kinan mengerjakan matanya beberapa kali.Tapi apa yang ia lihat tidak berubah,ia berada didalam hutan dengan pohon pohon menjulang tinggi. Sedikit gelap,ia melirik arloji ditangan nya ,jam 11 siang.Ia meringis karna kedua tangannya terdapat beberapa luka goresan, begitu pun pipi serta kaki kanannya.

Ia menangis,takut ? tentu saja.Berada ditengah hutan sendirian, badan nya pun terasa remuk,kaki kanannya pun terasa sakit, dan ia pun haus serta lapar.

"Tolong....Tolong aku.." Bahkan suara itu terdengar hanya seperti rintihan.Puas menangis,ia melirik kembali arloji nya dan sudah jam 12 siang.Bagaimana pun ia tetap harus berjalan ,ia tak mau sampai bermalam dihutan ini.Tentu sangat menyeramkan, belum lagi hewan seperti ular,atau singa,harimau ?? kinan mencoba mengusir pikiran buruk dan mencoba berdiri.

"Baiklah,aku harus kuat,aku bisa keluar dari hutan ini"ucapnya menyemangati diri sendiri. Terdengar suara arus sungai, perlahan ia ingat tadi malam ia tercebur dan berenang ketepi.

Yah..semalam hujan cukup deras,sehingga sungai kecil itu meluap.Ia berjalan ditepi mencoba mengikuti arus sungai.Setidaknya ia takkan berputar putar disitu kan ?Pikirnya asal.

**

Dikediaman Kinan.

gita asisten pribadi kinan,panik luar biasa.Ia sudah menghubungi ponsel kinan dari kemarin malam,sampai saat ini belum aktif.

Hari ini adalah hari penting, peluncuran produk baru di perusahaan yang Kinan pimpin.Tidak mungkin seorang Ceo tidak hadir.Terlebih lagi wanita cerdas itu yang akan mempresentasikan langsung dihadapan para klien yang sudah setia bertahun tahun,bahkan puluhan tahun disaat sang almarhum Ayah memimpin perusahaan tersebut.

Gita menghempaskan tubuhnya di sofa,Lisa sekretaris Kinan pun kini duduk disamping nya.

"Kemana Nona Kinan,pasti ada sesuatu yang terjadi.Kau tau sendiri kan dia itu sangat bertanggung jawab ?.Aku ingat,Nona pernah memimpin meeting dengan tangan kiri masih di infus ?? " Lisa menatap Gita,harusnya Gita tau apa yang terjadi pada kinan.

"Entahlah,firasatku dari semalam sudah gak enak.Tapi semoga saja sebentar lagi nona kinan memberi kabar" lirihnya, tangan kanan memijit pelipisnya.Ia benar2 pusing dengan situasi sekarang.

"Tapi kita tak mungkin membatalkan acara ini secara mendadak kan,yang ada para calon pembeli pada ngamuk semua kan,cuma karena mereka itu tua,se enaknya aja nyinyirin Ceo muda " keluh Lisa.

Ia terkadang muak bertemu para calon pembeli yang suka mengorek ngorek kinerja orang lain,padahal perusahaan dia sendiri kadang memiliki masalah yang besar. Entah itu bonus karyawan yang disunat lah,lembur yang gak dibayar, dan masalah masalah yang lain.

"Sepertinya aku yang harus memimpin launching produk ini.Kamu harus bantu aku Lis" ucap Gita sambil menggenggam tangan Lisa. Ia membutuhkan kekuatan dan dukungan saat ini.

"jangan ceritakan hal ini kepada siapa pun,aku akan beralasan Nona Kinan ada pertemuan penting di Jepang dengan klien, tapi saat hendak kembali kesini ia jatuh sakit,dan terpaksa dirawat beberapa hari disana.Aku masih menyimpan foto saat dia dirawat dirumah sakit lima bulan lalu,aku akan melihatkan bukti itu,dan bilang Nona Kinan tidak mau diganggu,agar kerabat jauh Nona juga tidak curiga"lanjutnya.ia berharap pemimpinnya itu akan kembali esok,atau paling lambat lusa,batin nya

Hari sudah mulai gelap,langkah Kinan sudah terseok seok tak karuan.Ia bahkan berjalan sangat lambat,sesekali duduk beristirahat. Kemeja lengan pendek berwarna peach itu sudah tak jelas warnanya.

Untungnya ia memakai celana panjang,hingga tak bernasib seperti tangan leher dan wajah nya yang jadi sasaran empuk para nyamuk.Flatshoes yang ia pakai pun sudah tak jelas bentuknya, untung nya masih bisa melindungi telapak kakinya, walaupun kaki kanannya sudah sangat sakit.

Seketika ia menangis haru,karena tak jauh dari pandangan nya seperti kebun.Entah kebun apa,yang pasti ia sudah dekat dengan pemukiman.

Langkah nya yang semakin lambat namun tetap ia paksa kan,ada semangat baru setelah merasa ia akhirnya selamat.

Kebun jagung itu tidak terlalu luas,setelahnya berganti dengan tanaman singkong,cabai,kacang panjang, bawang merah,dan aneka sayur lainnya .

Sepertinya kebun ini yang ujung dekat hutan,setelahnya kinan mendapati jalanan yang lebar,walaupun bukan jalanan beraspal. Sayup sayup ia mendengar suara,

"Seperti suara Adzan "batinnya.Tubuhnya yang semakin lemah membuatnya limbung.Kinan meringis, sepertinya tangannya terluka lagi. Mencoba bangkit kembali dengan berjalan terpincang pincang.

Ia bisa sedikit melihat jalanan dengan cahaya bulan yang malam ini bulat sempurna.

Matanya melihat beberapa meter didepan ada cahaya dari lampu jalanan.Air matanya kembali mengalir,ketika dibalik pohon besar ternyata ada sebuah rumah.

Ia berusaha mempercepat langkahnya, menaiki lima anak tangga dan mengetuk pintu kayu tersebut.Belum sempat bersuara,Kinan sudah merasa pusing,tubuhnya pun ambruk .

**

Jam 2 siang,acara perilisan produk baru itu pun selesai.Gita dan Lisa pun akhirnya bisa bernapas lega,walaupun pasti tidak sesukses yang diharapkan.

Para klien yang diprediksi akan langsung membeli,ternyata hanya 15 persen saja.Alasan Kinan tidak bisa hadir karena harus dirawat di rumah sakit luar negeri pun,tidak sepenuhnya membuat orang-orang percaya.

Biarlah pikir Gita,toh esok atau lusa saat Kinan kembali masalah ini akan selesai.Ia sudah mencoba beberapa kali menelepon kinan tetap tidak aktif.Ia mencoba menelepon Randy,tunangan kinan namun sama tidak aktif.

Gita menghela nafas, entah kenapa ia tidak suka dengan tunangan Kinan tersebut.Tapi ia tidak ada hak mencampuri kisah cinta sang pimpinan. Kinan benar benar bucin dengan lelaki tersebut, tak dipungkiri Randy memang tampan.Tubuh tinggi yang proporsional, ditambah sang ayah yang keturunan turki, sudah bisa dibayangkan sesempurna apa seorang Randy.

Tapi entah kenapa Gita selalu memandang lelaki itu dengan tatapan tidak suka.

Yah...asisten Kinan ini memang seperti punya kelebihan.Bahkan Lisa pun kadang menyebutnya cenayang,karena tebakan atau firasat Gita dalam hal pekerjaan 99 persen selalu akurat.Dan tentu saja membuat Lisa merinding.

Jam 5 sore,Gita pun keluar dari ruangan kerjanya.Bergegas masuk lift,begitu lift terbuka dilantai dasar ia mempercepat langkahnya. Ia ingin cepat pulang dan menghindari orang-orang yang akan bertanya soal Kinan.

Baru saja keluar gedung dan menuju parkiran, sebuah suara menghentikan langkahnya.

"Gita,tunggu"cegahnya.Gita berbalik,dilihatnya Angga sepupu Kinan sedikit berlari menghampirinya.

"Apa yang terjadi dengan Kinan, aku tau dia tidak diluar negri kan ?kau bisa membohongi orang lain, tapi tidak bisa membohongiku"Angga menatap Gita dengan wajah yang menuntut jawaban kejujuran.

Suara ketukan pintu disusul suara keras diteras depan,membuat pemilik rumah terkejut.

Bu Indah dan keponakannya Nina,yang tengah asyik menonton tv sambil mengobrol santai itu pun kompak beristigfar.Mereka berdua berdiri,namun Nina bersembunyi dibelakang sang Bibi .

"Bi,apakah itu maling ?"bisik Nina .

Bu Indah berjalan menuju pintu dan memutar kunci.Nina pun hanya mengikuti sang bibi.

"Siapa yang mau maling jam 8 malam begini"sahut Bu Indah.

Ia pun membuka pintu,alangkah terkejutnya mereka ketika melihat seorang wanita tergeletak pingsan dengan pakaian yang kotor.

Bu Indah pun mendekati wanita itu, menepuk pipinya pelan.

"Neng,bangun Neng" Bu Indah menepuk pipi dan bahu Kinan.

"Nina,ambilkan air minum dan minyak kayu putih "titah Bu Indah.

Nina yang memindai wanita pingsan itu dari kepala hingga ujung kaki itu pun tersentak, lalu buru buru masuk kedalam rumah.

Setelah beberapa kali mendekatkan minyak kayu putih ke hidung kinan,wanita itu pun tersadar. Nina langsung menyodorkan segelas air yang langsung diminum kinan hingga habis.Perutnya berbunyi,ia sangat lapar sekali.

"Kau lapar nak ?mari masuk kedalam " tanpa menunggu jawaban,Bu Indah dan Nina memapah Kinan masuk kedalam dan mendudukannya di kursi meja makan.

"Makan lah dulu,kau sangat lemah.Setelah itu baru mandi.Ibu panaskan dulu sayur sop ini ya" Bu Indah terlihat juga merebus air,ternyata ia membuat teh hangat untuk Kinan.

"Aku pulang sebentar mau ambilkan pakaian ku buat neng ini bi"Nina segera keluar menuju rumahnya yang hanya berjarak 5 meter dari kediaman sang bibi.

**

Angga mengajak Gita ke kafe terdekat.Sengaja memilih area sudut,agar lebih nyaman membahas hal Kinan.Setelah pelayan mengantar makanan,Angga pun menatap Gita dan menaikkan alisnya,kode agar Gita segera menjelaskan.

"Aku juga sebenarnya tidak tau,Nona Kinan dimana " Gita meremas tangannya dibawah meja, tak berani menatap Angga.

"Tapi 2 hari yang lalu ia meminta ku mehandle pekerjaan kantor,karena ada sesuatu yang ingin dia lakukan.Tapi saat aku tanya hendak melakukan apa dan dimana,dia tak menjawab. tapi dia berjanji akan kembali saat acara launching tadi" lanjutnya lirih.

Ia merasa bodoh karena yakin Kinan baik-baik saja.

"Aku tau Kinan bukan tipe perempuan yang suka melakukan hal-hal tidak penting "sahut Angga.

"Kau tau,mama dan papaku bersikeras ingin menjenguk Kinan.Aku bisa mengalihkan mereka 1 atau 2 hari saja.Baiklah aku ingin menyuruh orang untuk mencarinya,yang pasti kita akan lacak GPS mobilnya"Angga pun beranjak pergi, namun sesaat berbalik.

" Mari sekalian ku antar pulang "

"Apa tidak ada sesuatu yang mencurigakan pada kinan belakangan ini " tanya Angga disaat mobil sudah meluncur dijalan raya.

"Hmmm...Seminggu yang lalu aku melihat seorang pria asing masuk keruangan Kinan dengan amplop coklat "Gita ingat saat itu ia bertanya apa kepentingan pria asing tersebut, namun Kinan menjawab pria itu suruhan fatner kerja yang membawa file penting .

Angga menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Iya benar-benar tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Kinan.

" Apa Randy tau soal ini "

"Aku tadi pagi meneleponnya beberapa kali.Tapi tidak aktif "jawab Gita.

"Apa mereka bertengkar, karena aku sudah lama tak melihat Randy menjemput Kinan saat akhir pekan??"Gita dan Angga saling pandang

**