NovelToon NovelToon

Rintihan Kamar Belakang

Bab 1. Mayat

"Mayaaaaat!"

"Ada mayaaaat!"

Suara pekikan warga yang tadi mau cuci baju di kali membuat warga lain kaget, mereka segera berduyun duyun pergi kesungai untuk melihat mayat yang baru saja di temukan, kebetulan juga Pak Rat ada di sana dan mereka segera menaikan mayat yang mengambang di air. mereka semua menahan nafas melihat keadaan mayat yang begitu mengerikan sekali, terutama untuk para wanita karena mereka sama sama punya barang itu sehingga rasa ngilu bisa di rasakan satu sama lain. apa lagi wanita yang tadi saat akan mencuci, dia lemas tak berdaya untuk berdiri karena sangking takut nya melihat keadaan si mayat.

"Ini mayat nya siapa? ya allah seram sekali bentuk nya." warga merinding ngeri.

"Pasti ini perbuatan pria bejat, bisa bisa nya menyiksa wanita separah ini." desis mereka ketakutan.

"Ini warga mana pula? rasa nya tak ada warga kita yang wajah nya begini." ucap Pak RT.

Wajah gadis ini memang sangat asing sehingga mereka yakin bahwa dia bukan lah warga sini, mana luka tubuh nya juga tidak main main sadis nya sehingga membuat siapa pun yang melihat akan merasa lemas, Pak Lurah masih di panggil untuk mengambil keputusan apa yang harua di lakukan pada si mayat yang begitu mengerikan sekali keadaan nya.

"Ya allah ini memang di robek dari leher hingga sampai pinggul." Pak RT lemas juga melihat nya.

"Kenapa masih di jahit lagi pas sudah di robek ya, Pak?" heran Madi.

"Jangan jangan ini di ambil organ dalam nya, maka tubuh dia di sobek begini." cetus Ilyas.

"Sembarangan saja mulut mu, jangan asal bicara!" sergah Pak RT.

"Kayak nya di perkosa juga ini, Pak." ucap Indah melihat kemalu*nya mayat.

"Sungguh tega orang yang membuat nya demikian, kenapa mereka bisa tak punya hati." Pak RT ngilu sekali melihat nya.

"Kalau pun di bunuh coba lah cekik saja sudah, tidak perlu di buat begini, lihat luka nya yang belakang juga ini." tunjuk Indah lagi.

Tak lama Pak Lurah dan bersama istri nya untuk melihat si mayat yang sama sekali tidak di kenal, polisi juga datang untuk mengurus mayat nya wanita yang tadi terapung di dalam sungai, semua nya begitu takut karena melihat luka luka di tubuh si wanita. luka utama adalah dari leher hingga sampai apem bagian atas dan yang apem bawah juga robek sampai an*s, mungkin saja itu robek karena di masukan benda yang sangay besar sehingga melebihi daya tampung nya, besar nya mungkin saja sudah sama dengan kepala bayi.

Punggung belakang juga penuh dengan sayatan dan di duga itu adalah silet yang untuk menyayat nya, PD nya juga robek parah sehingga tampak tulang nya yang memutih dan mungkin saat di dalam air tadi daging nya sudah di makan oleh ikan sehingga ada yang tidak lengkap seperti put*ng misal nya.

"Siapa yang tadi menemukan nya?" tanya Pak Lurah heran.

"Itu si Asri kan dia sedang cuci baju, lalu melihat ada mayat yang mengambang." jelas Umar.

"Ya allah dia warga mana, kenapa nasib nya parah begini." Pak Lurah mengeluh sedih karena ngeri sekali melihat luka nya si gadis yang baru mereka temukan.

Bahkan para wanita mau melirik saja tidak berani karena mereka ngilu untuk membayangkan sakit dari wanita ini, memang darah nya sudah tidak ada lagi namun tetap saja terlihat mengerikan di pandang mata. bagian tubuh nya sudah banyak yang mengembung karena terendam dalam air cukup lama, mungkin saja tadi malam pelaku menceburkan mayat gadis ini kedalam sungai.

Pak Lurah segera menghubungi para Lurah lain agar mereka datang dan melihat apa kah wanita ini adalah salah satu warga nya, di zaman ini ponsel belum canggih sehingga susah mau mengirim foto untuk menyebarkan di grup. sehingga menghubungi saja lewat ponsel jadul, mereka semua nya datang untuk melihat mayat si gadis yang malang ini.

"Bukan, saya tak punya warga ini dan di kampung sama sekali tidak ada yang kehilangan keluarga." ujar lurah 1.

"Sama di kampung ku juga tidak ada, Mas." jawab lurah 2.

Lurah tiga yang kampung nya kedatangan dengan mayat pun jadi bingung harus bagai mana, Pak RT mengusul kan untuk memakam kaj saja karena iba melihat si gadis yang sudah lama terkatung katung tak mendapatkan tempat yang bagus.

"Takut nya nanti dia malah jadi setan di kampung kita, Pak!" protes Umar ketika Lurah ingin menguburkan di desa ini.

"Ya allah, Umar! kamu itu tidak punya perasaan atau bagai mana, kok sama sekali tidak punya rasa iba!" sentak Pak Lurah.

"Bukan gitu, cuma takut nya dia jadi arwah gentayangan." lirih Umar.

"Kita punya allah dan niat kita juga baik menolong nya, bila kita tidak memakam kan dia memang nya mau di buang lagi kedalam sungai!" sengak Pak RT berang.

Umar terdiam karena sama sekali tidak ada yang berani membela di pihak dia, mungkin saja ada beberapa yang setuju dengan ucapan Umar bahwa mereka takut bila arwah gadis akan gentayangan mencari mangsa, namun mereka tidak beranu bersuara karena takut kena sembur dengan Pak Lurah dan Pak RT.

"Kita kuburkan saja sekarang mayat ini, semoga saja allah melindungi kita dari segala macam bahaya." tegas Pak Lurah.

"Seperti nya tidak usah di mandikan saja, karena takut malah tubuh dia lepas." ujar warga lain.

"Semua biaya saya yang akan menanggung nya, bagi yang mau menggali tanah kuburan maka akan saya bayar juga." Pak Lurah memang baik.

Bila sudah mendengar kata di bayar maka semua nya langsung semangat, sekitar lima orang yang turun tangan untuk menggali kuburan untuk gadis itu, mereka semua nya berbisik satu sama lain. ada yang memuji Pak Lurah dan ada juga yang julid karena mereka jadi susah begini, padahal pemakaman sudah di tanggung semua denga Pak Lurah yang begitu baik hati.

"Pak Lurah baik sekali ya, padahal dia masih muda tapi bisa berpikir cerdas." puji Asri.

"Itu nama nya didikan yang berhasil dari orang tua, bukan kayak Umar." sahut Yuni.

"Tapi ini sebenar nya orang mana ya kok nasib nya tragis sekali." Asri kembali gemetar.

"Ya allah semoga anak keturuan ku jangan sampai ada yang mengalami nasib begitu." harap Yuni ketakutan.

Siapa yang tidak takut bila melihat mayat seorang gadis dengan kondisi rusak begitu, sangat sadis sekali sehingga mereka pasti akan terus terbayang siang dan malam karena ngeri.

Bab 2. Kain kafan hitam

Tampak nya hiruk pikuk masalah penemuan mayat tak akan hilang dalam satu atau dua hari karena mereka memang sangat heboh, sebagian ada yang iba dan sebagian lagi ada yang ketakutan bila nanti malam mereka akan di datangi dengan arwah gadis yang sudah mati ini, terutama pada orang yang sedang mengkafani mayat yang sudah mulai bau. mungkin saja karena terlalu lama terendam dalam air sehingga efek pembusukan nya sangat cepat sehingga tubuh nya juga sangat rapuh gampang lepas dari sendi nya, semua harus hati hati agar tidak menyakiti si mayat yang tubuh nya sudah banyak sekali luka dan juga siksaan dari pelaku yang memperkosa dan membunuh nya ini.

Para Ibu Ibu menyumpahi agar pelaku bisa mendapatkan balasan yang sangat pedih karena sudah menghilangkan nyawa orang, mereka sebagai wanita juga merasa tidak terima melihat gadis ini di rusak seperti ini. ada yang menduga bahwa mungkin saja ini ulah dari sang kekasih, atau bisa jadi orang itu sudah lama naksir namun di tolak, sebab banyak kejadian yang berdasarkan sakit hati sehingga sampai menghilang kan nyawa. hidup di desa bila berwajah cantik malah bisa membuat ketar ketir karena banyak yang naksir, tak peduli walau si gadis sudah punya pasangan atau pun kekasih, orang itu akan tetap maju dan bila di tolak maka sifat iblis nya akan keluar untuk menyakiti dengan berbagai macam cara tentu nya.

"Mbak!" Asri memanggil Yuni yang sedang mengikat bagian kaki.

"Apa?"

"Ini kok darah nya mendadak saja keluar ya, kan tadi sudah tidak berdarah." heran Asri.

"Astagfirullah, tempel pakai kapas yang banyak." suruh Yuni kaget juga.

"Pertanda apa ini, semoga kamu jangan menghantui kami ya, Nak!" ujar Mbah Ratih yang ikut mengurus.

"Datangi saja orang yang sudah menyakiti mu, kami hanya menolong kau saja." lirih Asri.

"Kalian kok pada ngomong gitu, buruan di tempel pakai kapas." suruh Yuni sudah tak sabar.

Asri sigap menempel dengan kapas di bagian dada nya yang mendadak saja mengucurkan darah segar, sebenar nya sangat aneh karena mayat ini tadi di temukan sudah dalam keadaan mau busuk, tapi setelah di kafani malah timbul darah yang sangat banyak sehingga mereka semua yang ada di sana kaget sekali.

"Ini bagian bawah juga berdarah, sebaik nya kita ganti kain kafan nya." Yuni sampai kaget dengan tangan nya yang berlumuran darah.

"Ya allah!" Asri sampai loncat karena kaget melihat tangan Yuni.

"Sabar yo, Nduk!" Mbah Ratih mengusap kepala mayat.

"Apa kain kafan nya masih ada, Mbah?" tanya Yuni setelah cuci tangan.

"Seperti nya ada, coba lihat dulu dalam kotak itu." suruh Mbah Ratih.

Asri membuka kotak untuk cari kain kafan dan di luar juga malah turun hujan, hari yang seharua nya masih siang dan tetang sekarang mendadak saja menjadi gelap dengan hujan yang begitu deras mengguyur bumi desa yang sangat indah ini.

"Kalau sudah selesai di taruh sini saja dulu, hujan nya sangat deras." ujar Pak RT yang mengira sudah selesai.

"Belum Pak RT, kita harus mengganti kafan nya." jawab Mbah Ratih.

"Loh kok lama sekali, Mbah?" heran Pak RT.

"Tiba tiba saja ada darah yang keluar, kami harus mengganti nya dengan kain kafan lain." jelas Mbah Ratih.

Mata Pak RT menatap kain kafan yang sudah penuh dengan darah itu dan berulang kali dia istigfar karena merasa aneh dengan darah yang keluar, karena saat di temukan saja kondisi nya sudah begitu jadi mana mungkin bila masih ada darah yang keluar lagi dari tubuh nya.

"Kafan nya sudah tidak ada lagi, Mbah." seru Asri.

"Hah? gimana ini!" kaget Mbah Ratih karena kalau beli kafan maka harus kekota.

"Sama sekali sudah tidak ada ya?" Pak RT ikut panik jadi nya dan membuka kotak.

Ternyata kain kafan memang sudah tidak ada lagi, sekarang mereka tidak tahu harus bagai mana karena tidak mungkin pergi kelota untuk membeli kain kafan, Pak Lurah yang mendengar kabar itu pun menghubungi lurah lain untuk meminta kafan. namun mereka bilang juga tidak ada yang punya, lemas mereka semua karena sudah tak ada kain kafan lagi yang bisa di pakai.

"Mau pakai kain panjang juga tak akan cukup dan harus di jahit." keluh Mbah Ratih sementara kain kafan tidak boleh di jahit.

"Terus bagai mana ini, sedangkan kekota juga butuh waktu sekitar dua jam." keluh Pak Lurah yang kebingungan.

"Aku punya kain warna hitam dan sangat lebar, apa sebaik nya pakai itu saja." tawa Yuni yang kebingungan.

"Warna hitam?" Mbah Ratih tampak ragu karena masalah warna.

Namun karena tak punya pilihan lain dan mereka juga tak mungkin pergi kekota, bisa bisa bila mereka pergi kekota maka mayat ini akan bermalam di rumah warga karena dua jam itu hanya untuk berangkat nya saja dan pulang nya juga dua jam. total pulang pergi adalah empat jam, tak akan sanggup dan tidak ada yang mau bila rumah mereka di pakai bermalam oleh mayat ini, selain mereka tidak kenal, mereka juga ngeri dengan bentuk nya yang sangat rusak parah begini sehingga pasti tak akan ada yang mau.

"Bagai mana, Mbah?" Pak Lurah juga ikut bertanya.

"Bismilah saja, semoga tak terjadi apa apa." harap Mbah Ratih karena keadaan sudah terdesak.

Kain hitam milik Yuni di ambil dari rumah nya di tengah hujan dan juga guntur yang sangat kuat, mereka pun mengkafani mayat tak di kenal ini dengan kain kafan berwarna hitam pekat. batu kali ini seumur hidup Mbah Ratih mengurus mayat dan memberi nya kain kafan warna hitam, jantung wanita tua ini berdetak tidak karuan karena sudah punya firasat yang tidak bagus. namun mau bagai mana lagi karena keadaan nya sungguh terdesak dan tak ada cara lain, dengan terpaksa mereka pun melakukan nya.

"Kita sholat kan saja di rumah saya, karena bila di masjid akan jauh dan bisa basah." ujar Pak Lurah.

"Jangan lah, Pak." cegah Bu Lurah.

"Di luar hujan, Bu." Pak Lurah menatap istri nya.

"Tapi Ibu takut kalau di sholatkan di sini, mana kita juga mengurus mayat nya di sini." bisik Bu Lurah takut.

"Insya allah tidak apa apa, niat kita baik loh." Pak Lurah tersenyum.

Akhir nya mayat yang sudah di beri kain kafan hitam itu pun di sholatkan di rumah Pak Lurah saja, Ustad Zulkifli yang menjadi imam dan mereka akan segera menguburkan nya walau hujan sangat deras.

Bab 3. Inah atau bukan

Pak lurah kaget karena liang lahat yang di gali oleh rombongan nya Umar sangat lah jauh dari pemakaman lain, entah kenapa mereka memilih tempat yang sangat terpencil sendirian dari yang lain sehingga lumpur dan air begitu banyak di dalam liang lahat untuk mayat yang malang ini. karena mereka memilih tempat yang paling belakang jadi ya banyak air karena dataran nya yang miring sehingga bagian belakang dekat dengan rawa rawa yang banyak air nya, ini walau pun tidak musim hujan pun pasti bakal keluar air nya sangking rendah nya bagian sini, apa lagi sekarang mereka menggali dengan keadaan hujan yang begitu deras dan di sertai angin ribut.

Mau menggali liang lain nya pun rasa nya tidak mungkin karena sekarang sudah pukul tiga sore karena tadi memang agak lama menunggu hujan yang mau reda, tapi ternyata tidak bisa reda akibat mendung nya tak mau hilang. maka dengan keadaan gerimis lah mereka pun berangkat kekuburan karena hari juga sudah semakin sore, nanti bila di tunda tunda malah yang bagian tanah kuburan pada pulang karena lada dasar nya mereka tidak setuju bila mayat tak di kenal ini di kuburkan di desa ini. namun karena Pak Lurah sudah bersikeras maka mereka pun tidak bisa mau menolak lagi, mana Pak Lurah juga memberikan mereka uang tips sehingga bungkam lah mereka semua walau pekerjaan nya juga tidak beres.

"Kenapa tadi milih bagian belakang sih, Mas Umar?" Bu Lurah membuka suara.

"Dia itu kan sama sekali tidak kita kenal, Bu!" Umar menjawab sengit.

"Walau pun tidak kenal tapi kita ini sama sama manusia, Mas." Ustad Zulkifli membuka suara.

"Sudah terlanjur juga di gali bagian sini, Pak! tidak apa apa lah." Ilyas juga membuka suara karena dia tak mau menggali tempat lain lagi.

"Ini kasihan lah bagian belakang, mana lumpur nya juga dalam." Mbah Ratih iba sekali dengan nasib si mayit.

"Nanti sudah di kubur juga bakal jadi tanah, enggak harus tempat yang bagus juga lah." sanggah Umar yang begitu keras.

Mau tak may maka keranda pun di buka untuk menguburkan mayat kedalam tanah, detik itu juga rombongan penggali makam langsung mendelik kaget dengan kain kafan mayat yang warna nya hitam. sungguh mereka baru kali ini melihat mayat pakai kafan hitam, maka nya semua jadi sangat syok bagi yang tidak tahu saat mengkafani tadi, Umar tadi yang selalu berkata lantang mendadak saja langsung diam karena takut kena imbas pula, sebab mayat satu ini agak lain dengan kafan nya yang beda itu.

"Apa ini, Pak Lurah?" Ilyas menatap tidak percaya.

"Kafan nya habis dan sama sekali tidak ada kain yang bisa di pakai, jadi ini memakai milik Yuni yang masih baru walau itu bukan kafan." jelas Pak Lurah.

Semua nya menelan ludah yang terasa sangat pahit karena mereka sangat kaget bercampur takut dengan mayat wanita yang malang ini, bukan cuma saat hidup saja dia menderita, saat sudah jadi mayat pun harus tersiksa dengan rasa sakit yang luar biasa. baju yang di pakai untuk terakhir kali nya juga sangat beda warna membuat nya terlihat sangat seram, semua nya langsung kerja tanpa banyak tanya lagi.

Mayat di masukan kedalam liang lahat dan segera menutup dengan papan satu persatu dan setelah selesai mereka buru buru naik ketas, lalu di kuburkan lah mayat wanita yang sama sekali tidak mereka kenal ini dan warga dari desa lain juga tak ada yang kehilangan anak atau pun saudara nya.

Ustad Zulkifli segera membaca tahtim untuk mengiringi kepergian mayit yang menuju alam akhirat, setelah itu mereka semua pulang kerumah masing masing dengan perasaan cemas dan gelisah satu sama lain nya. toh mereka pulang tanpa ada bau bau hal yang berbau mayat lagi, sedangkan Bu Lurah pulang dengan keadaan rumah bau hal yang identik dengan mayat.

"Semprotkan pewangi yang banyak, Nah." pinta Bu Lurah.

"Sudah kok, Bu! ini tadi juga saya beri pewangi yang bau mawar." jawab Inah.

"Pokok nya kamu tidak boleh pulang selama tiga hari ini, saya tidak berani sendirian." tegas Bu Lurah.

"Kan ada Bapak sama Den Anto, Bu." Inah agak takut juga mau nginap di sini.

"Bapak sering keluar malam dan Anto juga gitu, saya pasti sendirian." Bu Lurah sudah bisa menduga.

"Kalau saya tidur sini, saya yang takut karena tidak ada kamar untuk saya! masa mau tidur sini, walah mana berani." Inah sudah membayangkan nya.

"Kamu tidur di kamar saya, malam ini Bapak kata nya mau kegiatan desa sampai jam dua belas malam." sahut Bu Lurah.

"Lah terus nanti kalau Bapak sudah pulang, saya gimana?" Inah pusing sendiri dengan majikan nya ini.

"Biar dia tidur di ruang tamu sana, itu sudah jadi resiko nya karena dia yang punya ide atas semua ini." sengit Bu Lurah

Memang benar saja bahwa Pak Lurah pukul tujuh malam sudah berangkat kekantor desa, dan tak lama kemudian Anto juga pergi dengan teman teman nya yang kata nya di pos ronda, hanya mereka berdua di rumah ini dan mereka sama sama penakut.

"Aku tidur duluan ya, Nah." pamit Bu Lurah.

"Iya, saya masih mau baca yasin dulu." sahut Inah pelan.

Bu Lurah begitu tenang karena ada Inah dan wanita itu juga membaca surah yasin sehingga membuat rasa takut nya hilang, dia sudah bertekad akan menyuruh Inah tinggal di sini saja supaya bisa menemani diri nya yang gampang takut.

Inah fokus membaca yasin agar pikiran nya agak tenang karena dari tadi dia terus saja was was, mungkin saja masih terbayang dengan mayat yang tadi di mandikan bersama dan di kafani bersama juga, dia sama sekali tidak melihat Bu Lurah yang bangun dan keluar dari kamar tanpa suara.

"Inah ini baru juga aku tidur sebentar sudah pergi saja dia." rutuk Bu Lurah yang keluar dari kamar.

Di dapur tidak ada sosok Inah sehingga Bu Lurah sudah cemas sekarang, pasti pembantu nya itu lari karena melihat sesuatu yang ganjil, Bu Lurah pergi keruang tamu walau hati nya seakan menolak untuk pergi kesana, namun tetap saja ia paksakan.

"Mukena nya Inah ini kenapa harus hitam to?" rutuk Bu Lurah ketika melihat Inah sembahyang di luar.

Namun aneh nya Inah sama sekali tidak melakukan gerakan rukuk atau pun berdiri, dia hanya duduk dan berulang kali menggelengkan kepala nya seolah sedang berzikir.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!