
Tak terima? Tentu tidak, Ben Derrick mencoba untuk mengerti meski sudah beberapa kali dia mengatakan agar Keymira makan duluan saja kalau dia belum pulang lebih dari jam 8 malam. Tapi lagi-lagi Keymira melakukannya berulang-ulang.
”Saya sudah bilang supaya kamu makan duluan saja kalau saya telat, jangan memaksakan nanti perut kamu bisa jadi sasaran penyakit”
Bukannya merasa terharu Ben Derrick malah membela diri, dan saat itu juga mata Keymira nampak berkaca-kaca, dia lelah menunggu dan sekarang malah disalahkan seperti ini.
Ben Derrick langsung mengambil ancang-ancang, dia berlutut sembari menggenggam kedua lengan Keymira, menatap wajah istrinya dengan tatapan yang hangat.
”Saya minta maaf, lain kali saya akan kabari dulu biar kamu enggak perlu menunggu dan melewatkan jam makan malam” tutur Ben mengalah.
Ucapan Ben Derrick yang sangat lembut membuat pertahanan Key pecah, dia terisak dengan kencang, mengeluarkan emosi yang tertahan di dalam dirinya.
”Mas jahat!!”
Bugh!
Bugh!
Pukulan Keymira bubuhkan pada lelaki tersebut, pukulan keras yang menurut Ben Derrick hanya sebuah tepukan belaka. Ben membiarkan tubuhnya menjadi sasaran empuk amarah wanita ini.
“Kalau mas gak betah di rumah mas bilang aja! Gak usah kayak gini! Aku tuh capek tau”
Ben Derrick memang tak terlalu mengerti cara membujuk seorang wanita, dia punya cara tersendiri yang menurutnya simpel dan tidak memerlukan emosi. Dan itu mungkin yang membuat Keymira melihat dirinya seperti orang yang tidak peduli.
”Mana mungkin saya tidak betah pulang ke rumah sendiri, apalagi saya meninggalkan seorang istri disini. Hanya saya enggak bisa memastikan kapan saya akan pulang” sahut Ben Derrick diiringi dengan sedikit kata-kata manis di tengah ucapannya.
”Tapi mas selalu lupa buat ngabarin, mas pasti lebih seneng diam di luar sana. Mas punya selingkuhan?!” Tanyanya tiba-tiba keluar dari topik pembicaraan.
Ben sudah mulai bosan mendengar pertanyaan itu, tetapi saat ditanya apakah wanita itu cemburu Key selalu mengelak dengan keras.
”Saya beneran baru selesai makan malam dengan klien di luar, saya kira kamu udah lebih dulu makan jadi saya enggak kabari lagi”
Keymira menghapus air matanya yang membasahi hampir seluruh wajah, namun tatapannya masih belum bersahabat.
”Mas gak tau aku lapar banget dari tadi, tapi mas malah makan duluan di luar”
”Ya udah saya tungguin kamu makan sekarang”
”Ck! Mas tau gak sih aku tuh capek”
“Kalau gitu saya suapi, mau?”
“Ihhh…. Masss” seakan penat menghadapi ketidakpekaan Ben Derrick. Padahal kalau dilihat Ben lah yang seharusnya mengeluh disini.
”Iya iya. Saya ambilkan dulu ya”
Ben Derrick berdiri untuk mengambil makan malam kemudian duduk di sebelah Keymira dan mulai menyuapi istrinya.
”Makanannya jadi kebuang karna mas terlanjur makan di luar” ucap Key dengan mulut yang terisi penuh.
”Bisa dihangatkan buat besok, jadi kamu enggak usah capek masak dari awal”
”Padahal aku masak menu ini buat mas cobain” sambung Key sambil mengunyah suapan kedua.
”Ya sudah saya coba sedikit kalau gitu, tapi saya gak bisa makan banyak karena perut saya masih kenyang”
Ben Derrick kemudian ikut menyuapkan makanan tersebut ke dalam mulutnya, menikmati menu baru yang dibuat Keymira untuknya, mendengar itu Ben Derrick jadi sedikit menyesal, dia tak enak hati telah menyia-nyiakan kerja keras sang istri.
”Gimana? Enak atau enak banget?” Serunya dengan pilihan yang agak memaksa.
“Enak, masakan kamu selalu pas di lidah saya” Ben Derrick mengakui kebisaan Keymira yang satu ini, walau dia memiliki perasa tertentu yang sama dengan keluarganya namun Ben Derrick tak pernah merasa kalau hasil makanan buatan Keymira gagal.
“Aaaaaa….” Pinta Key membuka mulut menyuruh Ben untuk menyuapkannya kembali.
Ben Derrick menurut, dia melakukannya bak mengasuh anak kecil, menyuapi Keymira dengan telaten sampai isi piring tersebut benar-Benar habis tak tersisa sedikit pun.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!