Me And The Monster
Prolog
Hello welcome to my another s̶h̶i̶t̶ queer chat story.
jadi chat story kali ini terinspirasi dari bot buatan author di c.ai.
karena request dari teman online yang nyuruh buat ship monster x immortal.
awalnya author cuma iseng chatan ama tu bot, eh kok malah terinspirasi bikin chat story dan juga ship atau plot cs queer/BeeL/ GeeL di ni lapak rata-rata perjodohan, pernikahan paksa, tebusan utang dan juga bully x bullied. yang menurutku itu cukup klise yeah.
setiap orang berbeda pendapat, jadi jangan ngamuk
凸( •̀_•́ )凸
yaudah aku iseng aja buat, moga suka
kalau nggak suka minggat sono ke mars atau Neptunus
Si Jamal makan Baygon = Narator
"Mommy" = berbicara
𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘯𝘵𝘪𝘯𝘨 𝘩𝘢𝘯𝘥𝘱𝘩𝘰𝘯𝘦 = melakukan tindakan atau ekspresi wajah
'𝘬𝘰𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢?' berbisik atau mengucapkan bahasa asing
"𝘿𝙤𝙣'𝙩 𝙙𝙤 𝙞𝙩!" berteriak
Seorang pemuda tengah berjalan di gelapnya malam. mengamati lingkungan baru yang akan menjadi rumahnya yang entah ke berapa.
Emrys
"huft, tempat ini sudah banyak berubah daripada yang ku ingat dan satu-satunya yang tidak berubah adalah hutannya"
Emrys
𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘦𝘭𝘪𝘭𝘪𝘯𝘨 𝘥𝘦𝘴𝘢
Suasana malam cukup sunyi dan cukup menyeramkan karena banyak orang yang memilih untuk berdiam di rumah mereka dan tidur untuk beristirahat dari kegiatan yang melelahkan.
Walaupun begitu suasana itu tidak menganggu Emrys yang merupakan penduduk baru yang tinggal di desa ini. pasalnya pemuda tersebut sudah sering melewati suasana seperti ini, bahkan ia juga pernah melewati sesuatu yang berbahaya seperti peperangan.
maka tak heran jika ia merasa biasa saja dengan suasana malam yang cukup mencengkram di desa ini.
saat sedang asik berkeliling desa, tiba-tiba Emrys merasakan seseorang yang mengawasinya dari jauh dan tentu saja ia tau karena ia mengenali aura orang yang tengah mengawasinya tersebut.
Emrys
𝘮𝘦𝘯𝘢𝘵𝘢𝘱 𝘬𝘦 𝘴𝘦𝘣𝘶𝘢𝘩 𝘱𝘰𝘩𝘰𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪 𝘥𝘦𝘱𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘮𝘢𝘬𝘢𝘮𝘢𝘯.
Emrys
"aku tau kau ada di sini, Evan"
Sosok yang tengah berada di atas pohon itu berdecak lidah sebelum lompat dari salah satu dahan pohon.
Evan
"Hmm, ternyata kau tetap akan kembali ke sini... manusia"
Evan
𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘢 𝘴𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘯𝘥𝘢𝘳 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘱𝘰𝘩𝘰𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢.
Emrys
"Yeah, lagipula aku tidak mungkin menetap di suatu daerah karena itu akan membuat orang-orang curiga jika aku abadi dan berakhir di bakar walaupun itu tidak membunuhku tapi itu cukup menyakitkan"
Emrys
𝘵𝘦𝘳𝘴𝘦𝘯𝘺𝘶𝘮 𝘥𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘦𝘬𝘢𝘵𝘪 𝘌𝘷𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘪𝘬𝘶𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘯𝘥𝘢𝘳.
Evan
"walaupun kau sering berpindah-
pindah, tapi kau tidak pernah mengganti nama depanmu sejak kehidupan yang lampau"
Emrys
𝘛𝘦𝘳𝘴𝘦𝘯𝘺𝘶𝘮 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪 𝘳𝘦𝘴𝘱𝘰𝘯.
Emrys
"Ya, aku tau tapi aku sering mengganti surname ku agar orang tidak curiga, lagipula banyak orang yang memiliki nama Emrys"
Evan
"yeah, terserah manusia"
Evan
𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘳𝘰𝘬𝘰𝘬 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘬𝘢𝘯𝘵𝘰𝘯𝘨 𝘫𝘢𝘬𝘦𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘸𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘦 𝘌𝘮𝘳𝘺𝘴.
Emrys
𝘔𝘦𝘯𝘨𝘨𝘦𝘭𝘦𝘯𝘨𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘭𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪 𝘵𝘢𝘯𝘥𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘵𝘶𝘫𝘶.
Evan
𝘔𝘦𝘯𝘺𝘢𝘭𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘳𝘰𝘬𝘰𝘬 𝘥𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘬𝘦𝘬𝘦𝘩 𝘱𝘦𝘭𝘢𝘯.
Evan
"Seingat ku kau dulu kau pernah menjadi anggota mafia entah beberapa kali dan seharusnya kau terbiasa merokok bukan? "
Emrys
"Yeah, tapi aku tidak menyukai rasa rokok yang menurutku agak aneh"
Evan
"Apa kau masih orang yang taat peraturan? "
Emrys
𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘨𝘨𝘶𝘬 𝘱𝘦𝘭𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪 𝘫𝘢𝘸𝘢𝘣𝘢𝘯.
Emrys
"Yeah, karena aku tidak ingin kejadian beberapa ratus tahun yang lalu"
Evan
𝘵𝘦𝘳𝘬𝘦𝘬𝘦𝘩 𝘱𝘦𝘭𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘪𝘢 𝘪𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘌𝘮𝘺𝘳𝘪𝘴 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘤𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘪𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘯𝘨𝘨𝘢𝘳 𝘢𝘵𝘶𝘳𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘣𝘶𝘳𝘰𝘯𝘢𝘯.
Evan
"apa kau masih trauma karena menjadi buronan di Kerajaan Albus?"
Emrys
𝘔𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘨𝘨𝘶𝘬 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘦𝘭𝘢 𝘯𝘢𝘧𝘢𝘴.
Emrys
"Yeah, itu menyebalkan. padahal aku melanggar aturan karena situasi mendesak, eh malah berakhir menjadi buronan"
Evan
"ngomong-
ngomong dimana kau tinggal, karena tempat tinggal mu yang dulu sudah rata dengan tanah?"
Emrys
"Rumah kuno yang berada di dekat hutan, lagipula rumah itu memiliki harga murah"
Evan
"ah, rumah yang dikabarkan berhantu itu?"
Emrys
𝘮𝘦𝘭𝘪𝘳𝘪𝘬 𝘬𝘦 𝘢𝘳𝘢𝘩 𝘌𝘷𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘵𝘢𝘶 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘌𝘷𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘯𝘶𝘴𝘪𝘢, 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘳𝘰𝘩.
Evan
"hahaha, kau benar lagipula rumah itu menjadi batas antara tempat tinggal manusia dan mahluk seperti kami... yeah dan juga manusia sering melanggarnya jadi aku mengerjainya sedikit"
Emrys
"Tapi aku juga manusia Evan"
Evan
"Yeah, tapi sedikit spesial karena kau adalah manusia immortal dan memiliki sihir"
Emrys
"tapi semakin hari, banyak orang yang tidak mempercayai mahluk seperti mu dan menganggap mitos"
Evan
𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘨𝘨𝘶𝘬 𝘱𝘦𝘭𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪 𝘳𝘦𝘴𝘱𝘰𝘯
Evan
"Yeah, begitu pula sihir"
Emrys
"Yeah, karena sihir semakin langka akhirnya aku mengurangi mengunakan sihir di zaman ini agar tidak dianggap aneh"
Evan
"Atau menjadi kelinci percobaan"
Emrys
"ngomong-
ngomong tempat ini yang tidak berubah itu hutannya, yeah"
Evan
"Yeah, mungkin karena dijaga oleh oleh bangsa roh.. "
Evan
𝘔𝘦𝘯𝘨𝘩𝘦𝘭𝘢 𝘯𝘢𝘧𝘢𝘴 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘵𝘢𝘱 𝘩𝘶𝘵𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘶𝘵𝘢𝘳𝘢 𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩 𝘬𝘶𝘯𝘰.
Evan
"tapi jangan sesekali kau pergi ke hutan di bagian utara rumahmu itu"
Emrys
𝘔𝘦𝘮𝘪𝘳𝘪𝘯𝘨𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘭𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘱𝘦𝘯𝘢𝘴𝘢𝘳𝘢𝘯.
Evan
𝘔𝘦𝘯𝘨𝘩𝘪𝘴𝘢𝘱 𝘳𝘰𝘬𝘰𝘬 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘴𝘢𝘱.
Evan
"karena hutan wilayah itu dijaga kekuatan yang besar, aku bahkan tidak bisa masuk ke wilayah itu karena tekanannya yang kuat. bahkan manusia juga takut untuk masuk ke sana karena aku mendengar bahwa ada sosok menyeramkan yang tinggal di sana"
Emrys
𝘚𝘦𝘥𝘪𝘬𝘪𝘵 𝘬𝘢𝘨𝘦𝘵 𝘥𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘪𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘳𝘶𝘮𝘰𝘳 𝘣𝘦𝘣𝘦𝘳𝘢𝘱𝘢 𝘳𝘢𝘵𝘶𝘴 𝘵𝘢𝘩𝘶𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘪𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘵𝘢𝘮𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘥𝘪 𝘸𝘪𝘭𝘢𝘺𝘢𝘩 𝘪𝘯𝘪.
A/N: Emrys lebih tua dari Evan
Emrys
"apakah mungkin" 𝘵𝘦𝘳𝘱𝘰𝘵𝘰𝘯𝘨 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘶𝘤𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘌𝘷𝘢𝘯.
Evan
"mungkin saja itu adalah roh yang lebih tua dan kuat dariku,"
Emrys
"ya, yang paling tua"
Evan
"Hmph, apa kau masih dikejar?"
Emrys
"tidak, sekarang aku jarang dikejar oleh mahluk"
Evan
"Yeah, baguslah nampaknya para mahluk tidak tertarik pada darahmu"
Emrys
"Yeah, ngomong-
ngomong aku pulang dulu karena hari sudah larut"
Emrys
𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘫𝘶 𝘬𝘦 𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢
A/N: definisi kata kulit seputih susu, sampai background ama rambut aja warnanya sama :/
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!