Brittany Moon menelpon tunangannya, Ralph Smith yang tidak datang-datang ke acara pernikahan mereka hari ini.
Tampak Brittany gusar karena Ralph tidak kunjung mengangkat panggilan telepon darinya.
Kring... Kring... Kring...
Dering telepon berbunyi saat Brittany melakukan panggilan vidio call.
Berkali-kali panggilan teleponnya berdering keras, namun, Ralph tidak juga menerima panggilan vidio call dari Brittany.
Brittany semakin cemas ketika Ralph tidak juga segera mengangkat teleponnya.
"Kemana kau Ralph ???" gumam Brittany panik.
Brittany telah mengenakan gaun pengantinnya saat dia menelpon Ralph tunangannya.
Hari ini adalah hari pernikahan Brittany dan Ralph, tetapi tunangannya itu tidak kunjung datang ke acara pernikahan mereka.
Seluruh keluarga besar pihak mempelai wanita dan pria telah lama menunggu kedatangan Ralph Smith untuk hadir di acara pernikahan bahkan semua tamu undangan telah hadir di acara ini.
Kring... Kring... Kring...
Masih saja Ralph tidak menerima panggilan telepon dari Brittany, membuat gadis bermata indah itu menjadi bingung.
"Apa yang terjadi padamu, Ralph ???" tanya Brittany.
Brittany berdiri disudut gedung pernikahan sembari terus menelpon Ralph.
"Kumohon angkatlah telponku, Ralph !" ucap Brittany semakin gelisah karena tunangannya itu tidak juga menerima panggilan telepon darinya.
Raut wajah Brittany semakin cemas, berulangkali dia mencoba menghubungi Ralph Smith.
"Tuhan... !?" gumam Brittany semakin was-was.
Brittany melirik cepat ke arah jam yang tertera di layar ponsel miliknya, waktu telah menunjukkan jam tujuh lewat tiga puluh menit.
Sudah satu jam lebih Brittany menunggu Ralph untuk datang.
Seharusnya pernikahan mereka berdua akan dilakukan tepat pukul delapan pagi.
Namun, Ralph Smith tidak juga datang kemari untuk melangsungkan pernikahannya dengan Brittany Moon.
Brittany mengawasi area pernikahan dimana semua orang telah berkumpul disana, menunggu acara dimulai.
Detak jantung Brittany berdetak sangat cepat bahkan kian tak menentu iramanya.
Kring... Kring... Kring...
Lima menit kemudian, suara panggilan telepon dari Brittany diangkat oleh Ralph.
Suara Ralph terdengar menyapa Brittany.
"Hallo Brittany...", sapa suara Ralph dari arah telepon.
"Demi Tuhan, Ralph ! Apa yang kau lakukan ini ? Kau dimana sekarang ? Semua orang telah menunggumu !?" ucap Brittany.
"Oh, Brittany sayangku, kumohon maafkan aku atas sikapku ini tapi aku tidak bisa datang sekarang", sahut suara Ralph.
"Apa ?" tanya Brittany tertegun sesaat. "Apa maksudmu, Ralph ?" sambungnya.
Brittany bertambah kebingungan saat mendengar ucapan Ralph.
"Tidak bisa datang ?" tanya Britany tak percaya dengan apa yang dia dengar barusan.
Ralph mengurungkan niatannya untuk menghadiri acara pernikahannya dan Brittany.
"Tolong maafkan aku kali ini, sebab Clara sedang tidak baik-baik saja sekarang dan kau tahu jika dia adalah aset utama perusahaan", ucap suara Ralph menggema.
"Clara ?" tanya Brittany semakin tertegun diam.
"Ya, Clara William sedang jatuh pingsan tadi pagi di apartemennya, dan manajernya menelponku agar aku menengoknya di rumah sakit", sahut suara Ralph dari balik telepon.
Pandangan Brittany sontak berubah kabur oleh air mata yang menggenangi kedua matanya.
"Apa kau tidak sedang bercanda, Ralph ? Ini hari pernikahan kita, bagaimana kau bisa tidak datang ke acara kita, Ralph ?" tanya Brittany dengan bibir bergetar pelan.
Brittany menahan emosinya sembari menggigit bibir luarnya.
"Semua orang telah menunggu kita bahkan kedua orangtua kita sudah menanyakanmu, apa yang akan aku katakan kepada mereka, Ralph ???" kata Brittany.
"Tolong aku, kumohon padamu untuk menerima keputusanku ini, dan sampaikan kepada ayah dan ibu kalau aku berhalangan hadir sekarang", sahut suara Ralph.
"Apa alasannya ?" ucap Brittany.
"Katakan pada mereka bahwa aku membatalkan pernikahan kita hari ini, aku yakin mereka semua akan mengerti hal ini", sahut suara Ralph.
"Membatalkan pernikahan kita ???" kata Brittany semakin gelisah.
Brittany menggenggam erat-erat telpon miliknya saat Ralph memberitahukan padanya jika dia membatalkan pernikahan mereka pada hari ini.
"Apa yang kau katakan ini, Ralph ? Aku benar-benar tidak mengerti, coba kau jelaskan alasannya, kau melakukan ini semua !" ratap Brittany.
Brittany tak kuasa menahan air matanya yang tumpah hingga membasahi kedua pipinya.
"Bagaimana Clara lebih penting dari pernikahan kita, Ralph ?" ucap Britanny sembari menahan isak tangisannya.
Brittany gemetaran ketika mendengar perkataan Ralph, hampir tubuhnya ambruk jika dia tidak berpegangan pada dinding tembok disampingnya.
"Kau tahu betul bahwa Clara adalah aset penting bagi perusahaan dan aku tidak bisa untuk tidak membiarkannya begitu saja, Brittany", kata suara Ralph.
Brittany tidak menjawabnya, hanya bersandar diam sembari menahan suara tangisannya agar tidak terdengar oleh yang lainnya.
"Tolong mengertilah keadaan ini, kita bisa mengganti hari pernikahan kita di lain hari, aku tidak bisa kehilangan Clara sebagai aset perusahaan, dan kita bisa bangkrut jika membiarkannya di rumah sakit tanpa kita memperhatikannya", ucap suara Ralph dari arah telpon.
Brittany masih terdiam bergeming ditempatnya berdiri, sedangkan tangannya masih menggenggam erat telpon miliknya yang menempel ditelinganya padahal hari ini seharusnya menjadi hari bahagia buatnya karena dia akan menikah dengan Ralph Smith, pria yang menjadi tunangannya.
"Brittany..., kumohon maafkan aku, dan sekarang aku harus pergi melihat keadaan Clara dikamar pasien...", lanjut suara Ralph dari arah kejauhan.
Brittany tetap terdiam, tidak menimpali ucapan Ralph sama sekali, karena dia tidak tahu harus berbuat apa sekarang ini.
Tut... Tut... Tut...
Suara panggilan telepon terputus.
Ralph Smith telah mengakhiri panggilan telpon dari Brittany Moon yang merupakan mempelai pengantin perempuannya.
Terlihat Brittany duduk bersimpuh sembari beruraian air mata didekat dinding tembok gedung yang rencananya akan menjadi tempat pernikahannya dan Ralph hari ini.
Brittany tersedu-sedu saat Ralph memutuskan membatalkan pernikahan mereka berdua.
Kesedihan Brittany Moon hanya dirasakan olehnya sendirian sedangkan semua orang di acara pernikahan ini tidak mengerti bahkan tidak seorangpun yang tahu musibah yang dialami oleh Brittany saat ini.
Brittany tidak tahu harus melakukan apalagi untuk menjelaskan semua ini pada seluruh orang yang hadir di gedung pernikahan.
Hari ini seharusnya Brittany menikah dengan Ralph akan tetapi tunangannya itu memutuskan membatalkan hari pernikahan mereka berdua dan beralasan menundanya dilain waktu.
Brittany gemetaran dengan tubuh berguncang kuat.
Sorot mata Brittany sontak berubah muram sedangkan tatapannya mendadak kosong.
Air mata tak henti-hentinya keluar mengalir dari kedua matanya yang indah.
Brittany terus menangis, meratapi kesedihan hatinya atas perlakuan Ralph kepada dirinya.
Bagaimana Ralph Smith yang menjadi tunangannya itu dengan teganya membatalkan pernikahan mereka berdua padahal semua tamu undangan telah hadir hari ini.
Dimana Brittany harus menyembunyikan wajahnya dari rasa malu atas sikap Ralph terhadapnya.
Ralph Smith memang seorang pekerja keras bahkan seluruh hidupnya telah dia dedikasikan untuk perusahaannya akan tetapi Ralph lupa bahwa Brittany menginginkan waktu Ralph hanya teruntuk dirinya seorang.
Bahkan hari ini adalah hari pernikahan Brittany dan Ralph, namun, laki-laki itu justru membatalkan pernikahan mereka berdua dengan alasan Clara sakit di rumah sakit sedangkan Clara tidak ada hubungannya dengan pernikahan Brittany dan Ralph.
Seseorang berbicara disisi lain area gedung pernikahan.
"Apa kau sudah mencarinya diseluruh gedung ini ?" tanya suara laki-laki.
"Aku sudah mencari Amanda diseluruh area gedung ini tapi aku tidak menemukannya dimana-mana", sahut suara laki-laki lainnya.
"Dia benar-benar membuatku pusing !" keluh suara laki-laki.
"Apa yang akan kau lakukan sekarang ini, Adam ?" tanya suara laki-laki yang satunya.
"Aku tidak pernah berpikir jika Amanda akan melarikan diri dari pernikahan ini, Louis", sahut Adam.
"Tidak mudah menebak cara berpikir seseorang apalagi wanita, mereka selalu bersikap semau mereka tanpa mempedulikan perasaan seorang pria", ucap Louis.
"Tapi kenapa dia melakukannya dihari pernikahan kami, seharusnya dia memberitahu padaku jika dia keberatan menikah hari ini", kata Adam.
"Apa kalian tidak mendiskusikan hal ini secara bersama-sama sebelum memutuskan untuk menikah hari ini ?" tanya Louis.
"Haruskah aku menerangkan semuanya !? Tentu saja, kami sudah mendiskusikan semua ini sebelum merealisasikan rencana kami untuk menikah hari ini", sahut Adam.
Adam terlihat kesal saat mengetahui kekasihnya pergi dari acara pernikahan mereka, raut wajahnya berubah muram.
"Dia bukan anak kecil lagi dan seharusnya Amanda sadar kalau dirinya harus lebih bertanggung jawab pada dirinya sendiri", kata Adam yang melanjutkan ucapannya dengan menahan emosi.
"Kau tidak perlu memikirkan lagi masalahmu dengan Amanda sekarang ini, lebih baik kau pikirkan cara untuk menghadapi tamu-tamu undangan itu, Adam", ucap Louis.
"Hufh !?" hela nafas Adam. "Aku tidak tahu harus berkata apalagi saat ini, semua telah terjadi dan aku tidak tahu bagaimana caranya mengatasi masalah ini lagi, Louis", sambungnya.
Adam benar-benar dirundung masalah besar bahkan dia tidak akan pernah tahu lagi, harus bersikap bagaimana untuk menghadapi semua orang jika dia bertemu mereka.
"Tolong kau segera carikan aku pengantin pengganti untukku secepatnya, dan katakan pada semua tamu undangan bahwa acara pernikahan ditunda karena mempelai pengantin perempuannya berhalangan hadir", ucap Adam.
"Baiklah..., hanya saja permintaanmu tidak mudah untuk segera dipenuhi karena tidak mudah mendapatkan calon pengantin pengganti dalam waktu cepat", sahut Louis.
"Aku tidak peduli hal itu, terpenting sekarang kau segera carikan aku pengantin pengganti untukku dan bawa dia kemari ke hadapanku segera", ucap Adam.
"Sekarang ?" tanya Louis sembari menaikkan alisnya ke atas.
"Ya, tentu saja dimulai sekarang ini lalu kapan lagi kau akan mencari pengantin pengganti untukku ?" sahut Adam.
"Siap, bos", ucap Louis datar.
"Siapapun wanita itu, katakan padanya dan bujuk dia agar mau menikah denganku, aku akan buat perjanjian yang menguntungkan untuknya", lanjut Adam.
"Kenapa harus terburu-buru, Adam ?" ucap Louis.
"Ya, maaf ?" sahut Adam sembari memalingkan muka ke arah Louis.
"Mana mungkin aku menarik wanita asing lainnya ke hadapanmu tanpa aku mencari tahu identitas pribadinya, butuh waktu untuk mendapatkannya", ucap Louis.
"Lakukan saja sesukamu, asal aku dapat menikah, aku tidak peduli hal itu, dan kau tahu kakek akan terus mendesakku untuk calon pewaris perusahaan", sahut Adam.
"Kau belum menikah, bagaimana mungkin kau memiliki calon pewaris perusahaan, harus anakmu sendiri yang akan menggantikanmu kelak, Adam", ucap Louis menimpali ucapan Adam.
"Terpenting saat ini adalah mendapatkan wanita itu untuk pengantin penggantiku, apapun itu keadaannya, kau tahu bahwa aku membutuhkannya untuk aku nikahi segera", sahut Adam.
"Ya, baiklah...", ucap Louis sembari memperhatikan notebook kecil ditangannya.
"Tidak perlu cantik tapi disarankan menarik untuk dilihat, itu saja syaratnya", kata Adam sembari mendengus kesal.
"Ya, ya, ya, aku mengerti", sahut Louis seraya memperhatikan notebook kecil miliknya.
...***...
Brittany yang mendengar pembicaraan dua laki-laki di sisi lain gedung ini langsung beranjak berdiri dari tempatnya dia duduk bersimpuh dan menangis.
Wanita bermata indah dalam balutan gaun pengantin warna putih gading itu terlihat penasaran.
"Siapa mereka ? Sepertinya masalah pria bernama Adam sama seperti yang aku alami", ucap Brittany.
Brittany menyeka air matanya dari wajahnya yang basah lalu berinisiatif untuk mendekati dua pria itu.
"Bukankah dia Adam Bennet pemilik perusahaan distributor jam mewah berskala internasional, apa aku salah dengar tadi ???" gumam Brittany.
Brittany memperhatikan ke arah dua pria tampan yang sedang berada didekat pintu keluar gedung bagian belakang.
"Apa dia juga serupa mengalami musibah yang sama denganku ?" ucap Brittany.
Sedari tadi Brittany mendengarkan pembicaraan antara Adam Bennet dengan pria disebelahnya yang sedang memperhatikan notebook kecil ditangannya saat Brittany duduk bersimpuh dengan menangis karena ulah Ralph Smith yang membatalkan pernikahan mereka.
"Adam Bennet sedang mencari pengantin pengganti untuknya ? Apa aku tidak salah dengar ?" ucap Brittany Moon terpana tak percaya.
Brittany terus memperhatikan ke arah Adam Bennet yang berdiri tak jauh darinya sekarang ini.
"Wanita bodoh mana yang meninggalkan pria sehebat seperti Adam Bennet, mungkin wanita itu tidak waras", ucap Brittany berkata sendirian.
Brittany masih saja memperhatikan ke arah Adam Bennet dan pria didekatnya lalu dia memutuskan untuk berjalan menghampiri mereka.
"Permisi..., maaf...", ucap Brittany menyapa dengan ragu-ragu.
Brittany melangkah maju, mendekati Adam Bennet yang sedang memperhatikannya.
Tampak Adam Bennet terpana dengan penampilan Brittany Moon saat menyapanya.
"Ya, siapa kau ?" tanya Adam Bennet seraya mengerutkan keningnya.
"Umm, maaf, aku sedikit lancang tapi aku mendengarkan pembicaranmu tadi...", sahut Brittany gugup.
Brittany berjalan semakin mendekat ke arah Adam Bennet, pria terkaya didunia. Dan Brittany tidak percaya akan bertemu dengan Adam disini.
"Aku mendengar bahwa kau butuh seorang pengantin pengganti", lanjut Brittany sambil memilin renda yang menjuntai hingga ke bagian depan badannya.
Adam Bennet semakin menatap tajam ke arah Brittany Moon.
"Ya, itu benar, aku memang mencari pengantin pengganti untukku", ucap Adam.
Adam memandangi Brittany mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki.
"Boleh aku melamar menjadi pengantin pengganti untukmu ?" ucap Brittany.
Adam kembali memperhatikan ke arah Brittany lalu menoleh ke arah Louis yang ada didekatnya.
"Louis ! Coba kau cari informasi tentang nona ini !" ucap Adam seraya melirik cepat.
Louis segera memenuhi permintaan dari Adam Bennet.
"Baiklah, aku akan mencarinya...", sahut Louis sembari mengotak-atik notebook ditangannya.
Louis tersenyum simpul kemudian berkata lagi.
"Nona Brittany Moon, artis terkenal dan juga seorang penyanyi dari agen Alfa yang bertalenta tinggi serta masih muda umurnya, sekitar 20 tahun, sangat cocok untukmu, Adam", kata Louis.
Adam Bennet tersenyum puas lalu menatap ke arah Brittany Moon sambil berucap padanya.
"Kau bisa menjadi pengantin penggantiku, kurasa semua yang ada padamu telah memenuhi kriteria yang aku inginkan sebagai mempelai pengantin perempuanku", ucap Adam.
"Apa kau benar-benar menerimaku ?" tanya Brittany dengan sikap bimbang.
"Kenapa tidak !? Kau sangat cantik dan sempurna, sangat cocok sebagai pasanganku", sahut Adam.
"Kapan kita akan menikah ?" tanya Brittany.
"Aku akan memberitahukan padamu, kapan rencana kita akan menikah nanti, kuharap kau bersedia bersabar, Brittany", sahut Adam.
"Salam kenal dariku, tuan...", ucap Brittany seraya mengulurkan tangannya ke arah depan.
"Panggil saja aku Adam, lebih tepatnya Adam Bennet", sahut Adam cepat sambil membalas uluran tangan milik Brittany lalu menjabatnya erat-erat.
Keduanya sama-sama tersenyum saat mereka saling bersalaman satu sama lainnya dengan ekspresi wajah cerah.
Adam Bennet mendekati Brittany Moon yang berdiri dihadapannya yang masih mengenakan gaun pengantinnya.
Sorot mata Adam terlihat teduh saat memandangi Brittany.
"Bisa kau katakan padaku, apa alasanmu meminta menjadi pengantin penggantiku ?" tanya Adam seraya melirik cepat ke arah gaun pengantin yang Brittany kenakan.
"Ummm..., sebenarnya alasanku adalah aku ingin membalas dendam pada tunanganku, tepatnya mantan tunanganku...", sahut Brittany.
Brittany mengerling cepat ke arah lain lalu melanjutkan ucapannya.
"Aku ingin dia merasakan rasa sakit dihatiku atas pengkhianatannya yang lebih memilih wanita lain, ketimbang melanjutkan pernikahan kami hari ini", sambung Brittany.
Tampak kedua mata Brittany berkaca-kaca sedih.
"Sebenarnya aku tidak ingin membicarakan tentang masalah ini tapi aku mencoba jujur padamu, alasan dibalik aku melamarmu menjadi pengantin penggantiku", kata Brittany.
Brittany berusaha tetap bersikap tegar dengan menahan air matanya agar tidak tumpah.
"Hari ini kami seharusnya menikah tapi dia lebih memilih menemani Clara dirumah sakit karena wanita itu pingsan kelelahan", kata Brittany.
Brittany mengerjapkan kedua matanya seraya menghadap ke atas.
"Bahkan mantan tunanganku itu telah membatalkan pernikahan kami yang semestinya akan dilangsungkan pada hari ini...", sambung Brittany.
Brittany menahan kepedihan hatinya meski dia tahu bahwa hal itu sangatlah sulit, terlalu sakit yang dia rasakan dalam hatinya saat ini.
"Maaf, jika aku memakai alasan ini sebagai permintaanku untuk menikahimu, kau bisa membatalkannya jika kau tidak menginginkannya, tuan Bennet", ucap Brittany.
"Tidak, aku sangat setuju dengan keinginanmu, aku menerimanya dan kita akan menikah setelah tiga bulan, seusai kau berhasil membalaskan dendammu", kata Adam.
"Benarkah kau menyetujuinya ?" tanya Brittany terkejut tak percaya.
"Ya, aku setuju bekerjasama denganmu, aku akan membantumu untuk mencapai tujuanmu itu", sahut Adam.
Adam kembali melirik ke arah gaun pengantin yang dikenakan oleh Brittany saat ini lalu bertanya padanya.
"Jadi hari ini adalah hari pernikahanmu dengan mantan tunanganmu kalau begitu", ucap Adam.
"Ya, benar..., hari ini adalah hari pernikahan kami seharusnya...", kata Brittany sambil menundukkan pandangannya ke arah gaun pengantinnya.
"Hmm..., sangat menyedihkan, kau pasti sangat kecewa karena gagal menikah hari ini", ucap Adam.
Brittany tersenyum meski wajahnya terlihat murung.
Bagaimana bisa Brittany berpindah hati secepat ini, itu sangat sulit baginya, dan seperti tidak mungkin untuknya, hanya lantaran dikhianati oleh Ralph Smith karena lebih memilih Clara William, meski Brittany masih belum menemukan bukti-bukti atas perselingkuhan mereka tapi dia tahu dan merasakan bahwa Ralph memiliki hubungan khusus dengan Clara.
Mungkin belum saatnya Brittany tahu tapi suatu saat nanti semuanya akan terkuak.
"Tapi aku tidak ingin orang lain tahu akan kesepakatan kita berdua ini, aku hanya ingin mereka mengetahui hubungan kita secara publik", ucap Brittany.
"Artinya kau ingin orang lain melihat kita memiliki hubungan akrab", ucap Adam.
"Ya, aku ingin dia, tunanganku itu mengetahui bahwa kita memiliki suatu hubungan asmara, maksudku mantan tunanganku itu agar dia lebih yakin bahwa aku dan kamu menjalin keakraban, tuan Bennet", sahut Brittany.
Brittany menatap ke arah Adam dengan harap-harap cemas.
"Setuju, aku menyetujui semua syarat darimu, kita akan melakukan pertemuan setelah ini", kata Adam.
"Aku tahu kau masih sulit melupakan kekasihmu yang pergi darimu, tapi kita memiliki masalah rumit yang sama, sebab itu aku bersedia menjadi pengantin penggantimu, tuan Bennet", ucap Brittany.
"Aku setuju, nona Brittany, apapun permintaanmu, aku akan menyetujuinya", sahut Adam.
"Apa kau tidak memiliki tangguhan terhadap permintaanku ini, mungkin saja kau akan berubah pikiran ?" ucap Brittany.
"Tidak, aku sangat setuju denganmu", sahut Adam seraya tersenyum.
"Kalau begitu, kita bisa bertemu lagi, mungkin kita bisa memulai memperlihatkan kedekatan kita, tuan Bennet", ucap Brittany.
"Tidak masalah, nona Brittany", sahut Adam.
"Kapan kau akan memulainya ?" tanya Brittany yang menunggu kesepakatan dari Adam.
"Kita bisa mengawalinya besok, aku akan menjemputmu sepulang kerja", kata Adam.
"Baiklah, aku setuju", sahut Brittany seraya menganggukkan kepalanya lalu tertawa pelan.
Adam Bennet ikut tertawa, terlihat wajah pria tampan itu sangat bahagia saat dirinya mendapatkan pengantin pengganti untuknya.
Tidak ada lagi kecemasan yang dirasakan oleh Adam saat ini karena semua masalah untuknya telah selesai dalam waktu sekejap saja bahkan dia tidak perlu bersusah payah untuk mencari calon perempuan lainnya sebagai pengantin pengganti lagi karena ada Brittany Moon yang telah menggantikannya sekarang.
Brittany berjalan pergi, kembali menuju ke area pernikahannya yang rencananya akan digelar hari ini.
Tampak Brittany melangkah cepat ke arah keluarga besarnya yang telah menunggunya lama sedari tadi.
Semua orang langsung terkejut kaget ketika Brittany menyampaikan masalah ketidakhadiran Ralph Smith yang membatalkan pernikahan mereka hari ini.
Seluruh tamu undangan yang hadir terlihat kecewa atas acara pernikahan yang batal ini bahkan mereka menyampaikan rasa prihatin mereka terhadap musibah yang dialami oleh Brittany Moon dengan menyumbangkan semua uang mereka kepada Brittany sebagai bentuk rasa simpati mereka atas pembatalan pernikahan.
Brittany memang sedih karena Ralph pergi dari pernikahan mereka hari ini, tapi semua rasa kecewa serta rasa sedih dalam hati Brittany mendadak lenyap setelah semua orang menyalaminya untuk memberinya semangat.
Wajah Brittany terlihat baik-baik saja bahkan tidak ada rasa sedih yang dia rasakan dalam hatinya meski pernikahannya dengan Ralph Smith gagal berlangsung pada hari ini.
Brittany menunjukkan sikap dewasa terhadap masalah besar yang dia alami ini dengan sikap tegar, cukup menerima musibah ini dengan lapang dada meski itu sangat sulit baginya, jujur.
...***...
Tap... Tap... Tap... !
Tampak Adam Bennet berjalan keluar dari gedung pernikahan bersama Louis yang melangkah disisinya.
Kedua pria dewasa berjalan bersama-sama menuju ke arah mobil berwarna hitam yang terparkir didepan gedung.
Louis bergegas membukakan pintu mobil untuk Adam Bennet lalu berlari kecil mengitari mobil untuk masuk.
Brak..., suara pintu tertutup rapat, Louis duduk tepat didepan setir kemudi.
"Kenapa kau tidak membahas tentang perjanjian itu dengan nona Brittany ?" tanya Louis.
"Tidak, kurasa itu bukan hal penting lagi untuk dibahas, tidak perlu kurasa", sahut Adam tersenyum.
"Nona Brittany terlihat sesuatu...", ucap Louis yang terlihat senang.
"Lebih tepatnya nyonya Bennet...", sahut Adam.
"Kurasa kau sangat menyukainya", ucap Louis.
Louis memutar setir kemudi mobil sembari melajukan mobil pelan-pelan menuju keluar area gedung pernikahan.
"Benar bukan ?" tanya Louis.
"Suatu mukjizat bagiku, menemukannya, jujur aku sendiri tidak pernah mengira akan bertemu dengan Brittany Moon sebagai pengantin pengganti untukku", kata Adam.
Louis melirik cepat ke arah Adam yang duduk disampingnya lalu melanjutkan ucapannya.
"Setelah aku menyampaikan permohonan maafku atas pembatalan pernikahanmu kepada semua tamu undangan yang hadir diacara pernikahanmu hari ini, mereka terlihat jatuh iba dengan nasibmu, Adam", sahut Louis.
"Yah, cukup memprihatikan buatku, aku layak mendapatkannya, Louis", ucap Adam Bennet.
"Ayahmu terlihat syok saat mendengar pembatalan pernikahanmu dengan Amanda", kata Louis.
"Apa kau memberitahukan padanya kalau Amanda membatalkan pernikahan kami lantaran dia tidak menyetujui isi perjanjian yang menurut Amanda tidak menguntungkannya meski aku telah menawarkan mansion mewah serta tabungan seumur hidup untuk Amanda", ucap Adam.
"Ya, sudah, aku telah memberitahukan semuanya pada ayahmu tentang alasan Amanda membatalkan pernikahan kalian", sahut Louis.
"Apa reaksi ayah setelah mendengarkan ini ?" tanya Adam.
"Tampaknya ayahmu sedikit kecewa dan kurasa ayahmu sangat terpukul sekarang ini", sahut Louis sambil menyetir mobil.
"Kupikir dia tidak peduli dengan nasibku", ucap Adam.
Adam tersenyum tipis seraya memandang ke arah kaca mobil yang sedang melaju kencang.
Tatapannya murung jika mengingat batalnya pernikahannya dengan Amanda pada hari ini, meski dia telah menemukan pengantin pengganti lainnya untuknya, tetap Adam tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya terhadap sikap Amanda.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!