Di pagi hari yang sedikit mendung di kota Jakarta..
"KRIIING..KRIIING..KRIIING"
Suara alarm dari ponsel berbunyi.
Kei bangun dari tidurnya dan duduk di tepian ranjang sambil menatap layar ponselnya.
Ada dua panggilan tidak terjawab dari pacarnya, tidak biasanya Siska pacar Kei menelponnya pagi2 seperti ini.
Dia langsung mengirimi chat pada pacarnya itu untuk menanyakan ada apa menghubunginya sepagi ini..
...[ Chat ]...
Siska : (2 missed calls)
Kei : Aku baru bangun.. Ada apa..?
Siska : Ga jadi..
Kei : Maksudnya..?
Siska : Kalo dibilang ga jadi ya ga jadi masa ga ngerti sih..!!
Kei : Yaudah iya yank..
Kei : Hati2 kalo berangkat kerja..
Siska : Ya..
Chat pun berakhir . . . . . .
.
Akhir2 ini pacarnya itu sangat cuek terhadapnya.
Bahkan setiap Kei meminta untuk bertemu, pacarnya itu selalu menolak dengan berbagai macam alasan.
Karena tidak ingin terlalu mengganggu kesibukan pacarnya itu, akhirnya Kei pun menyerah untuk mengajaknya bertemu dan menunggu sampai pacarnya itu yang meminta dia menemuinya.
Setelah selesai mandi..
Kei turun ke lantai bawah rumahnya dan menuju ke garasi mobil yang dia jadikan sebuah distro kecil untuk menjual pakaian serta aksesoris lain dengan brand kecil2an miliknya sendri.
Kei hidup sendirian sejak berusia 19 tahun, kedua orang tuanya meninggal karena sebuah musibah kecelakaan pesawat yang di tumpangi orang tuanya saat itu.
Ayah Kei berkewarganegaraan Jepang yang menetap lama di Indonesia dan menikah dengan ibunya yang berasal dari suku Jawa.
Selepas kematian kedua orang tuanya, Kei hidup sendirian dengan mengandalkan santunan dan asuransi dari musibah yang menimpa kedua orang tuanya itu.
Dan sebagian uang itu dia gunakan untuk membuat distro di rumahnya dan memperjual pakaian dan beberapa aksesoris.
"Haa, udah sebulan gak ada pemasukan, duit di ATM juga udah makin nipis.." gumam Kei sambil membuka toko kecilnya itu
Dia mengecek saldo rekeningnya melalui ponsel, jumlahnya tidak banyak dan mungkin hanya bisa bertahan paling lama dua sampai tiga bulan jika dia benar2 mengirit pengeluarannya.
Tapi, Siska pacarnya itu selalu meminta di kirimkan makanan melalui jasa ojol pada dirinya yang membuat dia sulit menahan pengeluarannya sendiri.
"Kayaknya gue harus kerja lagi deh.." gumam Kei seraya mulai menata tokonya itu
Kei sebenarnya pernah bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan toko online sebagai staff logistik.
Namun itu hanya berlangsung selama setahun sebelum dia akhirnya berhenti karena ingin merintis usaha sendiri dari bawah.
.
Siang harinya..
Kei sedang mendesign gambar untuk memenuhi pesanan kaos sebuah organisasi, jumlahnya cukup banyak yaitu 120pcs.
Tapi tiba2 ada telepon dari pemesan kalau mereka membatalkan pesanan mereka, alasannya karena ada kendala di tempat mereka sehingga pembuatan kaos yang mereka pesan di batalkan.
Itu membuat Kei merasa frustasi karena dia sudah membeli kaos polos sejumlah 120pcs dan hanya tinggal proses cetak nya saja.
Namun apa boleh buat, dia hanya bisa memendam rasa kesal dan frustasinya itu.
Malam harinya..
Kei berniat menemui pacarnya yang bekerja di sebuah Kafe di daerah Jakarta Selatan untuk menceritakan keluh kesahnya.
Dia menunggu pacarnya keluar di depan tempatnya bekerja, setelah beberapa saat menunggu, Siska pun keluar dari Kafe itu.
Namun ketika dia hendak menghampiri pacarnya itu, dia terkejut ketika pacarnya memeluk seorang pria yang sangat tidak asing baginya.
Pria itu adalah Jaka, sahabatnya sendiri sejak SMA.
Ketika Kei berjalan menghampiri mereka, Siska terlebih dulu melihat Kei menghampirinya.
Namun bukannya merasa bersalah Siska justru berkata..
"Ngapain kamu disini..?" kata Siska dengan ketus
Meski terkejut, Kei mencoba untuk tenang, pandangannya justru tertuju pada Jaka sahabatnya..
"Apa2an maksudnya ini Jak..?" tanya Kei dengan tatapan tajam
"Ah..? Itu, Kei.. Gue..." ucap Jaka gugup namun di potong oleh Siska
"Udahlah, udah ketauan juga mending to the point aja.." kata Siska memotong
Siska pun menjelaskan kalau dirinya dan Jaka sudah tiga bulan terakhir berhubungan, bahkan keduanya sudah beberapa kali tidur bersama diapartemen Jaka.
Siska mengatakan kalau dia bosan bersama Kei karena di matanya Kei tidak memiliki masa depan dan penghasilannya juga minim.
Dia membanding2 kan Kei dan sahabatnya itu, bagi Siska, Jaka memiliki masa depan yang lebih cerah karena memiliki pekerjaan tetap dan baru saja di promosikan.
"Bener Jak..?" tanya Kei dengan wajah dingin menahan amarahnya
"Iya Kei, gua sama siska udah tiga bulan ini jalan bareng.." jawab Jaka dengan ekspresi wajah gugup dan panik
"Udahlah Kei, mulai sekarang gue mau kita putus. Dan lo jangan ganggu gue lagi deh.." kata Siska seraya mendorong Kei
"Sis, jangan gitu biar gue ngomong dulu sama Kei.." kata Jaka mencoba memperbaiki suasana
Kei yang sudah terlanjur kecewa mendengar semua yang di katakan Siska sebelumnya pun memilih untuk mengalah dan pergi dari tempat itu.
Dia sadar, pacarnya itu sudah memilih pria lain ketimbang dirinya.
Meluapkan emosinya tidak akan merubah fakta apapun dan hanya akan memperburuk keadaan sekaligus mempermalukan dirinya sendiri.
"Kei tunggu, gue mau ngomong.." kata Jaka mencoba menghentikan sahabatnya
Namun Siska menahannya sambil berkata..
"Udah sih ngapain kamu ngejar dia, biarin aja dia pergi.." kata Siska sambil memegang lengan Jaka
Kei mendengar itu namun dia tertap berjalan kembali ke sepeda motornya lalu pergi.
Sesampainya di rumah, Kei merenungkan semua yang terjadi padanya hari ini.
Dia tidak menyangka kalau pacar dan sahabatnya mengkhianati dirinya dengan cara semacam ini.
Meski Kei sangat marah, namun Kei memilih untuk tidak melampiaskan kemarahannya itu karena dia tidak mau jika amarahnya berakhir dengan hal yang tidak dia inginkan sampai terjadi.
Kei memilih minum2 sendirian di kamarnya sambil merenungi semuanya.
"Apa sih salah gua..?"
"Apa yang dia minta semuanya gua turutin, lagian juga si Jaka bisa2nya dia diem2 nusuk gua dari belakang.."
"Bangsat lah, apa iya di dunia ini kesetiaan di ukur dengan uang dan harta..?"
"Gak ada apa yang gak harus di ukur dengan harta..?"
Kei benar2 frustasi dengan hidupnya, dia merasa semuanya tak berguna dan sia2..
Orang tua yang dihormati dan di sayanginya sudah tiada, kini dia hanya hidup sendirian, wanita yang di cintainya serta sahabat baiknya juga kini mengkhianati dirinya dengan hubungan mereka secara diam2 di belakangnya.
Kini baginya kesetiaan hanyalah sebatas omong kosong belaka, ini bukan pertama kalinya dia di sakiti dan di kecewakan.
Beberapa kali dia memiliki pacar, berulang kali dirinya di sakiti dan di tinggalkan tanpa alasan yang jelas.
Tiba-tiba, muncul sebuah layar mengambang di depan matanya..
...~ [ Loyalty System ] ~...
...[ Selamat anda mendapatkan sebuah sistem kesetiaan..!! ]...
...[ Apa anda ingin menerimanya..?? ]...
...[ Ya ] / [ Tidak ]...
Kei terkejut melihat itu, dia tidak mengerti apa yang di maksud dengan sistem kesetiaan.
Dia berfikir kalau apa yang dilihatnya saat ini hanyalah ilusi karena dirinya sekarang sedang mabuk.
"Ah ada ada aja, mending gua tidur aja lah.."
Kei pun naik ke kasurnya untuk tidur dan memejamkan matanya, namun fikirannya masih penasaran dengan apa yang barusan dlihatnya.
Ketika dia membuka mata, tidak ada apapun di hadapan matanya saat ini.
"Kan bener, haah, lagian apa2an coba.."
"Sistem kesetiaan, dikira ini novel atau manga..?"
Gumam Kei dengan sedikit perasaan kesal di hatinya..
Namun layar itu seketika kembali muncul di hadapannya.
...[Apa anda ingin menerimanya..??]...
...[ Ya ] / [ Tidak ]...
"Yee si anjay, dia nongol lagi.." ucap Kei
Kei bangkit dan duduk di kasurnya.
Dia menoleh ke kanan dan ke kiri, mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Tapi jika di fikir2 lagi, layar yang muncul seketika di depan mata seperti ini adalah teknologi yang belum ada di dunia saat ini.
Tapi dia penasaran dengan apa yang di maksud sistem kesetiaan itu.
Tiba2 tulisan di layar itu berubah..
...[ Loyalty Sistem adalah sebuah sistem dimana user dapat melihat kesetiaan orang lain pada dirinya ]...
...[ Nantinya, user akan menerima sebuah Ponsel dan sebuah kartu ATM ]...
...[ Apakah anda ingin menerima sistem? ]...
Kei bingung dengan penjelasan yang di kata2 yang muncul pada layar sistem itu.
"Yah bodo amatlah, gak ada yang peduli juga kan.."
Masih dalam kondisi agak mabuknya Kei memutuskan untuk menerima sistem itu.
...[ Ya ]...
Namun tidak ada apapun yang terjadi dan layar itu pun menghilang..
"Haaah kayaknya dah mabok gua ini, dah lah mending tidur.."
Kei pun akhirnya tertidur dengan lelap tanpa memikirkan lagi tentang itu..
.
Karena semalam dia agak mabuk, dia pun bangun sedikit siang dan langsung pergi mandi.
Setelah selesai, dia duduk depan komputer di kamarnya sambil menghisap sebatang rokok.
Dia melihat2 situs lowongan kerja di platform online yang cukup terkenal, lama dia berselancar di internet untuk mencari lowongan pekerjaan, tiba2 terdengar suara bel rumahnya berbunyi.
"Assalamualaikum, Atook ooh atook.."
(Hahaha canda guys..)
"Ting Tung...!!"
Tanpa fikir panjang dia berjalan ke pintu depan rumahnya.
Namun..
Ketika dia membuka pintu tidak ada siapapun disana.
"Siapa sih? Rese banget mainin bel rumah orang.." ucap Kei dengan sedikit kesal
Kei tinggal di sebuah kavling perumahan yang tidak begitu ramai.
Rumahnya memiliki dua lantai dan sebuah garasi yang dia rubah menjadi distro pakaian kecil2an miliknya.
Rumah itu juga peninggalan mendiang orang tuanya yang telah tiada, beruntung orang tuanya sempat merubah kepemilikan rumah itu atas namanya sehingga ketika orang tuanya tiada, tentu rumah itu otomatis menjadi miliknya.
Dia berjalan keluar dan melihat sekeliling rumah, namun semua nampak sepi karena ini adalah weekday.
Tetangganya semua adalah pekerja kantoran yang kebanyakan belum menikah atau tinggal sendiri.
Setelah memastikan tidak ada siapapun, dia berbalik hendak kembali masuk kedalam rumahnya.
Dia menyadari ada sebuah kotak paket tergeletak di depan rumahnya.
"Paket siapa nih..?" ucap Kei heran
Dia mengambil paket itu dan melihat alamat pengirimannya.
"Alamat sama nama penerimanya sih bener nama dan rumah gue, tapi gak ada alamat dan nama pengirimnya.."
Kei sekali lagi melihat sekeliling rumahnya, namun tetap tidak ada siapapun disana.
Karena dia merasa kalau nama dan alamat pengirimannya di tujukan untuk dirinya, akhirnya Kei membawa kotak paket itu masuk kerumahnya.
Dia duduk di ruang tamu dan langsung membuka paket itu.
Isinya adalah sebuah smatphone merek Apple dan selembar kertas yang terlipat.
"Hape siapa nih? Apel geroak 15 Pro Max pula, mahal ini.."
Kei mengeluarkan ponsel yang ada didalam kotak itu, dan ketika dia menekan tombol powernya, ternyata ponsel itu menyala namun dalam posisi terkunci dengan finger lock.
"Lah dia nyala, tapi ada finger locknya.."
Ucap Kei dengan sedikit terkejut dan penasaran..
Dia meletakan ponsel itu di meja.
Kini fokusnya tertuju pada selembar kertas yang ada di dalam kotak itu, ketika dia mengeluarkan selembar kertas itu, sebuah kartu atm berwarna hitam jatuh ke lantai dari dalam lepitan kertas itu.
Dia pun langsung mengambil kartu itu, karena itu berwarna hitam dan nampak asing baginya dia penasaran dengan kartu itu.
"Bentukannya sih kayak ATM biasa, tapi warnanya kok hitam? AMEX? Kartu apaan sih ini..?"
Kei yang belum pernah melihat kartu itu pun penasaran, dia mengeluarkan ponselnya sendiri dari saku celananya dan mencari informasi tentang kartu itu di internet.
Dia terkejut ketika tahu kalau kartu itu adalah kartu yang biasa di miliki oleh para Sultan(orang super kaya dunia).
"Buset, kartu sultan. Punya siapa ini..?" gumam Kei
Dia kembali mengecek kartu itu dan nama yang tercantum pada kartu itu adalah "Keisuke Nugraha"..
"Lah kok nama gue?.." ucap Kei sambil mengecek ulang kartu di tangannya itu
Karena penasaran dia pun mengecek selembar kertas tadi, ternyata isinya adalah sebuah tulisan..
...[ 49722410 ]...
Kei tahu betul nomor apa itu, itu adalah rangkaian angka yang selalu ia gunakan pada setiap akun email, sosial media dan pin atm pribadinya.
Kei benar2 tidak paham maksud semua ini, dia meletakan kartu atm hitam dan selembar kertas itu di atas meja lalu kembali mengecek ponsel Apple tadi.
"Hape mahal gini, kok bisanya dikirim ke gue, tapi ada finger locknya lagi.."
"Gimana cara gue bukanya coba.."
Karena penasaran, Kei mencoba menempelkan ibu jarinya di layar ponsel itu, dan .......
"Lah dia kebuka.." ucap Kei kaget
Tidak ada yang aneh pada ponsel itu, tapi ada dua buah aplikasi yang asing baginya.
Aplikasi pertama adalah mobile banking dari kartu atm tadi, dan untuk masuk kedalam aplikasi itu juga membutuhkan finger print.
Dan benar saja, dia berhasil mengakses aplikasi itu dengan finger printnya.
Tapi alangkah terkejutnya ketika dia melihat saldo di rekening atas namanya itu memiliki saldo luar biasa banyaknya.
"Buset, gila pake dolar. Angkanya sembilan semua lagi.." ucap Kei
Dia mencoba menghitung jumlah uang yang ada di rekeningnya itu.
"Juta, ratus juta, miliar, triliun......."
"Abis Triliun itu kan Kuadriliun, kalo abis itu apaan..?"
Dia sampai bingung karena sehabis Triliun itu masih ada beberapa bilangan yang nama2nya tidak dia ingat.
...(Habis Triiliun itu masih ada Kuadriliun, Kuintiliun, Sekstiliun, Septiliun, Oktiliun, Noniliun, dan Desiliun ya guys.. Jangan di bayangin sebanyak apa, banyak pokoknya..)...
...(Malah ada bilangan Virgintiliun, Gogol, Gogolchunk, dan lain2..)...
...(Kalo penasaran cek di Wikipedia biar tau Nol-nya ada sebanyak apa..)...
Dia pun lemas karena menyadari jumlah total uang yang ada di rekening kartu itu benar2 luar biasa banyak.
Apalagi, semua itu dalam mata uang dolar yang tentu jika di rupiahkan dan di jadikan bentuk fisik, maka bisa menjadi tumpukan gunungan uang.
Karena penasaran Kei membawa ponsel, kartu atm dan selembar kertas tadi ke kamarnya dan langsung duduk di depan komputernya.
Dia mencoba membeli sesuatu yang mahal secara online.
"Nah ayo kita coba beli hape ini.."
Kei mencoba membeli sebuah ponsel gaming dengan harga 20juta atau senilai 1300 Dollar USD.
Dia memasukan kode pembayaran dengan menggunakan pin di selembar kertas tadi yang sama dengan pin atm pribadinya dan semuanya selesai..
...[ Pembayaran berhasil ]...
"Gila, beneran bisa dong..?"
Kei pun berasa senang dan melompat2 kegirangan di kamarnya, dia tidak percaya semua ini terjadi padanya.
"Wohooo..!!"
Setelah puas karena itu berhasil, dia kini melihat satu aplikasi lain yang ada di ponsel kiriman tadi.
Logonya hanya betuliskan 'LS', karena sangat penasaran dia pun membuka aplikasi itu dan muncul sebuah tampilan homescreen aplikasi bertuliskan..
...~ [ Loyalty System ] ~...
...[ Selamat datang Kei ]...
"Anjir, ada nama gue disini.." ucapnya sedikit terkejut
Muncul sebuah pop up mengambang di layar bertuliskan 'Tutorial'..
Karena penasaran dia pun menekan logo tutorial itu.
...[ Selamat datang Kei ]...
...[ Loyalty Stem adalah .......... ]...
Singkatnya, itu adalah sebuah sistem yang memungkinkan Kei untuk melihat kesetiaan orang lain terhadapnya.
Dan sistem itu juga memberinya kebebasan untuk membeli apapun di dunia ini dengan uang yang ada didalam ATM yang baru di terimanya itu.
Tingkat kesetiaan orang yang nantinya di tampilkan oleh sistem itu sendiri hanya berlaku untuk dirinya, ketika dia mencoba memikirkan Siska(mantan), seketika nama dan foto Siska ada di dalam aplikasi itu.
"Nah, kok tiba2 ada ni cewe..?"
"Ah bodo lah, coba kita liat.."
...[ Siska - 16 Lp ]...
Lp yang di maksud dalam tampilan aplikasi itu maksudnya adalah 'Loyalty Points' yang mana, jika itu berada di bawah 20 maka orang itu kemungkinan akan berkhianat.
Jika mencapai angka 100, maka berarti kesetiaan target bisa di katakan mutlak sehingga dia rela melakukan apa saja untuk dirinya sebagai pemilik System.
"Hmm gitu, kalo dibawah 20 bisa jadi pengkhianat ya, pantes aja dia selingkuh sama si Jaka.." gumam Kei sambil terus menatap layar ponsel itu
Tiba2 muncul nama sahabatnya, Jaka dalam daftar itu..
...[ Jaka - 39 Lp ]...
Kei terkejut ketika mengetahui sahabatnya ada dalam daftar itu hanya dengan dia memikirkan seseorang dan menyebut namanya.
Yang lebih mengejutkan adalah Jaka masih memiliki 39 Lp, tapi kenapa dia mengkhianati dirinya yang merupakan sahabatnya sejak SMA.
"Eror nih, jelas2 si Jaka pengkhianat, bisa2nya dia dapet 39 poin.." ucap Kei dengan sedikit kesal mengingat apa yang terjadi
Kei pun mengabaikan itu dan terus melanjutkan tutorial sistem itu sampai selesai.
Intinya sistem itu memberikan Kei uang yang bebas dia gunakan untuk membeli kesetiaan seseorang untuknya.
Jika kesetiaan seseorang sudah mencapai 60 poin maka bisa dikatakan orang itu akan sangat percaya pada dirinya.
Sedangkan jika sudah mencapai 80 poin maka orang itu akan memberikan segalanya untuk Kei dan rela melakukan apapun untuknya.
Terakhir, jika kesetiaan mencapai 100 poin, itu berarti kesetiaan orang itu adalah mutlak dan takkan pernah lagi berubah.
Bahkan jika Kei meminta orang itu untuk membunuh atau bunuh diri maka orang itu akan dengan senang hati menuruti perkataanya itu..
"Gila..!! Serem baget anjir.."
"Gak lah, gua gak mungkin nyuruh orang bunuh diri atau mengbunuh orang lain, gila kali.."
Karena penasaran, Kei memikirkan beberapa temannya yang lain dan ternyata setiap dari mereka memiliki tingkat kesetiaan di kisaran angka 25-35 poin.
Itu adalah angka standar dalam nilai kesetiaan seseorang.
Tapi ada satu orang yang memiliki kesetiaan dengan 43 Loyalty Points, dia adalah seorang wanita bernama Dinda yang merupakan teman sekolahnya dulu.
"Si Dinda 43 poin? Gede banget anjir angkanya, sejauh ini dia paling tinggi sih.."
"Tapi apaan yang bikin dia setia sama gua..?"
Kei bingung kenapa gadis bernama Dinda itu bisa memiliki kesetiaan dengan angka sebesar itu padanya.
Padahal Kei menganggap Dinda sebagai teman yang selalu cari perkara ketika di sekolah dan kerap berdebat dengannya.
"Bodo amat lah, mending sekarang gua pake duit ini buat beli apa2 aja yang gua pengenin.."
Kei pun berganti pakaian dan bersiap untuk pergi.
Karena berniat untuk membeli sebuah mobil, maka dia memutuskan memesan taxi online agar dia tidak bingung dengan motornya nanti.
Tak berselang lama sebuah mobil Avanza berwarna hitam berhenti di depan rumahnya, itu adalah taksi online yang baru saja dia pesan.
(Bukan avanza hitam yang suka mantau mantau ya guys)
Setelah mengecek kembali kalau pintu rumahnya terkunci dengan benar, Kei pun masuk ke mobil itu dan pergi ke sebuah showroom mobil bekas yang menjual berbagai jenis mobil.
Sesampainya di showroom itu, Kei turun dari mobil setelah menyelesaikan pembayaran taksi onlinenya.
"Terima kasih pak.." ucap Kei
"Terima kasih juga bang.." jawab pengemudi taxi online itu
Dia pun memasuki bangunan showroom itu, saat di depan pintu seorang security membukakan pintu untuknya seraya berkata..
"Siang mas, mau membeli atau menjual kendaraan..?" tanya security itu dengan ramah
"Mau beli pak.." jawab Kei dengan ramah juga
"Baik kalau begitu silahkan masuk.." ucap security itu dengan sopan
"Terima kasih.." Kei pun masuk ke dalam showroom itu
Ada begitu banyak jenis dan type mobil bekas yang di jual di sana, entah kenapa Kei memilih mendatangi showroom mobil bekas sementara jumlah uang yang dia miliki tak terhingga.
Bahkan dia bisa membeli ratusan atau ribuan hypercar baru dengan uang itu.
Mungkin Kei masih ingin meyakinkan dirinya dulu tentang bagaimana kartu atm itu bekerja dengan normal atau tidaknya.
"Selamat siang.."ucap seorang pria tulang lunak di showroom itu dengan agak cuek
Dia terlihat memandang Kei dengan wajah seperti enggan melayaninya dan beberapa kali terlihat mengamati penampilan Kei dari atas sampai kebawah.
Kei menyadari ketika pandangan pria tulang lunak itu mengamati dirinya.
Memang benar, Kei hanya mengenakan celana jeans pendek berwarna hitam, kaos biru polos, dan sebuah tas kecil yang dia sampirkan di pundaknya untuk meletakan ponsel, dompet dan barang2 penting lain yang di bawanya.
"Siang kak.." jawab Kei dengan ramah
"Mau beli mobil..?" tanya pria itu dengan sedikit agak ketus
"Iya, saya mau cari mobil.." jawab Kei masih dengan ramah
Dia masih mempertahankan kesopanannya meski dia tahu pria tulang lunak ini sedang memandang dirinya sebelah mata.
Dia di bawa ke luar gedung dimana puluhan mobil dengan berbagai tipe dan merek berjajar rapi di bawah kanopi2 teduh disana dan siap untuk di jual.
Namun dia malah di bawa ke bagian mobil2 tua dan mobil murah tanpa menanyakan mobil apa yang Kei inginkan.
"Mobil ini KM nya sudah tinggi tapi kaki2 masih bagus dan mesin juga sehat.."
"Cocok buat di pakai sehari2 atau taxi online.."
Ucap pria tulang lunak itu dengan nada yang meremehkan.
Kei masih tetap sabar dan mendengarkan setiap perkataan pria itu.
Meskipun yang dia cari adalah sebuah mobil yang jauh lebih bagus dan sedikit mewah, tapi dia mengikuti permainan pria itu dengan sabar dan tetap tersenyum.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!