Seorang gadis dengan wajah muda cantik berdiri di bawah pohon besar, rambutnya putih terurai panjang, matanya merah layaknya darah membuatnya terlihat seperti seorang vampir, dengan jubah hitam dan bagian dalam biru terang menutupi pakaiannya yang simple dengan armor baja tipis.
Ia menggosok matanya dan melihat ke kanan dan ke kiri dengan bingung. "huh ?... Di mana ini ?"
Ingatanya kacau tetapi ia tahu betul tempat ia tertidur dan terbangun tidaklah sama, ia kemudian meraih ke udara seakan berusaha menekan sesuatu namun tidak ada yang muncul.
"huh ?... Di mana window sistemku ? Woi ! Masa ngebug sih !" ucapnya dengan kesal berusaha merai lebih jauh.
Namun karena meraih terlalu jauh ia terjatuh ke depan, ia gagal menyeimbangkan tubuhnya membuatnya tersungkur ke tanah. "Aduh !... Sakit... huh ?"
mukanya langsung menjadi pucat. "s-sakit ? Sakit ?! Kenapa aku merasakan rasa sakit ?! Perasaan aku sudah menonaktifkannya dari dulu ! Wah gak bener ! Harus panggil admin..."
Ia kemudian mulai melakukan lompat bintang, namun setelah beberapa menit ia berhenti karena kelelahan. "woi... Aduh... Capek... admin ! Mana ini hei !... Haaa...."
Setelah berjam jam mencoba ia akhirnya menyerah. Ia duduk di bawah pohon yang sama di mana ia tertidur pulas. Kali ini ia duduk membentuk bola dengan pasrah. matanya berkaca kaca karena bingung dan takut
Namun ia berdiri dan menarik nafas dalam dalam lalu berdiri. "kalau aku diam terus di sini dan menunggu admin bisa bisa aku gila. lebih baik aku berjalan jalan dan mencari player lain... Siapa tau mereka masih punya akses sistem dan admin..."
Ia berjalan di hutan yang rimbun itu, setelah berjalan cukup jauh ia berhenti. "ada monster segala... aku tidak punya waktu untuk mereka.... Catto !"
Ia merampal dan lingkaran kecil muncul di hadapannya. Darinya seekor kucing hitam muncul darinya. "meow..." kucing itu duduk di hadapannya.
Gadis itu sambil menepuk pundaknya. "hey, catto kemari"
Kucing itu kemudian lompat ke pundaknya lalu duduk dengan santai. Gadis itu melihat ke arah sekitarnya. "naah... Langsung pada kabur kan monsternya ? Gini-gini juga nih kucing level 100... pasif apex predator memang berguna banget..."
Ia kemudian berjalan lebih jauh lagi. Namun dengan cepat ia menjadi lelah juga matahari mulai tenggelam. Pada akhirnya ia berhenti di bawah langit oranye di antara pepohonan yang rimbun.
"gila... Sejak kapan game ini jadi sepi... Hutan ini juga terlalu besar... Masa aku harus mengeluarkan monster terbangku untuk keluar dari hutan ini ?!"
Ia terdiam sebentar... "mari istirahat... Energiku habis... Sepertinya itu salahku invest terlalu kecil di bagian agility"
Ia mengumpulkan kayu kering dan membuat api unggun. Setelah menumpuk api unggun ia kemudian menunjuk dengan jari telunjuknya "ignite".
Sebuah api kecil melesat dari jari telunjuknya dan lansung membakar api tumpukan kayu itu. Membuatnya berubah menjadi api unggun. Catto duduk di pahanya sambil memandangi api unggun.
"ini sudah malam... Tapi sistemku belum kembali bug macam apa ini..." masih meraih raih ke udara berharap window sistemnya muncul.
Namun riba tiba suara perutnya terdengar keroncongan. Ia menghela nafas dengan berat. "aku lapar... Dan aku tidak bisa log off untuk memberi tubuh asliku makanan.... Huuh.... Game goblok ! Cepetan di fix bug nya !"
Ia mulai merengek karena kelaparan tetapi juga bingung harus apa. Namun tiba tiba saja ia memiliki ide. "mari kita coba... pocket"
Sebuah asap merah muncul dari udara tipis, ia kemudian meraih ke dalamnya dan kemudian menarik sebuah mangkuk ramen koplit dengan daging. Itu menguap dengan aroma harum yang luar biasa.
ia terdiam dan menatap ramen tersebut. Aromanya mengugah seleranya, suara perutnya semakin keras. "kelihatannya enak banget... Tapi kalau di makan juga percuma... Tubuh asliku yang harus di beri makan... Di sisi lain walau aromanya enak ini item gak ada rasanya..."
Ia mulai mengambil sumpit dan hendak menyantap ramen tersebut. "dasar... Mereka bisa bikin aroma seenak dan serealistis ini tetapi tidak bisa bikin rasa yang realistis juga ? hadeh..."
Ia memakan ramen tersebut. Rasa gurih dan hangat langsung memenuhi mulutnya. Matanya melotot dengan kaget. "hm ! Enak !"
Ia lansung memakan ramen itu dengan lahap. Di tengah makan ia melihat ke arah Catto. "kamu mau ? Ini coba..."
Ia menaruh potongan daging di atas batu untuk Catto. Tetapi ia mengabaikannya dan tidak terlihat tertarik sama sekali. Malahan ia berguling guling di atas tanah sambil mendengkur.
"aku lupa hewan spirit.... Tidak makan benda fisik" kemudian ia menghabiskan mangkuk ramennya.
"aaah ! Enak banget...." lalu ia merasakan hal yang aneh dengan tubuhnya " K-kenapa sekarang ku merasa kenyang ?... Seharusnya tidak peduli sebanyak apa aku makan aku seharusnya tidak kenyang... Apa yang terjadi ?"
Ia melihat ke langit penuh bintang di malam yang gelap itu. "i-ini masih di Overworld kan ? A-aku masih ada di game kan ?... Tidak... Di mana aku ?" ucapnya dengan pasrah.
matahari kemudian mulai terbit, gadis itu tertidur dengan lelap di sebelah api unggun yang telah padam menunggalkan sisa abu dan arang. Matahari menyentuh wajahnya. Merasakan hangat mentari membuatnya terbangun. Catto ada di sana tertidur lelap di atas tubuhnya layaknya kucing normal.
"baiklah ! Aku harus menemukan player lain sekarang juga !" ucapnya dengan semangat. "birdto" ia merampal, sebuah lingkaran sihir yang besar muncul di hadapannya.
Darinya keluar seekor burung raksasa. Burung itu berwarna abu dan hitam, paruhnya lancip dan tajam layaknya ujung tombak. gadis itu lompat dan naik ke atas burung raksasa itu dengan Catto masih ada di bahunya.
Pemikiran bahwa ini bukan lagi overworld masih terngiang di kepalanya. Namun ia adalah seorang gadis yang logis, ia menyampingkan semua pemikiran itu. Burung itu kemudian melebarkan sayapnya sebelum lompat terbang ke udara dengan kecepatan tinggi.
Burung itu terbang dengan kecepatan tinggi di udara. Rambut putih panjang gadis itu tertiup angin yang kencang. Ia tersenyum lebar, kelihatanya bersenang senang.
Walau dengan kecepatan yang tinggi gadis itu duduk dengan nyaman dan tenang, Catto yang duduk di bahunya masih duduk nyaman dan aman di bahu wanita "wooooo ! Aku lupa terbang dengan burung lebih menyenangkan dari pada terbang manual !"
"oh sial ! Birdto ! Aktifkan kamuflase..."
Burung itu mengeluarkan suara yang melengkik sebelum berubah warna menjadi warna langit dan awan yang ada di atasnya.
"huuuf... Akan bahaya jika aku bertemu player malah di instant death... Karena aku tidak bisa mengakses window aku tidak tahu apakah lokasi ini all out pvp atau tidak... Di sisi lain sensorik rasa sakit ku aktif... Aku tidak mau merasakan mati untuk kedua kalinya..."
wanita itu terbang cukup lama di udara. walau dengan kecepatan burung itu. Rasanya sudah satu jam ia terbang san tisak menemukan apapun. Walau begitu hutan rimbun itu sudah tidak ada lagi, di gantikan dengan padang rumput yang luas.
Ia berbaring di atas burung itu "aaah ! Tidak usah ketemu player deh ! NPC juga tidak masalah ! Aku hanya ingin menghubungi admin dan log off untuk hari ini !"
suara melengkik dari Birdto terdengar seakan memberi tahu sesuatu. Gadis itu langsung berdiri dan melihat asap hitam dari kejauhan, wajah kesalnya di gantikan dengan wajah penuh harapan. "akhirnya ! Sesuatu yang bukan pepohonan... Birdto menuju ke sana kecepatan penuh !"
Birdto melesat dengan kecepatan yang membutakan. Sektika mereka berada di sumber asap hitam itu. Sari sebuah desa yang terbakar. Birdto memutari desa itu layaknya burung predator, sementara gadis itu melihat dan memproses apa yang terjadi di desa itu.
Ternyata desa itu sedang di serang oleh gerombolan ksatria dengan armor lengkap, banyak orang terbunuh dan di tangkap. Banyak ksatria itu menunggangi kuda, mengiring penduduk desa layaknya anjing kepada hewan ternak.
"waduh... Ternyata quick time quest... Bolehlah... Setelah selesai nanti aku akan mengaktifkan kode darurat npc penduduk desa... Birdto mendarat di sana !" Birdto langsung menukik turun.
Sementara itu di desa terbakar itu seorang pria tua yang berusaha melarikan diri dari ksatria berkuda tersandung jatuh. Tanpa ampun ksatria itu mengangkat pedangnya dan hendak mengayunkan pedangnya kepada pria tua yang tidak berdaya itu.
Namun tiba tiba angin kencang menghantam ksatria itu membuatnya terhempas bersama dengan kudanya menghantam rumah kecil. Seekor burung raksasa yang di tunggangi seorang gadis menarik perhatian para ksatria.
"siapa kau !" teriak salah satu ksatria. Namun tiba tiba saja kuda yang ia tunggangi mengamuk. "hey ! Apa yang terjadi kepadamu ?!"
Bersama dengan kuda-kuda ksatria yang lain sebelum menjatuhkan penunggangnya dan kabur terbirit-birit. Para ksatria bingung apa yang baru saja terjadi tetapi mereka tahu itu pasti ulah gadis yang baru saja datang secara misterius.
"d-dia pasti penyihir ! Cepat lakukan sesuatu sebelum ia mengeluarkan mantra aneh lainnya !" ucap ksatria dengan armor yang paling mencolok.
Setelah mendengar perintah itu beberapa ksatria menarik jaring busur mereka dan membidik ke arah gadis itu. Dengan cepat anak panah melesat ke arahnya. Namun anak panah itu terpantul dan patah sebelum mengenainya seakan ada dinding tak terlihat si sekitar gadis itu.
"baiklah... Holy knight" gadis itu merampal dan sebuah lingkaran sihir muncul di hadapannya. Namun lingkaran sihir ini memiliki satu cincin yang memutarinya.
Darinya keluar seorang pria dengan full armor. Seorang ksatria dengan pedang panjang, ksatria itu tinggi san memiliki aura yang kuat. Para ksatria langsung bersiaga. Kini mereka semua sudah berkumpul di satu titik siap menghadapi gadis dan ksatria itu.
"mantra macam apa itu ?! Dia baru saja memanggil seorang ksatria !"
"masa bodoh ! itu cukup manusia bagiku! itu berarti ia bisa dibunuh !" seorang ksatria berlari dengan tombaknya dan menusukan tombaknya ke leher holy knight.
Namun ketika ujung tombak itu menghantam leher holy knight ujung tombak itu malahan patah layaknya tusuk gigi. "apa yang -"
Dengan gerakan cepat holy knight membelah ksatria yang menyerangnya tadi. Pedangnya memotong armor bajanya layaknya mentega, dan darah bercucuran ke mana mana, walau begitu cipratan darah itu tidak berani menyentuh holy knight itu.
Melihat rekan mereka mati dengan satu serangan langsung menggetarkan moral para ksatria. Para warga desa yang melihat itu terlihat takjub walau ada rasa takut jauh di hati mereka.
Wanita itu menguap seakan tidak peduli. "holy knight, cepat habisi mereka semua. Aku tidak punya waktu untuk ini..."
Mendengar perintah tersebut para ksatria langsung di guncang ketakutan. Jelas wanita itu tidak akan mengampuni satupun dari mereka. Walau begitu masih ada satu hal yang bisa mereka lakukan tawar menawar.
"t-tunggu ! N-nona penyihir... K-kami ksatria dari negeri Forlass... D-dan s-saya adalah seorang bangsawan... S.. S-saya bisa memberikanmu apa pun selagi a-anda tidak membunuh satupun dari kami lagi... D-dan biarkan kami pergi... K-kami juga punya uang jika anda mau !"
"holy knight tahan !" Wanita itu terdian, udara seketika menjadi padat dan berat bagi para ksatria. (forlass ? Aku baru mendengar negeri itu... jangan jangan... Tidak tidak ! Pasti update saat aku tertidur...) pikir wanita itu.
"apa kau bisa mengabukan keinginanku ?" wanita itu bertanya.
"t-tentu ! Akan saya usahakan !"
"aku ingin log off..."
wajah ksatria itu langsung pucat, wajahnya bingung bukan main mendengar keinginan gadis itu. "L-log off ? A-apa itu ?!"
"huuh ? Kamu bilang akan mengabulkan apa pun yang aku inginkan masa tidak tahu apa itu log off ?"
"j-jika anda menjelaskan lebih detail mu-mungkin saya bisa -"
"cukup... Holy knight, habisi mereka semua !"
holy knight mulai berjalan mendekati para ksatria. Para ksatria mulai gemetaran selagi sosok yang tinggi itu berjalan mendekati mereka. banyak dari mereka langsung kabur.
Kapten para ksatria menarik sesuatu dari kantong sakunya "sial ! Ini seharusnya di gunakan kepada Gail... Rasakan ini !"
Kapten ksatria itu menarik kristal merah teranh dan memecahkannya ke arah holy knight. Seketika sebuah bola api melesat dan menghantam holy knight mengakibatkan ledakan dan asap"
Senyum lebar lega terukir di wajah para ksatria. Namun sebuah cahaya menyilaukan muncul di atas holy knight, dan dalam asap holy knight dengan pedang bersinar meniup seluruh asap menjauh.
Gadis itu menghela nafas "dasar... Kau malah mengaktifkan pasif holy knight... Kalau darahnya jatuh di bawah 50% dia akan masuk mode acsension..."
Ksatria itu kebingungan dan ketakutan "apa maksudnya itu ?!"
Gadis lalu itu tersenyum kecil. "artinya dia bisa menggunakan holy javelin sekali"
cahaya di atas kepala holy knight itu berubah menjadi puluhan tombak emas dan melesat dengan kecepatan tinggi ke arah para ksatria.
Javelin itu membakar melalui armor dan rubuh para ksatria langsung menuju ke arah jantung mereka, para ksatria itu langsung tumbang layaknya boneka.
"aduh... Banyak juga yang kabur... Hampir semuanya kabur... hell hounds" sebuah lingkaran sihir besar muncul dan darinya keluar 15 anjing yang terlihat mengerikan dengan luka yang membusuk dan nafas besar.
"kejar dan bunuh semua ksatria yang kabur, jangan biarkan satupun hidup" mendengar itu para anjing langsung berpencar dengan penciuman tajam mereka mengejar para ksatria yang kabur.
warga desa yang yang di bersembunyi dan di ikat menyaksikan semua itu. Ketakutan karena tidak tahu apa yang akan gadis itu lakukan.
"jangan takut ! Aku di sini untuk menyelamatkan kalian..."
Seorang pria tua yang di selamatkan sebelumnya menghampirinya. "s-siapa namamu gadis penyihir ?"
Ia terlihat bingung dengan tingkah laku npc itu "Sasha... Baiklah... Kode darurat 101"
Pria tua itu terlihat bingung "k-kode apa ?"
Di sisi lain Sasha telihat lebih bingung "h-hey... Kode 101..."
Sasha melihat ke sekitarnya dengan bingung seakan berharap sesuatu akan terjadi. pikiran Sasha mulai jadi kacau. (t-tunggu... J-jadi aku tidak ada di overworld ? i-ini bukan lagi game ? L-lalu apa yang harus aku lakukan ? Sistem darurat terakhir tidak berhasil)
Kepala Sasha tiba tiba menjadi pusing dan jatuh ke tanah pingsan. "n-nona penyihir !"
Sasha terbangun di permukaan yang terus bergoyang. Ia melihat ke kanan dan ke kiri menyadari ia berada di gerobak kereta kuda dengan para warga desa yang menuju suatu tempat.
"nona Sasha... Anda akhirnya bangun..." ucap seorang pria tua yang sebelumnya.
"di mana... Apa yang terjadi ?" dengan kebingungan.
"Anda tidak perlu takut... Kami sedang menuju kota untuk evakuasi...
Sasha berdiri dan melihat sekitarnya, para warga desa yang selamat berjalan dengan pasrah. Banyak dari mereka mengalami trauma, sementara yang terluka di angkut dengan kereta kuda.
(ini bukan dunia overworld lagi... Ini dunia yang sepenuhnya baru... NPC berbicara kepada player tanpa menawarkan quest, tata lokasi yang tidak aku kenali, dan sistem yang... Tidak lagi ada. Sial... Sekarang apa ?)
"ngomong ngomong nona Sasha... Dari mana asal mu ? Rambutmu... Benar benar unik. Saya tidak pernah melihat rambut putih awan seperti milikmu"
Sasha terdiam sebentar sebelum merespon "negeri yang jauh... Sangat jauh... Bisa di bilang aku seorang pengelana... Ngomong ngomong siapa orang orang yang menyerang desa kalian tadi ?"
Pria tua itu menunduk. "mereka dari negeri Forlass, kami negeri Angran sering berperang dengan mereka pertahunan... Namun kali ini mereka lebih brutal dan agresif dari tahun tahun sebelumnya"
(kedua negeri itu... Tidak ada di overworld) pikir Sasha terlihat bingung. "ada berapa negeri yang kamu tahu ?"
"ada empat... Angran, Forlass, Sancthum dan solier... Setidaknya itu pengetahuan umum yang pria tua ini miliki... Seumur hidupku aku hidup di desa itu, jadi aku tidak tahu banyal soal dunia luar..."
"tidak masalah setidaknya aku tahu sedikit lebih banyak..."
Dari kejauhan kelompok ksatria berkuda menghampiri kelompok itu. Armor mereka berbeda dari pada yang sebelumnya. Wajah lega di tunjukkan oleh para warga desa.
"Kami mendapat peringatan pasukan negeri Forlass terlihat di daratan ini... Bukankah kalian warga desa dari desa di dekat sini apa yang terjadi ?"
Pria tua yang duduk di sisi Sasha berdiri. "saya adalah kepala desa dari desa itu. Maaf tuan, tapi desa kami diserang oleh mereka. Dan sekarang kami hendak menuju desa untuk evakuasi"
kelompok ksatria itu melihat para warga desa yang terlihat lesu dan trauma. Orang orang yang terluka di atas kereta kuda dan pakaian mereka yang kotor berbau asap.
"kalian di biarkan kabur ?"
Pria tua itu menggelengkan kepalanya. Lalu ia hendak memperkenalkan Sasha yang menyelamatkan warga desa. Namun setelah di lihat Sasha tidak lagi ada di tempatnya. Ia menghilang entah ke mana.
Pria tua itu terlihat terkejut dan kebingungan sebelum menghela nafasnya dalam dalam. "ada seorang penyihir pengelana yang menyelamatkan kami... Walau begitu kami tidak mengenalnya... Dia seorang wanita muda... Itu saja yang kami tahi soalnya"
Ksatria itu terlihat berpikir sejenak sebelum membuat keputusan. "baiklah... Kami akan membantu evakuasi kalian"
Dari 100 orang ksatria itu 40 dari mereka membantu usaha evakuasi namun sisanya menuju tempat bekas desa yang di serang itu. Hendak melakukan investigasi.
Sementara itu Sasha telah terbang tinggi di udara dengan Birdto dan catto. ternyata summonnya tidak pernah meninggalkannya, mereka hanya menjaga jarak.
"bodo ah... Males banget harus berurusan dengan ksatria lagi... Di sisi lain juga aku masih belum tahu skala kekuatan dunia ini... Sebaiknya aku tidak menarik perhatian orang orang di dunia ini..."
mereka pun melesat terbang menuju garis katulistiwa. Mengikuti garis setapak yang di ikuti oleh para warga desa tersebut.
Tidak butuh waktu satu jam Sasha melihat sebuah benteng kota besar. "baiklah... Birdto turun di sini."
Mereka pun mendarat. Sasha mengelus birdto dan catto. "aku tidak bisa membawa kalian masuk birdto kamu terlalu besar dan catto, aura mu terlalu mencolok... Sekarang despawn..."
Catto dan birdto berubah menjadi abu berkilau biru dan terserap masuk ke dalam tubuh Sasha. Ia kemudian berjalan menuju terbang kota tetapi tiba tiba debu debu biru melesat masuk ke dalam tubuhnya.
"woah ! ...oh iya... Aku lupa aku tadi memanggil para hell hound... Eh ? Hanya 14 ? Satu mati yah ? Eh... Sudah lah mereka memang tidak begitu kuat. Aku bisa menjinakkan lebih banyak nanti..."
Ia pun berjalan menuju gerbang kota. Sesampainya di sana ia menyadari bahwa kota itu sangatlah terbuka. Siapapun boleh masuk dan keluar dengan penjagaan minim, sangat aneh mengingat negeri ini sedang dalam perang.
Ia pun masuk dan berjalan melalui jalanan kota yang ramai. Kota itu besar dan penuh, Sasha jiga mulai melihat beberapa orang orang yang mencolok. Para petualang, mereka terlihat seperti player berlevel rendah dan perlengkapan seadanya.
Para petualang terlihat memiliki perlengkapan yang sama yaitu sebuah kalung berbentuk pedang. Walau dengan warna dan bahan yang berbeda. Walau mereka terlihat mencolok, Bagi banyak orang Sasha lebih mencolok sengan rambut putih panjangnya. Ekspresi mereka takjub, kaget bingung dan ada juga yang merasa aneh walau begitu kelihatanya ia tidak menyadari perhatian yang ia dapatkan.
(dunia ini punya petualang juga yah... Di Overworld 90% player punya job adventurer untuk dapat quest dengan mudah, tapi aku tidak memilikinya. Quest dari guild sangat menyebalkan dan muncul secara tiba tiba... Salah dikit langsung di kick. Aku bingung mengapa banyak yang betah)
Ketika berjalan cukup lama ia melihat sebuah bangunan yang terlihat seperti penginapan dan juga bar. Sasha memasukinya, bar itu terlihat lumayan sepi, tidak heran mengingat waktu makan siang sudah lama lewat. Ia langsung menuju meja register.
Ia di sambut oleh seorang wanita dengan semangat yang tinggi. "hi ! Perkenalkan namaku bunni. Selamat datang di penginapan mawar... Anda mau menginap ? Permalamnya sepuluh koin perak... Itu sudah murah loh"
Sasha meraih ke sakunya dan mengeluarkan koin emas dengan ragu ragu. "b-bisa tidak menggunakan mata uang ini ? Aku seorang pengelana berasal dari negeri yang jauh..."
Bunni menerima koin emas itu, dan mengeceknya. Namun ia juga terlihat tidak yakin. "manajer ! Coba datang kemari !"
Tidak lama seorang pria tua datang menghampiri Bunni "yah ? Ada apa ?"
"ini... Boleh tidak gadis ini menyewa kamar dengan mata uang ini ?"
Pria tua itu kemudian mengeceknya. Selagi mengecek Sasha berdiri di sana dengan canggung. Koin emas itu sempat bercahaya sedikit, lalu di ikut anggukan kecil oleh sang manager. "iya... Ini emas, selama itu emas dan bobotnya sama dengan emas mata uang negeri ini boleh boleh saja"
Sasha bernafas lega mendengar ini. "baguslah... Aku alan menginap di sini 10 hari"
Bunni dengan senyum ramahnya. "baiklah ! Uang nya pas yah... Oh iya ! Kami punya penawaran sarapan, makan siang dan makan malam selama anda menetap dengan 50 koin perak"
Sasha terlihat berpikir sebentar sebelum mengangguk. "boleh... Ini"
Sasha mengeluarkan koin emas lainnya. Bunni menerimanya dan memberikan kembalian 50 koin perak. "waah... Anda kaya juga yah..."
"a-ah tidak... Aku hanya... Memecahkan uang emasku ke perak i-itu saja..."
Bunni terlihat terkesan. "Anda si gajih dengan emas ?! Anda pasti petualang tingkat emas ke atas..."
"p-petualang ? Ah ! Tidak aku bukan seorang petualang... Ini hanya hasil dari tabunganku... S-sudah dulu ngobrolnya aku lelah... Ngomong ngomong kamarku yang mana yah ?"
"oh ! Iya maaf... Ruang anda ada di lantai dua di unung kanan. Ini kunci kamarnya"
Sasha menerima dan langsung saja menuju kamarnya. Sesampainya di sana ia di sediakan dengan kamar yang cukup luas dengan tempat tidur untuk satu orang, meja dan lemari.
"cih... 10 koin perak tidak ada kamar mandi ? Yang benar saja..." gumamnya dengan kesal. Namun ia langsung berbaring lebas di kasurnya.
"sudahlah... Uangku masih banyak... Dan ada banyak material yang bisa aku jual di dalam pocket dimensionku..."
Sasha lalu melihat ke koin perak yang ia terima sebagai kembalian. Itu memiliki ukiran matahari dan bulan di sisi lain koinnya, berbeda dengan koin emas yang Sasha miliki yang polos dan memiliki gerigi.
"matahari dan bulan... Pasti ada sejarah di baliknya tapi apa yah ? Nanti aku tanyakan ke gadis itu... Siapa namanya tadi ? Bunni kalau tidak salah... Gadis penuh energi tetapi orang seperti itu yang aku sering jauhi... Urgh ! Mereka menghisap baterai sosialku lebih dari apa pun !"
Sasha pun menghabisi harinya di kamar itu berbaring dan merencanakan apa yang harus ia lakulan selanjutnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!